• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Drs. Rudi Hariyono, M.Pd Widyaiswara BDK Surabaya ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Drs. Rudi Hariyono, M.Pd Widyaiswara BDK Surabaya ABSTRAK"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERSEPSI TENTANG KOMPETENSI PROFESIONALISME

DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIKLAT

GURU MATA PELAJARAN SEJARAH MADRASAH ALIYAH TINGKAT

DASAR 2013

Oleh :

Drs. Rudi Hariyono, M.Pd

Widyaiswara BDK Surabaya

ABSTRAK

Drs. Rudi Hariyono, M.Pd, Analisis Persepsi tentang Kompetensi Profesionalisme dan Implikasinya terhadap Hasil Belajar Peserta Diklat Guru Mata Pelajaran Sejarah Madrasah Aliyah Tingkat Dasar 2013. Penelitian ini bertujuan untuk : a) apakah kompetensi profesionalisme diklat guru mata pelajaran Sejarah tingkat Dasar sesuai dengan kriteria yang diinginkan; b) untuk mengetahui implementasi hasil belajar peserta diklat guru mata pelajaran Sejarah MA tingkat dasar; c) untuk memberi masukan kepada peserta tentang pentingnya kompetensi profesionalisme yang sesuai dengan jenis diklat yang dilaksanakan; d) untuk mendorong peserta agar lebih meningkatkan kompetensi profesionalisme dan profesionalnya dalam bidang spesialisasi masing-masing.

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Dalam penelitian ini, analisis data yang akan diperoleh ada dua jenis data, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan dan analisis dilakukan dengan langkah reduksi data, tabulasi data, penafsiran data dan penarikan kesimpulan.

Prosentase ketercapaian hasil belajar peserta diklat berupa pretest dan postest untuk materi esensial ,peningkatan yang dicapai cukup signifikan. Dari pengolahan dan analisis data disimpulkan bahwa kompetensi peserta dalam proses pembelajaran di diklat sangat menentukan dalam mewujudkan implementasi hasil belajar peserta diklat guru mata pelajaran Sejarah MA tingkat dasar. Berdasarkan kesimpulan penelitian ini dapat direkomendasikan peserta seyogyanya dapat melakukan untuk berkolaborasi dalam bidang spesialisasinya, untuk menumbuhkan kemampuan dibidang spesialisasi masing-masing, soal yang diberikan kepada peserta diklat haruslah soal yang soal divalidasi dan fasilitator dalam melakukan pembelajaran di kelas hendaknya benar-benar menerapkan pola pembelajaran andragogi dan memaksimalkan standar kompetensi yang diharapkan

Kata Kunci : Profesionalisme kompetensi, Implementasi Hasil Belajar Peserta Diklat Guru Mata Pelajaran Sejarah

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Dasar Negara RI mengisyaratkan bahwa pendidikan nasional merupakan suatu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas

(2)

manusia Indonesia yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab. Suatu tingkat pencapaian yang sangat ideal dan tentunya membutuhkan usaha yang tidak mudah untuk meraihnya.

Sebagai sebuah sistem, ada banyak faktor didalamnya yang berperan diantaranya adalah guru. Guru sering dianggap sebagai ujung tombak dan penanggung jawab keberhasilan pelaksanaan pendidikan di suatu tingkat satuan pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 mengatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dengan tugas utama yang sedemikian banyak dan komplek tentunya diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang memadai agar tugas yang dibebankan tersebut dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Kemerosotan pendidikan kita sudah terasakan selama bertahun-tahun, untuk kesekian kalinya kurikulum dituding sebagai penyebabnya. Hal ini tercermin dengan adanya upaya mengubah kurikulum mulai kurikulum 1975 diganti dengan kurikulum 1984, kemudian diganti lagi dengan kurikulum 1994. Nasanius (1998) mengungkapkan bahwa kemerosotan pendidikan bukan diakibatkan oleh kurikulum tetapi oleh kurangnya kemampuan profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa. Profesionalisme sebagai penunjang kelancaran guru dalam melaksanakan tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor besar yaitu faktor internal yang meliputi minat dan bakat dan faktor eksternal yaitu berkaitan dengan lingkungan sekitar, sarana prasarana, serta berbagai latihan yang dilakukan guru.(Sumargi, 1996) Profesionalisme guru dan tenaga kependidikan masih belum memadai utamanya dalam hal bidang keilmuannya. Misalnya guru Biologi dapat mengajar Kimia atau Fisika. Ataupun guru IPS dapat mengajar Bahasa Indonesia. Memang jumlah tenaga pendidik secara kuantitatif sudah cukup banyak, tetapi mutu dan profesionalisme belum sesuai dengan harapan. Banyak diantaranya yang tidak berkualitas dan menyampaikan materi yang keliru sehingga mereka tidak atau kurang mampu menyajikan dan menyelenggarakan pendidikan yang benar-benar berkualitas (Dahrin, 2000).

