• Tidak ada hasil yang ditemukan

862 Kepariwisataan Papua Barat PETA PROVINSI PAPUA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "862 Kepariwisataan Papua Barat PETA PROVINSI PAPUA BARAT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

862 Kepariwisataan Papua Barat

(2)

863 Kepariwisataan Papua Barat A. UMUM

1. Dasar Hukum

Provinsi Papua Barat terbentuk berdasarkan Undang-Undang No. 45 Tahun 1999 tertanggal 12 Oktober 1999 dengan Ibukota Manokwari.

2. Lambang Provinsi 3. Pemerintahan

Secara Administratif, Provinsi Papua Barat terdiri dari ... Pemerintahan Kabupaten dan .. Pemerintahan Kota. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada daftar berikut ini : No. Kabupaten/Kota Ibu kota

1 Kabupaten Fakfak Fakfak 2 Kabupaten Kaimana Kaimana 3 Kabupaten Manokwari Manokwari 4 Kabupaten Maybrat Kumurkek 5 Kabupaten Raja Ampat Waisai 6 Kabupaten Sorong Sorong 7 Kabupaten Sorong Selatan Teminabuan 8 Kabupaten Tambrauw Fef

9 Kabupaten Teluk Bintuni Bintuni 10 Kabupaten Teluk Wondama Rasiei

11 Kota Sorong -

4. Letak Geografis dan Batas Wilayah Letak Geografis :

Provinsi Papua Barat terletak antara 00,0" - 40,0" Lintang Selatan dan 1240,00" - 1320,0" Bujur Timur, tepat berada dibawah garis khatulistiwa dengan ketinggian 0 - 100 meter dari permukaan laut.

Batas Wilayah :

Batas geografis Provinsi Papua Barat adalah : • Sebelah Utara : Samudera Pasifik

• Sebelah Selatan : Laut Banda Provinsi Maluku • Sebelah Barat : Laut Seram Provinsi Maluku • Sebelah Timur : Provinsi Papua

5. Komposisi Penganut Agama • Islam = 27,6% • Kristen = 18,45% • Hindu = 0,0016% 6. Bahasa dan Suku bangsa

Bahasa :

Bahasa daerah di papua terdiri dari 268 bahasa daerah. Sedangkan komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia.

(3)

864 Kepariwisataan Papua Barat Suku Bangsa : • Suku Arfak • Suku Kuri • Suku Simuri • Suku irarutu • Suku sebyar • Suku Moscona • Suku Mairasi • Suku Kambouw • Suku Onim 7. Budaya

a. Lagu Daerah : Yamko Rambe Yamko, Apuse b. Tarian Tradisional : tari perang, tari suanggi c. Senjata Tradisional : sumpit, tombak

d. Rumah Tradisional : honai / kariwari e. Alat Musik tradisional : tifa

8. Bandara dan Pelabuhan Laut Bandara = Rendani Pelabuhan Laut = Manokwari

9. Industri dan Pertambangan = Minyak bumi, kayu lapis dan glondongan, perak, emas, alumunium, tembaga, asbes dan logam.

B. OBYEK WISATA 1. Wisata Alam

a. Teluk Triton

Teluk Triton menawarkan keindahan bawah laut yang luar biasa. Teluk ini menyimpan kekayaan berupa ikan dan terumbu karang yang beranekaragam. Di kawasan ini, terdapat 937 spesies ikan, di mana 14—16 di antaranya, merupakan jenis baru. Terdapat pula 492 jenis karang yang enam di antaranya juga merupakan jenis baru.

Selain menyaksikan kekayaan bahari tersebut, pengunjung juga akan dibuat terpesona dengan keberadaan lumba-lumba dan ikan paus, yang ramai bermain di sela pulau-pulau yang tersebar di sekitar Triton.

Decak kagum pengunjung tidak akan berhenti pada keindahan perairan Teluk Triton saja. Karena, di wilayah kampung Mai-Mai, pengunjung dapat melihat adanya lukisan di tebing kapur setinggi puluhan meter. Garis-garis merah yang tergurat di dinding tersebut membentuk motif manusia, tanaman, reptil, ikan, dan aneka

(4)

865 Kepariwisataan Papua Barat

bentuk yang masih misteri. Lukisan ini seakan ingin bercerita tentang perilaku masyarakat pribumi kuno dan juga menggambarkan aneka ragam satwa pada masa itu. Sampai saat ini, tidak ada yang tahu secara pasti, kapan dan siapa yang mengguratkan lukisan dinding yang berdiri tegak di beberapa pulau kecil kawasan Teluk Triton. Namun, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kaimana memastikan bahwa lukisan tersebut merupakan peninggalan zaman mesolitikum. Obyek wisata ini berada di Kabupaten Kaimana.

b. Wisata Bawah Laut di Perairan Raja Ampat

Kepulauan Raja Ampat tak hanya dianggap sebagai taman laut terbesar di Indonesia, namun juga diyakini memiliki kekayaan biota laut terbesar di dunia. Terkuaknya panorama alam bawah laut Raja Ampat bermula ketika seorang penyelam ulung berkebangsan Belanda bernama Max Ammer mengunjungi kawasan ini. Kunjungan pertama Max Ammer pada tahun 1990 ke Raja Ampat bermula dari keinginannya untuk menelusuri kapal dan pesawat yang karam pada masa Perang Dunia II. Penelusurannya ini sangat berkesan, sehingga pada tahun 1998 ia mengajak Gerry Allen, seorang ahli perikanan (Ichthyologist) dari Australia, untuk mengadakan survei di tempat ini. Betapa terkejutnya Gerry Allen melihat sumber daya bawah laut yang begitu beragam dalam jumlah yang sangat besar.

Gerry Allen kemudian mengontak Conservation International (CI) untuk mengadakan survei kekayaan bawah laut di perairan Raja Ampat pada tahun 2001 dan 2002. Hasil survei ini membuktikan bahwa perairan Raja Ampat merupakan kawasan terumbu karang dengan kekayaan biota laut terbesar di dunia. Kawasan ini memiliki setidaknya 1.300 spesies ikan, 600 jenis terumbu karang, serta 700 jenis kerang, belum lagi berbagai jenis kura-kura, ganggang, dan ubur-ubur.

Dalam catatan fotografi bawah laut di kawasan Raja Ampat, Imam Brotoseno menyebutkan bahwa kandungan kekayaan biota laut Raja Ampat paling besar di seluruh area segitiga koral dunia, yaitu Philipina-Indonesia-Papua Nugini. Segitiga koral ini merupakan jantung kekayaan terumbu karang dunia yang dilindungi dan ditetapkan berdasarkan konservasi perlindungan alam internasional. Dari sekitar 600-an jenis terumbu karang di dunia, 75% di antaranya berada di perairan Raja Ampat.

Dengan begitu luasnya perairan Raja Ampat serta kekayaan biota lautnya yang beragam, maka wisatawan yang ingin menikmati panorama bawah laut dapat memilih beberapa titik penyelaman. Di sekitar Pulau Kri, misalnya, wisatawan dapat menyaksikan keindahan terumbu karang serta berbagai jenis ikan yang sangat menakjubkan, termasuk jenis ikan queensland grouper yang terkenal, ikan kuwe, kakap, kerapu, hiu karang, tuna, napoeleon wrasse, barracuda, serta giant trevally. Kekayaan berbagai jenis ikan di kawasan Pulau Kri ini pernah dibuktikan oleh Gerry

(5)

866 Kepariwisataan Papua Barat

Allen, di mana dalam sekali menyelam ia mencatat setidaknya terdapat 283 jenis ikan. Jumlah yang sangat mencengangkan untuk satu kali penyelaman.

Pemandangan bawah laut di Raja Ampat Sumber Foto: dunialaut.com

Titik penyelaman lainnya adalah di Sardine Reef dengan kedalaman sekitar 10 meter. Tempat ini menyajikan berbagai jenis ikan termasuk ikan parrotfish yang memiliki warna yang cemerlang. Apabila ingin mencoba sensasi berada dalam terowongan batu karang, wisatawan dapat menyelam di sekitar Kepulauan Kaboei Bay Rock. Di kepulauan ini terdapat sebuah teluk yang di bawahnya merupakan sebuah terowongan batu karang. Di Kaboei Bay Rock juga terdapat gua-gua karang yang dihuni oleh kelelawar, serta di beberapa tempat ditemukan sisa-sisa tulang manusia.

Masih banyak lagi titik-titik penyelaman yang dapat ditelusuri oleh para penyelam, seperti di The Passage, Pulau Fam, serta Pulau Misool. Selain menikmati kekayaan biota laut, wisatawan dapat pula menikmati situs-situs sejarah bawah laut, di antaranya kapal perang serta pesawat tempur yang karam di perairan Raja Ampat. Tak hanya itu, wisatawan juga bisa menikmati keindahan pulau-pulau di wilayah Raja Ampat. Daratan pulau-pulau di kawasan ini relatif masih perawan, laguna dan teluknya cukup terlindungi, memiliki hamparan pantai yang mempesona, serta laut yang jernih.

Bekas pesawat tempur yang tenggelam di perairan Raja Ampat Sumber Foto: dunialaut.com

(6)

867 Kepariwisataan Papua Barat c. Pulau Mansinam

Pulau Mansinam merupakan pulau seluas 410,97 ha yang terletak di Teluk Doreh, selatan Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat, Indonesia. Sekitar 154 tahun silam, tepatnya pada tanggal 5 Februari 1855, dua orang pengabar Injil asal Jerman, C.W. Ottow dan Johann Gottlob Geissler, menginjakkan kakinya untuk kali pertama di Pulau Mansinam. Kedua misionaris tersebut tiba di Pulau Mansinam, setelah melalui perjalanan yang sangat panjang. Dengan menggunakan kapal Abel Tasman, mereka mengarungi samudera melintasi Tanjung Harapan, Batavia, Makasar, Ternate, dan akhirnya tiba di Pulau Mansinam pada tahun 1855.

Sejak kedatangan kedua orang tersebut, Pulau Mansinam menjadi titik penting bagi pengabaran Injil di Tanah Papua. Di pulau inilah, untuk pertama kalinya orang Papua menganut agama Kristen. Gereja pertama di Tanah Papua, yakni Gereja Pengharapan (Krek der Hopen), juga dibangun di pulau ini. Gereja yang dibangun pada tahun 1864 ini hingga sekarang masih dipertahankan keaslian arsitekturnya.

Tidak hanya menjadi titik awal penyebaran agama Kristen, Pulau Mansinam juga menjadi awal mula masuknya pendidikan formal di Tanah Papua. Kehadiran C.W. Ottow bersama istrinya, membuat Papua memiliki sekolah putri untuk pertama kalinya pada tahun 1857. Di tahun tersebut, Nyonya Ottow membuka sekolah putri di Kwawi (Manokwari), dengan menggunakan salah satu ruang di rumahnya sebagai kelas.

d. Taman Nasional Lorentz

(Lihat keterangan di Provinsi Papua)

e. Taman nasional Teluk Cenderawasih. (lihat keterangan di Provinsi Papua)

(7)

868 Kepariwisataan Papua Barat 2. Wisata Sejarah

a. Situs Purbakala Tapurarang di Kokas

Kokas ibarat monumen hidup yang tetap eksis sepanjang waktu. Wilayah ini merekam dan menyimpan banyak peninggalan masa silam zaman pra sejarah Nusantara. Salah satu pesona magis yang menjadi daya tarik Kokas adalah ditemukannya berbagai cap tangan berwarna merah yang terlukis pada dinding-dinding batu di tebing dan gua yang terletak di pinggir laut. Obyek wisata arkeologi ini dikenal sebagai situs purbakala Kokas atau oleh masyarakat setempat biasa disebut dengan nama Tapurarang. Karena warna merah pada lukisan cap tangan di tebing tersebut menyerupai warna darah manusia, masyarakat setempat juga sering menyebut Tapurarang sebagai lukisan cap tangan darah. Cap-cap tangan yang ditemukan di Kokas memiliki kemiripan dengan beberapa lukisan dinding seperti yang terdapat di Sangkulirang (Kutai Timur, Kalimantan Timur) atau di Gua Leangleang (Maros, Sulawesi Selatan). Di Distrik Kokas, Tapurarang yang merupakan kekayaan peninggalan zaman pra sejarah ini bisa dijumpai di beberapa tempat antara lain di Andamata, Fior, Forir, Darembang, dan Goras.

Terdapat mitos yang berkembang dan dipercaya masyarakat setempat mengenai asal-usul keberadaan lukisan dengan cap tangan berwarna merah darah di situs purbakala Tapurarang tersebut. Warga adat yang tinggal di Kokas meyakini bahwa tebing atau gua yang menjadi lokasi ditemukannya Situs Purbakala Tapurarang adalah tempat yang disakralkan. Mereka percaya lukisan-lukisan berwarna merah darah tersebut merupakan wujud orang-orang yang dikutuk oleh arwah seorang nenek. Nenek tersebut telah menjelma menjadi setan kaborbor atau hantu penguasa lautan, yaitu hantu yang paling menakutkan. Si nenek meninggal saat terjadi musibah yang menenggelamkan perahu yang ia tumpangi. Dari seluruh penumpang di perahu itu, hanya si nenek yang tewas. Konon, tidak ada satu pun penumpang di atas perahu yang berusaha membantu nenek itu untuk menyelamatkan diri. Karena merasa sakit hati, arwah nenek yang telah berubah menjadi setan kaborbor tersebut mengutuk seluruh penumpang perahu yang tidak mengasihani dirinya dan malah sibuk menyelamatkan diri mereka sendiri dengan berebut naik di atas tebing batu. Akibat kutukan nenek tersebut, seluruh penumpang beserta hasil-hasil laut yang dibawa seketika itu berubah menjadi lukisan yang menempel di dinding-dinding tebing.

Warga masyarakat yang mendiami Kabupaten Fak-Fak, khususnya penduduk lokal di Distrik Kokas, sangat enggan membuka pembicaraan tentang benda-benda kuno serta peninggalan-peninggalan tua, termasuk memberikan informasi lebih lanjut hal-ihwal situs purbakala Tapurarang. Mereka tidak berani mengungkapkan kepada sembarang orang mengenai lukisan relief tapak tangan bercap warna merah darah itu. Bagi penduduk setempat, mengungkap suatu peninggalan kuno yang telah

(8)

869 Kepariwisataan Papua Barat

dianggap sebagai misteri atau keajaiban sama halnya dengan bunuh diri. Dengan kata lain, menceritakan atau mengungkap hal yang tabu sama saja memperpendek usia. Para penutur yang diperkirakan hidup pada saat dibuatnya lukisan telapak tangan, atau saat kedatangan agama Islam di Kokas, telah tiada. Para penerusnya pun tidak berani mewariskan cerita sejarah tersebut kepada anak cucu karena takut mati muda. Mitos seperti inilah yang berlaku secara turun-temurun dari abad ke abad. Akibatnya, generasi penduduk Kokas sekarang tidak tahu sama sekali mengenai berbagai peninggalan kuno di Kokas. Inilah misteri yang justru menjadi nilai tambah bagi pariwisata Distrik Kokas dan Kabupaten Fak-Fak pada umumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Manakala Haram Li Dhatihi pula ialah hukum larangan syarak ke atas suatu perbuatan yang mengandungi pada dirinya mafsadah yang lebih rajih dari maslahah, sama ada kerana

Dari perencanaan ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:  Unit pengolahan yang diperlukan untuk mengolah air banjir di Surabaya menjadi air minum adalah unit

Membuat surat Penunjukan Tim Penegak Disiplin Kerja yang diketuai oleh Wakil Ketua Pengadilan Negeri yang anggotanya 2 orang Hakim Senior, Panitera Sekretaris, Wakil Panitera,

Penelitian ini menggunakan instrumen SGRQ versi Indonesia sebagai alat pengumpul data untuk mengukur kualitas hidup pada pasien yang sedang mengalami kontrol PPOK di

Hal ini disebabkan karena petani memerlukan biaya produksi yang cukup tinggi untuk pengolahan dan pemeliharaan tanaman pertanian berupa sayuran maupun palawija, sehingga

 90 % dari draf yang disiapkan pemerintah mengalami perubahan yang sangat mendasar, baik dari segi substansi maupun formulasi rumusannya, yang disepakati pada

Diduga bahwa yang mempengaruhi pendapatan petani dari usaha karet adalah luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja, umur petani, tingkat pendidikan petani, umur tanaman

Untuk menumbuhkan iklim atau suasana kreatif dalam kelas yang memungkinkan siswa untuk membuka dirinya, merasa bebas dan aman untuk mengungkapkan pikiran dan