• Tidak ada hasil yang ditemukan

839 Kepariwisataan Sulawesi Barat PETA PROVINSI SULAWESI BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "839 Kepariwisataan Sulawesi Barat PETA PROVINSI SULAWESI BARAT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

839 Kepariwisataan Sulawesi Barat

(2)

840 Kepariwisataan Sulawesi Barat A. UMUM

1. Dasar Hukum

Provinsi Sulawesi Barat terbentuk berdasarkan undang-undang No. 5 tahun 2004 tanggal 5 Oktober 2004 dengan ibukota Mamuju. (sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sulawesi_Barat)

2. Lambang Provinsi

Maendar Kalumpang tegak berwarna emas Daratan dan lautan

Gugusan gunung Sawah

Perahu Sandeq Ombak Lima

Padi, Bunga Melati dan Sutra Trisula (Doe Pakka)

Payung Bintang Lima

Bendera Merah Putih dan tulisan di dalamnya Balenga Lita

3. Pemerintahan

Provinsi Sulawesi terdiri dari 5 Pemerintahan Kabupaten. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam daftar berikut ini :

No Kabupaten/Kota Ibu kota 1 Kabupaten Majene Majene

2 Kabupaten Mamasa Mamasa

3 Kabupaten Mamuju Mamuju

4 Kabupaten Mamuju Utara Pasangkayu 5 Kabupaten Polewali Mandar Polewali

4. Letak Geografis dan Batas Wilayah

Secara geografis, Provinsi Sulawesi Barat terletak diantara 0,12' – 3,038' lintang selatan dan 118o – 120o Bujur Timur, dangan batas wilayah sebagai berikut :

• Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Donggala provinsi Sulawesi Tengah;

• Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tanah Toraja dan Kabupaten Pinrang provinsi Sulawesi Selatan;

• Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pinrang provinsi Sulawesi Selatan dan teluk Mandar;

• Sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar.

5. Komposisi Penganut Agama Islam = 83,1 % Kristen = 14,36% Hindu = 1,88% Budha = 0,04% Lainnya = 0,62%

(3)

841 Kepariwisataan Sulawesi Barat 6. Bahasa dan Suku Bangsa

Bahasa : • Bahasa Mandar • Bahasa Bugis • Bahasa Toraja • Bahasa Makasar Suku bangsa : • Suku Mandar (49,15%), • Toraja (13,95%), • Bugis (10,79%), • Jawa (5,38%), • Makassar (1,59%)

• dan suku lainnya (19,15%)

7. Budaya

a. Tarian Tradisional : tari kipas b. Senjata Tradisional : badik

c. Rumah Tradisional : rumah adat Mandar d. Alat Musik tradisional : kecapi, rebana 8. Bandara dan Pelabuhan Laut

Bandara = Lampa Padang Pelabuhan Laut = Belang - Belang

9. Industri dan Pertambangan = kelapa, kopi, kemiri, cengkeh, nikel, biji besi, timah hitam, tembaga dan semen.

(4)

842 Kepariwisataan Sulawesi Barat B. OBYEK WISATA

1. Obyek Wisata Alam a. Pantai Manakarra

Sejak lama Pantai Manakarra terkenal sebagai “Losarinya” (Pantai Losari Makassar) Kota Mamuju. Hal tersebut tidaklah berlebihan, mengingat Pantai Manakarra betul-betul mempunyai keindahan panorama pantai yang memikat. Pemandangan nan eksotik tersebut bertambah menawan dengan latar belakang Pulau Karampuang yang terhampar di depan mata.

Di waktu malam, pantai ini dihiasi oleh kilatan lampu-lampu kapal feri berwarna merah yang akan masuk ke Pelabuhan Mamuju maupun yang akan bertolak ke Balikpapan. Hiasan cahaya tersebut terasa lebih menyenangkan apabila diselingi dengan menikmati hangatnya kopi atau segarnya buah kelapa yang terhidang di warung-warung sepanjang pantai.

Event tahunan yang diselengarakan di Pantai Manakarra biasanya diadakan pada Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Mamuju dan hari kemerdekaan RI ada bulan Agustus. Pada tahun 2007 lalu misalnya, pernah digelar pesta bakar ikan sejumlah delapan ton ikan segar di atas bara api sepanjang 4.300 meter di pantai ini. Selain itu, di bulan Agustus juga biasa diadakan lomba perahu sandeq yang dimulai di Pantai Manakarra dan berakhir di Pantai Losari (Sulawesi Tenggara). Dalam lomba Perahu Sandeq, pantai ini akan ramai dikunjungi oleh para peserta lomba maupun penonton yang datang dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari mancanegara.

Pantai Manakara terletak di Kabupaten Mamuju.

b. Pantai Palippis

Pantai Palippis membentang sepanjang 3 km di sebelah barat Pulau Sulawesi. Hal ini memberikan keleluasaan bagi para wisatawan yang datang ke pantai tersebut untuk bermain, berlarian, atau menyongsong deburan ombak di sepanjang bibir pantai. Dan yang tidak kalah menarik, apalagi bagi kalangan muda-mudi, di pantai ini para wisatawan dapat bercengkrama sembari menyaksikan tenggelamnya matahari di ufuk barat.

Di samping menikmati panorama pantai, para pelancong juga dapat menyaksikan batu karang yang membentuk tebing-tebing curam. Lawuang adalah nama sebuah tebing batu karang yang memanjang di samping kawasan Pantai Palippis. Hamparan batu karang yang langsung menghadap ke laut lepas tersebut memiliki daya tarik

(5)

843 Kepariwisataan Sulawesi Barat

eksotik. Apalagi, tebing tersebut berdiri menyerupai ngarai yang curam, berbelok-belok, terjal dengan ketinggian antara 30—80 meter. Tentunya, ini akan menjadi tantangan yang menarik bagi mereka yang mencintai dunia panjat tebing untuk menaklukkan angkuhnya batu karang yang berdiri tinggi menjulang.

Tidak jauh dari bibir pantai atau di sebelah tebing, terdapat sebuah gua yang dihuni oleh ribuan kelelawar. Kawasan tersebut menjadi satu dengan Pantai Palippis, sehingga para wisatawan dapat menikmati panorama gua tersebut sembari berwisata pantai dengan hanya satu kali bayar saja.

Yang lebih menyenangkan lagi, ketika mengunjungi pantai ini wisatawan dapat melihat dari dekat pembuatan perahu sandeq khas masyarakat suku Mandar. Para wisatawan dapat mengetahui secara lengkap proses pembuatan perahu dari para pengrajin di sentra-sentra pembuatan perahu sandeq.

Objek wisata Pantai Palippis terletak di Desa Bala, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar.

c. Pantai Wisata Lombang-lombang

Pantai Lombang-Lombang sangat cocok bagi wisatawan yang ingin menyegarkan pikiran. Sebab, di pantai ini wisatawan dapat merasakan suasana alami yang mungkin tidak ditemukan di pantai lain. Di pantai ini wisatawan dapat menyusuri hamparan pasir hitam halus sepanjang + 5 kilometer dengan lebar rata-rata 50 meter. Dengan areal seluas itu, para pengunjung dapat leluasa melakukan berbagai aktivitas di tepi pantai, seperti bermain pasir, bermain voli atau sepak bola, atau sekedar duduk-duduk santai. Lokasi pantai yang bersih dan ombaknya yang tak begitu besar membuat pantai ini juga cocok untuk mereka yang menyukai olahraga renang maupun menyelam (snorkeling). Namun, bagi yang belum mahir berenang tetapi tetap ingin bermain air, Anda dapat memanfaatkan persewaan ban pelampung yang banyak disediakan di pantai ini.

Usai berolahraga atau bermain-main di pantai ini, wisatawan dapat duduk mengobrol atau sekedar menikmati indahnya deburan ombak di gazebo-gazebo yang disediakan oleh pengelola pantai. Suasana alami dan menyegarkan ini niscaya dapat mengendorkan urat-urat syaraf Anda setelah beberapa hari bekerja. Gazebo ini memang sengaja dibangun menghadap ke laut supaya pengunjung dapat menyaksikan pesona pesisir barat Sulawesi, terutama saat menjelang matahari terbenam (sunset). Jika mengajak keluarga dan menginginkan tempat yang lebih luas, wisatawan dapat menyewa balai yang terbuat dari bambu dengan atap dari rumbia. Di balai yang eksotis ini wisatawan dapat bersantai sambil menikmati ikan bakar bersama-sama keluarga.

Jika sedang ada event, wisatawan dapat pula menyaksikan pertunjukan musik atau pertunjukan seni lainnya secara gratis. Pengelola pantai memang menyediakan sebuah panggung dengan ukuran yang cukup besar untuk keperluan pementasan

(6)

844 Kepariwisataan Sulawesi Barat

seni tersebut. Hanya saja, sampai saat ini pertunjukan kesenian itu belum bisa digelar secara rutin.

Secara adminitratif Pantai Wisata Lombang-Lombang terletak di Kelurahan Sinyonyoi, Kabupaten Mamuju.

2. Wisata Budaya

a. Pesta Adat Sayyang Pattudu

Puncak acara khatam Al-Qur‘an dengan menggelar pesta adat Sayyang Pattudu memiliki daya tarik tersendiri. Acara ini diramaikan dengan arak-arakan kuda mengelilingi desa yang dikendarai oleh anak-anak yang telah menyelesaikan khatam Al Quran. Setiap anak mengendarai kuda yang sudah dihias sedemikian rupa. Kuda-kuda tersebut juga sudah terlatih untuk mengikuti irama pesta dan mampu berjalan sembari menari mengikuti iringan musik, tabuhan rebana, dan untaian pantun khas Mandar yang mengiringi arak-arakan tersebut.

Ketika duduk di atas kuda, para peserta yang ikut Sayyang Pattudu akan mengikuti tata atur baku yang berlaku secara turun temurun. Dalam Sayyang Pattudu, para peserta duduk dengan satu kaki ditekuk ke belakang, lutut menghadap ke depan, sementara satu kaki yang lainnya terlipat dengan lutut dihadapkan ke atas dan telapak kaki berpijak pada punggung kuda. Dengan posisi seperti itu, para peserta didampingi agar keseimbangannya terpelihara ketika kuda yang ditunggangi menari. Peserta Sayyang Pattudu akan mengikuti irama liukan kuda yang menari dengan mengangkat setengah badannya ke atas sembari menggoyang-goyangkan kaki dan menggeleng-gelengkan kepala agar tercipta gerakan yang harmonis dan menawan.

Ketika acara sedang berjalan meriah, tuan rumah dan kaum perempuan sibuk menyiapkan aneka hidangan dan kue-kue untuk dibagikan kepada para tamu. Ruang tamu dipenuhi dengan aneka hidangan yang tersaji di atas baki yang siap memanjakan selera para tamu yang datang pada acara tersebut.

Rangkaian acara tahunan ini, biasanya diikuti lebih dari 50 peserta tiap tahunnya. Biasanya, para peserta terhimpun dari berbagai kampung yang ada di desa tersebut. Diantara para peserta ada yang datang khusus dari desa sebelah, bahkan ada juga yang datang dari luar kabupaten, maupun luar Provinsi Sulawesi Barat.

Pesta adat Sayyang Pattudu biasanya diadakan di Desa Karama, Kecamatan Tinambung, Kabupaten Polewali Mandar.

(7)

845 Kepariwisataan Sulawesi Barat b. Perahu Sandeq

Pembuatan perahu sandeq tergolong unik, mulai dari awal sampai akhir. Proses pembuatan perahu dimulai dengan pemilihan bahan baku. Biasanya masyarakat setempat memilih jenis pohon kanduruang mamea yang sudah berumur tua. Jenis pohon ini jikalau sudah tua bila diolah untuk berbagai keperluan bisa bertahan lama dari segala terpaan cuaca. Pemilihan pohon yang berumur tua juga dikaitkan dengan perhatian masyarakat suku Mandar terhadap lingkungan dan alam sekitarnya dan menghindari penebangan tidak beraturan yang dapat menyebabkan rusaknya ekosistem hutan. Dengan cara ini, kelestarian alam tetap terjaga dan masyarakat terbebas dari ancaman bencana.

Proses penebangan pohon

Sumber Foto: www.panyingkul.com - Muhammad Ridwan Alimuddin

Agar selama kegiatan penebangan pohon masyarakat mendapat izin dan restu dari alam dan penghuni hutan, maka dilakukan bebarapa ritual pembacaan doa dan mantra yang dipanjatkan pada makhluk halus dalam rangka membersihkan lokasi penebangan kayu. Ritual ini dilakukan di sekitar pohon yang hendak ditebang agar masyarakat terbebas dari gangguan jin dan makhluk halus. Kegiatan ini dilakukan pada saat pemilihan dan penentuan pohon yang hendak ditebang. Pesan yang disampaikan melalui ritual ini adalah pohon yang hendak ditebang dan akan digunakan haruslah bersih, baik secara lahir maupun secara spiritual.

Selanjutnya, ritual pembacaan doa dan mantra yang khusus ditujukan bagi penghuni hutan dan pohon agar memberi izin pada mereka untuk mengambil pohon. Kemudian dilanjutkan dengan ritual pembacaan doa dan mantra untuk memohon kesediaan pada si pohon untuk ditebang. Setelah selesai, maka dilanjutkan dengan membaca doa dan mantra untuk membuat batang kayu menjadi lunak agar mudah ditebang. Ini dilakukan sebelum batang kayu dirobohkan menggunakan alat, seperti gergaji atau kapak. Ritual diakhiri dengan pembacaan doa dan mantra memohon izin pada penunggu hutan agar merelakan kayu yang telah diolah untuk dibawa keluar dari hutan.

Pembuatan perahu biasanya melewati beberapa tahap dan tiap-tiap tahapan dikerjakan dengan hati-hati agar hasilnya sempurna. Ada beberapa tahapan yang dilaksanakan pada pembuatan perahu, di antaranya tahap persiapan, pemotongan kayu, pembuatan calon perahu, dan pembuatan perahu. Pada tahap persiapan ini,

(8)

846 Kepariwisataan Sulawesi Barat

para pengrajin biasanya terlebih dahulu mempersiapkan beberapa kebutuhan, seperti pemilihan peralatan yang digunakan, menghubungi orang yang ahli dalam bidang pembuatan perahu, dan pemilihan pohon yang akan ditebang untuk bakal perahu. Tahap yang paling lama adalah pemilihan dan penebangan kayu sebelum diolah menjadi bakal perahu. Hal ini berhubungan dengan tradisi masyarakat setempat untuk menghormati pohon, sehingga acara ritual dan upacara adat berlangsung cukup panjang bila dibandingkan dengan proses penebangan dan pengolahan kayu itu sendiri.

Selesai pembuatan bakal Perahu

Sumber Foto: www.panyingkul.com - Muhammad Ridwan Alimuddin

Sebelum pembuatan perahu, masyarakat setempat atau para pengrajin bermusyawarah untuk menentukan waktu yang tepat guna melaksanakan rencana tersebut. Biasanya, mereka memilih waktu yang dianggap baik, yaitu hari ke-15 berdasarkan kalender Hijriah (kalender Islam). Masyarakat suku Mandar meyakini waktu itulah saat yang tepat untuk memulai proses pembuatan perahu.

Pembuatan perahu sandeq juga diiringi dengan aneka ritual, seperti ritual adat dan pembacaan mantra-mantra selama berlangsungnya pembuatan perahu. Biasanya, masyarakat setempat melakukan hal itu dengan harapan agar proses pembuatan perahu bisa berjalan dengan lancar dan mereka terbebas dari bencana. Prosesi pembacaan doa dan mantra tersebut, berkaitan erat dengan tata krama manusia terhadap alam semesta, penghuni hutan, dan penunggu pohon (menurut keyakinan masyarakat suku Mandar).

Para pengrajin yang membuat perahu sandeq dapat dijumpai di Desa Bala, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar.

(9)

847 Kepariwisataan Sulawesi Barat 3. Wisata Olahraga

a. Lomba Perahu Sandeq

Lomba perahu sandeq merupakan salah satu olahraga yang memberikan tantangan kepada para peserta yang akan berlomba. Para peserta akan ditantang untuk mengarungi laut sepanjang 300 mil yang terbentang dari Mamuju, Sulawesi Barat hingga ke Makassar, Sulawesi Selatan dengan waktu tempuh selama 10 hari. Lomba yang dimulai dari Pelabuhan Mamuju menuju Pantai Losari tersebut, akan melewati enam etape perlombaan yang melewati daerah Majene, Polewali, Ujung Lero, Parepare, dan Barru di Sulawesi Barat, dan berakhir di Pantai Losari Makassar, Sulawesi Selatan.

Dalam lomba ini, para peserta dituntut memiliki persiapan yang matang dalam mengarungi laut yang terbentang luas. Di samping itu, peserta juga dituntut memiliki kacakapan dan ketangkasan dalam menghadapi gelombang laut, pintar membaca angin, tepat di dalam menentukan pergantian awak, serta memiliki keterampilan tinggi dalam mengendalikan perahu agar selamat sampai garis finis.

Lomba perahu sandeq akhir-akhir ini mendapat sambutan yang luar biasa dari berbagai kalangan. Para peserta yang mengikuti lomba ini makin meningkat. Mereka datang dari berbagai wilayah di Indonesia bahkan ada yang dari mancanegara, seperti Australia, Amerika, Jerman, Jepang, dan lain-lain.

Referensi

Dokumen terkait

YANG DINYATAKAN LULUS SELEKSI CPNS TAHUN 2013. Instansi : PEMERINTAH PROVINSI

1 BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DARAH PROVINSI SULAWESI BARAT.. Penyediaan Barang Cetakan

 Pelaku kecelakaan lalu-lintas di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat berdasarkan data kecelakaan lalu- lintas tahun 2006, 2007, dan 2008 yang terbesar adalah jenis

 Di perairan Sebelah Barat P. Sumatera, Laut Cina Selatan, Perairan Selatan Pulau Jawa, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Banda, Laut Timor, dan Laut Halmahera arus

Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi

Selain itu, dengan kehadiran pelabuhan-pelabuhan di pesisir barat Sulawesi Selatan, yakni Makassar dan Parepare, serta di pesisr timur Sulawesi Selatan yakni, Pallime

Rata-rata Kepadatan Menggigit Per Jam Nyamuk Anopheles subpictus Hasil Pe- nangkapan Malam Hari di Desa Tapandullu Kecamatan Simboro Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI TAHUN 2021 PROVINSI SULAWESI SELATAN JUMLAH PESERTA : 1,919 Orang.. LOKASI : 1) KANREG IV