UJI KLINIK OBAT
TRADISIONAL
UJI KLINIK OT
•
Pengembangan OT baru harus mengikuti
pengembangan obat modern melalui uji pra
klinik dan uji klinik
•
Pelaksanaan UK OT/Obat herbal mengacu pada
prinsip2 CUKB
•
UKOT = Uji Klinik Obat Tradisional
•
Uji klinik adalah penelitian eksperimen secara
terencana yang menggunakan manusia sebagai
subyek (efek nya harus terukur dan dapat
•
Uji klinik pada manusia hanya dapat dilakukan
apabila : obat herbal tsb telah terbukti aman dan
berkhasiat pada uji pra klinik.
•
Uji klinik OT harus memenuhi prinsip etik uji
klinik
•
Harus ada PSP dan sediaan harus
terstandardisasi untuk dapat menimbulkan efek
yang terulangkan (reproducible).
FASE DALAM UKOT
Fase I
:
dilakukan pada sukarelawan sehat,
dilakukan secara terbuka (tanpa pembanding
dan tidak tersamar)
Total subyek : 20 - 50
Fase II
:
dilakukan pada penderita (pasien) yg diseleksi dg
ketat (jumlah subyek 100 – 200 org)
Untuk melihat efek farmakologi obat pd fase 1 apakah
berguna atau tidak untuk pengobatan, utk
menentukan dosis optimal dan mekanisme
metabolisme dan eliminasi obat
Dapat terbagi mjd Fase II awal dan Fase II akhir
Fase II awal : tanpa pembanding
Fase II akhir : dengan pembanding plasebo/obat
standart yg sudah dikenal (utk membuktikan bahwa
obat berkhasiat)
Fase II awal : tanpa pembanding
Fase II akhir : dengan pembanding plasebo/obat
standart yg sudah dikenal (utk membuktikan bahwa obat berkhasiat)
Utk menjamin validitas UK ini maka subyek harus diacak dan pemberian obat dilakukan secara tersamar ganda UK Acak tersamar ganda berpembanding
Fase III
:
Dilakukan pada pasien yg tidak diseleksi ketat dan
dalam jumlah yg lebih besar (mirip dg kondisi di
masyarakat)
Tujuan adalah utk melihat : efek obat jika digunakan
secara luas, efek samping lain yg belum nampak
pada UK fase II, dampak penggunaan pada
penderita yg tidak diseleksi secara ketat
Menggunakan pembanding : plasebo, obat yg sama
tapi beda dosis, obat standart dg dosis ekuiefektif
Utk penyakit2 yg berakibat fatal maka penggunaan
Biasanya menggunakan RCT (Randomized Control
Trial = Uji klinik acak terkontrol) atau rancangan silang
(RCT cros over design)
Tujuan acak utk menghindari bias
Ada aspek ketersamaran/pembutaan Randomized
Blinded trial (RBT)
merahasiakan bentuk terapi yg
digunakan dg tujuan utk menghindari bias pd penilaian
respon dari obat yg diberikan
Penyamaran : single blind, double blind dan triple
blind
Single blind : ketersamaran ada di pihak subyek Double blind : ketersamaran ada di pihak subyek,
peneliti/dokter pemeriksa
Triple blind : ketersamaran ada di pihak subyek,
peneliti/dokter pemeriksa, pihak yg melakukan analisa Jika UK fase III menunjukan obat uji aman dan efektif
Fase IV
(post marketing drug surveillance)
UK pasca pemasaran, jangka panjang, untuk
mengamati
efek samping yang jarang, yang lambat timbulnya
atau yg timbul setelah pemakaian bertahun2
Efektifitas obat pada penderita berpenyakit berat
atau berpenyakit ganda
KEKHUSUSAN UKOT
•
OT yang sudah lama beredar luas di masyarakat
dan tidak menunjukkan efek samping yang
merugikan, setelah uji pra klinik dapat langsung
dilakukan UK fase 3 (dengan pembanding)
•
Untuk OT yang belum digunakan secara luas
harus melalui uji klinik pendahuluan (fase I dan
II) utk mengetahui tolerabilitas pasien terhadap
OT tsb
KOMPONEN UK
1. Pemilihan subyek 2. Rancangan UK
3. Perlakuan pengobatan yg akan diteliti dan pembanding 4. Pengacakan perlakuan 5. Besar sampel 6. Penyamaran 7. Penilaian respon 8. Analisa data 9. Protokol UK 10. Etika UK
PRINSIP DASAR
Berdasarkan Deklarasi Helsinki dan The Nuremberg Code Penelitian yang melibatkan manusia harus bersifat ilmiah dan dijabarkan secara jelas dan detail
Bersifat ilmiah : didesain sesuai dg keilmuan dan
stastistik agar dapat menjawab pertanyaan dr penelitian dan tujuan penelitian tercapai
Dibuat suatu protokol dimana formatnya dapat bervariasi disesuaikan dg perusahaan / institusi yg melaksanakan
PROTOKOL UJI KLINIK
Rencana Pelaksanaan Penelitian:1. Latar belakang
2. Tujuan uji klinik
3. Desain penelitian
4. Teknik penelitian
5. Populasi yang diteliti, misal: kriteria seleksi
6. Cara pemberian obat
7. Metode pencatatan dan pelayanan efek obat
8. Analisa data
9. Metode statistik
10. Analisa data dan metode statistik
11. Aspek etik, termasuk “informed consent” 12. Keterangan tentang organisasi penelitian
PROTOKOL UK
1. Halaman depan
a. Judul, nomor identifikasi dan nomor versi (bila ada amandemen) & tanggal protokol
