• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

Bagan 4.1 Alur Analisis Kebutuhan

4.1.1.1 Wawancara

Peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan guru kelas IV B2 pada tanggal 11 Januari 2012. Kegiatan wawancara bertujuan untuk mengetahui

Analisis Kebutuhan

kebutuhan guru akan adanya model perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan. Hasil wawancara yang diperoleh peneliti sebagai berikut.

Tabel 4.1

Hasil Wawancara Guru Kelas IV B2

NO PERTANYAAN JAWABAN

1 Apakah di sekolah ini ada guru bimbingan konseling?

Di SD Tarakanita Bumijo ada satu guru BK.

2 Apakah anda pernah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada peserta didik? (jika jawaban tidak lanjut nomer 3)

Ya, saya meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada peserta didik tiap satu bulan sekali atau biasa disebut perwalian.

3 Perilaku peserta didik yang seperti apa menurut pengamatan anda dapat menghambat

perkembangan mereka?

Menurut pengamatan saya, perilaku peserta didik yang dapat menghambat perkembangan mereka antara lain, tidak tepat waktu, tidak teliti saat mengerjakan tugas, mengeluh saat diberi tugas, tidak memperhatikan saat saya memberikan penjelasan.

4 Perilaku tersebut tampak pada saat anda melakukan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mata pelajaran apa?

Perilaku tersebut tampak pada saat saya melakukan KBM mata pelajaran Bahasa Indonesia.

5 Apakah anda pernah menyusun perangkat pembelajaran dari mata pelajaran tersebut yang berisi ragam bimbingan?

Saya belum pernah menyusun perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia yang berisi ragam bimbingan.

6 Perangkat pembelajaran seperti apa yang anda perlukan?

Perangkat pembelajaran yang saya perlukan adalah perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia yang berisi ragam bimbingan, sehingga ketika saya mengajar Bahasa Indonesia bisa sekaligus memberikan ragam bimbingan kepada peserta didik untuk membantu tugas perkembangannya.

Tabel di atas menunjukkan bahwa guru kelas berpendapat tentang perilaku peserta didik yang dapat menghambat tugas perkembangannya antara lain, tidak tepat waktu saat mengumpulkan tugas, tidak tekun belajar, dan tidak teliti saat mengerjakan tugas. Guru mengungkapkan bahwa perilaku tersebut tampak pada saat guru melakukan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Guru juga menyatakan bahwa membutuhkan perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia yang berisi ragam bimbingan, sehingga ketika mengajar Bahasa Indonesia dapat sekaligus memberikan ragam bimbingan kepada peserta didik untuk membantu tugas perkembangannya.

4.1.1.2 Observasi

Peneliti melakukan observasi pada tanggal 14 januari 2012 untuk memperkuat hasil wawancara dengan guru kelas. Hasil observasi kepada 30 peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo diperoleh peneliti sebagai berikut.

Tabel 4.2

Hasil Observasi Proses Pembelajaran Bahasa Indonesia

No Indikator Keterangan

1 Peserta didik mengikuti pelajaran dengan antusias

Peserta didik antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.

2 Peserta didik tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru

Beberapa peserta didik mengeluh saat diberi tugas.

3 Peserta didik datang tepat waktu

2 peserta didik datang terlambat. 4 Peserta didik membuat

catatan mengenai materi yang disampaikan oleh guru

3 peserta didik tidak membuat catatan.

5 Peserta didik mengumpulkan PR

6 peserta didik tidak mengumpulkan PR.

6 Peserta didik bersedia bertanya ketika penjelasan guru kurang jelas

Beberapa peserta didik bersedia menanggapi pertanyaan yang diberikan guru berkaitan dengan materi yang telah disampaikan. 7 Peserta didik menyimak

penjelasan guru dengan cermat

Beberapa peserta didik mengobrol dengan temannya saat guru menjelaskan, 2 peserta didik bermain dengan alat pengatur kipas angin, 4 peserta didik mengerjakan tugas tidak sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru. 8 Peserta didik mengerjakan

tugas secara tepat waktu

1 peserta didik tidak tepat waktu dalam mengerjakan tugas.

