• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. PROSEDUR PENYUSUNAN INPUT-OUTPUT WILAYAH SENDIRI DAN ANTAR WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. PROSEDUR PENYUSUNAN INPUT-OUTPUT WILAYAH SENDIRI DAN ANTAR WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Penyusunan I-O antar wilayah Kalimantan Timur wilayah Utara dan Selatan dilatar belakangi oleh pemikiran bahwa: (1) untuk menyusun I-O banyak wilayah (multiregion) dengan melibatkan seluruh kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur tidak dapat dilakukan karena keterbatasan data, (2) ko ndisi faktual menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur di Kalimantan Timur lebih banyak mengarah kepada daerah-daerah di sebelah Selatan karena sebagian besar sektor industri lebih terko nsentrasi pada wilayah tersebut. Sedangkan sektor pertanian masih sangat do minan di wilayah Utara, (3) dengan demikian keterkaitan transaksi antar wilayah di pengaruhi oleh pola distribusi barang, pengiriman barang ke Kalimantan Timur adalah melalui pelabuhan-pelabuhan yang berada di wilayah Selatan, dan (4) adanya wacana yang berkembang bahwa Kabupaten/Kota Tarakan, Bulungan, Malinau, Berau dan Nunukan yang berada di sebelah Utara Provinsi Kalimantan Timur ingin memekarkan diri dari daerah-daerah Kalimantan Timur yang berada di wilayah Selatan yaitu Kabupaten/Kota Pasir, K utai Barat, K utai Kartanegara, K utai Timur, Penajam Paser Utara, Balikpapan, Samarinda dan Bontang.

5.1. Penyusunan I-O Wilayah Sendiri dan Antar wilayah

Pertama kali I-O wilayah sendiri Provinsi Kalimantan Timur tahun 2003 d i update ke tahun 2006 dengan menggunakan metode RAS. Miller dan Blair (1985) menjelaskan pada prinsipnya prosedur RAS tersebut berupaya menghasilkan matriks koefisien teknologi pada tahun ke-1 [A(1)], berdasarkan informasi matriks

(2)

Gambar 7. Kerangka Penyusunan Tabel Input-Output Antar wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006

INPUT OUTPUT KALTIM SELAT AN T AHUN 2006

DOMESTIC SUPPLY PERCENTAGE

METODE SIMPLE LQ I-O T UNGGAL KALTIM

TAHUN 2006 I-O WILAYAH TUNGGAL KALTIM 2003 LQ WILAYAH UTARA TAHUN 2006 PDRB SEKTORAL WILAYAH SELAT AN T AHUN 2006 I-O ANTAR WILAYAH INDONESIA 2006

INPUT OUTPUT KALTIM UT ARA T AHUN 2006 LQ WILAYAH SELATAN

TAHUN 2006

PDRB SEKTORAL WILAYAH UT ARA TAHUN PDRB SEKTORAL WILAYAH

KALTIM TAHUN 2005

UPDATE

METODE RAS

MENYEIMBANGKAN I-O DIGUNAKAN MET ODE

CROSS ENTROPHY

INPUT-OUTPUT ANTAR WILAYAH KALTIM UTARA DENGAN KALTIM SELAT AN TAHUN 2006

FINAL DEMAND DAN INPUT PRIMER KALTIM UT ARA T RANSAKSI PERDAGANGAN DARI WILAYAH KALTIM UT ARA KE KALTIM SELAT AN T AHUN 2006 FINAL DEMAND DAN INPUT PRIMER KALTIM UT ARA T RANSAKSI PERDAGANGAN DARI WILAYAH KALTIM SELAT AN KE KALTIM UT ARA T AHUN 2006 METODE PROPORSIONAL ASAL

DAN TUJUAN

PEMISAHAN IMPOR INPUT OUTPUT DOMESTIK KALTIM UTARA TAHUN 2006 INPUT OUTPUT DOMESTIK

(3)

koefisien teknologi pada tahun ke-0 [A(0)], tanpa harus memiliki informasi sebanyak n2+n = n(n+1). Informasi yang dibutuhkan pada tahun ke-1 untuk mendapatkan matriks koefisien teknologi A(1) hanyalah sebanyak 3n informasi, yaitu: (1) total gross output Xi, (2) total penjualan output antar sektor Vj, dan (3)

total pembelian input antar sektor Ui

            = ) 1 ( ) 1 ( ) 1 ( ) 1 ( 2 1 n x x x X

. Dalam bentuk matriks ketiga informasi ini masing- masing dapat dijabarkan sebagai berikut:

