• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS YANG TECERMIN DALAM KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA ISLAM ALMAARIF SINGOSARI MALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS YANG TECERMIN DALAM KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS XI IPA 1 SMA ISLAM ALMAARIF SINGOSARI MALANG"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

Dewi Nurnika Sari adalah Mahasiswa Universitas Negeri Malang. Artikel ini diangkat dari skripsi Sarjana Pendidikan, Program Sarjana Universitas Negeri Malang 2012

2

Nurchasanah adalah dosen Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang

1

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

YANG TECERMIN DALAM KETERAMPILAN MEMBACA

SISWA KELAS XI IPA 1 SMA ISLAM ALMAARIF SINGOSARI MALANG

Dewi Nurnika Sari1 Nurchasanah2

Email: Nicha.aja@gmail.com

Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan

membaca kritis siswa dan kualitas kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian ini ada dua. Pertama, mendeskripsikan tentang persentase siswa kurang mampu, cukup mampu, dan mampu membaca kritis dalam menentukan gagasan, mengurutkan unsur urutan, menemukan fakta dan opini, menemukan informasi faktual, menemukan ide pokok yang tersirat, merevisi, dan membuat kesimpulan. Kedua, mendeskripsikan tentang persentase siswa kurang kritis, cukup kritis, dan kritis dalam mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi/membuat.

Kata kunci: berpikir kritis, membaca kritis.

Abstract: This research is aimed to descriptive the critical reading ability and

critical thinking quality of eleventh graders of IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang. It is a descriptive quantitative research which describes: first, the percentage of less-capable students, quite-capable students, and those who are capable of critical reading consisting of determining the ideas, arranging ideas, finding the facts and opinions, finding factual information, finding hidden main message, revising, and making a conclusion; second, it describes the percentage of less critical students, quite-critical students, and those who are critical in applying, analyzing, evaluating, and creating.

Keywords: critical thinking, critical reading.

Membaca adalah salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan keterampilan dasar terpenting manusia, yaitu berbahasa. Melalui kegiatan membaca seseorang mendapatkan informasi, pengetahuan, dan juga hiburan. Dari bahasa inilah tercipta komunikasi antara orang yang satu dengan yang lain dan komunikasi kepada diri sendiri (Wiryodijoyo, 1989: 1).

Menurut Slamet (2008: 68), membaca adalah memahami isi ide/gagasan baik tersurat, tersirat bahkan tersorot dalam bacaan. Tujuan membaca sangat berhubungan dan berpengaruh dalam proses membaca dan pemahamannya. Dalam kaitannya dengan proses membaca, tujuan membaca akan mempengaruhi proses membaca seseorang. Dua orang pembaca yang memiliki tujuan yang berbeda dalam membaca akan melakukan proses membaca yang berlainan. Hakikat atau esensi

(2)

2 membaca adalah pemahaman. Ketika membaca pemahaman, seseorang diharuskan membaca secara kritis.

Ketika membaca kritis, siswa tidak hanya sekedar membaca saja, namun harus membaca secara kritis bacaan yang dibacanya agar memahami isinya. Martutik (2001: 47) menyatakan bahwa kemampuan membaca kritis adalah kemampuan dalam mengolah bacaan secara kritis untuk melakukan keseluruhan makna bahan bacaan, baik tersurat maupun tersirat. Kegiatan membaca kritis sepenuhnya melibatkan kemampuan berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan salah satu tujuan pendidikan yang memerlukan latihan-latihan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan membuat keputusan rasional tentang apa yang diperbuat atau apa yang diyakini. Dewey (dalam Fisher, 2008: 2) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah mempertimbangkan secara aktif, terus-menerus, dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan yang menjadi kecenderungannya.

Taksonomi kemampuan berpikir kritis dapat diklasifikasikan pada taksonomi Bloom. Menurut Widodo (2006: 1), taksnonomi Bloom versi baru terdiri atas remember (mengingat), understand (memahami), apply (mengaplikasi), analyze (menganalisis), evaluate (mengevaluasi), dan create (berkreasi/membuat). Tujuan berpikir kritis adalah meciptakan suatu semangat berpikir kritis yang mendorong siswa mempertanyakan apa yang mereka dengar dan mengkaji pikiran mereka sendiri untuk memastikan tidak terjadi logika yang tidak konsisten atau keliru, Nurhadi dan Senduk (2009: 86).

Tujuan penelitian ini untuk memperoleh deskripsi tentang kemampuan membaca kritis dan kualitas kemampuan berpikir kritis siswa. Pada kemampuan membaca kritis, mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menentukan gagasan dan mengurutkan unsur urutan, menemukan fakta dan opini, menemukan informasi faktual, dan menemukan ide pokok yang tersirat, menilai, dan membuat kesimpulan bacaan. Pada kemampuan berpikir kritis, mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menentukan gagasan dan mengurutkan unsur urutan yang termasuk indikator mengaplikasikan; menemukan fakta dan opini, menemukan informasi faktual, dan menemukan ide pokok yang tersirat yang termasuk indikator menganalisis; menilai dengan cara merevisi yang termasuk indikator mengevaluasi; dan membuat kesimpulan bacaan yang termasuk indikator mengkreasikan/membuat.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2008: 8), penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik. Penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian pada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian ini dilakukan dan menafsirkannya (Arikunto, 2001: 245).

Penelitian ini dilakukan di SMA Islam Almaarif Singosari Malang tahun ajaran 2011/2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Islam Almaarif Singosari Malang semester genap tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 211 siswa yang terdiri atas 5 kelas. Sementara sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 1 yang berjumlah 33 siswa. Penentuan

(3)

3 kelas dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik acak yang disesuaikan dengan jadwal mengajar guru.

Instrumen yang digunakan berupa tes. Tes digunakan untuk mengukur kemampuan membaca kritis siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes objektif dengan menggunakan 40 soal pilihan ganda. Tes yang dihasilkan berupa skor. Skor yang dihasilkan berupa angka-angka. Langkah penskoran tes untuk soal-soal bentuk objektif adalah setiap item diberikan poin 1 (bagi item yang dijawab benar) dan poin 0 (bagi item yang dijawab salah). Sebelum soal digunakan untuk mengambil data, soal diuji cobakan kepada kelas XI IPA 2 SMA Islam Almaarif Singosari Malang tahun ajaran 2011/2012. Uji coba soal digunakan untuk memperoleh data tentang tingkat kesukaran soal yang telah disusun yang dianalisis menggunakan analisis kuantitatif. Tingkat kesukaran menggunakan rumus sebagai berikut.

(Surapranata, 2009: 12)

p = proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran

x = kesukaran banyaknya peserta tes yang menjawab benar Sm = skor maksimum

N = jumlah peserta tes

Tingkat kesukaran akan berpengaruh pada variabilitas skor dan ketepatan membedakan antara kelompok peserta tes. Ketika seluruh soal sangat sukar, maka skor total tentunya akan rendah. Sebaliknya, ketika seluruh soal sangat rendah, tentunya skor total akan sangat tinggi. Skor total akan berpengaruh pada variabilitas. Soal yang sedikit berpengaruh pada variabilitas adalah soal yang diperbaiki. Menurut Arikunto (2001: 207), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.

Data penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data berupa angka-angka yang menggambarkan kemampuan membaca kritis. Data penelitian ini berupa hasil analisis kemampuan membaca kritis siswa dan kualitas kemampuan berpikir kritis yang tecermin dalam keterampilan membaca siswa yang penghitungannya dilakukan dengan teknik persentase.

