• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN LENGKAP EKONOMI SDH dan LINGKUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN LENGKAP EKONOMI SDH dan LINGKUNG"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Hasil hutan merupakan sumberdaya ekonomi potensial yang beragam yang didalam areal kawasan hutan mampu menghasilkan hasil hutan kayu, non kayu dan hasil hutan tidak kentara seperti perlindungan tanah, pelestarian sumberdaya air dan beragam hasil wisata. Uraian tersebut di atas terungkap bahwa hutan, kehutanan dan hasil hutan sesungguhnya menjadi sumberdaya yang mempunyai potensi menciptakan barang, jasa serta aktifitas ekonomi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.

Saat ini berbagai manfaat yang dihasilkan tersebut masih dinilai secara rendah sehingga menimbulkan terjadinya eksploitasi SDH yang berlebih. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak pihak yang belum memahami nilai dari berbagai manfaat SDH secara komperehensif. Untuk memahami manfaat dari SDH tersebut perlu dilakukan penilaian terhadap semua manfaat yang dihasilkan SDH ini. Penilaian sendiri merupakan upaya untuk menentukan nilai atau manfaat dari suatu barang atau jasa untuk kepentingan manusia

(2)

Dalam rangka mengetahui nilai potensi ekonomi sumber daya hutan di daerah, maka sangatlah tepat untuk melakukan identifikasi nilai ekonomi dan peran ekonomi dalam meningkatkan produktifitas sumber daya hutan didesa Labuan Kunguma.

1.2 Tujuan dan kegunaan

Tujuan dan kegunaan dari praktikum Ekonomi Sumber Daya Hutan ini yaitu 1. Mengetahui jenis-jenis potensi ekonomi sumber daya hutan dan jasa

lingkungan yang terdapat di desa Labuan Kunguma.

2. Mengetahui daya tarik potensi sumber daya hutan yang dimiliki oleh kawasan hutan produksi desa Labuan Kunguma.

3. Mengetahui jenis mata pencaharian masyarakat berdasarkan potensi sumber daya hutan di sekitar kawasan hutan produksi desa Labuan Kunguma.

4. Mengetahui kendala yang dhadapi dalam pengelolaan sumber daya hutan 5. Mengetahui pengembangan potensi sumber daya hutan dan jasa lingkungan

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peranan sumber daya hutan dalam Pembangunan Ekonomi.

Beberapa peranan sumberdaya hutan dalam menggerakkan perekonomian suatu negara atau wilayah/daerah berikut ini. (Syamsu A, dkk, 2009)

1) Peranan Sumber daya Hutan sebagai Penghasil Devisa

Peranan sumber daya hutan sebagai penghasil devisa sangat penting untuk perbaikan ekonomi makro dan perdagangan global. Peranan hasil hutan selalu lebih tinggi untuk menghasilkan devisa, terutama pada negara yang baru berkembang dan berbasis pada sumber daya, karena hutan pada awal perkembangan ekonomi suatu negara sangat mudah dipanen (biaya eksploitasinya rendah. Meskipun berada terjadi penurunan kinerja untuk industri kehutanan tertentu, secara umum sektor kehutanan periode sepuluh tahun terakhir (1995 -2004) telah berhasil memberikan kontribusi signifikan bagi perolehan devisa. (Syamsu A, dkk, 2009)

(4)

mendorong berkembangnya industri dan jasa (pengangkutan dan pemasaran). (Wirakusumah, S. 2003)

Analisis keterkaitan antar sektor ekonomi dalam suatu wilayah pada dasarnya melihat dampak terhadap output akibat sektor-sektor ekonomi saling pengaruh mempengaruhi, baik langsung maupun tidak langsung. Mekanismenya terlaksana dengan dua cara yaitu keterkaitan ke belakang (backward linkage) dan keterkaitan ke depan (forward linkage). (Mohan P.M.,1984)

3) Peranan Sumberdaya Hutan dalam Penyediaan Lapangan Kerja.

Sumberdaya hutan sangat penting artinya dalam mendorong tersedianya lapangan kerja, karena sektor kehutanan memiliki banyak lapangan usaha antara lain:

a) Kegiatan penanaman, pemeliharaan dan perlindungan hutan. b) Kegiatan pemanenan hasil hutan (penebangan dan pengangkutan)

c) Kegiatan dalam industri hasil hutan meliputi industri penggergajian, Industri pulp dan kertas, industri wood working, industri plywood, industri gondorukem, dan industri-industri yang bahan baku utamanya dari hasil hutan seperti gula aren.

d) Kegiatan jasa sektor kehutanan antara lain perdagangan hasil hutan, rekreasi hutan, transportasi, pendidikan dan jasa konsultan pembangunan sektor kehutanan.

(5)

Indonesia. Beberapa daerah seperti Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Papua sektor kehutanannya memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap nilai PDRB yang dicapai. Artinya peran sektor kehutanan sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi wilayah yang bersangkutan. Sementara Kalimantan Selatan, Yogyakarta, Maluku Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Jambi sektor kehutanan di daerahnya memiliki sumbangan yang cukup besar bagi nilai PDRB. Hal ini penting untuk dikemukakan karena masih terdapat pemikiran sekaligus analisa yang cenderung menyesatkan di sebagian kalangan, dimana secara nasional PDRB agregat yang dihasilkan sektor kehutanan relatif kecil. Akibatnya timbul simplifikasi bahwa upaya pengembangan dan pembangkitan sektor kehutanan dirasa tidak penting. Padahal, peran sektor kehutanan di daerah-daerah tertentu yang menyumbangkan PDRB signifikan sangatlah besar kontribusinya bagi pertumbuhan ekonomi regional, utamanya devisa, pajak serta penyerapan tenaga kerja. Dipastikan, kegagalan mempertahankan bahkan membangkitkan kembali peran sektor kehutanan akan berdampak sangat buruk terhadap kondisi sosial ekonomi regional. (Syamsu Alam,dkk. 2009)

5) Peranan Sumberdaya Hutan dalam Pelayanan Jasa Lingkungan

(6)

langsung nilai uang, tetapi menghasilkan nilai uang bagi sektor pariwisata. Di masa depan peranan jasa lingkungan berupa perbaikan tata air, pembersih udara, nilai estetika mempunyai peranan yang sangat besar dalam keberlanjutan ekonomi jangka panjang. (Wirakusumah S. 2003)

2.2 Potensi-potensi ekonomi sumber daya hutan.

Hutan sebagai salah satu sumber saya alam yang bersifat dapat diperbaharui memiliki peran dan kontribusi yang sangat penting bagi kelansungan hidup umat manusia secara lintas generasi. Karena itu, menjadi sangat penting bagi masyarakat Indonesia untuk memahami seberapa besar potensi yang terkandung dalam sumber daya hutan sehingga proses pengelolaan dan pemanfaatannya-baik dalam konteks manfaat ekonomi, ekologi dan sosial akan dapat dilakukan secara efektif dan optimal. Berikut ini disajikan berbagai potensi sumber daya hutan yang harus dimanfaatkan secara efektif dan optimal. (Syamsu A, dkk, 2009) 1) Landscaping (Jasa Lingkungan/Fenomena Alam)

Semua kawasan hutan pada prinsipnya mempunyai nilai yang dapat ditransfer sebagai biaya pengelolaan kawasan yang bersangkutan. Salah satu bentuk pengelolaan hutan dengan memanfaatkan nilai hutan tersebut adalah melalui pemanfaatan jasa lingkungan. Pemanfaatan jasa lingkungan pada kawasan hutan merupakan bentuk usaha untuk memanfaatkan jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan mengurangi fungsi utama hutan.

(7)

infrastruktur yang memadai, di samping ketersediaan sumber daya manusia yang mampu memenuhi kualifikasi atau kebutuhan wisata lingkungan.(Syamsu A, dkk, 2009)

2) Hutan dan Transfer Nilai Karbon

Sebagai komunitas tanaman berkayu yang tumbuh dan hidup dalam

jangka waktu yang relatif panjang, hutan memiliki kesempatan untuk mengakumulasikan karbon dioksida (CO2) atmosfer dalam bentuk biomassa. Dengan demikian vegetasi hutan merupakan cadangan karbon (carbon stock) terestrial yang sangat penting. Oleh karena itu alih-guna lahan dari hutan ke non-hutan dan sebaliknya merupakan aktivitas manusia yang mempengaruhi kemampuan ekosistem hutan dalam melepas dan mengikat karbon atmosfer. (Gregory, G. R, 1978)

3) Pemanfaatan Keragaman Hayati Hutan

Transfer nilai keanekaragaman sumber daya alam hayati sangat dipengaruhi oleh nilai jenis dari tumbuhan dan satwa yang ada. Nilai jenis tergantung dari kelangkaan dan sifat eksotik dari jenis, semakin langka dan eksotik suatu jenis, akan semakin tinggi nilainya. Indonesia dengan kawasan hutan yang mempunyai keanekaragaman sumber daya hayati sangat besar sangat potensial untuk mendapatkan transfer nilai dari keanekaragaman tersebut. (Syamsu A, dkk, 2009)

(8)

yang pelaksanaannya diatur melalui peraturan perundang-undangan. (McNelly, 1993)

4) Hutan dan Transfer Nilai Air

Konservasi daerah aliran sungai terutama dimaksudkan agar daerah hulu dapat menyimpan air cadangan yang dapat dimanfaatkan pada saat musim kemarau sekaligus mencegah terjadinya banjir pada saat musim penghujan. Transfer nilai air melalui pemanfaatan sumber-sumber air secara makro meliputi (1) upaya pengembangan elemen pengendalian banjir, (2) pemanfaatan air untuk irigasi, (3) pemanfaatan air untuk pembangkit tenaga listrik, (4) memperoleh air domestik untuk air minum dan industri, (5) pengelolaan watersheed, (6) lalu lintas air, (7) rekreasi, (8) perikanan, (9) pengendalian pencemaran air, (10) pengendalian tanaman air dan serangga, (11) drainase dan pengembangan rawa, (12) pengendalian sedimen, (13) pengendalian intrusi air asin, (14) pengendalian kekeringan dan pengembangan air tanah. (Kuncoro, I. 1997)

Selain manfaat dari sumber air secara langsung yang sering dilupakan adalah nilai kerusakan oleh banjir yang dapat dihindari sebagai hasil dari konservasi kawasan hutan yang menjadi daerah hulu dari suatu DAS. Nilai kerusakan tersebut akan benar-benar terwujud jika terjadi banjir sebagai akibat kurang baiknya konservasi hutan di daerah hulu DAS. (Kuncoro, I. 1997)

5) Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

(9)

atau buatan. Karena itu, kayu masih merupakan hasil hutan yang paling signifikan karena menghasilkan nilai ekonomi yang terbesar dibandingkan dengan hasil hutan lainnya. Dalam sejarahnya hasil hutan kayu pernah memberikan sumbangan devisa terbesar kedua setelah minyak, sehingga disebut sebagai "emas hijau". (Wirakusumah, S. 2003)

6) Transfer Nilai Hutan sebagai Sumber Dana Mandiri dalam Pengelolaan Hutan. Dalam jangka panjang perlu dipikirkan sumber-sumber pendanaan mandiri bagi pengelolaan sektor kehutanan. Sumber-sumber pendanaan tersebut diantaranya berasal dari iuran-iuran atas manfaat hutan dalam bentuk (1) transfer nilai hutan (transfer nilai kayu, CO2, dan oksigen, landscaping, biodiversity, dan transfer nilai air), (2) dana jaminan reklamasi tambang, maupun (3) dana-dana yang berasal dari dalam dan luar negeri yang peduli terhadap lingkungan. Sebagai ilustrasi dana reboisasi dapat ditafsirkan sebagai dana yang berasal dari iuran transfer nilai kayu. (McNelly, 1993)

7) Pencegah Perubahan Iklim Global secara Ekstrim.

(10)

berbagai kegiatan manusia, seperti pemanfaatan energi yang berlebihan, kerusakan hutan serta pertanian dan peternakan. (McNelly, 1993)

Fungsi hutan dalam mencegah perubahan iklim hutan dikenal melalui peranannya dalam menyerap (sequester) dan menyimpan (store) kelebihan karbon atmosfer dalam bentuk biomassa. Dalam keadaan ini hutan berfungsi sebagai rosot (sink) karbon atmosfer. Namun demikian jika simpanan karbon dalam bentuk biomassa, ini mengalami kerusakan (degradasi, kebakaran dan deforestasi), maka hutan akan menjadi sumber (source) emisi karbon. (Mohan P.M.,1984)

2.3 Mengidentifikasi Ekonomi Sumber Daya Hutan.

Mengidentifikasi ekonomi dari sumber daya hutan sangatlah banyak. Dan beranekaragam. Potensi sumber daya hutan dapat dijumpai dalam kegiatan praktek seperti kegiatan praktek pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan daerah aliran sungai, invetarisasi sumber daya hutan, dan ekologi hutan.

Potensi sumber daya hutan yang terlihat pada kegiatan pengelolaan sumber daya hutan dan pengelolaan daerah aliran sungai seperti pada material batu-batuan, penggunaan lahan menjadi ladang persawahan dan perkebuanan. Disisi lain, sumber daya hutan yang paling bermanfaat dalam kehidupan masyarat adalah jasa air. Jasa air ini sangat bermanfaat dalam hal mengairi ladang persawahan masyarakat.

(11)

sumber daya tersebut. Semakin berkualiatas sumber daya hutan yang terkandung makan makin besar nilai ekonomi sumber daya tersebut.

2.4 Penilaian Ekonomi SDH.

Penilaian ekonomi sumberdaya mencakup identifikasi perubahan-perubahan dalam biaya dan manfaat ekonomi akibat perubahan dampak lingkungan. Nilai dinyatakan dalam satuan moneter sehingga tercipta tolak ukur untuk membandingkan nilai relatif manfaat komponen ekosistem dan kegiatan ekonomi. (Sumitro, 1978)

Berdasarkan landasan konsep ekonomi, bahwa nilai ekonomi mencakup konsepsi kegunaan, kepuasan atau kesenangan yang diperoleh individu atau masyarakat tidak terbatas kepada barang dan jasa yang diperoleh dari jual beli, tetapi semua barang dan jasa yang dapat memberikan manfaat untuk kesejahteraan manusia. Baik barang publik maupun privat akan memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan demikian manfaat fungsi ekologis pada hakekatnya juga nilai ekonomi, karena jika fungsi ekologis terganggu maka akan menimbulkan ketidakmanfaatan atau terjadi kerugian akibat adanya bencana atau kerusakan (Ramdan, dkk, 2003).

Cara penilaian yang lazim menurut pendapat McNelly,1993, Mengelompokkan nilai menjadi tiga kelompok besar meliputi :

(12)

BAB III

METODE PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Ekonomi Sumber Daya Hutan (ESDH) mengenai Potensi Ekonomi, yang dilaksanakan pada hari Minggu, 26 April 2015, Dimulai Pada pukul 09.00 – 11.30 WITA, yang bertempat di desa Labuan Kunguma,Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah.

3.2 Bahan dan Alat

Tabel 1. Alat dan bahan kegiatan praktikum.

No Kegiatan Alat Bahan

2 Pengelolaan DAS Meteran Roll, Stopwatch (HP), Kalkulator, Patok Hagameter, Alat Tulis Menulis, dan Patok

Tally Sheet, dan Tali Rafia

4 Ekologi Hutan Meteran Roll, Parang, Pita Ukur, Alat Tulis Menulis, dan Patok.

Tally Sheet, dan Tali Rafia

3.3 Jenis data dan Pengumpulan data

Tabel 2. Jenis data, Sumber data, dan Pengumpulan data kegiatan praktikum.

(13)

masyarakat.

-Hasil Pengukuran Panjang, Lebar,

(14)

jumlah vegetasi

Mengetahui hasil pengelolaan pertanian dan perkebunan masyarakat dengan mewawancarai warga didesa Labuan Kunguma.

2. Bidang Praktikum PDAS

Rumus Perhitungan Debit Air ( m3/s ) Q = A x V

Rumus Perhitungan Luas Penampang Basah A = P x L x T

Dimana :

(15)

T = Kedalaman/tinggi Sungai ( m ) 3. Bidang Praktikum Inventarisasi

Mengidentifikasi vegetasi dengan cara mengukur keliling, tinggi bebas cabang dan tinggi total pohon, mengambil sample dengan menggunakan metode Line

Plot Sampling. Dan menggunakan rumus V = 1 4π d

2.t . fk

Keterangan :

V = Volume pohon d = Diameter pohon t = Tinggi total pohon fk = Faktor koreksi n = Jumlah pohon 4. Bidang Praktikum Ekologi

Mengidentifikasi vegetasi dengan cara membuat plot 20x20, 10x10, 5x5, dan 2x2 meter dengan mengukur keliling dan tinggi pada pohon, tiang, dan pancang. Mengukur tinggi semai dan jumlah vegetasi. Dan menggunakan rumus Dimana : Untuk tingkat pohon dan tiang, INP = KR+ FR+DR

Untuk pancang dan semai INP = KR + FR Keterangan :

INP = Indeks Nilai Penting KR = Kerapatan Relatif FR = Frekuensi Relatif DR = Dominasi Relatif

(16)

4.1 Hasil

Dari hasil praktikum lapangan mengenai ekonomi sumber daya hutan (ESDH) adalah sebagai berikut:

1) Pengelolaan Sumber daya Alam (PSDA).

Tabel 3. Potensi ekonomi sumber daya hutan dibidang PSDA. N

o

Aktifitas Hasil Ekonomi Potensi ESDH

1 Pengelolaa

- Industri meubel, bahan bangunan, dan pendapatan masyarakat.

- Kebutuhan rumah tangga, kerajinan dan Pendapatan masyarakat.

2) Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (PDAS)

Tabel 4. Potensi ekonomi sumber daya hutan dibidang PDAS

No Aktifitas Hasil Ekonomi Potensi ESDH

1 Pengukuran panjang, lebar, kedalaman sungai.

Air Kebutuhan rumah tangga, dan

irigasi persawahan.

3) Inventarisasi Sumber Daya Hutan (SDH)

(17)

No Jenis Hasil Kayu Volume

(m3) Harga/kubik Potensi ESDH

1 Kayu jati putih 22 Rp. 65.000,- Bahan bangunan, Industri meubel dan Pendapatan masyarakat

2 Kayu palapi 23 Rp. 45.000,- Bahan bangunan,

Industri meubel dan Pendapatan masyarakat

3 Kayu Nantu 25 Rp. 50.000,- Bahan bangunan,

Industri meubel dan Pendapatan masyarakat Tabel 6. Potensi ekonomi sumber daya hutan hasil non kayu dibidang

Inventarisasi SDH.

No Jenis Hasil

non kayu Harga Potensi ESDH

1 Bambu Dapat mencapai puluhan ribu atau lebih per ikatnya

Bahan bangunan, kerajinan, kebutuhhan rumah tangga, dan pendapatan masyarakat 2 Rotan Dapat mencapai puluhan

ribu atau lebih per ikatnya

Kerajinan, industri meubel, dan pendapatan masyarakat 3 Damar Dapat mencapai puluhan

ribu atau lebih per kilonya

Bahan bakar, dan

pendapatan masyarakat. 4 Kapuk Dapat mencapai puluhan

ribu atau lebih per kilonya

Bahan Tekstil, kebutuhan rumah tangga, dan pendapatan

4) Ekologi Hutan

Tabel 7. Potensi ekonomi sumber daya hutan dibidang Ekologi Hutan. No Aktifitas Hasil Ekonomi Potensi ESDH 1 Pengukuran

vegetasi dalam plot

- Kayu - Rotan

- Industri Meubel, bahan bangunan, dan pendapatan masyarakat

- Kerajinan, dan pendapatan

Tabel 8. Uraian potensi ekonomi SDH selama kegiatan praktikum. N

(18)

1 Pengelolaan kakao sebagai pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari dan pendapatan.

- Memanfaatkan lahan terbuka sebagai areal persawahan, perkebunan serta sarana dan infrastruktur.

- Memanfaakan hasil kayu dalam industri meubel, pembangunan, juga pendapatan

- Memanfaakan hasil rotan dan bambu untuk kerajinan dan pendapatan

- Memanfaatkan Kapuk sebagai Bahan pembuatan bantal, dan sebagai bahan bangunan, dan dapat menghasilkan pendapat.

- Memanfaatkan jasa air untuk keperluan kehidupan sehari-hari, pembuatan irigasi untuk mengalirkan air ke persawahan, dan sumber kehidupan bagi mahluk hidup lainnya. dan menambah penghasilan masyarakat.

(19)

4 Ekologi

- Memanfaatkan kayu yang bernilai ekonomi untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.

- Memanfaatkan hasil non kayu untuk berbagai kebutuhan pokok, kerajinan, dan menambah penghasilan.

- Memanfaatkan hasil fotosintesis vegetasi berupa oksigen yang sangat dibutuhkan mahluk hidup terutama manusia.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengolaan Sumber daya Alam

Berdasarkan hasil pengamatan praktikum Pengelolaan Sumber Daya Alam, Masyarakat desa Kunguma sebagian besar bermata pencaharian petani dan berkebun. Wawancara dilakukan dengan lima orang responden di dusun Lanta desa Kunguma Kecamatan Tanan Tovea Kabupaten Donggala. Adapun responden yang ditentukan yaitu petani kakao, petani cabai, petani jagung, petani kelapa, dan petani kapuk.

(20)

4.2.2 Pengelolaan Daerah Aliran Sungai

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Pengelolaan DAS, potensi ekonomi yang ada pada daerah aliran sungai didesa Labuan Kunguma yaitu berupa batuan dan pasir. Masyarakat yang berada pada daerah aliran sungai ini mengambil batuan dan pasir untuk bahan bangunan dan dijual dipasaran agar meningkatkan penghasilan mereka.

Berdasarkan pengamatan ini, Potensi yang paling bermanfaat bagi kehidupan Masyarakat adalah jasa air. Masyarakat yang ada disekitaran daerah aliran sungai ini juga memanfaatkan jasa air dengan membuat irigasi untuk mengalirkan air ke sawah-sawah mereka. Tidak hanya itu, jasa air sangat dibutuhkan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari mereka seperti keperluan mandi, mencuci, menyiram tanaman dan air minum.

4.2.3 Inventarisasi Sumber Daya Hutan.

Berdasarkan hasil pengukuran pada praktikum Inventarisasi Hutan diamter rata-rata pohon yang berada di kawasan ini memiliki diameter yang cukup besar akan tetapi tinggi bebas cabang tiap pohon rendah yang dapat mempengaruhi kualitas ekonomi kayu.

(21)

mengelola hasil hutan non kayu seperti kapuk, rotan, bambu dan damar. Hasil yang mereka peroleh sebagian dijual dipasaran untuk menambah pendapatan mereka.

Berdasarkan Pengamatan, Hutan yang berada didesa Labuan Kunguma ini termasuk hutan produksi yang dapat bemanfaat untuk saran pendidikan khususnya dibidang kehutanan, kawasan ini dapat dijadikan untuk tempat pembelajaran, studi lapangan, dan penelitian sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

4.2.4 Ekologi Hutan.

Berdasarkan hasi Praktikum Ekologi Hutan, Pemanfaatan Hasil kayu dan non kayu di areal hutan produksi masih agak tinggi terutama dalam pengelolaan hasil kayu. Kayu yang bernilai ekonomis dijual dipasaran dan kayu yang kurang ekonomis dijadikan sebagai bahan bakar, pembuatan kandang, dan pembuatan rumah. Hasil non kayu berupa bambu dan rotan dijadikan sebagai kerajinan atau kebutuhan rumah tangga. Hasil kerajinan mereka kadang dipakai untuk pribadi dan juga dijual dipasar.

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Ekologi Hutan, Kawasan hutan yang ada didesa ini berpotensi pada pengelolahan lahannya karena masyarakat didesa ini lebih besar bermata pencaharian pertanian dan perkebunan sehingga dapat menjadi media untuk bercocok tanam. Ini akan membantu masyarakat yang ada didesa ini untuk meningkatkan pendapatan.

(22)

hutan masih jarang-jarang. Hutan dapat menghasilkan oksigen karena adanya proses fotosintesis oleh tumbuhan yang memproduksi oksigen. Oksigen ini sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup terutama pada manusia.

4.2.5 Pengembangan Ekonomi Sumber Daya Hutan

Dalam pengembangan potensi sumber daya hutan yang dimiliki hutan produksi desa Labuan Kunguma beranekaragam berdasarkadan kegiatan dilkukan. Jika pengelolaan sumber daya hutan dikelola dengan baik dan optimal akan membawa dampak yang sangat baik khususnya untuk pembangunan desa dan meningkatnya pendapatan masyarakat desa.

Daya tarik sumber daya hutan di kawasan hutan produksi ini yaitu dari sumber daya batuannya yang dibuat menjadi batu akik.

Berdasarkan sumber daya hutan yang dikelola misalnya pemanfaatan lahan, pengelolaan bahan material batuan di areal sungai, dan pengelolaan hasil hutan kayu maupun non kayu. Masyarakat didesa Labuan Kunguma sebagian besar bermata pencaharian sebagai bertani, perkebunan, tukang batu, dan berhutan. Berdasarkan wawancara, masyarakat yang bermata pencaharian bertani dan berkebun dapat menghasilkan kebutuhan pokok seperti jagung, cabai, dan kelapa. Adapun masyarakat bermata pencaharian tukang batu menghasilkan kebutuhan bahan bangunan dan aksesoris seperti batu, pasir, dan batu akik, masyarakat yang bermata pencaharian berhutan menghasilkan kebutuhan bahan bangunan dan bahan kerajinan seperti kayu, bambu, rotan, kapuk, dan kemiri.

(23)

berlubang-lubang. Kendala selanjutnya adalah pengetahuan, masyarakat didesa ini masih belum dapat memahami pentingnya hutan yang ada disekitarnya sehingga cara pengelolaan sumber daya hutan pada masyarakat belum optimal.

Berdasarkan hasil pembahasan, potensi sumber daya hutan yang perlu di kembangkan dan di kelola dengan baik berdasarkan bidang pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan daerah aliran sungai, inventarisasi sumber daya hutan, dan ekologi hutan sebagai berikut :

1. Pengelolaan Sumber daya alam.

Potensi yang perlu dikembangakan dan dikelola secara optimal adalah penggunaan lahan. Masyarakat didesa ini menggunakan lahan yang terbuka untuk ladang persawahan dan perkebunan. Penggunan lahan ini dapat membuka lapangan pekerjaan masyarakat dengan bermata pencaharian bertani dan berkebun, Menambah bahan kebutuhan pokok masyarakat, dan Meningkatkan pendapatan masyarakat.

2. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

(24)

3. Inventarisasi Sumber Daya Hutan.

Potensi yang perlu di kelola dan di kembangkan secara optimal adalah hasil hutan non kayu berupa bambu, rotan, dan kapuk. Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian penghasil kapuk dan pembuat kerajinan tangan. Dengan demikian hasil yang mereka kelola akan menjadi hasil pendapatan masyarakat. 4. Ekologi Hutan.

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari praktikum dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Jenis-jenis sumber daya hutan yang berpotensi ekonomi di hutan produksi desa Labuan Kunguma ini adalah pengelolaan lahan, hasil kayu, material batu-batuan, pasir, hasil non kayu berupa kapuk, kepala, kakao, bambu, rotan, dan jasa lingkungan berupa oksigen, air , dan keanekaragaman flora dan fauna.

2. Daya tarik sumber daya hutan yang berpotensi ekonomi dihutan produksi desa Labuan Kunguma adalah batu akik.

3. Mata pencaharian masyarakat berdasarkan sumber daya hutan yang dimiliki oleh hutan produksi desa Labuan Kunguma adalah sebagian besar berprofesi sebagai petani, berkebun, tukang batu dan berhutan.

4. Kendala yang dihadapi masyarakat dalam pengelolahan sumber daya hutan adalah jeleknya sarana transportasi yang sebagian jalan belum diaspal dan berlubang-lubang. Serta kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga hutan.

(26)

5.2 Saran

Untuk Asisten dosen, Sebaiknya para praktikan diberi penuntun agar para praktikan dapat lebih maksimal dalam melakukan praktek di lapangan.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Davis, S. Lawrence, dan K.N. Johnson, 1987. Forest Management. Third Edition. Mc. Graw-Hill Book Company. New York, St. Louis, San Fransisco, Toronto, London dan Sydney.

Gregory, G. R, 1978. Forest Resources Economics. The Ronald Press Company: New York

Kuncoro, I. 1997. Ekonomi Sumberdaya Hutan. Laboratorium, Ekonomi, Politik dan Sosial Kehutanan Fakultas Kehutanan UNMUL, Samarinda.

McNelly, 1993. Ekonomi dan Keanekaragaman Hayati, Mengembangkan dan Memanfatkan Perangsang Ekonomi Untuk Melestarikan Sumberdaya

hayati. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Mohan P.M.,1984. Forestry For Economic Development. Medhawi Publishers. India

Ramdan, H. Yusran, Darusman, D. 2003. Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Otonomi Daerah; Perspektif Kebijakan dan Valuasi Ekonomi. Algaprint: Jatinangor

Syamsu Alam,Supratman, Muhammad Alif KS. Buku Ajar Ekonomi Sumber Daya Hutan. Fakultas kehutanan, Universitas Hasanuddin. Makassar.

Wirakusumah.2003. Ekonomi Sumber Daya Hutan. Bogor: Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutana, IPB.

Gambar

Tabel 2. Jenis data, Sumber data, dan Pengumpulan data kegiatan praktikum.
Tabel 3. Potensi ekonomi sumber daya hutan dibidang PSDA.
Tabel 7. Potensi ekonomi sumber daya hutan dibidang Ekologi Hutan.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan metode perlu dukungan Fasilitas. Fasilitas yang dipilih harus sesuaidengan karakteristik metode mengajar yang akan dipergunakan. Ada metode mengajar tertentu

Tujuan penelitian ini adalah (1) menga- nalisis besarnya biaya yang digunakan untuk konsumsi balita setiap harinya pada keluarga nelayan miskin, (2) menganalisis kebiasaan

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yukan Niko Agrianfanny tahun 2018, dengan judul penelitian hubungan pengetahuan dan perilaku petugas kebersihan

PERTAMA : Menetapkan Daftar Nomor dan Nama Pendaftar yang dinyatakan DITERIMA sebagai Calon Peserta Didik Baru MAN YOGYAKARTA III dan santri asrama Mutasyirul

Dimasukkan dalam tabung reaksi 1, 2, dan 3 dengan 7olume %ang sama (8 1 dengan 7olume %ang sama (8 1 m) m) arutan Sukrosa arutan Sukrosa  '  'ab 3 ab 3  '  'ab 2 ab 2

Untuk nilai defleksi dan IAE pada roda kendaraan untuk gangguan random, suspensi pasif lebih minimal dibandingkan dengan suspensi aktif dengan dan suspensi aktif

Informasi mengenai persediaan yang ada pada suatu saat tertentu, tidak dapat diperoleh dari rekening persediaan, demikian pula harga pokok barang yang dijual tidak dapat