;             = ) 1 ( ) 1 ( ) 1 ( ) 1 ( 2 1 n u u u U  ; V(1)=

[

v1(1) v2(1)  vn(1)

]

... [72]

Dengan demikian, bila dalam suatu perekonomian terdapat n = 20 sektor, maka untuk mengestimasi matriks koe fisien teknologi A(1) yang memiliki elemen sebanyak n x n = 400 melalui prosedur RAS hanya dibutuhkan informasi pada tahun ke-1 sebanyak 3n = 60. Dalam hal ini terlihat bahwa metode RAS menggunakan data dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingka n metode survei yang lengkap. Adapun referensi utama yang digunakan untuk membangun I-O 2006 dengan metode RAS tersebut adalah I-O Kalimantan Timur 2003 yang telah dipublikasikan oleh BPS Kalimantan Timur struktur I-O Kalimantan Timur tahun 2005 (permintaan input dan output antara, serta permintaan akhir) yang telah dibangun oleh Bappenas sewaktu menyusun I-O antar wilayah Indonesia, dan PDRB Provinsi Kalimantan Timur tahun 2006. Sebagai ilustrasi, misalkan matriks transaksi untuk lima kelompok lapangan usaha utama yang telah di update ke tahun 2006 berdasarkan metode RAS, adalah sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 15 berikut ini.

(4)

Tabel 15. Matriks Transaksi Kalimantan Timur untuk Lima Kelompok Lapa ngan Usaha Utama Tahun 2006

(milyar rupiah)

1 2 3 4 5 Total FD Impor Total 1 310 6 3 844 533 371 5 064 4 856 645 9 275 2 147 31 820 1 519 1 354 2 042 36 882 76 699 2 318 111 263 3 687 629 3 537 2 270 1 671 8 795 12 117 3 580 17 332 4 180 348 29 5 383 945 11 939 4 428 8 456 5 470 1 568 2 139 1 165 4 795 10 138 15 962 741 25 359 Total 1 794 34 371 11 068 5 328 9 263 VA 7 481 76 892 6 264 3 128 16 096 Total 9 275 111 263 17 332 8 456 25 359 Keterangan : (1) sektor pertanian

(2) sektor pertambangan dan penggalian (3) sektor industri

(4) sektor bangunan (5) sektor jasa

Berdasarkan rumus koefisien input bahwa : aij = Zij / Xi

Tabel 16. Matriks Koefisien Input Kalimantan Timur untuk Lima Kelompok Lapangan Usaha Utama Tahun 2006

, maka matriks koefisien input untuk lima kelompok lapangan usaha utama ini sebagaimana terlihat pada Tabel 16. 1 2 3 4 5 1 0.03342 0.00005 0.22176 0.06304 0.01464 2 0.01582 0.28599 0.08765 0.16017 0.08052 3 0.07409 0.00565 0.20409 0.26846 0.06590 4 0.01938 0.00313 0.00166 0.00058 0.01512 5 0.05072 0.01409 0.12344 0.13781 0.18909 Nilai koe fisien inp ut pada sel a11 diperoleh dengan cara membagi nilai sel matriks

transaksi Z11 = 310 dengan total output sektor pertanian (1) sebesar 9 275 atau

a11

Selanjutnya menghitung PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kalimantan Timur wilayah Utara (Kaltimtara) dan PDRB Kalimantan Timur wilayah Selatan (Kaltimsela). PDRB Kaltimtara merupakan penjumlahan PDRB

(5)

dari Tarakan, Bulungan, Malinau, Berau dan Nunukan. Seda ngkan PDRB Kaltimsela berasal dari penjumlahan PDRB Pasir, K utai Barat, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Penajam Paser Utara, Balikpapan, Samarinda dan Bontang. Sebagai contoh sederhana, berikut ini disampaikan PDRB Kaltimtara dan Kaltimsela menurut lima kelompok lapangan usaha utama pada tahun 2006.

Tabel 17. Produk Domestik Regional Bruto Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara Menurut Lima Kelompok Lapangan Usaha Utama Berdasarkan Harga Berlaku Tahun 2006

(juta rupiah)

No. Lapa ngan Usaha Kaltimsela Kaltimtara

1. Pertanian 7 322 508.84 2 497 297.59

2. Pertambangan dan Penggalian 139 634 734.76 3 338 096.55

3. Industri 3 650 746.52 1 031 685.28

4. Bangunan 7 039 242.06 427 130.80

5. Jasa 19 762 225.28 3 780 260.76

Total PDRB 177 409 457.46 11 074 470.99

Berdasarkan matriks koefisien input Kalimantan Timur tahun 2006, PDRB Kaltimtara dan Kaltimsela tahun 2006, maka dibangun tabel I-O tunggal untuk setiap wilayah dengan metode SL Q (Simple Location Quotient). Sebagai contoh perhitungan matriks koefisien input untuk lima kelompok lapangan usaha utama Kalimantan Timur wilayah Selatan dan Utara tahun 2006 berdasarkan metode SLQ dengan sumber data yang ada pada Tabel 18.

Tabel 18. Perhitungan LQ untuk Lima Kelompok Lapangan Usaha Utama pada Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara Tahun 2006

No Lapangan Usaha Kalt imsela vi/v Kalt imtara v t i/v Kalt im V t i/V LQ t i

Kalt imsela Kalt imtara 1. Pertanian 0.0413 0.2255 0.0521 0.7922 4.3283 2. Perta mbangan & Penggalian 0.7871 0.3014 0.7585 1.0376 0.3974 3. Industri 0.0206 0.0932 0.0248 0.8283 3.7500 4. Bangunan 0.0397 0.0386 0.0396 1.0016 0.9736 5. Jasa 0.1114 0.3413 0.1249 0.8918 2.7329

(6)

Berdasarkan ketentuan bahwa jika LQ ≥ 1 maka aijw = aij , dan jika

LQ < 1 maka aijw = LQi . aij

Tabel 19. Matriks Koefisien Input Kalimantan Timur Wilayah Selatan Berdasarkan Pendekatan SLQ Tahun 2006

, b entuk matriks koefisien input pada masing- masing wilayah berdasarkan pendekatan SLQ adalah sebagai berikut.

1 2 3 4 5 1 0.02647 0.00004 0.17568 0.04994 0.01160 2 0.01582 0.28599 0.08765 0.16017 0.08052 3 0.06137 0.00468 0.16905 0.22236 0.05459 4 0.01938 0.00313 0.00166 0.00058 0.01512 5 0.04523 0.01256 0.11008 0.12290 0.16863

Tabel 20. Matriks Koefisien Input Kalimantan Timur Wilayah Utara Berdasarkan Pendeka tan SLQ Tahun 2006

1 2 3 4 5 1 0.03342 0.00005 0.22176 0.06304 0.01464 2 0.00629 0.11365 0.03483 0.06365 0.03200 3 0.07409 0.00565 0.20409 0.26846 0.06590 4 0.01886 0.00304 0.00162 0.00057 0.01472 5 0.05072 0.01409 0.12344 0.13781 0.18909

Oleh karena nilai LQ sektor pertanian pada wilayah Kaltimsela adalah 0.7922 < 1 maka berdasarkan ketentuan metode SLQ nilai-nilai sel yang terdapat pada vektor baris sektor pertanian (1) yang ada pada Tabel 19 adalah :

a11 = 0.7922 x 0.03342 = 0.02647

a12 = 0.7922 x 0.00005 = 0.00004

a13 = 0.7922 x 0.22176 = 0.17568

a14 = 0.7922 x 0.06304 = 0.04994

(7)

Sedangkan untuk sektor pertambangan dan penggalian, karena mempunyai nilai LQ = 1.0376 > 1, maka nilai- nilai sel pada vektor baris sektor pertambangan dan penggalian (2) menjadi :

a21 = 0.01582

a22 = 0.28599

a23 = 0.08765

a24 = 0.16017

a25

Tabel 21. Matriks Diagonal Output Kalimantan Timur Wilayah Selatan Tahun 2006

= 0.08052

dengan kata lain semua nilai sel pada vektor baris (2) Kaltimsela sama dengan vektor baris (2) Kalimantan Timur (lihat Tabel 16).

Untuk nilai- nilai sel yang lain, diperoleh dengan teknik yang sama seperti yang telah disampaikan pada kedua cara di atas baik itu pada wilayah Kaltimsela maupun Kaltimtara. Seandainya berdasarkan hasil estimasi dapat diketahui bahwa total output atau input di Kaltimsela untuk sektor pertanian sebesar 5 512, pertambangan dan penggalian sebesar 75 111.01, industri sebesar 4 532.62, bangunan sebesar 2 949.08 dan jasa sebesar 11 629.11, sehingga dapat dibuat matriks diagonal total output yakni :

1 2 3 4 5 1 5 512.00 0 0 0 0 2 0 75 111.01 0 0 0 3 0 0 4 532.62 0 0 4 0 0 0 2 949.08 0 5 0 0 0 0 11 629.11

(8)

Kemudian, dengan menggunakan beberapa ketentuan ba hwa : 1. Rumus koe fisien inp ut aij = Zij / Xi sehingga Zij = aij Xi

2. Ketentuan keseimbangan bahwa :

Total Input = Total Input Antara + Value Added Total Output = Total Output Antara + Final Demand Sehingga masing- masing dapat diturunkan kembali menjadi :

Value Added = Total Input - Total Input Antara Final Demand = Total Output - Total Output Antara

Maka, tabe l I-O tunggal unt uk wilayah Kaltimsela misalkan dapat ditentukan dengan cara :

Pertama, kalikan matriks koefisien input dengan matriks diagonal output untuk

memperoleh matriks transaksi Zii

0.0264 0.0004 0.1757 0.0499 0.0116 5512.00 0 0 0 0 0.0158 0.2859 0.0877 0.1602 0.0805 0 75111.01 0 0 0 0.0614 0.0047 0.1691 0.2224 0.0546 0 0 4532.62 0 0 0.0193 0.0031 0.0017 0.0006 0.0151 0 0 0 2949.08 0 0.0452 0.0126 0.1101 0.1229 0.1686 0 0 0 0 11629.11 0.84 45.82 0.37 2.30 1.24 217.37 4 995.13 8.95 2.64 21.46 Z = 6.15 187.83 10.71 6.38 4.82 3.78 153.59 0.59 6.79 4.15 29.12 128.24 0.07 46.13 172.60

Kedua, masukan matriks transaksi Zii tersebut pada tabel transaksi, yang

dilanjutkan dengan menghitung input primer dan permintaan akhir berdasarkan ketentuan keseimba ngan I-O sebagaimana yang telah disampaikan pada asumsi sebelumnya. Sebagai contoh :

(9)

Nilai FD pertanian = 5 461.44 diperoleh de ngan cara: 5 512.000 – 50.56

Cara seperti di atas juga diberlakukan sama dalam menyusun I-O tunggal untuk wilayah Kaltimtara.

Tabel 22. Matriks Transaksi Total Kalimantan Timur Wilayah Selatan Tahun 2006

(milyar rupiah)

1 2 3 4 5 Total FD Impor Total

1 0.84 45.82 0.37 2.30 1.24 50.56 5 782.44 321 5 512.00 2 217.37 4 995.13 8.95 2.64 21.46 5 245.54 10 5109.5 35 244 75 111.01 3 6.15 187.83 10.71 6.38 4.82 215.90 5 724.73 1 408 4 532.62 4 3.78 153.59 0.59 6.79 4.15 168.91 3 607.17 827 2 949.08 5 29.12 128.24 0.07 46.13 172.60 376.15 15 490.96 4 238 11 629.11 Total 257.26 5 510.60 20.69 64.24 204.26 VA 5 254.74 69 600.40 4 511.93 2 884.84 11 424.85 Total 5 512.00 75 111.01 4 532.62 2 949.08 11 629.11

Sesudah diperoleh matriks transaksi total pada masing- masing wilayah studi, maka langkah berikutnya adalah mengubah tabel I-O transaksi total tersebut menjadi transaksi domestik. Tabel I-O ini menggambarkan transaksi antar sektor yang tidak dipengaruhi lagi oleh komponen impor, baik dari luar negeri maupun regional. Keunggulan dari tabel transaksi domestik adalah hubungan antar sektor hanya mencakup barang dan jasa hasil produksi wilayah setempat saja, sementara impor dipisahkan pada suatu sel tersendiri. Akan tetapi karena informasi untuk memisahkan kompo nen impor dari setiap input di masing- masing sektor sangat terbatas maka digunakan suatu rasio yang disebut Domestic Supply Percentage (DSP).

(10)

Pada ilustrasi sekarang, misalkan telah diketahui komponen ekspor dan impor dari wilayah Kaltimsela, maka perhitungan DSP sebagai faktor koreksi dalam membangun I-O transaksi domestik adalah :

Tabel 23. Perhitungan DSP unt uk Kalimantan Timur Wilayah Selatan Tahun 2006

Sektor X E M X - E X + M - E (X-E)/(X+M +E)

1 5 512.00 1 745.81 4 687.03 3 766.19 8 453.22 0.4455

2 75 111.01 55 543.40 20 148.91 19 567.61 39 716.52 0.4927

3 4 532.62 779.99 111.71 3 752.63 3 864.34 0.9711

4 2 949.08 0.00 2 949.08 2 949.08 5 898.16 0.5000

5 11 629.11 3 072.06 10 181.29 8 557.05 18 738.35 0.4567

Selanjutnya kalikan DSP dengan matriks transaksi total Kaltimsela yang telah dihitung sebelumnya (lihat Tabel 23), untuk menghasilkan matriks transaksi domestik.

Matriks Transaksi Total DSP

1 2 3 4 5 1 0.84 45.82 0.37 2.30 1.24 0.4455 2 217.37 4 995.13 8.95 2.64 21.46 0.4927 3 6.15 187.83 10.71 6.38 4.82 x 0.9711 = 4 3.78 153.59 0.59 6.79 4.15 0.5000 5 29.12 128.24 0.07 46.13 172.60 0.4567 Matriks Transaksi Domestik

1 2 3 4 5 1 0.37 20.41 0.16 1.02 0.55 2 107.09 2461.01 4.41 1.30 10.57 3 5.98 0.00 64.00 0.00 308.65 4 1.89 76.79 0.30 3.40 2.08 5 13.30 58.56 0.03 21.07 78.82

(11)

Masukkan transaksi domestik ini ke dalam tabel I-O baru yang disebut matriks transaksi domestik, sekaligus dengan melakukan proses penyesuaian juga untuk inp ut primer dan permintaan akhir, jika hal tersebut dibutuhkan.

Tabel 24. Matriks Transaksi Domestik Kalimantan Timur Wilayah Selatan Tahun 2006 (milyar rupiah) 1 2 3 4 5 Total FD Total 1 0.37 20.41 0.16 1.02 0.55 22.53 5 782.44 5 804.97 2 107.09 2 461.01 4.41 1.30 10.57 2 584.38 10 5109.5 10 7693.9 3 5.98 0.00 64.00 0.00 308.65 378.63 5 724.73 6 103.36 4 1.89 76.79 0.30 3.40 2.08 84.45 3 607.17 3 691.62 5 13.30 58.56 0.03 21.07 78.82 171.77 15 490.96 15 662.73 Total 128.63 2 616.78 68.90 26.79 400.67 Impor 421.6 35 476.71 1 522.53 779.99 3 837.21 VA 5 254.74 69 600.4 4 511.93 2 884.84 11 424.85 Total 5 804.97 10 7693.9 6 103.36 3 691.62 15 662.73

Masing- masing matriks transaksi domestik yang berhasil di bangun melalui tahap di atas kemud ian ditempatkan dalam sebuah tabel I-O antar wilayah awal (lihat kembali Tabel 10). Pada tabel awal ini belum diketahui besarnya transaksi antar wilayah Kaltimtara dengan Kaltimsela atau sebaliknya, sehingga dalam kuadran antar wilayah nilai selnya terlihat kosong. Sedangkan untuk kuadr an dalam wilayah yakni UU

ij

Z dan SS ij

Z

Tahap berikutnya adalah yang pa ling pe nt ing yaitu menentuka n transaksi ke luar dari satu wilayah ke wilayah lain dengan kata lain menghitung: (1) nilai transaksi dari wilayah Kaltimtara ke wilayah Kaltimsela, ROI (Rest Of Indonesia)

nilai- nilai selnya diperoleh dari tahap yang kedua.

(12)

dan ROW (Rest Of the World), dan (2) nilai transaksi dari wilayah Kaltimsela ke wilayah Kaltimtara, ROI da n ROW. Penyusunan seluruh transaksi antar wilayah ini dilakukan dengan cara mendisagregasi vektor baris impor (IM) pada masing-masing wilayah ke luar wilayah. Dimana metode yang digunaka n untuk melakukan hal tersebut adalah metode propo rsional O-D (Origin and Destination) yakni dengan cara mengalikan total impor antar wilayah do mestik (Kalimantan Timur) da ri suatu wilayah, misalkan Kaltimsela dari Kaltimtara, dengan matriks koefisien perdagangan antar wilayah. Dimana matriks koefisien tersebut diperoleh dari BPS Kalimantan Timur dan Departemen Perhubungan mengenai Proyek Asal Tujuan unt uk wilayah Kalimantan Timur . Cara yang sama juga diberlakukan untuk memperoleh nilai transaksi impor unt uk wilayah Kaltimtara dari Kaltimsela.

