• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model pengembangan perangkat pembelajaran matematika terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar dan pribadi untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Model pengembangan perangkat pembelajaran matematika terintegrasi dengan ragam bimbingan belajar dan pribadi untuk peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul - USD Repository"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN BELAJAR DAN PRIBADI UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV SD

KANISIUS JOMEGATAN BANTUL SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Katarina Wahyu Setyorini

101134254

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

HALAMAN MOTTO

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan skripsi ini dengan penuh kerendahan hati

Kepada:

Tuhan Yesus Kristus

Orang tua: Franciscus Xaverius Radiya dan Yustina Sumini

Kakak dan adik-adik

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

Setyorini, Katarina Wahyu. (2012). Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar untuk Peserta Didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini berawal dari keprihatinan dosen terhadap kebutuhan guru SD akan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan, maka untuk menindak lanjuti hal tersebut dosen mengadakan penelitian kolaboratif dengan peneliti sebagai anggotanya. Subyek dari penelitian ini adalah 1 (satu) guru yang mengajar matematika dan 31 (tiga puluh satu) peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D) yang mengadaptasi model Dick dan Carey yang telah dimodifikasi.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kelayakan model perangkat pembelajaran matematika yang terintegrasi dengan bimbingan pribadi dan belajar. model perangkat pembelajaran matematika ini berupa konsep pengintegrasian, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan materi ajar. Kelayakan model perangkat pembelajaran ini dinilai oleh tiga ahli yaitu ahli mata pelajaran, ahli BK dan ahli pengembangan perangkat pembelajaran yang diukur menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) I. Kelayakan model pembelajaran Matematika terintegrasi dengan bimbingan pribadi berdasarkan ahli mata pelajaran, ahli BK dan ahli pengembangan memperoleh persentase 82.63% dengan kategori layak. Kelayakan model pembelajaran Matematika terintegrasi dengan bimbingan belajar berdasarkan ahli mata pelajaran dan ahli BK memperoleh persentase 84.1% dengan kategori layak.

Berdasarkan hasil penilaian tersebut maka perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi bimbingan pribadi dan belajar layak digunakan oleh guru SD untuk mengajar Matematika di kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul. Layak maksudnya model perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar diharapkan mampu membantu peserta didik untuk teliti mengerjakan soal dan tekun belajar dalam pembelajaran Matematika.

(9)

ABSTRACT

Setyorini, Katarina Wahyu. 2012. The Development of Integrated Mathematics Equipment with Various Personal and Learning for Primary IV Kanisius Jomegatan Elementary School Bantul. Thesis. Yogyakarta: Elementary School Teacher education Study Program Sanata Dharma University.

This research began from the concerns of teachers to primary school teachers will need a device that is integrated with a variety of learning guidance, to follow up these faculty collaborative research conducted by researchers as members. The subjects of this study were 1 (one) teachers who teach mathematics and 31 (thirty-one) fourth grade students Canisius Jomegatan. This study uses the research and development (R & D) that Dick and Carey adapt the model that has been modified.

The purpose of this study was to determine the feasibility of this model of learning mathematics is integrated with personal guidance and learning. This mathematical model of the learning of the concept of integration, the syllabus, the lesson plan and teaching materials. Feasibility study device model will be judged by three experts are subject experts, specialists and experts BK learning software development measured using Standard Reference Rate (PAP) I. Eligibility Math learning model integrated with personal guidance by expert subjects, BK experts and development specialists earn a percentage 82.63% to qualify. Eligibility Math learning model integrated with tutoring by subject experts and expert BK gained 84.1% and the percentage of viable category.

Based on the results of the assessment of learning tools integrated Math personal guidance and learning fit for use by elementary teachers to teach mathematics in the fourth grade Canisius Jomegatan Bantul. Feasible means of learning mathematics model of the integrated range of personal guidance and study are expected to help students to carefully and diligently working on studying the learning of Mathematics.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang maha Esa atas berkat dan

bimbinganNya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

Penyusunan skripsi ini adalah merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pada Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata

Dharma.

Dalam penulisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah

memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu peneliti ingin

menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., Dekan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,SS.,BST.,M.A., Kaprodi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar.

3. Ibu Elga Andriana, S. Psi., M. Ed, Wakil Kepala Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Dra. Ign. Esti Sumarah, M.Hum, dosen pembimbing I atas bimbingan

dan motivasinya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd., M.A, dosen pembimbing II atas

bimbingan dan dukungannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini.

6. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A, Dosen penguji skripsi yang

(11)
(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ………. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN MOTTO ……….. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ………... vii

ABSTRAK ……….. viii

ABSTRACT………. ix

KATA PENGANTAR ……….. x

DAFTAR ISI ………. xii

DAFTAR TABEL ………. xiv

DAFTAR BAGAN ………... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ……… xvii

BAB I PENDAHULUAN 3.1. Latar Belakang Penelitian ………... 1

3.1. Rumusan Masalah ... 4

3.1. Tujuan Penelitian ... 4

3.1. Spesifikasi Produk ... 4

3.1. Definisi Operasional ……….. 5

3.1. Kontribusi Penelitian ... 6

(13)

2.1. Kajian Teori ………... 8

2.2. Peran Guru Sekolah Dasar ……… 22

2.3. Mata Pelajaran Matematika ……….. 24

2.4. Hasil Penelitian yang Relevan ……….. 26

2.5. Kerangka Berpikir ……….…… 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ………. 30

3.2. Model Pengembangan ……….. 31

3.3. Desain Pengembangan ………. 33

3.4. Prosedur Pengembangan ……….. 34

3.5. Subjek Penelitian ……….. 37

3.6. Jenis Data ………. 37

3.7. Instrumen Pengumpulan Data ……….. 37

3.8. Teknik Analisis Data ……… 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ……… 43

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ………... 61

5.2. Keterbatasan Penelitian ……… 61

5.3. Saran ………. 62

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Ruang Lingkup Matematika Kelas IV ………...….... 25

Tabel 3.1. Pedoman Wawancara Wali kelas IV ……….. 38

Tabel 3.2. Pedoman Observasi ……… 38

Tabel 3.3. Pedoman AUK ………... 39

Tabel 3.4. Kriteria Revisi Perangkat pembelajaran Pengembangan ... 41

Tabel 3.5. Penilaian Acuan Patokan (PAP) I ... 42

Tabel 4.1. Hasil Wawancara Wali Kelas ... 44

Tabel 4.2. Hasil Observasi ... 45

Tabel 4.3. Hasil Penyebaran AUK ... 47

Tabel 4.4. Deskripsi Para Ahli ... 49

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Penilaian Model Pembelajaran Matematika Terintegrasi Bimbingan Pribadi ... 50

Tabel 4.6. Rekapitulasi Hasil Penilaian Pertama Model Perangkat Pembelajaran Matematika Terintegrasi Bimbingan Pribadi ... 50

Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kedua Model Perangkat Pembelajaran Matematika Terintegrasi Bimbingan Pribadi ... 52

Tabel 4.8. Rekapitulasi Hasil Penilaian Model Pembelajaran Matematika Terintegrasi Bimbingan Pribadi ... 53

(15)

Pembelajaran Matematika Terintegrasi Bimbingan Belajar ... 54

Tabel 4.10. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kedua Model Perangkat

(16)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Alur Kerangka Berpikir ………... 27

Bagan 3.1. Model Dick & Carey ……… 31

Bagan 3.2. Modifikasi Prosedur Pengembangan ………. 34

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ……….. 63

Lampiran 2. Rekapitulasi Hasil Penyebaran AUK ………... 64 Lampiran 3. Rekapitulasi hasil Penilaian Para Ahli ……….……… 67

Lampiran 4. Model Perangkat Pembelajaran Matematika Terintegrasi dengan Bimbingan Pribadi ……… 74 Lampiran 5. Model Perangkat Pembelajaran Matematika Terintegrasi dengan

(18)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Guru SD memiliki peran penting dalam dunia pendidikan terutama dalam

proses belajar mengajar di kelas. Selain mengajar untuk memberikan ilmu

pengetahuan, guru SD juga memberikan bimbingan kepada peserta didik. Hal ini

sesuai dengan SK Menpan No. 83/1993 yang merumuskan bahwa tugas utama

guru sekolah dasar adalah mengajar dan melaksanakan bimbingan di kelas yang

menjadi tanggung jawabnya (Furqon, 2005: 23). Hal tersebut juga didukung

dengan adanya UU No. 20 tahun 2003, PP No. 19 tahun 2005, dan Permendiknas

No. 22 tahun 2006 yang merumuskan bahwa guru SD harus memiliki kemampuan

memberikan layanan bimbingan di sekolah (mencakup bidang bimbingan

pribadi/sosial/belajar/karir) dalam rangka membantu tugas perkembangan peserta

didik.

Berdasarkan adanya tugas guru SD sebagai pengajar dan pembimbing di

atas, dosen merasakan adanya keprihatinan terhadap guru SD mengenai

kebutuhan mereka akan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam

bimbingan sehingga guru dapat mengajar sekaligus dapat memberikan bimbingan

pada peserta didik. Dosen menjawab kebutuhan guru SD tersebut dengan cara

melakukan penelitian kolaboratif dengan peneliti sebagai anggotanya. Oleh sebab

itu, peneliti menindaklanjutinya dengan melakukan analisis kebutuhan berupa

(19)

Peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas IV SD Kanisius

Jomegatan pada tanggal 16 Januari 2012. Hasil wawancara dengan wali kelas di

kelas IV diketahui bahwa SD Kanisius Jomegatan tidak memiliki guru BK. Guru

jarang memberikan bimbingan dan belum pernah membuat perangkat

pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam bimbingan. Guru menjelaskan

perilaku keseharian peserta didik di kelas masih sering ditemukan peserta didik

yang malas belajar, tidak teliti saat mengerjakan tugas, tidak tekun belajar dan

kurang konsentrasi. Perilaku-perilaku tersebut muncul pada saat pembelajaran

Matematika berlangsung. Berdasarkan hasil wawancara tersebut guru SD

membutuhkan perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan

ragam bimbingan. Peneliti kemudian melakukan observasi untuk melengkapi hasil

wawancara.

Peneliti melakukan observasi di kelas IV SD Kanisius Jomegatan pada

tanggal 17 Januari 2012. Observasi dilakukan saat proses pembelajaran

Matematika berlangsung. Hasil observasi menunjukkan bahwa saat pembelajaran

Matematika sebanyak 19 peserta didik tidak menjawab pertanyaan guru dengan

tepat karena tidak membaca petunjuk soal dengan baik. Perilaku peserta didik

tersebut menunjukan bahwa peserta didik mengalami masalah yang berhubungan

dengan aspek ketelitian. Selain itu, sebanyak 18 peserta didik tidak membuat

catatan mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Perilaku peserta didik

tersebut menunjukan bahwa peserta didik mengalami masalah yang berhubungan

(20)

kemudian menyebarkan alat ungkap kebutuhan (AUK) di kelas IV Kanisius

Jomegatan.

AUK bertujuan untuk mengetahui ragam bimbingan yang dibutuhkan oleh

peserta didik. AUK berisi 15 (lima belas) pernyataan yang berkaitan dengan

ragam bimbingan pribadi, belajar dan sosial. Peneliti menyebarkan AUK pada

tanggal 18 Januari 2012. Hasil AUK menunjukan bahwa peserta didik

membutuhkan ragam bimbingan pribadi dan belajar. Berdasarkan hasil

wawancara, observasi dan penyebaran AUK maka peneliti menyimpulkan bahwa

guru membutuhkan model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi

dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

memajukan daya pikir manusia. Tujuan Matematika adalah peserta didik dapat

memahami konsep matematika, memecahkan masalah, juga menggunakan

penalarannya (KTSP: 2007). Jadi, melalui Matematika peserta didik dapat

berkembang aspek pribadinya dalam hal kemampuan penalaran dan berkembang

aspek belajarnya dalam hal kemampuan memahami konsep. Kemampuan

penalaran anak akan terus digali dengan mengikuti petunjuk dari guru dan

memahami konsep yang telah dijelaskan oleh guru.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik mengambil judul penelitian

“Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terintegrasi dengan Ragam Bimbingan Belajar dan Pribadi untuk Peserta Didik Kelas IV SD Kanisius

(21)

memberikan layanan bimbingan bersama dengan kegiatan belajar mengajar mata

pelajaran Matematika secara klasikal. Model pengembangan perangkat

pembelajaran ini mengunakan metode penelitian dan pengembangan atau

Research and Development (R & D).

1.2. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang akan dibahas melalui penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1) Bagaimana kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran

Matematika yang terintegrasi dengan bimbingan pribadi untuk peserta didik

kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul?

2) Bagaimana kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran

Matematika yang terintegerasi dengan bimbingan belajar untuk peserta

didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka peneliti

menentukan tujuan penelitian yaitu:

1) Mengetahui kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran

Matematika yang terintegrasi dengan bimbingan pribadi untuk peserta didik

(22)

2) Mengetahui kelayakan model pengembangan perangkat pembelajaran

Matematika yang terintegerasi dengan bimbingan belajar untuk peserta

didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan Bantul.

1.4. SPESIFIKASI PRODUK

Hasil akhir dari penelitian ini berupa :

1. Model perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi dengan ragam

bimbingan pribadi yang terdiri dari konsep pengintegrasian, silabus,

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS),

handout/materi.

2. Model perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi dengan ragam

bimbingan belajar yang terdiri dari konsep pengintegrasian, silabus,

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS),

handout/materi.

1.5. DEFINISI OPERASIONAL

Agar tidak menimbulkan pertanyaan atau salah tafsir mengenai istilah yang

dikemukakan, maka perlu adanya definisi operasional, sebagai berikut:

1. Model perangkat pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan

pedoman yang akan digunakan dalam proses pembelajaran terdiri dari

konsep pengintegrasian , silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan

(23)

2. Matematika

Ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,

mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya

pikir manusia.

3. Bimbingan pribadi

Bantuan yang diberikan kepada peserta didik untuk menghadapi dan

memecahkan masalah-masalah pribadi agar peserta didik mampu mengatur

dirinya sendiri, bertanggungjawab, teliti dan berkonsentrasi.

4. Bimbingan belajar

Bimbingan yang diberikan kepada peserta didik guna menghadapi

masalah-masalah belajar, kesulitan belajar, dan cara belajar efektif.

5. Model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam

bimbingan pribadi

Seperangkat tindakan yang digunakan dalam proses kegiatan belajar

mengajar peserta didik yang diintegrasikan dengan bimbingan pribadi yang

terdiri dari: konsep pengintegrasian perangkat pembelajaran, silabus,

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi ajar.

6. Model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi dengan ragam

bimbingan belajar

Seperangkat tindakan yang digunakan dalam proses kegiatan belajar

mengajar peserta didik yang diintegrasikan dengan bimbingan belajar yang

terdiri dari: konsep pengintegrasian perangkat pembelajaran, silabus,

(24)

1.6. KONTRIBUSI PENELITIAN

Penelitian ini memiliki kontribusi bagi beberapa pihak sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Guru SD memiliki model perangkat pembelajaran Matematika yang

terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar.

2. Bagi Peserta Didik

Peserta didik dapat belajar Matematika sambil berproses menjalankan

tugas perkembangan pribadi dan belajar.

3. Bagi Peneliti

Mempunyai pengalaman menyusun perangkat pembelajaran Matematika

yang diintegrasikan dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar.

4. Bagi Prodi

Memberikan sumbangan pemikiran tentang model perangkat pembelajaran

Matematika yang terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bagian ini akan dijabarkan beberapa hal mengenai: (1) kajian teori;

(2) peran guru SD; (3) mata pelajaran Matematika; (4) hasil penelitian yang

relevan dan; (5) kerangka berpikir.

2.1. KAJIAN TEORI

2.1.1. Perangkat Pembelajaran

Keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran sangatlah diharapkan,

untuk memenuhi tujuan tersebut diperlukan suatu persiapan yang matang.

Suparno (2002) mengemukakan sebelum guru mengajar (tahap persiapan) seorang

guru diharapkan mempersiapkan bahan yang mau diajarkan, mempersiapkan

alat-alat peraga yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk

memancing peserta didik aktif belajar, mempelajari keadaan peserta didik,

mengerti kelemahan dan kelebihan peserta didik, serta mempelajari pengetahuan

awal peserta didik, kesemuanya ini akan terurai pelaksanaannya di dalam

perangkat pembelajaran. Perangkat pembelajaran (Suhadi, 2007: 24) adalah

sejumlah bahan, alat, media, petunjuk dan pedoman yang akan digunakan dalam

proses pembelajaran. Perangkat pembelajaran juga merupakan salah satu wujud

persiapan yang dilakukan oleh guru sebelum mereka melakukan proses

(26)

Berdasarkan pengertian diatas maka perangkat pembelajaran adalah

sejumlah bahan, alat atau media dan petunjuk yang digunakan dalam proses

pembelajaran. Penelitian ini akan berfokus pada perangkat pembelajaran meliputi

silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi ajar.

2.1.1.1.Silabus

Silabus (BSNP, 2009: 41)adalah rencana pembelajaran pada suatu

dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar

kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaiaan

alokasi waktu dan sumber belajar.

Silabus paling sedikit memuat unsur-unsur yang ada di dalamnya, yaitu:

(1) tujuan mata pelajaran yang akan diajarkan, (2) keterampilan yang diperlukan

agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut dengan baik, (3) aktivitas dan

sumber-sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran, (4) berbagai teknik

evaluasi yang digunakan.

2.1.1.2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Trianto (2009: 214) mengungkapkan bahwa Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan guru

dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan pembelajaran.

Skenario kegiatan pembelajaran dikembangkan dari rumusan tujuan pembelajaran

yang mengacu dari indikator untuk mencapai hasil belajar yang sesuai kurikulum

berbasis kompetensi. Komponen-komponen penting yang ada dalam rencana

(27)

(KD), indikator pencapaian hasil belajar, strategi pembelajaran, sumber

pembelajaran, alat dan bahan, langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan

evaluasi. Kegiatan pembelajaran yang ada dalam RPP meliputi kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Menurut Rusman (2010: 11-12) kegiatan inti dalam RPP menggunakan

metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran,

yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Eksplorasi

merupakan kegiatan untuk memperoleh pengalaman-pengalaman baru dari situasi

yang baru. Elaborasi merupakan penggarapan secara tekun dan cermat. Sedangkan

konfirmasi yang dimaksud adalah pembenaran dan pengesahan. Berdasarkan

pengertian tersebut maka tencana pelaksanaan pembelajaran adalah

langkah-langkah yang dialkukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang meliputi

proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.

2.1.1.3. Materi Ajar

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001) materi diartikan dengan benda,

bahan, segala sesuatu yang tampak, sedangkan ajar diartikan dengan petunjuk

yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut). Berdasarkan arti kata

tersebut, materi ajar diartikan dengan sesuatu yang tampak sebagai petunjuk yang

diberikan kepada peserta didik berupa materi yang akan diterima oleh peserta

didik. Menurut Wina Sanjaya (2008: 140) materi ajar adalah segala sesuatu yang

menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh peserta didik sesuai dengan

kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata

(28)

(2008: 156) berisi tentang: (1) tujuan yang harus dicapai. Biasanya dirumuskan

dalam bentuk perilaku spesifik sehingga keberhasilannya dapat diukur, (2) materi

ajar harus memuat fakta, konsep, dan prosedur, (3) kegiatan belajar, berisi tentang

materi yang harus dipelajari oleh peserta didik, (4) rangkuman materi yakni

garis-garis besar materi pelajaran secara urut, (5) tugas dan latihan harus meliputi aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan materi ajar adalah petunjuk

yang diberikan kepada peserta didik berupa materi yang harus diketahui sesuai

dengan kurikulum.

2.1.2. Bimbingan dalam Konteks Pendidikan 2.1.2.1. Pengertian Bimbingan

Menurut Jones (Gunarsa, 1981: 26) bimbingan adalah pemberian bantuan

oleh seseorang oleh seseorang kepada seorang lain dalam menentukan pilihan,

penyesuaian dan pemecahan masalah. Menurut Prayitno, bimbingan merupakan

bantuan yang diberikan kepada seseorang (individu) atau sekelompok orang agar

mereka dapat berkembang menjadi pribadi–pribadi yang mandiri. Bimbingan juga dapat diartikan bantuan yang diberikan kepada individu dalam menentukan

pilihan dan mengadakan penyesuaian secara logis dan nalar (Sukardi. 1988: 1).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seseorang atau kelompok

agar mereka dapat berkembang menjadi pribadi yang mandiri sehingga dapat

(29)

berarti dalam bimbingan tidak ada paksaan, tetapi lebih menekankan pada

pemberian peranan individu kearah tujuan yang sesuai dengan potensinya. Jadi

dalam hal ini, pembimbing sama sekali tidak ikut menentukan pilihan atau

keputusan dari orang yang dibimbingnya, yang menentukan pilihan atau

keputusan adalah individu itu sendiri. Bimbingan atau bantuan diberikan agar

individu dapat mengembangkan dirinya seamaksimal mungkin. Bimbingan

diberikan agar individu dapat lebih mengenal dirinya sendiri (kekuatan dan

kelemahannya), menerima keadaan dirinya dan dapat mengarahkan dirinya sesuai

dengan kemampuannya.

2.1.2.2.Tujuan Bimbingan

Bimbingan memiliki dua tujuan (Mappiare, 1984: 135), yaitu tujuan

jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek merupakan seperangkat

kemampuan yang diharapkan dicapai oleh peserta didik selama dan setelah proses

bimbingan. Tujuan ini meliputi: kemampuan lebih memahami diri, menerima diri

dan mengarahkan diri, kecakapan memecahkan persoalan-persoalan, membuat

pilihan-pilihan dan mengadakan penyesuaian terhadap diri dan lingkungannya

sesuai dengan tingkat perkembangan yang akan dicapainya. Tujuan jangka

panjang dari bimbingan adalah suatu patokan ideal yang diharapkan dicapai

individu yang telah memperoleh layanan bimbingan. Tujuan ini meliputi

pencapaian kesejahteraan mental yang optimal bagi individu dan pencapaian

kebahagiaan pribadi yang bermanfaat bagi diri dan lingkungannya, terutama

(30)

Depdikbud (dalam Furqon, 2005: 20) menyatakan tujuan layanan

bimbingan di sekolah dasar adalah untuk membantu peserta didik agar dapat

memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi sosial,

pendidikan, dan karier sesuai dengan tuntutan lingkungan. Sedangkan Barus

(2011: 9) menerangkan tujuan layanan bimbingan di SD untuk membantu seluruh

peserta didik dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan intelektual, emosional,

sosial-personal agar dapat mengaktualisasikan tugas-tugas perkembangannya

yang meliputi aspek pribadi-sosial, akademik/ pendidikan, dan karier sesuai

dengan tuntutan lingkungan.