9 Peserta didik membantu teman yang mengalami kesulitan

Peserta didik meminjamkan alat tulis kepada temannya.

10 Peserta didik mau bekerjasama dalam kelompok yang dibentuk guru

Seluruh peserta didik bersedia bekerjasama dalam kelompok.

Berdasarkan tabel observasi di atas, beberapa peserta didik terlihat tidak mengumpulkan pekerjaan rumah. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik kelas IV B2 mengalami masalah pada tugas perkembangan belajarnya, sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut membutuhkan bimbingan belajar. Pernyataan ini didukung oleh Furqon (2005) yang memaparkan manfaat layanan bimbingan belajar yaitu membantu tugas perkembangan belajar peserta didik, diantaranya adalah melaksanakan cara-cara belajar yang benar, seperti mengulang pelajaran, membuat ringkasan materi, konsentrasi, dan tepat waktu.

Perilaku lain yang banyak terlihat adalah peserta didik tidak teliti dalam membaca petunjuk soal. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik kelas IV B2 mengalami masalah pada tugas perkembangan pribadinya, sehingga membutuhkan bimbingan pribadi. Pernyataan tersebut didukung oleh Winkel dan Sri (2004) bahwa bimbingan pribadi berarti bimbingan agar peserta didik dapat mengatur diri sendiri dan mengembangkan diri agar dapat memecahkan masalah dalam batin akibat kurangnya penyesuaian diri terhadap aspek-aspek perkembangan pribadi diantaranya agar bertanggung jawab, teliti dan konsekuen. 4.1.1.3 Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) Peserta Didik

Peneliti menyebarkan AUK pada tanggal 19 Januari 2012. Penyebaran AUK bertujuan memperkuat hasil wawancara dan observasi. Hasil AUK yang telah disebarkan kepada 28 peserta didik adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3

Hasil Penyebaran Alat Ungkap Kebutuhan di Kelas IV B2

No Item Pernyataan Menjawab Tidak %

Ragam Bimbingan Pribadi

4 Saya bersemangat mengerjakan soal Bahasa

Indonesia. 4 14.29%

5 Saya tidak mudah putus asa mengerjakan soal

6 Saya teliti mengerjakan soal Bahasa Indonesia. 12 42.86% 7 Saya bangga dapat berbahasa Indonesia. 2 7.14% 11 Bahasa Indonesia membantu saya untuk dapat

berbicara dengan baik. 2 7.14%

Ragam Bimbingan Sosial

8

Saya dapat bekerjasama pada waktu

mengerjakan tugas Bahasa Indonesia secara berkelompok.

4 14.29%

9 Saya mau membantu teman yang sulit

mengerjakan tugas Bahasa Indonesia. 9 32.14% 10 Bahasa Indonesia memudahkan saya untuk

bergaul dengan orang lain. 8 28.57%

14 Saya ikut melestarikan budaya bangsa dengan

berbahasa Indonesia. 2 7.14%

15 Saya menghargai perbedaan suku dan budaya

dengan berbahasa Indonesia. 3 10.71%

Ragam Bimbingan Belajar

1 Saya senang belajar Bahasa Indonesia. 1 3.57% 2 Saya mengerjakan tugas Bahasa Indonesia

dengan tepat waktu. 6 21.43%

3 Saya tekun belajar Bahasa Indonesia di rumah. 10 35.71% 12 Bahasa Indonesia membantu saya untuk menulis

dengan baik. 3 10.71%

13

Bahasa Indonesia memudahkan saya untuk memperoleh informasi dari berbagai sumber (televisi, koran, majalah, buku, dan sebagainya)

4 14.29%

Tabel di atas menunjukkan bahwa persentase tertinggi terletak pada item nomor 6 tentang pernyataan peserta didik tidak teliti mengerjakan tugas Bahasa Indonesia. Persentase tinggi lainnya terletak pada item nomor 3 tentang pernyataan peserta didik tidak tekun belajar Bahasa Indonesia.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan penyebaran AUK, maka peneliti dapat simpulkan bahwa guru kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo membutuhkan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dalam hal ketelitian dan ragam bimbingan belajar dalam hal ketekunan. Oleh karena itu, peneliti tertarik membantu guru dengan mengembangkan model perangkat pembelajaran tersebut. Kelayakan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi

dan belajar diketahui dari hasil penilaian para ahli yang akan dijabarkan sebagai berikut.

4.1.2 Hasil Penilaian Ahli

Perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar yang dikembangkan oleh peneliti dinilai oleh ahli mata pelajaran Bahasa Indonesia, ahli Bimbingan Konseling (BK), dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran.

Tabel 4.4 Deskripsi Para Ahli

N

o Ahli Jabatan Pengalaman

Tugas Penilaian Jenis Validasi Pelaksanaan validasi 1 Praktisi mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD. Guru kelas, guru Bahasa Indonesia, guru PKn, dan guru Bahasa Jawa di SD Tarakanita Bumijo. Mengajar Bahasa Indonesia lebih dari 10 tahun. Menilai keefektifan perangkat apabila digunakan guru Bahasa Indonesia di kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo.

Isi 1 Mei 2012 dan 28 Mei 2012 2 Ahli yang mendalami Bahasa Indonesia. Dosen Bahasa Indonesia di Program Studi PBSID Universitas Sanata Dharma. Mengajar Bahasa Indonesia lebih dari 10 tahun. Menilai isi perangkat pembelajaran dari sudut pandang Bahasa Indonesia. Isi 8 Mei 20012 dan 5 Juni 2012 3 Praktisi SD yang memiliki latar belakang BK. Guru kelas di SD Kanisius Sorowajan. Mengajar lebih dari 10 tahun. Menilai keefektifan kegiatan bimbingan yang diberikan melalui kegiatan-kegiatan yang dirancang. Isi 11 Mei 2012 dan 11 Juni 2012 4 Ahli yang mendalami ilmu BK. Dosen di Program Studi BK Universitas Sanata Mengajar BK selama 2 tahun. Menilai isi perangkat pembelajaran dari sudut pandang BK. Isi 10 Mei 2012 dan 7 Juni 2012

Dharma 5 Ahli penelitian pengembang an di Universitas Sanata Dharma. Dosen di Program Studi PBSID Universitas Sanata Dharma. Melakukan penelitian pengembangan dan memberikan seminar tentang penelitian pengembangan selama lebih dari 10 tahun. Melakukan penilaian terhadap langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran. Isi 14 Juni 2012

Perangkat pembelajaran yang dinilai oleh para ahli meliputi: silabus, RPP, dan materi ajar. Kriteria penilaian menggunakan skala likert dengan rentang skor 1-5. Acuan penilaian kelayakan perangkat pembelajaran menggunakan Penilaian Acuan Patokan 1 (PAP 1) seperti yang telah dicantumkan pada tabel 3.8 (hlm. 44).

Hasil penilaian perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 4.5

Rekapitulasi Hasil Penilaian Pertama Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi

Tabel 4.6

Rekapitulasi Hasil Penilaian Kedua Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi

Komponen Ahli Mata

Pelajaran

Ahli BK Ahli

Pengembangan

Persentase Total Ahli I Ahli II Ahli I Ahli II

Silabus 90% 90% 93% 86% 85%

RPP 92% 86% 96% 92% 80%

Materi ajar 92% 92% 95% 90% 76%

Jumlah 90.3% 92.12% 80.3% 87.57%

Komponen Ahli Mata

Pelajaran

Ahli BK Persentase Total Ahli I Ahli II Ahli I Ahli II

Silabus 85% 90% 86.7% 80%

RPP 84% 84% 92% 80%

Materi ajar 88% 84% 80% 80%

Tabel di atas menunjukkan bahwa penilaian pertama pada perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi memperoleh persentase total sebesar 84.48% berdasarkan PAP 1 dalam kategori layak digunakan. Hasil penilaian kedua memperoleh persentase sebesar 87.57% berdasarkan PAP 1 dalam kategori layak digunakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian kedua mengalami peningkatan perolehan persentase.

Penilaian pertama dan kedua juga memiliki perbedaan, hal tersebut terlihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6. Kedua tabel tersebut menunjukkan perbedaan pada jumlah ahli yang melakukan penilaian. Pada penilaian pertama terdapat dua ahli yaitu mata pelajaran dan ahli BK, sedangkan penilaian kedua terdapat ahli mata pelajaran, ahli BK, dan ahli pengembangan. Hal ini disebabkan ahli pengembangan hanya menilai satu kali pada model perangkat pembelajaran yang peneliti kembangkan. Model tersebut adalah model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi. Penilaian tersebut dilakukan satu kali dan pada satu model perangkat pembelajaran karena saat peneliti mengajukan dua desain model untuk dinilai, ahli pengembangan memilih salah satu model sebagai perwakilan. Penilaian ini juga dimaksudkan untuk memperkuat dan memberikan masukan terhadap model yang dikembangkan peneliti dari sudut pandang pengembangan sebuah perangkat pembelajaran.

Hasil penilaian perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar oleh ahli mata pelajaran Bahasa Indonesia dan ahli BK dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 4.7

Rekapitulasi Hasil Penilaian Pertama Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar

Komponen Ahli Mata Pelajaran

Ahli BK Persentase Total Ahli I Ahli II Ahli I Ahli II

Silabus 85% 80% 93% 80% RPP 84% 84% 92% 80% Materi ajar 84% 84% 90% 80% Jumlah 83.5% 85.83% 84.67% Tabel 4.8

Rekapitulasi Hasil Penilaian Kedua Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Belajar

Komponen Ahli Mata Pelajaran

Ahli BK Persentase Total Ahli I Ahli II Ahli I Ahli II

Silabus 90% 90% 100% 86.7% RPP 86% 88% 96% 96% Materi ajar 96% 92% 95% 95% Jumlah 90.3% 94.78% 92.54%

Tabel di atas menunjukkan bahwa penilaian pertama pada perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar memperoleh persentase total sebesar 84.67%, berdasarkan PAP 1 dalam kategori layak digunakan. Hasil penilaian kedua memperoleh persentase total sebesar 92.54%, berdasarkan PAP 1 dalam kategori sangat layak digunakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil penilaian kedua mengalami peningkatan perolehan persentase dan peningkatan dalam kategori hasil penilaian. Hasil penilaian pertama dalam kategori layak digunakan, namun setelah dilakukan revisi dan dilakukan penilaian yang kedua, kategori yang diperoleh adalah sangat layak digunakan. Pembahasan hasil penelitian akan peneliti jabarkan seperti berikut ini.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa guru kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo membutuhkan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar. Oleh karena itu, peneliti tertarik membantu guru dengan mengembangkan model perangkat pembelajaran tersebut. Kelayakan perangkat pembelajaran yang peneliti kembangkan dibahas sebagai berikut.

4.2.1 Pembahasan hasil penilaian ahli terhadap model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi. 4.2.1.1 Hasil penilaian dari ahli mata pelajaran

Hasil penilaian pertama dari ahli I dan ahli II tidak ada item penilaian yang mendapatkan skor 3, meskipun demikian ahli I dan ahli II memberikan komentar terhadap perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi. Komentar dari ahli I terletak pada komponen RPP yaitu agar alokasi waktu tiap kegiatan pembelajaran proposional. Ahli II juga memberikan komentar terhadap RPP yaitu agar jumlah sumber belajar ada keberagaman. Ahli II memberikan komentar terhadap materi ajar agar pola pengorganisasian materi lebih sistematis dan logis. Komentar dari ahli I dan ahli II kemudian peneliti jadikan acuan untuk melakukan revisi dan dijadikan bahan penilaian yang kedua kalinya.

Hasil penilaian yang kedua menunjukkan bahwa model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi tidak ada yang mendapatkan skor 3 dan tidak terdapat komentar dari ahli I maupun ahli II, sehingga tidak perlu dilakukan revisi lagi. Berdasarkan hasil penilaian tersebut,

maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dapat dikatakan sangat layak dari sudut pandang mata pelajaran Bahasa Indonesia (tabel hasil penilaian dari ahli mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 74-75). 4.2.1.2 Hasil penilaian dari ahli Bimbingan Konseling

Hasil penilaian pertama tidak ada item penilaian yang mendapatkan skor 3, meskipun demikian ahli I dan ahli II memberikan komentar terhadap perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi. Komentar tersebut terletak pada komponen RPP yaitu agar kegiatan refleksi alokasi waktu yang disediakan lebih proposional. Komentar dari ahli I dan ahli III kemudian peneliti jadikan acuan untuk melakukan revisi dan dijadikan bahan penilaian yang kedua kalinya.

Hasil penilaian kedua menunjukkan bahwa model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi tidak terdapat komentar dari ahli I dan II sehingga tidak perlu dilakukan revisi lagi. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dapat dikatakan sangat layak dari sudut pandang Bimbingan Konseling (tabel hasil penilaian dari ahli Bimbingan Konseling dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 76-77).

4.2.1.3 Hasil penilaian dari ahli pengembangan

Tabel di atas menunjukkan ternyata masih ada beberapa kekurangan pada item penilaian RPP maupun materi ajar. Hal tersebut ditandai dengan adanya skor 3 dan mendapatkan beberapa komentar dari ahli pengembangan. Item penilaian

RPP yang mempunyai skor 3 terletak pada item penggunaan Bahasa Indonesia dan tata tulis baku dengan komentar agar diperbaiki ejaannya. Item penilaian materi ajar yang mempunyai skor 3 terletak pada item pengorganisasian materi sistematis dan logis dengan komentar yaitu agar lebih runtut lagi dalam pengorganisasiannya.

Berdasarkan penilaian ahli pengembangan, maka peneliti dapat simpulkan bahwa perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan dalam kategori layak dari sudut pandang pengembangan perangkat pembelajaran. Meskipun demikian, penilaian dan komentar yang diberikan oleh ahli pengembangan tersebut peneliti jadikan bahan untuk merevisi dan menyelesaikan model pengembangan perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi (tabel hasil penilaian dari ahli pengembangan perangkat pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 78).

4.2.2 Pembahasan hasil penilaian ahli terhadap model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar. 4.2.2.1Hasil penilaian dari ahli mata pelajaran

Hasil penilaian pertama dari ahli I dan ahli II terhadap model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar tidak ada item penilaian yang mendapatkan skor 3. Meskipun demikian, pada saat penilaian pertama ahli I dan II memberikan komentar terhadap model perangkat pembelajaran tersebut.

Ahli I memberikan komentar terhadap silabus agar ada penambahan indikator yang mencerminkan langkah-langkah pembuatan pantun, sedangkan ahli II memberikan komentar agar pengalaman belajar dengan indikator tingkat

kognisinya beragam. Ahli II juga memberikan komentar terhadap materi ajar agar materi disesuaikan dengan substansi kompetensi dasar. Komentar dari ahli I dan ahli II kemudian peneliti jadikan acuan untuk melakukan revisi dan dijadikan bahan penilaian yang kedua kalinya.

Hasil penilaian yang kedua menunjukkan bahwa model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar tidak ada yang mendapatkan skor 3 dan tidak terdapat komentar dari ahli I maupun ahli II, sehingga tidak perlu dilakukan revisi lagi. Berdasarkan hasil penilaian tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar dapat dikatakan sangat layak dari sudut pandang mata pelajaran Bahasa Indonesia (tabel hasil penilaian dari ahli mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 74-75). 4.2.2.2Hasil penilaian dari ahli Bimbingan Konseling

Hasil penilaian pertama tidak ada yang mendapatkan skor 3, meskipun demikian ahli I dan ahli II memberikan komentar terhadap perangkat pembelajaranBahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar. Komentar dari ahli I terletak pada komponen RPP yaitu agar refleksi lebih ditekankan, sedangkan komentar dari ahli II yaitu agar kegiatan refleksi alokasi waktu yang disediakan lebih proposional. Komentar dari ahli I dan ahli II kemudian peneliti jadikan acuan untuk melakukan revisi dan dijadikan bahan penilaian yang kedua kalinya.

Hasil penilaian yang kedua menunjukkan bahwa model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar tidak terdapat komentar dari ahli I dan II sehingga tidak perlu dilakukan revisi lagi.

Berdasarkan hasil penilaian tersebut, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan belajar dapat dikatakan sangat layak dari sudut pandang Bimbingan Konseling (tabel hasil penilaian dari ahli Bimbingan Konseling dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 76-77).

4.2.3 Kelayakan Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar

Hasil analisis kebutuhan menunjukkan bahwa perilaku peserta didik kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo terindikasi mengalami masalah yang dapat menghambat tugas perkembangnnya, yaitu pada hal ketelitian dan ketekunan. Masalah ketelitian ditunjukkan dengan adanya perilaku peserta didik yang tidak cermat dan tidak konsentrasi saat membaca petunjuk soal Bahasa Indonesia yang diberikan guru. Masalah ketekunan ditunjukkan dengan adanya perilaku peserta didik yang tidak membuat catatan ketika guru menjelaskan materi pelajaran dan tidak mengumpulkan pekerjaan rumah.

Oleh karena itu, diharapkan guru dapat mengatasi perilaku-perilaku peserta didik di atas melalui bimbingan secara klasikal dengan bantuan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi bimbingan pribadi (dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 79-107) dan model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi bimbingan belajar (dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 108-137). Hal ini didukung dengan hasil penilaian dari ahli mata pelajaran Bahasa Indonesia, ahli BK, dan ahli pengembangan yang menunjukkan bahwa model perangkat pembelajaran tersebut dalam kategori layak digunakan oleh guru kelas IV B2 SD Tarakanita Bumijo. Perangkat pembelajaran tersebut juga diharapkan

dapat digunakan guru agar menimbulkan ketertarikan pada peserta didik untuk mempelajari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu, peserta didik dapat mencapai tugas perkembangan melalui kegiatan pembelajaran yang telah peneliti kembangkan. Pembahasan kelayakan dari masing-masing model perangkat pembelajaran yang peneliti kembangkan dijabarkan sebagai berikut.

1. Model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi.

Pada model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia terintegrasi ragam bimbingan pribadi dengan materi pokok “kalimat utama”, kegiatan pembelajaran yang diharapkan dapat menimbulkan ketertarikan sehingga perhatian peserta didik tertuju pada materi yang sedang dipelajarinya yaitu melalui permainan “susun kalimat”. Permainan tersebut mengajak peserta didik untuk menyusun sebuah cerita dari beberapa kalimat yang terpisah-pisah dengan memperhatikan petunjuk yang disediakan melalui kegiatan berkelompok. Permainan secara berkelompok bertujuan menuntun peserta didik untuk bersikap tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Pernyataan ini didukung oleh penjelasan Winkel (2004) bahwa bimbingan yang dilakukan secara berkelompok bertujuan mengembangkan secara optimal dari masing-masing individu yang tergabung dalam suatu kelompok dan bukan mengembangkan kelompok tersebut.

Permainan “susun kalimat” juga menuntun peserta didik untuk bersikap teliti karena setelah kalimat tersusun, peserta didik diminta menentukan kalimat utama dari cerita yang telah tersusun. Beberapa cara agar peserta

didik mampu menentukan kalimat utama dengan mudah yaitu berhati-hati dan berkonsentrasi ketika membaca cerita.

Oleh karena itu, permainan “susun kalimat” diharapkan membantu peserta didik tertarik belajar materi “kalimat utama” dan membantu peserta didik bersikap tanggung jawab, hati-hati, serta berkonsentrasi sehingga perhatiannya tetap tertuju pada materi yang sedang diajarkan. Sikap-sikap tersebut sesuai dengan yang diharapkan oleh tugas perkembangan peserta didik pada usia 9-12 tahun, yaitu membangun sikap positif mengenai diri sendiri yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari (Havighurts dalam Hurlock, 1990).

Tugas perkembangan pribadi lain yang dapat tercapai diantaranya yaitu berlatih mengembangkan perilaku bertanggung jawab, teliti dan konsekuen (Brown dan Trusty dalam Barus (2010). Selain terpenuhi tugas perkembangannya, peserta didik juga dapat menguasai ciri perkembangannya, yaitu perhatiannya tertuju pada kehidupan yang dialami sehari-hari (Izzaty, dkk, 2008).

Berdasarkan penjabaran di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kelayakan dari model perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia yang terintegrasi ragam bimbingan pribadi diharapkan mampu membantu peserta

Dokumen terkait