5.2. Metode Cross Entrophy

Meskipun pada tahap ini sudah diperoleh matriks transaksi antar wilayah Kalimantan Timur wilayah selatan dan utara yang lengkap, namun matriks tersebut belum dapat diolah. O leh karena nilai vektor ko lom output dengan vektor baris input tidak sama untuk masing- masing sektor. Ini terjadi akibat dalam proses pengisian sel-sel matriks transaksi tersebut dilakukan pada satu sisi saja yakni sisi pengeluaran. Cara ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa data-data mengenai pengeluaran sektoral lebih mudah diperoleh daripada pendapatan. Selanjutnya untuk menyeimbangkan kedua sisi tersebut (Input dan Output) digunakan metode cross entrophy. Metode ini telah digunakan oleh Golan, et al. (1994) dalam Robinson, et al. (2000) untuk mengestimasi matriks koefisien pada tabel Input-Output. Ide yang disampaikan adalah bagaimana caranya memperoleh matriks

(13)

koefisien A dengan meminimumkan jarak entropy antara koefisien A pada matriks sebelumnya dan matriks koe fisien yang baru hasil estimasi, atau secara matematik hal tersebut dapat disampaikan sebagai berikut.

       

∑∑

i j ij ij ij A A ln A min       − =

∑∑

∑∑

i j i j ij ij ij ij ln A A lnA A min ... [73] dengan kendala :

= j i j ijY Y A * * ... [74]

= j ji A 1 ………...….. ... [75] dimana :

A adalah matriks koefisien A sebelumnya

A adalah matriks koe fisien A estimasi yang akan menghasilkan tabel I-O yang seimbang.

Y* adalah matriks vektor kolom output i da n j adalah sektor i dan sektor j

Melalui estimasi dengan metode CE akan diperoleh matriks transaksi antar wilayah Kalimantan Timur wilayah Selatan dan Utara yang baru, dimana jumlah kolom dan baris telah sama. Matriks transaksi ini harus dikoreksi, oleh karena kemungkinan terdapat nilai- nilai yang tidak logis sesuai dengan kondisi obyektif perekonomian Kalimantan Timur wilayah Selatan atau Utara. Pekerjaan ini dilakukan berulang kali sehingga diperoleh keseimbangan antara input dan output yang logis sesuai dengan kondisi eksisting perekonomian wilayah masing- masing.

Gambar

Gambar 7.  Kerangka Penyusunan Tabel Input-Output  Antar wilayah  Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006
Tabel 15.  Matriks Transaksi Kalimantan Timur untuk Lima Kelompok    Lapa ngan Usaha Utama Tahun 2006
Tabel 19.  Matriks Koefisien Input Kalimantan Timur Wilayah Selatan  Berdasarkan Pendekatan SLQ Tahun 2006
Tabel 22. Matriks Transaksi Total Kalimantan Timur Wilayah Selatan  Tahun 2006
+3

Referensi

Dokumen terkait

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE DENGAN LOYALITAS KONSUMEN BAKSODI KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan survey yang telah dilakukan peneliti cukup mewakili dari delapan item model COPA juga merupakan faktor yang akan diteliti untuk mengetahui

Perawatan yang dapat dilakukan adalah rajin mengganti pakaian dalam, memakai celana yang tidak ketat, membasuh vagina dari depan ke belakang, sering mengganti pembalut

Hasil wawancara pada tanggal 01 Maret 2014, peneliti mendapatkan gambaran bagaimana perilaku prososial antara siswa yang berasal dari sekolah umum seperti SMA Ronggolawe

Kemampuan membaca juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang meliputi latar belakang dan pengalaman peserta didik di rumah serta sosial ekonomi keluarga siswa.

Afifah, Nurul Naeni. Peningkatan Etika Kesopanan dalam Berbicara Melalui Layanan Penguasaan Konten Dengan Teknik Self Control Pada Siswa Kelas X IPS 2 SMA N 1

Sedangkan menurut jenis antibiotika terdapat perbedaan dengan penelitian ini, pada pasien anak rawat inap di sebuah rumah sakit pemerintahan di Yogyakarta

Berdasarkan lampiran 1 dan lampiran 2, Koperasi Kredit Wahana Artha Selaras memiliki tingkat perputaran modal kerja pada tahun 2003 sebesar 0.81 kali, artinya bahwa dana yang