Di sisi lain, sering dijumpai adanya guru yang kurang mampu menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik. Kekurangmampuan tersebut disebabkan karena ketidaktahuan mereka terhadap prosedur kerja yang seharusnya mereka lakukan. Disamping itu, kemudahan mengakses bagi para guru untuk secepatnya mengetahui perubahan kebijakan oleh pengambil keputusan tidak terfasilitasi, apalagi bagi mereka yang mengajar di tempat terpencil. Sehingga, mereka sering terlambat untuk mengetahui setiap perubahan yang terjadi. Di sinilah, balai diklat khususnya Balai Diklat Keagamaan Surabaya sebagai kepanjangan tangan dari Kementerian Agama memiliki fungsi yang strategis dalam memberdayakan para guru tersebut melalui serangkaian kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan.

Sebuah kegiatan, apabila telah selesai dilaksanakan kiranya perlu untuk dilakukan suatu proses evaluasi dalam rangka menentukan seberapa besar tingkat keberhasilannya, tidak terkecuali proses pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan di Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Surabaya. Evaluasi yang dimaksud tidak hanya mencakup out put akan tetapi juga out comenya. Hal tersebut sejalan kebijakan ketujuh tentang kebijakan dalam pemantauan dan pemberdayaan alumni disebutkan bahwa perlu adanya evaluasi pasca

(3)

diklat. Hal ini bisa dimaknai bahwa para alumni diklat perlu dipantau apakah mereka telah melakukan perubahan minimal terhadap dirinya sendiri setelah mereka kembali ke lingkungan kerja masing-masing.

Dari hal tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang “ANALISIS PERSEPSI TENTANG KOMPETENSI PROFESIONALISME DAN IMPLIKASINYA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIKLAT GURU MATA PELAJARAN SEJARAH MADRASAH

ALIYAH TINGKAT DASAR 2013” 2. Identifikasi Masalah

Pelaksanaan diklat sangat mempunyai arti yang penting bagi peningkatan kualitas kerja guru dalam meningkatkan profesionalnya dalan mengajar. Salah satu dalam pelaksanaan tugas guru yang sangat penting adalah membuat perencanaan

Agar pembuatan perencanaan pembelajaran bisa dilakukan dengan baik dan maksimal ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Seberapa baik guru sejarah mengikuti diklat

2. Seberapa baik guru sejarah dalam membuat perencanaan pembelajaran.

3. Apakah ada pengaruh diklat terhadap kemampuan membuat perencanaan pembelajaran? 4. Apakah ada pengaruh pengalaman mengajar terhadap kemampuan membuat

perencanaan pembelajaran?

5. Apakah ada pengaruh diklatdan pengalaman mengajar terhadap kemampuan membuat perencanaan pembelajaran?

3. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah

1. Apakah ada pengaruh diklat terhadap kemampuan membuat perencanaan pembelajaran? 2. Apakah ada pengaruh pengalaman mengajar terhadap kemampuan membuat perencanaan

pembelajaran?

3. Apakah ada pengaruh diklatdan pengalaman mengajar terhadap kemampuan membuat perencanaan pembelajaran?

4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaruh diklat terhadap kemampuan membuat perencanaan pembelajaran.

2. Untuk mengetahui seberapa baik pengaruh pengalaman mengajar terhadap kemampuan membuat perencanaan pembelajaran.

3. Untuk mengetahui pengaruh diklatdan pengalaman mengajar terhadap kemampuan membuat perencanaan pembelajaran.

5. Manfaat Penelitian

1. Memperoleh gambaran tentang ada tidaknya pengaruh diklat guru sejarah terhadap kemampuan membuat perencanaan pembelajaran di madrasah aliyah.

2. Mendapatkan gambaran tentang diklat –diklat yang akan datang

B. KERANGKA TEORI, TEMUAN DAN PEMBAHASAN

1. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

(4)

Proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan waktu tertentu yang bertujuan meningkatkan kemajuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas, produktivitas dalam suatu organisasi.

Sehingga dengan demikian pelatihan terdapat unsur-unsur proses disengaja dalam rangka pemberian bantuan sasaran (peserta) –pelatih yang profesional- satuan – satuan waktu tertentu – bertujuan meningkatkan kemampuan tenaga kerja – terkait dengan pekerjaan tertentu.

Menurut Kenneth R. Robinson dalam Atmodiwiro (1993: 2), dinyatakan:

Training Therefore are seeking by an instuctional or experiential means to developt a person behavior pattern in the areas of knowledge, skill, or attitude in order to achieve a desire, standa.

Selanjutnya dikutip pula pendapat dari Robert L. Craig yang menyatakan, training sebagai:

What is more important is the man ability to past on order the knowledge ang skill gained in mastering circustomcess .... when the massage was received by another successfully, we said that learning took place and knowledge or skill was tranfered. (Atmodiwirio, 1993: 2)

Menurut James E. Gardner menyatakan pula bahwa Diklat lebih menekankan kepada belajar:

Training can be defined broadly is the techniques and arrngements aimed at fostering ang expendieting learning. The focus is on learning. (Atmodiwirio, 1993: 3)

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1974, tentang Pokok-Pokok kepegawaian junto Undang-Undang republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian pasal 31 berbunyi: untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesr-besarnya diadakan pengaturan dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan jaabatan pegawai negeri sipil yang bertujuan meningkatkan pengabdian, mutu, keahlian, kemampuan, dan ketrampilan.

Menurut Keputusan Menteri Agama RI Nomor 1 Tahun 2003, disebutkan dalam pasal 1 ayat 1,” Pendidikan dan Pelatihan yang disebut Diklat adalah penyelenggaraan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kompetensi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Departemen Agama yang dilaksanakan sekurang-kurangnya 40 jam pelajaran, dengan durasi tiap jam 45 menit.”

Dalam Keputusan Menteri Agama RI Nomor 345 Tahun 2004, dinyatakan bahwa tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan (pasal 2), tenaga administrasi dan tenaga tehnis keagamaan sesuai dengan wilayah kerja masing-masing Balai Diklat Keagamaan, menunjukkan bahwa peserta diklat terdiri khusus pegawai negeri di lingkungan Departemen Agama. Artinya tidak termasuk pegawai bukan pegawai negeri meskipun dalam tugasnya mendukung pelaksanaan tugas organisasi

2. Kompetensi

Kompetensi berasal dari bahasa Inggris competence, yang berarti kemampuan, keahlian, wewenang dan kekuasaan. Hornby (1982:172) mengartikan sebagai person having

(5)

maka kompetensi dapat diberi makna, orang yang memiliki kemampuan, kekuasaan,

kewenangan, ketrampilan, dan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas

tertentu. (Ahmad Ghozali & Fuaduddin, 2004:67).

Kompetensi menurut Steven M. Bornstein dan Antony F. Smith dalam The Leader of The Future (2000:286) adalah keahlian dalam hard skill-ketrampilan khusus, seperti ketrampilan teknis, fungsional, content expertise skill, serta soft skill, seperti keterampilan interpersonal, komunikasi, tim dan organisasi.

Menurut E. Mulyasa (2004:37) yang dimaksud kompetensi adalah perpaduan dari

pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Selanjutnya beliau bahwa setiap mendiskripsikan kompetensi-kompetensi secara

jelas. Kompetensi tersebut meliputi :

Kemampuan untuk belajar mengetahui (learning to know); kemampuan untuk belajar melakukan (learning to do); kemampuan belajar untuk hidup bersama (learning to live together); kemampuan untuk menjadi diri sendiri (learning to be); kemampuan untuk belajar seumur hidup (life long learning). (Mulyasa, 2005: 44)

Menurut Derek Lockwood (1994:96) manajemen program pelatihan yang efektif bila dari aspek peserta (clien) mampu menerapkan pengetahuan dan ketrampilan yang baru diperoleh secara langsung pada pekerjaan segera setelah program pelatihan selesai.

Sedang menurut Keputusan Mendiknas RI Nomor 045/U/2002/ dalam Pendidikan Berbasis Kompetensi, yang dimaksud kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan

penuh tanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang sebagai syarat kemampuannya untuk mengerjakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu.

Menurut Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 541/XIII/10/6/2001, tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan tingkat IV, pada lampiran Bab I huruf C mengenai kompetensi dinyatakan, bahwa kompetensi jabatan PNS adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri SIpil berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.

Sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawab pejabat structural eselon IV dalam pengeyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, maka standar kompetensi yang perlu dimiliki oleh Pegawai Negeri Sipil pemangku jabatan structural tersebut adalah kemampuan dalam :

a. menjelaskan kedudukan, tugas dan fungsi organisasi instansi dalam hubungannya dengan Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

b. menerapkan konsep dan teknik pengorganisasian, dan koordinasi dengan benar, baik dalam hubungan internal maupun eksternal.

c. mengoperasionalkan sistem dan prosedur kerja yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan dan tugas instansi

d. melaksanakan prinsip-prinsip good governance dalam manajemen pemerintahan dan pembangunan.

e. melaksanakan kebijakan pelayanan prima

f. mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan kewenangan dan prosedur yang berlaku di unit kerjanya

g. menerapkan prinsip dan teknik perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi kinerja unit organisasi

(6)

h. membangun kerjasama dengan unit-unit terkait, baik dalam organisasi maupun luas organisasi untuk meningkatkan kinerja unit organisasinya

i. menerapkan teknik pengelolaan, penyampaian informasi dan pelaporan yang efektif dan efisien

j. memotivasi SDM dan atau peran serta masyarakat guna meningkatkan produktivitas kerja Pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesi melalui berbagai macam usaha yang telah, sedang dan akan dilaksanakan. Salah satu upaya nyata yang dilaksanakan pemerintah adalah melalui perbaikan kualitas pendidik dalam hal ini adalah guru. Untuk menjamin kepastian hukum profesi guru, maka pemerintah telah mensahkan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, maka seorang guru harus memiliki kompetensi tertentu. Sebagaimana diungkapkan dalam pasal 7 UU Guru dan Dosen bahwa profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip tertentu. Dua diantara prinsip tersebut adalah guru harus memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang tugas dan yang kedua dan harus digaris bawahi adalah guru harus memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugasnya.

Selanjutnya, kompetensi yang dimaksud di atas adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Pembahasan selanjutnya akan difokuskan pada kompetensi pedagogik dengan alasan sejalan dengan alur pemikiran dalam penulisan proposal penelitian ini.

Kompeteni pedagogik yang dimaksud di atas merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:

a. Pemahaman wawasan landasan kependidikan b. Pemahaman terhadap peserta didik

c. Pengembangan kurikulum / silabus d. Perancangan pembelajaran

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan diologis f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

g. Evaluasi hasil belajar

h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya (PP tentang Guru ; 2007).

Mengingat begitu luasnya kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh guru, peneliti hanya memfokuskan pada lima unsur sesuai dengan format IPKGI yaitu perumusan tujuan pembelajaran, pemilihan dan pengorganisasian materi (bahan) ajar, pemilihan sumber belajar / media pembelajaran, skenario / kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar. 3. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (PP no 19 tahun 2005).

(7)

a. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

b. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.

c. Sistematis

Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.

d. Konsisten

Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.

e. Memadai

Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar

f. Aktual dan Kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

g. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat. h. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

2. Unit Waktu Silabus

a. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

b. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.

c. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Bagi SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi.

(8)

Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. a. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu mengenali

karakteristik peserta didik, kondisi sekolah/madrasah dan lingkungannya.

b. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah/madrasah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah tersebut. c. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus

secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara bersama oleh guru yang terkait, sedang di MA sesuai dengan mata pelajarannya.

d. Sekolah/Madrasah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah/madrasah-madrasah lain melalui forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah/madrasah-madrasah dalam lingkup MGMP/PKG setempat. Dinas Pendidikan/Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing

4. Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.

Komponen RPP terdiri dari Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar,Metode pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian Hasil Belajar.

Langkah-Langkah Penyusunan RPP

1. Waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan 2. Menentukan SK, KD, Mengisi kolom identitas

3. Menentukan alokasi dan Indikator yang akan digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun

4. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan SK, KD, dan Indikator yang telah ditentukan

5. Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/ pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian dari materi pokok/pembelajaran

6. Menentukan metode pembela-jaran yang akan digunakan

7. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, inti, dan akhir.

8. Menentukan alat/bahan/ sumber belajar yang digunakan

9. Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik penskoran, dll. 1. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP

a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik

(9)

c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut e. Keterkaitan dan keterpaduan

f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun dengan 5. Kerangka Berfikir Ilmiah dan Hipotesis

1. Kerangka Berfikir

Sebagai sebuah sistem, ada banyak faktor yang berperan dalam peningkatan kompetensi guru dalam membuat silabus dan RPP. Diantaranya keikutsertaan guru terhadap diklat. Disamping keikutsertaan juga keaktipan guru dalam mengikuti diklat, profesionalisme widyaiswara juga turut serta dalam mempengaruhi hasil-hail kediklatan. Faktor penyelenggaraan diklat juga sangat berpengaruh dalam hasil-hasil kediklatan. Ternyata penyelenggaraan diklat silabus RPP sangat baik

Guru sering dianggap sebagai ujung tombak dan penanggung jawab keberhasilan pelaksanaan pendidikan di suatu tingkat satuan pendidikan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 mengatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dengan tugas utama yang sedemikian banyak dan komplek tentunya diperlukan pengetahuan dan kemampuan yang memadai agar tugas yang dibebankan tersebut dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

2. Hipotesis

a. Apakah ada pengaruh diklat terhadap kemampuan membuat perencanaan pembelajaran? b. Apakah ada pengaruh pengalaman mengajar terhadap kemampuan membuat perencanaan

pembelajaran?

c. Apakah ada pengaruh diklatdan pengalaman mengajar terhadap kemampuan membuat perencanaan pembelajaran?

2. TEMUAN DAN PEMBAHASAN

Dilihat dari bidangnya, penelitian ini termasuk penelitian institusional karena bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk pengembangan kelembagaan. Jika dilihat dari analisa datanya termasuk penelitian kuantitatif karena analisis datanya menggunakan uji statistik (Regresi sederhana).

1. Populasi dan Sampel 1.1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung, ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, sedangkan sampel yaitu bagian yang diambil dari populasi ( sudjana 1996:6).

Penelitian ini menggunakan teknik random sampling, jadi setiap anggota populasi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampling ( Hadi ; 1997:75). Tentang besarnya sampel penelitian, bila subyeknya kurang dari 100 diambil semua, dan jika subyeknya besar diambil 10% - 15%, 20% - 25 % atau lebih (Arikunto 1989 : 07).

Menurut data statistik yang ada pada Balai Diklat tenaga Teknis Keagamaan Surabaya, jumlah alumni diklat guru-guru sejarah se Jawa Timur tahun 2011 berjumlah 60 orang, yaitu 30 orang alumni Diklat guru sejarah pertama dan 30 orang alumni Diklat guru sejarah 2

(10)

1.2. Sampel penelitian

Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah guru-guru alumni Diklat sejarah Madrasah Aliyah se jawa Timur tahun 2011. Sedangkan sampel penelitian diambil secara acak / random berjumlah 21 Guru alumni Diklat sejarah Madrasah Aliyah se Jawa Timur 2011.

2. Instrumen Penelitian

2.1. Diklat sejarah MA (variabel X)

Untuk mengukur variabel X digunakan instrumen Diklat sejarah MA (lampiran 1) 2.2. Kinerja guru dalam membuat silabus dan RPP (variabel Y)

Untuk mengukur variabel Y digunakan instrumen kinerja guru (lampiran2) 3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data dari lembar instrumen yang ada digunakan alat-alat pengumpul data sebagai berikut:

3.1. Angket dan Wawancara

Peneliti telah memberikan angket kepada subyek penelitian baik secara langsung maupun lewat surat pos. Pada saat peneliti ke tempat tugas guru peneliti memberikan Tanya-jawab untuk menggali informasi sesuai dengan tujuan penelitian

3.2. Dokumentasi :

Untuk mengukur kualitas Silabus dan RPP yang dibuat oleh guru maka peneliti mengumpulkan Silabus dan RPP para guru tersebut.

4. Teknik Analisis Data

No Rumusan masalah Hipotesis Uji hipotesis

1 Seberapa tinggi keikutsertaan guru sejarah MA terhadap diklat guru sejarah MA?

Keikutsertaan guru sejarah MA terhadap diklat guru sejarah tinggi

Deskripi satu variabel

2 Seberapa tinggi kualitas silabus dan RPP yang dibuat oleh guru sejarah MA? Kualitas silabus dan RPP yang dibuat oleh guru sejarah MA baik

Deskripi satu variabel

3 Bagaimanakah pengaruh diklat guru sejarah MA terhadap kinerja guru dalam membuat silabus dan RPP? Diklat guru sejarah MA terhadap terhadap kinerja guru dalam membuat silabus dan Analisis regresi sederhana

(11)

RPP?

5. Hasil Penelitian (Pembahasan)

Dari olahan hasil angket dan wawancara kepada responden dapat ditunjukkan data sebagai berikut

A. Apakah ada pengaruh diklat terhadap kemampuan membuat perencanaan pembelajaran?

Dari angket yang dikirim oleh responden (guru sejarah MA) dapat dibuat sebaran sebagai berikut:

Tabel 4.1

Pengaruh Diklat Terhadap KemampuanMembuat Perencanaan Pembelajaran

NO. PERNYATAAN SKOR

4 3 2 1

1 Selama mengikuti diklat, Bapak/Ibu masuk sebelum Widyaiswara/Dosen memasuki ruang kelas.

10 8 1 2 21

2 Selama mengikuti diklat, Bapak/Ibu kadang-kadang terlambat mengikuti sesi/pelajaran.

4 8 5 4 21

3 Selama mengikuti diklat, Bapak/Ibu memahami dengan baik setiap materi yang disampaikan.

12 6 2 1 21

4 Selama mengikuti diklat, Bapak/Ibu aktif bertanya atau sekedar memberi respon.

6 5 5 5 21

5 Bapak/Ibu tertarik atau menaruh minat pada isi materi diklat.

9 7 3 2 21 6 Materi yang disampaikan adalah materi yang baru bagi

Bapak/Ibu dan aktual saat ini dihadapi oleh Bapak/Ibu

7 8 4 2 21

7 Bapak/Ibu lebih tertarik pada penampilan widyaiswara/dosen daripada pada materi yang disampaikan

6 5 5 5 21

8 Pada saat mengikuti pelajaran Bapak/Ibu mudah

terganggu oleh suara-suara lain, seperti teman yang lagi ngobrol.