Tahap-tahap kegiatan analisis data dilakukan dengan prosedur sebagai berikut. Pertama, mengelompokkan data sesuai dengan aspek keterampilan membaca kritis yang diteliti, yaitu (1) keterampilan menentukan gagasan, (2) mengurutkan unsur urutan, (3) menemukan fakta dan opini, (4) menemukan informasi faktual, (5) menemukan ide pokok yang tersirat, (7) merevisi, dan (8) membuat kesimpulan bacaan. Kedua, mengelompokkan data sesuai dengan aspek kemampuan berpikir kritis yang tecermin dalam keterampilan membaca, yaitu keterampilan menentukan gagasan dan mengurutkan unsur urutan yang termasuk indikator mengaplikasikan; menemukan fakta dan opini, menemukan informasi faktual, dan menemukan ide pokok yang tersirat yang termasuk indikator menganalisis; menilai dengan cara merevisi yang termasuk indikator mengevaluasi; dan membuat kesimpulan bacaan yang termasuk indikator mengkreasikan/membuat. Ketiga, memberikan penskoran terhadap masing-masing setiap indikator sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Keempat, menjumlah skor untuk masing-masing indikator kemampuan membaca kritis dan berpikir kritis. Kelima,

(4)

4 memberikan penilaian dengan rentang 0-100% untuk masing-masing indikator membaca kritis dan berpikir kritis dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Persentase (%) =  skor perolehan x 100%  skor maksimum

(Arikunto, 2001: 236)

Tabel 1 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Tes Kemampuan Membaca Kritis No Persentase Klasifikasi 1. 81% - 100% Mampu sekali 2. 66% - 80% Mampu 3. 56% - 65% Cukup mampu 4. 41% - 55% Kurang mampu 5. 0% - 40% Tidak mampu Sumber: adaptasi dari Arikunto, (2001: 236)

Tabel 2 Kriteria Persentase Keterlaksanaan Tes Kemampuan Berpikir Kritis No Persentase Klasifikasi 1. 81% - 100% Kritis sekali 2. 66% - 80% Kritis 3. 56% - 65% Cukup kritis 4. 41% - 55% Kurang kritis 5. 0% - 40% Tidak kritis Sumber: adaptasi dari Arikunto, (2001: 236)

HASIL

Paparan hasil penelitian mencakup (1) kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dan (2) kualitas kemampuan berpikir kritis yang tecermin dalam keterampilan membaca siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang. Paparan tersebut dijelaskan sebagai berikut. Analisis Kemampuan Membaca Kritis Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang

Penelitian ini merupakan salah satu cara untuk mendeskripsikan kemampuan membaca kritis siswa. Subketerampilan membaca kritis diperoleh berdasarkan pemahaman bacaan yang terdiri atas kemampuan menentukan gagasan, mengurutkan unsur urutan, menemukan fakta dan opini, menemukan informasi faktual, menemukan ide pokok yang tersirat, merevisi, dan membuat kesimpulan bacaan. Penjabaran hasil penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 3 Analisis Kemampuan Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dalam Menentukan Gagasan Bacaan

Pemahaman Bacaan No.Soal Skor Nilai

Menentukan gagasan 1 2 3 10 32 27 27 22 80 67,5 67,5 55 Rata-rata 27 67,5

Berdasarkan Tabel 3, terdapat 4 soal yang menunjukkan pemahaman bacaan untuk menentukan gagasan. Analisis pemahaman bacaan tersebut diperoleh skor rata-rata sebesar 27 dan nilai rata-rata sebesar 67,5.

(5)

5 Tabel 4 Analisis Kemampuan Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang

dalam Menemukan Fakta dan Opini

Pemahaman Bacaan No. Soal Skor Nilai

Menemukan fakta dan opini 5 19 16 17 18 22 24 27 21 17 25 24 60 67,5 52,5 42,5 62,5 60 Rata-rata 23 57,5

Berdasarkan Tabel 4, terdapat 6 soal yang menunjukkan pemahaman bacaan untuk menemukan fakta dan opini. Analisis pemahaman bacaan tersebut diperoleh skor rata-rata sebesar 23 dan nilai rata-rata sebesar 57,5.

Tabel 5 Analisis Kemampuan Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dalam Mengurutkan Unsur UrutanBacaan

Pemahaman Bacaan No. Soal Skor Nilai

Mengurutkan unsur urutan 6 7 8 9 11 12 23 26 21 25 21 26 57,5 65 52,5 62,5 52,5 65 Rata-rata 23,6 59,1

Berdasarkan Tabel 5, terdapat 6 soal yang menunjukkan pemahaman bacaan untuk mengurutkan unsur urutan bacaan. Analisis pemahaman bacaan tersebut diperoleh skor rata-rata sebesar 23,6 dan diperoleh nilai rata-rata sebesar 59,1. Tabel 6 Analisis Kemampuan Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang

dalam Menemukan Informasi Faktual Bacaan Pemahaman Bacaan No. Soal Skor Nilai

Menemukan informasi faktual 20 21 31 23 26 24 20 27 65 60 60 67,5 Rata-rata 24 69,1

Berdasarkan Tabel 6, terdapat 4 soal yang menunjukkan pemahaman bacaan untuk mengurutkan unsur urutan bacaan. Analisis pemahaman tersebut diperoleh skor rata-rata sebesar 24 dan diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,1.

Tabel 7 Analisis Kemampuan Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dalam Menemukan Ide Pokok yang Tersirat

Pemahaman Bacaan No.Soal Skor Nilai

Menemukan ide pokok yang tersirat 13 14 15 40 22 20 22 28 55 50 55 70 Rata-rata 23 57,5

Berdasarkan Tabel 7, terdapat 4 soal yang menunjukkan pemahaman bacaan ide pokok yang tersirat. Analisis pemahaman bacaan tersebut diperoleh skor rata-rata sebesar 23 dan nilai rata-rata-rata-rata sebesar 57,5.

(6)

6 Tabel 8 Analisis Kemampuan Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang

dalam Merevisi Bacaan

Pemahaman Bacaan No.Soal Skor Nilai

Merevisi 24 25 27 39 26 28 29 32 30 4 27 25 26 29 19 25 21 24 24 26 67,5 62,5 65 72,5 47,5 62,5 52,5 60 60 65 Rata-rata 24,6 61,7

Berdasarkan Tabel 8, terdapat 4 soal yang menunjukkan pemahaman bacaan dengan cara merevisi. Hasil pemahaman bacaan tersebut diperoleh skor rata-rata sebesar 24,4 dan nilai rata-rata sebesar 61,7.

Berdasarkan Tabel 9, terdapat 6 soal yang menunjukkan pemahaman bacaan dalam membuat kesimpulan. Analisis pemahaman bacaan tersebut diperoleh skor rata-rata sebesar 24,3 dan diperoleh nilai rata-rata sebesar 60,5.

Tabel 9 Analisis Kemampuan Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dalam Membuat Kesimpulan Bacaan

Pemahaman Bacaan No. Soal Skor Nilai

Membuat kesimpulan bacaan 33 34 35 36 37 38 25 24 22 23 27 25 62,5 60 55 57,5 67,5 62,5 Rata-rata 24,3 60,5

Analisis Kualitas Kemampuan Berpikir Kritis yang Tecermin dalam Keterampilan Membaca Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang

Penelitian ini merupakan salah satu cara untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa. Kemampuan berpikir kritis diperoleh berdasarkan indikator berpikir kritis, subindikator berpikir kritis, dan pemahaman bacaan yang terdiri atas kemampuan menentukan gagasan dan mengurutkan unsur urutan bacaan yang termasuk indikator mengaplikasikan, menemukan fakta dan opini, menemukan informasi faktual, dan menemukan ide pokok yang tersirat yang termasuk indikator menganalisis, menilai untuk merevisi yang termasuk indikator mengevaluasi, dan membuat kesimpulan bacaan yang termasuk indikator mengkreasikan/membuat. Penjabaran hasil penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 10 Kualitas Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dalam Indikator Mengaplikasikan

Indikator Subindikator Pemahaman Bacaan Skor Nilai

Mengaplikasikan (C3) Menentukan Mengurutkan gagasan unsur bacaan 32 27 27 22 23 80 67,5 67,5 55 57,5

(7)

7 26 21 25 21 65 52,5 62,5 52,5 26 65 Rata-rata 25 55,75

Berdasarkan Tabel 10, terdapat 10 soal yang menunjukkan tingkat kemampuan berpikir kritis untuk indikator mengaplikasikan. Kualitas kemampuan berpikir kritis tersebut diperoleh skor rata-rata sebesar 25 dan rata-rata sebesar 55,75.

Tabel 11 Kualitas Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dalam Indikator Menganalisis

Indikator Subindikator Pemahaman Bacaan Skor Nilai

Menganalisis (C4)

Menemukan Fakta dan opini

Ide pokok yang tersirat

Informasi faktual 24 27 21 17 25 24 22 20 22 28 26 24 20 27 60 67,5 52,5 42,5 62,5 60 55 50 55 70 65 60 60 67,5 Rata-rata 23,35 59,1

Berdasarkan Tabel 11, terdapat 14 soal yang menunjukkan tingkat kemampuan berpikir kritis untuk indikator mengaplikasikan. Kualitas kemampuan berpikir kritis untuk indikator menganalisis diperoleh skor rata-rata sebesar 23,35 dan nilai rata-rata sebesar 59,1.

Tabel 12 Kualitas Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dalam Indikator Mengevaluasi

Indikator Subindikator Pemahaman Bacaan Skor Nilai

Mengevaluasi (C5) Menilai Merevisi 27 24 25 19 26 25 21 24 22 29 67,5 60 62,5 47,5 65 62,5 52,5 60 55 72,5 Rata-rata 24,2 60,5

Berdasarkan Tabel 12, terdapat 10 soal yang menunjukkan tingkat kualitas kemampuan berpikir kritis untuk indikator mengevaluasi. Kualitas kemampuan berpikir kritis tersebut diperoleh skor rata-rata sebesar 24,2 dan nilai rata-rata sebesar 60,5.

(8)

8 Tabel 13 Kualitas Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif

Singosari Malang dalam Indikator Mengkreasikan/membuat

Indikator Subindikator Pemahaman Bacaan Skor Nilai

Membuat/mengkreasi (C6)

membuat Membuat kesimpulan 26

25 24 22 23 27 65 62,5 60 55 57,5 67,5 Rata-rata 24,5 61,25

Berdasarkan Tabel 13, terdapat 6 soal yang menunjukkan tingkat kemampuan berpikir kritis untuk indikator mengkreasikan/membuat. Kualitas kemampuan berpikir kritis tersebut diperoleh skor rata-rata sebesar 24,5 dan nilai rata-rata sebesar 61,25.

PEMBAHASAN

Pada bagian ini dipaparan pembahasan tentang (1) kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dan (2) kualitas kemampuan berpikir kritis yang tecermin dalam keterampilan membaca siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang. Pembahasan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

Kemampuan Membaca Kritis Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang

Penelitian ini terdiri atas lima tingkat kemampuan membaca kritis, yaitu mampu sekali, mampu, cukup mampu, kurang mampu, dan tidak mampu membaca kritis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca kritis siswa tersebut. Subketerampilan membaca kritis diperoleh berdasarkan pemahaman bacaan yang terdiri atas kemampuan menentukan gagasan, mengurutkan unsur urutan, menemukan fakta dan opini, menemukan informasi faktual, menemukan ide pokok yang tersirat, merevisi, dan membuat kesimpulan bacaan.

Soedarso (2002: 71) menyatakan bahwa membaca secara kritis adalah cara membaca dengan melihat motif penulis dan menilainya. Pembaca tidak sekedar menyerap apa yang ada, tetapi bersama-sama penulis berpikir tentang masalah yang dibahas. Membaca kritis merupakan interaksi antara penulis dan pembaca, kedua belah pihak saling mempengaruhi hingga terbentuk pengertian baru. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan membaca kritis yang berbeda.

Kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dinyatakan mampu menentukan gagasan dengan perolehan nilai rata sebesar 71,6%, dan dinyatakan kurang mampu dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 55%. Jenis teks pada soal menentukan gagasan ini adalah deskripsi. Kemampuan membaca kritis siswa dinyatakan cukup mampu dalam mengurutkan unsur urutan bacaan dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 62,5%, dan dinyatakan kurang mampu dengan perolehan rata-rata sebesar 52,5%. Jenis teks pada soal mengurutkan unsur urutan bacaan ini adalah eksposisi.

Menurut Nurhadi (2009: 11), ada sepuluh alasan orang melakukan kegiatan membaca antara lain: (1) membaca untuk memperoleh pengetahun bidang tertentu, (2) untuk mendapatkan informasi terkini, (3) untuk menghibur diri, (4) untuk mendapatkan peluang, (5) mendapatkan petunjuk, kiat, atau resep, (6) untuk

(9)

9 diyakinkan, (7) untuk menilai diri, (8) untuk memperoleh nasihat atau pemecahan masalah, (9) untuk meneguhkan keyakinan, dan (10) untuk berkomunikasi instan. Berdasarkan tujuan membaca tersebut, kemampuan menemukan informasi faktual merupakan salah tujuan dalam memperoleh kemampuan membaca kritis. Kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dinyatakan cukup mampu dalam menemukan informasi faktual dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 58,33% dan dinyatakan kurang mampu dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 67,5%. Jenis teks pada soal menemukan informasi faktual bacaan ini adalah deskripsi.

Burns (dalam Nurhadi, 2009: 60) menyatakan bahwa dalam proses membaca melibatkan aspek belajar, yakni aspek kemampuan untuk mengingat apa yang dipelajari dan menghubungkannya dengan gagasan dan fakta yang baru dipelajari. Kemampuan menemukan fakta dan opini bacaan merupakan salah aspek dalam kemampuan membaca kritis. Kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dinyatakan mampu menemukan fakta dan opini dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 67,5%, dinyatakan cukup mampu dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 60,8%, dan dinyatakan kurang mampu dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 47,5%. Jenis teks pada soal menemukan fakta dan opini bacaan ini adalah deskripsi.

Kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dinyatakan mampu menemukan ide pokok yang tersirat dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 70% dan dinyatakan kurang mampu dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 53,33%. Jenis teks pada soal menemukan ide pokok yang tersirat dalam bacaan ini adalah deskripsi. Kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dinyatakan mampu dalam merevisi dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 72,5%, dinyatakan cukup mampu dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 62,5%, dan dinyatakan kurang mampu dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 50%. Jenis teks pada soal merevisi dalam bacaan ini adalah deskripsi dan argumentasi. Kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dinyatakan mampu dalam membuat kesimpulan dengan perolehan nilai rata-rata 67,5%, dinyatakan cukup mampu dengan perolehan nilai rata-rata 60%, dan dinyatakan kurang mampu dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 55%. Jenis teks pada soal membuat kesimpulan dalam bacaan ini adalah deskripsi dan argumentasi.

Berdasarkan kemampuan membaca kritis siswa yang sudah dipaparkan, disimpulkan bahwa terdapat tiga kategori kemampuan membaca kritis siswa. Pertama, siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang secara keseluruhan dinyatakan mampu membaca kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 70,4%. Kedua, siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang secara keseluruhan dinyatakan cukup mampu membaca kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 60,8%. Ketiga, siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang secara keseluruhan dinyatakan kurang mampu membaca kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 54%.

(10)

10 Kualitas Kemampuan Berpikir Kritis yang Tecermin dalam Keterampilan Membaca Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang

Keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan yang bernilai dan akan selalu membantu dalam banyak hal, seperti meningkatkan pemahaman apabila terbiasa. Oleh karena itu, perlu dibiasakan berpikir secara kritis, pendeknya menjadi seorang pemikir yang kritis. Kualitas tingkat berpikir kritis siswa terdiri atas lima tingkatan, yaitu kritis sekali, kritis, cukup kritis, kurang kritis, dan tidak kritis. Kemampuan berpikir kritis ini adalah interpretasi dari kemampuan membaca kritis yang terdiri atas menentukan gagasan dan mengurutkan unsur urutan yang termasuk indikator mengaplikasikan, menemukan fakta dan opini, menemukan informasi faktual, dan menemukan ide pokok yang tersirat yang termasuk indikator menganalisis, menilai untuk merevisi yang termasuk indikator mengevaluasi, dan membuat kesimpulan bacaan yang termasuk indikator mengkreasikan/membuat.

Robert H. Ennis (dalam Tilaar, 2011: 15) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah suatu proses berpikir reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang diyakini untuk diperbuat. Pengalaman dan evaluasi menjadi komponen utama dalam definisi tersebut. Pengalaman, baik kejadian maupun pengetahuan menjadi modal evaluasi diri dalam berpikir reflektif. Dari evaluasi itulah muncul sebuah keyakinan, baik keyakinan yang lama maupun keyakinan untuk diperbuat. Berdasarkan pernyataan Ennis di atas, keyakinan dalam penelitian ini adalah kualitas kemampuan berpikir kritis. Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya bahwa kualitas kemampuan berpikir kritis terdiri atas lima tingkatan. Tingkat kemampuan berpikir kritis seseorang berbeda-beda dan dalam penelitian ini diklasifikasikan pada indikator berpikir kritis sebagai berikut.

Siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dinyatakan kritis dalam indikator mengaplikasikan dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 80%, siswa dinyatakan cukup kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 64,1%, dan siswa dinyatakan kurang kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 53,3%. Pada indikator mengaplikasikan terdiri atas dua subindikator yakni, menentukan dan mengurutkan. Pemahaman bacaan dalam subindikator tersebut terdiri atas menentukan gagasan dan mengurutkan unsur urutan. Pertama, jenis teks pada soal menentukan gagasan ini adalah deskripsi. Kedua, jenis teks pada soal mengurutkan unsur urutan bacaan ini adalah eksposisi.

Siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dinyatakan kritis untuk indikator menganalisis dengan perolehan nilai rata-rata 68,3%, siswa dinyatakan cukup kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 61,35%, dan siswa dinyatakan kurang kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 51%. Pada indikator mengaplikasikan terdiri atas dua subindikator yakni, menentukan dan mengurutkan. Pemahaman bacaan dalam subindikator tersebut terdiri atas menentukan gagasan dan mengurutkan unsur urutan. Pemahaman bacaan dalam subindikator tersebut terdiri atas menemukan fakta dan opini, menemukan informasi faktual, dan menemukan ide pokok yang tersirat dalam bacaan. Pertama, Jenis teks pada soal menemukan fakta dan opini bacaan ini adalah deskripsi. Kedua, jenis teks pada soal menemukan informasi faktual bacaan ini adalah deskripsi.

Siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dinyatakan kritis untuk indikator mengevaluasi dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 70%, siswa dinyatakan cukup kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 62%, dan siswa dinyatakan kurang kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 51,6%. Pada

(11)

11 indikator mengevaluasi terdiri atas subindikator menilai. Pemahaman bacaan dalam subindikator tersebut terdiri atas merevisi. Jenis teks pada soal merevisi dalam bacaan ini adalah deskripsi dan argumentasi.

Siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang dinyatakan kritis untuk indikator mengkreasikan/membuat dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 67,5%, siswa dinyatakan cukup kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 62,5%, dan siswa dinyatakan kurang kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 56,25%. Pada indikator mengkreasikan/membuat terdiri atas subindikator membuat. Pemahaman bacaan dalam subindikator tersebut terdiri atas membuat kesimpulan. Jenis teks pada soal membuat kesimpulan dalam bacaan ini adalah deskripsi dan argumentasi.

Berdasarkan kualitas kemampuan berpikir kritis siswa yang sudah dipaparkan, disimpulkan bahwa terdapat tiga kategori kualitas kemampuan berpikir kritis siswa. Pertama, siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang secara keseluruhan dinyatakan kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 71,4%. Kedua, siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang secara keseluruhan dinyatakan cukup kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 62,4%. Ketiga, siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang secara keseluruhan dinyatakan kurang kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 53%. Simpulan dan Saran

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, terdapat dua kesimpulan sebagai berikut. Pertama, kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang secara keseluruhan dinyatakan mampu membaca kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 70,4%. Kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang secara keseluruhan dinyatakan cukup mampu membaca kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 60,8%. Kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang secara keseluruhan dinyatakan kurang mampu membaca kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 54%.

Kedua, berdasarkan kemampuan membaca kritis siswa di atas, dapat diinterpretasikan dalam kemampuan berpikir kritis. Kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang secara keseluruhan dinyatakan kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 71,4%. Kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang secara keseluruhan dinyatakan cukup kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 62,4%. Kemampuan membaca kritis siswa kelas XI IPA 1 SMA Islam Almaarif Singosari Malang secara keseluruhan dinyatakan kurang kritis dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 53%.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, saran yang dapat diberikan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini sebagai berikut. Pertama, bagi guru bahasa Indonesia dari hasil penelitian ini, yaitu dapat dijadikan masukan untuk menambah pengetahuan dan kreativitas guru dalam menerapkan pemahaman bacaan membaca kritis dalam pembelajaran di sekolah. Misalnya, guru dapat memvariasikan jenis teks menemukan informasi faktual dari tabel, gambar,

(12)

12 atau diagram, mengurutkan unsur urutan dari daftar rujukan, langkah memasak, atau tata cara seminar secara acak sehingga siswa dalam membaca lebih teliti dan kritis terhadap bacaan tersebut. Kegiatan membaca kritis sepenuhnya melibatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Semua hal tersebut penting dilakukan karena kemampuan berpikir kritis memerlukan latihan-latihan untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir kritisnya.

Kedua, bagi peneliti lain, kemampuan membaca kritis yang tecermin dalam keterampilan membaca siswa dapat dijadikan sebagai masukan dalam melakukan penelitian yang terkait dengan penelitian ini. Peneliti lain, juga dapat mengembangkan teks pemahaman bacaan untuk penelitian selanjutnya yang sejenis.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Ficher, Alec. 2008. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Martutik. 2001. Membaca. Malang: Universitas Negeri Malang.

Nurhadi. 2009. Dasar-Dasar Teori Membaca. Malang: JePe Press Book.

Nurhadi & Senduk, A.G. 2009. Pembelajaran Kontekstual. 2009. Surabaya: PT JePe Press Media Utama.

Slamet, St Y. 2008. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Sukarata: LPP UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan.

Soedarso. 2002. Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Surapranata, Sumarna. 2009. Analisis, Validitas, Reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes

Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tilaar, M., Paat, Jimmy Ph., & Paat, Lody. 2011. Pedagogik Kritis. Jakarta: Rineka Cipta.

Widodo, A. 2006. Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. Buletin Puspendik. 3 (2): 18-29.

Wiryodijoyo. 1989. Membaca: Strategi Pengantar dan Tekniknya. Jakarta: Depdikbud.

Referensi

Dokumen terkait

berbagai konsentrasi ion logam Cu(II) pada waktu optimum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Terdapat perbedaan waktu penyerapan optimum antara membran kitosan

Sedangkan dalam perikatan untuk memberikan atau menyerahkan sesuatu dan perikatan tidak melakukan atau tidak berbuat sesuatu tergantung pada penanggungan yang diberikan,

Makmur Jaya”, penelitian tersebut telah menghasilkan sebuah aplikasi sistem inventory yang dapat mengontrol data keluar atau masuk suatu barang dengan lebih

Prosedur MBKM-K2014 1 Dosen pembimbing dan pendamping lapang melakukan pembimbingan, pengawasan, dan evaluasi pelaksanaan kegiatan mahasiswa 2 Mahasiswa secara individu dan

dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Berdasarkan analisis yang dilakukan, pada variabel luas lahan diperoleh nilai t-hitung sebesar 1,974 dengan

Tujuan yang hendak dicapai untuk memperkenalkan kebudayaan adat khususnya rumah adat Provinsi Bengkulu dengan pendekatan permainan bersifat kecerdasan buatan dan

Hasil penelitian ini diketahui bahwa Pengembangan bahan ajar pada mata kuliah Seni Kriya Tekstil melalui beberapa tahap, yaitu: tahap analisis kebutuhan melalui

Dalam penulisan skripsi yang berjudul PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA TERHADAP BELIEFS TENTANG MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP NEGERI 9 KOTA CIREBON ini, sudah