Berdasarkan dari penjabaran di atas dapat disimpulkan tujuan bimbingan

adalah mengarahkan dan membantu peserta didik untuk mencapai tugas-tugas

perkembangannya yang disesuaikan dengan tuntutan lingkungan sekitarnya.

Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki

kompetensi mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau

mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam tugas-tugas perkembangan yang

harus dikuasainya sebaik mungkin. Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan,

yaitu: pemahaman dan kesadaran (awareness), sikap dan penerimaan

(accommodation), dan keterampilan atau tindakan (action) melaksanakan

tugas-tugas perkembangan.

2.1.2.3.Landasan Bimbingan di Tingkat Sekolah Dasar

Berdasarkan pedoman bimbingan dan penyuluhan peserta didik di sekolah

(31)

didik dapat mewujudkan diri sebagai pribadi yang mandiri, bertanggung jawab,

pelajar kreatif, dan pekerja produktif (Furqon, 2005: 2).

Undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

ayat 1 merumuskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Hal ini didukung pula oleh Permendiknas No. 22 Tahun 2006 (Barus,

2011: 1) yang merumuskan bahwa pelayanan bimbingan sebagai bagian dalam

sistem pendidikan di sekolah perlu orientasi diri ke arah pelayanan yang

profesional yang nyata, konkret, terstruktur dan lebih profesional.

Berdasarkan landasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan

sangatlah penting dalam pendidikan. Bimbingan dapat membantu peserta didik

mengembangkan aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.

2.1.2.4.Ragam Bimbingan

1. Macam Ragam Bimbingan

Bimbingan pada peserta didik dilakukan untuk suatu tujuan tertentu yang

ingin dicapai. Sesuai dengan masalah yang akan dihadapi oleh seorang peserta

didik, maka ragam bimbingan dapat dibagi dalam :

a. Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi bertujuan untuk membantu peserta didik

(32)

didik untuk menyesuaikan diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga,

persahabatan, belajar, cita-cita, dan lain-lain. Pemberian bantuan dalam belajar

ini berupa penyadaran kepada peserta didik bahwa belajar sangat penting

untuk kehidupan selanjutnya. Terkadang anak sering tidak teliti, malas belajar,

kurang konsentrasi, tidak tepat waktu dan lain-lain. Jika peserta didik

mengalami hal tersebut maka guru hendaknya memberikan bantuan. Dalam

proses pemberi bantuan ini biasanya sering dipakai pendekatan individual

(Furqon, 2005).

Permasalahan pribadi peserta didik usia sekolah dasar terutama

berkenaan dengan kemampuan intelektual, kondisi fisik, kesehatan dan

kebiasaan-kebiasaannya. Terkadang orang tua atau guru terlambat dalam

mengidentifikasi kemampuan mereka sejak dini. Peserta didik yang tergolong

memiliki kelemahan intelektual ringan, baru diketahui setelah mereka

memasuki kelas-kelas yang lebih tinggi. Muncul perilaku gejala malas belajar,

malas ke sekolah dan lain sebagainya (Furqon, 2005).

b. Bimbingan Belajar

Masalah belajar dapat ditemui oleh hampir setiap peserta didik

dalam setiap kelas dan dalam setiap mata pelajaran. Permasalahan belajar

dapat berupa tidak dikuasainya kemampuan atau materi yang ditargetkan

sbagai tujuan pembelajaran. Ketidak berhasilan mereka dalam mencapai

prestasi belajar yang tinggi bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan saja,

tetapi juga akibat kesalahan dalam cara belajar, kurang motivasi belajar dan

(33)

memperhatikan cara belajar mereka, memberikan motivasi juga memberikan

dukungan sehingga peserta didik dapat mencapai prestasi belajar dengan baik.

Bimbingan belajar memiliki tujuan memecahkan persoalan yang

berhubungan dengan masalah belajar peserta didik baik di dalam sekolah

maupun di luar sekolah dalam hal: (1) Mencari cara belajar yang efisien. (2)

Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuatu dan cara menggunakan buku

pelajaran. (3) Memberi saran dan petunjuk menggunakan perpustakaan. (4)

Membuat tugas rumah dan mempersiapkan berbagai jenis ulangan. (5)

Memilih suatu pelajaran yang sesuai minat dan karakteristik peserta didik. (6)

menentukan jadwal belajar. (7) Memilih pelajaran tambahan yang meliputi

kegiatan akademik maupun non akademik. (8) Menunjukkan cara-cara

menghadapi kesulitan pada mata pelajaran tertantu. Dengan bimbingan belajar

diharapkan peserta didik dapat menyesuaikan diri dalam situasi belajar secara

optimal sesuai dengan kemampuannya (Gunarsa, 1981: 48-49).

c. Bimbingan Sosial

Bimbingan sosial (Tohirin, 2007: 127) merupakan suatu bimbingan

atau bantuan dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah sosial

seperti pergaulan, penyelesaian masalah konflik, penyesuaian diri dan

sebagainya. Bimbingan sosial merupakan bimbingan yang bertujuan untuk

membantu individu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan dalam

masalah sosial, sehingga individu mampu menyesuaikan diri secara baik dan

(34)

d. Bimbingan Karier

Bimbingan karier adalah bantuan dalam mempersiapkan diri

menghadapi dunia pekerjaan, pemilihan lapangan pekerjaan atau jabatan

tertentu serta membekali diri agar siap memangku jabatn dan dapat

menyesuaikan diri dengan tuntutan dari lapangan pekerjaan (Tohirin, 2007:

133).

2. Layanan Bimbingan Klasikal

Winkel (2002) mengungkapkan bahwa bimbingan klasikal

merupakan bimbingan yang diberikan pada kelompuk dengan jumlah anggota

yang banyak, dapat meliputi seluruh peserta didik dalam satu kelas supaya

memperoleh peningkatan perkembangan pribadi, belajar dan sosial

masing-masing peserta didik. Tujuan bimbingan klasikal adalah supaya pesrta didik

yang dilayani mampu mengatur kehidupan sendiri, memiliki pandangan

sendiri dan mengambil sikap sendiri.

Manfaat bimbingan klasikal menurut Winkel (2002) adalah

membuat peserta didik menjadi lebih sadarakan tantangan yang dihadapi, rela

menerima diri sendiri setelah menyadari bahwa teman-temannya kerap

menghadapi masalah dan tantangan yang sama, lebih berani mengemukakan

pandangannya sendiri bila berada dalam kelompok, lebih bersedia menerima

suatu suatu pandangan yang disampaikan oleh teman, tertolong untuk

(35)

3. Ciri Khas, Tugas Perkembangan, dan Permasalahan Peserta Didik Usia 9-12 Tahun

a. Ciri khas Peserta Didik Usia 9-12 tahun

Hurlock mengemukakan empat kategori yang dimiliki peserta didik – peserta didik pada usia sekolah (Furqon, 2005: 37-38), yaitu:

1) Keterampilan menolong diri sendiri

Pada kategori ini, peserta didik sudah memiliki kemampuan

makan, mandi, berpakaian, dan berdandan sendiri hampir seperti

orang dewasa.

2) Keterampilan menolong orang lain

Pada kategori ini, peserta didik memiliki kemampuan menolong

orang lain. Misalnya, menolong orang tua dirumah untuk menyapu

lantai, merapikan tempat tidur dan lain sebagainya.Saat berada di

sekolah peserta didik dapat membantu guru untuk membersihkan

papan tulis dan dengan teman sebaya peserta didik dapat membantu

temannya yang sedang membutuhkan.

