• Tidak ada hasil yang ditemukan

Plagiarism Checker X - Report

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Plagiarism Checker X - Report"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Plagiarism Checker X - Report

Originality Assessment

Overall Similarity:

29%

Date: Dec 12, 2020

Statistics: 2015 words Plagiarized / 6922 Total words

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Krisis energi yang melanda dunia mengharuskan pelaksanaan hemat energi di segala lini dan tempat,5termasuk di dalamnyaenergi listrik (Solichan, 2010). Hal ini dikarenakan semakin menipisnya cadangan energi yang tersedia, serta semakin berkembangnya teknologi yang memanfaatkan energi4listrik untuk

menjalankanaktifitas sehari-hari baik aktivitasdi bidang industri,perkantoran, pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Indonesia merupakan6satu negara yangjuga tengah mengalami krisis energi khususnya energi listrik. Menurut data Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 11 Tahun 2019 tentang Rencana Umum Energi Daerah menyatakan sebagian besar energi9yang digunakan untukpembangkit listrik tahun 2015 bersumber dari

batubara (56,1%), gas bumi (24,9%), BBM (8,6%). Untuk mengantisipasi krisis energi khususnya pada energi listrik sehingga dilakukan upaya10dalam penghematan energi. Adapun upaya dari pemerintah Indonesia yaitu menerbitkan berbagai aturan sebagai payung hukum pelaksanaan dimulai dari Undang-Undang Nomor1330 Tahun 2007

mengenai Energi dimana peranan energi sangat penting artinya bagi peningkatan kegiatan ekonomi,ketahanan nasional, sehinggadalam pengelolaan energimeliputi penyediaan, pemanfaatan,sertapengusahaannya harus dilaksanakan secara berkeadilan, berkelanjutan, rasional, optimal, dan terpadu.Peraturan Pemerintah Nomor970 Tahun 2009 Tentang Konservasi Energi,memuattanggung jawab pemerintah,pemerintah daerah, pengusaha dan masyarakat, dan mengaturpelaksanaan konservasi energimencakup seluruh tahap pengelolaan energi yang meliputi kegiatan penyediaan, pengusahaan, pemanfaatan, dan konservasi sumber daya energi, kemudian menetapkan standar dan label, selanjutnya memberikan kemudahan, insentif dan disinsentif, serta melakukan pembinaan dan

pengawasan. Pada tahun 2013 menurut33Kepala Divisi Humas PLN WilayahKerja Sumbar menyampaikan bahwa terjadi krisis air di tiga danau yang menjadi penggerak untuk PLTA di provinsi tersebut (Putra, 2013). Selain itu PLTU Teluk Sirih berfungsi sebagai penopang 6masih dalam tahapuji coba.5Salah satu usahayang diambil oleh Gubernur Sumatera Barat yaitu menginstruksikan kepada semua Pimpinan Organisasi Perangkat Daerahyang ada dilingkungan pemerintahannya, untuk dapat melakukan penghematan khususnya

(3)

energi listrik dengan dikeluarkannya Instruksi Gubernur Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2018 Tentang Penerapan25Penghematan Energi dan Air PadaBangunan/Gedung Pemerintah Di Provinsi Sumatera Barat. Gedung Dinas X merupakan gedung/bangunan pemerintahan7di lingkungan ProvinsiSumatera Barat yang baru direhab pasca gempa 2009 pada tahun 2017 danmasih dalam tahappemeliharaan tahun 2018. Untuk mengetahui penggunaan/pemanfaatan energi pada Dinas X, perlu dilakukannya

perhitungan terhadap nilaiIntensitas Konsumsi Energi (IKE)gedung Dinas Xtersebut pada tahun2019. Nilai IKE merupakan perhitungan untuk pemakaian/pemanfaatan energi listrik perbulan selama setahun. Nilai ini nantinya akan diperbandingkan dengan standar nilai IKE yang ada pada Permen ESDM Nomor413 Tahun 2012.Selain mengetahui nilai IKE, perlu dilakukan penghematan pemanfaatan energi listrik Gedung Dinas X9dengan mengacu padaPeraturan Menteri ESDMNomor 14 Tahun2012 tentang Pelaksanaan Penghematan Energi. Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan penelitianlebih lanjut mengenai”Evaluasi Pemanfaatan Energi Listrik Di Dinas X Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Sebagai UpayaPelaksanaan Konservasi Energi”. 1.2. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah pada penelitian ini yaitu : 1. Adanya krisis energi dunia khususnya energi listrik. 2. Indonesia4salah satu negara yang boros dalam pemanfaatan energi khususnya energi listrik. 3. Telah terjadi krisis energi di Sumatera Barat khususnya energi listrik. 4. Belum diketahuinya2Nilai IKE gedungDinas X tahun 2019. 5. Belum adanya evaluasipemanfaatan energi di gedungDinas X tahun 2019. 1.3. Batasan Masalah Adapun batasan masalah penelitian ini yaitu : 1. Perhitungan Nilai IKE gedung Dinas X dilakukan pada pemakaian/pemanfaatan energi listrik tahun 2019. 2. Evaluasi pemanfaatan2energi listrik pada gedungDinas X dilakukan menggunakan kuesioner, wawancara dan observasi khususnya dalam 3 aspek mengacu pada pasal 13 Permen Energidan Sumber Daya

MineralNomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen Energi yaitu meliputi aspek tata udara, cahaya, serta peralatan pendukung. 1.4. Rumusan Masalah Adapun5rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1.Berapa nilai IKE gedung Dinas X tahun 2019? 2. Bagaimana evaluasi pemanfaatan energi listrik6yang dilakukan digedung Dinas X tahun 2019sebagai

(4)

salah satu bentukkonservasi di bidang energi? 1.5. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian iniadalah : 1.Menghitung2nilai IKE tahun2019 pada gedung Dinas X. 2.

Mengevaluasi pemanfaatan terutamaenergi listrik padatahun 2019 di gedung Dinas X. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaatpenelitian yang dilakukanadalah : 1. Manfaat Teoritis Penelitian dapat bermanfaat untuk menyumbang keilmuan konservasi lingkungan9di bidang energikhususnya energi listrik. 2. Manfaat Akademis5Dapat dijadikan sebagai referensi dan pedoman bagi mahasiswayang akan melakukanpenelitian lebih lanjut tentang evaluasi pemanfaatan energi listrik gedung/bangunan sebagai satu upaya konservasi energi. 3. Manfaat Praktis Penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam

pemanfaatan20energi listrik diDinas X sebagai masukan upaya penghematan listrik dimasa mendatang dan untuk perencanaan desain bangunan agar lebih ramah terhadap

lingkungan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar - Dasar Teori 2.1.1 Energi Energi berasal dari bahasa Yunani, yaitu energia yang berarti ativitas/energos yang berarti aktif (Sutarno, 2013). Berdasarkan5Kamus Besar Bahasa Indonesiapengertian energi ialah : kemampuan dalam melakukan kerja untuk menghasilkan energi listrik dan daya sehingga dapat

digunakan dalam melakukan berbagai proses kegiatan.(Departemen Pendidikan Nasional). Energi ialah19sumber daya yangbisa dimanfaatkanuntuk melakukan berbagai kegiatan termasuk bahan bakar, listrik, energi mekanikserta panas (Daryanto, 2007). Sumber energi merupakan sebagian dari22sumber daya alammeliputiminyak dan gas bumi,batubara, air, panas bumi, gambut, biomassa, dan sebagainya, baik secara langsung atau tidak langsung dandapat dimanfaatkan sebagaienergi (Azhar dkk, 2018).2Energi listrik merupakanenergi utama dan sangat dibutuhkan terutamapada peralatan listrikatau energi tersimpan di dalam arus listrik untuk dapat menggerakkan Kembali suatu peralatan mekanik agar

menghasilkan bentuk energi lain (Purdhiyanto dkk, 2016).Energi listrik pada saat inisangat dibutuhkan manusia dalam kehidupan sehari-hari.5Di sisi lainkrisis energi listrikyang terjadi pada masa sekarangdan biaya listrik yang cenderung terus naik sehingga mengharuskan kita untuk menghemat energi listrik, maka sangat perlu mengupayakan penghematan energi dengan metode audit dan konservasi16energi. Proses audit energiini

(5)

sendiri bertujuan menghitung tingkat penggunaan/pemakaian energi padasuatu gedung atau bangunan, kemudian hasilnya dibandingkan dengan standar yang ada sebagai bahan pertimbangan untuk dicarikan solusi penghematan28jika tingkat konsumsi energinya melebihi standar baku(Solichan, 2010). 2.1.2 Manajemen Energi Berdasarkan Permen ESDM nomor 14 Tahun 2012, Manajemen energi ialah kegiatan terpadu yang dilakukan untuk mengendalikan konsumsi energi supaya tercapainya pemanfaatan energi yang efektif serta efisien agar menghasilkan keluaran maksimal secara terstruktur, ekonomis yang berguna untuk meminimalisasi pemanfaatannya. Bagian dari2manajemen energi yang palingpokok adalah audit energi,yaitu dengan mengindentifikasipemborosan energi danmenyusun langkah pencegahannya (Biantoro dkk, 2017).23Audit energi yangdilakukan diantaranya analisis profil penggunaan energi,mengidentifikasikan pemborosan energi sertamenyusun langkah pencegahan.Dengan begitu2dapat diperkirakan energi yang akan dikonsumsi sehingga dapatdiketahuipenghematan yang bisa dilakukan (Hilmawan, 2009)2.1.3 Standar UmumPenghematan Energi Listrik Berdasarkan Permen ESDMnomor 14 tahun 2012 tentang Manajemen Energi, Bab III, pasal 12 yang berbunyi14Pelaksanaan

Penghematan energi oleh pengguna sumber energi dan pengguna energi,meliputi : 1. Tata udara 2. Tata cahaya 3. Peralatan pendukung 4. Proses produksi, dan/atau 5. Peralatan pemanfaat energi utama Aspek yang pelaksanaannya berkaitan dengan pemanfaatan energi listrik adalah pada aspek 1, 2 dan 3. 2.1.3.13Pelaksanaan Penghematan Energi 2.1.3.1.1Sistem Tata UdaraUntuk tata udara berdasarkanPeraturan Menteri ESDM Republik Indonesia nomor 14 tahun 2012, diatur pada Bab III pasal 13 ayat 1 adalah : 1. Penggunaan8Air Conditioner (AC)yang hemat energi dan berteknologiinverter dengan daya sesuai dengan besarnya ruanganyang ada. 2. Penggunaanrefrigerant jenis

hidrokarbon.3. Menempatkan unit kompressor Air Conditioner(AC) pada lokasi yang tidak terkenasinar matahari langsung 4. Mematikan Air Conditioner(AC) jika ruangan tidak digunakan.5. Memasang thermometeruntuk memantau suhu ruangan6. Pengaturan kelembaban21suhu dan kelembaban relatif sesuaiSNI yaitu : a. Ruangan kerja suhu 240C sampai270C dengan kelembaban relatif55%sampai dengan 65%.b. Ruang transit (lobby,

(6)

koridor) dengan suhu antara 270C hingga 300C dengan kelembaban relatif antara 50% (lima puluh persen) sampai dengan 70% (tujuh puluh persen). 7. Mengoperasikan Air Conditioner (AC) central yakni: a. 30 (tiga puluh)3menit sebelum jam kerja,unit fan Air Conditioner (AC)dinyalakan, satu jam kemudian unit kompresorAir Conditioner (AC) dinyalakan b. 90 (sembilan puluh)menit sebelum jam kerja berakhir unit kompresor AC dimatikan, pada saat jam kerja berakhir unit fanAir Conditioner (AC) dimatikan. 8. Memastikan tidak adanya udara luar yang masukke dalam ruangan ber Air Conditioner yarg mengakibatkan efek pendinginan berkurang. 9. Melakukan perawatan secara berkala sesuai panduan pabrikan yakni : a. Penggunaan jenis kaca tertentu sehingga bisa

mengurangi efek1panas matahari yangmasuk dalam ruangan tetapitidak mengurangi pencahayaan alamib. Mengurangi suhu udara pada sekitar bangunan yaitu melakukan penanaman tanaman. 2.1.3.1.23Sistem Tata CahayaUntuk tata cahaya berdasarkan Peraturan Menteri ESDMRepublik Indonesianomor 14 tahun 2012,diatur pada Bab III pasal 13 ayat 2 yaitu: 1. Penggunaanlampu hemat energisesuai dengan peruntukannya 2. Pengurangan penggunaan lampu accessories 3. Penggunaan ballas elektronik di lampu TL 4. Pengaturan8daya listrik maksimum untuk pencahayaansesuai SNI agar : a. Ruangan resepsionis 13 watt/m² dengan tingkat pencahayaan paling rendah 300lux. b. Ruangan kerja 12 watt/m² dengan tingkat pencahayaan paling rendah 350lux. c. Ruanganrapat, ruang arsip aktif 12 watt/m², dengan tingkat pencahayaan paling rendah 300lux. d. Gudang arsip 6 watt/m²7dengan tingkat pencahayaan paling rendah 150(seratus lima puluh) lux e.Ruang tangga darurat 4watt/m²dengan tingkat pencahayaan paling rendah 150 lux.f. Tempal parkir 4 watt/m²dengan tingkat pencahayaan paling rendah 100 lux.5. Penggunaan armature reflector yang pantulan cahayanya tinggi. 6. Pengaturan saklar dikelompokkan3sesuai dengan pemanfaatan ruangan.7. Penggunaan saklar otomatis dilengkapi15pengatur waktu (timer)atausensor cahaya (photocell)padalampu taman, koridorserta teras. 8. Mematikan lampu diruangan apabila tidak diperlukan lagi. 9. Memanfaatkan cahaya14matahari pada siang hari dengan membuka tirai jendela

(7)

Membersihkan lampusertarumah lampu (armatur) jika kotorserta berdebu sehinggatidak menghalangi cahaya lampu.2.1.3.1.3 Peralatan Pendukung Untuk peralatan pendukung berdasarkan3Peraturan Menteri ESDMRepublik Indonesianomor 14 tahun 2012,diatur pada Bab III pasal 13 ayat 3 yaitu: 1. Mengoperasikanlift dengan pemberhentian setiap 2 (dua) lantai.2. Mematikan komputer pada saat meninggalkan ruangan1kerja lebih dari 30 menit3. Mematikan printer bilatidak digunakan dan hanya menyalakan sesaat sebelum akan mencetak4. Mencabut kabel listrik komputer, printer dan peralatan elektronik lainnya dari stop kontak (plug),jika tidak digunakanatau sehabis jam kerja. 5.Menggunakan mesin fotokopi yang memiliki mode standby dengan konsumsi tenaga listrik rendah.6. Memakai peralatan audio-vidio sesuai peruntukkannya. 7. Menghidupkanperalatan water heater dan dispenser beberapa menit sebelum digunakansertamematikan setelah selesai digunakan. 8.3Meningkatkan faktor daya jaringan tenaga listrikyaitumemasang kapasitor bank9. 1Mengupayakan diversifikasi energi seperti penggunaan energi surya dan angin2.1.4 Konservasi Energi Konservasi energi berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor70 tahun 2009ialah tersusun secara sistematis, terencana, serta terpadu9guna melestarikan sumber dayaennergi dalam negeri untuk mengefisiensi pemanfaatannya yang termaktub pada Peraturan Pemerintah nomor 70 tahun 2009pasal 10 (1),bahwa perseorangan,badan usaha, dan bentuk usaha tetapdalam kegiatan persediaan energi wajibmelaksanakan konservasi energi,meliputi adanya audit energi (Raharjo dkk, 2016). 5Tujuan utama darikonservasi energi adalah untuk menghemat energi, yang berarti juga menghemat biaya, serta mengurangi ketergantungan pada energi primer dominan (Riadi dkk, 2017). Konservasi energi ialah suatu proses2penggunaan energi yangefisien,rasional tanpa mengurangipenggunaanya, prinsip konservasi energi mendorong masyarakat agar menggunakan energi listrikuntuk dapat digunakan dengan efisien mungkin baik untuk kegiatan perkantoran maupun kegiatan industri (Umanailo dkk, 2018). Instruksi Gubernur Sumatera Barat ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Republik Indonesia 3Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Penghematan Energidan Air, yang ditujukan kepada salah satunya Gubernur, pada Diktum PERTAMA berbunyi : Melakukan upaya dan terobosan

(8)

penghematan energi terutama listrik dan air pada instansi,13Badan Usaha Milik Negaradan Badan Usaha MilikDaerah dengan mempedomani Kebijakan Penghematan Energidan Air danpada Diktum KEEMPAT Para Gubernur agar dapat a). Melaksanakan program serta 12kegiatan penghematan energi dan air sesuaidenganKebijakan Penghematan Energi dan Air yang telah ditetapkan,b).Melakukan sosialisasi dan mendorong masyarakat termasuk perusahaan swasta yang berada di wilayah masing-masing untuk melaksanakan

penghematan energi dan air sebagaimana dimaksud dalamdictum PERTAMA yang mana pelaksanaannya mengacu pada Peraturan1Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik IndonesiaNomor14 Tahun 2012 Tentang Manajemen Energi.Didalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik IndonesiaNomor14 Tahun 2012 tersebut terdapat acuan untuk melakukan langkah penghematan energi dalam rangka konservasi energi khusunya energi listrik, salah satunya yaitu dengan melakukan audit terhadap pemanfaatan energi listrik.7Hemat energi yangdimaksud di sini ialah melakukan efisiensi energi listrikdengan menggunakan listrik seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang maksimal, serta menggunakan listrik secara tepat guna sesuai dengan

kebutuhannya tanpa mengurangi keselamatan, kenyamanan dan produktivitas. Dengan melakukan gerakan penghematan energi kita akan belajar untuk mencintai alam, karena telah melakukan gerakan ramah lingkungan (Purdhiyanto, 2016). Adapun langkah-langkah kebijakan9yang dilakukan oleh pemerintahdiantaranya: 1. Intensifikasi energi yaitu upaya pencariansumber energi baruagar dapat meningkatkan cadangan energi guna

dimanfaatkan menghasilkan tenaga listrik 2.26Diversifikasi energi adalah

Penganekaragaman penyediaanserta pemanfaatannya dalamoptimasi penyediaan energi. 3.4Konservasi energi yaitusuatu langkah sistematis, terencana serta terpadu bertujuan melestarikan sumber dayaenergi sehingga dapat meningkatkan effisiensi pemanfataannya. 2.1.5 Audit Energi Audit energi ialah proses evaluasi penggunaan energi dan

mengidentifikasi peluang akan penghematannya serta merekomendasikan peningkatan efisiensi pada pengguna energi/pengguna sumber energi dalampelaksanaan konservasi energiitu sendiri.2Audit energi merupakan pendekatan sistematis danterpaduuntuk

(9)

melaksanakan pemanfaatan sumber daya energi secara efektif, efisien tanpa mengurangi kuantitas maupun kualitas fungsi utama gedung(Umanailo, dkk, 2018). Proses evaluasi pemanfaatan energi ini dilakukan guna mencari peluang penghematan dan rekomendasi. Audit ini sedapat mungkin dilakukan sedikitnya satu kali5dalam tiga tahun(Krarti, 2000). Dukungan6dari berbagai pihak(pemilik, pengelola serta pengguna gedung) mempunyai peranan yang sangat penting untukmencapai keberhasilan ini. Aspek yang akan ingin dicapai pada pelaksanaan audit5yang dilakukan, yaitu: penghematan biaya operasional, pelestarian alam/memperpanjang keetersediaan minyak bumi (Wulfinghoff, 2000). Studi yang dilakukan berbagai6negara maju dannegara berkembangtelah menunjukkan bahwa penghematan energi dengan target peningkatan efisiensi (5-30) % dapat dicapai tanpa mengurangi tingkat produksi (Thumann,1998). 2.1.62Intensitas Konsumsi Energi (IKE) Penggunaan energi listrik padaperkantoran harus dilakukan seefektif dan seefesiens, sehingga kita dapat meminimalisir pembayaran tagihan rekening listrik yang terlalu besar, sehingga perlu dilakukan audit energi untuk menentukannilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) pada gedungperkantoran tersebut, agar didapatkan nilai IKE yang sesuai standar sehingga tercapaipenggunaan energi yangefektif dan efesien (Ikhsan dkk, 2016).

Intensitas konsumsi energi listrik merupakanpembagian konsumsi energi dengan satuan luas bangunan gedungkomersil. Pemakaian energi dalam bangunan gedung dinyatakan dalam satuankWh/ m2 per tahun(Effendi dkk, 2016). Pengelolaan energi dilakukan dengan segala usaha untuk mengatur, mengelola pemakaian energi seefisien mungkin tanpa

mengurangi kenyamanan dilingkungan kerja. Peluang hemat energi4salah satu carayang bisa diperoleh dalam usaha menekan pemborosan energi.2Nilai Intensitas Konsumsi Energi penting untuk dijadikan dasar menghitungpotensi penghematan energiyang mungkin diterapkan di tiap-tiap ruangan atau di seluruh area bangunaan. Dengan membandingkan nilai IKE bangunan dengan standar nasional, sehingga diketahui apakah suatu ataupun keseluruhan ruangan gedung tersebut sudah4efisien atau tidak menggunakan energi Berdasarkan SNI 03-6169-2000 menghitung besarnya Intensitas KonsumsiEnergi (IKE) gedung dilakukan dengan cara:1)Rincian luas bangunan gedung dan luas total bangunan

(10)

gedung (m2)2)Konsumsi energi bangunan gedung per tahun (kWh/tahun)3)IKE

bangunan Gedung per tahun(kWh/m2/tahun) 4)Biaya energi bangunan Gedung(Rp/kWh) Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai IKE adalah rumus (2.1): ……, (2.1) Menurut 18peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya MineralRepublik Indonesia nomor 13 tahun 2012 tentang penghematan pemakaian tenaga listrikdibangunan gedung3Negara, dan bangunan gedung BUMN, BUMD, yang digunakan untuk aktivitas perkantoran

digolongkan dalam 2 kriteria yaitu bangunan ber-AC dan bangunan tanpa AC. Adapun 2nilai IKE Standar di bangunan Gedung Perkantoranberdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya MineralRepublik Indonesia nomor 13 Tahun 2012 tersebut terlihat pada Tabel 2.1 : Tabel 2.1Nilai Standar IKEGedung Perkantoran Kriteria Gedung Kantor Ber - AC kWh/m2/bulan Gedung Kantor4Tanpa AC kWh/m2/bulan Sangatefisien < 8,5 < 3,4 Efisien 8,5 – 14 3,4 – 5,6 Cukup efisien 14 – 18,5 5,6 – 7,4 Boros > 18,5 > 7,4 Sumber: berdasarkan Peraturan Menteri Energid fanSumber Daya MineralRepublik Indonesia Nomor2013 Tahun

20122.1.7 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual penelitian ini berupa input, proses dan output. Input2: penelitian inididukung oleh data berupa data rekening tagihan listrik, luas bangunan, kuesioner, wawancara, dan observasi. Proses : Prosespenelitian ini

dilakukanperhitungan IKE, kemudian hasil IKE dibandingkan dengan nilai standar, dan selanjutnya dilakukan evaluasi pelaksanaanpenghematan energi listrik.Output:5Hasil penelitian iniberupa nilai IKE, nilai standar IKE dan hasil evaluasi pelaksanaan

penghematan pemanfaatan energi listrik. Kerangka konseptual penelitian6ini terlihat pada Gambar2.1: Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.2 Penelitian Relevan Penelitian yang relean dengan penelitianini dapat dilihat padatable 2.2: Tabel 2.2 Penelitian yang relevan No. Nama Penulis Tahun Metode Penelitian Hasil dan Pembahasan 1. Asnal Efendi, Miftahul 2016 Melakukan pengumpulan data baik kuantitatif dan kualitatif Hasil2yang diperoleh daripenelitiannilai IKE listrik tahun 2013sebesar 155,857 kWh/m2 pertahun, tahun 2014 sebesar 29,291 kWh/m2per tahun, dan tahun 2015sebesar 33,216 kWh/m2per tahun. Nilai IKEyang diperolehefisien karena tidakmelampauistandar IKE listrik untuk Gedung rumah sakit sebesar 380kWh/m2 pertahun 2. 4Muhamad Aris Raharjo dan Selamet Riadi

(11)

2016 Metode oksplorasi denganmenggali semua informasisecara keseluruhan kemudian dilakukan pengumpulan data, pengolahan data dananalisa Nilai IKE pada PT ICC termasuk pada kategori efisien,dan perusahaan hanya perlu melakukan penghematan dengan menggunakan nergy listrik secara efisien 3.2Agung Wahyudi Biantoro, Dadang S. Permana 2017 Melakukanpengumpulan data sekunderdan data primer Daripenelitian yang

dilakukan pada Gedung AB diKab. Tangerangsebagai gedung ber ACnilai IKE yang didapatkansangat efisien, karena sebagianruanganmenggunakan ventilasi alami,dan banyaknyaAC yang tidak berfungsi karena rusak 4. Afyudin M.Umanailo, Meita Rumbayan, Vecky C.Poekoel 2018 Pengumpulan serta penyusunan data historis energi bangunan pada 4Gedung per tahunbertujuan untuk mengetahuijumlah pemakaian energiRata-rata Nilai IKE nya memang sangat efisien dan efisien, disebabkan karena sebagian ruangan

memanfaatkan pencahayaan matahari sebagai sumber pencahayaan pada dalam ruangan, sehingga penggunaan energi listriknya berkurang,6Selain itu jugadilakukan upaya

penghematan lainnya seperti : mematikan peralatan elektronik1setelah selesai digunakan. 5. Achmad Solichan 2010 Metodenya dengan mencari nilai IKE, dengan memanfaatkan data history energi (data diperoleh berdasar nilai pengukuran) serta data6bangunan yang telah tersedia(luasan bangunan) Penelitianyang dilakukan diKampus Kasipah UNIMUS diperoleh nilai IKE 117, 4 kWh/m2 pertahun, dan masih5di bawah nilaiIKE Standar yaitu 240 kWh/m2pertahun, karena masih belum terpenuhinya peralatan untuk ruangan standar, kemudian daya yang terpasang tidak mencukupi kebutuhan daya saat beban puncak27BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan penelitian Penelitianyang dilakukan

merupakan penelitian kuantitatatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kuantitatif ialah jenis penelitian dimana spesifikasinya sistimatis, terukur, terencana, terstruktur, dan jelas dalam29pembuatan desain penelitiannya(Sugiyono, 2017). Adapun pengertian 24deskriptif menurut Sugiyono(2013) adalah metode yang berguna untuk

mendeskripsikan/memberikan penilaian suatu objek yang diteliti melalui data/sampelyang telah terkumpul,tanpa ada melakukan analisis danmembuat kesimpulan yangberlaku umum. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian2akan dilakukan di GedungDinas X

(12)

Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat bertempat di Jl. Jhoni Anwar Kecamatan Nanggalo, Padang. Waktu penelitian dimulaipada bulan Mei sampai dengan bulanAgustus 2020. Adapun30jadwal pelaksanaan penelitian tertera pada Tabel3.1 : Tabel. 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian No Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan Mei 2020 Juni 2020 Juli 2020 Agustus 2020 September 2020 Oktober 2020 Nopember 2020 Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu61 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 412 3 4 1 2 3 41 Melakukan persiapan penelitian 2 Melakukan Studi literature yang berhubungan dengan penelitian 3 Melakukan survey lapangan : Mengumpulkan semua datapendukung yang diperlukanbaik berupa data primer maupun sekunder 4 Analisis dan Pembahasan : -Mengolah data yang telah dikumpulkan - Melakukan analisis terhadap data dan nilai yang didapatkan 5 Penyusunan Laporan Akhir 3.3 Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas serta ciritertentu yang ditetapkan olehsipeneliti untuk dipelajarinya yangkemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel ialahbagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut(Sugiyono, 2017) Populasi penelitian ini adalah karyawan gedung Dinas X yang menggunakan peralatan listrik seperti komputer, laptop, dispenser dan water hater, dan audio-vidio. Populasi penelitian ini berjumlah 76 orang. Sampelnya diambil perwakilan karyawan dari setiap bidang/lantai. Gedung Dinasterdiri dari 4lantai dan masing-masingnya 2 sampai 3 seksi. Sehingga jumlah sampelnya adalah 22 orang. Populasi dan sampel penelitian ini digunakan pada pengumpulan data penelitian melalui kuisioner untuk mengevaluasi pelaksanaan2penghematan energi listrik di gedungDinas X. Untuk

pengumpulan data wawancara maka populasinya adalah karyawan yang berkompeten mengetahui tentang seluk belukenergi listrik di gedungDinas X, yaitu: Pengurus barang, Pembantu Pengurus Barang, Inspektur Ketenagalistrikan, Koordinator lapangan Dinas X. Sampelnya adalah semua populasi (sampling jenuh). 3.45Data dan Sumber Data3.4.1Data Primer Data primermerupakandata yang diperolehlangsung di lapangan. Padapenelitian yang dilakukandata primernya berupa hasil kuisioner, wawancara dan obsevasi. Sumber data kuisioner adalah sampel karyawan yang menggunakan langsung peralatan

(13)

pendukung. Sumber data wawancara adalah responden/informan yang mengetahui seluk beluk tata pencahayaan, tata udara dan peralatan pendukung gedung Dinas X, yaitu: Pengurus barang, Pembantu pengurus barang, dan Inspektur Ketenagalistrikan,

Koordinator lapangan Dinas X. Sumber data observasi berupa pengamatan terhadap sistem tata cahaya, tata udara, dan peralatan pendukung. 3.4.2.5Data Sekunder Data Sekunder merupakan data yang sudah tersedia pada suatu sumber data seperti instansi

pemerintahan.2Pada penelitian ini datasekundernya adalah data denah dan luas gedung, tagihan rekening listrik, jumlah karyawan, fasilitas pendukung gedung. 3.4.3.11Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dapat digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data.Teknik dapat17menunjuk suatu kata yang abstrakyangtidak diwujudkan dalam benda, hanya dapat dilihat penggunaannya pada :angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes),dan dokumentasi. Peneliti bisa memanfaatkan salah satu/gabungan teknik berdasarkan 29masalah yang diteliti.3.4.4. Teknik pengukuran data Salah satu teknik pengukuran yaitu menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono, 2017, skala likert31digunakan untuk mengukursikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Untuk setiap

pertanyaan atau pernyataan responden harus mendukung sebuah pertanyaan untuk dipilih. Dengan skala likert responden memilih jawaban dari variabel yang dipecahmenjadi bagian dariindikator variabel, masing-masing indikator variabel mempunyai instrumen yang dijadikan tolak ukur dalam sebuah pertanyaan atau pernyataan. 3.5 Teknik Pengolahan Data 3.5.14Perhitungan Nilai Intensitas Konsumsi Energi (IKE) PerhitunganIKE gedung Dinas X ini menggunakan data rekening tagihan pemanfaatan listrik perbulan selama tahun 2019 (Januari-Desember) dan data luas bangunan/gedung Dinas X. Perhitungannya

menggunakan rumus (2.1) yang terdapat pada SNI 03-6169-2000 sebagai berikut: …………..(2.1) Dimana : IKE =intensitas konsumsi energikWh =penggunaan energi listrik m2 = luas bangunanHasil yang diperolehberupa nilai IKE bulanan dan IKE rata-rata tahun 2019. 3.5.2 Membandingkan Nilai IKE dengan10Nilai Standar IKEpada Permen ESDM Nomor13 Tahun 2012.NilaiIKE yang telahdihitung kemudian di bandingkan dengannilai

(14)

standar IKEyang terdapat pada Permen ESDM Nomor13 Tahun 2012 seperti pada Tabel 2.2. Dari tabel inilah diketahui bagaimana4standar nilai IKEbulanan dan IKE rata-rata tahun 2019 gedung Dinas X, apakah nilainya : sangat efisien,efisien, cukup efisienatau boros. 3.5.3 Pengolahan Data Evaluasi7Pelaksanaan Penghematan Energi ListrikPengolahan data evaluasipelaksanaan penghematan energi listrikterdiri dari 3 aspek yaitu system tata udara, cahaya dan peralatan pendukung. Hasil dari evaluasi dihitung dari pengolahan data kuisioner, wawancara dan observasi12terhadap pelaksanaan penghematan energi.Hasil evaluasi masing-masing aspek ini kemudian di kelompokkan menjadi 4 klasifikasi10yang mengacu padajumlah pengelompokan pada nilai standar IKE. Pada aspek tata udara klasifikasinya berdasarkan Tabel 3.2. Pada aspek tata cahaya, hasil evaluasinya

dikelompokkan berdasarkan Tabel 3.3. Pada aspek peralatan pendukung, hasil evaluasinya dikelompokkan berdasarkan Tabel 3.4. Dan hasil evaluasi gabungan atau keseluruhan dikelompokkan berdasarkan Tabel 3.5. Tabel 3.2 Pengelompokan Hasil Evaluasi

Penghematan Energi dari Aspek Tata Udara Range Klasifikasi 48 – 60 Sangat hemat energi 36 – 47 Hemat energi 24 – 35 Cukup hemat energi 12 – 23 Tidak hemat energi Sumber: Hasil Penelitian Tabel 3.3 Pengelompokan Hasil Evaluasi Penghematan Energi dari Aspek Tata Cahaya Range hasil evaluasi klasifikasi 52 – 65 Sangat hemat energi 39 – 51 Hemat energi 26 – 38 Cukup hemat energi 13 – 25 Tidak hemat energi Sumber: Hasil penelitian Tabel 3.4 Pengelompokan Hasil Evaluasi Penghematan Energi dari Aspek Peralatan Pendukung Range hasil evaluasi Klasifikasi 32 – 40 Sangat hemat energi 24 – 31 Hemat energi 16 – 23 Cukup hemat energi 8 – 15 Tidak hemat energi Sumber: Hasil penelitian Tabel 3.5 Pengelompokan Nilai Evaluasi Penghematan (Gabungan) Range hasil evaluasi Klasifikasi 132 - 165 Sangat hemat energi 99 – 131 Hemat energi 66 – 98 Cukup7hemat energi 33– 65 Tidak hemat energi Sumber :Hasil penelitian Data hasil kuesioner didapatkan dari sampel karyawan yang menggunakan fasilitas pendukung6yang berasal dari masing-masing bidang di setiap lantai (4 lantai) yaitu : 22 orang.5Pertanyaan yang diajukan pada sampel/responden berjumlah 5 pertanyaan yang berupa pernyataan dengan pilihan jawaban : selalu, sering, kadang-kadang, lebih banyak tidak,dan tidak pernah,yang diberi

(15)

skor : 5, 4, 3, 2, dan 1. Data hasil wawancara terstruktur digali dari responden/informan yang berkaitan denganpelaksanaan penghematan energi listrik di gedung Dinas X. Pertanyaan yang diajukanadalah 19 pertanyaan dengan jawaban dan diberi skoryang sama dengankuisioner. Sedangkan untuk data observasi dengan 9 pernyataan dengan jawaban: ya dan tidak. Untuk jawaban ya diberi skor 5 dan untuk jawaban tidak diberikan skor 1 3.5.4 Membandingkan Hasil Evaluasi dengan10Nilai Standar IKE Nilai Standar IKE merupakan kriteria yang menunjukkan bagaimana efisiensipenggunaan energi listrik pada suatu gedung7yang terdapat padaPeraturan MenteriEnergi dan Sumber Daya Mineral Nomor13 tahun 2012,sedangkan evaluasipelaksanaan penghematan energi listrik yang dilakukan digedung tersebut diatur pada Peraturan MenteriEnergi dan Sumber Daya MineralNomor414 tahun 2012. Oleh karena ituuntuk melihat kesesuaian antara efisiensi pemakaian energi listrik danpenghematan yang sudahdilakukan maka perludibandingkan nilai standar dengan evaluasi pelaksanaan penghematannya. Hasil ideal antara10nilai standar IKEdengan evaluasi pelaksanaan penghematannya adalah: 1. Jikanilai standar IKE sangat efisienberarti seharusnya hasil evaluasi pelaksanaan penghematannya adalah sangat hemat energi listrik. 2. Jika2nilai standar IKEefisien berarti seharusnya hasil evaluasi pelaksanaan penghematannya adalah hemat energi listrik. 3. Jikanilai standar IKEcukup efisien berarti seharusnya hasil evaluasi pelaksanaan penghematannya cukup hemat energi listrik. 4. Jikanilai standar IKEboros berarti seharusnya hasil evaluasi pelaksanaan

penghematannya tidak hemat energi listrik. Jika hasilnya berbeda maka dianalisis diaspek manayang tidak sesuaiuntuk kemudian direkomendasikan penghematannya. Contohnya: 1. Jika ternyatanilai standar IKEadalah efisien sementara hasil evaluasinya adalah cukup hemat, berarti pelaksanaan penghematannya perlu direkomendasikan untuk diperbaiki. 2. Jika ternyatanilai standar IKEadalah boros sementara hasil evaluasinya cukup hemat, maka diduga ada perbedaan antara data hasil evaluasi dengan kenyataan sebenarnya. 3.6

Diagram Alir Penelitian Diagram alirpenelitian ini adalahseperti Gambar 3.1: Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil4.1.1Hasil Perhitungan Nilai IKE gedungDinas X Tahun 2019 Daripenelitian yang dilakukandiperoleh data

(16)

4sebagai berikut : luas bangunan gedungDinas X keseluruhan adalah 2104,585 m², tarif gedung : P1 (tarif untuk bangunan pemerintahan), dan daya terpasang 147000 PA.Data tagihan listrikgedung Dinas X tahun 2019dapat dilihat pada Tabel4.1. Tabel. 4.1 Data Tagiha Listrik Dinas X Tahun 2019 No. Bulan Tagihan Pemakaian Rp kWh 1 Januari

20.882.329 14232 2 Februari 24.242.400 16522 3 Maret 21.215.402 14459 4 April 20.734.134 14131 5 Mei 21.203.663 14451 6 Juni 22.001.864 14995 7 Juli 19.337.283 13179 8 Agustus 23.894.655 16285 9 September 22.971.736 15656 10 Oktober 22.681.214 15458 11

Nopember 21.026.122 14330 12 Desember 22.663.607 15446 Sumber : Dinas X, 2019 Hasil IKE yang didapatkan4akan dibandingkan dengannilai Standar IKE yangdapat dilihat pada Tabel2.1 Tabel 2.1 Nilai Standar IKE Gedung Perkantoran Kriteria Gedung Kantor Ber - AC kWh/m2/bulan Gedung Kantor Tanpa AC32kWh/m2/bulan Sangat efisien< 8,5 < 3,4 Efisien 8,5 - 14 3,4 – 5,6Cukup efisien 14– 18,5 5,6 – 7,4 Boros > 18,5 > 7,4 Sumber: berdasarkan Peraturan Menteri4Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor13 Tahun 2012 Hasilperhitungan nilai IKEsetiap bulannya dannilai IKE rata-rata tahun 2019 serta kategori nilai standarnyadapat dilihat pada Tabel4.2. Tabel 4.2 Nilai IKE Dinas X Tahun 2019 No. Bulan Pemakaian Nilai IKE Keterangan kWh (kWh/m²) / bulan 1 Januari 14.232 6,76 Sangat efisien 2 Februari 16.522 7,85 Sangat efisien 3 Maret 14.459 6,87 Sangat efisien 4 April 14.131 6,71 Sangat efisien 5 Mei 14.451 6,87 Sangat efisien 6 Juni 14.995 7,12 Sangat efisien 7 Juli 13.179 6,26 Sangat efisien 8 Agustus 16.285 7,74 Sangat efisien 9 September 15.656 7,44 Sangat efisien 10 Oktober 15.458 7,34 Sangat efisien 11 Nopember 14.330 6,81 Sangat efisien 12 Desember 15.446 7,34 Sangat efisien Jumlah Total 179.144 85,12 Jumlah rata-rata 14.929 7,09 Sangat efisien Sumber : Hasil perhitungan Dari tabel terlihat nilai IKE tertinggi (7,85) terjadi pada bulan Februari dan nilai IKE terendah (6,26) terjadi13pada bulan Juli.Rata-rata2nilai IKE tahun2019 adalah 7,09 yang berarti termasuk dalam kategorinilai standar < 8,5 yaitu sangat efisien. 4.1.2 Hasil Evaluasi Pemanfaatan Energi Listrik Hasil evaluasi peghematan pemanfaatan listrik ditinjau dari 3 aspek yaitusistem tata udara,cahaya dan peralatan pendukung. 4.1.2.1 AspekSistem Tata UdaraHasil evaluasi penghematan pemanfaatanenergi listrik dariaspek systemtata udara

(17)

gedungDinas X tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 4.3. Hasil evaluasinya adalah 35,75. Dari Tabel 4.3 terlihat nilai terendah pada pertanyaan 1,5 dan 6 yaitu tentang penggunaan AC berteknologi inverter, pengaturan suhu dan kelembabanruang kerja dankoridor. Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Pemanfaatan Energi Listrik Dari Aspek1Sistem Tata UdaraNo Pernyataan Hasil 1 Penggunaan Air Conditioner (AC) yang hemat energi danberteknologi inverter dengan daya sesuai dengan besarnya ruanganyang ada 2,25 2 Menempatkan unit kompressor Air Conditioner(AC) pada lokasi yang tidak terkena sinar matahari langsung. 3,5 3 Mematikan Air Conditioner(AC) jika ruangan tidak digunakan.4,5 4 Memasang thermometeruntuk memantau suhu ruangan.3,25 5Mengatur suhu dan kelembaban relatif ruang kerja dengan suhu berkisaranatara 240C hingga 270C dengan kelembaban relative antara 55% sampai 65% sesuai SNI 2,5 6Mengatur suhu dan kelembaban relatif ruang transit (lobby, koridor) dengan suhuberkisar antara 270C hingga 300C dengan kelembaban relatif antara 50% sampai dengan 70% sesuai SNI 2,5 7 Mengoperasikan Air Conditioner3(AC) central 30 menit sebelum jam kerja, unit fanAir Conditioner(AC) dinyalakan, satu jam kemudian unit kompresorAir Conditioner (AC) dinyalakan, 3,5 8 Mengoperasikan Air Conditioner (AC) central 90menit sebelum jam kerja berakhir unit kompresorAir Conditioner(AC) dimatikan, pada saat jam kerja berakhir unit fanAir

Conditioner (AC) dimatikan 3 9 Memastikan1tidak adanya udara luar yang masuk ke dalam ruangan berAir Conditioner(AC) yang mengakibatkan efek pendinginan berkurang3,5 10 Melakukan perawatan secara berkala sesuai panduan pabrikanyaknimenggunakan jenis kaca tertentu yang dapat mengurangi panas matahari yang masuk ke dalam ruangan namun tidak mengurangi pencahayaan alami4 11Mengurangi suhu udara pada atau sekitar Gedung dengan cara penanaman tumbuhan dan/atau pembuatan kolam air3,25 12 Gedungmenggunakan refrigerant jenis Hidrokarbon.5 Jumlah 35,75 Sumber : Hasil

Penelitian Hasil evaluasi aspek3sistem tata udarapada Tabel 4.3 dikelompokkan berdasarkan Tabel 3.2. Menurut tabel tersebut hasilnyatermasuk pada kategorihemat energi. Tabel 3.2 Pengelompokan Hasil Evaluasi Penghematan Energi dari Aspek2Sistem tata UdaraRange Klasifikasi 48 – 60 Sangat hemat energi 36 – 47 Hemat energi 24 – 35

(18)

Cukup hemat energi 12 – 23 Tidak hemat energi Sumber: Hasil Penelitian 4.1.2.2 Aspek Sistem Tata CahayaHasil evaluasi aspeksistem tata cahaya adalah54. Hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.4. Hasil tersebut dibandingkan dengan Tabel 3.3. Berdasarkan Tabel 3.3, hasil evaluasi tersebut masuk pada kategori sangat hemat energi. Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Pemanfaatan Energi Listrik Dari Aspek1Sistem Tata CahayaNo Pernyataan Hasil 1 Menggunakan lampu hemat energi sesuai denganperuntukkannya. 3,25 2Mengurangi penggunaan lampu hias(accessories). 3 3Menggunakan ballast elektronik pada lampu TL (Neon)3,75 4Mematikan lampu ruangandibangunanGedung jika tidak dipergunakan. 4,75 5Memanfaatkan cahaya alami (matahari) pada siang hari dengan membuka tirai jendela secukupnya sehingga tingkat cahaya memadai untuk melakukan kegiatan

pekerjaan.4,5 6Membersihkan lampu dan rumah lampu(armature)jika kotor dan berdebu agar tidak menghalangi cahaya lampu..3,75 7 Daya pencahayaan ruang resepsionis sudah diatur maksimum (13 watt/m2dengan tingkat pencahayaan paling rendah 300 lux)sesuai denganStandar Nasional Indonesia (SNI)5 8 Daya pencahayaan ruang kerja sudah diatur maksimum (12 watt/m2 dengantingkat pencahayaan paling rendah 350 lux)sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)5 No. Pernyataan Hasil 9 Daya pencahayaanruang rapat, ruang arsip aktifsudah diatur maksimum (12 watt/m2dengan tingkat pencahayaan paling rendah 300 lux) sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)5 10 Daya pencahayaanruang tangga daruratsudah diatur maksimum (4 watt/m2dengan tingkat pencahayaan paling rendah 150lux)sesuaiStandar Nasional Indonesia (SNI)5 11 Gedungmenggunakan rumah lampu(armatur) reflectoryang memiliki pantulan cahaya tinggi5 12 Melakukan

pengaturan saklar berdasarkankelompok area, sehingga sesuai dengan pemanfaatan ruang 5 13Menggunakan saklar otomatis denganpengatur waktu (timer)dan/atau sensor cahaya(photocell)untuk lampu taman, koridor dan teras1 Jumlah 54 Sumber : Hasil Penelitian Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa nilai terendah pada pertanyaan nomor 13 dan nomor 2. Pertanyaan nomor 13 yaitu tentang penggunaan 15saklar otomatis dengan pengatur waktu (timer)dan/atausensor cahaya (photocell) untuk lampu taman, koridor, dan teras.Adapun pertanyaan nomor 2 tentang pengurangan3penggunaan lampu hias.

(19)

Tabel 3.3 Pengelompokan Hasil Evaluasi Penghematan Energi dari Aspek2Sistem Tata CahayaRange Klasifikasi 52 – 65 Sangat hemat energi 39 – 51 Hemat energi 26 – 38 Cukup hemat energi 13 – 25 Tidak hemat energi Sumber: Hasil penelitian 4.1.2.3 Aspek Peralatan Pendukung Hasil evaluasi pemanfaatan energi listrik dari aspek sistem peralatan

pendukung5dapat dilihat padaTabel 4.5. Dari tabeltersebut terlihat bahwahasilnya adalah 28,02. Hasil tersebut menurut Tabel 3.4 tentang pengelompokan hasil evaluasi aspek

peralatan pendukung6termasuk dalam kategorihemat energi. Tabel 4.5 Hasil Evaluasi Pemanfaatan Energi Listrik Dari Aspek Sistem Peralatan Pendukung No Pernyataan Hasil 1 Meningkatkan factor3daya jaringan tenaga listrik dengan memasang kapasitor bank2,75 2 Mengupayakan diversifikasi energi seperti penggunaan1energi surya dan angin.4 3 Saya mematikan komputer jika akanmeningglkan ruangankerja lebih dari 30(tiga Puluh) menit 3,91 4 Sayamematikan printer jika tidak digunakan dan hanya menyalakan sesaat sebelum akan mencetak.3,95 5 Saya7mencabut kabel listrik komputer, printer danperalatan

elektronik lainnyadari stop kontak(plug), jika tidak digunakan atau sehabis jam kerja. 4,14 6 Saya mengoperasikan peralatan audio-video sesuai keperluan. 4,50 7 Saya1menyalakan peralatan water heater dan dispenser beberapa menit sebelum digunakan dandimatikan setelah selesai digunakan.3,77 8 Mengoperasikan 3lift dengan pemberhentian setiap 2 (dua) lantai1 Jumlah 28,02 Sumber: Hasil Penelitian Dari Tabel 4.5 terlihat nilai terendah pada pertanyaan nomor 8 dan nomor 1. Pertanyaan nomor 8 yaitu tentang pengoperasikan lift dengan pemberhentian setiap 2 (dua) lantai.Adapun pertanyaan nomor 1 membahas tentang penggunaanlampu hemat energisesuai peruntukannya. Tabel 3.4 Pengelompokan Hasil Evaluasi Penghematan Energi dari Aspek Peralatan Pendukung Range Klasifikasi 32 – 40 Sangat hemat energi 24 – 31 Hemat energi 16 – 23 Cukup hemat energi 8 – 15 Tidak hemat energi Sumber: Hasil penelitian 4.1.2.4. Aspek Gabungan Hasil evaluasi

7penghematan energi listrik keseluruhandapat dihitung dengan menggabungkan hasil dari ketiga aspek tersebut yaitu aspek tata udara, aspek tata cahaya dan aspek peralatan

pendukung adalah 35.75 + 54 + 28.02 = 117.77. Berdasarkan Tabel 3.5 hasil evaluasi keseluruhan masuk pada klasifikasi hemat energi. Tabel 3.5 Pengelompokan Nilai Evaluasi

(20)

Penghematan (Gabungan) No Range hasil evaluasi klasifikasi 1 132 – 165 Sangat hemat energi 2 99 – 131 Hemat energi 3 66 – 98 Cukup4hemat energi 433 – 65 Tidak hemat energi Sumber: Hasil penelitian 4.2. Pembahasan 4.2.1 Pembahasan2Nilai IKE Gedung Dinas XNilai IKE gedungDinas X sebesar 7,09 yang berartitermasuk dalam kategori nilai Standar IKE< 8,5 yaitu sangat efisien.Nilai IKE iniberbanding lurus dengan pemakaian energi listrik. Semakin besar4energi listrik yangdigunakan maka semakin tingginilai IKE yang didapat.Hal ini sesuai dengan rumus IKE (Rumus 2.1) yang digunakan2bahwa nilai IKEberbanding lurus denganenergi listrik yang digunakan danberbanding terbalik dengan luas gedung. Dari penelitian yang relevan terdahulupada Gedung ABmemiliki nilai IKE < 8.5 yang termasuk kategori nilai standar sangat efisien.Hal ini disebabkankarena

pemakaian listriknya sedikit. Gedung AB banyak menggunakan pencahayaan alami dan AC yang biasa digunakan dalam keadaan rusak sehingga tidak lagi dapat difungsikan. Hasil penelitiannilai IKE gedungDinas X adalah 7,09 yang menurut klasifikasinilai Standar IKE termasuk < 8.5. Nilai ini menurutnilai standar IKEadalahkategori sangat efisien.Hal ini sesuai dengan penelitian relevan sebelumnya bahwa untuk nilai < 8.5 termasukkategori sangat efisien.Pada gedung Dinas Xhal ini disebabkankarena gedung Dinas X sudah menerapkan pemaksimalanpencahayaan alami padarancangan fisiknya. Gedung ini juga menerapkan pemanfaatan AC central. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka

direkomendasikan untuk tetap dilakukan perhitungan nilai IKE setiap tahunnya secara kontinyu pada gedung Dinas X ini. Hal itu dilakukan untuk melihat potensi penghematan 6yang bisa dilakukan dari tahun ke tahun.Walaupun pada faktanya gedung Dinas X tahun 2019 sudah sangat efisien dan mendapat penghargaan sebagai Dinas terbaik 2 dalam efisiensi nilai IKE tingkat Nasional. 4.2.2 Pembahasan Evaluasi Pemanfaatan Energi Listrik 4.2.2.1 Aspek2Sistem Tata UdaraHasil evaluasi pemanfaatanenergi listrik padaaspek sistim tata udara adalah hemat energi. Hasil evaluasi ini berdasarkan pengelompokan 5yang mengacu kepadaempat klasifikasi evaluasi pemanfaatan energi listrik. Klasifikasi ini didapatkan dari pembobotan terhadap standar pelaksanaan pemanfaatan energi menurut Permen ESDM nomor114 Tahun 2012 Tentang Manajemen EnergiSetelah dilakukan

(21)

evaluasi pemanfaatan energi listrik gedung Dinas X ditemukan bahwa pada aspek3sistem tata udaramemiliki nilai terendah pada penggunaanAC hemat energi berteknologi inverter yang sesuai dengan daya dan ukuran ruangan. Sumber data berasal dari wawancara

terhadap narasumber. Dari jawaban terlihat ada perbedaan jawaban dari para nara sumber tersebut. Peneliti menilai perbedaan jawaban ini dikarenakan perbedaan pengetahuan tentang hal yang ditanyakan kepada mereka. AC2yang digunakan pada gedungDinas X terdiri dari AC gedung lama dan AC baru saat pengadaan barang gedung baru Dinas X tahun 2018.Oleh karena itupeneliti merekomendasikan perlunya pemeliharaan berkala terhadap AC tersebut. Nilai rendah lainnya pada evaluasi3sistem tata udaraini adalah pada perilaku dalam pengaturansuhu dan kelembabanruangan kerja. Hal yang sama juga pada pengaturansuhu dan kelembabandi koridor. Seharusnya pengaturan suhu dan

kelembaban2ruang kerja dankoridor disesuaikan dengan standar SNI. 4.2.2.2 AspekSistem Tata CahayaHasil evaluasi pemanfaatan energi listrik aspeksistem tata cahaya adalah termasuk klasifikasi sangat hemat. Hasil evaluasi ini berdasarkan pengelompokan5yang mengacu kepadaempat klasifikasi evaluasi pemanfaatan energi listrik. Klasifikasi ini didapatkan dari pembobotan terhadap standar pelaksanaan pemanfaatan energi menurut Permen ESDM nomor114 tahun 2012 tentang Manajemen Energi.Pada aspek system tata cahaya ditemukan nilai terendah pada pertanyaan tentang penggunaansaklar otomatis denganpengaturan waktu (timer)dan/atau sensor cahaya(photocell)untuk lampu taman, koridor dan teras.Gedung Dinas X belummenggunakan saklar otomatis.Seharusnya gedung Dinas X menggunakan saklarlampu taman, koridorserta teras. Nilai evaluasi yang rendah lainnya adalah pengurangan3penggunaan lampu hias,sehingga agar penghematan terjadi maka perlu dilakukan penguranganpenggunaan lampu hias..4.2.2.3 Aspek

Peralatan Pendukung Hasil evaluasi pemanfaatan energi listrik aspek peralatan pendukung adalah termasuk klasifikasi hemat. Hasil evaluasi ini berdasarkan pengelompokan5yang mengacu kepadaempat klasifikasi evaluasi pemanfaatan energi listrik. Klasifikasi20ini

didapatkan daripembobotan terhadap standar pelaksanaan pemanfaatan energi menurut Permen ESDMnomor 14 Tahun20212 tentang Manajemen Energi. Pada aspek peralatan

(22)

pendukung ditemukan nilai terendah pada pertanyaan mengenai3pengoperasian lift dengan pemberhentian setiap 2 (dua) lantai.Pada gedung Dinas X pengoperasian lift digunakan pada semua lantai (4 lantai). Sebelumnya pernah diberlakukan pembatasan waktu penggunaan lift untuk penghematan yaitu hanya digunakan pada jam-jam sibuk dan saat kedatangan tamu dan yang berkebutuhan khusus.25Namun hal itukurang terlaksana. 6Oleh sebab itupeneliti mengusulkan perberlakuan penghentian lift setiap dua lantai dengan menonaktifkan pemakaian lift dari dan kelantai satu kecuali untuk kebutuhan khusus (arus barang, atau kedatangan tamu dinas). 4.2.2.4 Aspek Gabungan2Dari hasil penelitian yang telah dilakukandidapatkan nilai dari aspek gabungan (aspek tata cahaya, tata udara, peralatan pendukung) yaitu hemat energi, idealnya bila dibandingkan dengan Nilai Standar IKE,seharusnya nilai evaluasi yang didapatkan sangat hemat. Hasil tersebut menujukkan belum adanya kesesuaian antara nilai standar IKE dengan pelaksanaan evaluasi pemanfaatan,5Hal ini bisa terjadikarena dua halyaitu : 1.Kekeliruan responden dalam menjawab pertanyaan, 2. Perlunya dilakukan perubahan terhadap perilaku yang belum6sesuai dengan aturanpelaksaanan penghematan energi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari penelitianyang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Nilai IKE Dinas X pada tahun 2019 adalah 7,09 dengan2Nilai Standar IKEsangat efisien. 2. Hasil evaluasi penghematanenergi yang dilakukan di gedungDinas X secara keseluruhan adalah hemat. Evaluasi pada aspek khusus system tata udara, cahaya dan peralatan pendukung berturut-turut adalah hemat, sangat hemat, dan hemat. 5.2 Saran Setelah dilakukan5penelitian ini makadisarankan: 1. Untuk melihat kesesuaian2Nilai Standar IKE dengan perilaku pemanfaatan energi listrik perlu dilakukan evaluasi perilaku tersebut. 2. Bagi mahasiswa yang11akan melakukan penelitian dibidang Konservasi khususnya energi pada gedung/bangunan untuk lebih mendalami upaya penghematan terhadap energi listrk melalui desain alat penghasil energi terbarukan. 3. Kepada Dinas X untuk memperbaiki penghematan pada ketiga aspek yaitu: aspek tata udara berupa penerapan penggunaan dan pengaturan suhu ruang dan kelembaban AC yang sesuai SNI. Perbaikan penghematan pada aspek tata cahaya berupa penggunaan saklar otomatis pada1lampu taman, koridor,

(23)

dan terasserta penguranganpenggunaan lampu hias.Perbaikan penghematan dari peralatan pendukungnya berupa penerapan penghentian lift perdua lantai dengan

menonaktifkan lift dari dan ke lantai satu, serta melakukan diversifikasi/penganekaragaman energi misalnya pemanfaatan tenaga surya. 4 13 16 16 15 16 32 17 32 33 32 33

(24)

Sources

1

https://sribangun.co.id/manajemen-energi/ INTERNET

6%

2

https://www.researchgate.net/publication/315535233_ANALISIS_AUDIT_ENERGI_UNTUK_PENCAPAIAN_EFISIENSI_ENERGI_DI_GEDUNG_AB_KABUPATEN_TANGERANG_BANTEN INTERNET

6%

3

https://id.scribd.com/doc/151697357/Penghematan-Pemakaian-Tenaga-Listrik-2013 INTERNET

3%

4

https://www.scribd.com/document/368004103/182928-ID-Audit-Konsumsi-Energi-Untuk-Mengetahui-p INTERNET

3%

5

https://tugaskampuss.blogspot.com/2013/01/download-makalah-skripsi-tesis-dll.html INTERNET

2%

6

https://es.scribd.com/document/39796626/Latar-Belakang-Petani-Jeruk-Garut423 INTERNET

1%

7

https://www.slideshare.net/GurnadiPujakesuma/hemat-energi-edisi20151 INTERNET

1%

8

https://jdih.kotabogor.go.id/assets/file/peraturan/20190130041345.pdf INTERNET

1%

9

https://raja1987.blogspot.com/2008/08/undang-undang-nomor-30-tahun-2007.html INTERNET

1%

1

0

https://edoc.pub/ems--pdf-free.html INTERNET

1%

1

1

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2017/09/15/latihan-soal-populasi-dan-sampel/ INTERNET

1%

1

2

https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2008/2TAHUN2008INPRES.htm INTERNET

1%

1

3

https://www.slideshare.net/sampepurba/pemberdayaan-perusahaan-nasional-di-bidang-pengelolaan-migas-e-book INTERNET

<1%

(25)

1

4

https://jdih.esdm.go.id/peraturan/Permen%20ESDM%2014%202012.pdf INTERNET

<1%

1

5

https://www.yumpu.com/id/document/view/62282195/kepmenkes-153-t2018-juknis-berhias INTERNET

<1%

1

6

http://repository.unimus.ac.id/2875/8/artikel%20Tugas%20Akhir.pdf INTERNET

<1%

1

7

https://rachmatul4212.wordpress.com/2013/01/28/teknik-pengumpulan-data-dalam-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif/ INTERNET

<1%

1

8

https://www.scribd.com/document/331900345/Prosedur-Standar-dan-Teknik-Audit-Energi-di-Industri INTERNET

<1%

1

9

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26575/Chapter%20II.pdf;sequence=4 INTERNET

<1%

2

0

http://eprints.undip.ac.id/57107/1/BAB_III_Revisi_07-02-17.doc INTERNET

<1%

2

1

https://migas.esdm.go.id/uploads/regulasi/profil_peraturan_304.pdf INTERNET

<1%

2

2

https://www.scribd.com/document/369166656/2011-Jein-Hasnul-Kehalusan-Bahan-Perekat-Briket-Durian-Uji-Kehalusan-Bahan-DanKonsentrasi-Perekat-Briket-Biomassa-Kulit-Durian INTERNET

<1%

2

3

https://www.scribd.com/document/351552027/Audit-Energi-Listrik INTERNET

<1%

(26)

2

4

http://repository.unpas.ac.id/30363/6/BAB%20III.pdf INTERNET

<1%

2

5

https://www.sumbarprov.go.id/ INTERNET

<1%

2

6

http://jdih.batan.go.id/unduh/jdih/16881324Perpres5_2006.pdf INTERNET

<1%

2

7

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/131419-T%2027536-Analisis%20kualitas-Metodologi.pdf INTERNET

<1%

2

8

https://core.ac.uk/download/pdf/290206772.pdf INTERNET

<1%

2

9

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif-2/ INTERNET

<1%

3

0

http://repository.upi.edu/21715/6/T_PD_1302734_Chapter3.pdf INTERNET

<1%

3

1

https://id.scribd.com/doc/305494750/Bentuk-Skala-Pengukuran-Dalam-Penelitian INTERNET

<1%

3

2

https://id.scribd.com/doc/288181180/Kompilasi-Draft-Ed-17-Sep INTERNET

<1%

3

3

https://issuu.com/haluan/docs/hln040314 INTERNET

<1%

Referensi

Dokumen terkait

According to the National Insurance Crime Bureau, auto theft costs consumers more than $8 billion

Pada salah satu penelitian, skema digital watermarking yang dikemukakan menggunakan metode Discrete Cosine Transform (DCT) secara two level atau disebut dengan metode

Proses penyembuhan luka pada kelompok perlakuan (getah jarak cina) lebih cepat dibandingkan kelompok kontrol negatif (tidak diobati) juga bermakna secara statistik (p&lt;0,05) dan

The main results of this paper are complete characterization of Fucik type eigenvalues, their associated eigenfunctions and observations of changes of frequency, amplitude of

Laporan Keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Faktor pertimbangan sehat digunakan ketika

(Interview with Ally Hatib, Waste management officer Temeke; Interview with Kizito Kladislaus, Waste management officer Kinondoni).. Siniga opened his company SINCON for

Meningkatnya kualitas sistem manajemen, kepemimpinan, dan kelembagaan yang sehat serta terwujudnya tata ruang, lingkungan, dan iklim kampus yang Islami. Tingkat capaian

Jika Linux Router / wireless gateway mempunyai mekanisme untuk menghubungi sebuah Authentication server untuk mengetahui identitas dari pengguna wireless yang