10 6 4 1 21

9 Bapak/Ibu tertarik pada cara atau metode penyampaian yang ditempuh widyaiswara

7 7 3 4 21

10 Selama mengikuti diklat Bapak/Ibu pernah merasa bosan atau jenuh.

(12)

11 Bila Bapak/Ibu tidak/kurang mengerti apa yang

dijelaskan dosen/widyaiswara Bapak/Ibu bertanya atau berbisik-bisik kepada teman sebangku

3 7 6 5 21

12 Bapak/Ibu lebih mengerti isi materi setelah mendapat penjelasan dari widyaiswara.

10 7 3 1 21

13 Bapak/Ibu lebih mudah mengerti isi meteri setelah diberi contoh-contoh oleh dosen/widyaiswara

8 6 4 3 21

14 Bapak/Ibu lebih mudah memahami isi materi setelah diperagakan oleh widyaiswara.

9 5 6 1 21

15 Bapak/Ibu mengaitkan apa yang diperoleh di tempat OL (opservasi lapangan) dengan kondisi di madrasah Bapak/Ibu.

8 3 9 1 21

16 Bapak/Ibu membuat program tahunan/progran semester 6 8 5 2 21 17 Bapak/Ibu memiliki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

8 8 4 1 21 18 Bapak/Ibu ketika mengikuti diklat menikmati kerja

kelompok

7 8 4 2 21 19 Bapak/Ibu ketika diklat tampil mempresentasikan hasil

kerja

6 8 4 3 21 20 Bapak/Ibu menikmati kerja individual daripada kerja

kelompok

3 4 10 4 21 21 Bapak/Ibu menikmati peragaan dari widyaiswara/dosen 8 6 4 3 21 22 Bapak/Ibu mengerjakan tugas mandiri dengan baik pada

malam hari setelah siangnya mendapat materi

4 6 5 6 21

23 Menurut Bapak/Ibu materi diklat berkaitan erat dengan tugas Bapak/Ibu sehari-hari

8 6 4 3 21

JUMLAH 163 150 102 68 483

Penjelasan data sebagai berikut:

Keikutsertaan guru diklat : (163 x 4) + (150 x 3) + (102 x 2) + (68 x 1) = 1374

Oleh karena jumlah responden 21 orang dan banyaknya indicator angket 23 maka jika jika semua responden memberi skor 4 pada setiap pertanyaan maka akan diperoleh hasil

keikutsertaan guru dalam diklat sebagai berikut:

21 x 23 x 4 = 1932. Jadi tingkat keikutsertan guru dalam diklat sejarah MA adalah 1374/1932 x 4 = 0,71 x 4 = 2,84 ( mendekati baik ). Ini berarti guru aktif dalam mengikuti kegiatan dalam kediklatan, materi yang disajikan oleh widyaiswara dirasa penting, guru telah mengamalkan materi diklat sejarah 2011 sekembali di madrasah dan guru telah mengadakan pengembangan - pengembangan materi diklat sejarah MA sekembali di madrasah. Tingkat keikutsertaan guru yang mendekati baik (belum baik) ini disebabkan antara lain: a) sebagian status peserta diklat (responden) masih pegawai swasta. Hal ini menyebabkan motivasi untuk

(13)

menjadi guru yang profesional masih kurang. Ini terlihat pada indikator nomor 10 dan 11 dimana responden masih memberikan respon bosan dan kurang mengerti dengan materi yang diberikan oleh widyaiswara, b) Sebagian peserta sudah pernah mengikuti diklat yang sama. 2. Adakah pengaruh pengalaman mengajar terhadap kemampuan membuat

perencanaan pembelajaran?

Dari angket yang dikirim oleh responden (guru sejarah MA) dapat dibuat sebaran sebagai berikut:

Tabel 4.2

Sebaran Data Pengaruh Pengalaman Mengajar Guru dalam Membuat Silabus dan RPP NO PERNYATAAN SKOR 4 3 2 1 1 Keilmiahan silabus 8 6 4 3 21 2 Kerelevansian silabus 7 7 3 4 21 3 Sistimatika silabus 8 6 4 3 21 4 Konsistensi silbus 9 8 3 1 21

5 Silabus sudah memadai 7 8 3 3 21

6 Silabus sudah aktual dan kontektual 7 7 3 4 21

7 Fleksibilitas silabus 6 8 4 3 21

8 Silabus sudah menyeluruh 7 6 4 4 21

9 Perumusan tujuan pembelajaran 6 6 8 1 21 10 Pengembangan dan pengorganisasian materi

pembelajaran

7 6 4 4 21 11 Perencanaan skenario pembelajaran 9 8 2 2 21 12 Perancanan pengelolaan kelas 10 8 3 0 21 13 Perencnaan prosedur, jenis, dan penyiapan alat

penilaian

9 8 2 2 21

14 Tampilan dokumen RPP 8 7 2 4 21

JUMLAH 108 99 49 38 294

Penjelasan data sebagai berikut:

Kinerja guru dalam membuat silabus dan RPP : (108 x 4) + (99 x 3) + (49x 2) + (38 x 1) = 865

Oleh karena jumlah responden 21 orang dan banyaknya indicator angket 14 maka jika jika semua responden memberi skor 4 pada setiap pertanyaan maka akan diperoleh hasil keikutsertaan guru dalam diklat sebagai berikut:

21 x 14 x 4 = 1176. Jadi tingkat kinerja guru dalam membuat silabus dan RPP adalah 865/1176 x 4 = 0,73 x 4 = 2,92 (baik ). Ini berarti Ini berarti silabus dan RPP yang dibuat oleh guru sudah relevan dengan prinsip-prinsip pembuatan silabus dan RPP sesuai dengan Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007. Walaupun demikian masih ada beberapa kendala di lapangan yang dialami peserta pelatihan terutama dalam merumuskan tujuan pembelajaran, seperti terlihat pada tabel Tabel 4.2 indikator nomor 9 terdata:

(14)

(6 x 4 + 6 x 3 + 8 x 2 x 1/21= 59/21 = 2,8, katagori mendekati baik). Hal ini disebabkan antara lain : a) sebagian peserta masih sulit mnentukan materi-materi essensial yang terdapat pada setiap kompetensi dasar, b) sebagian peserta berlatarbelakang pendidikan bukan sejarah. Mereka ada yang berlatar belakang pendidikan geografi bahkan ada yang pendidikan ekonomi.

3. Apakah ada pengaruh diklat dan pengalaman mengajar terhadap kemampuan membuat perencanaan pembelajaran?

Untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan di atas digunakan uji Regresi dengan langkah – langkah sebagai berikut:

a. Pengujian Hipotesis

Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara keikutsertaan diklat guru biologi terhadap kinerja guru dalam membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara antara keikutsertaan diklat guru biologi

terhadap kinerja guru dalam membuat Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

b. Uji Regresi

1. Menampilkan kelompok data diklat guru (variabel x) dan kinerja guru dalam membuat silabus dan rpp (variabel y)

Tabel 4.3

Kelompok Data Diklat Guru (variabel X) dan Kinerja Guru dalam Membuat Silabus dan RPP (variabel Y)

NO X Y X2 Y2 XY 1 72 45 5184 2025 3240 2 73 47 5329 2209 3431 3 63 38 3969 1444 2394 4 62 40 3844 1600 2480 5 62 39 3844 1521 2418 6 63 40 3969 1600 2520 7 61 30 3721 900 1830 8 62 35 3844 1225 2170 9 71 45 5041 2025 3195 10 61 36 3721 1296 2196 11 65 38 4225 1444 2470

(15)

12 65 37 4225 1369 2405 13 70 46 4900 2116 3220 14 64 40 4096 1600 2560 15 70 50 4900 2500 3500 16 62 39 3844 1521 2418 17 60 40 3600 1600 2400 18 65 41 4225 1681 2665 19 70 50 4900 2500 3500 20 70 47 4900 2209 3290 21 63 41 3969 1681 2583 Jumlah 1374 864 90250 36066 56885 Rata- 65,429 41,143

1. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK regresi a)). ( ) ( ) (86421) 74621,496 35,547 2 2      NY a reg JK

2. Menghitung jumlah kuadrat regresi b/a (JKreg b I a)         

Xn Y a b reg b XY JK ( / ) . .     7374 0,82 ) 865 ).( 1374 ( ) 56885 ( 21 . . . 2 2            X X N Y X Y X N b maka:         

Xn Y a b reg b XY JK ( / ) . . 0,82

56885(137421).(864)

0,82

357,72

293,33

3. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) ) ( Re ) / ( Re 2 a g a b g res Y JK JK JK

  3606635547293,33 225,67

(16)

RJKReg(a)JKReg(a) 35.547

5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg (a)) RJKReg(a)JKReg(b/a)393,33

6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) Re  Re2  22521,672 11,87   n Jk s s RJK

7. Menghitung nilai uji F: 29311,87,33 24,71 Re ) / ( Re    s a b g RJK RJk F

8. Menentukan nilai titik dan daerah kritis. Nilai tabel F pada ά = 5 % adalah F(95%) (1) (19) = 4,38

9. Kesimpulan: karena nilai uji F > nilai tabel F, maka H0 ditolak. Artinya regresi

tersebut diatas berarti.

10. Berarti pula ada pengaruh signifikan antara keikutsertaan diklat guru sejarah MA terhadap kinerja guru dalam membuat silabus dan RPP

Ringkasan dalam table Anava adalah Sumber Varians dk JK KT F Total 21 36066 - - Koefisien (a) 1 35,547 35,547 24,71 Regresi b/a) 1 293,33 293,33 Sisa 19 225,67 11,87

C. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan

2. Ada pengaruh diklat terhadap kemampuan membuat perencanaan pembelajaran

3. 2. Ada pengaruh pengalaman mengajar terhadap kemampuan membuat perencanaan pembelajaran

4. 3. Ada pengaruh diklat dan pengalaman mengajar terhadap kemampuan membuat perencanaan pembelajaran

5. B. Saran -Saran

6. 1. Sistem pemanggilan peserta diklat perlu diperbaikai supaya peserta yang ikut diklat: 7. a. berlatarbelakang pendidikan yang sama atau serumpun

8. b. pegawai negeri semua atau swasta semua

9. 2. Metode penyampaian materi widyaiswara perlu dibuat yang bervariasi supaya peserta diklat lebih termotivasi untuk mengikuti kediklatan dengan baik

6. Rekomendasi

1. Balai Diklat perlu mengadakan diklat lanjutan untuk memperluas pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan guru dalam menganalisa silabus dan RPP

2. 2. Peserta untuk diklat lanjutan adalah peserta dikalat dasar yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Black A.J dan Champion J.D (2001), Metode dan Masalah Penelitian Sosial, Refika, Bandung DPR RI, 2005, Undang-Undang Guru dan Dosen, Jakarta

Fattah, N, (2003) Landasan Manajemen Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung. Hamalik, O. (2003) Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta

Mason D, Lind A, & Marchal G (1988) Satistics An Intoduction, Harcourt Brace Jovanovich, New York Amerika

Peratuaran Pemerntah RI no 19 th 2005 . Standart Nasional Pendidikan, Jakarta Permendiknas RI no 22 th 2006 . Standart Isi, Jakarta

Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007. Standar Proses, Jakarta Subana, dkk. 2005. Statistik Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia. Sudjana, N., 1992, Metoda Statistika, Bandung : Tarsito.

Wiersma, W., 1995, Research Methods in Education (6th ed), Boston: Allyn and Bacon.

.

Syah M, (2001) Psikologi Belajar, Logos Wacana Ilmu, Jakarta. Pidarta , M, (2000) Landasan Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun permasalahan yang dialami oleh responden dalam menggunakan skincare untuk perawatan kulit wajah adalah tidak mengetahui jenis/kondisi kulit secara rinci (P1),

APAC INTI CORPORA Bawen, Semarang berdasarkan SNI 7231:2009 tentang Metode Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja dan hubungannya pada perubahan nilai ambang

Dan teori dalam buku Arens, Elder, Beasley (2006) tujuan utama dari audit operasional adalah membantu manajemen dari organisasi yang diaudit untuk memperbaiki

Berdasarkan penelitian sebelumnya, penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada matakuliah biologi kelautan diperoleh hasil bahwa mahasiswa mampu secara efektif merancang

Walaupun kopi merupakan salah satu jenis tanaman yang paling banyak diteliti, tetapi masih banyak komponen dari kopi yang tidak diketahui dan hanya sedikit diketahui efek

8 MINGGU KE CAPAIAN PEMBELAJARAN (Tujuan) BAHAN KAJIAN (Pokok Bahasan) SUB BAHAN KAJIAN (Sub Pokok Bahasan) METODE PEMBELAJARAN ALOKASI WAKTU PENGALAMAN BELAJAR

Standart Kompetensi Pada akhir semester, mahasiswa DIII RMIK Semester 4 diharapkan mampu menjelaskan tentang konsep filosofi dasar dan kaidah-kaidah metode penelitian

Dalam kasus perkebunan karet rakyat, identifikasi e1emen tujuan peningkatan produktivitas hijau bokar menghasilkan 9 sube1emen yaitu meningkatkan produktivitas dan