3) Keterampilan sekolah

Berada di sekolah peserta didik dapat mengembangkan

keterampilan seperti menulis, menggambar, membaca, membentuk,

mewarnai, menjahit dan pekerjaan tangan lainnya yang menggunakan

(36)

4) Keterampilan bermain

Pada kategori ini, dapat diamati bahwa peserta didik yang lebih

besar sudah mulai belajar melempar dan menangkap bola, naik sepeda

bahkan berenang.

b. Tugas Perkembangan Peserta Didik Usia 9-12 tahun

Havighurst dalam Furqon (2005: 35-36), mengemukakan sejumlah

tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh peserta didik usia 9-12 tahun,

yaitu:

1) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai

makhluk yang sedang tumbuh.

2) Belajar menyesuaikan diri dengan teman sebaya

3) Mulai mengembangkan peran sosial sebagai wanita atau pria

4) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,

menulis, dan berhitung

5) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari

6) Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai

7) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok dan

lembaga-lembaga sosial

8) Mencapai kebebasan pribadi

Barus (2011) juga mengungkapkan bahwa tugas perkembangan

kanak-kanak meliputi: (1) mengembangkan konsep diri; (2) membangun

(37)

bekerjasama; (3) mengembangkan sikap toleransi; (4) berperilaku sesuai peran

jenis; (5) mengembangkan keterampilan dasar seperti mengikuti petunjuk; (6)

mengembangkan kata hati dan (7) belajar menjadi pribadi mandiri.

Berdasarkan uraiaan diatas dapat disimpulkan bahwa tugas perkembangan

anak usia 9-12 tahun adalah (1) mengembangkan keterampilan-keterampilan

dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung; (2) membangun hubungan

dengan teman sebaya, keterampilan komunikasi, keterampilan bekerjasama;

(3) Mulai mengembangkan peran sosial sebagai wanita atau pria

c. Permasalahan Peserta Didik usia 9-12 tahun

Permasalahan yang dihadapi peserta didik sekolah dasar

dikemukakan Kowitz (dalam Furqon 2005) sebagai berikut:

1) Masalah pribadi

Permasalahan pribadi peserta didik usia sekolah dasar

terutama berkenaan dengan kemampuan intelektual, kondisi fisik,

kesehatan dan kebiasaan-kebiasaanya. Beberapa penyimpangan

perilaku yang diderita peserta didik, seperti kurang percaya diri,

kurang memiliki inisiatif, kurang tanggung jawab, kurang teliti,

mudah putus asa, menunjukkan perilaku agresif, merupakan akibat

perlakuan orangtua yang membentuk kebiasaan-kebiasaan yang

tidak didasari pemikiran mengenai dampak perlakuannya.

2) Masalah belajar

Peserta didik yang seperti ini sering dikenal sebagai peserta

(38)

prestasinya dibawah kemampuan yang dimilikinya. Dengan

demikian, ketidakberhasilan mereka dalam mencapai prestasi

belajar yang tinggi bukan hanya disebabkan oleh kecerdasan saja,

tetapi mungkin juga sebagai akibat dari kesalahan cara belajar,

kurang motivasi belajar, tidak ada kemauan untuk mengulang

pelajaran di rumah, kurangnya fasilitas dan dukungan orang tua,

atau karena kesalahan-kesalahan guru dalam cara mengajarnya

sebagai akibat dari kurang memahami materi ajarannya, pendekatan

yang harus digunakan atau kurangnya pemahaman terhadap

karakteristik peserta didik.

3) Masalah sosial

Peserta didik banyak mengalami permasalahan dalam

mengembangkan kemampuan penyesuaian sosial, baik dengan

teman-teman maupun dengan guru, misalnya perasaan rendah diri,

ketergantungan pada kawan, iri hati, curiga, persaingan,

perkelahian, permusuhan. Permasalahan penyesuaian sosial dengan

guru misalnya, peserta didik tidak menyenangi guru, selalu

tergantung pada guru, tidak ada gairah belajar atau masalah lain

yang berhubungan dengan kedisiplinan.

Dari penjabaran permasalahan diatas peneliti hanya akan berfokus pada

ragam bimbingan pribadi dan belajar. Ragam bimbingan pribadi tersebut akan

(39)

mengerjakan tugas sedangkan ragam bimbingan belajar digunakan untuk

mengatasi peserta didik yang tidak tekun dalam belajar.

2.2. PERAN GURU SEKOLAH DASAR

2.2.1. Peran Guru SD sebagai Pengampu Mata Pelajaran

Menurut Furqon (2005) peran guru SD sebagai pengajar adalah guru SD

dituntut untuk menampilkan peranan dalam proses belajar mengajar dengan

kompetensi yang dituntutnya. Peran guru tersebut sesuai dengan sepuluh

kompetensi guru SD yang dikemukakan oleh Darmodiharjo (Furqon, 2005: 62)

yaitu: (1) menguasai landasan-landasan pendidikan; (2) menguasai bahan

pelajaran; (3) mampu mengelola program belajar mengajar di kelas; (4) mampu

mengelola kelas; (5) mampu mengelola interaksi belajar mengajar; (6) mampu

menggunakan media dan sumber belajar; (7) menilai hasil belajar peserta didik;

(8) mengenal fungsi dan program bimbingan dan konseling; (9) memahami

prinsip-prinsip dan hasil-hasil penelitian keperluan pengajaran dan (10)

mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan.

2.2.2. Peran Guru SD sebagai Pembimbing

Guru merupakan profesi/jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian

khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang

orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan

orang di luar kependidikan. Tugas guru sebagai profesi meliputi (Usman, 1995:

(40)

1. Mendidik

Meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup.

2. Mengajar

Meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Melatih

Mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik.

Menurut Furqon (2005: 23) sebagai seorang guru kelas yang mengajarkan

mata pelajaran, guru SD mempunyai peran sebagai pembimbing. Hal ini

diperkuat dalam SK Menpan No. 83/1993 bahwa selain tugas utama mengajar

guru SD ditambah dengan melaksanakan bimbingan di kelas.

Bimbingan yang dilakukan guru SD meliputi (1) menyelenggarakan proses

belajar; (2) menciptakan situasi dan kondisi kelas yang menyenangkan bagi

peserta didik; (3) menilai keberhasilan belajar; (4) memahami serta

melaksanakan kebijaksanaan serta mekanisme kerja bimbingan; (5) membantu

peserta didik untuk menemukan kekuatan dan kelemahan; (6) memperlakukan

peserta didik di sekolah sebagai pribadi yang memiliki harga diri; (7)

memberikan layanan konsultasi; (8) memberikan layanan referral bagi individu

yang memiliki masalah atau kesulitan yang tidak dapat dipecahkan; (9)

memberikan dorongan untuk meningkatkan dan mengembangkan intelektual,

(41)

2.3. Mata Pelajaran Matematika 2.3.1. Pengertian Matematika

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

memajukan daya pikir manusia (KTSP, 2006).

James dan James (1976) dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa

matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan

konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang

banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan

geometri.Jadi, matematika adalah ilmu tentang logika yang universal yang

berhubungan satu dengan yang lainnya mempunyai peran penting dalam berbagai

disiplin dan memajukan daya piker manusia.

2.3.2. Tujuan Matematika

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut (KTSP, 2006):

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep

dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,

efisien dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

(42)

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

4. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,

yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah.

