• Tidak ada hasil yang ditemukan

Layanan Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengembangkan Rasa Percaya Diri Peserta Didik Tunagrahita di SLB C Aditya Grahita Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Layanan Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengembangkan Rasa Percaya Diri Peserta Didik Tunagrahita di SLB C Aditya Grahita Kota Bandung."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK

MENGEMBANGKAN RASA PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK

TUNAGRAHITA DI SLB C ADITYA GRAHITA

KOTA BANDUNG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

OLEH

HARLIN YUSUF

NIM : 1302551

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul "Layanan

Bimbingan Pribadi Sosial untuk Mengembangkan Rasa Percaya Diri Peserta

Didik Tunagrahita di SLB C Aditya Grahita Kota Bandung" ini beserta

seluruh isinya adalah benar- benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan

etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini,

saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan

adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap

keaslian karya saya ini.

Bandung,

Agustus 2015

Pembuat

Pernyataan,

(3)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING AKADEMIK

LAYANAN BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENGEMBANGKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA DI SLB C ADITYA

GRAHITA KOTA BANDUNG

Pembimbing Akademik

Dr. Hidayat, Dipl., S.Ed., M.Si NIP. 195707111985031003

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus

(4)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Peneliti ingin mengembangkan suatu layanan bimbingan pribadi sosial

untuk mengembangkan rasa percaya diri peserta didik tunagrahita.

Berdasarkan permasalahan yang di teliti, maka peneliti menggunakan metode

kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

berdasarkan pada filsafat post positivisme, di gunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,

teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat

kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi (Sugiyono, 2012:11). Penelitian ini menggunakan instrumen

percaya diri peserta didik untuk mengetahui profil kepercayaan diri peserta

didik sebelum dan sesudah pemberian layanan bimbingan pribadi sosial.

B. Design Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang di perlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian (Nasir, 2009:84). Berdasarkan hal

tersebut dapat dikatakan bahwa desain penelitian adalah rancangan atau

pedoman dari semua proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain

dalam penelitian ini di rancang menggunakan 3 tahap penelitian dimana

setiap tahap memiliki tujuan tertentu. 3 tahap tersebut adalah:

1. Tahap pendahuluan

Tahap pendahuluan ini mendeskripsikan kondisi awal kepercayaan diri

peserta didik tunagrahita sebelum mengikuti layanan bimbingan pribadi

(5)

2. Tahap perumusan layanan bimbingan

Tahap perumusan layanan bimbingan ini guru dan observer berkolaborasi

untuk merumuskan layanan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan

peserta didik yang memiliki kepercayaan diri rendah. Adapun layanan

bimbingan yang akan dirumuskan adalah bimbingan karir, bimbingan

keagamaan dan bimbingan kemandirian.

3. Tahap implementasi layanan bimbingan

Tahap impelementasi layanan bimbingan ini mengujicobakan layanan

yang sudah dirumuskan oleh guru dan peneliti yaitu layanan bimbingan

karir, bimbingan keagamaan dan bimbingan kemandirian, kemudian

menyimpulkan kepercayaan diri yang terjadi pada peserta didik setelah

mengikuti layanan bimbingan pribadi-sosial.

Skema model penelitian layanan bimbingan pribadi-sosial adalah

sebagai berikut:

O1 X O2

Keterangan:

O1: kondisi awal peserta didik sebelum mengikuti layanan

bimbingan pribadi sosial

X : pemberian layanan bimbingan pribadi sosial

O2: kepercayaan diri peserta didik setelah mengikuti layanan

(6)

C. Prosedur Penelitian

Secara garis besar prosedur dalam penelitian ini melalui tahapan

sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kondisi objektif kepercayaan diri peserta didik

tunagrahita. Untuk mengetahui kondisi objektif kepercayaan diri peserta

didik tunagrahita peneliti melakukan observasi berupa wawancara kepada

guru kelas. Alasan peneliti melakukan wawancara terhadap guru peserta

didik karena guru kelas lebih mengetahui tentang kepercayaan diri

peserta didik. Selain observasi dan wawancara peneliti juga memberikan

angket kepercayaan diri peserta didik tunagrahita untuk memperkaya

informasi tentang kondisi awal kepercayaan diri peserta didik.

2. Menyusun layanan bimbingan pribadi sosial yang sesuai dengan

kebutuhan peserta didik untuk mengembangkan rasa percaya diri peserta

didik tunagrahita. layanan ini didasarkan atas karakateristik peserta didik

tunagrahita dalam mengembangkan rasa percaya diri peserta didik

dengan baik. Adapun aspek-aspek yang diberikan dalam layanan

bimbingan pribadi sosial yaitu optimis, berpikir positif, mandiri,

penilaian diri, dan toleransi.

3. Penyempurnaan layanan bimbingan melalui masukan-masukan dari

Dosen pembimbing, setelah itu layanan bimbingan tersebut di diskusikan

dengan beberapa guru pembimbing yang dikenal dengan Fokus Group

Disscusion (FGD). Pada tahap ini bentuk layanan bimbingan telah final.

4. Menganalisis hasil keterlaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial.

Analisis dilakukan yakni tahap pertama hasil observasi kepercayaan diri

(7)

hasil observasi kepercayaan diri peserta didik tunagrahita setelah

diberikan treatment, serta membuat kesimpulan penelitian.

D. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SLB C Aditya Grahita Kota

Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah salah seorang peserta didik

tunagrahita yang di rekomendasikan oleh guru kelasnya memiliki

kepercayaan diri yang sangat rendah. Alasan memilih subjek tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Berdasarkan informasi dari kepala sekolah di SLB C Aditya Grahita Kota

Bandung rentang terjadinya kepercayaan diri peserta didik tunagrahita.

2. Pengembangan dalam upaya membantu peserta didik yang mengalami

masalah dalam hal percaya diri sebaiknya di lakukan dari awal agar tidak

menghambat perkembangan sosial peserta didik.

3. Pada kelas D1 SLB C merupakan kelas rendah, maka dari itu proses

kepercayaan diri peserta didik di sekolah perlu di perhatikan dan

diberikan layanan bimbingan untuk dapat melangkah kajenjang kelas

yang lebih tinggi dengan penuh rasa percaya diri. Dengan demikian

peserta didik tunagrahita kekurangan yang dialaminya bukanlah

(8)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Tahap pendahuluan

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yang berkaitan

dengan layanan bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan

kepercayaan diri peserta didik tunagrahita adalah pertama observasi,

observasi dalam penelitian ini adalah observasi terbuka, yakni melakukan

observasi atau pengamatan langsung. Kedua wawancara yang digunakan

untuk menggali data tentang kondisi awal peserta didik tunagrahita.

Adapun wawancara dilakukan oleh peneliti kepada orang tua dan guru

subjek. Ketiga angket (kuesioner), yang digunakan sebagai alat

pengumpul data yang dikembangkan berdasarkan skala kepercayaan diri

peserta didik tunagrahita yang dikembangjan oleh Gie (1995) dengan

beberapa adaptasi sesuai kebutuhan peneliti. Angket yang telah dibuat

diuji validasikan oleh pakar. Bentuk angket tertutup format force choice

dengan alternative pernyataan hanya 5 pilihan yaitu: SL= Selalu, SR =

Sering, KD = Kadang-kadang, JR = Jarang, TDP = Tidak pernah,

masing-masing pernyataan ditentukan skor ; SL =4, SR = 3, KD = 2, JR

= 1, dan TDP = 0. Apabila ada pernyataan negatif maka pemberian skor

dibalik. Skor pernyataan negatif yaitu SL = 0, SR = 1, KD = 2, JR = 3,

dan TDP = 4.

2. Tahap Perumusan Program

Pada tahap ini merumuskan program yang sesuai dengan

kebutuhan peserta didik guna untuk mengembangkan kepercayaan

(9)

mendalam dengan dosen pembimbing sehingga menghasilkan program

akhir/program final.

3. Tahap Implementasi Program

Program akhir yang disepakati tersebut lalu diuji cobakan pada

peserta didik tunagrahita kelas D1 di SLB C Aditya Grahita Kota

Bandung. Adapun sebelum memberikan treatment peneliti; pertama

melakukan observasi kepercayaan diri peserta didik tunagrahita, kedua

pelaksanaan layanan, ketiga melakukan observasi lanjutan tentang

kepercayaan diri peserta didik setelah diberi treatment untuk

mendapatkan hasil uji keterlaksanaan.

Dalam uji keterlaksanaan layanan bimbingan pribadi sosial untuk

mengembangkan rasa percaya diri peserta didik tunagrahita ini dapat

dijelaskan aspek-aspek sebagai pedoman observasi kepercayaan diri

subjek sebelum dan sesudah dilakukan layanan bimbingan pribadi sosial.

Aspek-aspek tersebut yaitu: a) aspek optimis, b) aspek berpikir positif, c)

aspek mandiri, d) aspek penilaian diri, dan e) aspek toleransi.

4. Studi Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2012:83) Studi dokumentasi merupakan

pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif, bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif akan

semakin tinggi jika melibatkan atau menggunakan hasil studi dokumen

dalam penelitiannya. Dokumentasi berupa video dan gambar dalam

(10)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner disusun menggunakan pernyataan tertutup yang sudah yang sudah

disediakan jawabannya sehingga responden dapat memilih alternatif jawaban

sesuai dengan kondisi peserta didiknya. Responden yang mengisi kuesioner

ini adalah guru kelas. Bentuk angket tertutup format force choice dengan

alternative responden pernyataan hanya 5 pilihan yaitu SL = Selalu, SR =

Sering, KD = Kadang-kadang, JR = Jarang, TDP = Tidak pernah.

Masing-masing pernyataan ditentukan skor SL = 4, SR = 3, KD = 2, JR = 2, dan TDP

= 0. Adapun instrumen untuk mengungkap kepercayaan diri peserta didik

tunagrahita adalah di jabarkan dalam tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1

Instrumen Angket Kepercayaan Diri Peserta Didik Tunagrahita

Nama: ...

No Aspek Pernyataan Kategori

SL SR KD JR TDP 1 Optimis a. Mempunyai motivasi

untuk latihan menulis b. Memiliki motivasi untuk

latihan membaca 2 Berpikir positif a. Nyaman dengan fisik

yang dimilikinya b. Mengakui kesalahan

yang dibuat ketika ditanya oleh guru kelas c. Mengikuti tren di sekolah

(11)

d. Menceritakan pengalaman kepada teman-temannya didepan kelas

e. Bernyanyi didepan kelas f. Berperilaku baik di

sekolah

e. Mewarnai gambar tanpa bantuan guru 4 Penilaian diri a. Membersihkan halaman

(12)

teman kelasnya 5 Toleransi a. Memiliki sikap tenggang

rasa yang baik

b. Menerima kekurangan teman

c. Memaafkan teman yang

d. melakukan kesalahan

Penelitian ini menggunakan data kualitatif. Proses analisis data

kualitatif ini menggunakan analisis deskriptif naratif. Dalam penelitian ini

menggunakan kerangka yang dikembangkan oleh Miles & Huberman

(Sugiyono, 2012:246) yang terdiri dari 3 fase, yaitu reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display), dan penarikan konklusi (conclusion

drawing) dan verifikasi (verification). 3 fase tersebut diuraikan sebagai

berikut:

1. Reduksi data

Pada tahap ini peneliti berusaha memilah mana data yang relevan

dan kurang relevan dengan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan.

(13)

ditampilkan adalah data-data yang penting sehingga mudah untuk

dipahami.

2. Display data

Display data ini dilakukan agar dapat melihat lebih mudah dan

memahami hasil dari temuan penelitian, maka peneliti akan

mengklasifikasikan dan menyajikannya sesuai dengan pokok

permasalahan yang dibahas. Data yang berupa data kualitatif akan

disampaikan dalam bentuk uraian singkat. 3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi data

Kegiatan ini ditujukan untuk mencari makna dari data yang telah

dikumpulkan dengan mencari persamaan dan perbedaan. Penarikan

kesimpulan dilakukan dengan jalan membandingkan hasil tes,

(14)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini berisi kesimpulan dan rekomendasi. Kesimpulan berdasarkan

hasil kajian teoritis dan temuan di lapangan, sedangkan rekomendasi penelitian

diharapkan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam

ruang lingkup yang lebih luas.

A. Kesimpulan

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan rasa

percaya diri peserta didik tunagrahita melalui layanan bimbingan pribadi

sosial. Adapun hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Rasa percaya diri salah satu peserta didik tunagrahita kelas D1 SLB C

Aditya Grahita masih tergolong rendah, masih terdapat beberapa aspek

kepercayaan diri yang belum optimal.

2. Layanan bimbingan pribadi sosial yang telah diujicobakan dapat terlaksana

dengan baik tetapi masih ada aspek yang belum tercapai yaitu aspek

penilaian diri. Pada aspek penilaian diri ini masih ada dua pernyataan yang

belum tercapai yaitu pemanfaatan waktu luang untuk latihan menulis dan

pemanfaatan waktu luang untuk latihan membaca.

3. Rasa percaya diri salah satu peserta didik tunagrahita kelas D1 SLB C

Aditya Grahita Kota setelah mendapatkan layanan bimbingan pribadi sosial

mendapatkan perkembangan pada semua aspek kepercayaan diri yang

(15)

layanan bimbingan yang lebih mendalam yaitu aspek yakin dengan sendiri

dan tidak berlebihan.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan rekomendasi sebagai

berikut:

1. Bagi Guru Kelas

Layanan bimbingan pribadi sosial dalam penelitian ini terbukti

mampu mengembangkan kepercayaan diri peserta didik tunagrahita secara

signifikan. Layanan bimbingan dapat dikembangkan lagi oleh guru kelas

terutama aspek yakin dengan kemampuan sendiri dan tidak berlebihan

yang merupakan aspek terendah dan memerlukan layanan bimbingan yang

lebih serius.

2. Bagi Pihak Sekolah

Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam penyusunan

program sekolah yang terkait dengan kepercayaan diri peserta didik

tunagrahita sehingga sekolah dapat lebih menfasilitasi peserta didik dalam

mengembangkan kepercayaan diri, misalnya dengan pembinaan peserta

didik untuk lebih mengembangkan kemampuan menulis dan membaca

yang lebih baik. Setiap tenaga pengajar juga harus memahami pengertian

dan penerapan layanan bimbingan pribadi sosial agar peserta didik di

sekolah memiliki kepercayaan diri yang baik.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji mengenai kepercayaan

(16)

a. Meneliti lebih lanjut aspek kepercayaan diri yang paling rendah yaitu

aspek yakin dengan kemampuan sendiri dan tidak berlebihan, terutama

pada pernyataan kemampuan menulis dan membaca.

b. Meneliti kepercayaan diri dengan mengontrol variabel lain yang

(17)

1

DAFTAR PUSTAKA

Angelis, Barbara. (2003). Percaya Diri Sumber Sukses dan Kemandirian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Atok, Hilmi. (2010). Aspek-aspek Percaya Diri. (Online) Tersedia:

http://miklotof.wprdpress.com/2010/06/26/aspek-aspek-percaya-diri/ (19 Juli 2011).

Beers, M.H., & Berkow, R. (2003). Mental retardation (Sec. 19, Chap. 262) [electronic version]. Merck manual of diagnosis and therapy. Retrieved on October 9, 2013, from www.merck.com/pubs/mmanual/section19/chapter262/262e.htm.

Center for Disease Control and Prevention. (2003, March). Childhood lead poisoning. Retrieved October 1, 2003.

Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (2006). Identifikasi Anak Berkebutuhan

Pendidikan Khusus dalam Pendidikan Inklusif, diambil dari

http://www.ditplb.or.id/new/index.php?menu=profile&pro=52.

Drew, C., & Hardman, M. (2004). Mental retardation: A life cycle approach. Upper Saddle River, NJ: Pearson Education.

ERIC Clearinghouse on Disabilities and Gifted Education (2003, March). Prader-Willi syndrome. Retrieved October 9, 2003, from http://ericec.org/faq/praderwl.html.

Fatimah, Enung. (2010). Psikologi Perkembangan (Psikologi Perkembangan Peserta Didik). Bandung: CV Pustaka Setia. From

www:cdc.gov/nceh/lead/factsheets/childhoodlead.htm.

Greenspan, S., & Love, P. (1997). Social intelligence and developmental disorder: Mental retardation, learning disabilities, and autism. In W. macLean (Ed.), Ellis handvook of mental deficiency, psychological of mental and research (3 ed., pp. 311-342). Marwah, NJ: Erlbaum.

Hakim, T. (2002). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Purwa Suasana.

Hallahan, Daniel P. & Kauffman, James M. (1938). Exceptional Children Introduction to Special Education New Jersey: Prentice International Inc.

Hitcock, D., Meyer, A., Rose, D., & Jackson, R. (2002). Providing new access to the general curriculum Universal design for learning. Teaching Exceptional Children, 35 (2), 8-17.

(18)

2

Katimas, D. (2000). Literacy Intruction for people with mental retardation: Historical highlights and contemporary anlysis. Education and Training in Mental Retardation and Developmental Disabilities, 35 (1), 3-15.

Lauster, Peter. (2008). Tes Kepribadian. Jakarta: PT. Bumi Askara.

March of Dimes. (2003). Quick reference; Birth defects and genetics-Down syndrome [fact sheet]. New York: National Down Syndrome Society. Retrieved October 8, 2003, from www.marchofdimes.com/printableArticles/681

_1214.asp?printable=true.

T. (Murro, J.J dan Kottman, 1995). Guidance and Counseling in The Elementary and Middle School. Madison: Wm C. Brown Com. Inc.

Nakata, H. (2003). Educational Cooperation Bases System Construction Project, Implementation Report, Center for Research on International Cooperation in National Down Syndrome Society. (2003, October). Questions and answers about

Down Syndrome. Retrieved October 10, 2003, from

www.ndss.org/content.cfm?fuseaction=inforResGeneralArticle&article=1994.

Nayak, A. (1997). Guidance and Counseling. New Delhi: Aph Publishing Corporation.

Nurihsan, Juntika dan Sudianto, Akur. (2005). Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling di Jakarta. Jakarta : Grasindo.

Nurihsan, Achmad Juntika. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Prayitno & Amti (2009). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Rineka Cipta.

Putra, Nusa (2011). Research and Development Penelitian dan Pengembangan suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Rini, Jacinta F. (2002). Memupuk Rasa Percaya Diri. (Online). Tersedia: http://www.e-psikologi.com (9 April 2012).

Rustanto. (2009). Program Bimbingan Dan Konseling Remaja. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Smith, J.D. (2003). Granting Monty’s wish: From mental retardation to developmental disabilities. DDD Expres, 14 (1), 4.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung : Alfabeta.

Sutisna. (2010). Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Melalui Strategi Layanan.

Sulaeman. (1984). Sumbangan Kecerdasan, Motivasi Berprestasi dan Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar Akademik Para Siswa SMA di Jabar. Disertasi. Bandung SPS IKIP Bandung.

(19)

3

Symon, F.J., Clark, R.D., Roberts, J.P., &Bailey, D.B. (2001). Classroom behavior of elementary school-age boys with Fragile X syndrome. Journal of Special Education, 34, 194-202.

Symon, F.J., Clark, R.D., Roberts, J.P., &Bailey, D.B. (2001). Classroom behavior of elementary school-age boys with Fragile X syndrome. Journal of Special Education, 34, 194-202.

Tomporowski, P., & Tinsley, V. (1997). Attention in mentally retarded persons. In W. Mac Lean (Ed.), Ellis’ handbook of mental deficiency, psychological theory and research. Marwah, NJ: Erlbaum.

UU RI No. 20 Tahun (2003). Sitem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara.

Willis, Sofyan S. (2004). Bimbingan Individu dan Praktek. Bandung: CV. Alfabeta.

Winkel, W.S. (1997). Bimbingan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Juntika. (2005). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Yusuf, Syamsu. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

Gambar

Tabel 3.1 Instrumen Angket Kepercayaan Diri Peserta Didik Tunagrahita

Referensi

Dokumen terkait

By understanding diverse populations within cities and by prototyping solutions to address civic challenges, designers can create experiences that provide value for

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh stress kerja terhadap kepuasan kerja karyawan BPJS (Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan Cabang Binjai..

a) ASEAN Training Centre for Narcotics Law Enforcement di Bangkok Bidang penegakan hukum ini dicetuskan setelah pertemuan ASEAN Drug Experts ke-4 pada tahun 1979 yang

perbedaan tingkat kebugaran jasmani antara perokok dan tidak perokok pada mahasiswa.

2.2.2 Langkah-langkah penerapan RCM pada sub-assembly kopling 20 BAB III KONTRUKSI DAN PENENTUAN KOMPONEN KRITIS PADA SUB- ASSEMBLY KOPLING .... Kontruksi dan Prinsip

Sahabat MQ/ Rencana pengadaan mobil mewah/ bagi para menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II/ mendapat keprihatinan// Pakar administrasi negara dari UGM -Miftah

USAHA KERAJINAN AKSESORIS PENGANTIN TERNYATA TETAP EKSIS HINGGA SAAT INI //. BU TINA / SALAH SATU PEMILIK USAHA ASESORIS PENGANTIN MENGUNGKAPKAN

Sebagian besar responden (42%) yang resisten terhadap amoxicillin adalah perempuan, berusia dewasa, menderita DM lebih dari satu tahun dengan kadar gula darah tidak