• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI KLINIK OBAT TRADISIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI KLINIK OBAT TRADISIONAL"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

UJI KLINIK OBAT

TRADISIONAL

(2)

UJI KLINIK OT

Pengembangan OT baru harus mengikuti

pengembangan obat modern  melalui uji pra

klinik dan uji klinik

Pelaksanaan UK OT/Obat herbal mengacu pada

prinsip2 CUKB

UKOT = Uji Klinik Obat Tradisional

Uji klinik adalah penelitian eksperimen secara

terencana yang menggunakan manusia sebagai

subyek (efek nya harus terukur dan dapat

(3)

Uji klinik pada manusia hanya dapat dilakukan

apabila : obat herbal tsb telah terbukti aman dan

berkhasiat pada uji pra klinik.

Uji klinik OT harus memenuhi prinsip etik uji

klinik

Harus ada PSP dan sediaan harus

terstandardisasi untuk dapat menimbulkan efek

yang terulangkan (reproducible).

(4)

FASE DALAM UKOT

Fase I

:

dilakukan pada sukarelawan sehat,

dilakukan secara terbuka (tanpa pembanding

dan tidak tersamar)

Total subyek : 20 - 50

(5)

Fase II

:

 dilakukan pada penderita (pasien) yg diseleksi dg

ketat (jumlah subyek 100 – 200 org)

 Untuk melihat efek farmakologi obat pd fase 1 apakah

berguna atau tidak untuk pengobatan, utk

menentukan dosis optimal dan mekanisme

metabolisme dan eliminasi obat

 Dapat terbagi mjd Fase II awal dan Fase II akhir

 Fase II awal : tanpa pembanding

 Fase II akhir : dengan pembanding  plasebo/obat

standart yg sudah dikenal (utk membuktikan bahwa

obat berkhasiat)

(6)

 Fase II awal : tanpa pembanding

 Fase II akhir : dengan pembanding  plasebo/obat

standart yg sudah dikenal (utk membuktikan bahwa obat berkhasiat)

 Utk menjamin validitas UK ini maka subyek harus diacak dan pemberian obat dilakukan secara tersamar ganda  UK Acak tersamar ganda berpembanding

(7)

Fase III

:

 Dilakukan pada pasien yg tidak diseleksi ketat dan

dalam jumlah yg lebih besar (mirip dg kondisi di

masyarakat)

 Tujuan adalah utk melihat : efek obat jika digunakan

secara luas, efek samping lain yg belum nampak

pada UK fase II, dampak penggunaan pada

penderita yg tidak diseleksi secara ketat

 Menggunakan pembanding : plasebo, obat yg sama

tapi beda dosis, obat standart dg dosis ekuiefektif

 Utk penyakit2 yg berakibat fatal maka penggunaan

(8)

Biasanya menggunakan RCT (Randomized Control

Trial = Uji klinik acak terkontrol) atau rancangan silang

(RCT cros over design)

Tujuan acak utk menghindari bias

 Ada aspek ketersamaran/pembutaan Randomized

Blinded trial (RBT)

merahasiakan bentuk terapi yg

digunakan dg tujuan utk menghindari bias pd penilaian

respon dari obat yg diberikan

 Penyamaran : single blind, double blind dan triple

blind

(9)

 Single blind : ketersamaran ada di pihak subyek  Double blind : ketersamaran ada di pihak subyek,

peneliti/dokter pemeriksa

 Triple blind : ketersamaran ada di pihak subyek,

peneliti/dokter pemeriksa, pihak yg melakukan analisa  Jika UK fase III menunjukan obat uji aman dan efektif

(10)

Fase IV

(post marketing drug surveillance)

UK pasca pemasaran, jangka panjang, untuk

mengamati

 efek samping yang jarang, yang lambat timbulnya

atau yg timbul setelah pemakaian bertahun2

 Efektifitas obat pada penderita berpenyakit berat

atau berpenyakit ganda

(11)

KEKHUSUSAN UKOT

OT yang sudah lama beredar luas di masyarakat

dan tidak menunjukkan efek samping yang

merugikan, setelah uji pra klinik dapat langsung

dilakukan UK fase 3 (dengan pembanding)

Untuk OT yang belum digunakan secara luas

harus melalui uji klinik pendahuluan (fase I dan

II) utk mengetahui tolerabilitas pasien terhadap

OT tsb

(12)

KOMPONEN UK

1. Pemilihan subyek 2. Rancangan UK

3. Perlakuan pengobatan yg akan diteliti dan pembanding 4. Pengacakan perlakuan 5. Besar sampel 6. Penyamaran 7. Penilaian respon 8. Analisa data 9. Protokol UK 10. Etika UK

(13)
(14)

PRINSIP DASAR

Berdasarkan Deklarasi Helsinki dan The Nuremberg Code  Penelitian yang melibatkan manusia harus bersifat ilmiah dan dijabarkan secara jelas dan detail

Bersifat ilmiah : didesain sesuai dg keilmuan dan

stastistik agar dapat menjawab pertanyaan dr penelitian dan tujuan penelitian tercapai

Dibuat suatu protokol dimana formatnya dapat bervariasi disesuaikan dg perusahaan / institusi yg melaksanakan

(15)

PROTOKOL UJI KLINIK

Rencana Pelaksanaan Penelitian:

1. Latar belakang

2. Tujuan uji klinik

3. Desain penelitian

4. Teknik penelitian

5. Populasi yang diteliti, misal: kriteria seleksi

6. Cara pemberian obat

7. Metode pencatatan dan pelayanan efek obat

8. Analisa data

9. Metode statistik

10. Analisa data dan metode statistik

11. Aspek etik, termasuk “informed consent” 12. Keterangan tentang organisasi penelitian

(16)

PROTOKOL UK

1. Halaman depan

a. Judul, nomor identifikasi dan nomor versi (bila ada amandemen) & tanggal protokol

b. Nama & alamat sponsor/institusi termasuk monitor non sponsor

c. Nama & titel dari perwakilan sponsor yg berhak utk menandatangani protokol dan amandemen protokol

d. Nama, gelar, alamat & no telp dr tenaga medis yg terlibat dalam UK

e. Nama, gelar, alamat & no telp dr tenaga medis yg

bertanggungjawab dalam keputusan medis pd institusi tsb

f. Nama, gelar, alamat & no telp dr laboratorium/ departemen/institusi yg terlibat

(17)

2. Halaman tanda tangan (optional) a. Sponsor

b. Pakar statistik yg membuat rencana statistik c. Peneliti utama

3. Ringkasan protokol a. Latar belakang UK b. Tujuan UK

c. Kriteria seleksi subjek (S) d. Terapi

e. Desain UK

f. Intervensi dan pengukuran

g. AE dan pemeriksaan lab utk keamanan S h. Kriteria Penilaian/evaluasi S

(18)

LATAR BELAKANG PROTOKOL

Deskripsi dan manfaat potensial produk uji  Ringkasan temuan uji praklinik & UK

Ringkasan dari potensi dan manfaat

 Deskripsi mengenai cara pemberian, dosis dan lama pemberian

 Alasan spesifik (rasionalitas) dilakukannya UK  Penjelasan mengenai popilasi yg diikut sertakan  Referensi yg berkaitan dg UK

(19)

SELEKSI DAN REKRUTMEN SUBJEK

a. Menjelaskan populasi dr S penelitian (jenis penyakit & kondisi S)

b. Kriteria inklusi dan eksklusi S

c. Kriteria penghentian S (syarat utk berhenti / pengunduran diri dari S)

Desain UK

a. Rencana studi dan desain

b. Lama waktu pengamatan

c. Rencana meminimalkan bias

d. Penjelasan produk uji, dosis, regimen

e. Akuntabilitas produk uji, plasebo dan pembanding

f. Prosedur mempertahankan dan membuka kerahasiaan

(20)

PERSIAPAN TAHAPAN UJI KLINIK

1. PEMBAHASAN PRE UJI KLINIK - paham obat yg diteliti

- metode kerja, tempat & waktu

2. PERSIAPAN STAF INVESTIGATOR - pembagian staff

- tanggung jawab staff yang tinggi

- penjelasan cara kerja alat bantu pemeriksaan

3. PROTOKOL PENELITIAN

- dibahas dan disetujui bersama pada waktu pembahasan pre-uji klinik

4. PERLINDUNGAN PASIEN

- investigator tidak terlibat langsung dalam pengurusan ECA (Ethic Committee Aprroval)

(21)

PERSIAPAN TAHAPAN UJI KLINIK

(LANJUTAN)

5. PERSETUJUAN PASIEN (INFORMED CONSENT) - penjelasan secara rinci tujuan penelitian

- kemungkinan mendapat plasebo

- pemeriksaan klinik dan test laboratorium - kemungkinan terjadi efek samping

- persetujuan → tandatangan + alamat - pemberian no. telp peneliti

(22)

PERSIAPAN TAHAPAN UJI KLINIK

(LANJUTAN)

6.CASE RECORD FORM (CRF)

- memudahkan investigator mengajukan pertanyaan - menuntun jalannya penelitian

- kesalahan pengisian harus dicoret dan diparaf serta tanggal koreksi

- data dalam CRF dicocokkan dengan sumber informasi tertentu (SDV) merupa MR, hasil pemeriksaan lab.

atau sumber lain

- dalam GCP dianjurkan cukup dengan mencocokkan 25 % dari CRF yang ada, dengan SDV (Source Data Verification)

(23)

PERSIAPAN TAHAPAN UJI KLINIK

(LANJUTAN)

7. PENYIMPANAN MATERI UJI KLINIK

- disimpan dengan nomor kode yang berurutan 8. PELAPORAN KEJADIAN EFEK SAMPING

- kejadian medik dilaporkan pasien selama penelitian

- semua kejadian efek samping dicantumkan dalam CRF - Semua kejadian efek samping serius harus dilaporkan

(24)

PRINSIP ETIK PENELITIAN

KEDOKTERAN

1. Rasa hormat pada subyek penelitian 2. Azas manfaat

3. Azas keadilan

(25)

RASA HORMAT PADA SUBYEK MANUSIA

Dua pertimbangan etik yang fundamental:

- rasa hormat kepada hak setiap individu untuk

menentukan pilihannya sendiri

- perlindungan terhadap subyek yang tidak

mempunyai kebebasan/otonomi

AZAS KEADILAN

-

Memberikan kepada setiap subyek, apa yang

menjadi haknya

(26)

AZAS MANFAAT

Peneliti mempunyai kewajiban etik untuk

mendapat-kan hasil maksimal sambil menemendapat-kan sekecil

mungkin bahaya/dampak negatif penelitian,

akibatnya setiap uji klinik harus memenuhi syarat:

- resiko yang dapat diterima

- desain yang baik

- ditangani peneliti yang kompeten dibidangnya

- terjaminnya keselamatan/kesejahteraan

(27)

MEMBUAT DESAIN UJI KLINIK

Diperlukan keterpaduan antara:  Metode penelitian

 Farmakologi klinik

 Pengetahuan tentang penyakit yang diteliti  Obat-obatnya

 Prinsip-prinsip statistik  Dasar-dasar uji klinik

(28)

MASALAH ETIK PENELITIAN

1.

Masalah dari pihak peneliti:

a. Kesadaran perlunya etik penelitian pada subyek manusia b. Kesulitan untuk mendapat ethical approval

c. Merasa akan “diuji” oleh Panitia Etik

d. Kesulitan untuk minta informed consent dari calon subyek e. Kelangkaan Panitia Etik

2.

Masalah dari pihak panitia penilai etik penelitian:

a. Hubungan antara aspek desain dan aspek etik penelitian b. Kedudukan peneliti yang lemah

c. Penelitian “marketing”

(29)

BANTUAN PUKO

 Penyusunan protokol

 Perbaikan desain

 Pengajuan permohonan ke Panitia Etik FKUI

 Biaya kaji etik

 Cara kerja panitia

 Lama waktu untuk Uji Klinik

 Keanggotaan

(30)

QUALITY ASSURANCE

 Sponsor yang tidak mempunyai QA Dept. dapat

menyewa QA auditor

 Sistem QA untuk menjamin hak dan

kesejahteraan subyek, verifikasi data dan

kesimpulan uji klinik

 QA auditor harus independen dari keterlibatan

manajemen uji klinik

 Waktu mengaudit: pada 1/3 awal, 1/3 mendekati

akhir, dan 1/3 sesudah penelitian

(31)

STATISTIK

Dibutuhkan untuk merencanakan:

 Desain uji klinik

 Besar sampel

 Pelaksanaan Uji Klinik

 Analisa

 Presentasi

Semua dijelaskan secara rinci dalam protokol Uji

Klinik

(32)

STUDY CLOSURE

 Akontabilitas obat

 Study Materials (CRF, alat-alat)

 File lengkap, penyimpanannya baik

 Financial: - Pro -rata payment

- Full-payment

 Diskusi tentang hasil audit/inspeksi

 Diskusi tentang laporan

(33)

MENYEDIAKAN PRODUK YANG DITELITI

1. Sesuai GMP

2. Packingnya baik

3. Adanya label untuk menjamin prosedur blinding

4. Menjaga sampel reference & dokumentasi analisa

5. Menjaga pencatatan supply dengan bacth/serial

number

6. Menjamin investigator punya sistem untuk

keamanan, penanganan, penyimpanan dan

penggunaan

Referensi

Dokumen terkait

Variabel umur perusahaan yang diproksikan dengan UMUR, memiliki nilai minimum untuk UMUR yang dimiliki oleh perusahaan sebesar 1,330 yaitu Indo Tambangraya Megah Tbk dan

Satu dusun boleh memiliki satu atau lebih bidang tanah dan satu atau lebih bidang tanah hanya berada pada satu dusun, sehingga direpresentasikan dengan derajat hubungan 1 :

Penyebaran poster dan baliho yang dilakukan BPBD kabupaten Enrekang merupakan sebuah upaya untuk melibatkan masyarakat dalam penanggulangan bencana, kegiatan ini

Perkiraan Jumlah dan Persentase Rumah Tangga yang Tidak Pernah Mendapat Manfaat dari Proyek PNPM RESPEK menurut Kabupaten/kota dan Alasannya (Lanjutan 1). Sumber: PNPM

PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan banten UPJ Banjaran dalam operasionalnya untuk melakukan pengolahan data khususnya yang berkaitan dengan Pelayanan Pelanggan

Untuk mengukur kuatnya mediasi variable Information Usefulness dan Information Adoption pengaruh Information Credibility terhadap vaiabel Purchase Intention pada getok

*urning adalah munculnya gejala hangus yang berupa titik atau corak garis arna hitam  pada barang P/. Apabila dalam prose pengaliran material peleleh kebagian ca0ity masih ada

Pada keadaan yang kedua yaitu negara beriklim panas pada umumnya, dipersyaratkan masa perawatan minimal 2 hari dengan catatan bahwa semen umumnya, dipersyaratkan