• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESULITAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA ARITMATIKA SOSIAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KESULITAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA ARITMATIKA SOSIAL"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESULITAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL

CERITA ARITMATIKA SOSIAL

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Progaram Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

WIDYA EVIJAYANTI A 410 122 001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KARTASURA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA ARITMATIKA SOSIAL

PUBLIKASI ILMIAH

oleh:

WIDYA EVIJAYANTI A 410 122 001

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Rita Pramujiyanti Khotimah, M.Sc. NIDN.0606027601

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS KESULITAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 KARTASURA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA ARITMATIKA SOSIAL

OLEH WIDYA EVIJAYANTI

A 410 122 001

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Senin, 27 Juni 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Rita Pramujiyanti Khotimah, S.Si, M.Sc (……..……..……..…….) (Ketua Dewan Penguji)

2. Prof. Dr. Sutama, M.Pd (………..……..) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Dra. Sri Sutarni, M.Pd (………..…….….) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M. Hum. NIP. 19650428 199303 1001

(4)
(5)

1

ANALISIS KESULITAN SISWA SMP DALAM MENYELESAIAKAN SOAL CERITA ARITMATIKA SOSIAL

Widya Evijayanti 1), Rita Pramujiyanti Khotimah2) 1)

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS Email:widya_evjayanti@yahoo.co.id

2)

Dosen Pendidikan FKIP UMS Email:rpramujiyanti@ums.acid

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial dan menganalisis faktor-faktornya. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIF SMP Negeri 3 Kartasura tahun pelajaran 2015/2016. Metode pengumpulan data yang digunakan tes, wawancara, dan dokumentasi.Teknik analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial:(1)kesulitan dalam memahami soal, yaitu ketidakmampuan siswa dalam menerjemahkan soal yaitu tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan.(2)kesulitan dalam transformasi, yaitu ketidakmampuan siswa dalam menentukan rumus untuk menyelesaikan soal aritmatika sosial.(3)kesulitan dalam proses penyelesaian, yaitu ketidakmampuan siswa siswa dalam melakukan operasi hitung guna menyelesaikan soal aritmatika sosial tersebut. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan yaitu malas membaca soal yang terlalu panjang, sulitnya mencerna kata-kata dalam soal, kurangnya minat siswa dalam belajar matematika, cara belajar siswa yang cenderung menghafalkan materi sehingga konsep tidak jelas, siswa jarang latihan soal-soal, belum memahami operasi hitung dengan baik, motivasi belajar yang rendah, suasana kelas yang kurang kondusif, dan strategi pembelajaran dengan metode ceramah.

Kata Kunci: aritmatika sosial, kesulitan siswa, soal cerita.

Abstracts

This research intended to describe the kind difficulties of students in solving social arithmetic story and analyze the factors. This research qualitative descriptive. Subjects were VIIF grade students of SMP Negeri 3 Kartasura the school year 2015/2016. Data collection methods used tests, interviews, and dokumentasi.Teknik analysis of data through data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that the difficulties experienced by students in solving story arithmetic social: (1) the difficulty in understanding the problem, namely the inability of students in translating a matter that is not able to write what they know and ask. (2) difficulties in the transformation, the inability students in determining the formula to complete social arithmetic problems. (3) difficulties in the settlement process, namely the inability of students to perform arithmetic operations in order to resolve the social arithmetic problems. Factors that lead to students experiencing difficulties are lazy to read about that too long, the difficulty digesting the words in question, the lack of student interest in learning mathematics, student learning is likely to memorize the material, so the concept is not clear, students rarely practice questions, do not understand the arithmetic operation with good, low learning motivation, classroom atmosphere which is less conducive, and learning strategies with the lecture method.

(6)

2

1. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peranan pendidikan sangatlah penting, sehingga pendidikan harus dijalankan dengan sebaik-baiknya agar dapat memperoleh hasil yang maksimal. Pendidikan merupakan upaya untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan dirinya, baik intelektual, moral, maupun psikologis. Proses merupakan hal yang paling penting dalam pendidikan, bukan hasil akhirnya karena dengan adanya proses banyak hal yang bisa dipelajari dan dimengerti oleh peserta didik. Pendidikan sebenarnya merupakan suatu rangkaian peristiwa yang kompleks, peristiwa tersebut merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia agar tumbuh sebagai pribadi yang utuh.

Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari SD sampai SLTA dan bahkan juga Perguruan Tinggi. Alasan matematika perlu diajarkan kepada siswa karena matematika banyak digunakan dalam kehidupan, dapat dipergunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara terhadap usaha memecahkan masalah. Tapi di sisi lain, matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit bagi siswa, hal ini disebabkan karena matematika memiliki sifat abstrak, atau karena dalam pembelajaran kurang dikaitkan dengan kenyataan-kenyataan yang biasa ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari, atau karena guru menganggap siswa sebagai botol kosong yang perlu diisi dan kurang memperhatikan bahwa sebenarnya siswa dapat mengkonstruksi pengertian sendiri terhadap suatu pengetahuan.

Mengajar bukan semata persoalan menceritakan dan belajar bukanlah konsekuensi otomatis dari penuangan informasi ke dalam benak atau fikiran siswa. Belajar memerlukan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri, dalam hal inilah keaktifan siswa sangat diperlukan. Belajar matematika sama halnya dengan belajar logika, karena kedudukan matematika dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai ilmu dasar. Dalam proses belajar matematika juga terjadi proses berpikir, sebab seseorang dikatakan berpikir apabila orang itu melakukan kegiatan mental, dan orang yang belajar matematika mesti melakukan kegiatan mental. Dalam berpikir, orang menyusun hubungan-hubungan antara bagian-bagian informasi yang telah direkam dalam pikirannya sebagai pengertian-pengertian.

(7)

2

Soal cerita juga mempunyai peranan penting dalam pembelajaran matematika karena siswa akan lebih mengetahui hakekat dari suatu permasalahan matematika ketika siswa dihadapkan pada soal cerita. Selain itu, soal cerita sangat bermanfaat untuk perkembangan proses berpikir siswa karena dalam menyelesaikan masalah yang terkandung dalam soal cerita diperlukan langkah-langkah penyelesaian yang membutuhkan pemahaman dan penalaran. Soal cerita pada mata pelajaran matematika banyak dijumpai pada materi pokok seperti aritmatika sosial, statistik, aljabar dan beberapa materi pokok pada mata pelajaran fisika dan ekonomi. Untuk mempelajari soal cerita siswa tidak cukup hanya mampu dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari–hari serta melakukan latihan–latihan soal secara terus-menerus sehingga mampu menguasai materi tersebut.

Materi matematika SMP terdiri dari beberapa topik seperti telah disebutkan diatas. Salah satu diantaranya ialah aritmatika sosial. Materi ini merupakan materi yang cukup sulit bagi siswa SMP, karena soal-soal yang disajikan biasanya berbentuk soal cerita dan siswa sulit untuk memahami maksud dan menerjemahkan soal cerita ke dalam bentuk matematika. Penguasaan siswa atas aritmatika sosial antara lain ditunjukkan dengan kemampuan siswa menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial dengan benar.

Namun kenyataannya, banyak siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita, hal ini disebabkan siswa mengalami beberapa kesulitan diantaranya kesulitan dalam memahami arti kalimat-kalimat dalam soal cerita, kurangnya keterampilan siswa dalam menerjemahkan kalimat sehari-hari ke dalam kalimat matematika dan unsur mana yang harus dimisalkan dengan suatu variabel.

Adanya kesulitan siswa dalam penyelesaian soal cerita aritmatika sosial perlu mendapat perhatian. Kesulitan yang dialami siswa dalam penyelesaian soal-soal tersebut perlu diidentifikasi untuk mengetahui faktor - faktor penyebabnya. Analisa tentang kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal aritmatika sosial dapat digunakan untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar matematika dan akhirnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.

Banyak upaya yang sudah dilakukan untuk menanggulangi serta meningkatkan kualitas pembelajaran mulai dari penataran dan kualifikasi pendidikan bagi guru sampai implementasi metode pembelajaran baru yang diterapkan pemerintah. Namun upya tersebut belum mencapai hasil yang optimal dikarenakan adanya kendala- endala yang terjadi di lapangan. Hal ini terlihat dari proses pembelajaran matematika di sekolah yaitu tidak mampu menguasai materi yang diberikan oleh guru yang mengakibatkan siswa tidak mampu mengidentifikasi dan menyelesaika soal yang berbentuk cerita pada pelajaran matematika.

(8)

3

Syah (2012 : 53) mengelompokkan faktor kesulitan belajar siswa menjadi dua macam yaitu faktor dari dalam (internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal). Dari segi internal salah satunya adalah intelektual atau intelegensi siswa. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan adanya suatu pengetahuan untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya kesulitan tersebut, sehingga dapat dilakukan upaya untuk meminimalkan kesulitan yang dialami siswa.

Pengalaman kegiatan belajar mengajar di lapangan, khususnya di SMP N 3 Kartasura, seringkali dijumpai siswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal yang diberikan secara tuntas, disebabkan karena ketidakmampuan siswa dalam memahami konsep-konsep matematika yang dipelajari. Kelemahan siswa dalam matematika terlihat dari nilai ulangan yang masih relatif rendah.

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mendiskripsikan jenis-jenis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial di kelas VII SMPN 3 Kartasura dan menganalisis faktor-faktor penyebab kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial di kelas VII SMPN 3 Kartasura.

2. METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, karena analisis datanya bersifat non-statistik. Penelitian kualitatif dipilih karena bentuk penelitian ini akan mampu menangkap berbagai informasi kualitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIIF SMP Negeri 3 Kartasura. Penetapan subjek dalam penelitian ini berdasarkan hasil tes soal-soal cerita aritmatika sosial.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode tes, wawancara, dan dokumentasi.Sebelum wawancara, terlebih dahulu dilakukan tes soal matematika dengan materi aritmatika sosial. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis data Miles dan Huberman yang terdiri atas: pengumpulan data, reduksi data, penyajian (display) data, dan penarikan kesimpulan.

3.HASILDANPEMBAHASAN

Berdasarkan hasil tes siswa kelas VII F SMP Negeri 3 Kartasura dan wawancara yang telah dilakukan diperoleh data tentang kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial dan faktor-faktor penyebabnya dapat dilihat sebagai berikut :

(9)

4 a. Kesulitan dalam memahami soal

Kesulitan dalam memahami soal ini yaitu kesulitan berupa siswa telah mampu membaca semua kata dalam pertanyaan, tetapi tidak memahami arti keseluruhan kata-kata, sehingga siswa tidak mampu melangkah lebih lanjut sepanjang alur pemecahan masalah yang tepat.

Gambar 1: Penyelesaian S1 pada soal nomor 1

Hasil wawancara dengan S1

P : “Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal aritmatika sosial?” S1 :”Iya bu.”

P :”Kesulitan pada bagian mana?”

S1 :”Pada menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan bu, saya bingung.” P :”Bingung kenapa?”

S1 :”Saya nggak begitu suka bu sama soal cerita males bacanya, soalnya juga harus dipahami dengan baik biar ngerti, jadi saya bingung mau nulis apa.”

P :”Maksudnya kamu tidak bisa memahami soal cerita ini dengan baik, sehingga kamu bingung dengan apa yang harus dilakukan pada soal ini?”

S1 :”Iya bu, udah gitu rumus di materi aritmatika sosial juga banyak, jadi bingung pake rumus yang mana.”

P :”Apa yang menyebabkan kamu kesulitan?”

S1 :”Saya nggak bisa memahami soal dan lupa rumus, terus kalo nggak bisa memahami soal saya nggak tahu bu harus nulis apa bu.”

Pada soal nomor 1 dari hasil pekerjaan siswa terlihat bahwa siswa kesulitan dalam memahami soal, yaitu siswa tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan, seharusnya dari soal siswa dapat menuliskan informasi yang ada seperti harga beli mobil, harga perbaikan mobil, dan rugi, kemudian baru siswa dapat menuju ke langkah berikutnya dan menyelesaikan soal tersebut. Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa letak kesulitan siswa yaitu pada memahami kata-kata dalam soal. Selain itu hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika mengungkapkan bahwa kesulitan siswa

(10)

5

dalam menyelesaikan soal cerita adalah memahami soal, yaitu siswa kurang mampu mencerna soal cerita dengan baik sehingga sering terjadi kesulitan siswa berupa kesulitan pemahaman yang mengakibatkan tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.

Kesulitan dalam memahami soal disebabkan oleh siswa yang malas membaca soal yang terlalu panjang dan butuh pemahaman. Sehingga siswa tidak dapat mencerna kata-kata yang ada dalam soal cerita dengan baik.

Gambar 2 : Penyelesaian S2 pada soal nomor 2

Hasil wawancara peneliti dengan S2

P : “Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal aritmatika sosial?” S2 :”Kesulitan banget bu.”

P :”Kesulitan kenapa?”

S2 :”Menyelesaikan soalnya bu susah.” P :” Susahnya di bagian mana?”

S2 :”Harus baca soal yang panjang terus kalau soal cerita kan pake langkah-lankah penyelesaian gitu bu, jadi ribet”

P :”Apa yang menyebabkan kamu kesulitan?”

S2 :”Mencerna kata-kata di soal, terus rumusnya banyak kadang-kadang suka lupa.” Dari hasil pekerjaan siswa di atas terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan dalam memahami soal, sehingga siswa tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan seharusnya siswa menuliskan terlebih dahulu apa yang diketahui di dalam soal, seperti untung, dan harga jual lemari pakaian sehingga siswa mampu menuju ke langkah berikutnya dan menyelesaikan soal tersebut. Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa siswa kurang senang dalam membaca soal yang panjang sehingga menimbulka siswa sulit untuk mengilustrasikan soal atau menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan.

(11)

6

Dari pengamatan hasil pekerjaan siswa dan wawancara dengan siswa, kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial adalah kesulitan pemahaman soal atau menafsirkan kata-kata dalam soal, dan langkah-langkah penyelesaian yang harus dilakukan terlalu ribet. Hal tersebut juga diungkapkan oleh guru pengampu mata pelajaran matematika VIIF bahwa kesulitan yang sering dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita adalah kesulitan menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan hail ini terjadi karena siswa malas membaca soal cerita.

Pada kesulitan dalam memahami soal dalam materi aritmatika sosial, letak kesulitan yang dialami siswa adalah dalam memahami kata-kata yang ada pada soal sehingga menyebabkan siswa tidak mampu menuliskan apa yang diketahui seperti harga beli mobil, harga perbaikan mobil, dan rugi serta apa yang ditanyakan yaitu harga jual mobil. Senada dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Huda dan Kencana (2013) yang menyimpulkan bahwa kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita adalah pemahaman makna kata-kata dalam soal yang telah diberikan. Hal yang sama juga diungkapkan oleh guru mata pelajaran matematika kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita adalah tidak mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanya, menuliskan diketahui dan ditanyakan tidak sesuai dengan soal, serta tidak mengetahui maksud pertanyaan.

Faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami soal adalah siswa malas membaca soal yang terlalu panjang, dan kurang teliti dalam membaca. Hal ini merupakan kesulitan belajar konsep yang dialami oleh siswa, sehingga siswa tidak dapat mencerna kata-kata yang ada dalam soal cerita dengan baik. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Wiyartimi, dkk (2010) yang meyatakan bahwa penyebab kesulitan adalah tidak mampu memahami konsep, tidak dapat menentukan penyelesaiaan dar model matematikanya. Selain itu peneliti juga melakukan observasi guna mengetahui faktor lain yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam belajar. Dari hasil observasi tersebut, peneliti merasakan salah satu faktor eksternal yang terlihat yaitu cara penyampaian guru terhadap materi aritmatika sosial yang terlalu monoton sehingga terdapat siswa yang sibuk sendiri dan mengantuk di dalam kelas. Diperkuat dengan hasil penelitian Fakhrul Jamal (2014) menyimpulkan bahwa faktor yang sangat mempengaruhi kesulitan belajar adalah kurangnya minat belajar siswa dalam matematika, kesulitan ini muncul karena guru yang identic menulis di papan tulis saja, sehingga siswa merasa bosan saat mengikuti pelajaran.

(12)

7 b. Kesulitan dalam melakukan transformasi soal

Kesulitan dalam melakukan transformasi soal yaitu kesulitan siswa dalam menentukan rumus yang harus digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut.

Gambar 3 : Penyelesaian S3 pada soal nomor 2

Hasil wawancara peneliti dengan S3

P : “Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal aritmatika sosial?” S3 :”Iya bu.”

P :”Kesulitan apa?”

S3 :”Menentukan rumus penyelesaiannya bu.”

P :”Apa yang menyebabkan kamu kesulitan dalam menyelesaikan soal?” S3 :”Sering lupa bu sama rumusnya, karena terlalu banyak rumus.”

Dari hasil pekerjaan siswa dapat dilihat bahwa siswa keliru dalam penggunaan rumus, padahal siswa sudah mampu memahami soal dan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa siswa kesulitan dalam melakukan transformasi yaitu siswa lupa dengan rumus penyelesaian mencari harga beli lemari. Seharusnya siswa dapat menyelesaikan dengan rumus persentase untung sama dengan untung dibagi dengan harga pembelian kemudian dikalikan seratus persen, kemudian substitusikan informasi yang ada di soal ke dalam rumus tersebut.

Faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan adalah siswa hanya menghafalkan rumus, yang mengakibatkan siswa cepat lupa dalam mengerjakan soal.

(13)

8

Gambar 4: Penyelesaian S4 pada soal nomor 3

Hasil wawancara peneliti dengan S4

P : “Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal aritmatika sosial?” S4 :”Sedikit bu.”

P :”Kesulitan apa?”

S4 :”Menyelesaikan soalnya bu, bingung rumusnya.” P :”Kenapa?”

S4 :”Karena di materi ini rumusnya banyak bu.”

P :” Apa yang menyebabkan kamu kesulitan dalam menyelesaikan soal?” S4 :”Tidak hafal dengan rumus-rumus bu.”

Dari hasil pekerjaan siswa dapat dilihat bahwa cara belajar siswa yang hanya menghafalkan rumus, yang mengakibatkan siswa cepat lupa dengan materi yang disampaikan sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial.

Kesulitan siswa dalam melakukan transformasi yaitu kesulitan siswa dalam menentukan rumus untuk menyelesaikan soal nomor 2 dan 3, letak kesulitan pada soal nomor 2 adalah siswa tidak mampu menuliskan rumus yang harus digunakan untuk menentukan rumus harga beli lemari dengan informasi yang ada pada soal, seharusnya siswa terlebih dahulu menuliskan rumus persentase untung sama dengan untung (harga jual – harga beli) per harga beli dikalikan dengan seratus persen, setelah ini siswa bisa mensubstitusikan apa yang ada ke dalam rmus tersebut. Sedangkan letak kesulitan pada nomor 3 adalah siswa lupa dengan rumus yang harus digunakan untuk menentukan netto dari 6 kantong gula. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Fakhrul (2014) yang menyimpulkan bahwa kesulitan yang dialami siswa adalah kurangnya pemahaman konsep, salah dalam penggunaan rumus, dan kurangnya minat siswa dalam pelajaran matematika.

Faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam transformasi adalah cara belajar siswa yang hanya menghafalkan rumus yang mengakibatkan cepat lupa, dan kurangnya latihan mengerjakan soal, hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan

(14)

9

oleh Asfi Yanti (2014) yang menyatakan faktor penyebab kesulitan siswa adalah kemampuan siswa yang rendah dan pemahaman konsep aritmatika yang masih rendah, kurangnya perhatian dan keseriusan dalam belajar, kurangnya latihan dalam menjawab soal, kurangnya penghayatan dalam membaca soal, dan ketidakmampuan menganalisa soal cerita. c. Kesulitan dalam proses penyelesaian

Kesulitan dalam proses penyelesaian adalah kesulitan yang dialami siswa dalam melakukan operasi hitung. Pada kesulitan melakukan operasi hitung ini terdapat bebrapa kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu dalam menghitung operasi pengurangan bilangan bulat dengan desimal dan dalam operasi perkalian.

Gambar 5 : Penyelesaian S5 pada soal nomor 3

Hasil wawancara dengan siswa yang mengerjakan soal di atas sebagai berikut.

P : “Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal aritmatika sosial?” S5 :”Iya bu, saya enggak bisa ngitung bilangan bulat dengan desimal.”

P :”Kesulitan bagaimana?”

S5 :”Ya bingung bu, yang satu kan enggak ada koma-komanya terus kalau yang satunya ada koma-komanya.”

P :”Kan tinggal dihitung saja, kalo bingung menggunakan pengurangan bersusun.” S5 :”hehee kalau menghitung yang kayak gitu susah bu.”

Pada prosedur pengerjaan sudah benar, hanya saja ketika siswa dihadapkan dengan pengurangan bilangan bulat dengan bilagan desimal siswa masih mengalami kesulitan. Langkah awal siswa dalam pengerjaan mengubah nilai tarra (dari bentuk persentase ke bentuk kg) tidak mengalami kesulitan, siswa mampu melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian dengan baik. Dari hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa letak kesulitan siswa yaitu dalam mengurangkan bilangan bulat dengan bilangan desimal. Hal tersebut juga diungkapkan oleh guru pengampu mata pelajaran matematika kelas VIIF

(15)

10

mengenai kesultan siswa dalam menghitung bilangan bulat dengan desimal, baik itu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pemagian.

Faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan adalah belum terlalu memahami tentang operasi hitung bilangan desimal.

Gambar 6 : Penyelesaian S6 pada soal nomor 2

Hasil wawancara peneliti dengan S6

P : “Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal cerita aritmatika sosial?”

S6 :”Iya bu, saya enggak bisa ngitungnya bu.” P :”Menghitung yang bagian mana?”

S6 :”Yang menghitung harga beli lemari bu.”

P :”Coba ceritain susahnya gimana? Kan ini sudah hamper selesai?”

S6 :”Iya bu sehabis subtitusikan yang diketahui ke rumus terus bingung menghitungnya, kan itu udah sampai 15 per 100 sama dengan 460.000 dikurang harga beli per harga beli nah abis itu saya bingung bu.”

Dilihat dari hasil pekerjaan menunjukkan bahwa siswa belum selesai dalam mengerjakan soal tersebut. Dari hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa siswa mampu mensubstitusikan informasi ke rumus, hanya ketika harus melakukan perkalian silang siswa tidak mampu melakukannya sehingga siswa tidak mampu menyelesaikan soal tersebut. Penyebab dari kesulitan tersebut adalah siswa kurang latihan soal-soal dan motivasi belajar siswa yang masih rendah. Faktor lain yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan berdasarkan observasi peneliti yaitu suasana kelas yang kurang kondusif dan kurang nyaman.

(16)

11

Mata pelajaran matematika kelas VIIF SMP N 3 Kartasura tersebut dilaksanakan setiap hari senin dan jumat. Pada hari senin proses belajar matematika dilaksanakan 3x40 menit, pelajaran dimulai setelah upacara bendera setiap senin yaitu pukul 08.00 WIB dan ada jeda istirahat sehingga membuat suasana kelas semakin kurang kondusif, sedangkan pada hari jumat 2x40 menit yang dimulai setelah istirahat pertama yaitu pukul 09.20 WIB. Dari alokasi waktu yang digunakan untuk pembelajaran matematika cenderung siang hari yang menyebabkan siswa sudah merasa jenuh dan susah dalam pengkondisian di dalam kelas. Dari hasil pengamatan peneliti proses pembelajaran matematika di kelas VIIF menggunakan metode ceramah, seingga guru sebagai pusat pembelajaran dan mengakibatkan siswa mengalai kejenuhan terhadap materi yang disampaikan.

Kesulitan yang dialami siswa dalam proses penyelesaian adalah kesulitan siswa dalam melakukan operasi hitung ini terdapat bebrapa kesulitan yang dialami oleh siswa yaitu dalam menghitung operasi pengurangan bilangan bulat dengan desimal dan dalam operasi perkalian. Pada prosedur pengerjaan soal nomer 3 sudah benar, hanya saja ketika siswa dihadapkan dengan pengurangan bilangan bulat dengan bilagan desimal siswa masih mengalami kesulitan hal ini juga yang menyebabkan siswa tidak dapat melangkah ke langkah selanjutnya dan menyelesaikan soal tersebut. Langkah awal siswa dalam pengerjaan mengubah nilai tarra (dari bentuk persentase ke bentuk kg) tidak mengalami kesulitan, siswa mampu melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian dengan baik. Sedangkan letak kesulitan pada soal nomor 2 adalah siswa mampu mensubstitusikan informasi ke rumus, hanya ketika harus melakukan perkalian silang siswa tidak mampu melakukannya siswa mengalami kesulitan ketika sudah sampai pada lima belas per seratus sama dengan empat ratus enam puluh ribu dikurang harga beli per harga beli sehingga siswa tidak mampu menyelesaikan soal tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Endar Susilowati (2007) yang menyatakan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam keterampilan komputasi, dan F.Agniditya (2014) juga menyimpulkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam perhitungan baik penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun pembagian.

Faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam penyelesaian soal adalah kesulitan yang dialami siswa dalam operasi hitung. Penyebab terjadinya kesulitan ini adalah belum terlalu memahami tentang operasi hitung bilangan desimal dan siswa kurang latihan soal-soal serta motivasi belajar siswa yang masih rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Puspitasari (2015) yang menyatakan penyebab kesulitan yang dialami siswa adalah melakukakan operasi hitung penjulahan dan

(17)

12

pengurangan, serta kurang latihan dalam mengerjakan soal-soal. Faktor lain yang muncul yaitu dari suasana kelas yang tidak mendukung. Mata pelajaran matematika pada kelas VIIF dilaksanakan setiap hari senin dan jumat. Pada hari senin proses belajar matematika dilaksanakan 3x40 menit, pelajaran dimulai setelah upacara bendera setiap senin yaitu pukul 08.00 WIB dan ada jeda istirahat sehingga membuat suasana kelas semakin kurang kondusif, sedangkan pada hari jumat 2x40 menit yang dimulai setelah istirahat pertama yaitu pukul 09.20 WIB. Dari alokasi waktu pembelajaran matematika tersebut cenderung siang hari yang menyebabkan siswa suda merasa bosan dan jenuh, hal ini menyebabkan sulitnya pengkondisian siswa di dalam kelas. Sejalan dengan Syah (2010:135) yang mengatakan bahwa faktor-faktor lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial hendaknya segera ditindak lanjuti oleh guru matematika, agar tidak berpengaruh kepada materi-materi selanjutnya. Peranan guru dalam membantu siswa sangat dibutuhkan untuk dapat meminimalisir kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa. Perlunya evaluasi dan penguatan terhadap materi yang diajarkan guna membantu siswa dalam mengoptimalkan hasil belajarnya.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas dapat disimpulkan :

a. Jenis-jenis kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial dapat digolongkan menjadi 3 tipe yaitu kesulitan dalam memahami soal, kesulitan dalam transformasi soal, dan kesulitan dalam proses penyelesaian.

b. Faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita aritmatika sosial di antaranya : malas membaca soal yang terlalu panjang, sulitnya menafsirkan mencerna kata-kata dalam soal.kurangnya minat siswa dalam belajar matematika, cara belajar siswa yang cenderung menghafalkan materi sehingga tidak ada konsep pemahaman, siswa kurang latihan soal-soal, belum memahami operasi hitung dengan baik, motivasi belajar yang rendah, suasana kelas yang kurang kondusif, strategi yang digunakan guru hanya menggunakan metode ceramah.

(18)

13

DAFTAR PUSTAKA

Agninditya, F.dkk.2014. Analisi Kesalahan dan Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Uraian Pokok Bahasan Trigonometri Kelas X.IIS di SMA N 1 Rembang.

Huda, Nizlel dan Angel Gustina Kencana. 2013. “Analisis Kesulitan Siswa Berdasarkan Kemampuan Pemahaman dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Kubus dan Balok Di Kelas VIII SMP Negeri 30 Muaro Jambi.” Prosiding Semirata FMIPA Universitas

Lampung, 1(1): 595-606

Jamal, Fakhrul. (2014). Analisis Kesulitan Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika pada Materi Peluang Kelas XI IPA SMA Muhammadiyah Meulaboh Johan Pahlawan. Jurnal

Pendidikan Matematika, 1 (1), 18-36.

Puspitasari.2015.Jurnal Pendidikan Analisis Kesulitan Menyelesaikan Soal Cerita Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di SMP.

Susilowati, Endar.2007. Faktor-faktor Kesulitan Penyelesaian Soal Cerita pada siswa kelas IV SD (Studi Kasus di SD N IV Wonogiri.Sjripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Syah, Muhibbin. 2012 .Psikolog Belajar. Jakarta: Rajawali Press.

Wiyartimi, Wardani Rahayu, dan Ratnaningsin.2010.”Diagnosis Ksulitan Belajar Matematika Siswa pada Materi Trigonometri Rumus-rumus segitiga di Kelas X SMA Negeri 50 Jakarta”.JMAP/Vol.9 No.2 September 2010

Yanti, Asfi.2014. Analisis Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah Matematika pada Materi Aritmatika Sosial di Kelas VII SMP Negeri 2 Banda Aceh Tahun Ajaran 2013/2014.

Gambar

Gambar 1: Penyelesaian S1 pada soal nomor 1
Gambar 2 : Penyelesaian S2 pada soal nomor 2
Gambar 3 : Penyelesaian S3 pada soal nomor 2
Gambar 4: Penyelesaian S4 pada soal nomor 3  Hasil wawancara peneliti dengan S4
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan antara minat belajar peserta didik di SMK Negeri 5 Telkom dan LP Anak Banda Aceh setelah

[r]

sekolah yang sama dengan materi yang berbeda atau pada sekolah lain guna menguatkan hasil penelitian ini dan memperoleh pengetahuan yang lebih. tentang metode

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal, pengalaman dagang, jumlah tenaga kerja, pendidikan dan biaya terhadap pendapatan pedagang di Pasar Masaran Cawas,

commit to user.. commit to user ÜßÚÌßÎ ×Í× Ø¿´¿³¿² ØßÔßÓßÒ

Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan dan telah dianalisis bahwa peranan kelompok tani melati 1 terhadap kesejahteraan petani telah memberikan peningkatan, terlihat dari

[r]

[r]