• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model pengembangan perangkat pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Model pengembangan perangkat pembelajaran bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

i

MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN

PRIBADI DAN BELAJAR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV B2 SD TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh: Wilhelmina Yanuari

081134038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN MOTTO

Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk

kesakitan, kehilangan dan kekecewaan, tetapi

kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk

aslinya.

- Joseph Addison

(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Orang tua: Bapak Alex Temu Subagyo dan

Ibu Marciana Mujirah

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

Yanuari, Wilhelmina. (2012). Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Bahasa Indonesia Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk Peserta Didik Kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang melibatkan dosen peneliti dan peneliti sebagai anggotanya. Penelitian ini bermula dari keprihatinan dosen peneliti terhadap kebutuhan guru akan adanya perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menindaklanjuti kebutuhan guru dengan mengembangkan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran tersebut. Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai bulan Juni 2012.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan model Dick dan Carey dengan beberapa modifikasi dari peneliti. Subjek penelitian ini adalah guru Bahasa Indonesia dan peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Model perangkat pembelajaran yang dikembangkan terdiri dari silabus, RPP, dan materi ajar. Kelayakan model perangkat pembelajaran tersebut dapat diketahui dari hasil penilaian ahli mata pelajaran Bahasa Indonesia, ahli Bimbingan Konseling, dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran dengan mengacu Penilaian Acuan Patokan 1 (PAP I).

Hasil penilaian perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi memperoleh persentase 87.57% dengan kategori layak. Hasil penilaian perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar memperoleh persentase sebesar 92.54% dengan kategori sangat layak. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar yang dikembangkan dalam penelitian ini sudah layak digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta semester genap. Kelayakan model perangkat pembelajaran tersebut diharapkan dapat membantu peserta didik tekun belajar Bahasa Indonesia dan teliti mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.

Kata kunci: Perangkat Pembelajaran, Bahasa Indonesia, Bimbingan Pribadi,

(9)

ix ABSTRACT

Yanuari, Wilhelmina. 2012. The Development Model of A Learning Set of Bahasa

Indonesia Subject Integrated with Varied Personal and Learning Guidance for the Grade IV Students of Tarakanita Bumijo Elementary School Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher

Education Study Program Sanata Dharma University.

This research is collaborative research involving lecturer and the researcher as the members. This research was conducted because of the faculty researcher’s concern for teachers’ needs in providing Bahasa Indonesia learning set integrated with varied guidance. Based on that fact, the researcher was interested in developing learning set of Bahasa Indonesia subject integrated with varied personal and learning guidance. This research was aimed to find out the suitability of that product. This research was conducted from January until June 2012.

The method used was research and development. Dick & Carey model was used and modified in this research. The subjects of this research were teachers and the students of class IV B2 of Tarakanita Bumijo Elementary School Yogyakarta. The product developed consisted of syllabuses, lesson plans, and teaching materials. The suitability of those models was validated based on the evaluation results of Indonesian language experts, Guidance and Counseling experts, and learning set development experts based on - Patokan Acuan Penilaian I (PAP I).

The results in percent showed the suitability of a learning set of Bahasa Indonesia subject integrated with varied personal guidance was as follows 87.57% in the category of suitable. While the suitability of a learning set of Bahasa Indonesian subject integrated with varied learning guidance was as follows 92.54% in the category of very suitable. Based on the evaluation results, it could be concluded that the developed learning set of Bahasa Indonesia subject integrated with varied personal and learning guidance was suitable to be used in Bahasa Indonesia learning for the grade IV students of Tarakanita Bumijo Elementary School Yogyakarta even semester. The suitability of that learning set was expected to help students to occupy themselves in learning Bahasa Indonesia to do the task thoroughly and to achieve optimal developmental task.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk Peserta Didik Kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta”. Skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum., dosen pembimbing I.

4. Ibu AG. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A., dosen pembimbing II. 5. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., dosen penguji ke 3.

6. Bapak Drs. Yohanes Agus Purnama, Kepala Sekolah Dasar Tarakanita Bumijo Yogyakarta.

7. Ibu Francisca Rustiati, S.Pd., guru kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.

8. Pihak yang memvalidasi perangkat pembelajaran pada penelitian ini.

9. Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta dan Kantor Wilayah Lahat. 10. Peserta Didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.

11. Teman-teman penelitian kolaboratif: Zita, Devi, Novi Sibur, Mei, Dwi, Nindy, Ayu, Agatha Novi, dan Tina.

(11)
(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Spesifikasi Produk ... 5

1.5 Definisi Operasional... 5

(13)

xiii BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Kajian Teori ... 8

2.1.1Perangkat Pembelajaran ... 8

2.1.2Bimbingan dalam Konteks Pendidikan ... 11

2.1.3 Tugas Guru Sekolah Dasar ... 20

2.1.4 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 22

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 24

2.8 Kerangka Berpikir ... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Model Pengembangan ... 30

3.3 Desain Pengembangan ... 31

3.4 Prosedur Pengembangan ... 32

3.5 Subjek Penelitian ... 38

3.6 Jenis Data ... 38

3.7 Instrumen Pengumpulan Data ... 38

3.8 Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 45

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 64

5.3 Saran ... 65

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Guru Kelas IV B2 ... 39

Tabel 3.2 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 39

Tabel 3.3 Pedoman Alat Ungkap Kebutuhan di Kelas IV B2... 40

Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Ahli Mata Pelajaran ... 41

Tabel 3.5 Pedoman Penilaian Ahli Bimbingan Konseling... 42

Tabel 3.6 Pedoman Penilaian Ahli Pengembangan Perangkat Pembelajaran .. 42

Tabel 3.7 Kriteria Revisi Produk Pengembangan ... 44

Tabel 3.8 Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe 1 ... 44

Tabel 4.1 Hasil Wawancara Guru Kelas IV B2 ... 46

Tabel 4.2 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 47

Tabel 4.3 Hasil Penyebaran Alat Ungkap Kebutuhan di Kelas IV B2 ... 48

Tabel 4.4 Deskripsi Para Ahli ... 50

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Penilaian Pertama Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi ... 51

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Penilaian Kedua Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi ... 51

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Penilaian Pertama Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar ... 53

(15)

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Konsep Pengintegrasian Perangkat Pembelajaran ... 27

Bagan 3.1 Sistem Pembelajaran Dick dan Carey ... 34

Bagan 3.2 Modifikasi Prosedur Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 35

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ... 69

Lampiran 2. Rekapitulasi Hasil Penyebaran Alat Ungkap Kebutuhan ... 70

Lampiran 3. Hasil Penyebaran Alat Ungkap Kebutuhan ... 71

Lampiran 4. Hasil Penilaian dari Para Ahli ... 74

Lampiran 5. Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi ... 79

Lampiran 6. Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar ... 108

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penelitian ini bermula dari keprihatinan dosen peneliti terhadap kebutuhan guru sekolah dasar akan adanya model perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan. Hal ini didukung dengan SK Menpan No. 83/1993 (dalam Barus dan Sri, 2011) yang menegaskan bahwa tugas utama guru sekolah dasar adalah mengajar dan memberikan bimbingan kepada peserta didik. Bimbingan yang menjadi tanggung jawab guru sekolah dasar mencakup bidang bimbingan pribadi/ sosial/ belajar/ karier; dalam rangka membantu tugas perkembangan peserta didik agar tercapai secara optimal.

Dosen peneliti menindaklanjuti kebutuhan guru sekolah dasar akan adanya model perangkat pembelajaran yang terintegrasi ragam bimbingan dengan melaksanakan penelitian kolaboratif. Penelitian kolaboratif ini melibatkan peneliti sebagai anggota peneliti. Oleh karena itu, peneliti menindaklanjuti kebutuhan guru yang ditemukan oleh dosen peneliti dengan melakukan analisis kebutuhan terhadap guru kelas IV B2 Sekolah Dasar (SD) Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat hasil analisis kebutuhan yang telah dilakukan dosen peneliti.

(18)

mengumpulkan tugas, tidak teliti saat mengerjakan tugas, dan tidak tekun belajar. Perilaku tersebut tampak pada saat guru melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil wawancara menyatakan bahwa guru belum memiliki model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia yang terintegrasi ragam bimbingan.

Peneliti memperkuat data hasil wawancara dengan melakukan observasi terhadap peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo. Hasil observasi pada tanggal 14 Januari 2012 menunjukkan bahwa selama pengajaran guru belum menyisipkan ragam bimbingan. Hasil observasi juga menunjukkan bahwa peserta didik mengerjakan tugas dengan tidak membaca petunjuk soal yang telah disediakan guru, perilaku tersebut menunjukkan masalah yang dialami peserta didik berkaitan dengan ketelitian. Peserta didik juga terlihat tidak membuat catatan, terlambat datang ke kelas, serta tidak mengumpulkan pekerjaan rumah, perilaku tersebut menunjukkan masalah yang dialami peserta didik berkaitan dengan masalah ketekunan belajar.

(19)

karena itu, peneliti dapat menyimpulkan bahwa untuk membantu peserta didik mengatasi permasalahan dalam aspek pribadi maupun belajarnya, maka guru kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo membutuhkan model perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar terutama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat digunakan guru sebagai sarana memberikan bimbingan pribadi maupun belajar kepada peserta didik melalui nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran tersebut. Hal ini dikarenakan Bahasa Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi atau alat penyerap berbagai informasi tetapi juga merupakan kekayaan nasional yang sangat berharga untuk mempersatukan suku-suku bangsa, serta menunjukkan jati diri bangsa Indonesia. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia peserta didik dibimbing memiliki rasa bangga terhadap bangsa dan Bahasa Indonesia. Akhadiah, dkk (1992) mengungkapkan “belajar Bahasa Indonesia membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berbahasa yang diperlukannya, bukan saja untuk berkomunikasi dan menyerap ilmu pengetahuan, melainkan juga untuk menyampaikan pikiran, perasaan, sikap, menyerap nilai moral, dan agama serta pengetahuan yang dipelajarinya” (hlm.5).

(20)

model perangkat pembelajaran yang dilakukan akan mengunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D). Oleh karena itu, peneliti tertarik membuat skripsi yang berjudul “Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk Peserta Didik Kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang akan dibahas melalui penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kelayakan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi untuk peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta?

2. Bagaimana kelayakan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar untuk peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta?

1.3 TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui kelayakan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi untuk peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.

(21)

1.4 SPESIFIKASI PRODUK

Hasil akhir yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa:

1. Model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi yang terdiri dari: konsep pengintegrasian model perangkat pembelajaran, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Materi Ajar.

2. Model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar yang terdiri dari: konsep pengintegrasian model perangkat pembelajaran, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Materi Ajar.

1.5 DEFINISI OPERASIONAL

Agar tidak menimbulkan pertanyaan atau salah tafsiran mengenai definisi yang dikemukakan maka perlu adanya definisi operasional sebagai berikut: 1. Perangkat pembelajaran

Seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar sekaligus memberikan bimbingan pada peserta didik, meliputi konsep pengintegrasian perangkat pembelajaran, silabus, RPP, dan materi ajar. 2. Bahasa Indonesia

(22)

3. Bimbingan pribadi

Bimbingan yang membantu mengatasi permasalahan pribadi peserta didik agar mereka teliti dalam mengerjakan tugas, konsentrasi, berpikir kritis, dan mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri.

4. Bimbingan belajar

Bimbingan yang membantu mengatasi permasalahan belajar peserta didik agar mereka tekun belajar, tidak mudah putus asa, dan tepat waktu.

5. Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi

Seperangkat tindakan pembelajaran yang dirancang untuk mendukung proses belajar mengajar Bahasa Indonesia sekaligus bimbingan pribadi. 6. Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan

Belajar

Seperangkat tindakan pembelajaran yang dirancang untuk mendukung proses belajar mengajar Bahasa Indonesia sekaligus bimbingan belajar.

1.6 KONTRIBUSI PENELITIAN

Penelitian ini memiliki konstribusi bagi beberapa pihak sebagai berikut: 1. Bagi guru

(23)

2. Bagi peserta didik

Melalui penelitian ini, peserta didik terbantu tugas perkembangannya terutama dalam aspek pribadi dan belajar melalui pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Bagi peneliti

Peneliti sebagai calon guru sekolah dasar yang bertugas sebagai pengajar sekaligus pembimbing memiliki pengalaman menyusun model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar.

4. Bagi Program Studi

(24)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini peneliti mengemukakan beberapa hal tentang landasan teori yang meliputi: (1) kajian teori, (2) hasil penelitian yang relevan, dan (3) kerangka berpikir.

2.1Kajian Teori

2.1.1 Perangkat Pembelajaran

Menurut Siregar dan Hartini (2010) perangkat pembelajaran merupakan seperangkat usaha yang dilakukan dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkontrol agar ada perubahan yang lebih baik pada diri seseorang. Menurut Winkel (dalam Siregar dan Hartini, 2010) perangkat pembelajaran yaitu seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan mempertimbangkan perubahan-perubahan yang akan terjadi pada diri peserta didik.

(25)

2.1.1.1Silabus

Yulaelawati (dalam Majid, 2008) menyatakan bahwa silabus adalah seperangkat rencana pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis, berisi komponen-komponen yang saling berhubungan untuk mencapai kompetensi dasar. Pembuatan silabus hendaknya memperhatikan unsur-unsur silabus, prinsip-prinsip silabus, dan langkah-langkah pembuatan silabus. Unsur-unsur silabus yaitu: (1) tujuan pembelajaran, (2) keterampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik, (3) aktivitas dan sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran, serta (4) berbagai teknik evaluasi yang digunakan.

Prinsip-prinsip pengembangan silabus yaitu: (1) sistematis, artinya komponen-komponen dalam silabus saling berhubungan untuk mencapai kompetensi, (2) konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan penilaian, (3) memadai, artinya cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

(26)

2.1.1.2Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Menurut Trianto (2009) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dan disusun dalam skenario kegiatan. Skenario kegiatan pembelajaran dijabarkan dari tujuan pembelajaran yang mengacu indikator agar tercapai hasil belajar sesuai kurikulum. Komponen-komponen yang ada dalam RPP meliputi: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), indikator pencapaian hasil belajar, strategi pembelajaran, sumber pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, serta evaluasi.

Kegiatan pembelajaran yang ada dalam RPP meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Menurut Rusman (2010) kegiatan inti dalam RPP menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang bersangkutan. Kegiatan inti meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Eksplorasi merupakan kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi yang baru. Elaborasi adalah pendalaman pengalaman yang hendak dicapai. Konfirmasi adalah penegasan dari pengalaman yang telah diperoleh.

(27)

alokasi waktu pada setiap tahap, (8) penilaian sesuai dengan indikator yang akan dicapai.

2.1.1.3Materi Ajar

Menurut Wina Sanjaya (2008) materi ajar adalah isi kurikulum yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. Materi ajar terdiri dari: (1) rincian kegiatan agar tujuan yang harus dicapai terukur keberhasilannya, (2) materi memuat fakta, konsep, dan prosedur (3) materi yang harus dipelajari oleh peserta didik, (4) rangkuman materi yakni garis-garis besar materi pelajaran secara urut, (5) tugas dan latihan harus meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Perangkat pembelajaran dalam penelitian ini memiliki kekhasan pada pengintegrasian mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan ragam bimbingan yang peneliti jabarkan sebagai berikut.

2.1.2 Bimbingan dalam Konteks Pendidikan 2.1.2.1Pengertian Bimbingan

Tohirin (2007) menyatakan istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance”. Istilah “guidance”, dalam Bahasa Indonesia berarti bantuan atau tuntunan. Berdasarkan arti ini, secara etimologis, bimbingan berarti bantuan atau tuntunan; tetapi tidak semua bantuan dalam lingkup bimbingan. Menurut Gunawan (1992) “Guidance is the help given by one person to another in making

intelligent choices and adjustment and in solving problem” (hlm. 39-40). Definisi

(28)

Walgito (2010) mengemukakan bahwa bimbingan merupakan tuntunan sehingga orang yang dibimbing tidak merasakan ada sebuah paksaan. Menurut Yusuf dan Juntika (2010) bimbingan adalah suatu proses yang berkesinambungan, sistematis, dan terarah kepada tujuan yang hendak dicapai. Strang (dalam Furqon, 2005) mengemukakan bimbingan merupakan proses belajar untuk menyelesaikan masalah agar yang dibimbing berkembang secara optimal.

Berdasarkan pengertian bimbingan dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang agar mampu mengatasi masalah secara mandiri dalam kehidupannya. 2.1.2.2Tujuan Bimbingan

Menurut Gunawan (1992) bimbingan dinyatakan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu agar (1) memahami diri dan lingkungannya sesuai tuntutan yang ada, (2) mampu memilih, memutuskan, dan merencanakan hidupnya baik dalam aspek pribadi, belajar, dan kariernya, (3) mengembangkan kemampuannya secara maksimal, serta (4) memberikan bantuan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat menghambat tugas perkembangannya.

(29)

2.1.2.3Landasan Bimbingan di Tingkat Sekolah Dasar

UUSPN dan PP Nomor 28 Tahun 1990 (dalam Furqon, 2005) menyatakan bahwa pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan untuk memberikan bekal bagi peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (dalam Barus, 2011) mengungkapkan bahwa pelayanan bimbingan sebagai satu kesatuan dalam sistem pendidikan di sekolah sehingga perlu diupayakan secara sungguh-sungguh. Perubahan pendidikan di SD menghendaki juga hadirnya pelayanan bimbingan yang nyata, konkret, terstruktur, dan lebih profesional.

2.1.2.4Ragam Bimbingan

Bimbingan dibagi menjadi empat macam, yaitu: 1. Bimbingan pribadi

(30)

didik, sehingga mereka mampu mencapai tugas perkembangan pribadinya.

Beberapa tugas perkembangan pribadi menurut Brown dan Trusty (dalam Barus, 2010) adalah sebagai berikut: (1) pemahaman tehadap dirinya sendiri yang meliputi kesadaran menyangkut kelebihan, kelemahan, minat, perbedaan, dan kesamaan dengan orang lain, (2) penghargaan terhadap diri sendiri, pandangan positif tentang diri sendiri, penerimaan diri, (3) mengembangkan rasa percaya diri, berani tampil, berlatih mengungkapkan gagasan sendiri, (4) belajar berperilaku dan mengembangkan kebiasaan pola hidup sehat dan efektif, (5) membiasakan bersikap jujur, santun, rendah hati, mentaati norma-norma, (6) memahami dan mampu mengenali perilaku baik dan buruk, perbuatan salah dan benar, (7) berlatih mengembangkan perilaku bertanggung jawab, teliti dan konsekuen, (8) berlatih mengatur keperluan diri sendiri, perawatan diri dan kegiatan pribadi.

Menurut Sukmadinata (2009) ciri-ciri orang memiliki pribadi yang baik adalah berpendirian teguh, bertindak tegas, konsekuen, bertanggung jawab, perhatian terhadap sesuatu, berhati-hati, teliti, konsentrasi, berpikir secara kritis, dan memahami apa yang dipelajari penting bagi kehidupannya.

2. Bimbingan Sosial

(31)

bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosial seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik, penyesuaian diri, dan sebagainya” (hlm. 127). Peneliti menyimpulkan pengertian bimbingan sosial adalah bimbingan yang membantu mengatasi permasalahan sosial peserta didik, sehingga tugas perkembangan sosial peserta diidk dapat tercapai secara optimal.

Tugas perkembangan sosial menurut Furqon (2005) diantaranya yaitu (1) menghargai orang lain, (2) mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi, dan (3) dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.

3. Bimbingan Belajar

(32)

Furqon (2005) menyatakan bahwa layanan bimbingan belajar membantu tugas perkembangan peserta didik agar: (1) melaksanakan cara-cara belajar yang benar, seperti mengulang pelajaran, membuat ringkasan materi, konsentrasi, dan tepat waktu, (2) mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya dengan mengembangkan sikap tidak mudah putus asa, (3) memiliki keterampilan untuk menghadapi ujian dengan belajar secara tekun.

Pengertian belajar itu sendiri menurut Suparno (1997) yaitu “proses mengumpulkan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan” (hlm. 61).

4. Bimbingan karier

Menurut Marsudi (2010) bimbingan karier merupakan bantuan untuk mengenal potensi diri yang berguna bagi masa depan peserta didik. Menurut Winkel dan Sri (2004) bimbingan karier ialah bantuan dan pembekalan bagi peserta didik dalam menghadapi dunia pekerjaan yang akan dihadapinnya. Pengertian bimbingan karier dapat disimpulkan sebagai bantuan pencapaian tugas perkembangan karier peserta didik sehingga mereka mampu mempersiapkan dan menghadapi dunia pekerjaan yang hendak dihadapi.

(33)

Berdasarkan pernyataan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ragam bimbingan terbagi menjadi empat macam yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Penelitian ini berfokus pada bimbingan pribadi dan belajar. Hal ini berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan AUK, menunjukkan bahwa permasalahan yang dialami peserta didik adalah masalah pribadi dan masalah belajar. Bimbingan dalam penelitian ini dilakukan secara klasikal.

2.1.2.5Layanan Bimbingan Klasikal

Sukmadinata (2009) menyatakan “bimbingan klasikal merupakan suatu bantuan yang diberikan kepada peserta didik yang dilaksanakan dalam situasi kelompok” (hlm. 243). Menurut Winkel dan Hastuti (2004) bimbingan klasikal merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik dalam suatu kelompok agar bertambah pengalaman dan interaksinya sehingga memperoleh peningkatan perkembangan pribadi,belajar, dan sosial masing-masing peserta didik. Hartinah (2009) mengungkapkan bahwa bimbingan klasikal merupakan bimbingan yang dilaksanakan secara berkelompok terhadap sejumlah individu sekaligus, baik dalam skala besar maupun kecil, sehingga mereka dapat menerima bimbingan yang dimaksudkan.

(34)

mengembangkan secara optimal dari masing-masing individu yang tergabung dalam suatu kelompok dan bukan mengembangkan kelompok tersebut.

Peneliti dapat simpulkan bahwa bimbingan klasikal merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang dilakukan secara kelompok, baik dalam jumlah besar maupun kecil dengan tujuan membantu peserta didik mengembangkan diri untuk mencapai tugas perkembangan dihadapinya.

2.1.2.6Tugas Perkembangan, Ciri-ciri, dan Permasalahan Peserta Didik Usia

9-12 Tahun

1. Tugas Perkembangan Peserta Didik Usia 9-12 Tahun

Tugas-tugas perkembangan menurut Havighurst dalam Hurlock (1990) meliputi: (a) membangun sikap yang positif mengenai diri sendiri, (b) belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman sebayanya, (c) mengembangkan hati nurani dan tuntutan nilai yang ada dalam masyarakat, (d) mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial, dan (e) mencapai kebebasan pribadi. 2. Ciri-ciri Peserta Didik Usia 9-12 Tahun

(35)

3. Permasalahan Peserta Didik Usia 9-12 Tahun

Kowitz (dalam Furqon, 2005) menjelaskan permasalahan yang dihadapi anak-anak SD meliputi:

a. Masalah pribadi terutama berkaitan dengan kemampuan intelektual, kondisi fisik, kesehatan dan kebiasaan-kebiasaannya. Perilaku tersebut diantaranya malas untuk belajar, malas datang ke sekolah, ketergantungan, kurang percaya diri, kurang memiliki inisiatif, kurang bertanggung jawab, tidak teliti, dan menunjukkan perilaku agresif

b. Masalah penyesuaian sosial, seperti perasaan rendah diri, ketergantungan pada teman, iri hati, cemburu, curiga, persaingan, perkelahian, permusuhan, terbentuknya klik, tidak menyenangi guru, tergantung pada guru, tidak ada semangat belajar, tidak disiplin

c. Masalah belajar, seperti tidak menguasai materi yang ditargetkan sebagai tujuan pengajaran, kesalahan dalam cara belajar misalnya tidak tepat waktu dalam mengerjakan tugas; tidak mengulang pelajaran yang telah dipelajari.

(36)

2.1.3 Tugas Guru Sekolah Dasar

2.1.3.1Tugas Guru SD mengampu Mata Pelajaran

Menurut Suparno (1997) peran guru sangat menuntut penguasaan bahan yang luas dan mendalam, hal ini disebabkan tugas guru adalah mengampu lima mata pelajaran pokok yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Guru perlu mempunyai pandangan yang sangat luas mengenai bahan yang diajarkan. Tugas guru adalah membantu peserta didik mengkonstruksi pengetahuannya sesuai dengan situasinya yang nyata. Guru yang baik akan memperkembangkan caranya sendiri dan menerapkan pembelajaran yang inovatif, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Menurut Sukmadinata (2009) tugas utama guru sebagai pengajar berbagai ilmu yang diajarkannya yaitu (1) membantu perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik, melalui pengetahuan yang dimilikinya, (2) membantu memecahkan masalah, (3) melatih keterampilan kognitif, afektif, maupun psikomotorik peserta didik.

(37)

Berdasarkan penjabaran di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa tugas guru sekolah dasar dalam mengampu mata pelajaran yaitu membantu peserta didik mengkonstruksi pengetahuannya sesuai dengan karakteristik dan tugas perkembangan peserta didik. Oleh karena itu, guru sekolah dasar selain mempunyai tugas mengampu mata pelajaran juga bertugas sebagai pembimbing yang hendak peneliti jabarkan sebagai berikut.

2.1.3.2Tugas Guru SD sebagai Pembimbing

Barus (2011) menyatakan bahwa “pendidikan bermutu menuju optimalisasi perkembangan peserta didik usia SD yang bersifat holistik menghendaki keterpaduan gerak langkah antara proses pembelajaran dan layanan bimbingan. Sinergi ini mengandung implikasi bahwa pelayanan bimbingan dan konseling di SD merupakan tanggung jawab guru, khususnya guru kelas” (hlm 2). SK Menpan No.83/1993 (dalam Furqon, 2005) menegaskan bahwa selain tugas utama mengajar, guru sekolah dasar ditambah dengan melaksanakan program bimbingan di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Menurut Sukmadinata (2009) selain mengajar guru memiliki tugas untuk membimbing. Hal tersebut dikarenakan perkembangan anak tidak selalu lancar, terkadang terhambat bahkan berhenti sama sekali. Oleh karena itu, untuk membantu peserta didik mengatasi hambatan tersebut, guru memiliki peran sebagai pembimbing.

(38)

informasi terhadap pendidikan selanjutnya yang hendak dihadapi peserta didik, (5) membantu para peserta didik untuk menemukan kekuatan, kelemahan, kebiasaan, dan kesulitan yang dihadapinya, terutama yang berkaitan dengan pengajaran yang diajarkannnya dan program pendidikan yang ditempuh para peserta didiknya, (6) memperlakukan peserta didik sebagai pribadi yang memiliki harga diri, dengan memahami kelemahan, kekurangan, dan masalah-masalahnya, (7) memberikan layanan konsultasi, (8) menyerahkan layanan rujukan pada pihak yang lebih berkompeten bagi peserta didik yang memiliki masalah tetapi tidak dapat dipecahkan oleh guru, (9) memberikan dorongan untuk meningkatkan dan mengembangkan aspek pribadi, belajar, dan sosial peserta didik.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tugas guru tidak hanya mengajar mata pelajaran di kelas, tetapi juga mampu memberikan ragam bimbingan. Hal tersebut bertujuan agar peserta didik mampu mencegah maupun mengatasi masalah yag dihadapinya.

2.1.4 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

2.1.4.1Pengertian Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

(39)

2.1.4.2Tujuan Bahasa Indonesia

Akhadiah, dkk (1992) mengungkapkan “belajar Bahasa Indonesia membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berbahasa yang diperlukannya, bukan saja untuk berkomunikasi atau alat penyerap berbagai informasi melainkan juga untuk menyampaikan pikiran, perasaan, sikap, menyerap nilai moral, dan agama serta pengetahuan yang dipelajarinya” (hlm.5).

Contoh tujuan Bahasa Indonesia sebagai alat penyerap informasi bagi peserta didik yaitu melalui pengembangan kemampuan dasar berbahasa seperti membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan yang selalu dibiasakan selama kegiatan pembelajaran. Bahasa Indonesia memiliki peranan penting untuk membantu peserta didik berkomunikasi melalui pengembangan kemampuan berbahasa dalam hal berbicara. Bahasa Indonesia juga dapat membantu perkembangan pribadi peserta didik dapat ditunjukkan melalui penggunaan Bahasa Inonesia saat menyampaikan ide dan perasaan mereka.

(40)

agar berkomunikasi secara efektif dan efisien serta memperkembangkan diri dalam aspek pribadi, belajar, dan sosial.

2.1.4.3Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 menjelaskan bahwa ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV Semester 2 meliputi aspek: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Aspek mendengarkan meliputi: (1) mendengarkan pengumuman, (2) pembacaan pantun. Aspek berbicara meliputi: mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan berbalas pantun dan bertelepon. Aspek membaca meliputi: memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun. Aspek menulis meliputi: mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan, menemukan kalimat utama, pengumuman, dan pantun anak. Melalui aspek dan pokok bahasan Bahasa Indonesia tersebut, maka peneliti dapat mengintegrasikan pokok bahasan yang hendak dicapai dengan ragam bimbingan, baik ragam bimbingan pribadi, belajar, maupun sosial yang bertujuan membantu tugas perkembangan peserta didik.

2.2Hasil Penelitian yang Relevan

(41)

menghasilkan produk berupa silabus dan materi pembelajaran menyimak dengan menggunakan audio visual dan metode kooperatif. Langkah-langkah pengembangan diawali dengan melakukan analisis kebutuhan yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan peserta didik. Analisis kebutuhan ditempuh melalui penyebaran kuesioner pada peserta didik dan melakukan wawancara pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Langkah-langkah pengembangan silabus dan materi menyimak yang dilakukan Aryanti diantaranya: (1) perencanaan, (2) penyusunan, (3) perbaikan, (4) pemantapan. Untuk mengetahui produk yang dikembangkan layak digunakan, maka peneliti melakukan uji coba produk dan melakukan konsultasi pada ahli untuk memperoleh masukan dan saran. Hasil dari uji coba produk peneliti jadikan dasar revisi produk pengembangan. Berdasarkan hasil penilaian dosen pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII semester I SMP Negeri 1 Nanggulan, dan tanggapan peserta didik terhadap media, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan media audio visual telah memenuhi kriteria kelayakan. Relevansi penelitian yang dilakukan oleh Aryanti peneliti jadikan gambaran tentang pengembangan perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya silabus dan gambaran tentang langkah-langkah pengembangan yang dilakukan oleh Aryanti.

(42)

kebutuhan yang teridentifikasi sangat intens untuk ditetapkan sebagai topik bimbingan yang mendapat skala prioritas pertama dalam mendapatkan pelayanan. Butir-butir kebutuhan yang terdaftar sangat intens tersebut selanjutnya diolah menjadi muatan layanan bimbingan pribadi yang dijabarkan dalam perangkat pembelajaran.

Oleh karena itu, peneliti melihat contoh modul pengembangan diri yang telah dikembangkan oleh Gendon Barus dan Sri Hastuti (2011)dengan pokok bahasan: “Terampil Membaca dengan Cepat”. Indikator layanan tersebut adalah: (1) peserta didik memotivasi diri untuk bersemangat dalam membaca, (2) peserta didik menemukan keterampilan membaca dengan cepat, (3) peserta didik berlatih kiat-kiat jitu dalam membaca yang telah dipelajarinya. Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai indikator tersebut pembimbing mengajak peserta didik menonton cerita pendek “Arci Sang Juara”, cerita tersebut mengisahkan seorang anak yang rajin membaca buku pelajaran, sehingga ketika ujian anak tersebut tidak mengalami kesulitan.

Pembimbing kemudian mengajak peserta didik untuk berefleksi terhadap cerita yang telah ditonton dengan harapan peserta didik termotivasi untuk rajin membaca. Pembimbing kemudian menjelaskan kiat-kiat dalam membaca. Penelitian yang hendak peneliti lakukan memiliki relevansi dengan modul tersebut yaitu pada penekanan pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan, serta penetapan topik bimbingan berfokus pada butir-butir kebutuhan yang sangat intens untuk mendapat prioritas pelayanan.

(43)

acuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik di SD.

2.3Kerangka Berpikir

Guru SD memiliki tugas mengajarkan materi pelajaran dan melaksanakan bimbingan di kelas yang menjadi tanggung jawabnya. Bimbingan tersebut dapat diberikan melalui nilai-nilai yang terkandung dalam mata pelajaran itu sendiri, dengan demikian peserta didik mampu mencapai tugas perkembangannya sekaligus belajar materi pelajaran yang bersangkutan. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan guru dalam memberikan bimbingan sekaligus mengajarkan materi pelajaran, maka perlu adanya model perangkat pembelajaran yang mengintegrasikan mata pelajaran dengan ragam bimbingan. Mekanisme konsep pengintegrasian model perangkat pembelajaran akan disajikan dalam bentuk bagan seperti berikut.

Bagan 2.1

Konsep Pengintegrasian Model Perangkat Pembelajaran

Tugas guru SD:

mengajar dan memberikan bimbingan.

Pemenuh kebutuhan:

perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan.

Kebutuhan guru SD:

model perangkat pembelajaran yang berisi materi pelajaran sekaligus bimbingan untuk membantu peserta

(44)

Konsep pengintegrasian model perangkat pembelajaran diawali dengan mengkaji kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia dan menentukan kompetensi dasar yang berada pada semester genap. Setelah kompetensi dasar ditentukan, langkah selanjutnya yaitu menentukan materi yang berkaitan dengan kompetensi dasar tersebut. Materi diputuskan pada kalimat utama dan pantun.

Peneliti kemudian menyusun indikator materi berdasarkan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia dan menyusun indikator bimbingan berdasarkan esensi bimbingan dalam hal ini bimbingan pribadi dan belajar. Indikator materi dan indikator bimbingan selanjutnya diintegrasikan, sehingga tersusun menjadi tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran tersebut sebagai acuan bagi guru untuk membantu peserta didik agar dapat belajar Bahasa Indonesia sekaligus mencapai tugas perkembangan pribadi dan belajar. Penelitian ini difokuskan pada pencapaian tugas perkembangan pribadi dan belajar dikarenakan hasil analisis kebutuhan yang menunjukkan bahwa peserta didik mengalami masalah pada aspek pribadi dan belajar. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran hendaknya mengandung tugas perkembangan yang harus dicapai peserta didik, dalam hal ini tugas perkembangan pribadi dan belajar.

(45)

dan materi ajar. Pengembangan model perangkat pembelajaran tersebut selalu mengacu pada konsep pengintegrasian yang ada.

(46)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini peneliti menjabarkan beberapa hal berkaitan dengan metode penelitian yang meliputi: (1) jenis penelitian, (2) model pengembangan, (3) desain pengembangan, (4) prosedur pengembangan, (5) subyek penelitian, (6) jenis data, (7) instrumen pengumpulan data, dan (8) teknik analisis data.

3.1JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Penelitian ini mengembangkan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar, yang terdiri dari konsep pengintegrasian model perangkat pembelajaran, silabus, RPP, dan materi ajar. Sugiyono (2010) menjelaskan bahwa “metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research and Development (R & D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut” (hlm. 407). Menurut Nugraha (2011) “penelitian pengembangan yaitu jenis penelitian yang berorientasi pada aktivitas mengembangkan/ menghasilkan produk dan memvalidasi produk tersebut melalui langkah-langkah sistematis” (hlm. 1).

3.2MODEL PENGEMBANGAN

(47)

Model prosedural biasanya berupa urutan langkah-langkah, yang diikuti secara bertahap dari langkah awal hingga langkah akhir. Penelitian kali ini menggunakan model prosedural yang dirancang oleh Dick dan Carey.

3.3DESAIN PENGEMBANGAN

Sanjaya (2008) menyatakan bahwa “desain pengembangan adalah proses yang disengaja tentang suatu pemikiran, perencanaan, dan penyeleksian bagian-bagian, teknik, dan prosedur yang mengatur suatu tujuan atau usaha yang hendak dikembangkan” (hlm. 32). Pengembangan dalam penelitian ini mencakup dua hal yaitu pengembangan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan pengembangan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar. Bimbingan pribadi membantu peserta didik mengatasi masalah dalam hal ketelitian yang mencakup kemampuan memperhatikan petunjuk, berhati-hati melakukan sesuatu, bertanggung jawab dalam melakukan sesuatu, berpikir kritis, berkonsentrasi, menyadari apa yang dipelajari penting bagi kehidupannya. Bimbingan belajar membantu peserta didik mengatasi masalah dalam hal ketekunan yang mencakup kemampuan mengingat materi pelajaran, tidak mudah putus asa, mengulang pelajaran, membuat ringkasan, berkonsentrasi, serta tepat waktu.

(48)

3.4PROSEDUR PENGEMBANGAN

Prosedur pengembangan dalam penelitian pengembangan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo ini menggunakan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Dick dan Carey dengan beberapa modifikasi.

Setyosari (2010) memaparkan langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dirancang oleh Dick dan Carey seperti berikut.

1. Analisis Kebutuhan

Langkah ini untuk menentukan tujuan produk yang akan dikembangkan 2. Analisis Pembelajaran

Analisis pembelajaran meliputi: keterampilan, proses, prosedur, dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Analisis Pebelajar dan Konteks

Tahap ini meliputi: menganalisis kemampuan, sikap, karakteristik awal pebelajar, karakteristik pembelajaran awal, dan dimana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan.

4. Tujuan Umum dan Khusus

(49)

5. Mengembangkan Instrumen

Mengembangkan instrumen assessment dengan mengacu tahap 4. 6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran

Mengembangkan strategi pembelajaran, yang secara spesifik untuk membantu pebelajar untuk mencapai tujuan khusus.

7. Mengembangkan dan Memilih Bahan Pembelajaran

Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran yang dapat berupa: bahan cetak, manual baik untuk pebelajar maupun pembelajar, dan media lain yang dirancang untuk mendukung pencapaian tujuan.

8. Merancang dan Melakukan Evaluasi Formatif

Merancang dan melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program atau produk yang dikembangkan.

9. Melakukan Revisi

Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program, atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya.

10. Evaluasi Sumatif

(50)

Bagan 3.1

(51)

Berikut ini langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Dick dan Carey dengan beberapa modifikasi dari peneliti.

Bagan 3.2 Modifikasi Prosedur Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

TAHAP PENILAIAN AHLI

TAHAP PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

(8)

MODEL PERANGKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI DAN BELAJAR UNTUK PESERTA

DIDIK KELAS IV B2 SD TARAKANITA BUMIJO YOGYAKARTA

(52)

Keterangan Bagan 3.2

Prosedur pengembangan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar:

1. Tahap Awal Penelitian

a. Penetapan subjek penelitian

Penelitian ini akan berfokus pada guru kelas dan peserta didik IV B2 SD Tarakanita Bumijo

b. Analisis kebutuhan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini mencakup:

1) Wawancara dengan seorang guru kelas yang sekaligus sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IVB2 SD Tarakanita Bumijo. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan guru tersebut. 2) Observasi terhadap 30 peserta didik di kelas IV B2 SD Tarakanita

Bumijo saat proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Data ini digunakan untuk memperkuat hasil wawancara.

3) Penyebaran AUK (Alat Ungkap Kebutuhan) di kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo untuk mengetahui kebutuhan yang dihadapi peserta didik dan memperkuat hasil wawancara dan AUK.

c. Mengidentifikasi standar kompetensi. d. Menganalisis kompetensi dasar.

(53)

bimbingan tersebut menjadi beberapa indikator bimbingan yang akan dicapai.

f. Merumuskan indikator materi berdasarkan kompetensi dasar, kemudian mengintegrasikan indikator bimbingan dengan indikator materi sehingga tersusun tujuan pembelajaran.

2. Tahap Pengembangan Perangkat Pembelajaran

a. Mengembangkan assessment dengan mengacu tujuan pembelajaran. b. Mengembangkan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

c. Mengembangkan materi pelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

3. Tahap Penilaian Ahli

Jenis penilaian pada penelitian ini menggunakan jenis validasi isi (content validity). Menurut Setyosari (2010) validitas isi mengarah pada seluruh kandungan isi instrumen yang bersangkutan dan menggambarkan isi yang dikehendaki. Validitas isi ditetapkan berdasarkan penilaian ahli mata pelajaran dan para pakar yang memiliki keahlian sesuai dengan bidang kajiannya.

Peneliti menjabarkan tahapan penilaian ahli sebagai berikut. a. Penilaian oleh ahli mata pelajaran

Masukan dan penilaian dari ahli mata pelajaran peneliti jadikan acuan melakukan revisi, kemudian dijadikan bahan penilaian yang kedua.

a) Penilaian oleh ahli Bimbingan Konseling

(54)

b) Penilaian oleh ahli pengembangan perangkat pembelajaran

Masukan dan penilaian dari ahli pengembangan sebagai acuan melakukan revisi. Tujuan penilaian tersebut adalah untuk memperkuat penilaian dari ahli mata pelajaran dan ahli Bimbingan Konseling, serta menilai dari sudut pandang pengembangan suatu perangkat pembelajaran.

3.5SUBJEK PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini adalah 1 guru kelas dan 30 peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.

3.6JENIS DATA

Jenis data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang didukung dengan data kuantitatif. Data kuantitatif berupa data yang diperoleh dari kuesioner yang berupa alat ungkap kebutuhan dan hasil penilaian dari ahli. Data kualitatif diperoleh berupa hasil wawancara dengan guru kelas IV B2, hasil observasi ketika kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia, serta hasil komentar dari penilaian ahli bidang studi Bahasa Indonesia, ahli BK, dan ahli pengembangan.

3.7INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

(55)

wawancara dan observasi. Tabel daftar wawancara dengan guru kelas, tabel daftar pengamatan (observasi), dan tabel AUK, peneliti jabarkan seperti di bawah ini:

3.7.1 Pedoman Wawancara

Kegiatan wawancara bertujuan untuk memperoleh gambaran perangkat pembelajaran seperti apa yang dibutuhkan guru agar dapat membantu peserta didik mencapai tugas perkembangannya. Pedoman wawancara dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 3.1

Pedoman Wawancara Guru Kelas IVB 2 SD Tarakanita Bumijo

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Apakah di sekolah ini ada guru bimbingan konseling?

2 Apakah anda pernah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada peserta didik? (jika jawaban tidak lanjut nomer 3)

3 Perilaku peserta didik yang seperti apa menurut pengamatan anda dapat menghambat perkembangan mereka?

4 Perilaku tersebut tampak pada saat anda melakukan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mata pelajaran apa?

5 Apakah anda pernah menyusun perangkat pembelajaran dari mata pelajaran tersebut yang berisi ragam bimbingan?

6 Perangkat pembelajaran seperti apa yang anda perlukan?

3.7.2 Pedoman Observasi

Kegiatan observasi atau pengamatan dilakukan saat pembelajaran Bahasa Indonesiadi kelas IVB 2 SD Tarakanita Bumijo. Kegiatan observasi dilakukan untuk memperkuat data hasil wawancara.

Tabel 3.2

Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia

No Pernyataan Keterangan

1 Peserta didik mengikuti pelajaran dengan antusias 2 Peserta didik tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru 3 Peserta didik datang tepat waktu

(56)

5 Peserta didik mengumpulkan PR

6 Peserta didik bersedia bertanya ketika penjelasan guru kurang jelas

7 Peserta didik menyimak penjelasan guru dengan cermat 8 Peserta didik mengerjakan tugas secara tepat waktu 9 Peserta didik membantu teman yang mengalami kesulitan 10 Peserta didik mau bekerjasama dalam kelompok yang

dibentuk guru

3.7.3 Pedoman Alat Ungkap Kebutuhan (AUK)

Alat ungkap kebutuhan merupakan alat untuk mengetahui ragam bimbingan yang dibutuhkan oleh peserta didik. AUK memuat pernyataan – pernyataan yang berkaitan dengan ragam bimbingan. AUK bertujuan untuk mengetahui ragam bimbingan yang dibutuhkan peserta didik untuk membantu tugas perkembangannya.

Tabel 3.3

Pedoman Alat Ungkap Kebutuhan di Kelas IV B2

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya senang belajar Bahasa Indonesia.

2 Saya mengerjakan tugas Bahasa Indonesia dengan tepat waktu. 3 Saya tekun belajar Bahasa Indonesia di rumah.

4 Saya bersemangat mengerjakan soal Bahasa Indonesia.

5 Saya tidak mudah putus asa mengerjakan soal Bahasa Indonesia yang sulit.

6 Saya teliti mengerjakan soal Bahasa Indonesia. 7 Saya bangga dapat berbahasa Indonesia.

8 Saya dapat bekerjasama pada waktu mengerjakan tugas Bahasa Indonesia secara berkelompok.

9 Saya mau membantu teman yang sulit mengerjakan tugas Bahasa Indonesia.

10 Bahasa Indonesia memudahkan saya untuk bergaul dengan orang lain. 11 Bahasa Indonesia membantu saya untuk dapat berbicara dengan baik. 12 Bahasa Indonesia membantu saya untuk menulis dengan baik.

13 Bahasa Indonesia memudahkan saya untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber (televisi, koran, majalah, buku, dan sebagainya) 14 Saya ikut melestarikan budaya bangsa dengan berbahasa Indonesia. 15 Saya menghargai perbedaan suku dan budaya dengan berbahasa

(57)

3.7.4 Pedoman Penilaian Ahli

Peneliti jabarkan pedoman penilaian ahli mata pelajaran, ahli Bimbingan Konseling, dan ahli pengembangan terhadap model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar sebagai berikut.

Tabel 3.4

Pedoman Penilaian Ahli Mata Pelajaran

No. Komponen Penilaian

Silabus

1 Kelengkapan unsur-unsur silabus 2 Kesesuaian antara SK, KD, dan indikator 3 Kualitas perumusan pengalaman belajar

4 Kesesuaian pengalaman belajar dengan indikator RPP

1 Kelengkapan unsur-unsur RPP

2 Kesesuaian antara SK, KD, indikator dan tujuan

3 Kesesuaian pemilihan model pembelajaran dengan materi pembelajaran

4 Rumusan kegiatan pembelajarannya mencerminkan kegiatan Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi (EEK)

5 Kegiatan pembelajaran bervariasi

6 Pengaturan alokasi waktu tiap kegiatan pembelajaran proporsional 7 Tingkat kesesuaian indikator dan item penilaian yang bersifat otentik 8 Jumlah sumber belajar memadai

9 Ketepatan pemilihan media pembelajaran 10 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku

Materi Ajar

1 Kesesuaian isi materi ajar dengan kegiatan yang dilakukan. 2 Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 3 Materi memuat fakta, konsep, prosedur.

(58)

Tabel 3.5

Pedoman Penilaian Ahli Bimbingan Konseling (BK)

No Komponen Penilaian

Silabus

1 Kesesuaian antara SK, KD mata pelajaran dan esensi bimbingan 2 Kualitas perumusan pengalaman belajar

3 Kesesuaian pengalaman belajar dengan esensi bimbingan RPP

1 Kesesuaian antara SK, KD, indikator, tujuan, dan nilai bimbingan. 2 Konsistensi antara tujuan pembelajaran dengan kegiatan pembelajaran

yang berisi bimbingan.

3 Kegiatan pembelajaran mencerminkan bimbingan.

4 Tingkat kesesuaian indikator dan item penilaian yang bersifat reflektif 5 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku

Materi Ajar

1 Materi ajar mencerminkan esensi bimbingan.

2 Materi ajar memuat komponen kognisi, afeksi dan konasi 3 Materi ajar sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik 4 Bahasa yang digunakan komunikatif

Tabel 3.6

Pedoman Penilian Ahli Pengembangan Perangkat Pembelajaran

No Komponen Penilaian

Silabus

1 Kelengkapan unsur-unsur silabus 2 Kesesuaian antara SK, KD, dan indikator 3 Kualitas perumusan pengalaman belajar

4 Kesesuaian pengalaman belajar dengan indikator RPP

1 Kelengkapan unsur-unsur RPP

2 Kesesuaian antara SK, KD, indikator dengan nilai bimbingan 3 Ketepatan dalam memilih model pembelajaran

4 Rumusan kegiatan pembelajaran mencerminkan kegiatan Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi (EEK)

5 Rumusan kegiatan pembelajaran melibatkan siswa

6 Pengaturan alokasi waktu tiap kegiatan pembelajaran proporsional 7 Penilaian bersifat otentik

8 Penggunaan bahasa Indonesia dan tata tulis baku Materi Ajar

1 Materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 2 Materi memuat fakta, konsep, prosedur.

3 Pengorganisasian materi sistematis dan logis. 4 Bahasa mudah dipahami

(59)

3.8 TEKNIK ANALISIS DATA

Peneliti menggunakan dua cara dalam menganalisis data yaitu menggunakan skala dikotomi dan skala likert. Skala dikotomi merupakan penghitungan untuk kuesioner tertutup yang memiliki jawaban terbatas yaitu ya dan tidak. Jawaban ‘ya’ mempunyai skor 0, dan jawaban ‘tidak’ mempunyai skor 1. Skala likert digunakan dalam instrumen validasi untuk mengukur kelayakan model perangkat pembelajaran dengan rentang skor 1-5 dan dinamakan tipe data interval. Kedua cara analisis data di atas pada akhirnya akan dideskripsikan, sehingga menjadi satu data yaitu data analisis deskriptif.

Persentase hasil penilaian yang dilakukan oleh ahli bidang studi Bahasa Indonesia, ahli Bimbingan Konseling (BK), dan ahli pengembangan ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Langkah yang dilakukan peneliti setelah mendapat persentase skor penilaian adalah mencari interval yang sesuai untuk menentukan tingkat kelayakan perangkat pembelajaran. Tingkat kelayakan inilah yang dijadikan dasar perlu ada tidaknya revisi. Arikunto menjabarkan kriteria revisi model pengembangan perangkat pembelajaran sebagai berikut (dalam Pardiyono, 2006).

(60)

Tabel 3.7

Kriteria Revisi Model Pengembangan`Perangkat Pembelajaran

Interval Tingkat Pencapaian

Nilai Kualifikasi

90-100% 5 Baik sekali. Tidak perlu dilakukan revisi. 80-89% 4 Baik. Tidak perlu dilakukan revisi.

65-79% 3 Cukup baik. Komponen yang mendapat nilai ini harus dipertimbangkan untuk dilakukan revisi. Pertimbangan didasarkan beberapa hal, yaitu: (1) penilaian oleh ahli Bimbingan Konseling (BK), (2) ahli mata pelajaran, dan (3) ahli pengembangan.

55-64% 2 Kurang baik. Komponen yang mendapat nilai ini perlu dilakukan revisi.

< 35% 1 Sangat kurang. Komponen yang mendapat nilai ini perlu dilakukan revisi dan melakukan pengkajian ulang model.

Tabel kriteria kelayakan model perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar akan diukur menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) I. Menurut Masidjo (2006) PAP I merupakan penilaian yang berorientasi pada suatu patokan yang sifatnya pasti dan sesuai tingkat penguasaan yang telah ditetapkan. Tabel PAP I dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 3.8

Penilaian Acuan Patokan (PAP) I

Tingkat Penguasaan kompetensi Rentang Nilai Keterangan

90-100% 87-100 Sangat layak

80-89% 74-87 Layak

65-79% 61-74 Cukup layak

55-64% 48-61 Kurang layak

(61)

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini peneliti menjabarkan beberapa hal berkaitan: (1) hasil penelitian dan (2) pembahasan.

4.1Hasil Penelitian

4.1.1 Data Hasil Analisis Kebutuhan

Peneliti melakukan analisis kebutuhan sebelum mengembangkan model perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui model perangkat pembelajaran yang dibutuhkan guru dalam membantu peserta didik mencapai tugas perkembangannya. Analisis kebutuhan tersebut diperoleh dari kegiatan wawancara, observasi, dan penyebaran kuesioner Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) yang dijabarkan sebagai berikut.

