• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Kinerja Protocol Routing Open Shortest Path First (OSPF) dan Routing Information Protocol (RIP) Menggunakan Simulator Cisco Packet Tracer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perbandingan Kinerja Protocol Routing Open Shortest Path First (OSPF) dan Routing Information Protocol (RIP) Menggunakan Simulator Cisco Packet Tracer"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

2442

Perbandingan Kinerja

Protocol Routing Open Shortest Path First

(OSPF)

dan

Routing Information Protocol

(RIP) Menggunakan Simulator

Cisco

Packet Tracer

Wahyu Sasongko Jati1, Heru Nurwasito2, Mahendra Data3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1sasongkowahyu@hotmail.com, 2heru@ub.ac.id, 3mahendra.data@ub.ac.id

Abstrak

Routing merupakan hal yang sangat penting untuk proses pengambilan sebuah paket dari sebuah alat dan mengirimkan melalui network ke alat lain disebuah network yang berbeda. Algoritma routing

mempengaruhi proses pengiriman sebuah paket dan juga jaringan yang ada pada routing tersebut. Dalam sebuah topologi jaringan untuk mengirimkan data digunakan berbagai protokol routing. OSPF dengan algoritma link-state dan RIP yang menggunakan algoritma distance vector termasuk protokol routing

yang sering digunakan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kinerja dari protokol routing

OSPF dan RIP pada jaringan LAN. Dengan membandingkan dan menganalisa waktu tempuh yang dibutuhkan protokol routing tersebut dalam mengirimkan sejumlah paket data yang berbeda, kita dapat mengetahui protokol routing mana yang tercepat pada topologi yang telah didesain. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa protokol routing OSPF lebih cepat dalam melakukan pengiriman paket data dengan melihat hasil dari waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mengirimkan sejumlah paket data yang ditentukan.

Kata kunci: Routing, OSPF, RIP, Topologi, Cisco Packet Tracer Abstract

Routing is very important for the process of taking a packet from a device and sending it through the network to another device on a different network. The routing algorithm affects the sending process of a packet and also the network that exists on the routing. In a network topology to transmit data is used a variety of routing protocols. OSPF with link-state algorithms and RIP using distance vector algorithms is the most of popular used routing protocols. This study was conducted to compare the performance of the OSPF and RIP routing protocols on LAN networks. By comparing and analyzing the required travel time of the routing protocol in sending a number of different data packets, we can know which routing protocol is the fastest on topology that has been designed. From the results of the study can be concluded that the OSPF routing protocol faster in the delivery of data packets by looking at the results of the travel time required to deliver a specified number of data packets.

Keywords: Routing, OSPF, RIP, Topologi, Cisco Packet Tracer

1. PENDAHULUAN

Semakin besar suatu jaringan maka manajemen jaringan akan menjadi kompleks dan rumit, sehingga diperlukan manajemen jaringan dan proses routing yang tepat untuk menentukan jalur tercepat dan terdekat untuk mengirimkan pesan tersebut sampai ketujuan. Proses pemilihan

route dari komputer asal ke komputer tujuan inilah yang disebut routing. Dalam perutean tersebut terdapat protokol routing bertujuan untuk mengatur router dalam melakukan proses routing

tersebut, baik secara statis maupun dinamis

routing harus didesain secara efisien

(PENGARUH MODEL JARINGAN

TERHADAP OPTIMASI ROUTING OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF), 2011). Saat menggunakan statis routing dilakukan secara manual dengna cara entry oleh administrator, sedangkan dinamis routing penentuan route dilakukan secara otomatis sesuai informasi ip network yang diterima router. Routing Information Protocol (RIP) dan Open Shortest Path First

(OSPF) merupakan routing yang bersifat dinamis.

(2)

protokol berjenis Interior Gateway Protocol (IGP) yang bersifat terbuka, dengan kata lain siapapun, perangkat manapun,diamanapun dapat kompatibel dan di implementasikan. Dengan menggunakan konsep hirarki routing, yaitu membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area, penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi. Efek dari hirarki routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi dan juga lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik. OSPF adalah routing protokol yang menggunakan teknologi link State yang memang didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. Hal ini menjadi sangat cocok untuk dikembangkan menjadi network

berskala besar (Gerry, 2012).

Routing Information Protocol (RIP) merupakan salah satu distance vector routing, yang melakukan advertise informasi routing

dengan jalan mengirim routing update keluar melaui interface pada router. Informasi update ini berisi sederetan informasi yang mewakili subnet dan sebuah metrik. Metrik mewakili seberapa bagus rute / jalur menurut perspective

router tersebut, dengan semakin kecil harga metric semakin bagus jalur tersebut (Daniel, 2015).

Semua router yang menerima salinan

routing update distance vector routing menerima informasi tersebut dan mungkin saja menambahkan beberapa jalur dalam routing

tabelnya. Router penerima akan menambahkan jalur baru mengenai subnet ini berdasarkan

routing update ini hanya jika dia tidak mempunyai informasi tentang route / jalur ini sebelumnya atau dia sudah mengetahui route ini akan tetapi informasi baru ini ternyata mempunyai informasi rute yang lebih bagus (metric lebih kecil). RIP menggunakan metode Triggered Update, yang memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Router akan tetap mengirimkan informasi routing, meskipun terjadi perubahan pada jaringan dan timer belum habis. Routing menggunakan RIP tidak begitu rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.

Dalam penelitian ini hanya akan menggunakan 2 protokol routing yaitu OSPF dan RIP. Penelitian yang akan dilakukan adalah dengan menganalisa kinerja performa dari kedua protokol routing tesebut dengan melakukan

pengiriman sejumlah paket data yang telah disesuaikan agar mendapatkan hasil yang diinginkan.

2. ROUTING

Routing adalah proses menentukan rute dari host asal ke host tujuan. Routing merupakan proses memindahkan data dari satu network ke

network lain dengan cara mem-forward paket data via gateway. Routing menentukan kemana datagram akan dikirim agar mencapai tujuan yang diinginkan (mrizqiariadi, 2014), Informasi yang dibutuhkan router dalam melakukan routing

yaitu:

1. Alamat tujuan/ destination address. 2. Mengenal sumber informasi. 3. Menemukan rute.

4. Pemilihan rute

5. Menjaga informasi routing

Sebuah router mempelajari informasi

routing dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian ditempatkan pada tabel routing. Router

akan berpatokan pada tabel ini, untuk memberitahu port yang akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan.

2.1 Open Shortest Path First (OSPF)

OSPF bekerja berdasarkan algoritma

Shortest Path First yang dikembangkan berdasarkan algoritma Dijkstra. Sebagai Interior Gateway protocol (IGP). Interior Gateway

protocol atau Interior Routing Protokol dikembangkan untuk menghubungkan router

-router dibawah kendali administrator jaringan (Sofana, 2008). OSPF mendistribusikan informasi routing-nya di dalam router-router

yang tergabung ke dalam suatu AS. AS adalah jaringan yang dikelola oleh administrator setempat. OSPF menggunakan protokol routing link-state, didesain untuk bekerja dengan sangat efisien dalam proses pengiriman update informasi rute. OSPF merupakan protokol alternatif untuk menutupi kelemahan RIP. OSPF juga merupakan protokol routing yang menggunakan prinsip multipath (multi path protokol) dapat mempelajari berbagai rute dan memilih lebih dari satu rute ke host tujuan. OSPF digunakan bersamaan dengan IP, maksudnya paket OSPF dikirim bersamaan dengan header

paket data IP. Setiap router OSPF mempunyai

database yang identik yang menggambarkan topologi suatu Autonomous System yang disebut dengan Link State database (Topological

(3)

Path First dilakukan untuk membentuk Routing

Tabel. Perhitungan ulang terhadap Shortest Path First dilakukan apabila terjadi perubahan pada topologi jaringan. OSPF memungkinkan beberapa jaringan untuk dikelompokkan bersama. Pengelompokkan seperti ini dinamakan dengan area dan topologinya tersembunyi dari seluruh AS. Informasi yang tersembunyi ini memungkinkan penurunan traffic routing. Dengan menggunakan konsep area sistempenyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi. Dengan adanya distribusi routing

yang teratur, maka penggunaan bandwidth akan lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute terbaik dalam mengirim paket (Syafrizal, 2008).

Gambar 1 Contoh topologi sederhana OSPF

2.2 Routing Information Protocol (RIP)

Rip merupakan salah satu distance vector

routing, yang melakukan advertise informasi

routing dengan jalan mengirim routing update keluar melaui interface pada router. Informasi update ini berisi sederetan informasi yang mewakili subnet dan sebuah metric. Metric mewakili seberapa bagus rute / jalur menurut perspective router tersebut, dengan semakin kecil harga metric semakin bagus jalur tersebut. Semua router yang menerima salinan

routing update distance vector routing menerima informasi tersebut dan mungkin saja menambahkan beberapa jalur dalam routing

tabelnya. Router penerima akan menambahkan jalur baru mengenai subnet ini berdasarkan

routing update ini hanya jika dia tidak mempunyai informasi tentang route / jalur ini sebelumnya atau dia sudah mengetahui route ini akan tetapi informasi baru ini ternyata mempunyai informasi rute yang lebih bagus (metric lebih kecil). Dalam routing update jika tidak menyertakan subnet mask dalam informasinya,maka disebut sebagai classfull

routing. Classfull routing tidak support VLSM (variable length subnet mask). RIP menggunakan jumlah hop sebagai ukurang

metric, yang artinya jika ada dua router antara si

router dengan subnet yang dituju, maka metricnya adalah 2 untuk subnet tersebut.

Gambar 2 Contoh topologi sederhana RIP

RIP-2 mendukung VLSM seperti halnya dengan protocol link-state lainnya misalnya OSPF,EIGRP, yang menjadikannya menjadi protocol routing classless. Mentransmisikan subnet mask bersama dengan route. Fitur ini memungkinakn VLSM dengan memasukan mask bersama setiap route update sehingga subnet mask didefinisikan dengan tepat (routing

protocol classless). Memberikan proses authentication. Bisa menggunakan baik clear text password dan juga encryption MD5 (yang merupakan tambahan fitur Cisco) untuk authentication source dari routing update. Mengikutsertakan IP address hop router

berikutnya dalam routing update-nya. Sebuah

router dapat meng-advertisekan sebuah router

tapi mengarahkan setiap listener kepada suatu

router yang berbeda pada subnet yang sama. RIP bisa meneruskan informasi mengenai route yang dipelajari dari sumber external dan mendistribusikannya kedalam RIP. Menggunakan tag route external. Router yang lain kemudian meneruskan external tag ini kepada protocol yang sama tadi kedalam bagian jaringan yang berbeda, sehingga secara efektif membantu protocol routing lainnya juga meneruskan informasi ini. Menggunakan

routing update multicast. 224.0.09 merupakan

IP address yang dicadangkan khusus untuk RIP-2. Hal ini mengurangi jumlah processing yang dibutuhkan pada host-host yang tidak memakai RIP pada subnet yang sama (Fadly, 2012).

3. SKENARIO PENGUJIAN

(4)

3.1 Desain Topologi

Gambar 3 Desain Topologi

Pada desain topologi yang digunakan terdapat 5 buah router, yang masing – masing

router tersebut dihubungan dengan hub yang nantinya akan dihubungkan ke beberapa PC. Dengan mengadaptasi dari topologi cincin, masing – masing router terhubung ke dua titik lainnya, sehingga membentuk jalur melingkar memebentuk cincin. Tetapi disini ada yang berbeda, yaitu router yang berada ditengah nanti akan dapat berhubungan dengan router lainnya dengan route tersendiri.

Untuk menghubungkan antar router

menggunakan kabel serial, router dengan hub lalu hub dengan PC menggunakan kabel Copper Straight-Through. Pada topologi ini menggunakan teknik subnetting IPv4.

3.2 Pengiriman Paket Data

Pada saat pengiriman paket data dilakukan menggunakan metode simulation agar dapat terlihat jalur pengiriman paket data yang dilakukan. Paket data yang dikirimkan haruslah dapat menguji kinerja jaringan secara maksimal maka digunakanlah 3 besaran paket data, yaitu 4000bit (minimum), 8000bit (sedang), dan 15000bit (maksimum). Untuk menghindari besaran waktu pengiriman paket yang tidak valid, akan mengnonaktifkan constant delay.

3.3 Update Routing Tabel

Pengiriman sebuah paket menggunakan tools Simple PDU yang berada dibagian sebelah kanan pada simulator Cisco Packet Tracer. Saat melakukan pengiriman sebuah paket data tersebut akan mengnonaktifkan salah satu router yang berada dalam rute pengiriman paket data tersebut. Akan terlihat berapa lama waktu yang dibutuhkan protokol routing untung melakukan update routing tabel yang baru. Membandingkan

waktu yang di peroleh protokol routing OSPF dan RIP dalam melakukan proses update routing tabel yang bertujuan untuk kinerja dari protokol routing tersebut.

4. IMPLEMENTASI PENGUJIAN

Setelah melakukan skenario pengujian, selanjutnya adalah melakukan implementasi sesuai dengan skenario yang telah dibuat.

4.1 Pengujian Pengiriman Paket Data

Dengan menggunakan Traffic Generator yang ada pada setiap PC, akan mengirimkan paket Internet Control Message Protocol (ICMP) dengan sejumlah paket data yang berbeda. Paket data yang akan dikirimkan yaitu 4000bit, 8000bit, 13000bit.

4.1.1 Pengiriman Paket Data 4000bit

Pengujian pengiriman paket data yang pertama dilakukan dengan mengirimkan paket data sebesar 4000bit. Berikut adalah tabel dari pengujian pertama:

Tabel 1 Waktu pengiriman paket data 4000bit

Source IP (PC)

Destination IP (PC)

Time (Second)

RIP OSPF

192.168.1.2 192.168.12.2 0.119 0.11 8

192.168.1.3 192.168.100.3 0.113 0.11 4

192.168.1.4 192.168.12.4 0.119 0.11 8

192.168.12.3 10.10.23.3 0.112 0.11

2

192.168.8.2 10.10.23.2 0.075 0.07

3

192.168.8.4 192.168.100.4 0.074 0.07 1

10.10.23.4 192.168.12.4 0.112 0.12

192.168.100.

2 192.168.1.2 0.121

0.11 4

Average 0.10562

5

0.10 5

Difference 0.000625

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa rata – rata pengiriman dengan menggunakan protokol

(5)

OSPF. Perbedaan waktu rata – rata kedua protokol routing tersebut adalah 0.0000625 second.

4.1.2 Pengiriman Paket Data 8000bit

Pengujian pengiriman paket data yang kedua dilakukan dengan mengirimkan paket data sebesar 8000bit. Berikut adalah tabel dari pengujian kedua:

Tabel 2 Waktu pengiriman paket data 8000bit

Source IP

192.168.1.2 192.168.12.2 0.215 0.212

192.168.1.3 192.168.100.3 0.221 0.219

192.168.1.4 192.168.12.4 0.219 0.221

192.168.12.

3 10.10.23.3 0.216 0.213

192.168.8.2 10.10.23.2 0.13 0.129

192.168.8.4 192.168.100.4 0.133 0.127

10.10.23.4 192.168.12.4 0.217 0.216

192.168.100

Waktu dari hasil pengujian kedua ini masih membuktikan bahwa protokol routing OSPF lebih cepat dari pada protokol routing RIP yang terlihat pada tabel 2. Pada pengiriman paket data 8000bit terlihat bahwa selisih waktu kedua protokol routing tesebut seidikit lebih besar dari pengiriman paket data 4000bit. Dengan perbedaan waktu rata – ratanya adalah 0.001875 second.

4.1.3 Pengiriman Paket Data 13000bit

Pengujian pengiriman paket data yang ketiga dilakukan dengan mengirimkan paket data sebesar 13000bit. Berikut adalah tabel dari pengujian ketiga:

Tabel 3 Waktu pengiriman paket data 13000bit

Source IP

192.168.1.2 192.168.12.2 0.343 0.338

192.168.1.3 192.168.100.3 0.343 0.339

192.168.1.4 192.168.12.4 0.341 0.336

192.168.12.

3 10.10.23.3 0.339 0.34

192.168.8.2 10.10.23.2 0.204 0.197

192.168.8.4 192.168.100.4 0.203 0.201

10.10.23.4 192.168.12.4 0.344 0.341

192.168.100

Pada pengujian terakhir menggunakan paket data sebesar 13000bit juga menunjukan bahwa protokol routing OSPF sedikit lebih cepat dalam mengirimkan paket data. Pada tabel 3 menunjukan peningkatan selisih waktu pengiriman dari pengiriman paket data sebelumnya. Dengan rata – rata perbedaan waktunya adalah 0.003375.

4.2 Perbandingan Pengiriman Paket Data

Setelah melakukan semua pengujian yang telah ditentukan, akan memperoleh hasil rata – rata waktu pengiriman dan juga selisih waktu kedua protokol.

Tabel 4 Rata – rata waktu pengiriman protokol

Packet Send (bit) Average (Second)

RIP OSPF

4000 0.105625 0.105

8000 0.196125 0.19425

13000 0.30775 0.304375

Gambar 4 Grafik rata – rata waktu pengiriman protokol

Dari tabel 4 dan gambar 4 terlihat bahwa protokol routing RIP selalu sedikit lebih besar waktu pengirimannya dibandingkan dengan waktu pengiriman menggunakan protokol

(6)

sedangkan protokol routing RIP mempunyai waktu tempuh rata – rata 0.196125 detik. Pada pengujian terakhir yang menggunakan paket data sebesar 13000bit, protokol routing OSPF mempunyai waktu tempuh 0.304375 detik, dan protokol routing RIP dengan waktu tempuh rata – rata 0.30775 detik.

Tabel 5 Selisih waktu pengiriman kedua protokol

Packet Send (bit) Difference (sec)

4000 0.000625

8000 0.001875

13000 0.003375

Gambar 5 Grafik selisih waktu pengiriman kedua protokol

Pada tabel 5 dan gambar 5 terlihat selisih waktu terbesar ada pada saat pengiriman paket data sebesar 13000bit yaitu 0.003375 detik. Selisih waktu terkecil ada pada saat pengiriman paket data sebesar 4000bit yaitu 0.000625 detik. Pada gambar 5 terlihat bahwa grafik terus meningkat ke atas, semakin besar data yang dikirimkan semakin besar pula selisih waktu tempuh kedua protokol tersebut.

4.3 Update Routing Tabel

Sebelumnya dilakukan pengujian pengiriman paket data dengan menggunakan tools PDU yang berada di sebelah kanan pada simulator Cisco Packet Tracer tanpa gangguan atau tanpa dilakukan pengnonktifan dari salah satu router yang bertujuan untuk melihat dari kinerja protokol routing OSPF dan RIP dalam melakukan update routing tabel. Setelah mengetahui waktu normal dalam melakukan pengiriman paket data, selanjutnya adalah mengulangi proses pengiriman paket data tersebut dengan menonaktifkan salah satu router yang berada pada rute pengiriman tersebut.

Tabel 6 Waktu update routing tabel kedua protokol

Protok paket data secara normal, protokol routing OSPF dan RIP mempunyai waktu tempuh yang sama yaitu 0.019 second. Lalu dilakukan pengiriman paket data kembali denga source IP dan destination IP yang sama tetapi dengan menjalankan skenario pengnonaktifan salah satu router yang berada dalam rute pengiriman. Terlihat terjadi peningkatan waktu tempuh yang dibutuhkan protokol routing untuk melakukan pengiriman paket data. Protokol OSPF dengan waktu tempuh (trouble) yaitu 0.023 second dan protokol RIP dengan waktu tempuh (trouble) 0.035 second. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk update routing tabel protokol routing OSPF adalah 0.004 second dan pada protokol routing RIP adalah 0.016. Disini dapat dilihat dengan hasil waktu tempuh kedua protokol tersebut bahwa protokol routing OSPF dalam melakukan update routing tabel lebih cepat dibandingkan protokol routing RIP.

5. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengujian dan analisa perbandingan kinerja protokol routing OSPF dengan protokol routing

RIP pada jaringan LAN adalam bagaiaman perbandingan kinerja protokol routing tersebut yang diterapkan pada topologi yang telah didesain.

1. Protokol routing OSPF dan RIP cukup mudah diterapkan pada topologi yang cukup sederhana. Pada OSPF perlu disertakan wilcard pada network sedangkan pada RIP tidak perlu adanya wilcard. 2. Dengan melihat selisih waktu pengiriman

paket data yang dilakukan kedua protokol

routing tersebut, terlihat bahwa semakin besar paket data yang dikirimkan semakin besar pula selisih waktu pengiriman paket dari kedua protkol routing tesebut. Ini membuktikan bahwa protokol routing

(7)

OSPF akan lebih stabil dalam mengirimkan paket data dengan jumlah yang besar. Sedangkan protokol routing RIP akan mengalami peningkatan yang lebih dibandingkan dengan protokol routing

OSPF dalam mengirimkan sejumlah paket data yang besar. Dalam melakukan update routing tabel yang terjadi dikarenakan adanya perubahan rute akibat dari penonaktifan salah satu router, protokol OSPF mampu melakukannya lebih cepat dibandingkan dengan protokol routing RIP. Ini menunjukan bahwa kinerja protokol routing OSPF lebih baik dibandingkan dengan protokol routing RIP.

DAFTAR PUSTAKA

Agenta, Leonhard Ryand. 2016. Analisis untuk Kerja RIP dan OSPF pada Topologi Sederhana dan Topologi Kompleks. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma, 2016.

Daniel. 2015. Pengertian Routing Information Protocol (RIP). http://tek-komp.blogspot.co.id. [Online] 9 2015. [Cited: 8 1, 2017.] http://tek- komp.blogspot.co.id/2015/09/pengertian-routing-information-protocol.html.

dosenit. 2015. 8 Kelemahan dan Kelebihan Static Routing. http://dosenit.com. [Online] 10 13, 2015. [Cited: 8 1, 2017.]

http://dosenit.com/jaringan- komputer/teknologi-jaringan/kelemahan-dan-kelebihan-static-routing.

Fatzi. 2016. Pengertian Dynamic Routing dan kelebihan-kekurangan, serta Pengertian Routing Protocol dan Macam-Macamnya. http://fatzi16.blogspot.co.id. [Online] 8 2016. [Cited: 8 1, 2017.] http://fatzi16.blogspot.co.id/2016/08/penge rtian-dynamic-routing-dan.html.

Gerry. 2012. http://berandaku- gerry.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-rip-igrp-ospf-eigrp-dan-bgp.html. http://berandaku-gerry.blogspot.co.id. [Online] 12 2012. [Cited: 8 1, 2017.]

http://berandaku- gerry.blogspot.co.id/2011/12/pengertian-rip-igrp-ospf-eigrp-dan-bgp.html.

Gunawan. 2015. Pengertian cisco packet tracer. https://gunawanblognet.blogspot.co.id. [Online] 9 21, 2015. [Cited: 7 25, 2017.]

https://gunawanblognet.blogspot.co.id/201 5/09/pengertian-cisco-packet-tracer-kegunaan.html.

Herliandiserli. 2012. Kelebihan dan kekurangan rip,igrp,ospf.

http://herliandiserli.blogspot.co.id.

[Online] 4 4, 2012. [Cited: 7 26, 2017.] http://herliandiserli.blogspot.co.id/2012/04 /kelebihan-dan-kekurangan-rip-igrp-ospf.html.

mrizqiariadi. 2014. Pengertian Routing , Tabel Routing & Protokol Routing. https://mrizqiariadi.wordpress.com.

[Online] 6 22, 2014. [Cited: 8 1, 2017.] https://mrizqiariadi.wordpress.com/2014/0 6/22/pengertian-routing-tabel-routing-protokol-routing/.

PENGARUH MODEL JARINGAN

TERHADAP OPTIMASI ROUTING OPEN SHORTEST PATH FIRST (OSPF). Lady Silik M. 2011. 1, Bandung : Institut Teknologi Bandung, 2011, Vol. 1.

Performance Analysis of RIP, OSPF, IGRP and EIGRP Routing Protocols in a Network. Rakheja, Pankaj; Prabhjot kaur; Anjali gupta; Aditi Sharma;. 2012. Haryana : ITM University, School of Engineering & Tech, Dept. of EECE, Gurgaon, 2012, Vol. 48.

RIP-Routing. Jaringan Komputer. [Online] [Cited: Juli 12, 2017.] http://www.jaringan-komputer.cv-sysneta.com/rip-routing.

Rudy. 2013. Analisa unjuk kerja routing. http://rudy-roadtoccie.blogspot.co.id. [Online] 12 12, 2013. [Cited: 7 25, 2017.]

http://rudy- roadtoccie.blogspot.co.id/2013/12/lab-5-analisa-unjuk-kerja-routing.html.

Yuliani. 2017. PENGERTIAN CISCO PAKET

TRACER, KEGUNAAN DAN

FUNGSINYA.

http://yuliani2410.blogspot.co.id. [Online] 7 2017. [Cited: 8 1, 2017.] http://yuliani2410.blogspot.co.id/2016/07/

Gambar

Gambar 1 Contoh topologi sederhana OSPF
Tabel 1 Waktu pengiriman paket data 4000bit
Tabel 4 Rata – rata waktu pengiriman protokol
Tabel 5 Selisih waktu pengiriman kedua protokol

Referensi

Dokumen terkait

Effect of Type 2 Diabetes Mellitus on the Clinical Severity and Treatment Outcome in Patients With Pulmonary Tuberculosis: A Potential Role in the Emergence

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan tentang adanya kelainan foto rontgen dada pada pasien Tuberkulosis paru yang disertai Diabetes

1 lompat adalah gerakan menolak dengan tumpuan satu kaki 2 loncat adalah gerakan menolak dengan tumpuan dua kaki 3 gerakan melompat dan meloncat dilakukan di lapangan 4 berikan

PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI MELALUI PENGAWASAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA DENGAN DISIPLIN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Kasus Pada

Kelas Pesisir Lepasan (Unconsolidated Shore) mencakup semua habitat lahan-basah yang memiliki tiga ciri: (1) substrat lepasan dengan tutupan bebatuan, boulders, or

1) Manajemen bandwith dengan per connection queue (PCQ) ini dapat membantu pembagian bandwith secara merata pada masing - masing client. 2) Dengan menggunakan

Dapat mempermudah Anda dalam mencari pekerjaan di perusahaan milik orang Tionghoa.. Dapat mempermudah Anda dalam mencari pekerjaan di perusahaan milik

Helm adalah merupakan alat yang berfungsi pelindung kepala.Alat pengamankepala ini memang sudah sangat wajib untuk digunakan dalam setiap pekerjaan proyek.Helm ini