• Tidak ada hasil yang ditemukan

, Kementerian Perumahan Rakyat didirikan pada bulan Oktober. tahun Kementerian Perumahan Rakyat adalah unsur pelaksana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ", Kementerian Perumahan Rakyat didirikan pada bulan Oktober. tahun Kementerian Perumahan Rakyat adalah unsur pelaksana"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

51

OBJEK PENELITIAN

3.1 Sejarah Organisasi

3.1.1 Sejarah Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia Menurut buku Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014, Kementerian Perumahan Rakyat didirikan pada bulan Oktober tahun 2005. Kementerian Perumahan Rakyat adalah unsur pelaksana Pemerintah yang dipimpin oleh Menteri Perumahan Rakyat yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Presiden.

Kementerian Perumahan Rakyat mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang perumahan rakyat. Kementerian Perumahan Rakyat terdiri dari :

1. Sekretariat Kementerian 2. Deputi Bidang Pembiayaan

3. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan 4. Deputi Bidang Pengembangan Swadaya 5. Deputi Bidang Perumahan Formal 6. Staf Ahli

7. Pengawas Internal

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar (UUD) 1945 dan pasal 28 H Amandemen UUD 1945, bahwa rumah adalah salah satu hak dasar rakyat dan oleh karena itu setiap warga negara berhak untuk bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat. Selain itu, rumah

(2)

juga merupakan kebutuhan dasar manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan penghidupan, serta sebagai pencerminan diri pribadi dalam upaya peningkatan taraf hidup, serta pembentukan watak, karakter dan kepribadian bangsa.

Rumah selain berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembina keluarga yang mendukung perikehidupan dan penghidupan juga mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan keluarga, persemaian budaya, dan penyiapan generasi muda. Oleh karena itu, pengembangan perumahan dengan lingkungannya yang layak dan sehat merupakan wadah untuk pengembangan sumber daya bangsa Indonesia di masa depan.

Nama : Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia Didirikan : Oktober tahun 2005

Kantor Utama : JL. Raden Patah I/1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Telp. (021) 7226601

(3)

3.1.2 Struktur Organisasi

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kementerian Perumahan Rakyat

Sumber : Buku Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014 (2011: 22)

3.1.3 Visi dan Misi Visi :

Dengan memperhatikan amanat peraturan perundangan, hasil pencapaian pembangunan perumahan pada periode sebelumnya, potensi dan permasalahan yang dihadapi serta aspirasi berbagai pemangku kepentingan, maka ditetapkan Visi Kementerian Perumahan Rakyat yaitu : “Setiap Keluarga Indonesia Menempati Rumah Yang Layak Huni” Pencapaian visi tersebut

(4)

memerlukan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan di bidang perumahan dan pemukiman mengingat intensitas dan kompleksitas permasalahan yang harus ditangani.

Kementerian Perumahan Rakyat sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam pencapaian visi tersebut memiliki kewenangan sebagai regulator maupun pelaksana pembangunan perumahan sehingga terpenuhi kebutuhan rumah yang layak huni bagi setiap keluarga Indonesia.

Misi :

Untuk mewujudkan Visi tersebut, maka dirumuskan Misi Kementerian Perumahan Rakyat sebagai berikut:

1. Meningkatkan iklim yang kondusif dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman.

2. Meningkatkan ketersediaan rumah layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat dan aman serta didukung oleh prasarana, sarana, dan utilitas yang memadai.

3. Mengembangkan sistem pembiayaan perumahan jangka panjang yang efisien, akuntabel, dan berkelanjutan.

4. Meningkatkan pendayagunaan sumberdaya perumahan dan kawasan permukiman secara optimal.

5. Meningkatkan peran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam pembangunan perumahan dan kawasan permukiman

(5)

3.1.4 Logo dan Arti Logo Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia

Arti dari logo Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia : a. Bentuk Logo

Gambar 3.2 Logo Kementerian Perumahan Rakyat Sumber : Buku Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014

Bentuk utama Logo berupa segitiga sama-sisi yang secara teori mempunyai kehandalan dalam struktur serta mencerminkan 3 pelaku pembangunan perumahan rakyat yang saling bersinergi membangun, yaitu Badan/ Dunia Usaha, Masyarakat, dan Pemerintah/ Pemerintah Daerah (Pusat, Provinsi, Kabupaten/ Kota).

Bentuk 3 segitiga berupa gunung atau gunungan yang menggambarkan lingkungan hunian yang berupa : 1. Rumah Sejahtera, 2. Lingkungan Hunian yang Sehat, 3. Terjangkau Oleh Seluruh Lapisan Masyarakat, baik yang berupa

(6)

rumah (perumahan), tapak (horizontal), maupun rumah (perumahan) susun (vertikal).

Secara perspektif, segitiga-segitiga tersebut membentuk atap-atap rumah yang menggambarkan salah satu fungsi rumah yaitu sebagai tempat berlindung, serta menunjukkan karakter rumah Indonesia yang menjunjung tinggi budaya dan kearifan lokal.

Potongan terhadap bentuk segitiga membuat bentuk segitiga pada logo menjadi lebih dinamis dan fleksibel yang juga melambangkan semangat kerjasama di dalam Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia, baik secara internal maupun dengan pihak eksternal.

Bentuk manusia di dalam segitiga menggambarkan perlindungan terhadap kehidupan di dalamnya.

b. Warna Logo

1. Warna Hijau : lambang bermakna kesuburan, pertumbuhan, kehidupan, dan berwawasan lingkungan.

2. Warna Kuning Kehijauan : kuning dalam peta tata ruang diartikan sebagai zonasi perumahan dan permukiman.

Kuning kehijauan

melambangkan pembangunan perumahan dan permukiman senantiasa berwawasan lingkungan.

(7)

3.2 Metode Pengumpulan Data

3.2.2 Metode Pengumpulan Data 3.2.2.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian mengenai strategi humas Kementerian Perumahan Rakyat dalam mensosialisasikan program pemerintah adalah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Metode kualitatif deskriptif adalah menitik beratkan observasi dan suasana ilmiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan, bertindak sebagai pengamat. Peneliti membuat kategori perilaku, mengamati gejala atau kondisi yang sedang terjadi dan mencatat dalam buku observasi (Ardianto, 2010:60).

Alasan peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskripstif adalah karena ingin mengamati dan meneliti strategi hubungan masyarakat Kementerian Perumahan Rakyat dalam mengelola dan menjalankan sosialisasi program rumah murah dan bantuan stimulan sehingga dapat terwujudnya lingkungan perumahan dan pemukiman yang layak huni.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, maka peneliti menetapkan teknik yang digunakan untuk menjadi bahan penelitian, yaitu :

(8)

a. Data Primer

Menurut Kriyantono (2006: 41), data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama atau tangan pertama di lapangan. Oleh sebab itu dalam penelitian ini secara khusus data tersebut dikumpulkan dengan mewawancarai pihak yang dianggap mengetahui permasalahan yang akan diteliti oleh penulis, dalam hal ini penulis menggunakan teknik wawancara dalam pengumpulan data primer tersebut.

1. Wawancara :

Menurut Berger (2006: 111) dalam Kriyantono (2006: 101) menjelaskan wawancara adalah percakapan antara periset-seseorang yang berharap mendapatkan informasi dan informan seseorang yang di asumsi mempunyai informasi penting tentang suatu objek.

Menurut peneliti, wawancara merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian karena dengan wawancara maka peneliti dapat mendapatkan informasi dengan teknik tanya-jawab secara langsung dan terbuka kepada narasumber / informan yang bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan.

Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan teknik semi-terstruktur dan pedoman wawancara yang sesuai.

Menurut Kriyantono (2006: 103), wawancara semi terstruktur adalah dilakukan secara bebas dengan berada pada jalur pokok permasalahan yang akan ditanyakan dan telah disiapkan terlebih dahulu.

(9)

Alasan peneliti menggunakan teknik wawancara adalah karena agar informasi yang didapatkan akurat, dan didapatkan dari sumber yang dipercaya secara langsung.

2. Observasi

Menurut Kriyantono (2006: 111) obeservasi adalah suatu kegiatan mengamati secara langsung tanpa mediator, sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut, selain itu masih dalam sumber yang sama menjelaskan dalam penelitian riset dijelaskan dua jenis observasi yaitu observasi partisipan dan non-partisipan.

b. Data Sekunder

Menurut Kriyantono (2006: 42) data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder.

Untuk pembahasan mendapatkan data sekunder tersebut maka peneliti akan melakukan teknik pengumpulan data, antara lain :

1. Dokumentasi

Menurut Ardianto (2010: 167) dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi peneliti sosial untuk menelusuri data historis. Sebagian besar data tersedia dalam bentuk surat catatan harian, kenang-kenangan, dan laporan.

Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti permasalahan yang dibahas dalam pembahasan ini bukan hanya berdasarkan wawancara

(10)

saja, namun juga berdasarkan dokumentasi yang diperoleh. Data tersebut adalah menjadi instumen foto dan surat-surat dari perusahan, yaitu :

a. Foto yang digunakan adalah penjelasan mengenai media yang digunakan untuk melakukan strategi komunikasi tersebut. b. Selain foto juga menggunakan laporan dan surat-surat yang

menjadi alat strategi komunikasi. c. Profil perusahaan

d. Program kinerja

2. Kepustakaan

Dalam penelitian ini, studi pustaka berperan sebagai suatu pengumpulan teori dan pemikiran para ahli tentang suatu teori atau informasi yang berhubungan dengan penelitian yang peneliti lakukan.

3.2.4 Teknik Validitas Data

Dalam penulisan ini, peneliti menggunakan validitas trustworthiness. Menurut Kriyantono (2006: 71) validitas trustworthiness yaitu menguji kebenaran dengan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa yang dialami, dirasakan, atau dibayangkan.

Menurut Kriyantono (2006: 72) analisis triangulasi, yaitu dimana menganalisa jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya. Dengan data empiris (sumber data lainnya yang tersedia).

(11)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisi triangulasi dan dalam penggunaannya penulis menggunakan triangulasi data.

Penggunaan triangulasi data tersebut dikarenakan peneliti ingin menggabungkan beberapa metode yang berasal dari wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Alasan peneliti menggunakan triangulasi ini disebabkan karena sifat kualitatif yang dinamis, jadi penggunaan satu sumber saja menurut peneliti tidak dapat mewakili devaliditasan data.

3.2.5 Teknik Analisis Data

Data-data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis data. Menurut Ardianto (2010: 223) mengutip Emzir dengan model Miles dan Huberman, teknik yang digunakan peneliti untuk menganalisis data dibagi menjadi tiga langkah yaitu :

a. Reduksi data

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih, memfokuskan, membuang, menyusun data dalam suatu cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan. Reduksi data terjadi secara berkelanjutan hingga laporan akhir. Bahkan sebelum data secara aktual dikumpulkan, reduksi data antisipasi terjadi sebagaimana diputuskan oleh peneliti.

Sebagaimana pengumpulan data berproses, terdapat beberapa bagian selanjutnya dari reduksi data ( membuat rangkuman, membuat tema-tema, membuar gugus-gugus, membuat pemisahan, menulis memo). Adanya reduksi data ini memiliki tujuan yaitu memudahkan dalam proses pemahamannya.

(12)

b. Model data

Pada model data ini didefinisikan sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Jadi dapat diartikan sebagai penyajian data merupakan usaha dalam mendeskripsikan informasi tersusun untuk menarik kesimpulan sesuai dengan data yang telah direduksi dan disajikan ke dalam laporan yang sistematis dan mudah dipahami.

c. Penarikan kesimpulan (verifikasi kesimpulan)

Dari permulaan pengumpulan data, peneliti mulai memutuskan apakah makna sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelsan, konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proporsisi.

Jadi dapat diartikan bahwa pada tahap ini peneliti mengambil tahap reduksi data dimana kesimpulan terhadap data yang telah direduksi ke dalam laporan secara sistematis, dengan cara membandingkan, menghubungkan, dan memilih data yang mengarah pada pemecahan masalah, mampu menjawab permasalahan dan tujuan dari penelitian yang dilakukan.

3.2.6 Tempat dan waktu penelitian

Peneliti melakukan penelitian di kantor Kementerian Perumahan Rakyat Republik Indonesia yang berlokasi di JL. Raden Patah I/1 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Telp. (021) 7226601. Sedangkan waktu penelitiannya adalah 15 Oktober-21 Desember 2012.

(13)

3.3 Permasalahan Yang Ada

Perumahan merupakan suatu kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok bagi setiap manusia. Namun tidak semua orang menyadari bahwa kebutuhan perumahan yang pemukiman yang bersih dan sehat menjadi suatu hal yang penting.

Tidak sedikit orang yang kurang peduli dengan lingkungan perumahan dan pemukiman yang sehat. Dengan kurangnya kesadaran tersebut, maka banyak sekali lingkungan perumahan dan pemukiman yang kumuh dan tidak sehat. Dan sudah menjadi tantangan bagi pemerintah untuk menindak lanjuti keadaan ini.

Selain itu, perumahan dan pemukiman yang kumuh dipicu karena kurangnya daya beli masyarakat untuk membeli rumah dengan lingkungan yang baik, sehat, dan teratur.

3.4 Alternatif Pemecahan Masalah

Untuk mewujudkan program yang dijalankan oleh pemerintah, Kemeterian Perumahan Rakyat berusaha memberikan program yang terbaik kepada masyarakat yang menjadi sasaran dari program, dengan cara bekerja sama dengan pihak-pihak terkait dan memberikan pengertian kepada masyarakat akan pentingnya lingkungan perumahan dan pemukiman yang layak huni.

Hal ini didukung pula dengan adanya Strategi Hubungan Masyarakat yang dilakukan oleh pihak pemerintah, khususnya Kementerian Perumahan

(14)

menertibkan lingkungan perumahan dan pemukiman yang kumuh.

Selain itu, kesuksesan program yang dilakukan akan didukung pula dengan adanya kerjasama dengan pihak-pihak terkait serta adanya kerjasama dengan masyarakat itu sendiri untuk membantu mewujudkan maksud dan tujuan yang diharapkan.

Gambar

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kementerian Perumahan Rakyat
Gambar 3.2 Logo Kementerian Perumahan Rakyat  Sumber : Buku Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyusun Renstra Kementerian PUPR 2015-2019 sebagai dokumen

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyusun Renstra Kementerian PUPR 2015-2019 sebagai dokumen

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Bab VI

Sejalan dengan pembagian urusan kewenangan antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah, Kementerian Perumahan Rakyat melimpahkan sebagian urusan yang menjadi

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR BALAI

Hubungan Gaya Kepemimpinan Dan Kualitas Kehidupan Kerja Dengan Kepuasan Kerja Pegawai Di Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai

Dalam hal ini peneliti ingin melakukan penelitian di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera I karena ada

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Berita Negara Republik