• Tidak ada hasil yang ditemukan

ONE PERFECT. Year. u Seri Harmony Valley u

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ONE PERFECT. Year. u Seri Harmony Valley u"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ONE PERFECT

Year

(3)

Sanksi Pelanggaran Pasal 113

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/ atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). 4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana di mak sud pada ayat

(3) yang dilakukan dalam bentuk pem bajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepu luh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).

(4)

ONE PERFECT

Year

u

Seri Harmony Valley

u

Penerbit PT Elex Media Komputindo

(5)

Originally published as One Perfect Year © 2014 Melinda Wooten Translation by Elex Media Komputindo as One Perfect Year © 2017

All rights reserved including the right of reproduction in whole or in part in any form.

This edition is published by arrangement with Harlequin Books S.A.

This is a work of fiction. Names, characters, places, and incidents are either the product of the author’s imagination or are used fictitiously, and any resemblance to actual persons, living or dead, business establishments, events, or locales is entirely coincidental. All rights reserved.

Alih bahasa: Ine Milasari Hidajat

Hak Cipta Terjemahan Indonesia Penerbit PT Elex Media Komputindo Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Diterbitkan pertama kali pada tahun 2017 oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo

Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

717030879

ISBN: 978-602-04-2155-1

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan seba gian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan

(6)

Tak satu pun hal dalam hidupku dapat terjadi tanpa cinta dan dukungan dari keluarga kecilku, keluarga besarku, dan teman-teman terdekatku. Sebuah ucapan terima kasih khusus ditujukan kepada pria yang menjadi suamiku selama

tiga puluh tahun karena sudah menerima diriku beserta semua suara di dalam kepalaku yang menuntut akhir

yang bahagia.

Seperti biasa, terima kasih banyak untuk A.J. Stewart, Cari Lynn Webb, dan Anna Adams untuk dukungan mereka selama proses penulisan buku ini. Semua penulis

membutuhkan pendengar yang baik. Kalian hebat! Aku menghabiskan waktu enam belas tahun bekerja di sebuah kilang anggur. Saat menulis buku-buku

Harmony Valley, aku mengandalkan ingatanku, juga pertanyaan-pertanyaan kepada teman-teman dan keluarga yang masih bekerja dan memiliki kilang anggur. Ingatlah Harmony Valley saat kau menikmati segelas anggur dari The Iron Gate Winery di Cedar City atau Jordan Winery

di Healdsburg, tetapi ketahuilah bahwa semua kesalahan menyangkut kilang anggur dan pembuatan anggur

(7)

Dear Pembaca,

Selamat datang di Harmony Valley!

Keadaan tidak seharmonis dulu. Pekerjaan berkurang dan hampir semua orang di bawah usia enam puluh tahun pindah dari Harmony Valley selama sepuluh tahun terakhir, sehingga populasi tempat ini … yah … sebagian besar ada-lah orang-orang tua dan tenteram.

Namun situasi mulai berubah sejak tiga pemuda yang berasal dari situ melakukan kebaikan. Mereka membuka sebuah kilang anggur dan mulai mencari pekerja. Seorang janda muda, Shelby Hawkley, yang pernah melewatkan satu tahun yang sempurna pada masa mudanya di Harmony Valley, dipekerjakan sebagai manajer cellar. Dia tidak men-cari cinta. Dia senang membuat anggur dan merawat kakek-nya yang menua, sang dokter hewan di kota itu.

Ketika Gage Jamero bertemu Shelby di kelas sains semasa SMA, dia merasa seperti baru saja dihajar habis-habisan, karena bocah yang mengandalkan ilmu pengetahuan itu akhirnya jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan sejak Shelby memilih Nick, temannya, Gage terus berusaha untuk menghentikan perasaannya itu. Sanggupkah dia me-nyembunyikan perasaan-perasaan itu dari Shelby sekarang?

(8)

Aku harap kalian menikmati kisah cinta Gage dan Shelby, juga romansa-romansa lainnya di serial Harmony Valley. Aku senang mendengar komentar-komentar dari para pembaca. Kunjungi situsku untuk mengetahui lebih banyak tentang buku-buku yang akan datang, dengan latar belakang Harmony Valley, atau kau bisa menemuiku di Facebook (MelindaCurtisAuthor) atau Twitter (MelCurtisAuthor) dan mengikuti informasi tentang acara bagi-bagi hadiahku yang terbaru.

(9)

1

Shelby Hawkley tahu rasanya berubah dari memiliki segala­ nya dan berbahagia menjadi tidak berdaya dan bersedih, dia tahu secepat apa hal itu bisa terjadi, dia tahu betapa hal itu dapat menghampirimu tanpa terduga.

Perubahan itu dapat terjadi dalam sekejap mata. Mem­ buatmu berhenti bernapas. Membuat hatimu hancur.

Perubahan itu seperti bencana. Bencana yang mengubah

hidup Shelby selamanya.

Baru beberapa saat lalu dia merasa bahagia, merasa te­ nang karena mengetahui segalanya baik­baik saja. Tapi ke­ mu dian dia mengerjap.

“Kalau sekarang ada gempa bumi, pasti akan timbul masalah.” Shelby berdiri di tengah lorong sempit yang melintasi ruang tamu kakeknya, memaksa dirinya sendiri untuk tidak berkedip.

Sekitar tiga puluh tumpukan buku, jurnal, tabloid, dan majalah setinggi satu setengah meter memenuhi ruangan

(10)

itu. Kelihatan seperti gedung­gedung pencakar langit Manhattan yang padat, minus jalan­jalannya yang lurus. Kakeknya telah menciptakan jalan­jalan berkelok, yang salah satunya berakhir di televisi, menyisakan sedikit ruang untuk duduk di dekat perapian dan menon ton berita.

“Jangan bergerak dan semua akan baik­baik saja,” sahut kakeknya, santai. Warren Wentworth duduk bersila, tubuh­ nya terlihat seperti sudut­sudut tajam dengan tulang yang menonjol, rambutnya putih dan kering. Pria itu kelihatan­ nya sudah lama sekali tersesat di jalan ini, dan sudah mele­ watkan banyak makan malam.

“Grandpa, kita harus pindah dari situ. Sekarang.” Sebe­ lum Shelby menubruk sesuatu dan tumpukan­tumpukan itu ambruk menimpa mereka. Pernah ada masa ketika Shelby berpikir bahwa dia dan orang­orang yang dicintainya kebal terhadap bencana. Tapi masa itu sudah lama berlalu.

Kakeknya mematikan TV, merentangkan tubuhnya, lalu bangkit, dengan sedikit terhuyung.

Shelby meraih kakeknya, berhati­hati supaya sikunya tetap berada di dalam batas jalan­jalan sempit itu, sangat menyadari bahwa dia bisa terjungkal kalau tidak memu sat­ kan perhatiannya lekat­lekat ke lantai. “Bagaimana ini bisa terjadi? La … labirin … labirin buku ini.”

Kakeknya berdeham. “Jangan berlebihan, Sayang. Ini perpustakaanku. Aku sedang mengeksplorasi tumpukan­ tumpukan itu. Kau kan pernah bilang, aku kurang ber­ tualang?”

(11)

“Ini namanya petualangan kehidupan.” Napas Grandpa beraroma kopi. Kemungkinan belum lama dia duduk di depan televisi. “Di mana keseruannya kalau semua jalan hanya lebar dan lurus, dan kau tahu di mana ujungnya?”

“Di mana keseruannya kalau semua ini jatuh menimpa kita?” Tulang­tulang kakeknya sudah tua dan rapuh. “Kalau ini ambruk…. Aku cuma bilang kalau … aku sudah bosan dengan kejutan­kejutan dan rumah sakit.” Kamar mayat dan rumah duka.

“Kau masih berduka, Sayang. Aku mengerti.” Kakek Warren meremas tangannya. “Aku juga sangat merindukan nenekmu.”

Grandma Ruby dan suami Shelby, Nick, meninggal dengan jarak waktu hanya seminggu setelah yang lain, hampir dua tahun yang lalu. Shelby dan kakeknya saling menopang saat melalui minggu­minggu pertama yang sulit itu. Sebagai anak tunggal dari garis keturunan panjang anak­ anak tunggal, mereka berdua tidak punya banyak anggota keluarga yang bisa dijadikan tempat bersandar.

Shelby bukannya masih berduka. Dia bukannya masih tersesat. Dia hanya bersikap waspada. Meski hal yang sama tidak bisa dikatakan tentang kakeknya. “Katakan kepadaku bagian lain dari rumah ini tidak begini.” Shelby sempat pergi makan siang bersama kakeknya beberapa minggu lalu, tapi tidak masuk ke rumah.

“Nona muda, kalaupun iya, itu bukan urusanmu.” Pria itu berbicara menggunakan nada yang dibesar­besarkan, seolah dia adalah seorang penjelajah yang dituntun keluar dari sebuah hutan yang baru ditemukan alih­alih seorang pensiunan dokter hewan yang dituntun keluar dari ruang

(12)

tamunya sendiri di sebuah kota kecil dan terpencil di California, Harmony Valley.

“Kuanggap tanggapan itu sebagai ya.” “Tidak.”

Langkah kaki mereka teredam karpet berbulu. Satu belokan lagi. Satu putaran lagi.

“Di mana Mushu?” Anjing cocker spaniel tua milik nenek nya.

“Anjing itu jadi sering menghabiskan waktu di halaman belakang.”

Shelby tidak bisa menyalahkan anjing betina itu. Satu kibasan ekor pendek di tempat yang salah maka dia pun akan menjadi sejarah. Rumah ini perlu dibersihkan dari bencana.

Shelby menyusuri jalan bercabang menuju dapur, me­ nolak untuk memikirkan betapa kurus tangan kakeknya. Bencana yang tak kunjung habis. “Lalu Gaipan? Kau mengusirnya keluar juga?” Kucing Siam tua itu mungkin kesal tidak bisa duduk di bagian belakang sofa dan bermimpi menerkam burung­burung di halaman depan. Sofa itu penuh buku, ditumpuk dengan sembarangan, siap untuk ambruk.

“Gaipan tidak menyukaiku. Tidak pernah,” kata Grandpa. “Dia lebih sering tinggal di luar, kecuali saat se­ dang lapar.”

Mereka tiba di dapur, yang untungnya bebas dari tumpukan buku dan berwarna kuning penuh optimisme, persis seperti neneknya dulu. Formica kuning cerah.

(13)

yang menghadap ke halaman belakang, membuat Shelby memicingkan mata. Mushu berbaring di atas rumput di bawah naungan sebatang pohon persik, seperti segumpal bulu hitam keriting. Di balik pagar, padang rumput kosong milik keluarga Jamero membentang ke arah Parish Hill. Keluarga Jamero sudah pergi meninggalkan kota, seperti sebagian besar penghuni lainnya setelah pabrik penggiling­ an gandum meledak dan lapangan pekerjaan menghilang, hingga kota yang dulunya indah dan karismatik ini men­ jadi sepi dan janggal. Memang bukan jenis komunitas yang berkembang pesat dan memberi banyak dukungan di masa mudanya, tapi Shelby merindukan komunitas itu. Lagi pula komunitas itu sekarang sedang kembali berkembang.

Shelby melepas pegangan pada kakeknya dan duduk di sebuah kursi kayu. Ruangan itu bersih dan rapi—kecuali koleksi wadah bumbu­bumbuan berbentuk hewan yang berderet di konter dapur dan yang terkumpul di tengah­ tengah meja. Wadah­wadah itu sudah berada di sana se­ panjang waktu yang bisa diingatnya.

“Grandpa sudah dengar kabar dari keluarga Jamero?” Shelby tidak tahan untuk tidak menambahkan, “Atau dari Gage yang sudah mati itu?”

“Jangan begitu.” Kakeknya mencengkeram kursi di samping kursi Shelby. “Dia belum mati.”

“Buatku dia sudah mati.” Dimulai sejak hari ketika Nick dimakamkan. Gage tidak menjawab panggilan telepon dari­ nya atau semua sapaan yang disampaikannya lewat media sosial. Dia mengambil salah satu wadah garam yang ber­ bentuk lebah, dibersihkannya debu dari lekukan­lekukan tubuh hitam dan kuningnya.

Referensi

Dokumen terkait

Jika Anda menyambungkan Stasiun Docking Thunderbolt Dell WD19TBS ke sistem Dell yang didukung, tombol dock berfungsi seperti tombol daya sistem Anda dan Anda dapat menggunakannya

41 1806546 Avida Camila Zahra Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP 42 1807962 Asma Haifa Nurul Adilah Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK 43 1807651 Muhammad Husnan Fadhli Pendidikan

Untuk memahami terjadinya pening- katan tersebut, berikut disajikan contoh perubahan jawaban mahasiswa dari pretes ke postes terhadap salah satu soal terkait hukum III

Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu penjelasan materi, belajar dalam kelompok, penilaian,

1) Orientasi kepada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya,

Disarankan kepada guru fisika, dalam menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching dengan pendekatan multi kecerdasan, guru harus benar-benar dapat menarik

Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal

(3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat