• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES BAGI GURU-GURU SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI MULTIPLE INTELLIGENCES BAGI GURU-GURU SD"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

I Komang Sudarma1, Ketut Pudjawan2, Dewa Gede Agus Putra Prabawa3

ABSTRACT

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Tujuan pendidikan nasional adalah adalah mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Salah satu yang wajib dikembangkan adalah potensi

peserta didik. Pengembangan potensi anak telah dituangkan ke dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) terutama pada pasal 1 dan 3. Setiap anak memiliki potensi atau bakat yang berbeda satu dengan yang lainnya. Orang tua atau guru di sekolah wajib memahami bahwa setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda termasuk salah satunya adalah potensi atau bakat. Potensi atau bakat anak harus dikembangkan sejak dini melalui pendidikan, khususnya pada pendidikan formal atau sekolah.

PELATIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI

MULTIPLE INTELLIGENCES BAGI GURU-GURU SD

123 Program Studi Teknologi Pendidikan FIP UNDIKSHA

Email: ik-sudarma@undiksha.ac.id

The goal to be achieved in this training is to increase the knowledge and skills of elementary school teachers in implementing multiple intelligences (MI) learning strategies in order to develop the multiple intelligences of students. The target audience involved in this community service (PkM) activity were elementary school teachers in Buleleng District, especially in cluster 3, totaling 15 people. PkM activities are carried out in the form of training and mentoring. Increasing the knowledge of the training participants is known through the results of the analysis of the pretest and posttest scores, while the increase in skills is known through the lesson plans produced by the teacher. The success of the implementation of training and mentoring was carried out through giving questionnaires to all participants which was carried out at the end of mentoring. The results of the training show that the mean pretest score obtained is 28 while the mean posttest score obtained is 55. This shows that there is a difference in the pretest and posttest scores. Likewise, the average RPP score of teachers is at a “very good” qualification.

Keywords: training, multiple intelligences, primary school

Tujuan yang ingin dicapai dalam pelatihan ini yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru-guru SD dalam menerapkan strategi pembelajaran multiple intelligences (MI) dalam rangka mengembangkan kecerdasan majemuk peserta didik. Khalayak sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini adalah guru-guru SD di Kecamatan Buleleng khususnya di gugus 3 yang berjumlah 15 orang. Kegiatan PkM dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan. Peningkatakan pengetahuan peserta pelatihan diketahui melalui hasil analisis skor pretest dan posttest sedangkan peningkatan keterampilan diketahui melalui RPP yang dihasilkan guru. Keberhasilkan pelaksanaan pelatihan dan pendampingan dilakukan melalui pemberian kuesioner kepada seluruh peserta yang dilakukan pada saat akhir pendampingan. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa rerata skor pretest yang diperoleh 28 sedangkan rerata skor posttest yang diperoleh 55. Ini mununjukkan bahwa terjadi perbedaan skor pretest dan posttest. Begitu pula rata-rata skor RPP guru berada pada kualifikasi ” sangat baik”.

(2)

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, namun pendidikan kita belum optimal untuk menghasilkan individu yang cerdas secara holistik. Pendidikan di sekolah, umumya masih menitik beratkan pada pemberdayaan kecerdasan akademik (linguistik dan logik-matematik). Hal ini dapat dilihat dari masih banyak guru dalam pembelajarannya hanya menekankan pada kecerdasan akademik dan kurang mampu memfasilitasi kecerdasan lain yang dimiliki siswa. Padahal setiap anak memiliki kepribadian yang unik dan memiliki “barisan kecerdasan” yang siap untuk dikembangkan (Buzan, 2005) . Gardner (1999) menguraikan bahwa setiap orang memiliki lebih dari satu kecerdasan yang disebut kecerdasan multitalenta (multiple intelligences) dan dapat diberdayakan melalui pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian Sudarma dan Adnyana (2015) di sekolah dasar di Kota Singaraja menunjukkan bahwa pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan guru khususnya guru SD dalam mengembangkan dan memberdayakan kecerdasan multitalenta masih rendah. Para guru terlalu beorientasi pada penuntasan materi pembelajaran. Padahal pemberdayaan kecerdasan multitalenta sangat penting bagi diri siswa dalam rangka membantu mereka menemukan keahlian-keahlian yang dimiliki. Di samping itu, berdasarkan pengamatan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru khususnya di Kota Singaraja, menunjukkan bahwa RPP tersebut belum menekankan pada pemberdayaan kecerdasan multitalenta. RPP guru masih fokus pada pemberdayaan salah satu jenis kecerdasan saja, misalnya kecerdasan logika-matematika maupun linguistik.

Berdasarkan hasil penelitian Sudarma dan Adnyana (2015), tampaknya perlu dilakukan suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan para guru khususnya dalam memberdayakan kecerdasan multitalenta siswa di sekolah dasar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah

mengimplementasikan pembelajaran

berorientasikan pada kecerdasan multitalenta (multiple intelligences) siswa melalui strategi pembelajaran yang tepat. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Prof . Yohanes Suryo yang mengatakan bahwa tidak ada anak yang bodoh yang ada adalah mereka belum menemukan guru yang tepat dengan metode yang tepat pula (Said dan Budimanjaya, 2015).

Gardner (1993) mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu seting yang bermacam-macam dan situasi yang nyata. Sampai saat ini dikenal Sembilan kecerdasan, yaitu: 1) kecerdasan linguistik, 2) matematis-logis, 3) kecerdasan ruang/spasial, 4) kecerdasan kinestetik-badani, 5) kecerdasan musikal, 6) kecerdasan interpersonal, 7) kecerdasan

intrapersonal, 8) kecerdasan

naturalis/lingkungan, dan 9) kecerdasan ekstensial.

Menurut Amstrong (1994) bahwa teori multiple intelligences menunjukkan bahwa tidak bisa satu strategi pembelajaran yang akan bekerja terbaik untuk semua siswa. Setiap siswa adalah anak yang unik dengan beberapa “barisan kecerdasannya” tentu memerlukan perlakukan yang berbeda-beda. Jadi teori multiple intelligences memungkinkan guru untuk mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih inovatif dalam memfasilitasi “barisan kecerdasan” siswa. strategi yang paling tepat untuk mengembangkan “barisan kecerdasan” siswa adalah strategi yang berpendekatan pada keaktivan siswa (active learning). Strategi dengan pendekatan active learning memungkinkan memberdayakan siswa dengan berbagai cara dalam belajarnya.

Berdasarkan pemaparan masalah pada mitra, maka tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan PkM ini adalah “meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru sekolah dasar di gugus 3 Kecamatan Bueleleng dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran beroreintasi multiple intelligences.

(3)

METODE

PkM ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan yang terdiri dari dua kegiatan yaitu: Pertama, penyampaian materi terkait konsep multiple intellegences dengan jenis-jenis kecerdasannya, strategi pembelajarannya serta pemanfaatan media yang mendukung pembelajaran berorientasi multiple

intellegences. Setelah kegiatan pertama

dilanjutkan dengan kegiatan simulasi secara terbatas penerapan beberapa strategi pembelajaran berorientasi multiple

intellegences untuk mengembangkan

kecerdasan multitalenta siswa. Dalam kegiatan pelatihan ini peserta juga diberikan pretest terkait pemahaman awal peserta pelatihan sebelum dilakukan pelatihan, dan diakhir pelatihan peserta pelatihan juga akan diberikan postest serta tanggapan terkait pelaksanaan pelatihan. Pretest dan postest serta tanggapan siswa dilakukan secara online.

Langkah-langkah kegiatan pengabdian adalah sebagai berikut. (a) Merencanakan waktu dan tempat pelatihan bekerja sama dengan Kepala UPP Kecamatan Buleleng dan ketua gugus 3 sekolah dasar kecamatan Buleleng, (b) Penyiapan perangkat pembelajaran meliputi; materi pelatihan, soal pretest dan postest, dan kuesioner tanggapan peserta pelatihan (c) Pelatihan umum meliputi

konsep multiple intellegences dengan jenis-jenis kecerdasannya, strategi pembelajarannya serta pemanfaatan media yang mendukung pembelajaran berorientasi multiple intellegences dilanjutkan dengan simulasi implementasi strategi pembelajaran berorentasi multiple intellegences. (d) Diskusi dan tanya jawab tentang pembelajaran berorientasi multiple intelligences antara pelatih dengan peserta, (e) Pemberian postest dan kuesioner tanggapan peserta pelatihan terkait pelaksanaan pelatihan yang telah diikuti peserta.

Rancangan evaluasi kegiatan PkM ini melibatkan tiga jenis evaluasi, yaitu: (1) evaluasi pelaksanaan pelatihan dan (2) evaluasi hasil. Secara lebih detail, dipaparkan sebagai berikut. Pertama, evaluasi pelaksanaan pelatihan bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah sesuai dengan tujuan yang telah diterapkan. Evaluasi pelatihan ini dilakukan setelah semua kegiatan dilaksanakan. Kedua, evaluasi hasil bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki oleh peserta pelatihan dalam membuat RPP berorientasi multiple intelligences.

Secara ringkas aspek, teknik, instrumen serta kriteria evaluasi yang digunakan pada pelaksanaan PkM ini dapat disimak dalam Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Rancangan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan

No Aspek

Evaluasi Teknik Instrumen Kriteria

1 Pelaksanaan pelatihan

Kuisioner Kuesioner Tanggapan peserta

2 Hasil Tes dan non tes Rubrik penilaian Pengetahuan tentang MI dan Keterampilan membuat RPP berorientasi MI

Untuk mengetahui kualitas RPP yang dihasilkan oleh guru-guru maka digunakan rubrik yang tersaji pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Rubrik Penilaian Kuis Interaktif

No Pernyataan Skor (4,3,2,1)

1. Ketepatan pemilihan strategi yang mencerminkan kecerdasan ganda 2. Ketepatan tema dengan strategi pembelajaran

(4)

3. Ketepatan aktivitas pembelajaran dengan tujuan pembelajaran berorientasi multiple intelligences

4. RPP memunculkan minimal 3 jenis kecerdasan ganda 5. Ketepatan evaluasi

Jumlah Skor Keterangan 4= sangat baik, 3= baik, 2= cukup, 1=kurang

Selanjutnya skor pengetahuan dan RPP yang dihasilkan peserta dikonversikan menggunakan pedoman konversi tingkat sekala 5 sebagaimana terjadi pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Pedoman Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5

Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi

90-100 Sangat baik

75-89 Baik

65-74 Cukup

55-64 Kurang

0-54 Sangat kurang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelatihan dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tahap pelatihan umum dan tahap pendampingan. Tahap pelatihan umum dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2020 bertempat di SD Negeri 1 Astina Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Pelatihan ini dibuka oleh perwakilan dari Ketua Pusat Pengbadian kepada Masyarakat, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Undiksha dan dihadiri oleh Kepala SD Negeri 1 astina serta peserta dari perwakilan dari masing-masing sekolah yang ada di gugus III Kecmatan Buleleng. Usai pembukaan, peserta diberikan pretest secara online menggunakan google kuis untuk mengukur pengetahuan awal peserta. Setelah pretest dilanjutkan dengan penyampain materi oleh narasumber tentang teori multiple intelligences dan merancang draf RPP berorientasi multiple intelligences. Peserta yang hadir adalah 13 orang dari 15 orang yang ditargetkan. Berikut adalah dokumentasi pembukaan pelatihan yang dilaksanakan di SD Negeri 1 Astina Kecamatan Buleleng.

Gambar 1. Pembukaan Pelatihan Materi yang disampaikan narasumber tentang konsep kecedasan majemuk, jenis-jenis kecerdasan majemuk, dan teknik pembuatan RPP berorentasi kecerdasan majemuk. Pada sesi praktik narasumber dibantu oleh mahasiswa semester VII Program Studi

Teknologi Pendidikan yang telah

menyelesaikan mata kuliah Program Pendidikan Pelatihan. Pada sesi pelatihan ini peserta dibimbing untuk menuangkan strategi pembelajaran multiple intelligences ke dalam RPP. Draf RPP yang dihasilkan oleh peserta selanjutnya dipresentasikan untuk memperoleh masukan dari peserta lainnya dan instruktur pelatihan.

(5)

Draf RPP yang dibuat oleh peserta menunjukkan bahwa pengetahuan guru tentang multiple intelligences sudah bagus. Peningkatan pengetahuan peserta diketahui melalui peningkatan skor tes. Indikatornya terdapat perbedaan yang signifikan antara skor tes awal dan tes akhir. Rerata skor tes awal adalah 28 sedangkan rerata skor tes akhir adalah 55 ini berarti sudah terjadi peningkatan pengetahuan guru-guru tentang kecerdasan majemuk.

Untuk mengetahui peningkatan keterampilan guru membuat perencanaan pembelajaran diketahui dari kualitas RPP yang dibuat oleh para guru. Berdasarkan skor dari lima kelompok guru diketahui bahwa skor rata-rata yang diperoleh adalah 90 yang berada pada kategori sangat baik. Ini mengindikasikan

bahwa pelatihan dan pendampingan telah memberikan dampak yang positif terhadap peningkatan keterampilan guru dalam mengintegrasikan delapan kecerdasan majemuk dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Pada akhir pelatihan dan

pendampingan dilakukan penyebaran kuesioner secara online yang bertujuan untuk mengetahui kesesuaian isi pelatihan dengan pengembangan kompetensi guru. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa pelatihan tentang pembelajaran berorientasi multiple intelligences sangat mendukung pengembangan profesi guru. Secara visual tanggapan peserta pelatihan disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Tanggapan Peserta Pelatihan Berdasarkan grafik pada Gambar 4.3

menunjukkan bahwa ada dua aspek yang memperoleh tanggapan yang sangat positif. Sebesar 80% sangat setuju bahwa pelatihan sangat mendukung pengembangan profesi dan 80% menyatakan sangat setuju pelatihan dapat meningkatkan keterampilan dalam aspek pedagogi.

Pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan dan pendampingan pembelajaran

berorientasi multiple intelligences bagi guru-guru SD di gugus 3 Kecamatan Buleleng nilai sangat berhasil. Ini dapat dilihat dari aspek kehadiran peserta, tanggapan peserta yang cenderung positif, peningkatan pengetahuan, dan peningkatan keterampilan peserta dalam membuat RPP berorientasi multiple intelligences. Dilihat dari segi kehadiran, bahwa tingkat kehadiran peserta adalah 86,6%. Ini tentu tidak terlepas dari menarik dan

80 69 80 69 44 20 31 20 31 56 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Pelatihan yang Bapak/Ibu Ikuti mendukung pengembangan profesi guru Materi pelatihan yang diberikan menambah

wawasan Bapak/Ibu Pelatihan yang Bapak/Ibu Ikuti dapat meningkatkan keterampilan Bapak/Ibu dalam

aspek pedagogi

Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pelatihan memungkinkan untuk diimplementasikan dalam pembelajaran baik…

Materi yang disampaikan oleh narasumber/instruktur dapat dipahami dan

dipraktekkan

(6)

relevannya topik PkM bagi pengembangan kompetensi guru secara berkelanjutan.

Hasil penilaian menunjukkan bahwa keterampilan guru-guru membuat RPP berada pada kategori sangat baik. Para guru telah mampu memilih strategi pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan kecerdasan majemuk. Para guru telah berhasil memunculkan lebih dari empat jenis kecerdasan dalam RPP. Rancangan aktivitas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. (1) siswa mengamati gambar yang ada di buku siswa dengan cermat (mengembangkan kecerdasan Visual). (2) siswa menyampaikan hal-hal yang diamati atau menanyakan hal-hal yang belum dipahami terkait gambar yang diamati dengan rasa ingin tahu (mengembangkan kecerdasan Linguistik). (3) Siswa menyimak penjelasan guru tentang tugas yang akan dilakukan yakni menghitung benda-benda yang ada di kelas dengan cermat (mengembangkan kecerdasan Matematis). (4) Siswa secara berkelompok menghitung benda-benda yang dimiliki dalam kelompoknya kemudian menulis lambang bilangannya dengan tertib (mengembangkan kecerdasan Inter-Personal dan Matematis/logis).

RPP berorientasi multiple intelligences yang dihasilkan peserta dengan memunculkan jenis-jenis kecerdasan ganda dinilai siap untuk diterapkan dalam pembelajaran.

SIMPULAN

Kegiatan PkM ini telah mampu meningkatkan pengetahuan para guru tentang pembelajaran berorientasi multiple intelligences. Pengetahuan guru meningkat dari skor 28 menjadi 55. Kegiatan PkM telah mampu meningkatkan keterampilan guru dalam membuat RPP berorentasi multiple intelligences. Kualitas RPP guru-guru berada pada kategori ”sangat baik”.

DAFTAR RUJUKAN

Amstrong, T. 1994. Multiple intelligences in the classroom. Alexandria, Virginia: ASCD.

Gardner, H. 1999. Multiple intlegences. The theory in practice. New York: Basic Books.

Said, A & Budimanjaya, A. 2014. 95 Strategi

Mengjar Multiple Intellegences:

mengajar sesuai kerja otak dan gaya belajar siswa. Jakarta: Prenadamedia Group

Sudarma, I K & Adnyana, I Putu Budi. 2015. Pengembangan BUTIK(buklet tematik integratif kontekstual) untuk

memberdayakan kecerdasan

multitalentasiswa sekolah dasar(SD). Laporan penelitian. Undiksha.

Gambar

Tabel 1.  Rancangan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Tabel 3. Pedoman Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 5
Gambar 2. Tanggapan Peserta Pelatihan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian berjudul “Tingkat Respon Slut Shaming Pada Video Sensual di Youtube (Analisis Isi pada kolom komentar Channel Youtube Kimi Hime Periode 1-31 Oktober

c. Mengakomodir kepentingan, kompensasi dan penghargaan kepada para penghulu yang menghadiri pernikahan di luar kantor atau luar jam kantor.. Penghulu yang menghadiri

Musrenbang RPJM Desa adalah forum perencanaan (program) yang diselenggarakan oleh lembaga publik, yaitu pemerintah desa, bekerjasama dengan warga dan para

Deskriptif Perusahaan dapat mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi, perusahaan melakukan analisis penyebabnya dan analisis dan mengambial tindakan perbaikan atas

Penelitian ini bertujuan untuk menguji (1) perbedaan kemampuan mengapresiasi cerita pendek antara kelompok siswa yang diajar dengan metode pembelajaran reciprocal

jalan raya dan tapak yang berada pada iklim tropis, dimana sifat iklim tropis adalah suhu udara yang tinggi, kelembaban tinggi, dan rentan terhadap gangguan serangga, perlu

Apabila mengambil pendekatan tauhid, maka seorang muslim seharusnya tidak mementingkan kepuasan berbentuk material lebih daripada kepuasan berbentuk batiniah di dalam

4.2 Posisi Dalam Instansi Pada saat pelaksanaan kerja praktik, posisi yang didapat oleh penulis ialah sebagai animator, yang memiliki tugas membuat karakter menjadi bergerak