• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI DAN BELAJAR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV B1 SD TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI DAN BELAJAR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV B1 SD TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

i

MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI

DAN BELAJAR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV B1 SD

TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh:

Zita Wigandari Bedewoda

081134020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN MOTTO

“SERAHKANLAH PERBUATANMU KEPADA TUHAN

“SERAHKANLAH PERBUATANMU KEPADA TUHAN

“SERAHKANLAH PERBUATANMU KEPADA TUHAN

“SERAHKANLAH PERBUATANMU KEPADA TUHAN,,,,

MAKA TERLAKSANALAH SEGALA RENCANAMU”

MAKA TERLAKSANALAH SEGALA RENCANAMU”

MAKA TERLAKSANALAH SEGALA RENCANAMU”

MAKA TERLAKSANALAH SEGALA RENCANAMU”

(AMSAL 16: 3)

(AMSAL 16: 3)

(AMSAL 16: 3)

(AMSAL 16: 3)

PPPPERCAYALAH SEMUA SUDAH DIRANCANG

ERCAYALAH SEMUA SUDAH DIRANCANG

ERCAYALAH SEMUA SUDAH DIRANCANG

ERCAYALAH SEMUA SUDAH DIRANCANG DALAM H

DALAM H

DALAM H

DALAM HIDUPMU,

IDUPMU,

IDUPMU,

IDUPMU,

MAKA

MAKA

MAKA

MAKA BERTEKUN

BERTEKUN

BERTEKUN DAN BERDOA

BERTEKUN

DAN BERDOA

DAN BERDOA

DAN BERDOALAH

LAH

LAH

LAH

““““DO THE

DO THE

DO THE BEST FOR EVERYTHING WHAT YOU DO”

DO THE

BEST FOR EVERYTHING WHAT YOU DO”

BEST FOR EVERYTHING WHAT YOU DO”

BEST FOR EVERYTHING WHAT YOU DO”

““““DREAMS,

DREAMS,

DREAMS,

DREAMS, BELIEVE, AND MAKE IT HAPPEN

BELIEVE, AND MAKE IT HAPPEN

BELIEVE, AND MAKE IT HAPPEN””””

BELIEVE, AND MAKE IT HAPPEN

((((A

A

A

Agnes Monica

gnes Monica

gnes Monica

gnes Monica))))

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati dan tulus iklas secara khusus skripsi ini dipersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah membimbing, melindungi, dan menerangi setiap langkah dalam hidupku.

Almarhum papa: Andreas Simon Gado.

Mama dan adik: Lucia Dewi Lantaringsih dan Gisela Aventia Bedewoda. Keluarga besar FX. Murjadi, Yohanes Rappa dan Yosef Badeoda.

(6)
(7)
(8)

viii

ABSTRAK

Bedewoda, Zita Wigandari. 2012. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk Peserta Didik Kelas IV B1 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini adalah penelitian kolaboratif yang menggunakan metode penelitian dan pengembangan dengan mengadaptasi model Dick & Carey yang dimodifikasi. Subyek penelitian adalah seorang guru SD yang mengajar PKn dan 30 peserta didik kelas IV B1 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Tujuan penelitian untuk mengetahui kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran PKn terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai bulan Juli 2012. Kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran PKn terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar diperoleh berdasarkan penilaian ahli bidang studi PKn, ahli bimbingan konseling (BK), dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran dengan mengacu penilaian acuan patokan (PAP) tipe I .

Kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran PKn terintegrasi bimbingan pribadi ditinjau dari komponen silabus, RPP, dan materi ajar berdasarkan hasil penilaian ahli bidang studi PKn dan ahli BK memperoleh persentase 89.67% dengan kategori layak. Kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran PKn terintegrasi bimbingan belajar ditinjau dari komponen silabus, RPP, dan materi ajar berdasarkan hasil penilaian ahli bidang studi PKn, ahli BK, dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran memperoleh persentase 87.40% dengan kategori layak.

Berdasarkan kedua hasil tersebut, dapat disimpulkan model pengembangan perangkat pembelajaran PKn terintegrasi bimbingan pribadi layak digunakan guru SD yang mengajar PKn untuk membantu peserta didik kelas IV B1 SD Tarakanita Bumijo menjadi teliti saat belajar PKn. Model pengembangan perangkat pembelajaran PKn terintegrasi bimbingan belajar layak digunakan guru SD yang mengajar PKn untuk membantu peserta didik kelas IV B1 SD Tarakanita Bumijo menjadi tekun saat belajar PKn.

(9)

ix

ABSTRACT

Bedewoda, Zita Wigandari. 2012. Development Model of Integrated Civics Learning Equipment with Various Personal Guidance and Learning for Students B1 Grade IV of SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teachers Education Study Program, Sanata Dharma University.

This research is a collaborative research which used research and development method adapting from Dick & Carey model which was modified. The subject of the research was an elementary teacher which was teaching Civics and there were 30 students in B1 grade IV of SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. The research aims to find out the appropriateness of development model of integrated Civics learning equipment with various personal guidance and learning. The research was carried out in January up to July 2012. The appropriateness of development model of integrated Civics learning equipment with various personal guidance and learning is achieved based on assessment of Civics expert, guidance and counselling expert, and expert of learning media development with referring to Penilaian Acuan Patokan (PAP) type I.

The appropriateness of Development Model of integrated Civics learning media with personal guidance was evaluated from syllabus component, lesson plan, and learning materials based on the evaluation result of Civics expert and guidance and counseling expert, it was found that the percentage is 89.67% which is appropriate for the category. The appropriateness of development model of integrated Civics learning equipment with learning guidance was evaluated from syllabus component, lesson plan, and learning materials based on the evaluation result of Civics expert, guidance and counseling expert, and expert of developing learning equipment, it was found that the result of the evaluation is 87.40% which is appropriate for the category.

Based on those two results, this research concludes that development model of integrated Civics learning equipment with personal guidance is appropriate for elementary school teacher teaching Civics to help students B1 grade IV of SD Tarakanita Bumijo to be more careful when learning Civics. Development model of integrated Civics learning media with personal guidance is appropriate to use by elementary school teacher teaching Civics to helps students B1 grade IV of SD Tarakanita Bumijo to be more diligent when learning civics.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian kolaboratif ini. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum., dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang peneliti butuhkan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu AG. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A., dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik, serta bimbingan yang sangat berguna selama penelitian ini.

5. Ibu Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., dosen penguji III, yang telah memberikan nasihat, saran, dan sumbangan pemikiran yang sangat bermanfaat untuk revisi akhir skripsi ini.

6. Bapak Agus Purnomo, S.Pd., Kepala Sekolah Dasar Tarakanita Bumijo Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di kelas IV B1 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.

7. Ibu Lusia Winarti, S.Pd., wali kelas IV B1 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta yang telah memberikan waktu dan bantuan yang bermanfaat bagi peneliti. 8. Ibu Francisca Rustiati, S.Pd., guru PKn kelas IV B1 SD Tarakanita Bumijo

(11)
(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Spesifikasi Produk ... 5

1.5 Definisi Operasional ... 6

(13)

xiii BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori ... 9

2.1.1 Penelitian dan Pengembangan ... 9

2.1.2 Perangkat Pembelajaran ... 13

2.1.3 Bimbingan dalam Konteks Pendidikan ... 17

2.1.4 Peran Guru SD sebagai Pembimbing ... 29

2.1.5 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 31

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 34

2.3 Kerangka Berpikir ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 39

3.2 Model Pengembangan ... 39

3.3 Desain Pengembangan ... 39

3.4 Prosedur Pengembangan ... 40

3.5 Subyek Penelitian ... 43

3.6 Jenis Data ... 44

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.7.1 Pedoman Wawancara ... 44

3.7.2 Pedoman Observasi ... 45

3.7.3 Pedoman Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) ... 45

3.7.4 Pedoman Penilaian Ahli ... 46

3.8 Teknik Analisis Data ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan ... 51

(14)

xiv

4.1.2 Observasi ... 52

4.1.3 Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) ... 54

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 55

4.2.1 Penilaian Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran PKn oleh Ahli ... 56

4.2.2 Kelayakan Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 66

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 66

5.3 Saran ... 67

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Rancangan Kegiatan Bimbingan ... 35

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Wali Kelas IV B1 dan Guru SD yang Mengajar PKn di SD Tarakanita Bumijo ... 44

Tabel 3.2 Pedoman Pengamatan Pembelajaran PKn di Kelas IV B1 SD Tarakanita Bumijo ... 45

Tabel 3.3 PedomanAlat Ungkap Kebutuhan (AUK) untuk Peserta Didik Kelas IV B1 SD Tarakanita Bumijo ... 46

Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Silabus oleh Ahli Bidang Studi PKn ... 46

Tabel 3.5 Pedoman Penilaian RPP oleh Ahli Bidang Studi PKn ... 47

Tabel 3.6 Pedoman Penilaian Materi Ajar oleh Ahli Bidang Studi PKn ... 47

Tabel 3.7 Pedoman Penilaian Silabus oleh Ahli BK ... 47

Tabel 3.8 Pedoman Penilaian RPP oleh Ahli BK ... 47

Tabel 3.9 Pedoman Penilaian Materi Ajar oleh Ahli BK ... 48

Tabel 3.10 Pedoman Penilaian Silabus oleh Ahli Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 48

Tabel 3.11 Pedoman Penilaian RPP oleh Ahli Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 48

Tabel 3.12 Pedoman Penilaian Materi Ajar oleh Ahli Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 48

Tabel 3.13 Kriteria Revisi Produk Pengembangan ... 50

Tabel 3.14 Penilaian Acuan Patokan I (PAP I) ... 50

(16)

xvi

Tabel 4.2 Hasil Observasi Pelajaran PKn di Kelas IV B1 ... 53 Tabel 4.3 Hasil Penyebaran AUK di Kelas IV B1 ... 54 Tabel 4.4 Deskripsi Para Ahli ... 55 Tabel 4.5 Rekapitulasi Penilaian Pertama Perangkat Pembelajaran

PKn Terintegrasi Bimbingan Pribadi ... 56 Tabel 4.6 Rekapitulasi Penilaian Kedua Perangkat Pembelajaran

PKn Terintegrasi Bimbingan Pribadi ... 58 Tabel 4.7 Rekapitulasi Penilaian Pertama Perangkat Pembelajaran

PKn Terintegrasi Bimbingan Belajar ... 59 Tabel 4.8 Rekapitulasi Penilaian Kedua Perangkat Pembelajaran

(17)

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Langkah-langkah Dick & Carey ... 10 Bagan 2.2 Psikodinamika Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

PKn Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar ... 36 Bagan 3.1 Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran PKn

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 70 Lampiran 2. Hasil Pengisian AUK ... 71-72 Lampiran 3. Rekapitulasi Penyebaran AUK ... 73 Lampiran 4. Rekapitulasi Penilaian Ahli Bidang Studi PKn ... 74-75 Lampiran 5. Rekapitulasi Penilaian Ahli Bimbingan Konseling (BK) ... 76-77 Lampiran 6. Rekapitulasi Penilaian Ahli Pengembangan Perangkat

Pembelajaran ... 78 Lampiran 7. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran PKn

Terintegrasi Bimbingan Pribadi ... 79-108 Lampiran 8. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran PKn

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif. Peneliti dalam penelitian ini merupakan salah satu anggota penelitian kolaboratif. Topik penelitian ini bermula dari keprihatinan dosen peneliti terhadap kebutuhan guru SD akan adanya perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan. Hal tersebut didukung dengan tidak adanya jam khusus bagi guru SD untuk memberikan layanan bimbingan di kelas.

Keprihatinan dosen penelitian kolaboratif diperkuat dengan ditetapkannya UU no. 20 Tahun 2003, PP No. 19 Tahun 2005, Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (dalam Furqon, 2005, hlm. 49) yang berisi tentang “pelayanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian integratif dalam sistem pendidikan di sekolah”. Hal lain yang mendukung adalah adanya SK Menpan No. 83/1993 (dalam Furqon, 2005) tentang tugas guru SD selain mengajar juga memiliki tanggung jawab melaksanakan program bimbingan di kelas asuhannya.

(20)

wawancara peneliti dapat mengetahui bahwa wali kelas sudah berusaha melakukan bimbingan di dalam kelas namun belum bisa diberikan secara rutin dikarenakan banyaknya tugas dan jam mengajar di kelas lain.

Hasil lainnya adalah SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta memiliki seorang guru BK. Jumlah guru BK di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta ini tidak sebanding dengan jumlah peserta didik di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Pada saat wawancara, wali kelas menjelaskan bahwa saat proses belajar mengajar sering muncul perilaku-perilaku yang menghambat perkembangan peserta didik seperti terlambat datang ke sekolah, tidak memperhatikan penjelasan guru, melamun, tidak mengerjakan tugas dan lain-lain.

Wali kelas menyatakan perilaku-perilaku tersebut sering muncul pada beberapa mata pelajaran, namun berdasarkan laporan dari guru SD yang lain perilaku tersebut sering muncul pada mata pelajaran PKn. Kemudian peneliti mewawancarai guru SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta yang mengampu mata pelajaran PKn di kelas IV B1 guna mendapatkan informasi lebih lanjut.

Peneliti mewawancarai guru SD yang mengajar mata pelajaran PKn dihari dan tanggal yang sama selama 35 menit. Melalui wawancara ini peneliti mengetahui bahwa guru belum menyisipkan bimbingan dalam proses belajar mengajar, guru juga tidak mempunyai perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan. Guru berpendapat bahwa perangkat pembelajaran yang baik adalah perangkat pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mengatasi permasalahannya dan memenuhi tugas perkembangannya.

(21)

menunjukkan bahwa guru PKn tidak menyisipkan bimbingan dalam proses pembelajaran, peserta didik tidak memperhatikan penjelasan guru, peserta didik tidak mengerjakan tugas yang diberikan, peserta didik melamun, dan peserta didik terlambat datang ke sekolah. Setelah melakukan observasi, peneliti menyebarkan alat ungkap kebutuhan (AUK) untuk mengetahui bimbingan yang dibutuhkan oleh peserta didik.

AUK adalah kuesioner yang berisi 15 pernyataan yang berhubungan dengan bimbingan pribadi, sosial, dan belajar. Hasil penyebaran AUK menunjukan peserta didik tidak teliti mengerjakan tugas dan tidak tekun dalam belajar. Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara dan observasi, peneliti melihat beberapa kesamaan yaitu peserta didik datang terlambat, tidak memperhatikan penjelasan guru, melamun, tidak mengerjakan tugas, dan guru belum menyisipkan kegiatan bimbingan saat pembelajaran berlangsung.

Perilaku peserta didik yang datang terlambat dan melamun menunjukan bahwa peserta didik mengalami masalah dalam belajar yaitu tidak tekun. Sedangkan perilaku peserta didik yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan tidak mengerjakan tugas menunjukan peserta didik mengalami masalah pribadi yaitu tidak teliti. Hasil dari penyebaran AUK juga menunjukan bahwa peserta didik tidak tekun dan tidak teliti saat belajar PKn.

(22)

PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban dirinya yang beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (hlm vii).

Melalui PKn peserta didik dapat mengembangkan dirinya untuk bertindak cerdas, mencintai tanah airnya, menciptakan kerukunan, berinteraksi dengan orang lain dan bertanggung jawab atau dengan kata lain belajar PKn dapat membantu peserta didik mengembangkan aspek pribadi, sosial dan belajar. Jadi, sesungguhnya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru SD yang mengajar PKn dapat menyisipkan kegiatan bimbingan.

(23)

1.2 RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang akan dibahas melalui penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran Pkn terintegrasi dengan bimbingan pribadi untuk peserta didik kelas IV B1 di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta?

2. Bagaimana kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran Pkn terintegrasi dengan bimbingan belajar untuk peserta didik kelas IV B1 di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran PKn terintegrasi dengan bimbingan pribadi untuk peserta didik kelas IV B1 di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.

2. Mengetahui kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran Pkn terintegrasi dengan bimbingan belajar untuk peserta didik kelas IV B1 di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.

1.4 SPESIFIKASI PRODUK

Hasil akhir yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa:

(24)

2. Model pengembangan perangkat pembelajaran PKn yang terintegrasi dengan bimbingan belajar terdiri dari: konsep pengintegrasian, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan materi ajar/ handout PKn.

1.5 DEFINISI OPERASIONAL

Agar tidak menimbulkan pertanyaan atau salah tafsir mengenai istilah yang dikemukakan, maka perlu adanya definisi operasional, sebagai berikut:

1. Perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah dokumen yang dibuat dan digunakan oleh guru sebelum maupun saat melakukan pembelajaran, meliputi konsep pengintegrasian, silabus, RPP, dan materi ajar/ handout.

2. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah pelajaran yang bertujuan untuk membentuk karakter warga Negara Indonesia dalam memahami dan melaksanakan hak dan kewajibannya serta mewujudkan nilai-nilai dan perilaku yang menjunjung tinggi demokrasi, demi terwujudnya Indonesia yang kuat. 3. Bimbingan pribadi

Bimbingan pribadi adalah bimbingan yang diberikan kepada peserta didik guna membantu mereka dalam mengatur diri sendiri, dapat bertanggung jawab, teliti, bersemangat, dan sebagainya.

4. Bimbingan belajar

(25)

5. Perangkat Pembelajaran PKn Terintegrasi Bimbingan Pribadi

Perangkat pembelajaran PKn terintegrasi bimbingan pribadi adalah dokumen yang terdiri dari konsep pengintegrasian, silabus, RPP, dan materi ajar/handout yang diintegrasikan dengan bimbingan pribadi. Pengintegrasian dilakukan dengan menggabungkan indikator materi pelajaran dan indikator bimbingan yang menjadi tujuan pembelajaran.

6. Perangkat Pembelajaran PKn Terintegrasi Bimbingan Belajar

Perangkat pembelajaran PKn terintegrasi bimbingan belajar adalah dokumen yang terdiri dari konsep pengintegrasian, silabus, RPP, dan materi ajar/handout yang diintegrasikan dengan bimbingan belajar. Pengintegrasian dilakukan dengan menggabungkan indikator materi pelajaran dan indikator bimbingan yang menjadi tujuan pembelajaran.

1.6 KONTRIBUSI PENELITIAN

Penelitian ini memiliki kontribusi bagi beberapa pihak sebagai berikut : 1. Bagi Guru

Melalui penelitian ini guru SD memiliki model perangkat pembelajaran Pkn yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan bimbingan belajar. 2. Bagi Peserta Didik

Melalui penelitian ini peserta didik dapat terbantu tugas perkembangan pribadi dan belajar melalui mata pelajaran Pkn.

3. Bagi Peneliti

(26)

4. Bagi Program Studi (Prodi) PGSD

(27)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini mengemukakan beberapa hal tentang landasan teori yang akan dipergunakan dalam penelitian ini meliputi: (1) kajian teori; (2) hasil penelitian yang relevan; dan (3) kerangka berpikir.

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Penelitian dan Pengembangan

Penelitian pengembangan menurut Setyosari (2010) adalah “suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan” (hlm 194). Penelitian dan pengembangan (Sugiyono, 2011) adalah “metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut” (hlm. 407).

Penelitian dan pengembangan merupakan jenis penelitian yang mengembangkan/ menghasilkan produk dan memvalidasi produk tersebut dengan langkah-langkah sistematis (Nugraha, 2011). Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan merupakan penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk tertentu.

(28)

Model Dick & Carey terdiri dari sepuluh langkah. Kesepuluh langkah tersebut meliputi:

Bagan 2.1

Langkah-langkah Model Dick & Carey (dalam Setyosari, 2010, hlm. 203)

Keterangan gambar berdasarkan Setyosari (2010): 1. Analisis kebutuhan

Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan.

Analisis Kebutuhan dan identifikasi tujuan

Melakukan analisis pembelajaran

Merumuskan tujuan Menganalisis

pebelajar dan konteks

Mengembangkan instrumen assessment

Mengembangkan strategi pembelajaran

Merancang dan melakukan evaluasi sumatif

Merancang dan melakukan evaluasi formatif Mengembangkan dan memilih bahan

pembelajaran

(29)

2. Analisis pembelajaran

Melakukan analisis pembelajaran, yang mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Analisis pebelajar dan konteks

Menganalisis pebelajar dan konteks, yang mencakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pebelajar dalam latar pembelajaran. Termasuk karakteristik latar pembelajaran tersebut dimana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan. Langkah (2) dan (3) dapat dilakukan secara berurutan atau bersamaan.

4. Tujuan umum dan khusus

Menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik yang berupa rumusan tujuan untuk unjuk kerja, atau operasional. Gambaran rumusan operasional ini mencerminkan tujuan khusus program atau produk, prosedur yang dikembangkan. Tujuan ini secara spesifik memberikan informasi untuk mengembangkan butir-butir tes.

5. Mengembangkan instrument assessment

Mengembangkan instrumen assessment, yang secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus, operasional (sebagaimana dikemukakan di depan). 6. Mengembangkan strategi pembelajaran

(30)

7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran

Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, yang dalam hal ini dapat berupa: bahan cetak, manual baik untuk pebelajar maupun pembelajar, dan media lain yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan.

8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif

Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program atau produk yang dikembangkan. Evaluasi formatif dapat dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan maksud untuk mendukung proses peningkatan efektifitas. Dick & Carey, merekomendasikan suatu proses evaluasi formatif yang terdiri atas tiga langkah: (1) uji coba prototipe bahan secara perseorangan; (2) uji coba kelompok kecil yang terdiri atas enam sampai delapan subyek; dan (3) uji coba lapangan yang melibatkan seluruh subyek dalam kelas.

9. Melakukan revisi

Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program, atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya.

10. Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektifitas program secara keseluruhan dibandingkan dengan program lain.

(31)

2.1.2 Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran menurut Winkel (dalam Siregar dan Nara, 2010, hlm. 12) adalah “seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian interen yang berlangsung dialami peserta didik”. Menurut Siregar dan Nara (2010) “perangkat pembelajaran merupakan seperangkat usaha yang dilakukan secara sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, dengan maksud agar terjadi belajar pada diri seseorang” (hlm. 13).

Gagne (dalam Siregar dan Nara, 2010, hlm. 14) berpendapat bahwa “perangkat pembelajaran adalah situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar”. Ketiga pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran adalah suatu rancangan yang secara sengaja, terarah dan terencana dibuat untuk mendukung proses belajar mengajar.

(32)

2.1.2.1 Silabus

Silabus menurut Yulaelawati (dalam Majid, 2008) merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar. Umumnya suatu silabus menurut Majid (2008) paling sedikit harus mencakup unsur-unsur: (1) tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan; (2) keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik; (3) aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran; dan (4) berbagai teknik evaluasi yang digunakan. Prinsip-prinsip dalam pengembangan silabus:

1. Sistematis

Komponen-komponen dalam silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

2. Konsisten

Adanya hubungan yang ajek antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan penilaian.

3. Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar. Langkah-langkah pengembangan silabus menurut Majid (2008) sebagai berikut:

(33)

indikator; (7) penjabaran indikator ke dalam instrumen penilaian; (8) penentuan alokasi waktu; dan (9) penentuan sumber belajar (hlm. 40).

2.1.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menurut Trianto (2009) yaitu pedoman kegiatan yang akan dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar yang disusun menjadi skenario kegiatan. Skenario kegiatan belajar mengajar dikembangkan berdasarkan rumusan tujuan pembelajaran yang mengacu dari indikator untuk mencapai hasil belajar sesuai kurikulum yang digunakan. Komponen-komponen yang penting dalam membuat RPP yaitu: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan evaluasi.

Kegiatan pembelajaran yang ada dalam RPP meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Menurut Rusman (2010) kegiatan inti dalam RPP harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Eksplorasi merupakan kegiatan yang disusun guna memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru. Elaborasi adalah kegiatan mengerjakan soal latihan atau tugas-tugas sekolah secara tekun dan cermat. Sedangkan konfirmasi adalah kegiatan pembenaran, penegasan, dan pengesahan atau penguatan.

Berdasarkan Buku Pedoman Pengajaran Mikro (2008) RPP dikatakan baik bila telah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut :

(1) Komponen lengkap dan logis urutannya.

(34)

(3) Media dan sumber belajar sesuai dengan indikator yang akan dicapai. (4) Langkah-langkah pembelajaran meliputi kegiatan awal, inti, dan akhir. (5) Langkah-langkah pembelajaran menekankan pada pengalaman peserta didik. (6) Langkah-langkah pembelajaran mencerminkan model atau metode yang

digunakan.

(7) Terdapat alokasi waktu pada setiap tahap.

(8) Penilaian sesuai dengan indikator yang akan dicapai.

2.1.2.3 Materi Ajar

Menurut Wina Sanjaya (2008) “materi ajar adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu” (hlm. 140). Menurut Wina Sanjaya (2008) dalam materi ajar berisi tentang:

1. Tujuan yang harus dicapai. Biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku spesifik sehingga keberhasilannya dapat diukur.

2. Materi ajar harus memuat:

a. fakta : sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Materi pembelajaran yang termasuk jenis fakta seperti: nama-nama benda, nama tempat, peristiwa sejarah, nama orang, nama lambang atau simbol, dan lain-lain.

(35)

c. prosedur : tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Tujuan prosedur adalah agar peserta didik dapat melakukan atau mempraktekkan prosedur tersebut, bukan hanya paham atau hafal. Materi pembelajaran jenis prosedur adalah langkah-langkah mengerjakan suatu tugas secara urut. 3. Kegiatan belajar, berisi tentang materi yang harus dipelajari oleh peserta didik. 4. Rangkuman materi yakni garis-garis besar materi pelajaran secara urut.

5. Tugas dan latihan harus meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada penelitian ini perangkat pembelajaran tersebut akan diintegrasikan dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar. Ragam bimbingan pribadi dan belajar akan dibahas pada bagian berikut ini.

2.1.3 Bimbingan dalam Konteks Pendidikan

2.1.3.1 Pengertian Bimbingan

(36)

Melihat dari ketiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan adalah suatu bantuan yang diberikan kepada sesorang untuk membantu orang tersebut mengerti dan memahami dirinya sendiri, berkembang secara optimal serta membantu dirinya keluar dari permasalahannya.

2.1.3.2 Tujuan Bimbingan

Depdikbud (dalam Furqon, 2005) memaparkan tujuan layanan bimbingan di sekolah dasar adalah “untuk membantu peserta didik agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial, pendidikan, dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan” (hlm. 20). Barus (2011) menerangkan tujuan bimbingan di SD untuk membantu peserta didik dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya agar dapat mengaktualisasikan tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, akademik/ belajar, dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan. Sedangkan Nurihsan (2006) merumuskan tujuan bimbingan adalah agar peserta didik dapat (1) merencanakan masa studi, memilih karir yang tepat, dan merancang masa depannya; (2) mengembangkan potensi dan kelebihan yang dimilikinya; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya; (4) mengatasi permasalahan yang dihadapinya dalam bidang akademik, pribadi, sosial, serta karir.

(37)

2.1.3.4 Landasan Bimbingan di Tingkat SD

Pendidikan menurut Furqon (2005) adalah usaha yang dilakukan untuk membimbing dan mengembangkan pertumbuhan fisik, mental, emosional dan moral seseorang agar dapat menjalankan kehidupannya sesuai tuntutan lingkungan sekitar. Kebutuhan akan layanan pendidikan di sekolah dasar muncul dari karakteristik dan masalah-masalah perkembangan peserta didik. Optimalisasi perkembangan peserta didik usia SD dapat dicapai dengan memadukan proses pembelajaran dan ragam bimbingan.

Hal ini diperkuat dengan ditetapkannya UU no. 20 Tahun 2003, PP no. 19 Tahun 2005, Permendiknas no. 22 Tahun 2006 yang memaparkan bahwa “pelayanan bimbingan dan konseling (BK) merupakan bagian yang integratif dalam sistem pendidikan di sekolah”. UUSPN dan PP Nomor 28 Tahun1990 memaparkan bahwa pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan “untuk memberikan bekal bagi peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah” (dalam Furqon, 2005, hlm. 49).

(38)

2.1.3.5 Ragam Bimbingan di SD

1. Ragam Bimbingan

Tiga ahli membagi ragam bimbingan menjadi 3 macam dengan definisi yang berbeda- beda beberapa diantaranya dijabarkan di bawah ini:

a. Bimbingan Akademik atau Belajar

Bimbingan akademik atau belajar menurut Yusuf dan Nurihsan (2010) adalah “bimbingan yang diarahkan untuk membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah akademik” (hlm. 10). Winkel (2002) berpendapat bimbingan belajar atau bimbingan akademik adalah “bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan” (hlm. 115).

Hal senada juga diungkapkan oleh Tohirin (2007) bahwa bimbingan akademik atau bimbingan belajar adalah “bantuan dari pembimbing kepada peserta didik dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar’ (hlm. 130). Jadi, bimbingan belajar adalah bimbingan yang diberikan kepada peserta didik guna menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar, kesulitan belajar, dan cara belajar yang tepat.

(39)

motivasi belajar, materi pelajaran yang sulit, kurangnya sarana dan prasarana, tidak tekun, kurang dapat berkonsentrasi, kurang mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar, dan lain-lain.

Bimbingan belajar menurut Tohirin (2007) memiliki dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum bimbingan belajar adalah membantu peserta didik untuk berkembang secara optimal, agar tidak menghambat perkembangan belajar mereka. Tujuan khusus bimbingan belajar adalah membantu peserta didik mencegah dan menghadapi masalah-masalah belajarnya. Kebutuhan-kebutuhan untuk mencapai tugas perkembangan belajar menurut Brown dan Trusty (dalam Barus, 2010) adalah sebagai berikut:

1) Berkemampuan membaca, menulis, berhitung sesuai dengan tuntutan kurikulum.

2) Keterampilan mendengarkan, mengikuti petunjuk/ instruksi, mengorganisasi aktivitas belajar, tugas-tugas sekolah, dan kegiatan lainnya.

3) Keterampilan belajar efektif dan menghadapi ulangan-ulangan atau tes. 4) Berlatih dan membiasakan diri untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. 5) Belajar menghargai waktu, hidup hemat, bekerja keras dan produktif. 6) Belajar mengembangkan kebiasaan pola hidup sehat dan efektif.

Perangkat pembelajaran PKn yang terintegrasi bimbingan belajar akan digunakan untuk mengatasi masalah belajar peserta didik dalam hal tidak tekun.

Berdasarkan Slameto (2010) ciri-ciri peserta didik yang tekun belajar adalah: (1) membuat catatan atau ringkasan; (2) mengulang bahan pelajaran; (3) konsentrasi; (4) mengingat materi yang dipelajari; (5) tidak mudah putus asa;

(40)

b. Bimbingan Pribadi

Yusuf dan Nurihsan (2010) berpendapat bahwa bimbingan pribadi merupakan “bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah pribadi” (hlm. 12). Bimbingan pribadi menurut Winkel (2004) adalah “bimbingan dalam hal menghadapi keadaan batinnya sendiri, dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya” (hlm. 115). Sedangkan Tohirin (2007) menyatakan bimbingan pribadi adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk mengatasi masalah-masalah pribadinya. Jadi, bimbingan pribadi adalah bimbingan yang diberikan kepada peserta didik guna menghadapi dan mengurangi masalah-masalah pribadi.

Tohirin (2007) berpendapat bahwa individu pada saat-saat tertentu mengalami kesulitan yang berasal dari dirinya sendiri. Hal ini timbul karena individu tersebut merasa kurang berhasil dalam menyadari dan menyesuaikan diri dengan potensi-potensi yang dimilikinya. Masalah pribadi juga dapat timbul karena individu gagal menyesuaikan diri dengan lingkungan disekitarnya. Masalah-masalah pribadi yang biasanya dialami oleh individu menurut Sukmadinata (2009) adalah tidak bertanggung jawab, tidak percaya diri, cemas, takut, kurang bersemangat, mudah putus asa, ragu-ragu dalam bertindak, tidak teliti, mudah berubah, dan lain-lain.

(41)

Kebutuhan-kebutuhan untuk memperlancar tugas perkembangan pribadi menurut Brown dan Trusty adalah sebagai berikut:

1) Pemahaman tehadap dirinya sendiri yang meliputi kelebihan-kelebihan, kelemahan-kelemahan, minat-minat, gambaran tubuh, perbedaan-perbedaan, dan kesamaan- kesamaan dengan orang lain.

2) Menghargai diri sendiri, memandang positif tentang diri sendiri, dan penerimaan diri.

3) Mengembangkan rasa percaya diri, berani tampil, dan berlatih mengungkapkan gagasan sendiri.

4) Berlatih dan membiasakan diri untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. 5) Belajar menghargai waktu, hidup hemat, bekerja keras dan produktif. 6) Berlatih mengambil keputusan-keputusan sederhana.

7) Belajar mengembangkan kebiasaan pola hidup sehat dan efektif.

8) Membiasakan bersikap dan bertindak jujur, santun, rendah hati, mentaati norma-norma.

9) Memahami dan menentukan perilaku baik dan buruk, perbuatan salah dan benar.

10) Berlatih bertanggung jawab dan konsekuen.

11) Berlatih mengembangkan perilaku bertanggung jawab, teliti dan konsekuen. 12) Berlatih mengatur keperluan diri sendiri, perawatan diri dan kegiatan pribadi. 13) Berlatih merancang dan melaksanakan rencana, pilihan-pilihan, serta

prioritas-prioritasnya sendiri (dalam Barus, 2010).

(42)

Berdasarkan Sukmadinata (2009) ciri-ciri peserta didik yang teliti adalah: (1) bertanggung jawab; (2) berhati-hati; (3) konsentrasi; (4) memperhatikan petunjuk; (5) berpikir kritis; dan (6) menyadari pentingnya apa yang sudah dipelajari.

c. Bimbingan Sosial

Yusuf dan Nurihsan (2010) berpendapat bahwa bimbingan sosial merupakan “bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial” (hlm. 12). Bimbingan sosial menurut Winkel (2004) adalah “bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan atau pergaulan sosial” (hlm. 115). Sedangkan Tohirin (2007) menyatakan bimbingan sosial adalah bantuan yang diberikan kepada individu untuk mengurangi masalah-masalah sosial. Jadi, bimbingan sosial adalah bimbingan yang diberikan kepada peserta didik guna mengurangi masalah-masalah sosial.

Bimbingan sosial memiliki tujuan penting menurut Tohirin (2007) yaitu membantu individu mengatasi masalah-masalah sosialnya, yang kedua membantu individu mencapai tujuan dan memenuhi tugas perkembangannya, sehingga individu mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Kebutuhan-kebutuhan untuk memperlancar tugas perkembangan pribadi menurut Brown dan Trusty adalah sebagai berikut:

(1) keterampilan berkomunikasi; (2) keterampilan bergaul; (3) keterampilan

mengelola emosi; (4) keterampilan untuk menentukan sikap; (5) keterampilan bekerja sama; (6) kesadaran menghargai perbedaan;

(43)

sehat sesuai dengan jenis kelaminnya; (10) mengembangkan kemampuan daya tahan terhadap tekanan-tekanan kelompok sebayanya (dalam Barus, 2010, hlm. 15).

d. Bimbingan Karir

Bimbingan karir menurut Yusuf dan Nurihsan (2010) merupakan “bantuan terhadap individu untuk mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depannya, menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil sehingga mereka mampu mewujudkan diri secara bermakna” (hlm. 13). Menurut Winkel (2004) bimbingan karier adalah “bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki” (hlm. 18).

Nurihsan (2006) mengungkapkan bimbingan karir merupakan bantuan untuk individu dalam perencanaan, pengembangan, dan penyelesaian masalah-masalah karir. Jadi, bimbingan karier adalah bimbingan yang diberikan kepada peserta didik guna mengenalkan mereka pada dunia kerja yang akan mereka alami suatu saat nanti.

(44)

2. Layanan Bimbingan Klasikal

Bimbingan klasikal menurut Barus (2011) disebut juga bimbingan kelompok. Bimbingan klasikal menurut Nurihsan (2009) adalah “bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi kelompok. Winkel (2004) mengungkapkan bahwa bimbingan klasikal adalah layanan bimbingan yang diberikan pada 3-15 orang atau lebih. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bimbingan klasikal adalah bantuan yang diberikan kepada 3-15 peserta didik atau lebih yang dilaksanakan dalam situasi kelompok.

Tujuan bimbingan ini adalah untuk membantu peserta didik mengatur kehidupan sendiri, memiliki pandangan sendiri dan tidak sekadar mengikuti pendapat orang lain, mengambil sikap sendiri, dan berani menanggung sendiri dampak serta konsekuensi dari tindakan-tindakan yang diambilnya. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui pelayanan kelompok kecil (2-6 peserta didik), setengah besar (7-12 orang), dan besar (13-20 orang) atau satu kelas (20-40 orang). Tujuan ini tidak hanya mengarah pada perkembangan kelompok/sosial tetapi juga perkembangan pribadi, belajar, dan karir peserta didik (Winkel, 2004).

(45)

Aktifitas yang dirancang pada bimbingan klasikal harus disesuaikan dengan tugas perkembangan, ciri khas, dan permasalahan yang di alami oleh peserta didik. Hal ini dilakukan agar bimbingan ini dapat membantu peserta didik secara optimal. Berikut penjabaran tugas perkembangan, ciri khas, dan permasalahan yang dialami peserta didik usia 9-12 tahun.

3. Tugas Perkembangan, Ciri Khas, dan Permasalahan yang Dialami Peserta

Didik Usia 9-12 Tahun.

a. Tugas Perkembangan

Tugas-tugas perkembangan menurut Havighurst adalah “tugas-tugas yang muncul pada suatu periode dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya, sementara kegagalan dalam melaksanakan tugas tersebut menimbulkan rasa tidak bahagia, ditolak oleh masyarakat dan kesulitan menghadapi tugas-tugas berikutnya” (dalam Furqon, 2005, hlm. 18).

Havighurst menerangkan beberapa tugas perkembangan peserta didik usia 9/10-12/13 tahun antara lain:

(46)

b. Ciri-ciri Peserta Didik Usia 9-12 Tahun

Masa kanak-kanak akhir dibagi menjadi dua, yaitu: (1) Masa kelas rendah, antara usia 6/7 tahun- 9 tahun, biasanya mereka duduk di kelas I, II, dan III SD. (2) Masa kelas tinggi, antara usia 10 tahun- 12/13 tahun, biasanya mereka duduk di kelas IV, V, dan VI SD.

Peserta didik kelas IV SD termasuk pada masa kelas tinggi dan memiliki ciri khas sebagai berikut: (1) perhatiannya tertuju kepada kehidupan sehari-hari yang menyenangkan; (2) ingin tahu, ingin belajar dan realistis; (3) timbul minat kepada pelajaran-pelajaran tertentu; (4) peserta didik memandang nilai sebagai sesuatu yang dapat mengukur prestasi belajarnya di sekolah; serta (5) peserta didik senang membentuk kelompok bermain atau peergroup untuk bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya (Izzaty dkk, 2008).

c. Permasalahan yang dialami Peserta Didik Usia 9-12 Tahun

Kowitz memerinci permasalahan yang dihadapi anak-anak SD sebagai berikut:

1) Masalah Pribadi

(47)

2) Masalah Penyesuaian Sosial

Peserta didik belajar segala sesuatu dari guru dan dari teman-temannya. Peserta didik tidak hanya belajar kemampuan kognitif tetapi juga mempelajari kemampuan sosial. Permasalahan sosial yang biasa dialami peserta didik adalah: perasaan rendah diri, ketergantungan pada kawan, iri hati, cemburu, curiga, persaingan, perkelahian, permusuhan, terbentuknya klik, dan lain-lain.

3) Masalah Belajar

Masalah belajar biasa dialami peserta didik di setiap kelas dan setiap mata pelajaran atau bidang studi. Permasalahannya seperti: tidak menguasai materi yang ditargetkan sebagai tujuan pengajaran hal ini dapat disebabkan kesalahan dalam cara belajar, kurang motivasi belajar, tidak mengerjakan tugas, tidak mengulang pelajaran, tidak tepat waktu, tidak tekun, kurangnya fasilitas dan dukungan orang tua, atau karena kesalahan-kesalahan cara mengajar guru (dalam Furqon, 2005).

2.1.4 Peran Guru SD sebagai Pembimbing

2.1.4.1 Tugas Guru SD Mengampu Lima Mata Pelajaran

Peran guru SD menurut Suparno (1997) sangat membutuhkan penguasaan bahan yang luas dan mendalam, hal ini disebabkan tugas guru SD adalah mengampu lima mata pelajaran pokok, yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Guru harus mempunyai kemampuan dalam mengajarkan lima mata pelajaran pokok tersebut.

(48)

(1) menguasai landasan-landasan pendidikan. Seperti rasa tanggung jawab,

pemberian peneguhan, kerelaan membantu peserta didik dan lain-lain; (2) menguasai bahan ajar yang diampunya dan mendalaminya dengan

mencari sumber-sumber di perpustakaan sehingga dapat menjadi informator; (3) mampu mengelola kegiatan belajar mengajar dari setiap mata pelajaran yang diampunya; (4) mampu mengelola kelas yang menciptakan suasana iklim belajar mengajar yang sesuai karakteristik peserta didik; (5) mampu mengelola interaksi belajar mengajar; (6) mampu menggunakan media/ sumber belajar secara optimal; (7) menilai hasil belajar peserta didik dengan bertanggung jawab; (8) memahami prinsip-prinsip dan hasil-hasil penelitian untuk keperluan pengajaran; (9) mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan (dalam Furqon, 2005, hlm. 62).

2.1.4.2 Tugas Guru SD Sebagai Pembimbing

SK Menpan RI No. 84 Tahun 1993 dan Permendiknas No.22 Tahun 2006 menyatakan bahwa pendidik di SD, khususnya guru kelas mengemban peran ganda dengan multi tugas. Selain mengajar berbagai mata pelajaran, guru kelas di SD juga ditugasi untuk mengembangkan dan melaksanakan program bimbingan dan konseling (BK) bagi peserta didik di kelas asuhannya (dalam Barus dan Sri, 2011).

(49)

mampu mendekati peserta didik, membina hubungan yang akrab, melakukan observasi dan dialog langsung. Apabila kondisi-kondisi tersebut terlaksana peserta didik dapat terbuka dan berani mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya, sehingga guru dapat membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi peserta didik.

2.1.5 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

2.1.5.1 Pengertian

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) Pendidikan adalah “proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan” (hlm. 262). Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) Kewarganegaraan adalah “hal yang berhubungan dengan warga negara; keanggotaan sebagai warga Negara” (hlm. 1269). Jadi, dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah upaya pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang agar dapat menjalankan perannya sebagai warga negara dengan baik.

Chamin dalam Aryani (2003) berpendapat, bahwa PKn (civic education) bagi bangsa Indonesia berarti “pendidikan pengetahuan, sikap mental, nilai-nilai, dan perilaku yang menjunjung tinggi demokrasi, sehingga terwujud warga masyarakat yang demokratis dan mampu menjaga persatuan dan integritas bangsa guna mewujudkan Indonesia yang kuat, sejahtera, serta demokratis” (hlm. ix). Sedangkan PKn menurut Widyastuti dkk (2008) adalah:

(50)

beragam dari segi agama, sosiokultural, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (hlm. vii).

Berdasarkan dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan PKn adalah suatu pelajaran yang disusun guna membentuk karakter warga Negara Indonesia dalam memahami dan melaksanakan hak dan kewajibannya serta mewujudkan nilai-nilai dan perilaku yang menjunjung tinggi demokrasi, demi terwujudnya Indonesia yang kuat.

2.1.5.2 Tujuan PKn

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2007), materi Kewarganegaraan mempunyai tujuan : (1) mengembangkan pengetahuan dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan; (2) mengembangkan kemampuan berpikir, inkuiri, pemecahan masalah, dan keterampilan sosial; (3) membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan; (4) meningkatkan kemampuan berkompetisi dan bekerjasama dalam masyarakat, baik nasional maupun internasional.

(51)

1. Mengantarkan peserta didik memiliki kesadaran bernegara untuk bela Negara dan memiliki pola pikir, pola sikap, dan perilaku cinta tanah air Indonesia.

2. Menumbuh kembangkan kesadaran berbangsa dan bernegara sehingga terbentuk daya tangkal sebagai ketahanan nasional.

3. Peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam menciptakan ketahanan nasional.

4. Peserta didik mampu mengungkapkan pendapat berdasarkan nilai-nilai Pancasila dalam menganalisis permasalahan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (hlm. 5).

Widyastuti dkk (2008) menjabarkan tujuan PKn untuk memberikan kompetensi-kompetensi sebagai berikut:

1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2. Berpartisipasi secara berkualitas dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa lainnya.

(52)

2.1.5.3 Ruang Lingkup PKn

Ruang lingkup PKn untuk peserta didik kelas IV SD semester 2 berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2007) adalah sebagai berikut:

1. Kekuasaan dan politik meliputi: pemerintahan pusat dan sistem pemerintahan Indonesia.

2. Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, dampak globalisasi, budaya Indonesia yang tampil di dunia Internasional dan menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi.

Penelitian ini mengembangkan perangkat pembelajaran PKn yang berisi materi globalisasi. Hal-hal yang akan dibahas berkaitan dengan globalisasi di lingkungan sekitar peserta didik, dampak globalisasi, dan menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi.

2.2 HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Peneliti belum menemukan penelitian yang melakukan pengembangan perangkat pembelajaran PKndi SD maupun pengembangan perangkat pembelajaran PKn yang terintegrasi ragam bimbingan. Peneliti baru menemukan sebagai berikut:

(53)

mengaitkan topik-topik tertentu dengan ragam bimbingan. Berikut contoh salah satu rancangan kegiatan bimbingan pribadi-sosial yang dapat diintegrasikan dengan PKn /agama:

Tabel 2.1

Contoh Rancangan Kegiatan Bimbingan

No Keterangan

1 Pokok Bahasan Aku Berani Minta Maaf 2 Bidang Bimbingan Pribadi Sosial

3 Standar Kompetensi

Peserta didik dapat lebih memaknai arti dari minta maaf 4 Kompetensi Dasar Peserta didik dapat mengakui kesalahan yang telah dilakukan

dan berani minta maaf

5 Indikator 5.1 Peserta didik mampu membuktikan bahwa minta maaf adalah cermin kejujuran dan keberanian

5.2 Peserta didik mampu mengakui kesalahan yang telah dilakukan

5.3 Peserta didik mampu menunjukkan contoh perbuatan yang menggambarkan bahwa mengakui kesalahan adalah salah satu cara menyelesaikan masalah dengan damai 6 Metode Ceranmah, tanya jawab, mendengarkan cerita, dan menonton

film

7 Waktu 2 X 40 menit 8 Alat Handout dan laptop

9 Sumber 9.1 Lincoln Erik dan Amalee Irfan, (2008). 12 Nilai Dasar

Perdamaian. Bandung: Pelangi Mizan

9.2 Http://www.youtube.com/watch?v=GM6bblM S4348&feature=related

10 Sasaran Layanan Peserta didik SD kelas 3-6 (integrasi dengan PKn/Agama)

(54)

berbasis ICT, hal ini dimaksudkan untuk membuat pembelajaran PKn menjadi menarik.

Pada penelitian ini peneliti mengembangkan produk yaitu perangkat pembelajaran yang berupa silabus, RPP, dan materi ajar/ handout yang diintegrasikan dengan ragam bimbingan pribadi dan bimbingan belajar untuk peserta didik kelas IV menggunakan model pengembangan Dick and Carey. Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan wawancara dengan wali kelas dan guru SD yang mengajar PKn, melakukan observasi ketika pelajaran PKn, serta menyebarkan Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) untuk mengetahui bimbingan apa yang dibutuhkan peserta didik.

2.3 KERANGKA BERPIKIR

Bagan 2.2

Psikodinamika Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran PKn Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar

Guru SD memiliki tugas utama mengajar dan membimbing. Mengajar dan membimbing sangatlah penting diberikan kepada peserta didik untuk membantu mereka menjalankan tugas perkembangannya baik dalam aspek pribadi, sosial dan belajar. Apabila salah satu dari aspek tersebut terhambat, maka aspek lainnya juga dapat terganggu sehingga menimbulkan masalah. Kedua tugas guru SD tersebut dapat dilakukan bersamaan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, dengan cara menyusun sebuah perangkat pembelajaran yang terintegrasi ragam

GURU

PERANGKAT PEMBELAJARAN

(55)

bimbingan. Oleh sebab itu guru perlu memiliki perangkat pembelajaran yang terintegrasi ragam bimbingan.

Pengintegrasian antara materi pelajaran dan ragam bimbingan peneliti lakukan dengan cara menentukan indikator materi dan indikator esensi bimbingan yang dibutuhkan peserta didik. Indikator materi diperoleh dari analisis kompetensi dasar mata pelajaran PKn yang telah ditentukan, sedangkan indikator esensi bimbingan diperoleh dari analisis esensi bimbingan yang dibutuhkan peserta didik. Kemudian kedua indikator tersebut digabungkan menjadi tujuan pembelajaran. Berdasarkan tujuan pembelajaran tersebut peneliti menganalisis tugas perkembangan yang dapat dicapai peserta didik.

Tugas perkembangan pribadi yang dibutuhkan peserta didik diantaranya: memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif, keterampilan mengikuti petunjuk/ instruksi, belajar sambil keputusan-keputusan sederhana, berlatih mengembangkan perilaku bertanggung jawab dan konsekuen, serta memahami dan mampu mengenali perilaku baik dan buruk, perbuatan salah dan benar. Tugas perkembangan belajar yang dibutuhkan peserta didik diantanya: keterampilan belajar yang efektif, belajar berperilaku dan mengembangkan kebiasaan pola hidup sehat dan efektif, belajar menghargai makna bekerja, mengelola waktu, hidup hemat dan produktif, serta keterampilan mengorganisasi aktivitas belajar, tugas-tugas sekolah, dan kegiatan lainnya.

(56)

PKn. PKn memiliki tujuan untuk membantu peserta didik menyadari peranannya sebagai seorang warga negara Indonesia, menerapkan nilai-nilai pancasila yang di pelajarinya, dan berlatih mengungkapkan pendapatnya terhadap masalah sosial yang ada di lingkungan sekitarnya.

Berdasarkan tujuan PKn tersebut diharapkan model pengembangan perangkat pembelajaran PKn terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar ini dapat membantu guru SD untuk mengajar sekaligus memberikan bimbingan kepada peserta didik agar tugas perkembangannya dapat terlaksana secara optimal dan permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam hal tidak teliti dan tidak tekun saat belajar PKn dapat teratasi.

(57)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dikemukakan beberapa hal yang berkaitan dengan metode pengembangan meliputi: (1) jenis penelitian, (2) model pengembangan; (3) desain pengembangan; (4) prosedur pengembangan; (5) subyek penelitian; (6) jenis data; (7) teknik pengumpulan data; dan (8) teknik analisis data.

3.1 JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D). R&D terdiri dari banyak model, salah satunya adalah model prosedural yang akan digunakan pada penelitian ini.

3.2 MODEL PENGEMBANGAN

Penelitian ini menggunakan model prosedural. Model prosedural yang digunakan adalah model sistem yang dirancang oleh Dick & Carey dengan modifikasi. Langkah Dick & Carey yang dilakukan peneliti hanya sampai pada langkah ketujuh yaitu mengembangkan bahan pelajaran. Setelah langkah ketujuh peneliti melakukan penilaian ahli. Penilaian dilakukan oleh ahli bidang studi PKn, ahli Bimbingan Konseling (BK), dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran.

3.3 DESAIN PENGEMBANGAN

(58)

yaitu pengembangan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan bimbingan pribadi khusunya dalam hal “ketelitian” dan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan bimbingan belajar khusunya dalam hal “ketekunan”.

Indikator yang akan dikembangkan dalam hal “ketelitian” adalah memperhatikan petunjuk, berhati-hati melakukan sesuatu, bertanggung jawab, berpikir kritis, berkonsentrasi, dan menyadari apa yang dipelajari penting untuk kehidupannya. Sedangkan indikator yang akan dikembangkan dalam hal “ketekunan” adalah mengingat materi pelajaran, tidak mudah putus asa, mengulang pelajaran, membuat ringkasan, berkonsentrasi, dan tepat waktu.

