• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Kata kunci : Demam Berdarah, virus dengue, nyamuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Kata kunci : Demam Berdarah, virus dengue, nyamuk"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dari Family Flaviviridae dengan genus Flavivirus. Virus dengue mempunyai 4 sero tipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Penyakit demam berdarah merupakan salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus (Arthropod borne virus) yaitu virus yang ditularkan oleh serangga yaitu nyamuk.

Di Indonesia penyakit ini selalu meningkat pada setiap awal musim hujan dan menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa wilayah. Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia.

Gejala awal DBD adalah demam tinggi mendadak yang berlangsung sepanjang hari, nyeri kepala, nyeri saat menggerakkan bola mata, dan nyeri punggung. Kadang disertai tanda-tanda pendarahan serta pada kasus yang lebih berat dapat menimbulkan nyeri ulu hati, perdarahan saluran cerna, shock, hingga kematian. Masa inkubasi penyakit ini selama 3-14 hari, tetapi pada umumny 4-7 hari. Belum ada obat dan vaksin untuk mencegah DBD. Pengobatan terhadap penderita hanya masih bersifat simtomatis dan suportif.

Pada Awal 2015 terdapat 1.251 penderita demam berdarah. Dari jumlah itu, 25 penderita meninggal. Pada periode yang sama Januari 2014 hanya ada 975 kasus demam berdarah. Sebaiknya pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan di dalam maupun luar rumah, antara lain memberantas sarang dan jentik-jentik nyamuk.

(2)

ABSTRACT

Dengue hemorrhagic fever (DHF) or dengue haemorrhagic fever (DHF) is a disease caused by dengue virus of the genus Flavivirus Family Flaviviridae. Dengue virus has four sero types: DEN-1, DEN-2, DEN-3 and DEN-4. Dengue fever is one type of disease caused by Arbovirus (Arthropod-borne virus) is the virus that is transmitted by insects are mosquitoes.

In Indonesia, the disease is always increased at the start of the rainy season and the cause of outbreaks in some regions. In 2014, until mid-December recorded DHF patients in 34 provinces in Indonesia as many as 71 668 people, and 641 of them died.

The initial symptoms of dengue fever are sudden high fever that lasts throughout the day, headache, pain when moving the eyeballs, and back pain. Sometimes accompanied by signs of bleeding as well as in the more severe cases can cause heartburn, gastrointestinal bleeding, shock, and death. The incubation period of this disease for 3-14 days, but on umumny 4-7 days. There is no cure and a vaccine to prevent dengue. Treatment of patients is still only symptomatic and supportive.

At the beginning of 2015 there were 1,251 patients with dengue fever. Of that total, 25 patients died. In the same period in January 2014 there were only 975 cases of dengue fever. Prevention should be done by keeping the environment in and outside the home, among others, to eradicate the nest and mosquito larvae.

(3)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Demam berdarah dengue (DBD) atau dengue haemorrhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dari Family Flaviviridae dengan genus Flavivirus. Virus dengue mempunyai 4 sero tipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Penyakit demam berdarah merupakan salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus (Arthropod borne virus) yaitu virus yang ditularkan oleh serangga yaitu nyamuk. Vektor utama penyakit DBD di Indonesia adalah nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Tempat yang disukai sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti adalah genangan air yang terdapat dalam wadah (kontainer) tempat penampungan air misalnya drum, bak mandi, kaleng bekas dan sebagainya. Selain itu nyamuk Aedes aegypti tempat penampungan air alamiah misalnya lubang pohon, daun pisang, pelepah daun keladi, lubang batu, ataupun bukan tempat penampungan air misalnya vas bunga, ban bekas, botol bekas, tempat minum burung dan sebagainya. Aedes aegypti lebih menyukai hidup di dalam rumah (indoor) sedangkan nyamuk Aedes albopictus lebih senang hidup di luar rumah (outdoor) (Santoso & Budiyanto, 2008).

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah Kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. World Health Organization (WHO) mengestimasi 50 juta orang terinfeksi penyakit demam berdarah setiap tahunnya.

(4)

Di Indonesia penyakit ini selalu meningkat pada setiap awal musim hujan dan menimbulkan kejadian luar biasa di beberapa wilayah. Pada tahun 2014, sampai pertengahan bulan Desember tercatat penderita DBD di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang, dan 641 diantaranya meninggal dunia. Di daerah Jawa Timur terdapat 11 Kabupaten yang berstatus kasus luar biasa (KLB) yaitu Kabupaten Jombang, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Kediri, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Madiun, dan Kota Jember. Kemungkinan wabah akan meluas kekabupaten/kota lain. Awal tahun 2015 terdapat 1.251 penderita demam berdarah. Dari jumlah itu, 25 penderita meninggal. Pada periode yang sama Januari 2014 hanya ada 975 kasus demam berdarah. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jatim, kondisi serupa selalu terjadi pada musim hujan, terutama pada Januari. Pada 2014, misalnya, dari total 14.936 kasus yang terjadi selama setahun, 3.264 kasus terjadi pada Januari. Kasus terbesar terjadi pada Januari 2010, yaitu 5.599 kasus dari total 26.059 kasus sepanjang tahun itu. Jumlah kematian penderita demam berdarah pun meningkat pada musim hujan sekitar Januari hingga Mei. Pada 2014, jumlah penderita yang meninggal pada periode Januari-Mei rata-rata 11 orang (Depkes, 2015).

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jember mencapai tahap mengkhawatirkan karena masuk fase kejadian luar biasa (KLB). Bukan hanya pasien bertambah, permintaan darah ke Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI) Jember pun meningkat tajam. Terutama, trombosit darah yang harus selalu tersedia dalam kondisi segar. Berdasarkan data yang di dapat untuk wilayah Tempurejo

(5)

Jember terdapat 19 orang penderita DBD di bulan Januari 2015 itu meningkat dari tahun sebelumnya 10 orang pada bulan Desember 2014.

Upaya pencegahan yang dilakukan untuk mencegah meluasnya penyakit Demam Berdarah Dengue dilakukan dengan cara pengendalian vektor melalui pemberantasan larva nyamuk Aedes aegypti dengan program 3 M (menguras, menutup dan mengubur) (Respati dan Keman, 2007). Selain itu bisa dilakukan juga kegiatan PSN (pemberantasan sarang nyamuk). Cara-cara yang dapat dilakukan yaitu dengan memutus siklus hidup nyamuk pada tingkat larva dengan beberapa cara yaitu abatisasi dan memelihara ikan pemakan larva nyamuk. Selain itu bisa menggunakan alat untuk mengusir nyamuk, mencegah gigitan nyamuk menggunakan lotion anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, tidak menggantung pakaian di dalam kamar serta menggunakan kelambu pada waktu tidur (Nadesul, 2007).

Penatalaksanaan DBD membutuhkan penanganan yang sangat tepat dalam mengatasi penyebaran penyakit DBD. Asuhan keperawatan yang dilakukan meliputi asuhan keperawatan pada saat klien sakit DBD, selain itu juga perlu diperhatikan kebersihan lingkungan dan pola kebiasaan hidup. Asuhan keperawatan dilakukan secara sistematis untuk mendapatkan data dasar yang jelas dan akurat. Hal ini diperlukan untuk menyelesaikan masalah klien dalam proses penyembuhan klien dengan penykit DBD. Setelah dilakukan pengkajian maka akan diketahui diagnose yang kemudian akan dilakukan tindakan (intervensi) sebagai panduan dalam melakukan tindakan keperawatan (implementasi). Selanjutnya dilakukan evaluasi keprawatan untuk menilai tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang dilakukan kepada klien (Kustini & Betty, 2008).

(6)

1.2 Tujuan

A. Tujuan umum

1. Menjelaskan kasus penyakit DBD pada Ny. N di Puskesmas Tempurejo Jember

B. Tujuan khusus

1. Mampu melaksanakan pengkajian penyakit DBD pada Ny. N

2. Mampu melakukan diagnosa keperawatan penyakit DBD pada Ny. N 3. Mampu menyusun rencana asuhan keperawaan penyakit DBD pada Ny. N 4. Mampu melakukan evaluasi penyakit DBD pada Ny. N

5. Mampu menganalisa penyakit DBD pada Ny. N

1.3 Metodologi

Dalam penulisan studi kasus ini menggunakan metode deksriptif dengan mengumpulkan data secara langsung pada klien dan disertai dengan mengumpulkan pustaka referensi mengenai penyakit DBD.

1.4 Manfaat

1. Memberikan informasi asuhan keperawatan tentang penyakit DBD

2. Memberikan wawasan bagi penulis tentang asuhan keperawatan penyakit DBD.

(7)

METODE PENELITIAN

Pengkajian

Tgl/jam MRS : 11 Mei 2015 / 07.30 WIB Ruang : Perawatan

No.register : 0221

Dxmedis : DHF (Dengue Hemorargic Fever) Tgl pengkajian : 11 Mei 2015 / 15.00 WIB

1. Identitas Klien

Nama : Ny. N Suami/Istri/Orang tua:

Umur : 37 Th. Nama : Tn. S

Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan :Wiraswasta

Agama : Islam Alamat : Kr. Anyar

Suku/bangsa : Madura/Indonesia

Bahasa : Madura Penanggung jawab:

Pendidikan : SD Nama : Tn. S

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Kr. Anyar Status : Menikah

Alamat : Kr. Anyar 2. Keluhan Utama

(8)

3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada tanggal 11 Mei 2015 pasien mengatakan pusing, pasien tidak mau makan sejak 1 minggu yang lalu, mual/muntah sejak tadi malam 8x, lemas sejak kemarin siang.

Upaya yang telah dilakukan:

Dibawa periksa ke mantri pada tanggal, 10-Mei-2015.

Terapi yang telah diberikan:

Dirujuk ke Ruang Perawatan Puskesmas Tempurejo jember.

4. Riwayat Penyakit Dahulu Maag, 2 tahun yang lalu. 5. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga tidak ada yang mengalami penyakit sepeti klien DHF tetapi tetangga klien ada, tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun (diabetes, dan asma), dan menular (tb, dan hepatitis).

(9)

gambar 3.1 Genogram keluarga Ny. N

Keterangan:

: perempuan : tinggal serumah

: Laki-laki : klien

: Meninggal : Hubungan

6. Keadaan Lingkungan Yang Mempengaruhi Timbulnya Penyakit

Lingkungan tempat tinggal Ny. N bersih, tetapi jarang menguras bak mandi (1x seminggu).

7. Pola Fungsi Kesehatan

a. Pola Persepsi Dan Tata Laksana Kesehatan

Persepsi : Sebelum masuk rumah sakit klien tidak mengetahui tentang penyakit yang di deritanya, klien mengira hanya sakit biasa.

(10)

Tata laksana kesehatan : Jika klien sakit, klien periksa ke petugas kesehatan terdekat / puskesmas.

b. Nutrisi Dan Metabolisme

Keterangan Sebelum MRS Saat MRS

Frekuensi 3x sehari 3x sehari

Jenis

Nasi, lauk,ikan, tempe, tahu,sayur, air putih, the

Bubur kasar, lauk, sayur, air putih

Porsi 2-3 sendok makan ¼ porsi habis

Total 1000 kkal/ hari 1200 kkal/ hari

Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada

keluhan

c. Pola Eliminasi 1) BAB

Keterangan Sebelum MRS Setelah MRS

Frekuensi 2x/hari (pagi, malam) 1x/hari tiap pagi Konsistensi Lunak berbentuk Lunak berbentuk

Bau Khas Khas

Warna Kuning kecoklatan Kuning

kecoklatan

Keluhan Tidak ada Tidak ada

2) BAK

Keterangan Sebelum MRS Setelah MRS

Frekuensi 7-8x sehari 6-7x sehari

Pancaran Kuat Kuat

Jumlah ±250cc sekali BAK ±200cc

Bau Amoniak Amoniak

Warna Kuning pucat Kuning

kecoklatan

(11)

Total produksi ±1500-2000cc/ hari ±1500cc/ hari

d. Pola Aktifitas

Keterangan Sebelum MRS Setelah MRS

Waktu senggang Menonton tv Tidur

Mandi Mandiri Dibantu sebagian

Berpakain Mandiri Dibantu sebagian

Berhias Mandiri Mandiri

Toileting Mandiri Mandiri

Makan Mandiri Mandiri

Minum Mandiri Mandiri

Tingkat ketergantungan Mandiri Mandiri

e. Pola Istirahat Tidur

Keterangan Sebelum MRS Setelah MRS

Jumlah tidur siang 2 jam 1 jam

Jumlah tidur malam 6-7 jam 4 jam

Pengantar tidur - -

Gangguan tidur Sering

terbangun

Perasaan waktu bangun Nyaman Nyaman

f. Pola Kognitif Dan Presepsi Sensori

Klien merespon pembicaraan perawat, klien berbicara lancar, dengan suara tidak keras.

g. Pola Konsep Diri

Gambaran diri: klien dapat memahami/menerima keadaannya sekarang. Harga diri: klien mengatakan ingin melakukan yang terbaik untuk keluarganya.

Pola konsep diri: identitas diri: klien dapat mengenali dirinya sendiri, ingin bisa beraktivitas lagi.

(12)

h. Pola Hubungan-Peran

Klien paling dekat dengan suami dan anak pertamanya. i. Pola Fungsi Seksual-Seksualitas

Klien berjenis kelamin perempuan.

j. Pola Mekanisme Koping

Klien mengatakan jika ada masalah selalu menenangkan diri dan merundingkannya dengan suami dan anak-anaknya.

k. Pola Nilai Dan Kepercayaan

Klien terlahir dari keluarga muslim dan mendapat nilai-nilai islam dalam kesehariannya.

8. Status Mental

Klien mengatakan ingin segera sembuh dan ingin segera pulang kerumah. 9. Pemeriksaan Fisik

a. Status Kesehatan Umum

Keadaan/penampilan umum: baik, klien tampak bersih dan rapi Kesadaran : compos mentis GCS : 4-5-6 BB sebelum sakit : 53 kg TB : 155 cm BB saat ini : 53 kg Bb ideal : 54 kg Perkembagan BB : - Tanda-tanda vital : TD : 90/50 mmHg

(13)

N : 82 x/menit S : 38ºC RR : 24 x/ menit

b. Kepala Kepala:

I: bentuk kepala simetris.

P: tidak ada benjolan dan nyeri tekan pada kepala (-) Wajah: bentuk wajah simetris, ekspresi wajah tenang.

Mata: mata simetris, konjungtiva anemis (-), sclera icterus (-), penglihatan normal.

Hidung: hidung bersih, tidak ada epitaksis, polip (-), radang (-) Mulut: mulut bersih, bibir pecah-pecah.

Telinga: telinga bersih, pendengaran normal, tidak menggunakan alat bantu pendengaran

c. Leher

I: simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, lesi(-) P: nyeri tekan (-), tidak ada pembesaran vena jugularis. d. Thorak

Pemeriksaan fisik pemeriksaan

(14)

Inspeksi gerakan dinding dada

simetris Retraksi

Palpasi Fremitus fremitus

Perkusi Sonor Sonor

Auskultasi Ronchi, Wheezing Jantung s1 s2 tunggal regular

e. Abdomen

I: bentuk abdomen simetris, lesi (-) A: bising usus (+), peristaltic: 8x/menit

P: tidak ada nyeri tekan, pembengkakan (-), hepar tidak teraba. P: tympani

f. Tulang Belakang

Tidak ada kelaianan kifosis lordosis dan scoliosis g. Ekstremitas (Atas/Bawah)

Atas: Terpasang infus di tangan kiri RL 20 tpm selang seling d5, asering. Bawah: kateter (-), oedem (-), k/u lemah, akral hangat.

h. Genetalia Dan Anus

Genetalia bersih tidak terpasang kateter Anus bersih, tidak ada hemoroid

i. Pemerikasaan Neurologis

Keadaan neurologi: composmentis. Keadaan kuantitatif: GCS 4-5-6. Rangsang meningeal: kaku kuduk (-).

10. Pemeriksaan Diagnostik a. Laboratorium:

(15)

DL (Automatic) Hemoglobin 16,2 L. 13,5-18,0;P.11,5-18,0 g/dl Lekosit 2.100 /µl 4.000-11.000/cmm Hit. Jenis Lym 27,1 20,0-40,0% Mid 13,7 10-15,0% Gran 59,2 50,0-70,0% LED 8/18 L.0-10;P-0-12 mm/jam Trombosit 63.000 /µl 150.000-450.000 Hematokrit 47,5% L.40-50%: P. 35-47% Eritrosit 57 L4,5-6,5: P.30-6.0 juta/cmm MCV 82,8 80,0-99,0 fl MCH 28,2 26,0-32,o pg MCHC 34,1 32,0-36,0 g/dl Tgl 12-Mei-2015 Hematologi Hematologi lengkap-Automatic Hemoglobin 13,7 Lekosit 4.200 /µl Hit. Jenis Lym 28.6 Mid 21.7 Gran 49.8 LED 16/33 Trombosit 103.000 /µl Hematokrit 40.3 Eritrosit 4.8 MCV 82.5 MCH 28.0 MCHC 33.9 b. Radiologi

(16)

- 11. TERAPI

1. Oral

No Nama obat Dosis/Hari

1. Antasid tab 3x1

2. Paracetamol 2x1

3. Chloramp 500 3x1

4. Trolit sachet 3x1

2. Parenteral

Nama obat Cara pemberian Dosis/hari D5 selang seling RL,

asering

IV 20 TPM 1500cc

B12 drip IV 2 amp drip inf

Ondasetron k 2x1 amp drip inf

3. Lain-lain -

(17)

Jember, 11 Mei 2015 Mahasiswa,

Hafida Wardati NIM: 1101021009 Diagnosa Keperawatan

Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit kemungkinan akibat output yang berlebih, yang di tandai dengan DS : klien mengatakan mual dan muntah sejak tadi malam ±8x. DO : klien lemas k/u lemah wajah pucat bibir pecah-pecah turgor kulit <2detik.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan intake peroral, yang ditandai dengan penurunan berat badan dari 53kg turun 52kg. Pada tanggal 11 Mei 2015.

Hipertermi yang berhubungan dengan infeksi virus dengue ditandai dengan 38oC. Pada tanggal 11 Mei 2015.

Perencanaan Keperawatan

(18)

Tgl Jam

Diagnosa keperawatan

Tujuan & kriteria

hasil Rencana tindakan Rasional 11 Mei 2015 15.00 DxI Tujuan : Resiko kekurangan volume cairan dan elektrolit klien terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24jam Kriteria hasil : - k/u baik - turgor kulit >2detik - klien tidak muntah / tidak memperlihatkan gejala dehidrasi. TTV dalam batas normal : - TD sistole 100-140mmHg Diastole 70-90mmHg - Nadi 80-100x/mnt - Suhu 36,5-37,5oC - RR 16-24x/mnt BHSP Observasi TTV Observasi keadaan muntah Anjurkan makan sedikit demi sedikit Kolaborasi dengan tim dokter dalam pembenahan cairan RL 20tpm 1. Mempermudah perawat dalam melakukan tindakan keperawatan 2. Mengetahui keadaan umum klien 3. Menindak lanjuti penanganan pasien 4. Untuk memenuhi asupan peroral pasien 5. Mempercepat proses penyembuhan 11 Mei 2015 15.00 DxII Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam. Kriteria hasil : Makan/minum meningkat berat badan dalam batas normal sesuai dengan usia - Kebutuhan 1. BHSP 2. Mengobservasi TTV 3. Tentukan program diet dan pola makan pasien

4. Kaji dan catat adanya mual, dan perubahan pola makan 5. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan 1. Mempermudah perawat dalam melakukan tindakan keperawatan 2. Untuk mengetahui keadaan umum klien 3. Mengidentifika si kekurangan dan penyimpanan dari kebutuhan teraputik

(19)

nutrisi klien terpenuhi - Klien dapat mengerti dan mengungkapkan penambahan berat badannya. TTV dalam batas normal : TD 100/70 sd 140/140 MmHg Nadi 80-100/mnt Suhu 36,5 oC sd 37,5 oC RR 16-20/mnt makan 6. Lakukan konsultasi dengan ahli diet

4. Untuk menentukan intervensi 5. Membantu keluarga dalam memahami kebutuhan nutrisi klien Untuk perhitungan dan pengetahuan diet untuk kebutuhan klien 12 Mei 2015 DxIII Tujuan :

Panas tubuh klien dapat teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam Kriteria hasil : - K/u baik - TTV dalam batas normal TD 100/90 sd 140/140 MmHg Nadi 70-90/mnt Suhu 36 oC sd 37 o C RR 16-24/mnt Trombosit 150.000 juta/µL BHSP Observasi TTV Berikan kompres hangat Anjurkan untuk memakai pakaian tipis dan menyerap keringat Berikan penjelasan tentang demam Berikan penjelasan tentang pengurangan demam Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat anti piretik, inf RL 3000cc/24jam 1. Dengan terbinanya kepercayaan akan memudahkan perawat untuk melakukan tindakan keperawatan 2. Melihat keadaan umum pasien 3. Kompres dapat menyerap panas secara induksi 4. Pakaian tipis dapat menyerap keringat 5. Membantu menurunkan kecemasan 6. Melibatkan keluarga dalam proses penyembuhan 7. Membantu mempercepat proses penyembuhan

(20)

Pelaksanaan keperawatan

3.4 Tabel pelaksanaan perawatan

Diagnosa keperawatan

Tanggal

jam Tindakan pelaksanaan perawatan

DxI 11 Mei

2015

Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga klien r/ klien kooperatif

Mengobservasi TTV

r/ TD 90/50 mmHg S 38oC N 82/mnt RR 24/mnt Mengobservasi keadaan muntah

r/ Klin kooperatif

Mengusulkan makan sedikit demi sedikit r/ klien menuruti perintah perawat

Mengkolaborasikan dengan tim dokter untuk pemberian terapi cairan

r/ 20tpm DxII DxIII 11 Mei 2015 15.00 11 Mei 2015 15.00

Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya r/ Klien dan keluarga komperatif

Mengobservasi tanda-tanda vital r/ TD 90/50 mmHg S 38oC N 82/mnt RR 24/mnt Memantau makanan pasien

r/ Habis ¼ porsi

Mengkaji dan mencatat adanya mual dan perubahan pola makan

r/ Mual pola makan sedikit ¼ porsi Mengkolaborasikan dengan tim medis dalam

pemberian obat anti mual r/ Inj

Memperkenalkan diri kepada klien dan keluarga klien r/ Klien dan keluarga komperatif

Mengobservasi tanda-tanda vital r/ TD 90/50 mmHg S 38oC N 82/mnt RR 24/mnt Trombosit 63.000 juta/µL

Memberikan kompres air hangat

r/ Pasien dan keluarga menuruti perintah perawat Menganjurkan untuk memakai pakaian tipis dan

menyerap keringat

r/ pasien menuruti perintah perawat Memberikan penjelasan tentang demam

(21)

Memberikan penjelasan tentang pengurangan demam r/ Pasien mengikuti saran perawat

Mengkolaborasikan dengan tim medis dalam pemberian obat anti pinatik, permberian infus r/ Inf, RL 20 tpm

Evaluasi keperawatan

3.5 Tabel Evaluasi keperawatan

Diagnosa

keperawatan Tanggal jam Catatan perkembangan 11 Mei 2015

15.00

S : klien mengatakan masih mual, panas dan nafsu makan masih menurun

O : k/u lemah Muntah 2x ±50cc nafsu makan menurun

- Makan sebelum sakit 3x sehari 1-2sendok - Makan saat MRS 3x sehari porsi ¼ habis

TTV TD : 90/50 mmHg Nadi : 82x/menit Suhu : 38oC RR : 24x/menit TB : 155 cm BB sebelum sakit : 53kg BB saat ini : 52kg BB ideal : 54kg Trombosit : 63.000 juta/µL

A : masalah belum teratasi P : intervensi dilanjutkan 12 Mei 2015

20.00

S : klien mengatakan nafsu makan masih menurun dan sudah tidak panas lagi O : klien tidak muntah

Nafsu makan tetap turun

- Makan sebelum sakit 3x sehari ½ porsi - Makan saat MRS 3x sehari porsi ¼ habis

TTV TD : 100/70 mmHg Nadi : 82x/menit Suhu : 36,8oC RR : 22x/menit BB sebelum sakit : 53kg

(22)

BB saat ini : 52kg BB ideal : 54kg

Trombosit : 103.000 juta/µL

A : masalah teratasi sebagian P : intervensi dilanjutkan 13 Mei 2015

16.00

S : klien mengatakan sudah tidak mual dan makan enak

O : k/u cukup - Nafsu makan baik

- Makan saat MRS 3x sehari porsi habis TTV TD : 100/70 mmHg

Nadi : 80x/menit Suhu : 36,3oC RR : 20x/menit A : masalah teratasi

(23)

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas mengenai kasus yang telai di uraikan apa bab sebelumnya yaitu Asuhan keperawatan pada Ny. N dengan Dengue Hemorargik Fever (DHF) di Ruang Keperawatan Puskesmas Tempurejo Jember. Disini penulis akan membahas dan menguraikan kesenjangan antara tinjauan teori dengan kasus dalam pelaksanaan secara nyata pada asuhan keperawatan yang telah diberikan sesuai dengan tahap proses keperawatan.

Pengkajian

Pada tahap pengkajian dilakukan pada tanggal 11 Mei 2015 penulis tidak mendapatkan hambatan yang berarti dikarenakan klien cukup kooperatif dalam komunikasi dengan perawat sehingga data-data yang diperoleh penulis akurat, penulis berusaha mengkaji secara komprehensif sesuai dengan teori.

Pada tinjauan teori tanda dan gejala yaitu demam 2-7 hari, nyeri otot, atau sendi, diare, mual dan muntah, sakit kepala, adanya perdarahan. Pada saat pengkajian penulis hanya mendapatkan tanda dan gejala demam (suhu 38oC), pusing, mual dan badan lemas. Ada beberapa tanda dan gejala yang ada dalam teori tidak ditemukan pada kasus. Faktor yang mendukung dalam melakukan pengkajian adalah keluarga klien sangat kooperatif dan perawat ruangan sangat membantu. Sedangkan faktor penghambat karena keterbatasan waktu. Salah satu solusi yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut adalah berusaha membuat kontak sesering mungkin.

(24)

Diagnosa ini ditegakkan melihat dari masalah yang dirasakan pada Ny. N saat dikaji, diperkuat dengan catatan obat yang diberikan dokter kepada Ny. N. diagnosa yang terdapat dalam teori ada 8 yaitu :

1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit/viremia 2. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis penyakit.

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.

4. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas dinding plasma.

5. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

6. Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder. 7. Resiko terjadi perdarahan lebih lanjut berhubungan dengan trombositopenia.

8. Defisiensi pengetahuan mengenai penyakitnya, prognosis penyakit dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kesalahan interprestasi

Adapun diagnosa yang diangkat berdasarkan kasus adalah :

1. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan output yang berlebih 2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit/viremia

3. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.

4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan peningkatan suhu tubuh

(25)

Setelah diagnose keperawatan dapat ditegakkan, maka perlu penetapan rencana keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan tersebut. Kegiatan perencanaan ini meliputi : memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan, kriteria hasil, serta tindakan.

Dalam perencanaan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus dalam memprioritaskan masalah, merumuskan masalah, merumuskan tujuan, kriteria hasil, serta tindakan. Penulis berusaha memprioritaskan masalah berdasarkan kebutuhan yaitu mulai dari kebutuhan dasar. Perumusan tujuan pada asuhan keperawatan berdasarkan pada BHSP, observasi TTV memberi kompres sampai penjelasan dan saran agar klien mengerti tentang penyakitnya.

Memenuhi memberikan kebutuhan nutrisi pada klien setelah tindakan keperawatan 3x24jam. Tujuan tersebut untuk meningkatkan berat badan dalam batas normal sesuai dengan usia.

Pelaksanaan keperawatan

Dalam tahap pelaksanaan, penulis dapat melaksanakan semua rencana keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan keperawatan dilakukan pada ketiga diagnose dapat dilaksanakan dalam waktu yang telah dilakukan.

Penulis mengenalkan diri pada keluarga klien, mengobservasi, memantau sampai memberi penjelasan kepada klien agar mengikuti saran perawat. Faktor pendukung dari tindakan keperawatan adalah adanya kerjasama yang baik. Sedangkan faktor penghambat dalam melakukan tindakan keperawatan adalah waktu yang terbatas. Solusi untuk mengatasi hal tersebut, penulis lebih melakukan pendekatan kepada klien serta melakukan pencatatan tindakan yang telah dilakukan, dan bekerjasama dengan perawat untuk melanjutkan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan mendokumentasikannya.

(26)

Pada tahap evaluasi merupakan tahap akhir dan alat ukur untuk memulai keberhasilan pemberian asuhan keperawatan, apakah tujuan keperawatan berhasil. Evaluasi dilakukan sesuai dengan konsep.

Pada evaluasi di dapatkan respon klien terhadap tindakan yang sudah dilaksanakan tanggal 11 Mei 2015 dari diagnosa utama yaitu Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit/viremia sudah teratasi dimana suhu klien menjadi 36,5oC.

(27)

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

1. Pada pengkajian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus. Namun tidak semua tanda-tanda dari penyakit demam DHF yang ditemukan, hal ini karena klien sudah dirawat 3 hari di puskesmas.

2. Pada diagnosa keperawatan secara teori ditemukan 11 diagnosa sementara dalam pengkajian ditemukan 3 diagnosa yaitu demam, mual dan lemas.

3. Pada teori dan kasus intervensi keperawatan disesuaikan dengan prioritas masalah tetapi dalam teori tidak ada batasan waktu untuk mencapai tujuan atau evaluasi, sedangkan pada kasus perencanaan keperawatan ada batasan waktu

4. Pada pelaksanaan keperawatan, hampir semua rencana yang telah disusun dilakukan dan telah disesuaikan dengan prioritas masalah

5. Pada evaluasi dari 3 diagnosa keperawatan yang ditemukan, pada diagnosa hari pertama masalah belum teratasi. Pada diagnosa hari kedua panas sudah menurun masalah teratasi sebagian. Pada diagnosa ketiga masalah teratasi nafsu makan meningkat dan tidak mual lagi, pasien pulang.

SARAN

Pada laporan kasus asuhan keperawatan pada Ny. N dengan DHF di Ruang Perawatan Puskesmas tempurejo Jember. Penulis memberikan saran sebagai bahan pertimbangan dan peningkatan kualitas asuhan keperawatan.

Istitusi

Mendukung program pemerintah khususnya dalam bidang kesehatan agar terjadi pemerataan dalam pelayanan kesehatan diseluruh masyarakat, terkhusus kepada masyarakat yang kurang mampu, serta meningkatkan promosi dalam bidang kesehatan.

(28)

Hendaknya meningkatkan pelayanan kepada setiap pasien yang datang berobat dengan tidak membedakan status soisial, serta mengutamakan keselamatan pasien dalam memberikan pelayanan

Penulis selanjutnya

Untuk penulis lebih banyak lagi membekali diri dengan ilmu supaya lebih terampil dan profesional dalam memberikan asuhan keperawatan.

Pasien dan keluarga

Hendaknya menjaga kesehatan agar terbebas dari penyakit, biasakan gaya hidup sehat dan pola makan teratur, dengan begitu bisa untuk memperkecil resiko terkena penyakit.

(29)

DEPKES. 2015. Demam berdarah biasanya meningkat di bulan Januari 2015

Doenges, EM. (2009), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta, EGC.

Faiz & Moffat, 2008. Anatomy at a glace. Jakarta : Penerbit Erlangga.

https://books.google.com/books?id=XMaMAgAAQBAJ&pg=PA167&lpg=PA167&dq =guyton+1992+DHF&source=bl&ots=nT4NmCaHHr&sig=Jq3IMo8wlZvyLTazcZ KrSuiW--k&hl=en&sa=X&ei=ixWaVaD-D8PTU9v5lcgP&ved=0CFIQ6AEwBw#v=onepage&q&f=false http://journals.plos.org/plosone/article?id=10.1371/journal.pone.0027322 http://www.academia.edu/7530268/PATOGENESIS_INFEKSI_VIRUS_DENGUE_PA THOGENESIS_OF_DENGUE_VIRUS_INFECTION http://www.isrn.qut.edu.au/publications/internationaljournal/documents/Final_Dunbar_I JCIS.pdf

Juall Lynda, 2009. Nursing diagnosis : application to clinical practice edisi 9. Jakarta : EGC

Kompas, (2010). Januari - April, 10.471 kasus DBD. Kompas.com. 6 Februari 2010 Kustini & Betty. (2008). Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Penyakit Demam

Berdarah Dengue terhadap Perilaku aktif Pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue. Surakarta. Jurnal Berita Ilmu Keperawatan Vol. 1 no. 1, 37, 36-42.

Murwani, Arita (2008). Perawatan Pasien Penyakit Dalam, Jogjakarta: Mitra Cendekia Press

Nadesul, Handrawan (2007). Cara Mudah Mengalahkan Demam Berdarah, Jakarta : PT Kompas Media Nusantara.

Ngastiyah, (2007). Perawatan anak sakit. Jakarta: EGC

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian dan kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Untuk Perawat Dan Bidan,

Jakarta : Salemba Medika

Potter, P.A., & Perry, A.G. (2007). Basic nursing essentials for practice. (6th ed). St Loui: Mosby Elsevier.

Respati, Yunita Ken dan Keman S, 2007. Perilaku 3M, Abatisasi dan Keberadaan Jentik Aedes Hubungannya dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Volume 108 L.3, NO.2, JANUARI 2007 : 107 – 118.

(30)

Rohmah Nikmatur & Saiful Walid,(2006). Proses keperawatan teori dan aplikasi, Nursing Diagnoses : Definitions & classification 2005-2006.

Rohmah Nikmatur, Walid. 2012. Proses Keperawatan : Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Santoso & Budiyanto, A. 2008. Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku (psp) Masyarakat Terhadap Vektor DBD. Jurnal Ekologi Kesehatan, 7 (2), hal.732-739. Soegijanto, Soegeng. 2010. Patogenesa Infeksi Virus Dengue Recent Update. Applied

Management of Dengue Viral Infection in Children. 6 November 2010. halaman 11-45.

WHO. 2009. Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control (New Edition). France: WHO.

Yamanaka A, Mulyatno K C, Susilowati H, Hendrianto E, Amor P, Ginting, Sary DD, Rantam FA, Soegijanto S, Konishi E (2011). Displacement of the Predominant Dengue Virus from Type 2 to Type 1 with a Subsequent Genotype Shift from IV to I in Surabaya, Indonesia. pp. 2008–2010.

Gambar

gambar 3.1 Genogram keluarga Ny. N

Referensi

Dokumen terkait

Allah SWT yang telah melimpahkan berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini, semoga skripsi dengan judul “ Implementasi Pembelajaran

1. Protoplasma merupakan bagian penting dari sel sebagai tempat berlangsung reaksi- reaksi kimia kehidupan. Pernyataan di atas mendukung teori sel yang di

Salah satu faktor penentu keberhasilan penyelanggaraan proses pendidikan adalah kultur yang dibangun dengan baik. Kultur siswa yang baik diharapkan akan berhasil

PROGRAM PENGUATAN SISTEM INOVASI NASIONAL: MODEL SINas AKTOR SINas KOLABORASI aktor SINas EKOSISTEM SINas

Private allele yang merupakan allele spesifik pada masing-masing varietas dapat membedakan jenis jati Sungu dan jati lokal asal Jember. Analisa dendrogram memperjelas bahwa jati

Sebelum melaksanakan suatu perkawinan, pertama-tama yang harus dilakukan adalah pelamaran ( madduta) pada saat inilah pihak perempuan mengajukan jumlah Uang Panaik

Membahas mengenai struktur pasar Islam yaitu Kerja Sama yang Bebas meliputi kebebasan ekonomi, semangat kerja sama serta peranan pemerintah sebagai badan tetap dalam

Apabila surat peringatan ini tidak diindahkan dalam 3 (tiga) kali berturut-turut masing-masing selama 7 (tujuh) hari kerja, maka akan dikenakan sanksi penertiban berupa