2.3.3. Ruang lingkup Matematika

Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi

aspek-aspek sebagai berikut (KTSP, 2006):

Tabel 2.1

Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika Kelas IV

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memahami dan

menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah

1.3 Melakukan operasi perkalian

1.4. Melakukan operasi hitung campuran.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil standar kompetensi 1.

Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam

pemecahan masalah. Dalam standar kompetensi ini terdapat empat kompetensi

dasar namun peneliti hanya mengambil dua kompetensi dasar yaitu; 1.3

(43)

2.4. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Pada bagian ini akan di uraikan penelitian-penelitian yang relevan

dengan model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi ragam

bimbingan pribadi dan belajar. penelitian yang pertama ditulis oleh Damayanti

Dewi dengan judul “Upaya Peningkatan Keterampilan Melakukan Operasi Perkalian Dan Pembagian Pada Pecahan Melalui Pendekatan Contextual Teaching

and Learning (CTL) Bagi Siswa Kelas V SD Tarakanita Ngembesan Tahun

Ajaran 2009-2010”. Penelitian mengukur peningkatan keterampilan peserta didik dalam perkalian dengan pendekayan Contextual Teaching and Learning.

Penelitian ini belum terintegrasi dengan ragan bimbingan.

Penelitian relevan yang kedua ditulis oleh Yetik Mayasari dengan judul

“Peningkatan Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Operasi Hitung Bilangan

Bulat Khususnya Pengurangan dengan Metode Demonstrasi menggunakan Media

Garis Bilangan pada Pembelajaran kelas IV SD Negeri Sumberbening 5

Kecamatan Bringin Kabupaten Ngawi Tahun Pelajaran 2009/2010”. Penelitian ini

mengukur tingkat kemampuan pesereta didik menyelesaikan operasi hitung

dengan metode demonstrasi. Penelitian ini juga belum mengintegrasikan

perangkat pembelajaran dengan ragam bimbingan. Oleh sebab itu, peneliti ingin

mengembangkan model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi

(44)

2.5. KERANGKA BERPIKIR

Guru memiliki tanggung jawab untuk mendidik dan membimbing peserta

didik dengan baik. Guru tidak hanya mengajarkan pelajaran tetapi juga

memberikan layanan bimbingan pribadi, sosial maupun belajar kepada peserta

didik. Dua tugas mendidik dan membimbing tersebut digunakan untuk membantu

peserta didik untuk mencapai tugas perkembangan.

Pelajaran yang diajarkan oleh guru termasuk Matematika mengandung

nilai-nilai bimbingan sehingga dapat membantu peserta didik memahami

pelajaran dan mencapai tugas perkembangan pribadi dan belajar. Nilai-nilai yang

terkandung dalam matematika antara lain ketelitian, konsentrasi dan dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, melalui matematika peserta didik

dapat berkembang aspek pribadinya yaitu memecahkan masalah dan berkembang

aspek belajarnya dalam hal kemampuan memahami konsep.

Hubungan kebutuhan guru dengan model perangkat pembelajaran

Matematika yang terintegrasi bimbingan pribadi dan belajar dapat dilihat pada

bagan berikut:

Bagan. 2.1

Alur Kerangka Berpikir

Guru

Perangkat pembelajaran Matematika terintegrasi bimbingan pribadi dan

belajar

Guru membutuhkan perangkat pembelajaran terintegrasi ragam bimbingan untuk membantu tugas

(45)

Bagan di atas menjelaskan tentang alur kebutuhan guru terhadap perangkat

pembelajaran yang diintegrasikan dengan ragam bimbingan sehingga dapat

membantu peserta didik mencapai tugas perkembangannya. Konsep

pengintegrasian dimulai dengan mengkaji kurikulum Matematika kelas IV

semester 2 kemudian menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

akan digunakan. Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

telah dikaji maka akan menemukan materi ajar yang sesuai. Materi ajar tersebut

adalah bangun datar dan bangun ruang sederhana.

Setelah menentukan materi ajar, selanjutnya adalah menentukan indikator.

Indikator tersebut digabungkan dengan indikator bimbingan. Indikator bimbingan

didapat dari esensi bimbingan pribadi dan belajar. Esensi bimbingan diperoleh

dari permasalahn peserta didik yang didapat dari hasil analisis kebutuhan peserta

didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan. Peserta didik tersebut mengalami

permasalahan tidak teliti saat mengerjakan Matematika dan tidak tekun belajar.

Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, inti dan penutup.

Kegiatan inti terbagi menjadi tiga tahap yakni, eksplorasi (menggali pengetahuan

awal), elaborasi dan konfirmasi. Model perangkat pembelajaran Matematika

terintegrasi bimbingan ini berisi: konsep pengintegrasian, silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan materi ajar.

Penilaian dari model perangkat pembelajaran Matematika yang terintegrasi

bimbingan ini dilakukan oleh ahli mata pelajaran, ahli bimbingan konseling (BK)

(46)

matematika yang terintegrasi dengan bimbingan ini diharapkan dapat digunakan

(47)

BAB III

METODOLOGI PENGEMBANGAN

Bab ini dikemukakan beberapa hal yang berkaitan dengan metode

pengembangan meliputi: (1) jenis penelitian; (2) model pengembangan; (3) desain

pengembangan; (4) prosedur pengembangan; (5) subyek penelitian; (6) jenis data;

(7) instrumen pengumpulan data dan; (8) teknik analisis data.

3.1. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan. Penelitian

dan Pengembangan atau Research and Development (Nugraha, 2011: 1)

merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada aktivitas

mengembangkan/menghasilkan produk dan memvalidasi produk tersebut melalui

langkah-langkah sistematis. Sugiyono (2010: 407) metode penelitian dan

pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Hal senada juga

diungkapkan Setyosari (2010: 194) mengungkapkan penelitian pengembangan

adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk

pendidikan.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa penelitian pengembangan atau Research and Development adalah

merupakan penelitian yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk tertentu

(48)

3.2. MODEL PENGEMBANGAN

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

prosedural. Model prosedural adalah model deskriptif yang menggambarkan alur

yang harus diikuti untuk menghasilkan suatu perangkat pembelajaran tertentu.

Model prosedural biasanya berupa urutan langkah-langkah, yang diikuti secara

bertahap dari langkah awal hingga langkah akhir. Penelitian ini menggunakan

model prosedural diadaptasi dari model Dick dan Carey.

Berikut langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dirancang

oleh Dick & Carey (Setyosari, 2010: 201) yang akan dijabarkan pada bagan di

bawah ini:

Bagan. 3.1 Model Dick & Carey

(49)

Keterangan:

1. Analisi kebutuhan

Langkah ini untuk menentukan tujuan model perangkat pembelajaran yang

dikembangkan.

2. Analisis pembelajaran

Analisis pembelajaran meliputi: keterampilan, proses, prosedur dan

tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Analisis pebelajar dan konteks

Menganalisis kemampuan sikap, karakteristik awal pebelajar, karakteristik

pembelajaran awal dan dimana pengetahuan dan keterampilan baru akan

digunakan.

4. Tujuan umum dan khusus

Menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan operasional yang lebih

spesifik. Gambaran rumusan operasional ini mencerminkan tujuan khusus

prosedur yang dikembangkan. Tujuan ini secara spesifik memberikan

informasi untuk mengembangkan butir-butir tes.

5. Mengembangkan instrument

Mengembangkan instrument assessment dengam mengacu 4 tahap

6. Mengembangkan strategi pembelajaran

Mengembangkan strategi pembelajaran secara spesifik untuk membantu

(50)

7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran

Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran yang dapat berupa

bahan cetak, manual baik untuk pebelajar maupun pembelajar dan media

lain yang dirancang untuk mendukung penerapan tujuan.

8. Merancang dan melakukan evaluasi

Evaluasi yang dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur dan

program yang dikembangkan.

9. Melakukan revisi

Revisi dilakukan terhadap proses, prosedur, program atau produk

dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya.

10.Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat

efektifitas program secara keseluruhandibandingkan dengan program lain.