Pengembangan pada penelitian ini menghasilkan model perangkat pembelajaran PKn yang berisi konsep pengintegrasian, silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan materi ajar/ handout terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV B1 SD Tarakanita Bumijo.

3.4 PROSEDUR PENGEMBANGAN

(59)

Bagan 3.1 Proses Pengembangan Perangka Pembelajaran PKn Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar

PERANGKAT PEMBELAJARAN PKn TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI DAN BELAJAR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV B1

PENILAIAN AHLI

PENGINTEGRASIAN MATERI PEMBELAJARAN PKn DENGAN RAGAM BIMBINGAN Menganalisis kompetensi dan indikator bimbingan menjadi tujuan

pembelajaran TAHAPAN AWAL Penetapan Subyek

Penelitian Analisis Kebutuhan

Mengidentifikasi Standar Kompetensi

(60)

KETERANGAN :

1. Tahap awal, terdiri dari: a. Penetapan subjek penelitian

Penelitian ini akan berfokus pada guru PKn dan peserta didik SD Tarakanita Bumijo kelas IV B1.

b. Analisis Kebutuhan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini mencakup: wawancara dengan wali kelas dan guru SD yang mengajar PKn kelas IV B1 SD Tarakanita Bumijo, melakukan observasi di kelas IV B1 saat proses pembelajaran mata pelajaran PKn berlangsung, dan menyebaran Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) di kelas IV B1 SD Tarakanita Bumijo.

c. Mengidentifikasi Standar Kompetensi (SK) dengan cara berdiskusi bersama guru SD yang mengajar PKn.

2. Pengintegrasian materi pembelajaran Pkn dengan ragam bimbingan, terdiri dari:

a. Menganalisis Kompetensi Dasar (KD) dan menentukan indikator pembelajaran yang sesuai dengan KD yang telah ditentukan.

b. Menganalisis esensi bimbingan berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan penyebaran AUK. Kemudian peneliti menentukan indikator esensi bimbingan berdasarkan kajian teori yang dibaca.

3. Pengembangan Perangkat Pembelajaran

(61)

b. Merancang strategi pembelajaran yang digunakan saat proses belajar mengajar seperti metode pembelajaran, model pembelajaran, pendekatan, dan lain-lain.

c. Mengembangkan bahan ajar yang digunakan saat proses belajar mengajar, seperti media pembelajaran, alat peraga, buku ajar, dan lain-lain.

4. Penilaian ahli:

Penilaian dilakukan oleh tiga ahli yaitu ahli bidang studi PKn, ahli Bimbingan Konseling (BK), dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran. Penilaian oleh ahli bidang studi PKn dan ahli BK dilakukan sebanyak dua kali sedangkan ahli pengembangan dilakukan satu kali karena penilaian ini dimaksudkan untuk menguatkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan peneliti.

Jenis penilaian yang akan dilakukan oleh para ahli adalah validasi isi. Menurut Setyosari (2010) “validasi isi menunjuk pada sejauh mana instrumen tersebut menggambarkan atau mencerminkan isi yang dikehendaki” (hlm. 186). Hasil penilaian ini digunakan untuk rancangan akhir model pengembangan perangkat pembelajaran PKn terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar.

3.5 SUBYEK PENELITIAN

(62)

3.6 JENIS DATA

Jenis data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif. Data kuantitatif berupa data yang diperoleh dari angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner tersebut berupa Alat Ungkap Kebutuhan (AUK).

Data kualitatif diperoleh dari melakukan wawancara dengan guru kelas IV B1 serta observasi yang dilakukan di kelas IV B1 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta ketika kegiatan belajar mengajar PKn.

3.7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa wawancara, angket, observasi, dan pedoman penilaian ahli. Pedoman wawancara dengan wali kelas dan guru SD yang mengajar PKn, pedoman AUK, pedoman pengamatan (observasi), dan pedoman penilaian ahli peneliti jabarkan seperti di bawah ini:

3.7.1 Pedoman Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan tanggal 11 januari 2012 dengan durasi 55 menit bertujuan untuk mengetahui perangkat pembelajaran yang dibutuhkan guru SD yang mengajar PKn agar dapat membantu peserta didik mencapai tugas perkembangannya. Berikut pedoman wawancara yang digunakan peneliti:

Tabel 3.1

Pedoman Wawancara Wali Kelas IV B1 dan Guru SD yang Mengajar PKn di SD Tarakanita Bumijo

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Apakah di sekolah ini ada guru bimbingan konseling?

2 Apakah anda pernah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada peserta didik?

3 Perilaku peserta didik yang seperti apa menurut pengamatan anda dapat menghambat perkembangan mereka?

(63)

5 Apakah anda pernah menyusun perangkat pembelajaran dari mata pelajaran tersebut yang berisi ragam bimbingan?

6 Perangkat pembelajaran seperti apa yang anda perlukan?

3.7.2 Pedoman Observasi

Kegiatan observasi atau pengamatan dilakukan pada tanggal 12 Januari 2012 dengan duduk dan berkeliling kelas saat pembelajaran PKn di kelas IV B1 SD Tarakanita Bumijo berlangsung selama kurang lebih 80 menit. Kegiatan observasi dilakukan untuk memperkuat hasil wawancara. Berikut pedoman observasi yang digunakan peneliti:

Tabel 3.2

Pedoman Pengamatan Pembelajaran PKn di Kelas IV B1 SD Tarakanita Bumijo

NO PERNYATAAN KETERANGAN

1 Guru menyisipkan bimbingan saat proses belajar mengajar

2 Peserta didik tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru

3 Peserta didik datang tepat waktu

4 Peserta didik membuat catatan mengenai materi yang disampaikan oleh guru

5 Peserta didik tidak melamun di dalam kelas

6 Peserta didik bersedia bertanya ketika penjelasan guru kurang jelas

7 Peserta didik menyimak penjelasan guru dengan cermat 8 Peserta didik tidak mengobrol atau tidak mengganggu

teman lain ketika belajar

3.7.3 Pedoman Alat Ungkap Kebutuhan (AUK)

Gambar

Tabel 4.6  Rekapitulasi Penilaian Kedua Perangkat Pembelajaran
Tabel 2.1 Contoh Rancangan Kegiatan Bimbingan
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Wali Kelas IV B1 dan Guru SD yang Mengajar PKn
Tabel 3.2  Pedoman Pengamatan Pembelajaran PKn di Kelas IV B1 SD Tarakanita
+7

Referensi

Dokumen terkait

LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN RASA PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK.. TUNAGRAHITA DI SLB C ADITYA GRAHITA

Program bimbingan pribadi untuk meningkatkan kemandirian peserta didik dalam penelitian ini didefinisikan sebagai layanan fasilitasi dan konselor kepada konseli

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan ini, tidak hanya bermanfaat untuk memberikan materi sesuai mata pelajaran, akan tetapi juga dapat digunakan untuk menyampaikan

Jadi yang dimaksud dengan bimbingan pribadi Islami untuk anak berkebutuhan khusus di kelas inklusi SD Purba Adhi Suta Purbalingga adalah layanan bimbingan pribadi Islami

Bantuan tersebut dapat diberikan melalui pemberian layanan bimbingan konseling pada bidang pribadi, sosial, belajar dan karir, diharapkan siswa tidak lagi mengalami

Implementasi layanan bimbingan dan konseling pribadi sosial yang sukses merupakan upaya dan kerja keras seorang guru dalam mengambil peran terhadap proses

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING 2023/2024 NO KEGIATAN MATERI BIDANG PENGEMBANGAN PRIBADI SOSIAL BELAJAR KARIR 1 Layanan orientasi Mengenal tugas dan kewajiban baru di sekolah