RIWAYAT KEDINASAN
1- Owner ARF-Indonesia Consulting group (Non aktif) 2- Konsultan Pemerintah Daerah dan DPRD (Non-Aktif) 3- Ketua Program S2 dan Program S3 Ilmu Hukum s.d 2003 s.d 2009 4-Dekan Fakultas Hukum Univ. Sriwijaya (2009-2013 dan 2013-2017/ Resign)
5. Ketua Ombudsman Republik Indonesia 2016-2021
RIWAYAT PENDIDIKAN
• Sarjana Hukum,Universitas Sriwijaya-Palembang, 1988. • Diploma Demography,FE-UI,Jakarta,1990.
• Master Ilmu Hukum, Melbourne University, Australia, 1995. • Ph.D. Ilmu Hukum, Monash University, Australia, 2002.
PEMBICARA/ PENUGASAN INTERNASIONAL:
Strasbourg-Perancis, 1996, Oxford University - Inggris, 1997
Birmingham University -Inggris, 1998, Lund University-Swedia, 2003, Pretoria University - Afrika Selatan, 2004, IBA-New York,USA, 2012, IBA- Toronto-Canada, 2014, Tokyo-Japan,2016, Melbourne-Australia, 2016, Kazan-Russia, 2016, Tashkent-Uzbekistan, 2016,
International Observer PILPRES Uzbekistan 2016 Ankara, TURKI, 2017, PyeongChang-KOREA, 2017
Prof.Amzulian Rifai, Ph.D
RIWAYAT KEDINASAN
1- Owner ARF-Indonesia Consulting group (Non aktif) 2- Konsultan Pemerintah Daerah dan DPRD (Non-Aktif) 3- Ketua Program S2 dan Program S3 Ilmu Hukum s.d 2003 s.d 2009 4-Dekan Fakultas Hukum Univ. Sriwijaya (2009-2013 dan 2013-2017/ Resign)
5. Ketua Ombudsman Republik Indonesia 2016-2021
RIWAYAT PENDIDIKAN
• Sarjana Hukum,Universitas Sriwijaya-Palembang, 1988. • Diploma Demography,FE-UI,Jakarta,1990.
• Master Ilmu Hukum, Melbourne University, Australia, 1995. • Ph.D. Ilmu Hukum, Monash University, Australia, 2002.
PEMBICARA/ PENUGASAN INTERNASIONAL:
Strasbourg-Perancis, 1996, Oxford University - Inggris, 1997
Birmingham University -Inggris, 1998, Lund University-Swedia, 2003, Pretoria University - Afrika Selatan, 2004, IBA-New York,USA, 2012, IBA- Toronto-Canada, 2014, Tokyo-Japan,2016, Melbourne-Australia, 2016, Kazan-Russia, 2016, Tashkent-Uzbekistan, 2016,
International Observer PILPRES Uzbekistan 2016 Ankara, TURKI, 2017, PyeongChang-KOREA, 2017
LARANGAN RANGKAP JABATAN
LARANGAN RANGKAP JABATAN
PELAKSANA PELAYANAN PUBLIK
PELAKSANA PELAYANAN PUBLIK
LARANGAN RANGKAP JABATAN
LARANGAN RANGKAP JABATAN
PELAKSANA PELAYANAN PUBLIK
PELAKSANA PELAYANAN PUBLIK
Prof. Amzulian Rifai, S.H, LLM, PhD
Ketua Ombudsman Republik Indonesia
PELAYANAN PUBLIK DI DUNIA Negara-negara Skandinavia
DENMARK,
NORWEGIA, dan SWEDIA
PELAYANAN PUBLIK TERBAIK DI DUNIA
3 TINGKAT KORUPSI PALING RENDAH DI DUNIA PBB: NEGARA PALING BERBAHAGIA DI DUNIA
(WORLD HAPPINESS REPORT)
Menteri Sekretaris Negara:
“Pelayanan publik di Indonesia saat ini sudah masuk tahap mengerikan” (Yogya, 29/10/2016/Antara)
PELAYANAN PUBLIK DI INDONESIA
OMBUDSMAN RI 2016:
Tingkat kepatuhan pemerintah dalam memenuhi standar pelayanan publik masih rendah.
OMBUDSMAN RI 2016:
Tingkat kepatuhan pemerintah dalam memenuhi standar pelayanan publik masih rendah.
Di kementerian:
- 44 persen zona hijau (kepatuhan tinggi),
- 48 persen zona kuning (kepatuhan sedang) - 8 persen zona merah (kepatuhan rendah).
ATURAN POKOK PELAYANAN PUBLIK DI
INDONESIA
UNDANG-UNDANG No 37 TAHUN 2008
TENTANG OMBUDSMAN REPUBLIK
INDONESIA
5
UNDANG-UNDANG No 37 TAHUN 2008
TENTANG OMBUDSMAN REPUBLIK
INDONESIA
UNDANG-UNDANG No 25 TAHUN 2009
TENTANG PELAYANAN PUBLIK
Pelaksana pelayanan publik adalah pejabat, pegawai, petugas, dan setiap orang yang bekerja di dalam organisasi penyelenggara yang bertugas
Dinamika Jumlah Laporan Pertahun
Laporan jauh lebih tinggi karena: 1. Laporan ke Ombudsman “Upaya terakhir”, 2. Mekanisme internal, 3. Laporan melalui sistem SP4N
LARANGAN RANGKAP JABATAN BAGI PELAKSANA PELAYANAN PUBLIK
PASAL 17 (a) UNDANG-UNDANG No 25 Tahun 2009:
Pelaksana dilarang merangkap sebagai komisaris atau pengurus organisasi usaha bagi pelaksana yang berasal dari lingkungan instansi pemerintah, badan
usaha milik negara, dan badan usaha milik daerah.