Bagan 4.1 Alur Analisis Kebutuhan 4.1.1.1 Wawancara

Peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan guru kelas IV B2 pada tanggal 11 Januari 2012. Kegiatan wawancara bertujuan untuk mengetahui

Analisis Kebutuhan

(62)

kebutuhan guru akan adanya model perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan. Hasil wawancara yang diperoleh peneliti sebagai berikut.

Tabel 4.1

Hasil Wawancara Guru Kelas IV B2

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Apakah di sekolah ini ada meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada peserta didik? (jika jawaban tidak lanjut nomer 3)

Ya, saya meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada peserta didik tiap satu bulan sekali atau biasa disebut perwalian.

3 Perilaku peserta didik yang seperti apa menurut pengamatan anda dapat menghambat

perkembangan mereka?

Menurut pengamatan saya, perilaku peserta didik yang dapat menghambat perkembangan mereka antara lain, tidak tepat waktu, tidak teliti saat mengerjakan tugas, mengeluh saat diberi tugas, tidak memperhatikan saat saya memberikan penjelasan.

4 Perilaku tersebut tampak pada saat anda melakukan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mata pelajaran apa?

Perilaku tersebut tampak pada saat saya melakukan KBM mata pelajaran Bahasa Indonesia.

5 Apakah anda pernah menyusun perangkat pembelajaran dari mata pelajaran tersebut yang berisi ragam bimbingan?

Saya belum pernah menyusun perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia yang berisi ragam bimbingan.

6 Perangkat pembelajaran seperti apa yang anda perlukan?

Perangkat pembelajaran yang saya perlukan adalah perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia yang berisi ragam bimbingan, sehingga ketika saya mengajar Bahasa Indonesia bisa sekaligus memberikan ragam bimbingan kepada peserta didik untuk membantu tugas perkembangannya.

(63)

Indonesia. Guru juga menyatakan bahwa membutuhkan perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia yang berisi ragam bimbingan, sehingga ketika mengajar Bahasa Indonesia dapat sekaligus memberikan ragam bimbingan kepada peserta didik untuk membantu tugas perkembangannya.

4.1.1.2 Observasi

Peneliti melakukan observasi pada tanggal 14 januari 2012 untuk memperkuat hasil wawancara dengan guru kelas. Hasil observasi kepada 30 peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo diperoleh peneliti sebagai berikut.

Tabel 4.2

Hasil Observasi Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia

No Indikator Keterangan

1 Peserta didik mengikuti pelajaran dengan antusias

Peserta didik antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.

2 Peserta didik tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru

Beberapa peserta didik mengeluh saat diberi tugas.

3 Peserta didik datang tepat waktu

2 peserta didik datang terlambat.

4 Peserta didik membuat catatan mengenai materi yang disampaikan oleh guru

3 peserta didik tidak membuat catatan.

5 Peserta didik mengumpulkan PR

6 peserta didik tidak mengumpulkan PR.

6 Peserta didik bersedia bertanya ketika penjelasan guru kurang jelas

Beberapa peserta didik bersedia menanggapi pertanyaan yang diberikan guru berkaitan dengan materi yang telah disampaikan. 7 Peserta didik menyimak

penjelasan guru dengan cermat

Beberapa peserta didik mengobrol dengan temannya saat guru menjelaskan, 2 peserta didik bermain dengan alat pengatur kipas angin, 4 peserta didik mengerjakan tugas tidak sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru. 8 Peserta didik mengerjakan

tugas secara tepat waktu

1 peserta didik tidak tepat waktu dalam mengerjakan tugas.

9 Peserta didik membantu teman yang mengalami kesulitan

Peserta didik meminjamkan alat tulis kepada temannya.

10 Peserta didik mau bekerjasama dalam kelompok yang dibentuk guru

(64)

Berdasarkan tabel observasi di atas, beberapa peserta didik terlihat tidak mengumpulkan pekerjaan rumah. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik kelas IV B2 mengalami masalah pada tugas perkembangan belajarnya, sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut membutuhkan bimbingan belajar. Pernyataan ini didukung oleh Furqon (2005) yang memaparkan manfaat layanan bimbingan belajar yaitu membantu tugas perkembangan belajar peserta didik, diantaranya adalah melaksanakan cara-cara belajar yang benar, seperti mengulang pelajaran, membuat ringkasan materi, konsentrasi, dan tepat waktu.

Perilaku lain yang banyak terlihat adalah peserta didik tidak teliti dalam membaca petunjuk soal. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik kelas IV B2 mengalami masalah pada tugas perkembangan pribadinya, sehingga membutuhkan bimbingan pribadi. Pernyataan tersebut didukung oleh Winkel dan Sri (2004) bahwa bimbingan pribadi berarti bimbingan agar peserta didik dapat mengatur diri sendiri dan mengembangkan diri agar dapat memecahkan masalah dalam batin akibat kurangnya penyesuaian diri terhadap aspek-aspek perkembangan pribadi diantaranya agar bertanggung jawab, teliti dan konsekuen. 4.1.1.3 Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) Peserta Didik

Peneliti menyebarkan AUK pada tanggal 19 Januari 2012. Penyebaran AUK bertujuan memperkuat hasil wawancara dan observasi. Hasil AUK yang telah disebarkan kepada 28 peserta didik adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3

Hasil Penyebaran Alat Ungkap Kebutuhan di Kelas IV B2

No Item Pernyataan Menjawab Tidak %

Ragam Bimbingan Pribadi

4 Saya bersemangat mengerjakan soal Bahasa

Indonesia. 4 14.29%

5 Saya tidak mudah putus asa mengerjakan soal

Gambar

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara Guru Kelas IVB 2 SD Tarakanita Bumijo
Tabel 3.3 Pedoman Alat Ungkap Kebutuhan di Kelas IV B2
Tabel 3.4 Pedoman Penilaian Ahli Mata Pelajaran
Tabel 3.5 Pedoman Penilaian Ahli Bimbingan Konseling (BK)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Para ahli fikih juga sepakat bahwa apabila seorang ibu tidak bersedia menyusukan anaknya tanpa alasan yang sah (tidak sedang sakit) atau tidak ada halangan

Pada hakekatnya batang yang hanya memikul tekan aksial saja jarang dijumpai dalam struktur namun bila pembebanan diatur sedemikian rupa hingga pengekangan ( restrain

E. Kepuasan kerja sebagai sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia dimana dalam penelitian ini didapatkan kepuasan kerja total perawat pelaksana

Yang dimaksud dengan “semua pihak” adalah Pihak yang melaksanakan penyelenggaraan pendidikan berbasis agama dan budaya yaitu : guru ngaji di mesjid-mesjid/mushala, guru-guru

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 21 Pada halaman ini terdapat form isian yang harus dimasukan untuk menambahkan Data Penyusunan Peraturan, dimana field isian

“ rising star ”, artinya jahe di Singapura berada pada posisi pasar ideal yang bertujuan memperoleh pangsa pasar ekspor tertinggi dengan nilai RCA lebih besar dari

Jika kamu ingin mengetahui apakah tanaman putri malu itu hidup, mungkin kamu akan menyentuhnya kuat-kuat dan melihatnya apakah sesuatu telah terjadi.. Salah satu ciri organisme

Berdasarkan hasil analisis untuk uji simultan (lihat Tabel 6), ditemukan bahwa nilai F adalah sebesar 3.638 yang signifikan pada taraf 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa