• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESIMPULAN DAN SARAN. bahan penyempurnaan. Substansi perbaikan meliputi pengendalian konversi RTH,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESIMPULAN DAN SARAN. bahan penyempurnaan. Substansi perbaikan meliputi pengendalian konversi RTH,"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KESIMPULAN

DAN

SARAN

Kesimpulan Utama

Penelitian telah merurnuskan perbaikan pendekatan &lam pengelolaan RTH kota yang lebih mementingkan prinsip keberlanjutan, yaitu dengan mempertimbang- kan karakteristik lokasi dan mengakornodasikan preferensi penduduk kota yang bera- gam. Penerapan pendekatan tersebut akan dapat rnempertahankan kuantitas kebera- daan RTH, sekaligus meningkatkan kualitas keberadaan RTH sesuai dengan keingin- an dan potensi partisipasi penduduk kota, sehingga pengelolaan RTH akan lebih te- pat sasaran serta efisien.

Pengelolaan RTH kota secara berkelanjutan membutuhkan dukungan instru- men produk rencana tata ruang, peraturan perundangan, dan praktek pengelohan yang baii dan konsisten. Perbaikan ketiga instrumen dilakukan dengan menjadikan pokok-pokok pikiran clan skala prioritas pengelolaan RTH hasil penelitian sebagai bahan penyempurnaan. Substansi perbaikan meliputi pengendalian konversi RTH, peningkatan kinerja RTH, dan pengembangan potensi sumber dana sebagai alternatif pembimyaan RTH secara berkesinambungan.

Kesimpulan Penunjang

Alokasi

RTH

kota yang relatif luas, ternyata telah mengalami penyimpangan yang relatif serius pada beberapa kawasan kota. Penyimpangan terhadap alokasi RTH pada kawasan konservasi sangat mengkhawatirkan, khususnya pada kawasan sempadan sungai; sempadan pantai; gunungtbukit/lereng; dan hutan lindung. Risiko berkurangnya kawasan konservasi lebih lanjut perlu segera dihindari, karena akan dapat merusak fungsi lindungnya.

(2)

Kondisi keberadaan RTH kota agregat yang relatif luas, ternyata memiliki konligurasi yang sangat tidak merata. Secara parsial terdapat tiga kecamatan dengan kondisi RTH terbatas, yaitu Kecamatan Tanjungkarang Pusat; Teluk Betung Utara; dan Teluk Betung Selatan. Ketiga kecamatan telah menjadi pusat pertumbuhan kota sejak lama dengan luas wilayah relatif sempit, sehingga tingkat kepadatan pendudu- knya tinggi. Terbatasnya suplai lahan pada ketiga kecamatan mendorong warga kota mernilih hunian pada enam kecamatan Lainnya, yang mengakibatkan terjadinya per- cepatan konversi RTH pada kecamatan tersebut.

Pertumbuhan kota telah mengorbankan keberadaan RTH secara nyata, se- hingga dalam jangka panjang risiko tidak berlanjutnya keberadaan RTH dapat terja- di. Pola konversi RTH yang terjadi bersifat ekspansif dengan mengorbankan kawa- san konservasi dan kawasan pengembangan terbatas. Fenomena tersebut memperkuat kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya. Konversi RTH pada Kecamatan Tanjungkarang Barat; Teluk Betung Barat; clan Panjang perh segera dikendalikan secara ketat, mengingat pada ketiga kecamatan terkonsentrasi kawasan konservasi dan kawasan pengembangan terbatas.

Konversi RTH pada seluruh kecamatan sebagian besar menjadi kawasan hunian warga kota. Konversi RTH pada kecamatan yang berlokasi dekat dengan pusat pertumbuhan tidak lagi bersifat dorninan Penyebab terjadinya pola tersebut karena kecamatan yang berlokasi dekat pusat pertumbuhan sudah minim RTH, harga lahan di pusat pertumbuhan sangat mahal, dan lokasi hunian baru memiliki waktu ternpuh relatif singkat ke pusat kota Kecamatan Sukarame, Teluk Betung Barat, Tanjungkarang Barat, Kedaton, dan Panjang menjadi tujuan utama warga kota untuk bertempat tinggal. P i l i i hunian warga kota di Kecamatan Teluk Betung Barat, Tanjungkarang Barat, dan Panjang perlu diimbangi dengan pengendalian pemanfaat- an ruang yang ketat untuk mempertahankan keberadaan RTH. Kawasan konservasi

(3)

yang tersebar pada ketiga kecamatan tidak boleh lagi dionversi. Pilihan hunian di kecamatan lain perlu diimbangi dengan pengetatan rasio KDB yang diakomodasikan dalam tiga instrumen penataan ruang.

Penilaian warga kota terhadap kinerja RTH menunjukkan bahwa pengelolaan RTH masih belum memuaskan. Jenis RTH lereng/bukit/gunung, sempadan pantai, dan sernpadan sungai secara m u m belum memenuhi syarat minimal kinerja cukup baik. Hal iniberkaitan dengan banyaknya konversi ketiga jenis RTH sebaga' nnana hasil analisis perkembangan alokasi dan konversi RTH. Untuk itu peningkatan k i e r j a ketiga jenis RTH sebaiknya dilakukan bersamaan dengan pengendaiian kon- versi lanjutan pada ketiga jenis RTH.

Penelitian telah menghasilkan rincian prioritas peningkatan kinerja RTH se- suai dengan penilaian warga kota. Peningkatan kinerja RTH akan lebih tepat sawran

sesuai dengan karakteristik kelurahan dan sekaligus efisien karena tidak perlu dila- kukan secara sexagam. Prioritas pengelolaan RTH juga mempertimbangkan keca- matan yang terbatas kondisi RTH-nya, sesuai dengan h i 1 analisis konversi RTH. Peningkatan kinerja RTH yang tanggap terhadap keragaman keinginan warga kota sangat diperlukan untuk meningkatkan rasa memiliki dan kepedulian terhadap RTH yang dikernbangkan, sehingga pada gilirannya a h meningkatkan kepastian terha- dap keberlanjutm ke- RTH.

Partisipasi bersih pihak perusahaan dalam pembiayaan RTH relatif besar dan telah menjadi dana pendarnping APBD yang sangat pen-, khususnya untuk pem- bangunan clan pemeliha~aan RTH taman kota dan jalur hijau jalan. Potensi berlanjut- nya partisipasi perusahaan tetap besar, apabila disertai penawaran insentif yang lebih tinggi. Nilai insentif yang diterima pihak perusahaan selama ini sangat kecil. Pen- dekatan yang saling menguntungkan perlu diiembangkan antara pihak Pemda de- ngan pihak perusahaan dalam menentukan t a d nilai insentif. Pada r n a s a &tang dana

(4)

partisipasi perusahaan dikonsentrasikan untuk pengelolaan RTH taman kota clan jalur hijau jalan pada lokasi yang dirninati, sedangkan dana APBD dikonsentrasikan untuk membiayai jenis RTH lain yang layak diprioritaskan pengelolaannya sebagaimana hasil analisis perkembangan alokasi; konversi; dan kinerja RTH.

Nilai surpIus konsumen yang mencerminkan mantaat dari RTH yang diteliti temyata relatif besar, dimana pada tahun 1999/2000 telah dapat menutup seluruh biaya pembangunan dan pemeliharaannya. Nilai surplus konsumen secara umum dipengaruhi oleh tingginya taraf pendidikan dan pendapatan. Besarnya nilai surplus konsumen menggambarkan jasa layanan berbagai jenis RTH yang relatif besar bagi warga kota, sekaligus memberi harapan bagi keberlanjutan pembiayaan RTH pada masa mendatang secara mandiri oleh warga kota. Kemandirian pembiayaan RTH sangat diperlukan untuk lokasi dan jenis RTH yang tidak diminati oleh perusahaan serta tidak terjangkau oleh dana APBD, khususnya pada lokasi yang kritis RTH dan lokasi RTH yang mengalami risiko terkonversi.

Saran

-

Saran

Saran-saran yang dikemukakan pada dasarnya merupdcan rekomendasi untuk menjadikan hasil penelitian sebagai bahan perbaikan tiga instrumen utarna penataan ruang, yaitu produk rencana tata ruang; peraturan penmdmgan di bidang penataan ruang; dan praktek pengeblaan RTH.

a. Masukan terhadap instrumen produk rencana tata ruang rneliputi perbaikan RTRW dan RDTFK dengan lebih mengakomodasikan kepentingan kelestarian keberadaan RTH, khususnya pada kawasan yang memiliki f h g s i lindung. Usul- an perbaikan dapat diiitegrasikan dalam proses revisi RTRW dan RDTRK yang dilaksanakan setiap lima tahun. Di sarnping itu perlu pula disusun rencana induk penataan RTH untuk Kotamadya Bandarlampung. Seluruh usulan dikemukakan

(5)

dalam konteks untuk mengendalikan terjadiiya kecenderungan konversi RTH pada lahan yang dialokasikan sebagai RTH dan upaya meningkatkan kinerja RTH yang lebih tanggap terhadap penihian warga kota. Disertasi telah rnendes- kripsikan secara jelas kawasan yang cenderung mengalami konversi RTH secara ekspansif dan strategi peningkatan kinerja RTH yang lebii efisien dan tepat sa- saran untuk setiap jenis RTH pada masing-masing kelurahan.

b. Masukan terhadap instrumen peraturan perundangan yang terkait dengan penata- an ruang meliputi perlunya perbaikan Perda No. 06 Tahun 1997 tentang RTRW Kotamadya Bandarlampung Tahun 1995 - 2004; perbaikan Perda No. 01 Tahun

1996 tentang Ketentuan Pengelolaan serta Penggunaan Lereng, Bukit, Gunung dalam Wilayah Kotamadya Bandariampung; dan Perda No. 07 Tahun 1997 ten- tang Bangunan dalam Wilayah Kotamadya Bandariampung. Perbaikan pada da- sarnya menyangkut perlunya keberpihakan Perda terhadap kelestarian keberada- an RTH, khususnya dalam menjaga konsistensi alokasi RTH; pengetatan perun-

tukan

kawasan lindung; pengetatan aturan koefisien dasar bangunan; dan sanksi hukum terhadap pelanggar Perda yang lebih b m t dan ketat. Dalam rangka memperketat penerapan Perda secara konsisten, perlu sering dilakukan kegiatan penegakan hukum (operasi yustisi) terhadap pelaku pelanggaran Perda sebagai suatu terapi kejut. Di samping itu, untuk menindaklanjuti potensi partisipasi pembiayaan RTH oleh pemsahaan dan warga kota perlu disusun Per& khusus tentang partisipasi atau setidaknya Surat Keputusan Waliiota yang memjuk pada Perda No. 02 Tahun 1990 tentang Penerirnaan Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah.

c. Masukan terhadap praktek pelaksanaan pengelolaan RTH adalah dengan mernan- faatkan hasil penelitian untuk memperbaiki praktek pengelolaan RTH. Hasil penelitian yang &pat dijadikan ~ j ~ k a . l I perbaikan meliputi : (1) arahan pengelo-

(6)

laan RTH pada berbagai jenis RTH beserta unit administratifhya; (2) arahan perbaikan kinerja RTH, baik menyangkut prioritas jenisnya, substansinya, lokasinya, maupun alokasi dananya; serta (3) menindaklanjuti rninat partisipasi peri~biayaan RTH oleh pe~SFthaaII clan warga kota, baik menyangkut penentuan besaran insentihya, jenis insentihya, penentuan lokasi RTH yang dimmati, jumlah partisipasinya, mekanismenya, sarnpai dengan lembaganya.

Referensi

Dokumen terkait

Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibunda Evi Astina dan Ayahanda Basri beserta Abang-Abangku tercinta yang selalu mamberi dukungan baik dari segi

Berdasarkan repetisi pelatihan kelompok satu dan kelompok dua menggunakan repetisi dan jumlah set yang sama, tetapi perbedaan yang signifikan terlihat pada tempat

Sumber daya juga harus tersedia untuk pelatihan, pendidikan dan pengembangan kapasitas bagi mereka yang memberikan dan mendukung HIVST, termasuk konselor dan distributor

Cecep Cepi Hikmat, III/d PPIKSN Pasca Sarjana Pranata Nuklir Ahli Muda sebagai pejabat fungsional PTN, dan Hadir. S.ST, M.Si Ilmu Lingkungan dimana jafung ini

Penelitian lainnya yang dilakukan di Kabupaten Demak, ditemukan bahwa 21% sampel air minum dari DAMIU (Depot Air Minum Isi Ulang) mengandung total coliform [14].. Bahkan

S obzirom da se dosadašnja istraživanja na ovu temu uglavnom fokusiraju na studente i odrasle polaznike, ova disertacija se bavi proučavanjem problema jezičke anksioznosti

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pondasi menerus yang diletakkan pada tanah pasir dengan RC 70% dengan rasio kedalaman pondasi dan jarak lapis

Sepakbola merupakan olahraga paling populer di Indonesia. Supporter dan klub berjalan sendiri-sendiri, klub tidak mampu melakukan kontrol terhadap perilaku negatif