FAKTANYA:
BANYAK PELAKSANA YANBLIK YANG MERANGKAP JABATAN
Tingkat Nasional: dari 144 Unit yang dipantau dengan 541 Jabatan komisaris, terdapat 222 jabatan Komisaris yang dirangkap oleh pelaksana
Yanblik
Di Daerah “tidak kalah”:
Contoh Kalimantan Timur (juga di daerah lain):
Mereka mayoritas menjabat sebagai kepala dinas, kepala biro, atau setingkat pejabat eselon II. Sekretaris provinsi (sekprov) tak terkecuali. Dari 21 posisi komisaris BUMD atau badan pengawas PERUSDA diisi 16
pelayan publik. 7
FAKTANYA:
BANYAK PELAKSANA YANBLIK YANG MERANGKAP JABATAN
Tingkat Nasional: dari 144 Unit yang dipantau dengan 541 Jabatan komisaris, terdapat 222 jabatan Komisaris yang dirangkap oleh pelaksana
Yanblik
Di Daerah “tidak kalah”:
Contoh Kalimantan Timur (juga di daerah lain):
Mereka mayoritas menjabat sebagai kepala dinas, kepala biro, atau setingkat pejabat eselon II. Sekretaris provinsi (sekprov) tak terkecuali. Dari 21 posisi komisaris BUMD atau badan pengawas PERUSDA diisi 16
SUMBER HUKUM LAIN LARANGAN MERANGKAP JABATAN
UU No 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara I
Pasal 33 (a) Komisaris BUMN dilarang memangku
jabatan rangkap sebagai anggota direksi pada BUMN, BUMD, badan usaha milik swasta, dan jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan… Direksi
Holding Komisaris di anak perusahaan
Pasal 33 (a) Komisaris BUMN dilarang memangku
jabatan rangkap sebagai anggota direksi pada BUMN, BUMD, badan usaha milik swasta, dan jabatan lain yang dapat menimbulkan benturan kepentingan… Direksi
Holding Komisaris di anak perusahaan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NO 47 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH NO 29 TAHUN 1997 TENTANG PNS YANG MENDUDUKI JABATAN RANGKAP
Pasal 2
Pegawai Negeri Sipil dilarang menduduki jabatan rangkap, KECUALI:
bagi PNS yang diangkat dan ditugaskan dalam jabatan: a. Jaksa, merangkap jabatan struktural di lingkungan
kejaksanaan yang tugas
pokoknya berkaitan erat dengan bidang penuntutan atau dapat diberi tugas penuntutan;
b. Peneliti, merangkap jabatan struktural di lingkungan instansi pemerintah yang tugas pokoknya berkaitan erat dengan bidang
penelitian; dan
c. Perancang, merangkap jabatan struktural di lingkungan
instansi pemerintah yang tugas pokoknya berkaitan erat dengan bidang peraturan perundang-undangan.
9 Pasal 2
Pegawai Negeri Sipil dilarang menduduki jabatan rangkap, KECUALI:
bagi PNS yang diangkat dan ditugaskan dalam jabatan: a. Jaksa, merangkap jabatan struktural di lingkungan
kejaksanaan yang tugas
pokoknya berkaitan erat dengan bidang penuntutan atau dapat diberi tugas penuntutan;
b. Peneliti, merangkap jabatan struktural di lingkungan instansi pemerintah yang tugas pokoknya berkaitan erat dengan bidang
penelitian; dan
c. Perancang, merangkap jabatan struktural di lingkungan
instansi pemerintah yang tugas pokoknya berkaitan erat dengan bidang peraturan perundang-undangan.
UNDANG-UNDANG No 5 TAHUN 2014 tentang APARATUR SIPIL NEGARA
Pasal 88
(1) PNS diberhentikan sementara, apabila: a. diangkat menjadi pejabat negara;
b. diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga nonstruktural;
PASAL 123
Diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS:
Diangkat menjadi ketua, wakil ketua, dan anggota
MK, BPK, KY, KPK, Menteri dan Jabatan Setingkat Menteri, Duta Besar dan Berkuasa Penuh
ARGUMENTASI LARANGAN RANGKAP JABATAN (KOMISARIS)
KONFLIK KEPENTINGAN TUGAS YANBLIK TERABAIKAN
RAWAN INTERVENSI
Rektor: Bank Daerah, RSUD
“Atas nama Kementerian” DIRJEN,proyek di Kementerian sendiri
11 DOUBLE INCOME/ UNFAIR
KAPASITAS/ KAPABILITAS
RAWAN INTERVENSI “Atas nama Kementerian”
ALTERNATIF SOLUSI
1. TEGAS MENGIKUTI KETENTUAN PERUNDANG-UNDANGAN (UU YANBLIK)
2. TETAP MENJABAT sangat SELEKTIF HANYA DENGAN SATU INCOME SAJA
3. PERUSAHAAN DENGAN SAHAM PEMERINTAH, KONTROL MELALUI PARA PROFESIONAL DI
BIDANGNYA (JANGAN MENJADI DALIH UNTUK ISI KOMISARIS)
3. PERUSAHAAN DENGAN SAHAM PEMERINTAH, KONTROL MELALUI PARA PROFESIONAL DI
BIDANGNYA (JANGAN MENJADI DALIH UNTUK ISI KOMISARIS)
4. MEREVISI BERBAGAI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT SUPAYA LEGAL