b. Nama & alamat sponsor/institusi termasuk monitor non sponsor
c. Nama & titel dari perwakilan sponsor yg berhak utk menandatangani protokol dan amandemen protokol
d. Nama, gelar, alamat & no telp dr tenaga medis yg terlibat dalam UK
e. Nama, gelar, alamat & no telp dr tenaga medis yg
bertanggungjawab dalam keputusan medis pd institusi tsb
f. Nama, gelar, alamat & no telp dr laboratorium/ departemen/institusi yg terlibat
2. Halaman tanda tangan (optional) a. Sponsor
b. Pakar statistik yg membuat rencana statistik c. Peneliti utama
3. Ringkasan protokol a. Latar belakang UK b. Tujuan UK
c. Kriteria seleksi subjek (S) d. Terapi
e. Desain UK
f. Intervensi dan pengukuran
g. AE dan pemeriksaan lab utk keamanan S h. Kriteria Penilaian/evaluasi S
LATAR BELAKANG PROTOKOL
Deskripsi dan manfaat potensial produk uji Ringkasan temuan uji praklinik & UK
Ringkasan dari potensi dan manfaat
Deskripsi mengenai cara pemberian, dosis dan lama pemberian
Alasan spesifik (rasionalitas) dilakukannya UK Penjelasan mengenai popilasi yg diikut sertakan Referensi yg berkaitan dg UK
SELEKSI DAN REKRUTMEN SUBJEK
a. Menjelaskan populasi dr S penelitian (jenis penyakit & kondisi S)
b. Kriteria inklusi dan eksklusi S
c. Kriteria penghentian S (syarat utk berhenti / pengunduran diri dari S)
Desain UK
a. Rencana studi dan desain
b. Lama waktu pengamatan
c. Rencana meminimalkan bias
d. Penjelasan produk uji, dosis, regimen
e. Akuntabilitas produk uji, plasebo dan pembanding
f. Prosedur mempertahankan dan membuka kerahasiaan
PERSIAPAN TAHAPAN UJI KLINIK
1. PEMBAHASAN PRE UJI KLINIK - paham obat yg diteliti
- metode kerja, tempat & waktu
2. PERSIAPAN STAF INVESTIGATOR - pembagian staff
- tanggung jawab staff yang tinggi
- penjelasan cara kerja alat bantu pemeriksaan
3. PROTOKOL PENELITIAN
- dibahas dan disetujui bersama pada waktu pembahasan pre-uji klinik
4. PERLINDUNGAN PASIEN
- investigator tidak terlibat langsung dalam pengurusan ECA (Ethic Committee Aprroval)
PERSIAPAN TAHAPAN UJI KLINIK
(LANJUTAN)
5. PERSETUJUAN PASIEN (INFORMED CONSENT) - penjelasan secara rinci tujuan penelitian
- kemungkinan mendapat plasebo
- pemeriksaan klinik dan test laboratorium - kemungkinan terjadi efek samping
- persetujuan → tandatangan + alamat - pemberian no. telp peneliti
PERSIAPAN TAHAPAN UJI KLINIK
(LANJUTAN)
6.CASE RECORD FORM (CRF)
- memudahkan investigator mengajukan pertanyaan - menuntun jalannya penelitian
- kesalahan pengisian harus dicoret dan diparaf serta tanggal koreksi
- data dalam CRF dicocokkan dengan sumber informasi tertentu (SDV) merupa MR, hasil pemeriksaan lab.
atau sumber lain
- dalam GCP dianjurkan cukup dengan mencocokkan 25 % dari CRF yang ada, dengan SDV (Source Data Verification)
PERSIAPAN TAHAPAN UJI KLINIK
(LANJUTAN)
7. PENYIMPANAN MATERI UJI KLINIK
- disimpan dengan nomor kode yang berurutan 8. PELAPORAN KEJADIAN EFEK SAMPING
- kejadian medik dilaporkan pasien selama penelitian
- semua kejadian efek samping dicantumkan dalam CRF - Semua kejadian efek samping serius harus dilaporkan
PRINSIP ETIK PENELITIAN
KEDOKTERAN
1. Rasa hormat pada subyek penelitian 2. Azas manfaat
3. Azas keadilan
RASA HORMAT PADA SUBYEK MANUSIA
Dua pertimbangan etik yang fundamental:
- rasa hormat kepada hak setiap individu untuk
menentukan pilihannya sendiri
- perlindungan terhadap subyek yang tidak
mempunyai kebebasan/otonomi
AZAS KEADILAN
-
Memberikan kepada setiap subyek, apa yang
menjadi haknya
AZAS MANFAAT
Peneliti mempunyai kewajiban etik untuk
mendapat-kan hasil maksimal sambil menemendapat-kan sekecil
mungkin bahaya/dampak negatif penelitian,
akibatnya setiap uji klinik harus memenuhi syarat:
- resiko yang dapat diterima
- desain yang baik
- ditangani peneliti yang kompeten dibidangnya
- terjaminnya keselamatan/kesejahteraan
MEMBUAT DESAIN UJI KLINIK
Diperlukan keterpaduan antara: Metode penelitian
Farmakologi klinik
Pengetahuan tentang penyakit yang diteliti Obat-obatnya
Prinsip-prinsip statistik Dasar-dasar uji klinik
MASALAH ETIK PENELITIAN
1.
Masalah dari pihak peneliti:
a. Kesadaran perlunya etik penelitian pada subyek manusia b. Kesulitan untuk mendapat ethical approval
c. Merasa akan “diuji” oleh Panitia Etik
d. Kesulitan untuk minta informed consent dari calon subyek e. Kelangkaan Panitia Etik
2.
Masalah dari pihak panitia penilai etik penelitian:
a. Hubungan antara aspek desain dan aspek etik penelitian b. Kedudukan peneliti yang lemah
c. Penelitian “marketing”