3.3. DESAIN PENGEMBANGAN

Pengembangan dalam penelitian ini mencakup dua hal yaitu

mengembangkan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan ragam

bimbingan pribadi dan bimbingan belajar. Pengembangan pada penelitian ini

menghasilkan perangkat pembelajaran Matematika yang berisi konsep

pengintegrasian, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan materi ajar

terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk peserta didik kelas

(51)

3.4. PROSEDUR PENGEMBANGAN

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini menggunakan

langkah-langkah yang diadaptasi dari model Dick dan Carey (Setyosari, 2010: 201) dengan

beberapa modifikasi. Berikut merupakan modifikasi prosedur pengembangan

penelitian ini:

:

TAHAP PENILAIAN AHLI

Bagan 3.2 Modifikasi Prosedur Pengembangan Perangkat Matematika Terintegrasi Ragam Bimbingan Pribadi dan Belajar

TAHAP AWAL PENELITIAN

PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA

TERINTEGRASI DENGAN RAGAM BIMBINGAN PRIBADI DAN BELAJAR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS IV 1. penetapan

TAHAP PENGEMBANGAN MODEL PERANGKAT PEMBELAJARAN

(52)

Keterangan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran Matematika

terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar:

a. Tahap Awal Penelitian

1. Penetapan subjek

Penelitian ini akan berfokus pada guru Matematika dan peserta didik kelas

IV SD Kanisius Jomegatan, Bantul tahun pelajaran 2011/2012.

2. Analisis kebutuhan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini mencakup:

a. Melakukan wawancara dengan wali kelas IV SD Kanisius Jomegatan

mengenai perangkat pembelajaran yang dibutuhkan guru untuk

membantu peserta didik mencapai tugas perkembangannya.

b. Melakukan observasi di kelas IV SD Kanisius Jomegatan saat proses

pembelajaran mata pelajaran Matematika berlangsung. Data ini

digunakan untuk memperkuat hasil wawancara dengan wali kelas IV.

c. Penyebaran Alat Ungkap Kebutuhan (AUK) di kelas IV SD Kanisius

Jomegatan untuk mempertegas ragam bimbingan apa yang dibutuhkan

peserta didik.

3. Mengidentifikasi standar kompetensi yang akan diajarkan oleh guru sesuai

dengan jadwal penelitian.

4. Menganalisis kompetensi dasar yang akan diajarkan.

5. Menganalisis bimbingan yang dibutuhkan peserta didik kelas IV SD

Kanisius Jomegatan. Nilai bimbingan diperoleh berdasarkan hasil alat

(53)

6. Merumuskan Indikator

Indikator dirumuskan mengacu pada kompetensi dasar dan standar

kompetensi.

Merumuskan tujuan dengan cara menggabungkan indikator pembelajaran

dengan indikator bimbingan.

b. Tahap Pengembangan Perangkat Pembelajaran

1. Menyusun assessment

2. Merancang strategi pembelajaran yang akan digunakan.

3. Mengembangkan materi pelajaran yang disesuaikan dengan indikator

bimbingan.

c. Tahap Penilaian Ahli

1. Penilaian oleh Ahli Mata Pelajaran

Penilaian ahli mata pelajaran dilakukan sebanyak 2 kali. Hasil penilaian

dan komentar yang diberikan ahli mata pelajaran pada penilaian pertama

dijadikan acuan untuk penilaian kedua.

2. Penilaian oleh Ahli Bimbingan Konseling

Penilaian ahli mata pelajaran dilakukan sebanyak 2 kali. Hasil penilaian

dan komentar yang diberikan ahli mata pelajaran pada penilaian pertama

dijadikan acuan untuk penilaian kedua.

3. Penilaian oleh Ahli Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Penilaian ahli pengembangan perangkat pembelajaran digunakan untuk

memperkuat penilaian dari ahli mata pelajaran dan ahli bimbingan

(54)

3.5. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian pengembangan ini adalah 1 (satu) guru mata pelajaran

Matematika dan 31 (tiga puluh satu) peserta didik kelas IV SD Kanisius

Jomegatan Bantul.

3.6. JENIS DATA

Jenis data dalam penelitian ini berupa data kualitatif yang didukung

dengan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil wawancara, observasi, serta

komentar dari penilaian ahli bidang studi Matematika, ahli BK, dan ahli

pengembangan. Data kuantitatif diperoleh dari hasil alat ungkap kebutuhan dan

hasil penilaian para ahli.

3.7. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini berupa wawancara,

observasi, dan angket kuesioner. Instrumen yang berupa wawancara terdiri atas

wawancara dengan wali kelas IV SD Kanisius Jomegatan. Wawancara dilakukan

dengan guru kelas IV, observasi dilakukan ketika proses pembelajaran

Matematika, dan AUK disebarkan untuk memperkuat hasil wawancara dan

observasi.

1.7.1. Pedoman Wawancara

Kegiatan wawancara bertujuan untuk memperoleh gambaran perangkat

(55)

didik mencapai tugas perkembangannya. Daftar pertanyaan pedoman wawancara

sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pedoman Wawancara wali kelas IV

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah di sekolah ini ada guru bimbingan konseling?

2 Apakah ibu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan konseling kepada peserta didik?

3 Perilaku peserta didik yang seperti apa menurut pengamatan dapat menghambat perkembangan mereka?

4 Perilaku tersebut nampak pada saat ibu

melakukan KBM mata pelajaran apa? 5 Apakah ibu pernah meyusun perangkat

pembelajaran yang berisi ragam bimbingan? 6 Seperti apa perangkat pembelajaran yang ibu

perlukan?

1.7.2. Pedoman Observasi

Kegiatan observasi atau pengamatan dilakukan saat pembelajaran

Matematika di Kelas IV SD Kanisius Jomegatan berlangsung. Kegiatan observasi

dilakukan untuk memperkuat data wawancara. Daftar indikator aspek yang

diamati saat observasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Pedoman Observasi

No Pernyataan Keterangan 1 Peserta didik mengikuti pelajaran dengan

antusias

2 Peserta didik tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru

3 Peserta didik datang tepat waktu

4 Peserta didik membuat catatan mengenai materi yang disampaikan oleh guru

5 Peserta didik tidak melamun di dalam kelas 6 Peserta didik bersedia bertanya ketika

penjelasan guru kurang jelas

(56)

dengan cermat

8 Peserta didik membantu teman yang mengalami kesulitan

9 Peserta didik tidak mengobrol atau tidak mengganggu teman lain ketika belajar

10 Peserta didik mau bekerjasama dalam kelompok yang dibentuk guru

1.7.3. Pedoman AUK (Alat Ungkap Kebutuhan)

Alat ungkap kebutuhan merupakan alat untuk mencari permasalahan yang

dialami oleh peserta didik. AUK memuat 15 pernyataan yang berkaitan dengan

ragam bimbingan, baik bimbingan pribadi, sosial maupun belajar. Melalui AUK

peneliti dapat mencari tahu pada ragam bimbingan apa yang dibutuhkan peserta

didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan. Daftar pernyataan yang termuat dalam

AUK secara garis besar adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Pedoman AUK

No. Pernyataan Ya Tidak

1. Saya senang belajar matematika

2. Saya mengerjakan tugas matematika dengan tepat waktu

3. Saya mengulang pembelajaran matematika di rumah 4. Saya bersemangat mengerjakan soal matematika 5. Saya tidak putus asa saat mengerjakan matematika 6. Saya teliti saat mengerjakan soal – soal matematika 7. Saya dapat bekerja sama secara kelompok saat

mengerjakan tugas matematika

8. Saya mau membantu teman yang kesulitan mengerjakan soal matematika

9. Matematika membantu saya memecahkan masalah dengan lebih mudah

10. Matematika membantu saya memiliki cara berpikir yang runtut

11. Matematika membantu saya dalam penggunaan lambang bilangan romawi dalam kehidupan sehari - hari

(57)

masalah yang berkaitan dengan waktu dalam kehidupan sehari – hari

13. Saya mau bertanya kepada guru jika saya kurang mengerti tentang materi matematika yang sedang diajarkan.

14. Saya dapat mengumpulkan tugas matematika dengan

tepat waktu

15. Matematika membantu saya untuk belajar dengan baik

supaya dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan uang

3.8.TEKNIK ANALISIS DATA

Peneliti menggunakan dua cara dalam menganalisis data yaitu

menggunakan skala dikotomi dan skala likert. Skala dikotomi merupakan

penghitungan untuk kuesioner tertutup yang memiliki jawaban terbatas yaitu ya

dan tidak. “ya” mempunyai skor 0, dan “tidak” mempunyai skor 1. Skala likert

digunakan dalam instrumen validasi untuk mengukur kelayakan model perangkat

pembelajaran pada rentang skor 1-5, dengan demikian tipe data yang digunakan

tipe interval. Kedua cara analisis data di atas pada akhirnya akan dideskripsikan,

dengan kata lain akan menjadi satu data yaitu data analisis deskriptif.

Persentase penilaian model perangkat pembelajaran oleh ahli mata

pelajaran Matematika, ahli Bimbingan Konseling dan ahli pengembangan akan

dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(58)

Persentase penilaian model perangkat pembelajaran yang dilakukan oleh

ahli mata pelajaran Matematika, ahli Bimbingan Konseling (BK), dan ahli

pengembangan perangkat pembelajaran. Langkah yang dilakukan peneliti setelah

mendapat persentase skor penilaian adalah mencari interval yang sesuai untuk

menentukan tingkat kelayakan model perangkat pembelajaran. Tingkat kelayakan

inilah yang dijadikan dasar perlu ada tidaknya revisi perangkat pembelajaran.

Berikut ini kriteria yang digunakan untuk mengetahui apakah model perangkat

pembelajaran Matematika terintegrasi ragam bimbingan pribadi dan belajar untuk

peserta didik kelas IV SD Kanisius Jomegatan perlu adanya revisi:

Tabel 3.4

Kriteria Revisi Perangkat pembelajaran Pengembangan

Interval Tingkat Pencapaian Nilai Kualifikasi

90-100% 5 Baik Sekali. Tidak perlu dilakukan revisi.

80-89% 4 Baik. Tidak perlu dilakukan revisi. 65-79% 3

Cukup Baik. Komponen yang mendapat nilai ini harus dipertimbangkan untuk dilakukan revisi. Pertimbangan didasarkan beberapa hal, yaitu:

a) Ahli mata pelajaran

b) Ahli Bimbingan Konseling (BK) c) Ahli pengembangan perangkat

pembelajaran 55-64% 2

Kurang Baik. Komponen yang mendapat nilai ini perlu dilakukan revisi.

< 35% 1

Sangat Kurang. Komponen yang mendapat nilai ini perlu dilakukan revisi dan melakukan pengkajian ulang perangkat pembelajaran.

(Arikunto via Pardiyono, 2010: 61)

Langkah berikutnya peneliti menentukan kriteria kelayakan model

(59)

pribadi dan belajar. Kriteria tersebut mengacu pada Penilaian Acuan Patokan

(PAP) tipe I. Masidjo (1995: 53) menerangkan bahwa penilaian acuan patokan

(PAP) I memiliki sifat penilaian dengan standar tinggi dan bersifat absolut. Tabel

Kriteria kelayakan perangkat pembelajaran perangkat pembelajaran yang

terintegrasi dengan ragam bimbingan pribadi dan belajar akan diukur

menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe I (Masidjo, 1995: 153),

sebagai berikut:

Tabel 3.5

Penilaian Acuan Patokan (PAP) I

Tingkat Penguasaan kompetensi Rentang Nilai Keterangan

90-100% 87-100 Sangat layak

80-89% 74-87 Layak

65-79% 61-74 Cukup layak

55-64% 48-61 Kurang layak

(60)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan mendeskripsikan: (1) hasil penelitian dan; (2)

pembahasan.

4.1. HASIL PENELITIAN

4.1.2. Deskripsi Hasil Analisis Kebutuhan

Peneliti melakukan analisis kebutuhan berdasarkan wawancara, observasi,

dan penyebaran kuesioner alat ungkap kebutuhan (AUK) yang disebar di kelas IV

SD Kanisius Jomegatan. Analisis kebutuhan akan dijabarkan sebagai berikut:.

Bagan 4.1

Alur Hasil Analisis Kebutuhan

4.1.1.1.Wawancara

Peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan guru kelas IV pada

tanggal 11 Januari 2012. Wawancara digunakan untuk memperoleh gambaran

model perangkat pembelajaran yang dibutuhkan guru dan melihat perilaku peserta ANALISIS KEBUTUHAN

Alat Ungkap Kebutuhan (Kuesioner) Wawancara dengan

wali kelas IV

(61)

didik kelas IV yang menghambat tugas perkembanganya. Hasil wawancara

sebagai berikut:

Tabel 4.1

Hasil Wawancara Wali Kelas IV

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah di sekolah ini ada guru bimbingan konseling?

Tidak ada guru bimbingan konseling di sekolah ini.

2 Apakah ibu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan konseling kepada peserta didik?

Kadang-kadang 3 Perilaku peserta didik yang seperti

apa menurut pengamatan dapat menghambat perkembangan mereka?

Perilaku seperti kurang konsentrasi, banyak bicara saat di kelas, malas belajar, lupa mengerjakan PR, tidak bisa mengerjakan tugas karena tidak memperhatikan petunjuk soal dengan baik dan sering terlambat.

4 Perilaku tersebut nampak pada saat ibu melakukan KBM mata pelajaran apa?

Perilaku yang menghambat tugas perkembangan peserta didik sering muncul pada saat KBM mapel Matematika

5 Apakah ibu pernah menyusun perangkat pembelajaran yang berisi ragam bimbingan?

Belum pernah 6 Seperti apa perangkat pembelajaran

yang ibu perlukan?

Gambar

Tabel 4.10. Rekapitulasi Hasil Penilaian Kedua Model Perangkat
Tabel 2.1 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika Kelas IV
Tabel 3.1 Pedoman Wawancara wali kelas IV
Tabel 3.3 Pedoman AUK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang diperoleh tersebut, jika ditinjau dari prestasi belajar siswa maka pembelajaran dengan pendekatan STAD pada materi Inti Atom dan Radioaktivitas dapat

Satuan pendidikan harus menyusun sendiri kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan silabusnya dengan cara melakukan penjabaran dan penyesuaian standar isi dan standar

Pada hakekatnya batang yang hanya memikul tekan aksial saja jarang dijumpai dalam struktur namun bila pembebanan diatur sedemikian rupa hingga pengekangan ( restrain

Yang dimaksud dengan “semua pihak” adalah Pihak yang melaksanakan penyelenggaraan pendidikan berbasis agama dan budaya yaitu : guru ngaji di mesjid-mesjid/mushala, guru-guru

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 21 Pada halaman ini terdapat form isian yang harus dimasukan untuk menambahkan Data Penyusunan Peraturan, dimana field isian

“ rising star ”, artinya jahe di Singapura berada pada posisi pasar ideal yang bertujuan memperoleh pangsa pasar ekspor tertinggi dengan nilai RCA lebih besar dari

Jika kamu ingin mengetahui apakah tanaman putri malu itu hidup, mungkin kamu akan menyentuhnya kuat-kuat dan melihatnya apakah sesuatu telah terjadi.. Salah satu ciri organisme

Berdasarkan hasil analisis untuk uji simultan (lihat Tabel 6), ditemukan bahwa nilai F adalah sebesar 3.638 yang signifikan pada taraf 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa