• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Mistar A. BESARAN DAN SATUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Mistar A. BESARAN DAN SATUAN"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

A. BESARAN DAN SATUAN

 Teori Singkat :

Di dalam Fisika gejala alam diamati melalui pengukuran.

Pengukuran adalah membandingkan suatu

besaran dengan besaran sejenis yang disepakati sebagai patokan (standart).

Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur

dan dinyatakan dengan angka.

Satuan adalah sesuatu yang menyertai

besaran

Contoh : besaran panjang satuannya meter, besaran waktu, satuannya detik dan lain sebagainya

Dimensi adalah cara besaran itu disusun

dari besaran pokok

Besaran dibagi 2 macam : Besaran Pokok

dan Besaran Turunan

Besaran Pokok Satuan Dimensi

1. Panjang 2. Massa 3. Waktu 4. Suhu 5. Kuat arus 6. Kuat cahaya 7. Jumlah zat meter (m) kilogram (kg) detik (s) kelvin (k) ampere (A) kandela (cd) mol (n) [ L ] [ M ] [ T ] [ θ ] [ I ] [ J ] [ N ]

Selain besaran pokok diatas adalah besaran turunan

Contoh : gaya, berat, massa jenis, volume dan lain sebagainya

 Tips Soal Dimensi :

Langkah penyelesaian jika menghadapi soal yang menanyakan tentang dimensi :

1. Mengetahui rumusnya

2. Menerjemahkan rumus ke dalam

besaran pokok

3. Mengubah satuan ke dimensi

Ketelitian Pengukuran dan Angka

Penting

Di dalam pengukuran kita mengenal

berbagai perangkat ukur dan hasil

pengukuran yang berujud angka-angka. Diantara alat ukur panjang yang perlu diketahui adalah :

1. Mistar

2. Jangka sorong 3. Mikrometer sekrup

1. Mistar

Mistar mempunyai skala terkecil dalam milimeter (mm) dan memiliki ketelitian = 1 mm atau 0,1 cm . Ketelitian mistar adalah setengah dari skala terkecilnya. Jadi

2 1

x 1 mm = 0,5 mm atau 0,05 cm

2. Jangka Sorong

Jangka sorong mempunyai dua skala yaitu

skala utama dan skala nonius. Skala nonius terdiri dari 10 bagian yang panjangnya 9 mm. Selisih satu skala utama dengan satu skala nonius sama dengan 1 mm – 0,9 mm = 0,1 mm. Ketelitian jangka sorong adalah setengah dari skala terkecilnya. Jadi

2 1 x 0,1 mm = 0,05 mm atau 0,005 cm Skala nonius Skala utama

Sebagai contoh pada pengukuran diatas, kita dapatkan 2,3 cm + 0,2 mm = 2,32 cm

3. Mikrometer Sekrup

Mikrometer Sekrup mempunyai dua skala

yaitu skala utama dan skala nonius. Skala nonius terdiri dari 50 skala. Setiap kali skala nonius diputar 1 kali, maka skala nonius bergerak maju atau mundur sejauh 0,5 mm. Sehingga satu skala nonius sama dengan

50 mm 5 , 0 = 0,01 mm. Ketelitian mikrometer

sekrup adalah setengah dari skala

terkecilnya. Jadi 2 1

x 0,01 mm = 0,005 mm atau 0,0005 cm

(2)

Skala Utama Pemutar Benda yang diukur

Skala nonius

Sebagai contoh pada pengukuran diatas, kita dapatkan 9,5 mm + 0,40 mm = 9,90 mm

Angka Penting

Penulisan angka penting mengikuti aturan : 1. Semua angka bukan nol merupakan

angka penting Contoh :

564,9 m  empat angka penting

76,824 kg  lima angka penting

2. Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol merupakan angka penting Contoh :

20,7 m  tiga angka penting

96, 04 kg  empat angka penting

3. Angka nol yang terletak disebelah kanan angka bukan nol tanpa koma desimal adalah bukan angka penting, sedangkan angka nol di sebelah kanan angka bukan nol dengan koma desimal, merupakan angka penting

Contoh :

340 m  dua angka penting

54,80 kg  empat angka penting

4. Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol, baik yang disebelah kiri maupun sebelah kanan koma desimal, bukan merupakan angka

penting

Contoh :

0,67 m  dua angka penting

0,007 kg  satu angka penting

5. Angka yang diberi garis bawah atau garis di atasnya merupakan batas angka penting dihitung paling kiri penulisan angka

Contoh :

6987 m  tiga angka penting

9,047 kg  dua angka penting

Aturan operasi angka penting: 1. Penjumlahan dan pengurangan

Hasil penjumlahan dan pengurangan hanya diperbolehkan mengandung satu angka taksiran (angka terakhir suatu angka penting)

Contoh :

45,67 (4 angka penting) 12,4 (3 angka penting) +

70,17 (ditulis 70,2 memiliki 3 angka penting)

2. Perkalian, Pembagian dan akar pangkat dua atau lebih

Hasil akhir operasi diatas, hanya boleh memiliki angka penting paling sedikit

dari komponen-komponen operasi

tersebut

Contoh :

4,38 x 1,2 = 5,256 (ditulis 5,3 memiliki 2 angka penting, karena komponen pengali terkecil adalah 2 angka penting)

Aturan pembulatan angka dibelakang koma 1. Jika angka dibelakang koma yang akan

dibulatkan kurang dari 5, maka angka dibulatkan ke bawah

Contoh :

36,632 → 36,63 atau 36,6 78,73 → 78,7

2. Jika angka dibelakang koma yang akan dibulatkan 5 atau lebih, maka angka dibulatkan ke atas

Contoh :

92,676 → 92,68 atau 92,7 23,45 → 23,5

Kesalahan dalam Pengukuran

Pengukuran dalam fisika dapat berupa : 1. Pengukuran tunggal

2. Pengukuran berulang

1. Pengukuran Tunggal

Hasil pengukuran yang dilakukan dengan sekali percobaan dinyatakan oleh :

Dengan :

X1 = hasil pengukuran tunggal

X = nilai ketidakpastian

X = X1 ± X

(3)

Contoh : Hasil satu kali pengukuran sebuah tongkat dengan mistar adalah 23,56 cm, maka penulisan hasil yang benar adalah …

L = (23,56 ± 0,01) cm Yakni dengan mengingat X = 1/2 x 1 mm

= 0,5 mm

X = 0,005 cm = 0,01 cm

2. Pengukuran Berulang

Hasil pengukuran yang dilakukan dengan beberapa kali percobaan dinyatakan oleh :

X = nilai rata-rata X = nilai ketidakpastian Ketidakpastian relatif = x100% X X ∆ N = Banyaknya pengukuran

 Ketidakpastian relatif sekitar 10 % berhak atas 2 angka penting

 Ketidakpastian relatif sekitar 1 % berhak atas 3 angka penting

 Ketidakpastian relatif sekitar 0,1 % berhak atas 4 angka penting

 Banyak desimal hasil pengukuran harus sama dengan banyak desimal ketidakpastian

Contoh :

Seorang anak mengukur panjang sebuah meja dengan hasil berturut-turut 55,6 cm, 55,7 cm, 55,9 cm, 55,1 cm dan 55, 4 cm. Tentukan hasil pengukuran beserta ketidak pastiannya ! Pengu kuran L (cm) L2 (cm2) 1 55,6 3091,36 2 55,7 3102,49 3 55,9 3124,81 4 55,1 3036,01 5 55,4 3069,16 ∑L = 277,7 ∑ L2 = 15423,83 L =

(

5 55,4 + 55,1 + 55,9 + 55,7 + 55,6

)

cm = 55,54 cm

(

)

1 -N L Σ -L Σ N N 1 = L ∆ 2 i 2 i

(

) (

)

1 -5 277,7 -83 , 15423 5 5 1 2 = ∆L = 0,136 cm Ketidakpastian relatif = x 100% L L ∆ = 0,24 %

Karena ketidakpastian sekitar 1%, maka hasil laporan pengukuran ditulis dalam 3 angka

Jadi L = ( 55,5 ± 0,1) cm

Besaran Vektor dan Besaran

Skalar

Besaran dapat pula dibagi menjadi Besaran

Vektor dan Besaran Skalar

Besaran Vektor adalah besaran yang

memiliki nilai (magnitude) dan arah.

Notasi vektor biasa ditulis dengan huruf tebal atau dengan memberi tanda panah kecil diatas huruf atau hanya memberi tanda garis diatas huruf

Contoh : V (=kecepatan), ar (= percepatan),

F (= gaya), dan lain sebagainya

Besaran Skalar adalah besaran yang hanya

memiliki nilai (magnitude)

Contoh : suhu, waktu, laju, perlajuan dan lain sebagainya

Resultan Vektor adalah operasi-operasi

yang terjadi dari 2 besaran vektor atau lebih

Vektor satuan adalah suatu vektor yang

nilainya 1 satuan dan memiliki arah searah dengan sumbu koordinat. Pada koordinat kartesian 2 dimensi dinyatakan oleh i dan j, sedang pada koordinat 3 dimensi dinyatakan oleh i, j dan k  2 dimensi Y j i X X = X ± X Nilai rata-rata : ⋅ + + + = Σ = N X X X X .... n N X X i 1 2 3

(

)

1 -N X Σ -X Σ N N 1 = X ∆ 2 i 2 i

(4)

i dan j vektor posisi pada sumbu X dan Y  3 dimensi Z k j Y i X

i , j dan k vektor posisi pada sumbu X,Y

dan Z

Metode Resultan Vektor :

1. Metode poligon

2. Metode jajaran genjang 3. Metode menguraikan vektor

1. Metode poligon

Metode ini dilakukan dengan cara

menyambung kepala vektor dengan ekor vektor lain dan resultan vektor tersebut

adalah menghubungkan ekor vektor

pertama dengan kepala vektor yang

terakhir. Contoh : F1 F2 F3 FR = F1 + F2 + F3 F2 F3 F1 FR

Catatan : Tanda (-) negatif menunjukkan

arah vektor berlawanan dengan arah semula Contoh : F1 F2 F3 FR = F1 - F2 +F3 F2 F3 F1 FR

2. Metode jajaran genjang

Metode ini dilakukan dengan cara

menyatukan ekor vektor, sehingga

membentuk sudut θ dan resultan vektor tersebut adalah diagonal jajaran genjang kedua vektor tersebut

Penjumlahan 2 vektor R = b + a r r r Besar : Arah : ar R r

θ

b r Contoh :

1. Jika θ = 00 Dua vektor searah

F1 F2 FR Bukti : FR = F +F +2F1F2cos 0 2 2 2 1 =

(

F1 +F2

)

2 FR = F1 + F2 terbukti

2. Jika θ = 900 Dua vektor tegak lurus

F2 FR F1 Bukti : FR = F +F +2F1F2cos 90 2 2 2 1 FR = 22 2 1 +F F terbukti

3. Jika θ = 1800 Dua vektor berlawanan arah 1800 F2 F1 Bukti : FR = 1 2 0 2 2 2 1 +F +2FF cos 180 F =

(

F1 - F2

)

2 FR = F1 - F2 terbukti FR = F1 + F2 FR = F1 +F2 FR = F1 - F2 θ cos ab 2 + b + a = R 2 2 r

(5)

4. Jika 0 < θ < 900 (atau sembarang θ) FR F2

θ

F1  Catatan :

Resultan gaya berada pada Interval :

3. Metode menguraikan vektor

Paduan lebih dua vektor dapat dihitung

besar dan arah resultannya melalui

koordinat kartesius, yaitu masing-masing vektor diproyeksikan terhadap sumbu-x dan

sumbu-y sehingga resultannya dapat

ditentukan. Y F1y F1 F2 F2y θ2 θ1 X F2x F1x F3 F Sumbu x Sumbu y F1 F1x = F1 cos θ1 F1y = F1 sin θ1 F2 F2x = F2 cos θ2 F2y = F2 sin θ2 F3 -- F3 ∑ Fx = F1x - F2x Resultan ∑ Fy = F1y +F2y –F3

Arah Resultan tan θ =

X y F Σ F Σ Perkalian Vektor :

1. Perkalian Titik Vektor 2. Perkalian Silang Vektor

1. Perkalian Titik Vektor

Hasil perkalian titik dua besaran vektor

merupakan besaran skalar

B θ A Jika A = Ax i + Ay j + Az k dan B = Bx i + By j + Bz k maka Dengan mengingat :

2. Perkalian Silang Vektor

Hasil perkalian silang dua besaran vektor merupakan besaran vektor yang arahnya tegak lurus terhadap kedua vektor dengan besarnya adalah AB sin θ

C B θ A Besar : Arah :  Catatan :

a. Arah perkalian silang vektor memiliki kaidah "putaran sekrup".

Z k j Y i X

Dengan demikian secara umum : A x B ≠ B x A

b. Penyelesaian persamaan untuk tiga

dimensi dapat digunakan dengan

persamaan matriks sebagai berikut :

A = Ax i + Ay j + Az k A X B = ? B = Bx i + By j + Bz k FR = F +F +2F1F2cos θ 2 2 2 1 FR = 2 Y 2 X +ΣF F Σ A . B = AB cos θ A X B = AB sin θ

A . B = AxBx + AyBy + AzBz

A X B = C i .i = j.j = k.k = 1 i x j = k ; j x i = - k j x k = i ; k x j = - i k x i = j ; i x k = - j F1 – F2 ≤ FR ≤ F1 + F2

(6)

i j k A X B = Ax Ay Az Bx By Bz

=====O0O=====

Interpretasi Grafik

 Teori Singkat :

Di dalam fisika, disamping kemampuan menganalisis soal berbentuk uraian diperlu kan pula keterampilan menganalisa soal berbentuk grafik. Langkah penyelesaian jika menghadapi soal yang menanyakan bentuk grafik dari suatu perumusan adalah :

1. Mengetahui rumusnya

2. Dapat menginterpretasikan rumus dalam bentuk grafik

Secara umum perlu diketahui 4 bentuk interpretasi grafik sebagai berikut :

1. Berbanding lurus linear

tg α = c = gradien grafik contoh : 1. S = V t ===> GLB S t 2. P V = n R T ===> Gas ideal Pada volume tetap (proses isochorik)

T V R n = P ===> P = C T P T

2. Berbanding lurus kuadratis

Contoh : 1. S = Vo t + ½ a t2 ===>GLBB s (m) t (dt) 2. Ep = ½ k x2 ===> Energi potensial pegas Ep (J) x (m)

3. Berbanding terbalik linear

Contoh :

1. f = v/ λ ===> frekuensi

f

λ

2. P V = n R T ===> Gas ideal Pada suhu tetap (proses isothermis)

T V R n = P ===> V C = P P

V 4. Berbanding terbalik kuadratis

A X B = + i (AyBz – AzBy) – j (AxBz – AzBx) + k (AxBy – AyBx) Bentuk rumus Y = C X Y Bentuk Grafik α) X Bentuk rumus Y = C X2 Y C > 0 Bentuk Grafik X C < 0 Y Bentuk Grafik X Bentuk Rumus Y = X C Bentuk Rumus Y = 2 X C

(7)

Contoh : 2 ο 2 1 r πε 4 q q = F 1. ===> Gaya Coulomb F r 2. 12 2 r m m G = F ===> Gaya Gravitasi F r

Disamping ke empat konsep grafik diatas, masih terdapat interpretasi yang lain sebagai berikut :  Tipe : 1 Tinjau V = dS/dt ===> V merupakan gradien grafik S – t. S α t tg α = V = dS/dt  Tipe : 2 Tinjau V = dS/dt, ===> dS = V dt, maka : S = ∫ V dt ===> Artinya S (jarak) dapat ditentukan dengan menghitung besarnya luasan di bawah kurva V – t.

Misal :. V

S = luasan segitiga

t

Hal ini berlaku pula untuk semua

perumusan lain yang memiliki tipe

perumusan sebagai mana diatas. Contoh yang lain :

1. a = dt dV 4. I = dt dq dsb 2. F = dt dp 3. P = dV dW

Masing-masing dapat diuraikan satu

diantara dua kemungkinan, kalau bukan berbicara gradien, pasti luasan.

 Catatan :

Bangun yang sering keluar dalam soal adalah luasan bangun trapesium :

a b

c

 Contoh Soal dan Pembahasan : 1. Besaran-besaran di bawah ini yang TIDAK

merupakan besaran besaran turunan adalah:

A. momentum D. gaya

B. volume E. massa

C. kecepatan

Jawaban : E

(Lihat teori singkat)

2. Meter2 kilogram per detik adalah satuan

A. energi D. momen kelembaman

B. daya E. momentum sudut

C. momen gaya Jawaban : E A. Energi (w) = 1. ½ m v2 = m g h = kg m2/dt2 = Joule 2. q V (energi listrik) = elektron-volt 3. P t = watt-detik = kilowatt-jam (Kwh) = daya kuda (Hp) B. Daya (P) = t w = kg m2/dt3 C. Kelembaman (I) = ∑ m r2 = kg m2 D. Momen gaya (τ ) =d x F = kg m2/dt2 E. Momentum sudut (L) = I ω = kg m2/dt

3. Besaran di bawah ini yang memiliki dimensi [ M ] [ L ]-1 [ T ] –2 adalah A. gaya D. momentum B. tekanan E. percepatan C. energi Jawaban : B Y Bentuk Grafik X L = ½ c ( a + b )

(8)

Dari dimensi [ M ] [ L ]-1 [ T ] –2 di dapat satuannya kg/ms2 Analisa : A. Gaya ===> F = m a = kg m/s2 = [ M ] [ L ] [ T ] –2 B. Tekanan ===> P = F/A = mg / A = kg m/s2 / m2 = [ M ] [ L ]-1 [ T ] –2 C. Energi ===> W = m g h = kg m/s2 = [ M ] [ L ] 2[ T ] –2 D. Momentum ===> P = m v = kilogram m/dt = [ M ] [ L ] [ T ] –1 E. Percepatan ===> a = v/t = kilogram m/dt 2 = [ M ] [ L ] [ T ] –2

4. Rumus dimensi momentum adalah : A. [ M ] [ L ] [ T ] –2 B. [ M ] [ L ] -2[ T ] –2 C. [ M ] [ L ]-1 [ T ] –1 D. [ M ] [ L ] [ T ] –1 E. [ M ] [ L ]-1 [ T ] Jawaban : D Rumus : P = mv (satuan) = kgm/s (dimensi) = [ M ] [ L ] [ T ]-1

5. Untuk mengukur diameter lubang botol bagian dalam, agar teliti harus digunakan alat yaitu…

A. penggaris dengan skala cm

B. jangka sorong C. respirometer

D. mistar dengan skala mm

E. mikrometer sekrup

Jawaban : B

Untuk mengukur diameter lubang botol bagian dalam alat ukur yang tepat adalah jangka sorong

6. Hasil pengukuran tebal sebuah buku adalah 0,02540 m. Banyaknya angka penting pada hasil pengukuran tersebut adalah …

A. dua D. lima

B. tiga E. enam

C. empat

Jawaban : C

Angka nol yang terletak disebelah kiri angka bukan nol, baik yang disebelah kiri

maupun sebelah kanan koma desimal,

bukan merupakan angka penting

7. Sebuah pita diukur ternyata lebarnya 12,3 mm dan panjangnya 125,5 cm. Luas pita mempunyai angka penting sebanyak …

A. dua D. lima

B. tiga E. enam

C. empat

Jawaban : B

Hasil akhir operasi diatas, hanya boleh memiliki angka penting paling sedikit dari komponen-komponen operasi tersebut

8. Dua buah gaya yang besarnya 10 N dan 5 N bekerja pada satu titik tangkap dan keduanya membentuk sudut α. Agar dihasilkan gaya resultan sebesar 25 Newton, maka nilai cos α adalah …

A. 4 D. 7 B. 5 E. 8 C. 6 Jawaban : B FR = 2 1 2cos α 2 2 2 1 F FF F + + 25 = 102 +52 +2(10) (5) cos α 625 = 125 + 100 cos α cos α = 100 500 cos α = 5

9. Jika sebuah vektor dari 12 N diuraikan menjadi dua buah vektor yang saling tegak lurus dan yang sebuah dari padanya

membentuk sudut 300 dengan vektor itu,

maka besar masing-masing vektor adalah A. 6 N dan 6 3 N B. 6 N dan 6 2N C. 6 N dan 3 2N D. 3 N dan 3 2N E. 3 N dan 3 3 N Jawaban : A

Perhatikan grafik berikut !

Fy F = 12 N

30

Fx

Fx = 12 cos 300 N Fx = 6 3 N

(9)

10. Dua vektor A = -2i + 3j - 4k dan B = 2i + 2j - 3k, maka A x B adalah … A. i + 14j + 10k B. -i - 14j - 10k C. i - 14j + 10k D. -i + 10j - 14k E. -i + 10j + 14k Jawaban : B i j k A X B = -2 3 -4 2 2 -3 = i(-9 + 8) – j(6 + 8) + k (-4 – 6) A X B = -i - 14j - 10k

=====O0O=====

 Soal-soal :

1. Satuan kuat medan listrik dinyatakan dalam

1. Newton/coulomb 3. Volt/meter

2. Joule/newton 4. Coulomb/volt

Pernyataan diatas yang sesuai adalah :

A. 1, 2 dan 3 D. 4

B. 1 dan 3 E. semua salah

C. 2 dan 4

2. KWh adalah satuan dari …

A. kuat arus listrik D. daya listrik

B. hambatan listrik E. energi listrik

C. potensial listrik

3. Satuan tekanan dalam S.I. adalah :

A. Atmosfer D. Newton

B. Pascal E. Mm Hg

C. Cm Hg

4. Pada hukum Boyle PV = k ; k mempunyai dimensi :

A. daya D. momentum linear

B. usaha E. konstanta pegas

C. suhu

5. Dalam sistem SI, satuan kalor adalah :

A. kalori D. derajat kelvin

B. joule E. derajat celcius

C. watt

6. Yang bukan besaran vektor diantara besaran berikut ini adalah …

A. kecepatan D. gaya

B. laju E. pergeseran

C. percepatan

7. Lintasan sebuah partikel dinyatakan dengan

x = A + Bt + Ct2. Dalam rumus itu x

menunjukkan tempat kedudukan dalam cm, t waktu dalam sekon, A, B, dan C masing-masing merupakan konstanta. Satuan C adalah …

A. cm/s D. s/cm

B. cm/s2 E. cm

C. cm.s

8. Permitivitas hampa mempunyai dimensi : A. [ M ] [ L ] [ T ] –2[ I ]–1

B. [ M ] [ T ] –2[ I ] –1 C. [ M ]2[ L] [ T ] –2[ I ] –1 D. [ M ] [ L ]–1 [ T ] –3[ I ]2 E. [ M ]-1 [ L ]-3 [ T ]4[ I ]2

9. Dimensi konstanta Planck adalah A. [ M ] [ L ]2 [ T ] –3

B. [ M ] [ L ]2 [ T ] –1 C. [ M ] [ L ]2 [ T ] –2 D. [ M ] [ L ]–2 [ T ] –3 E. [ M ] [ L ]3 [ T ] –3

10. Meter kubik adalah … A. besaran pokok B. besaran tambahan C. besaran turunan D. satuan besaran turunan E. satuan besaran pokok

11. Alat ukur jangka sorong mempunyai ketelitian …

A. 0,01 cm D. 0,001 cm

B. 0,01 mm E. 1 mm

C. 0,1 cm

12. Pada pengukuran pelat logam diperoleh hasil panjang 1,75 m dan lebar 1,30 m. Luas pelat menurut aturan penulisan angka penting adalah …

A. 2,275 m2 D. 2 m2

B. 2,28 m2 E. 2,2750 m2

C. 2,3 m2

13. Tiga buah gaya F1, F2 dan F3 memiliki arah

dan besar seperti pada gambar. Pernyataan yang benar adalah …

F3 F2

F1

A. F1 + F2 = F3 D. F1 – F2 = F3

B. F2 + F3 = F1 E. F3 + F1 = F2

C. F1 + F2 + F3 = 0

14. Dua vektor besarnya masing-masing 6 satuan dan 8 satuan. Besarnya vektor resultan yang tidak mungkin adalah …

(10)

B. 2 satuan E. 14 satuan C. 9 satuan

15. Dua buah vektor masing-masing

mempunyai nilai atau harga sama dengan resultannya apabila kedua vektor tersebut saling mengapit sudut …

A. 300 D. 900

B. 450 E. 1200

C. 600

16. Besaran berikut yang berdimensi sama adalah …

A. massa dan berat

B. kecepatan dan percepatan C. energi potensial dan usaha D. energi kinetik dan tekanan E. gaya dan daya

17. Pada gambar berikut ini B x A adalah vektor C B A A. –A D. C B. – C E. A C. – B

18. Hasil pengukuran massa sebuah kelerang adalah 54 gram. Jumlah massa sembilan kelereng yang sejenis dan seukuran dengan kelereng pertama adalah …

A. 486 gram D. 500 gram

B. 490 gram E. 400 gram

C. 480 gram

19. Pada GLBB, grafik yang menyatakan hubungan antara energi kinetik suatu benda dengan waktunya adalah :

A. Ek D Ek t t B. Ek E. Ek t t C. Ek t

20. Hukum coulomb dapat dinyatakan melalui

persamaan 122

r q q k

F= grafik berikut yang

menggambarkan persaman tersebut adalah

A. F D. F r2 r2 B. F E. F r2 r2 C. F r2

=====O0O=====

B. GERAK

Gerak Lurus

Secara umum gerak lurus dibagi menjadi 2 : 1. GLB

2. GLBB

1. GLB

(Gerak Lurus Beraturan)

 Teori Singkat :

Perumusan gerak lurus beraturan (GLB)

Grafik untuk GLB berupa :

V S

t t

Yang perlu diperhatikan pada GLB :

(1). Resultan gaya yang bekerja pada benda nol (∑ F = 0), maka akibatnya adalah :

a. Percepatannya nol (a = 0)

b. Usaha yang dilakukan pada benda nol (w = 0)

(2). Kecepatan benda tetap (V = tetap), maka akibatnya adalah :

a. Energi kinetis benda tetap (Ek = c) b. Momentum yang bekerja pada

benda tetap (P = c) S = V t t

(11)

Em = Ep + Ek = tetap

2. GLBB

(Gerak Lurus Berubah Beraturan)

Rumus-rumus GLBB:

Keterangan :

S = Jarak yang ditempuh (m) Vt = kecepatan akhir (m/s) Vo = kecepatan mula-mula (m/s)

a = percepatan (+) dan perlambatan (-) (m/s2)

t = lama benda bergerak (s) Grafik untuk GLBB berupa : V V V0 α tg α = a = dt dV t t Vo = 0 Vo ≠ 0 a > 0 a > 0 V a Vo t t Vo ≠ 0 a = konstan a < 0 S a > 0 a < 0 t

Yang perlu diperhatikan pada GLBB :

(1). Resultan gaya yang bekerja pada benda adalah tetap (Σ F = C), maka akibatnya adalah

a. Percepatannya tetap (a = C)

b. Usaha yang dilakukan pada benda tetap (w = C)

(2). Kecepatan benda sebagai fungsi waktu v = f (t), maka akibatnya adalah :

a. Energi kinetis benda berbanding

lurus terhadap t2

b. Momentum benda berbanding lurus terhadap waktu

=====O0O=====

Gerak Vertikal

Gerak vertikal dibagi menjadi 2 :

1. GJB 2. GVA

1. GJB

(Gerak Jatuh Bebas)  Teori Singkat :

Gerak jatuh bebas (GJB) adalah merupakan GLBB dalam keadaan khusus, yaitu : a = g (gravitasi bumi)

Vo = 0

g (tanda g + searah dengan gerak benda) h

rumus – rumus GJB mirip GLBB dengan percepatan a = g dan S = h :

Vt = Vo + g t Vt2 = Vo2 + 2 g h h = Vo t + ½ g t2

Karena pada GJB Vo = 0, maka :

 Catatan :

Tinjau kasus saat benda jatuh bebas, maka benda akan memiliki 3 keadaan sebagai berikut : (1)Epmaks = mgh Ekmin = 0 h (2) Ep ≠ 0 Ek ≠ 0 (3) Epmin = 0 Ekmaks = 1/2 mV2

1. Energi mekanik (Em) benda disepanjang jalur lintasan saat jatuh adalah konstan, karena pengurangan energi potensial

(Ep) selalu diimbangi dengan

penambahan energi kinetik (Ek),

sehingga energi mekaniknya (Em) selalu tetap

2. Benda yang jatuh bebas dari ketinggian h ketika mencapai tanah seluruh energi potensialnya berubah menjadi energi kinetik Vt = Vo ± a t Vt2 = Vo2 ± 2a S S = Vo t ± ½ a t2 t g = Vt h g 2 = Vt h = ½ g t2

(12)

Vo

3. Waktu yang dibutuhkan oleh dua buah benda yang mengalami GJB pada ketinggian yang sama, jika gesekan udara diabaikan adalah sama.

2. GVA

(Gerak Vertikal ke Atas)

Vt = 0

g (tanda g – berla wanan arah dengan gerak benda)

rumus – rumus Gerak Vertikal ke Atas (GVA) mirip perumusan GJB dengan percepatan a = - g dan S = h

:

Vt = Vo - g t Vt2 = Vo2 - 2 g h h = Vo t - ½ g t2

Karena pada GVA Vt = 0, maka :

 Catatan :

1. Waktu yang dibutuhkan untuk naik sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk turun

2. Pada ketinggian yang sama, besar kecepatan naik sama dengan kecepatan turun.

=====O0O=====

 Contoh Soal dan Pembahasan :

1. Gerak lurus dipercepat beraturan

mempunyai persamaan perpindahan yang kuadratis terhadap waktu

Sebab

Pada gerak lurus dipercepat beraturan selalu terjadi percepatan atau perlambatan

Jawaban : B

Rumus GLBB Grafiknya : s (m)

t (dt)

pernyataan dan alasan benar ===> tidak berhubungan

2. Grafik di bawah ini menunjukkan hubungan antara jarak yang di tempuh S dengan waktu t, untuk sebuah benda yang bergerak dalam suatu garis lurus

S

t Dari grafik terlihat bahwa : 1. kecepatan benda tetap 2. percepatan benda nol

3. selang waktu yang sama benda

menempuh jarak yang sama

4. pada saat t = 0, kecepatan benda nol Pernyataan yang benar ...

A. 1,2 dan 3 D. 4 saja

B. 1 dan 3 E. Semuanya

C. 2 dan 4

Jawaban : A (1, 2, 3, benar)

Ingat ! Pada saat t = 0, kecepatan benda tetap ( V = c) sehingga V ≠ 0

3. Grafik di bawah ini menghubungkan kecepatan (V) dan waktu (t) dari dua mobil A & B pada lintasan dan arah yang sama.

Jika tg α = 0,5 m/s2, maka : V B A 40 α ) 30 20 t

1. Setelah 20 detik kecepatan ke dua mobil sama

2. Percepatan mobil B = 2 m/s2

3. Setelah 40 detik mobil B menyusul mobil A

4. Jarak yang di tempuh pada waktu tersusul 800 meter

Pernyataan yang benar ...

A. 1,2 dan 3 D. 4 saja

B. 1 dan 3 E. Semuanya

C. 2 dan 4

Jawaban : A (1, 2, 3, benar)

1. Pada saat t = 20 detik, tampak dari grafik kecepatan ke dua mobil sama

2. Kemiringan garis B, menyatakan

percepatan mobil B (aB) = 2m/s2

3. Pada saat mobil B tepat menyusul mobil

A berlaku SA = SB, sehingga di dapat :

VoA t + ½ aA t2 = VoB t + ½ aB t2 30 t + ½ (0,5) t2 = 0 + ½ (2) t2 S = Vo t + ½ a t2 t g = Vo h g 2 = Vo h = Vo t - ½ g t2

(13)

X (dt)

0,75 t = 30 ===> t = 40

4. Jarak yang ditempuh pada waktu tersusul :

SA = SB = ½ (2) (40)2 = 1600 m

4. Y

Perhatikan grafik di se belah kiri. Besaran yang sesuai untuk sumbu Y

adalah :

1. Laju gerak benda oleh gaya konstan 2. Jarak tempuh benda dengan laju konstan 3. Kecepatan benda jatuh bebas

4. Percepatan benda jatuh bebas Pernyataan yang benar ...

A. 1,2 dan 3 D. 4 saja

B. 1 dan 3 E. Semuanya

C. 2 dan 4

Jawaban : A (1, 2, 3, benar) analisa :

(1) Jika Y = V, maka jawaban benar, (lihat teori singkat soal 13)

(2) Jika Y = S, maka jawaban benar, (lihat teori singkat soal 11)

(3) Pada benda jatuh bebas berlaku

persamaan Vt = g t, dengan Vo = 0 (4) Percepatan benda jatuh bebas adalah (a)

= g = konstan (jawaban salah)

5. Grafik di bawah menunjukkan kecepatan terhadap waktu untuk mobil yang bergerak menurut garis lurus selama 7 detik. Dari grafik dapat ditentukan jarak yang ditempuh dalam waktu 7 detik, yaitu …m

50 V (m/s) 30 18 t (s) 2 5 7 A. 72 m D. 152 m B. 80 m E. 188 m C. 108 m Jawaban : E 50 V (m/s) 30 I II 18 III t (s) 2 5 7 •) Luasan I : L I = ½ (2) (30 + 50) m = 80 m •) Luasan II : L II = ½ (3) (18 + 30) m = 72 m •) Luasan III : L III = (2) (18) m = 36 m

Jadi jarak yang ditempuh selama 7 detik :

St = L I + L II + L III = 188 m

6. Jika suatu benda jatuh bebas, maka : 1. Energi mekaniknya tetap 2. Energi potensialnya tetap

3. Gerakannya dipercepat beraturan 4. Energi kinetiknya tetap

Pernyataan yang benar ...

A. 1,2 dan 3 D. 4 saja

B. 1 dan 3 E. Semuanya

C. 2 dan 4

Jawaban : (1,3 benar) → B

Pada GJB berlaku Em = Ek + Ep = tetap, artinya penurunan Ep selalu diimbangi oleh penambahan Ek sehingga energi potensial nya selalu tetap. Adapun gerakannya ada lah gerakan dipercepat beraturan oleh percepatan gravitasi g.

7. Dua buah benda A dan B yang bermassa

masing-masing m, jatuh bebas dari

ketinggian h meter dan 2h meter. Jika A menyentuh tanah dengan kecepatan V m/s, maka benda B akan menyentuh tanah dengan energi kinetis sebesar :

A. ½ mv2 C. 1/4 mv2

B. mv2 D. 3/2 mv2

C. ¾ mv2

Jawaban : B

(Lihat teori singkat GJB catatan no. 2) Saat tiba di tanah seluruh Ep berubah menjadi Ek, sehingga :

EpA = EkA ==> m g h = ½ m v2

Jadi untuk benda B :

EkB = 2 m g h = 2 (½ m v2) = m v2

8. Bila sehelai bulu ayam dan sebutir batu kerikil dijatuhkan pada saat yang sama di dalam suatu ruang hampa dari ketinggian yang sama dan tanpa kecepatan awal, maka batu akan sampai di bawah lebih dulu

sebab

massa jenis batu lebih besar dari pada massa jenis bulu ayam

Jawaban : D

(Lihat teori singkat GJB catatan no. 3)

Pernyatan salah, sebab waktu yang

dibutuhkan tidak tergantung pada massa jenis benda, namun hanya bergantung pada ketinggian h dan percepatan gravitasi g, perhatikan : 2h/g t t g /2 1 h = 2 → =

(14)

Adapun alasan benar

9. Sebuah benda jatuh bebas dari tempat yang tingginya 80 meter. Jika energi potensialnya mula-mula besarnya 4000 Joule dan g = 10 m/s2, maka :

1. Massa benda itu 5 kg

2. Benda sampai di tanah setelah 4 detik 3. Tepat sebelum sampai di tanah kecepa

tan benda itu 40 m/s

4. Tepat sebelum sampai di tanah energi kinetiknya 4000 Joule

Pernyataan yang benar ...

A. 1,2 dan 3 D. 4 saja B. 1 dan 3 E. Semuanya C. 2 dan 4 Jawaban : (1,2,3,4 benar) ==> E 1. Ep = m g h ==> 4000 = m (10) (80) m = 5 kg 2. => t = 2(80) / 10= 4 dt 3. V = g t ==> V = 10 (4) m/dt = 40 m/dt 4. Ek = ½ mV2 ==> Ek = ½ (5) (40)2 J = 4000 Joule

10.Bila sebuah bola dilemparkan secara vertikal ke atas, maka pada titik tertinggi bola itu berhenti sesaat

sebab

Pada saat berhenti bola tidak mengalami percepatan

Jawaban : C

Pernyataan benar, pada titik tertinggi gerak vertikal keatas Vt = 0. Alasan salah, sebab bola masih merasakan percepatan gravitasi g

=====O0O=====

 Soal-soal :

1. Benda A dikatakan bergerak terhadap benda B jika benda A …

A. memiliki kecepatan B. memiliki kelajuan C. memiliki percepatan

D. panjang lintasannya setiap saat berubah E. jaraknya terhadap B berubah

2. Grafik di bawah ini menyatakan hubungan antara kelajuan dan waktu suatu benda yang bergerak. Jarak yang ditempuh selama benda dipercepat adalah …

V (m/s) 10 4 t (s) 1 3 4 A. 1,0 m D. 10,0 m B. 4,0 m E. 20,0 m C. 5,0 m 3. X (m) c b a d e t (s)

Gerak suatu benda digambarkan dengan grafik kedudukan x terhadap waktu t. Bagian grafik yang menunjukkan kecepa tan benda nol adalah :

A. a C. c E. e B. b D. d 4. X (m) X2 2 X1 1 X0 t1 t2 t3 t (s)

A. Benda mulai bergerak dengan kecepatan awal nol

B. Kecepatan maksimal di dapat pada saat t = t2

C. Pada saat t = t2 kecepatan benda nol

D. Arah kecepatan benda pada saat t = t1

sama dengan arah garis singgung pada lengkung di titik 1

E. Pada saat t = t3 kecepatan benda nol

5. V (m/s) b c e a d t (s)

Grafik di atas ini menunjukkan hubungan kecepatan (V) dan waktu t dari suatu gerak lurus. Bagian grafik yang menunjukkan gerak lurus beraturan adalah :

g h / 2 = t

(15)

A. a D. d

B. b E. e

C. c

6. Pada GLBB, grafik yang menyatakan hubungan antara energi kinetik suatu benda dengan waktunya adalah :

A. Ek D. Ek t t B. Ek E. Ek t t C. Ek t 7. Perhatikan ngambar berikut :

V (m/s)

12

4 12 t (s)

Jarak yang ditempuh dalam selang waktu t = 4 s dan t = 12 s adalah ...

A. 144 m D. 60 m

B. 116 m E. 48 m

C. 96 m

8. Mobil A dan B memiliki grafik x – t seperti pada gambar di bawah ini

X (km) B

A 100

2 4 6 t (jam)

Perbandingan kecepatan mobil A dan mobil B adalah ...

A. 1 : 1 D. 2 : 5

B. 1 : 3 E. 5 : 2

C. 3 : 1

9. Panjang lintasan yang ditempuh mobil A

dengan percepatan 2 m/s2 selama 10 sekon,

adalah sama dengan yang ditempuh oleh

mobil B dengan percepatan 5 m/s2 dalam

waktu ...(anggap A dan B mula-mula diam)

A. 2 s D. 3 √2 s

B. 2 √10 s E. 4 √10 s

C. 3 s

10. Gerak benda P dan Q memiliki grafik x – t seperti pada gambar

X (km) P

Q 300

9 12 t (jam)

Ketika P telah menempuh jarak 200 m, saat

itu Q menempuh jarak ...

A. 150 m D. 230 m

B. 180 m E. 260 m

C. 200 m

11. Sebuah bola 50 gram dilemparkan vertikal ke atas. Setelah 2 detik kembali ke asal. Jika

g = 10 m/s2, maka kecepatan awal bola :

A. 0,25 m/s D. 20 m/s

B. 10 m/s E. 5 m/s

C. 1 m/s

12. Grafik kecepatan terhadap waktu untuk suatu bola yang dilempar vertikal ke atas

dan kembali pada pelempar setelah

mencapai ketinggian tertentu adalah :

A. V B. V t t C. V D. V t t E. V t

13. Sebuah benda massanya 2 kg terletak diatas tanah. Benda tersebut ditarik ke atas dengan gaya 30 N selama 2 detik, lalu dilepaskan. Jika g = 10 m/s2, maka tinggi maksimum yang dicapai benda adalah :

A. 10 m D. 18 m

B. 12 m E. 20 m

C. 15 m

14. Sebuah benda massanya 2 kg terletak diatas tanah. Benda tersebut ditarik ke atas dengan gaya 25 N selama 2 detik, lalu

dilepaskan.Jika g = 10 m/s2, maka energi

kinetik benda saat mengenai tanah adalah :

(16)

B. 125 J D. 50 J C. 100 J

15. Sebuah benda dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal 10 m/s dari ketinggian 40 m seperti pada gambar.

Bila g = 10 m/s2, maka

kecepatan benda saat

menyentuh tanah adalah :

A. 40 m/s C. 30 m/s

B. 45 m/s D. 35 m/s

C. 30 m/s

16. Benda yang jatuh bebas memilki 1. kecepatan awal nol

2. percepatan tetap

3. geraknya dipercepat beraturan

4. kecepatan tergantung pada massa benda Yang benar adalah pernyataan …

A. 4 saja D. 1, 2 dan 3

B. 2 dan 4 E. 1, 2, 3, dan 4

C. 1 dan 3

17. Dua buah benda masing-masing massanya

m1 dan m2, jatuh bebas dari ketinggian yang

sama pada tempat yang sama. Jika m1 = 2

m2, maka percepatan benda pertama adalah

A. 2 kali percepatan benda kedua B. 1/2 kali percepatan benda kedua C. sama dengan percepatan benda kedua D. 1/4 kali percepatan benda kedua E. 4 kali percepatan benda kedua

18. Bola A dilemparkan vertikal ke atas dengan kelajuan 20 m/s. Dua sekon kemudian dari tempat yang sama bola B dijatuhkan bebas.

Dua sekon setelah B dijatuhkan,

perbandingan kelajuan bola A terhadap bola B adalah …

A. 1 : 1 D. 2 : 3

B. 1 : 2 E. 3 : 2

C. 2 : 1

19. Jika benda jatuh bebas, maka 1. energi mekaniknya tetap 2. energi potensialnya tetap

3. gerakannya dipercepat beraturan 4. energi kinetiknya tetap

Yang benar adalah pernyataan …

A. 1, 2, 3 D. 4 saja

B. 1 dan 3 E. 1, 2, 3, dan 4

C. 2 dan 4

20. Bola basket menumbuk lantai secara tegak lurus dengan kelajuan 7 m/s setelah

dilempar ke bawah dengan kelajuan 5 m/s dari ketinggian h. Nilai h adalah ...

A. 0,8 m D. 2,4 m B. 1,2 m E. 3,0 m C. 1,8 m

=====O0O=====

GERAK PELURU  Teori Singkat : Y Vy = 0 Vy = Vo sin α Vo hmaks α Vx = Vo cos α X Xmaks

 Gerak parabola terdiri dari dua komponen gerak yaitu :

A. Gerak horisontal berupa GLB B. Gerak vertikal berupa GLBB

A.Gerak horisontal (searah sumbu-x) berupa GLB

B.Gerak vertikal (searah sumbu-y) berupa GLBB

• Tanda positif jika gerakan benda menuju ke bawah

• Tanda negatif jika gerakan benda menuju ke atas

 Catatan :

1. Kecepatan dititik tertinggi : • Vy = 0 • Vx = Vo cos α (tetap) Secara umum : V V V= x2+ y2 Vo 40 m X = Vx t → X = Vo cos α t dengan Vx = Vo cos α Vty = Vo sin α ± g t Vty2 = Vo2 sin2 α ± 2 g h h = Vo sin α t ± ½ g t2

(17)

Vy = 0 Y V = Vx = Vo cos α Vy V Vx Vx Vy V X - g + g 2. Dari perumusan :

Vty2 = Vo2 sin2 α – 2 g h, di titik tertinggi kita dapatkan Vty = 0, maka diperoleh : h = hmaks

hmaks = tinggi maksimum

3. Dari perumusan :

Vty = Vo sin α – g t, di titik tertinggi Vy = 0, maka didapat :

padahal txmaks = 2 thmaks, sehingga :

Jika nilai txmaks ini dimasukkan ke dalam nilai t pada X = Vo cos α t, maka akan diperoleh :

Xmaks = Jauh maksimum

4. Energi kinetik pada titik tertinggi :

Ek = ½ m Vx2 = ½ m ( Vo cos α )2

5. Energi potensial pada titik tertinggi :

Ep = mghmaks = m g

g 2

sin Vo2 2

α

6. Perbandingan antara Xmaks dan hmaks adalah :

α

α

α

ctg 4 g 2 sin Vo g 2 sin Vo h X 2 2 2 maks maks = =

7. Dua benda yang menjalani lintasan parabola akan jatuh tepat berimpit pada jarak terjauh yang sama jika jumlah sudut elevasi

keduanya 900. Pada gambar di bawah α + β

= 900 Y α berimpit β X

=====O0O=====

GERAK MELINGKAR  Teori Singkat :

Gerak melingkar dibagi menjadi 2 : 1. GMB

2. GMBB

Sebelum membahas lebih jauh perumusan gerak melingkar, perlu diingat terdapat konversi awal hubungan antara gerak lurus (linear) dengan gerak melingkar (rotasi)

 Keterangan :

ω = Kecepatan sudut / anguler (rad/det)

α = Percepatan sudut (rad/s2

) θ = Jarak lintasan sudut (rad)

1. GMB

(Gerak Melingkar Beraturan)

Perumusan GMB mirip GLB, sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :

1. Dari GLB → S = V t, maka : θ R = ω R t, diperoleh : Ep = Eko sin2 α Ek = Eko cos2 α thmaks = g α sin Vo = g h 2 maks txmaks = g α sin Vo 2 = 2 g h 2 maks Xmaks = g α 2 sin Vo2 α ctg 4 h X maks maks = V = ω R a = α R S = θ R θ = ω t g V h o maks 2 sin2 2

α

=

(18)

2. Dari GLB → V = tetap, maka :

ω R = tetap, diperoleh :

3. Dari GLB → a = 0, maka

α R = 0 diperoleh :

 Catatan :

1. Gerak Melingkar Beraturan (GMB) adalah gerak yang lintasannya berupa lingkaran dengan kelajuan konstan

(

v

= konstan) VB VA ≠ VB R VA = VB θ  ω S R VA

Kecepatan pada GMB tidak sama di setiap lintasannya, sebab kecepatan

adalah besaran vektor yang

mensyaratkan adanya besar (magni-tude) dan arah. Namun lajunya tetap

2. Penyebab gerak melingkar adalah

percepatan sentripetal (asp) atau

percepatan radial (ar) yang arahnya menuju ke pusat lingkaran

3. Gaya Sentripetal :

4. 1 putaran = 3600 = 2 π radian

 Keterangan :

V = Kecepatan linear (m/s) S = Jarak (m)

asp = Percepatan sentripetal / radial (m/s2)

aT = Percepatan tangensial(m/s2)

a = Percepatan linear / total(m/s2) Fsp = Gaya sentripetal (N)

2. GMBB

(Gerak Melingkar Berubah Beraturan)

Perumusan GMBB mirip dengan GLBB, dan dengan konversi sebagaimana yang terdahulu diperoleh persamaan sebagai berikut :

1. Vt = Vo ± a t, dikonversi menjadi :

2. Vt2 = Vo2 ± 2 a S, dikonversi menjadi :

3. S = Vo t ± ½ a t2, dikonversi menjadi :

 Catatan :

1. Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB) adalah gerak yang lintasannya berupa lingkaran dengan percepatan sudut konstan (α = konstan)

2. Percepatan linear total (at) adalah

merupakan resultan percepatan

tangensial (aT) dan percepatan

sentripetal (asp) R θ  ω a asp aT Secara vektor : Secara skalar : at = aT2 +asp2 , karena asp = R 2 ω dan aT = α R, maka at =

α

2R2 +

ω

4R2

=====O0O=====

ω = tetap α = 0 asp = ar = R R V 2 2 ω = Fsp = m R R V m 2 2 ω = ωt = ωo ± α t ωt2 = ωo2 ± 2 α θ θ = ωo t ± ½ α t2 at = R

α

2 +

ω

4 asp a a a T r r r + =

(19)

Aplikasi Gerak Melingkar

1. (Benda diputar vertikal)

1 T mg T θ 3 T θ mg cos θ 2 mg mg  Ketentuan :

1. Gaya berat selalu berarah ke bawah 2. Gaya tegangan tali selalu menuju pusat

lingkaran

3. Dalam perumusan, arah gerak ke pusat lingkaran di beri tanda positif, sedang gaya yang menjauhi pusat negatif.

Dari persamaan : ∑Fsp = mω2R

1. Kondisi di titik tertinggi :

2. Kondisi di titik terendah :

3. Kondisi di titik yang membentuk sudut θ terhadap vertikal

2. (Benda bergerak di luar bola)

N 1 2 N mg

θ

θ mg cos θ mg  Catatan :

Persamaan untuk kondisi ini sesuai dengan persamaan untuk benda diputar vertikal dengan mengganti T dengan N (gaya normal)

Dari persamaan : ∑Fsp = mω2R

• Kondisi pada nomor 1.

mg – N = m ω2

R • Kondisi pada nomor 2.

mg cos θ – N = m ω2

R

3. (Benda bergerak di dalam bola) 1 N mg N 2 N mg cos θ 3 mg Dari persamaan : ∑Fsp = mω2R

• Kondisi pada nomor 1.

mg + N = m ω2

R • Kondisi pada nomor 2.

N - mg cos θ = m ω2

R • Kondisi pada nomor 3.

N – mg = m ω2

R

4. (Hubungan roda-roda)

1. Roda A dan roda B sesumbu :

ωA

ωB

2. Roda A dan roda B bersinggungan :

ωB

ωA

RA RB

3. Roda A dan roda B dihubungkan tali

ωB ωA RA RB T + W = m ω2 R T - W cos θ = m ω2 R T - W = m ω2 R ωA = ωB B B A A R V = R V VA = VB ωA RA = ωB RB

(20)

gR V =

4. (Kecepatan di sepanjang Lingkaran)

B

R

A  Keterangan :

•) VA = Kecepatan minimum agar benda

dapat bergerak satu kali

lingkaran penuh

•)VB = Kecepatan di titik tertinggi

sedemikian sehingga gaya

normal / gaya tegang tali nol

•) Bukti VB = gR

Σ Fsp = m V2

/R

W – N = m V2/R → mg = m V2/R

•) Bukti VA = 5gR , dapat diperoleh

sebagai berikut :

Dari hukum kekekalan energi : EpA + EkA = EpB + EkB 2 B 2 A =mgh +1/2mV V m 1/2 + 0

Dengan mengingat hB = 2 R, maka : R g 5 R g (2R) g 2 VA2 = + =

5. (Benda di putar horizontal / ayunan konis) θ θ T T cos θ l T sin θ R Fsf R = l sin θ W = mg

•) Gaya pada arah sumbu –x :

R V m = θ sin T 2 ...(1)

•) Gaya pada arah sumbu –y : g m = θ cos T ...(2)

•) Persamaan (1) jika dibagi persamaan (2) :

R g V tg 2 =

θ

6. (GMB pada bidang datar kasar)

Fsp m Fges

•) Fges = gaya gesekan, berfungsi sebagai gaya sentrifugal (menjauhi pusat)

R V m F 2 sp = , dan Fges = µ N = µ mg

Dari skema diperoleh Fsp = Fges, maka

diperoleh hubungan : R V m 2 = µ mg →

=====O0O=====

 Contoh Soal dan Pembahasan : 1. Terhadap koordinat x horisontal dan y

vertikal, sebuah benda yang bergerak

mengikuti gerak peluru mempunyai

komponen-komponen kecepatan yang : A. Besarnya tetap pada arah x dan

berubah-ubah pada arah y

B. Besarnya tetap pada arah y dan berubah-ubah pada arah x

C. Besarnya tetap baik pada arah x maupun pada arah y

D. Besarnya berubah-ubah baik pada arah x maupun pada arah y

E. Besar dan arahnya terus-menerus

berubah-ubah terhadap waktu

Jawaban : A

Vx = Vo cos α (tetap)

Vy = Vo sin α – g t (berubah-ubah tergantung waktu)

2. Bila besar sudut antara horisontal dan arah

tembak suatu peluru 450, maka

perbandingan antara jarak tembak dalam VA = VB ωA RA = ωB RB R g = VB R g 5 = VA R g υ = V

θ

tg

R

g

V

=

R g 5 VA =

(21)

arah datar dan tinggi maksimum peluru adalah : A. 8 D. 0,25 B. 4 E. 0,125 C. 1 Jawaban : B

(Lihat catatan no.6)

4 = 45 ctg 4 = hmaks Xmaks 0

3. Peluru A dan B ditembakkan dari senapan yang sama dengan sudut elevasi yang

berbeda. Peluru A dengan sudut 300 dan

peluru B dengan sudut 600. Perbandingan

antara tinggi maksimum yang dicapai peluru A dan B adalah :

A. 1 : 2 D. 1 : √3 B. 1 : 3 E. √3 : 1 C. 2 : 1 Jawaban : B 3 1 60 sin 30 sin hmaks.B hmaks.A 2 2 = =

4. Sebuah peluru bergerak mengikuti lintasan parabolik seperti tergambar. Sumbu tegak h

menyatakan tinggi sedangkan sumbu

mendatar s jarak yang ditempuh peluru dalam arah horisontal. Pada kedudukan A dan B masing-masing :

(1) Energi potensial peluru sama besar (2) Laju peluru sama besar

(3) Energi total peluru sama besar (4) Besar momentum peluru sama Pernyataan yang benar ...

A. 1,2 dan 3 D. 4 saja B. 1 dan 3 E. Semuanya C. 2 dan 4 h A B α // h // h S

Jawaban : (semua benar) → E

Dua titik dengan lintasan parabolik pada posisi yang berbeda, namun memiliki ketinggian sama, akan mempunyai nilai yang sama untuk :

- Energi potensial - Laju

- Energi total - momentum

7. Sebuah peluru ditembakkan dengan arah horisontal dengan kecepatan V pada ketinggian h dari permukaan tanah. Jika

gesekan udara diabaikan, jarak horisontal yang ditempuh peluru tergantung pada :

Vo h x 1. Kecepatan awal V 2. Ketinggian h 3. Percepatan gravitasi 4. Massa peluru

Pernyataan yang benar ...

A. 1,2 dan 3 D. 4 saja

B. 1 dan 3 E. Semuanya

C. 2 dan 4

Jawaban : (1, 2, dan 3 benar) → A (Lihat catatan no. 3)

Jarak horisontal yang dapat ditempuh peluru pada posisi hmaks adalah :

X = V t → X = V g h 2

maks

6. Setiap benda yang bergerak secara

beraturan dalam suatu lintasan bentuk lingkaran ...

A. vektor kecepatannya tetap B. vektor percepatannya tetap C. gaya radialnya tetap D. momentum linearnya tetap E. semua jawaban diatas salah

Jawaban : E

Pilihan A,B,C dan D merupakan besaran vektor, sedang besaran vektor mensyaratkan adanya besar (magnitude) dan arah. Pada pilihan A,B,C,D besar/magnitude nya tetap, namun arah pada gerak melingkar berubah-ubah sehingga pilihan tersebut semua salah.

7. Suatu benda bergerak melingkar beraturan, maka :

1. Benda mendapat gaya yang besarnya sebanding dengan lajunya

2. Kecepatan benda tetap

3. Benda mempunyai percepatan radial

yang besarnya sebanding dengan

lajunya

4. Benda mempunyai percepatan radial menuju pusat lingkaran

Pernyataan yang benar ...

A. 1,2 dan 3 D. 4 saja

B. 1 dan 3 E. Semuanya

(22)

Jawaban : (4 saja benar) → D Analisa :

1. (salah, lihat perumusan GMB) Gaya sebanding kuadrat lajunya

Σ Fsp = m V2

/R

2. (salah, lihat catatan 3) kecepatan tidak tetap, karena besaran vektor yang arahnya berubah-ubah

3. (salah, lihat perumusan GMB) besar percepatan radial sebanding dengan

kuadrat lajunya asp = V2/R

4. (benar. lihat catatan 1) percepatan sentripetal arahnya selalu menuju ke pusat lingkaran

8. Sebuah benda bermassa 5 kg bergerak secara beraturan dalam lintasan yang melingkar dengan kelajuan 2 m/s. Bila jari-jari lingkaran itu 0,5 m, maka :

1. Waktu putarnya adalah 0,5 π detik

2. Percepatan sentripetalnya 8 m/s2

3. Gaya sentripetalnya 40 Newton 4. Vektor kecepatannya tidak tetap Pernyataan yang benar ...

A. 1,2 dan 3 D. 4 saja

B. 1 dan 3 E. Semuanya

C. 2 dan 4

Jawaban : (1,2,3,4 benar) → E

(Lihat teori singkat soal no.51, perumusan GMB)

Analisa :

1. (benar) Rumus kecepatan :

V = 2 π R / T → = 0,5πs 2 (0,5) π 2 = T

2. (benar) rumus percepatan :

asp = V2/R → asp = (2)2/0,5 = 8 m/s2

3. (benar) Rumus gaya sentripetal :

Σ Fsp = m asp → Σ Fsp = (5) (8) = 40 N

4. (benar) vektor kecepatannya tak tetap, karena arahnya berubah-ubah

9. Dari keadaan diam, benda tegar melakukan garak rotasi dengan percepatan sudut 15 rad/s2. Titik A berada pada benda tersebut, berjarak 10 cm dari sumbu putar. Tepat setelah benda berotasi selama 0,4 sekon, A

mengalami percepatan total (dalam m/s2)

sebesar :

A. 1,5 D. 3,9

B. 2,1 E. 5,1

C. 3,6

Jawaban : D

•) α = 15 rad/s2, t = 0,4 dt, ωo = 0 (diam)

•) ωt = ωo + α t → ωt = α t → ωt = 6 rad/s

•) asp = ω2 R → asp = 3,6 m/s2

•) aT =α R → aT = 1,5 m/s2

•) atotal = (aT)2 +(asp)2

•)atotal = (1,5)2 +(3,6)2m/s2 =3,9m/s2

10. Sebuah batu dengan massa 2 kg diikat dengan tali dan diputa, sehingga lintasannya berbentuk lingkaran vertikal dengan jari-jari 0,5 m. Jika kecepatan sudut batu 6 rad/s dan g = 10 m/s2, maka tegangan tali pada saat batu di titik tertinggi adalah :

A. 36 N D. 124 N

B. 144 N E. 56 N

C. 16 N

Jawaban : C

Pada kondisi di titik tertinggi :

T = m ω2 R – mg

T = (2) (6)2 (0,5) –(2) (10) N = 16 N

=====O0O=====

 Soal-soal :

1. Sebuah benda dijatuhkan dari pesawat terbang yang sedang melaju horisontal 720 km/jam pada ketinggian 490 m. Benda itu akan jatuh pada jarak horisontal sejauh ...meter (diketahui g = 9,8 m/s2)

A. 1000 D. 2900

B. 2000 E. 4000

C. 2450

2. Pada tendangan bebas suatu permaian sepakbola, lintasan mencapai titik tertinggi 45 m di atas tanah. Berapa lama harus ditunggu sejak bola ditendang sampai bola kembali di tanah. Abaikan gesekan udara

dan ambil g = 10 m/s2

A. 3 detik D. 9 detik

B. 4,5 detik E. 10 detik

C. 6 detik

3. Sebuah peluru ditembakkan dengan

kecepatan awal tertentu, maka jarak tembak yang sama akan dihasilkan oleh pasangan sudut : A. 300 dan 450 D. 530 dan 370 B. 450 dan 600 E. 600 dan 350 C. 750 dan 250 4. E (Joule) 400 Ek 300 Ep t detik Grafik hubungan antara energi terhadap

(23)

gambar. Dari grafik tersebut dapat

disimpulkan bahwa sudut elevasi

penembakan adalah :

A. 300 D. 900

B. 450 E. 600

C. 750

5. Agar suatu lemparan sebuah bola dapat mencapai jarak terjauh, maka besar sudut

lemparan terhadap bidang horisontal

sebesar ...

A. 300 D. 900

B. 450 E. 600

C. 750

6. Tentukan besar tan α bila benda tiba di B

setelah 2 detik Vo = 50 m/s A α B A. 0,2 D. 0,5 B. 0,3 E. 0,6 C. 0,4

7. Pada tendangan bebas suatu permainan sepakbola, bola ditendang melayang di udara selama 4 detik. Jika gesekan udara

diabaikan dan g = 10 m/s2, maka bola

mencapai tinggi sebesar ...

A. 12 m D. 30 m

B. 16 m E. 48 m

C. 20 m

8. Sebuah bola ditendang dengan kecepatan awal 20 m/s dengan sudut elevasi 300. Jika

g = 10 m/s2 jarak mendatar terjauh yang

dicapai bola adalah ...

A. 20 √3 m D. 10 m

B. 20 m E. 5 m

C. 10 √3 m

9. Sebuah peluru ditembakkan sedemikian rupa sehingga jarak tembakannya sama dengan tiga kali tinggi maksimum. Jika sudut elevasi α, maka besar tan α adalah ...

A. 4/3 D. 2

B. 3/4 E. 1/4

C. 1/2

10. Sebuah peluru bermassa 10 gram dan

kecepatan 100 m/s mengenai dan

menembus sebuah balok dengan massa 10 kg yang diam di atas bidang datar tanpa gesekan. Ternyata kecepatan balok setelah

tumbukan 0,05 m/s dan jatuh sejauh Xb = 0,2 m dari titik 0. Berapa jauh peluru tiba di tanah ?.

0 Xb Xp

A.100 m D. 250 m

B. 200 m E. 275 m

C. 225 m

11. Sebuah benda dengan massa 5 kg diikat dengan tali berputar dalam satu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah satu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m. Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s, dan g = 10

m/s2, maka tegangan tali pada saat benda itu

ada pada titik terendah adalah :

A. 30 N D. 70 N

B. 40 N E. 80 N

C. 50 N

12. Akibat rotasi bumi, keadaan Hasan yang bermassa a dan ada di Bandung, dan David yang bermassa a dan ada di London, akan sama dalam hal :

A. laju linearnya B. kecepatan linearnya C. gaya gravitasi buminya D. kecepatan angulernya E. percepatan sentripetalnya

13. Seorang anak duduk di atas kursi pada roda

yang berputar vertikal. Jika g = 10 m/s2 dan

jari-jari roda 2,5 m, maka laju maksimum roda agar anak tidak terlepas dari tempat duduknya ...m/s R A. 8 D. 4 B. 6 E. 2 C. 5

14. Sebuah benda dengan massa 10 kg diikat dengan tali dan diputar sehingga lintasan berbentuk lingkaran vertikal dengan jari-jari 1 meter. Gaya tegang maksimum yang dapat ditahan tali 350 N. Jika g = 10 m/s2, kecepatan benda maksimum ...m/s

A. 4,5 D. 6

B. 5 E. 6,5

(24)

15. Pada gerak melingkar beraturan, bila ω = kecepatan sudut, f = frekuensi dan T =

periode, maka hubungan antara ω, f dan T

adalah … A. f 2 dan T 1 f = ω= π B. dan ω=2πT T 1 = f C. dan ω= 2πf T 1 = f D. dan ω=2πT f 1 = T E. f π 2 = ω dan f 1 = T

16. Sebuah benda yang melakukan gerak melingkar beraturan mempunyai …

A. Kecepatan yang konstan B. Percepatan yang konstan C. Sudut simpangan yang konstan D. Kelajuan yang konstan

E. Gaya sentripetal yang konstan

17. Sebuah benda bermassa m diikatkan di ujung seutas tali, lalu diayunkan di bidang vertikal. Agar benda dapat melakukan gerak melingkar penuh, maka di titik terendah gaya sentripetal maksimum haruslah :

A. 5 mg D. 2 mg

B. 4 mg E. 1 mg

C. 3 mg

18. Sebuah sepeda motor membelok pada tikungan berbentuk busur lingkaran dengan jari-jari 5 meter. Jika koefisien antara roda

dan jalan 0,5 dan g = 10 m/s2 , maka

kecepatan motor terbesar yang diizinkan adalah :

A. 5 m/s D. 2,0 m/s

B. 3,0 m/s E. 1,5 m/s

C. 2,5 m/s

19. Sebuah batu massanya 1 kg diputar mendatar di atas kepala dengan seutas tali yang panjangnya 1 meter. Gaya tegang tali maksimum 500 N. Jika tinggi batu dari tanah 2 meter dan tiba-tiba tali putus (seperti pada gambar), maka jarak mendatar terjauh yang dapat ditempuh batu adalah :

h = 2m

X = ? X = ?

A. 20 m D. 21 m

B. 14 m E. 8,5 m

C. 15 m

20. Sebuah benda 100 gram diikat dengan tali sepanjang 50 cm digantung dan diputar pada suatu ayunan konis. Tentukan kelajuan ayunan tersebut jika sin θ = 0,6

A. 1,3 m/s D. 1,6 m/s B. 1,4 m/s E. 1,8 m/s C. 1,5 m/s

=====O0O=====

C. DINAMIKA PARTIKEL HUKUM-HUKUM NEWTON

Hukum I Newton : "Bila gaya yang bekerja

pada suatu benda sama dengan nol (gaya-gaya seimbang), maka benda yang semula diam akan tetap diam atau yang semula bergerak akan terus bergerak lurus beraturan selama tidak ada gaya lain yang mengubahnya"

Hukum II Newton : " Percepatan yang

ditimbulkan oleh resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sebanding dengan resultan gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan massa benda tersebut "

Hukum III Newton : "Untuk setiap gaya aksi

yang dilakukan benda pertama, selalu ada gaya reaksi yang besarnya sama tetapi berlawanan arah pada benda ke dua"

 Catatan :

1. Pasangan gaya aksi-reaksi selalu hadir ketika dua benda berinteraksi.

2. Pasangan gaya aksi-reaksi selalu bekerja pada dua benda yang berbeda

GAYA GRAVITASI

Sir Isaac Newton yang terkenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga terkenal dengan hukum Gravitasi Umum.

Σ F = 0 a = m F Σ

F

aksi

= - F

reaksi

(25)

Didasarkan pada partikel-partikel bermassa senantiasa mengadakan gaya tarik menarik sepanjang garis yang menghubungkannya,

Newton merumuskan hukumnya tentang

gravitasi umum yang menyatakan :

Gaya antara dua partikel bermassa m1 dan m2

yang terpisah oleh jarak r adalah gaya tarik menarik sepanjang garis yang menghubungkan kedua partikel tersebut, dan besarnya dapat dinyatakan dengan persamaan :

dengan G = 6,67 x 10-11 Nm2/kg2 (konstanta

gravitasi umum)

Gaya gravitasi adalah besaran vektor yang arahnya senantiasa menuju pusat massa partikel.

Untuk gaya gravitasi yang disebabkan oleh beberapa massa tertentu, maka resultan gayanya ditentukan secara geometris.

Misalnya dua buah gaya F1 dan F2 yang

membentuk sudut

α

resultante gayanya dapat

ditentukan berdasarkan persamaan :

Gambar :

MEDAN GRAVITASI

Kuat medan gravitasi (intensitas gravitasi) oleh gaya gravitasi didefinisikan sebagai : Perbandingan antara gaya gravitasi yang dikerjakan oleh medan dengan massa yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi tersebut. Dalam bentuk persamaan, dapat dinyatakan dengan :

Persamaan di atas menunjukkan kuat medan gravitasi oleh benda bermassa m pada suatu titik berjarak r dari benda itu.

Kuat medan gravitasi adalah suatu besaran vektor yang arahnya senantiasa menuju ke

pusat benda yang menimbulkannya. Kuat medan gravitasi di suatu titik oleh beberapa

benda bermassa diperoleh dengan

menjumlahkan vektor-vektor medan gravitasi oleh tiap-tiap benda.

Sebagai contoh : Kuat medan gravitasi yang disebabkan oleh kedua dua buah benda yang

kuat medannya saling membentuk sudut α,

dapat dinyatakan dengan persamaan :

• Bumi :

m

M

R

Berat benda W = mg, dan percepatan

gravitasi bumi g = G 2

R M

, Sehingga

Apabila dimasukkan nilai massa bumi

M = 5,98 x 1024kg dan jari-jari bumi

R = 6400 km ke dalam persamaan

g = G 2

R M

, maka di dapat percepatan

gravitasi bumi g = 9,8 m/s2

ENERGI POT ENSI AL GRAVIT ASI

Benda bermassa m yang terletak diluar bumi, energi potensial gravitasinya pada jarak r dari pusat bumi, dinyatakan dengan persamaan :

Tanda negatif (-) berarti jika benda bergerak di bawah pengaruh gaya gravitasi dari jarak tak terhingga (∞) ke jarak r maka energi

potensialnya akan berkurang, karena

dipergunakan untuk menambah energi kinetik dengan makin besarnya laju benda waktu bergerak mendekati bumi.

Jika mula-mula benda berada di tempat yang jauh tak hingga ( r = ∞ ) dengan energi

2 R M m G W F= = F = G m m r 1 2 2 F = F12 +F22 +2F F1 2cosα g F m Gm m r m G m r = = = ' ' ' 2 2 g= g1 +g + g g 2 2 2 1 2 2 cosα Ep = - G M m r .

(26)

kinetik sama dengan nol, maka dalam perjalanan mendekati bumi, medan gravitasi merubah energi potensial menjadi energi kinetik. Pada waktu sampai di bumi energi kinetik benda sama dengan energi potensial gravitasi. Jadi :

m = massa benda. M = massa bumi. R = jari - jari bumi.

v = kecepatan benda di permukaan bumi.

HUKUM KE KE KALAN ENE RGI

Hukum kekekalan energi mekanik total berlaku untuk medan gravitasi dan harganya adalah :

EM = Ek + Ep

Kita dapat mendefinisikan energi potensial sebagai berikut : Jika Ep(A) = energi potensial di titik A dan Ep(B) = energi potensial di titik B, maka beda energi potensialnya :

rA

= jarak titik A ke pusat bumi.

rB

= jarak titik B pusat bumi.

Oleh karena usaha merupakan perubahan energi potensial maka usaha yang dilakukan sepanjang garis dari A ke B dapat dinyatakan dengan :

WA----> B = Usaha dari A ke B.

Untuk gerakan benda dalam medan

gravitasi yang tidak sama kekuatannya di semua titik, hendaknya dipecahkan dengan perhitungan potensial gravitasi atau tenaga potensial gravitasi. Jika gaya-gaya gesekan diabaikan, dasar perhitungannya hanyalah kekekalan energi, yaitu :

Disini pembicaraan akan kita batasi hanya mengenai gerakan massa m dalam medan gravitasi yang ditimbulkan oleh titik tunggal yang tetap atau bola homogen bermassa m. Sehingga : Ek = 1 2 mv 2 dan Ep = m V = - G M m r Akhirnya kita dapatkan bahwa :

1 2m(v1) 2 - G M m r1 = 1 2m(v2) 2 - G M m r2 POTENSI AL GRAVITASI

Potensial gravitasi didefinisikan sebagai : Tenaga potensial gravitasi per satuan massa. Dapat dinyatakan dengan persamaan :

V = potensial gravitasi pada jarak r dari massa m

m = massa benda

r = jarak tempat yang mengalami potensial gravitasi ke benda.

Potensial gravitasi merupakan besaran skalar, karena itu potensial yang disebabkan oleh berapa benda bermassa merupakan jumlah aljabar dari potensial gravitasi masing-masing benda bermassa itu, Jadi :

Beda potensial antara dua titik dalam medan gravitasi didefinisikan sebagai :

Potensial di titik yang satu dikurangi dengan potensial ditItik yang lain.

Usaha yang dilakukan untuk mengangkut, massa m dari satu titik ke titik lain lewat sembarang lintasan sama dengan massa benda itu kali beda potensial antara kedua titik itu.

WA----> B = Usaha dari A ke B.

1 2 2 mv G M m R = . R m M G mv EM = 21 2 − . Ep(B) - Ep(A) = - G M m ( 1 1 rBrA ) WA----> B = - G M m ( 1 1 rBrA ) r m G m r m m G m Ep V =− − = = ' ' ' Vt = V1 + V2 + V3 + ... + Vn WA----> B = m (VB - VA) Ek + Ep = konstan. Ek(1) + Ep(1) = Ek(2) + Ep(2) (v2)2 = (v1)2 + 2G M ( 1 1 2 1 rr )

Gambar

Grafik untuk GLB berupa :
Grafik  di  atas  ini  menunjukkan  hubungan  kecepatan  (V)  dan  waktu  t  dari  suatu  gerak  lurus
Grafik antara gaya gesek  f dengan gaya  F  yang bekerja pada benda

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar anak usia 1-3 tahun berdasarkan BB/U mempunyai status gizi normal (97,6%) dan berdasarkan TB/U yang mempunyai status

Standartlar içerisinde diplomay yaynlayan kurumun ve yeterlili§i kazanan bireyin kimli§i , blokzincir anahtar, do§rulama için gerekli özet de§er- leri ve diploma iptali yönetimi

Dapot Parulian Gultom, Sp.KJ, M.Kes, selaku Direktur Badan Layanan Umum Daerah RSJ Propinsi Sumatera Utara yang telah memberikan izin, kesempatan, fasilitas, dan pengarahan kepada

Dengan adanya penelitian ini maka telah hasilkan sebuah sistem pakar pada aplikasi smarthome dengan tiga aspek penelitian lampu, dayalistrik dan kenyaman termal,

akan disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya di suatu lembaga, oleh karena itu ada kegiatan belajar yang menggunakan proses daring dan luring. Dalam kegiatan PPL-SDR ini,

Berdasarkan hasil analisis dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut: (1) kredit mikro dan kecil berpengaruh terhadap penerimaan usaha yang merupakan indikator kinerja usaha

1) Dalam pengujian struktur dengan Photo makro (dino lite) dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi fraksi berat filler

;. Maju dan surutnya kepala berlangsung terus! sampai lingkaran terbesar dari kepala terpegang oleh vulva sehingga tidak dapat mundur lagi. Pada saat ini