• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KARAKTERISTIK KEANGGOTAAN DAN PE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH KARAKTERISTIK KEANGGOTAAN DAN PE"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KARAKTERISTIK KEANGGOTAAN DAN

PEMIMPIN DALAM KELOMPOK

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Kelompok

( BC 591 A )

DISUSUN OLEH :

Fajar galuh sujiatmoko / 702011129

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)

Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas segala

rahmat dan karuniaNya yang telah di limpahkan sejak mencari ide, menyusun hingga

menyelesaikan makalah yang berjudul “Karakteristik Kelompok dan Pemimpin dalam Kelompok”.

Penyusunan makalah ini diajukan guna memenuhi tugas pada program studi Bimbingan

Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Makalah ini

tidak akan terwujud tanpa pengarahan, bimbingan dan kerja sama semua pihak yang telah turut

membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.Oleh sebab itu untuk

memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

diharapkan.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa, dan khususnya

untuk para mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling FKIP UKSW.

Salatiga, 28 Mei 2014

Penulis

(3)

HALAMAN JUDUL ……….……… (i) KATA PENGANTAR ……… (ii) DAFTAR ISI ……….………. (iii) BAB I PENDAHULUAN. ………...

1.1 Latar Belakang Masalah ……….…….... 1.2 Rumusan Masalah ……….……..…. 1.3 Tujuan Penulisan ………... BAB II ANGGOTA DAN PEMIMPIN KELOMPOK ……….... 2.1 Karakteristik Keanggotaan ………..…….

2.1.1 Dimensi interpersonal ...………... 2.1.2 Peranan Kelompok ...

2.2 Pemimpin Kelompok ………..…..………

2.2.1 Tipe-tipe pemimpin kelompok………..……. 2.2.2 Peranan pemimpin kelompok…..……….….….. 2.2.3 Kualifikasi pemimpin kelompok.……… BAB III PENUTUP ………..…….……… 3.1 Kesimpulan ………..….…….……

DAFTAR PUSTAKA

(iii)

(4)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jika ditinjau dari pengertiannya, kelompok merupakan sekumpulan individu yang mempunyai hubungan tertentu yang membuat mereka saling tergantung satu sama lain dengan ukuran - ukuran yang bermakna. Sehingga kelompok memiliki fungsi untuk melangsungkan hidupnya, karena dengan kelompok maka manusia dapat memenuhi kebutuhan, mengembangkan diri, mengembangkan potensi serta aktualisasi diri. Secara umum kelompok sering diartikan sebagai kumpulan beberapa orang yang memiliki norma dan tujuan tertentu, memiliki ikatan batin antara satu dengan yang lain, dalam aktualisasi nyata kelompok memiliki beberapa unsur penting, salah satunya yaitu unsur pemimpin.

Kepemimpinan terjadi apabila seorang anggota dalam kelompok mempengaruhi anggota-anggota lainnya untuk membantu kelompok mencapai tujuannya. Karena semua anggota kelompok saling mempengaruhi satu dengan lainnya dalam waktu yang berbeda-beda, setiap anggota mempunyai kesempatan untuk menjadi pemimpin. Seorang pemimpin yang ditunjuk atau diangkat memiliki tanggung jawab tertentu

Sebagai mahasiswa / mahasiswi secara langsung maupun tidak langsung merupakan anggota kelompok yang tentunya harus mengetahui dan mempelajari lebih dalam tentang hakikat keanggotaan kelompok serta syarat dan peranan yang harus dimainkan anggota kelompok tersebut, dan ada kemungkinan juga kita sebagai mahaiswa / mahasiswi akan menjadi seorang pemimpin dalam suatu kelompok tertentu.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa peran anggota kelompok terhadap kelompoknya? b. Apa saja karakteristik anggota kelompok?

c. Seberapa penting peranan anggota kelompok? d. Bagaimana tipe-tipe pemimpin kelompok? e. Apa sajakah peranan dari pemimpin kelompok?

f. Bagaimana kualifikasi pemimpin kelompok yang efektif?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Mengetahui peran anggota dan ketuakelompok b. Mengetahui karakteristik anggota kelompok

(5)

e. Mengetahui peranan pemimpin kelompok.

f. Mengtetahui kualifikasi pemimpin kelompok yang efektif.

(6)

KARAKTERISTIK KEANGGOTAAN DAN PEMIMPIN KELOMPOK

2.1 Karakteristik Keanggotaan 2.1.1 Dimensi interpersonal

Dimensi interpersonal yaitu merupakan suatu karakteristik yang sangat berpengaruh terhadap keefektifan suatu kelompok dalam menjalankan perannya masing - masing, didalamnya mencakup :

A. Perbedaan Individual

B. Kebutuhan dan Proses Interpersonal

Kebutuhan Interpersonal yaitu kebutuhan yang ingin didapat dari setiap individu dalam kelompok tersebut. Dalam kebutuhan interpersonal terdapat 3 macam kebutuhan yang bisa dicapai setiap individu, antara lain :

1. Inclusion :

Setiap individu ingin masuk dan menjadi bagian dari kelompok. 2. Control :

Setiap individu ingin mengendalikan orang lain dalam suatu tatanan hierarkis. 3. Affection :

Setiap individu ingin memperoleh keakraban emosional dari setiap anggota kelompok yang lain.

Proses Interpersonal yaitu proses yang dibutuhkan dari setiap individu untuk dapat melakukan proses interaksi dengan baik terhadap anggota kelompok yang lain. 3 proses tersebut diantaranya :

(7)

b. Percaya : setiap individu harus saling percaya terhadap kinerja anggota

Peranan yang dimainkan oleh tugas kelompok dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara suasana emosional yang baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja. Peranan kelompok di bagi menjadi 3 :

1. Peranan Tugas Kelompok :

Tugas kelompok adalah memecahkan masalah atau melahirkan gagasan -gagasan baru. Peranan tugas berhubungan dengan upaya memudahkan dan mengkoordinasi kegiatan yang menunjang tercapainya tujuan kelompok. Setiap anggota boleh saja menjalankan lebih dari satu peranan dalam komunikasi kelompok. Contoh - contoh peranan dalam kelompok yaitu :

a. Initiator - contributor

Menyarankan atau mengusulkan kepada kelompok gagasan - gagasan baru atau cara baru yang berkenaan dengan masalah atau tujuan kelompok. Usul dapat berupa saran tentang tujuan kelompok yang baru atau definisi masalah yang baru, pemecahan masalah, atu prosedur baru dalam menjalankan suatu kelompok dalam menyelesaikan tugasnya.

b. Information seeker (pencari informasi)

Meminta penjelasan saran yang diajukan ditinjau dari kecermatannya, otoritasnya dan fakta yang berkenaan dengan masalah yang dibicarakan.

c. Opinion Seeker

Bukan hanya menanyakan fakta suatu kasus, tetapi juga memberi penjelasan mengenai nilai yang relevan dengan usaha kelompok, tetapi juga penjelasan mengenai nilai yang relevan dengan usaha kelompok atau nilai - nilai yang mendasari saran yang diajukan atau saran alternatif.

d. Information giver (pemberi informasi)

(8)

e. Opinion giver (pemberi pendapat)

Menyatakan pendapatnya yang relevan dengan saran yang diajukan atau saran alternatif kepada kelompok.

f. Elaborator (penjabar)

Menjabarkan saran - saran dengan contoh - contoh atau dengan makna yang lebih luas, memberikan dasar rasional dari saran yang sudah dibuat dan berusaha menyimpulkan saran itu jika diambil oleh kelompok.

g. Summarizer (penyimpul)

Mengumpulkan gagasan, saran dan komentar anggota kelompok dan keputusan kelompok untuk menentukan di mana posisi kelompok. Dalam hal ini maka kelompok sedang dalam proses berpikir atau bahkan mungkin tidak.

h. Disagreer (pembantah)

Memberikan pandangan yang berbeda, mengajukan bantahan, menunjukkan kesalahan fakta. Ia mungkin membantah pendapat, nilai, sentiment, keputusan atau prosedur.

2. Peranan Individu

Merupakan usaha kelompok untuk memuaskan kebutuhan yang tidak relevan dengan tugas kelompok yang “berpusat pada individu” antara lain :

a. Aggressor

Merendahkan status yang lain, menyerang kelompok, iri hati pada kontribusi yang lain.

b. Blocker (penghambat)

Bersikap negatif, kepala batu, selalu menolak, membantah, menentang tanpa alasan kuat, berusaha mempertahankan atau membuka kembali permasalahan yang sudah ditolak kelompok.

c. Recognition Seeker (pencari muka)

Berusaha menarik perhatian, sering membual, memuji diri. d. Self Confessor (pengungkap diri)

Menggunakan kesempatan untuk mengungkapkan perasaan, wawasan, ideologi yang bersifat pribadi dan tidak behubungan dengan kelompok.

e. Playboy

Tidak acuh terhadap proses kelompok, bersikap sinisme, bermain - main, acuh tak acuh, dll.

(9)

Menegaskan otoritas dan superioritas, mengendalikan kelompok atau anggota -anggota tertentu.

g. Help Seeker

Menarik simpati anggota kelompok lain dengan menyalahkan lingkungan, mengungkapkan rasa tidak aman, kebingungan atau ketidaktahuan.

h. Special Interest Pleader (sponsor kepentingan khusus)

Berbicara atas nama “orang kecil”, menyembunyikan prasangka dengan stereotip yang sesuai kebutuhan individual.

2.2 Pemimpin Kelompok

2.2.1 Tipe – tipe Kepemimpinan

Ada berbagai macam tipe kepemimipinan dalam kelompok, dan masing-masing tipe mempunyai pengaruh yang berbeda pada para anggotanya. Kurt Lewin (dalam Hansen, Warner, dan Smith, 1976) mengemukakan tiga macam tipe kepemimpinan, yaitu : otoriter, demokratis, dan bebas atatu laissez-faier. Tipe-tipe kepemimpinan ini dikenal dengan tipe-tipe klasik.

1. Kepemimpinan Otoriter (Leader-Centered)

Tipe ini menganggap bahwa para anggota kelompoknya tidak mampu melakukan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan kelompok atau mengadakan perubahan-perubahan. Ia berpendapat bahwa anggota kelompok akan mengalami kesulitan karena tidak mampu mengarahkan diri oleh sebab itu memerlukan bantuan seorang ahli.

Ciri – ciri pemimpin otoriter :

a. Pemimpin mengarahkan proses kelompok dan perilaku anggota kelompok

b. Membantu integrasi kelompok dengan memberikan penjelasan-penjelasan

c. Berpendapat satu-satunya orang didalam kelompok yang memahami masalah yang sedang dibicarakan.

(10)

berguna bagi konselor karena akan melindungi konselor untuk membuka diri pada kelompok.

2. Kepemimpinan Demokratis

Tipe kepemimpinan yang berorientasi pada kelompok (group-centered). Pemimpin yang demokratis menolak tanggung jawab tunggal untuk mengarahkan kelompok untuk mengambil keputusan terakhir. Ia memberi kepercayaan kepada para anggotanya, dan menciptakan situasi yang menunjang sehingga anggota dapat mencapai pengertian terhadap diri sendiri dan dapat mengembangkan potensinya. Ini tidak berarti bahwa pemimpin membiarkan kelompok berbuat semaunya. Tetapi pemimpin bekerjasama dengan kelompok dan merumuskan tujuan-tujuan kelompok dan cara-cara kerja kelompok. Pemimpin demokratis membangi tanggung jawab bersama dengan para anggota kelompok, ia tidak memandang dirinya sebagai seorang yang dapat membantu proses perkembangan anggotanya.

Ciri-ciri pemimpin demokratis :

a. Merumuskan kebijakan-kebijakan melalui diskusi dan keputusan kelompok.

b. Memberi dorongan dan membantu anggota kelompok untuk berinteraksi.

c. Mempertimbangkan perasaan-perasaan dan kebutuhan-kebutuhan anggota lain

3. Kepemimpinan Laissez-Faier

(11)

menggunakan tipe ini. Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Mahler (1969) cara seperti itu tidak membawa hasil karena anggota kelompok tidak belajar apa-apa dari tipe kepemimpinan itu.

Penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli seperti Lewin, Lippit, dan White (dalam Johnson dan Johnson, 1987), menunjukan bahwa tipe-tipe kepemimpinan tersebut mempunyai pengaruh terhadap bagaimana kelompok itu berfungsi. Percobaan terhadap satu kelompok anak-anak berusia 10 dan 11 tahun yang dipimpin oleh 3 orang pemimpin yang menggunakan 3 tipe kepemimpinan dan berlangsung dalam waktu tertentu menunjukan hasil yang berbeda.

a. Pemimpin Otoriter, mereka lebih bergantung pada pemimpin dan lebih egosentris dalam hubungan dengan teman sebaya mereka.

b. Pemimpin Demokratis, anggota kelompok yang sama menunjukan perilaku yang lebih berinisiatif, lebih bersahabat, dan bertanggung jawab, serta tetap melanjutkan bekerja meskipun kelompok keluar ruangan. Minat terhadap pekerjaan mereka dan kualitas hasil pekerjaan mereka lebih tinggi.

c. Pemimpin Laissez-faire, kelompok lebih agresif sama seperti kelopok otoriter. Hanya sebagian kecil yang menyukai tipe kepemimpinan Laissez-faire .

Kebencian muncul 30 kali lipat lebih banyak dalam kelompok otoriter daripada kelompok demokratis. Hampir semua anggota kelompok menyukai tipe kepemimpinan demokratis.

2.2.2 Peranan Pemimpin Kelompok

Secara umum Johnson dan Johnson (1987) mengkategorikan peranan pemimpin kelompok dalam dua fungsi, yaitu peranan yang berkalitan dengan tugas-tugas kelompok (task functions) dan peranan yang berkaitan dengan pemeliharaan suasana kelompok (maintenance functions). Masing-masing fungsi tersebut mencakup perilaku-perilaku tertentu.

1. Task Functions

(12)

dan Johnson (1987) mengemukakan bahwa pemimpin kelompok harus dapat

c. Pemberi Arah dan Pembagi Peranan

Membuat rencana-rencana mengenai cara-cara memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas kelompok yang harus dilakukan.

d. Peringkas

Menggabungkan ide-ide yang berhubungan dan menyimpulkan serta meringkas pokok-pokok materi yang didiskusikan.

e. Menjadi Koordinator

Menunjukan hubungan antara berbagai ide yang masuk dan menyimpulkan serta menciptakan kegiatan-kegiatan yang harmonis dari berbagai

Mendorong tercapainya kualitas kerja kelompok yang tinggi.

h. Penguji Kenyataan

Menilai beberapa alternative pemecahan masalah, dan menterapkannya pada situasi nyata untuk melihat apakah hal itu dapat dilaksanakan.

Peranan-peranan tersebut memusatkan pada aspek-aspek pemecahan masalah secra cermat untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok.

2. Maintenance Functions

(13)

melaksanakan fungsi tersebut pemimpin kelompok harus dapat menjalankan peran-peran sebagai berikut :

a. Pendorong Partisipasi

Mendorong setiap anggota untuk berpartisipasi, menghargai sumbangan-sumbangan pendapat, menunjukan sikap menerima, terbuka terhadap ide-ide anggota lain, ramah, dan responsive terhadap anggota kelompok.

b. Penyelarasan dan Pendamai

Mendorong anggota kelompok untuk menganalisis secara konstruktif terhadap perbedaan-perbedaan pendapat mereka, mencari mufakat terhadap hal-hal yang tidak disetujui.

c. Pengendor Tekanan

Menghilangkan tekanan-tekanan dan membuat suasana segar dalam kelompok dengan membuat lelucon, memberikan waktu istirahat dll.

d. Penolong Komunikasi

Menunjukan ketrampilan-ketrampilan komunikasi yang baik, dan merasa yakin bahwa setiap anggota memahami apa yang dikatakan anggota lain. e. Penilai Suasana

Menanyakan perasaan-perasaan anggota menegenai cara kerja kelompok dan hubungannya dengan anggota lain dan mengungkapkan perasaannya sendiri.

f. Pengamat Proses

Menilai efektifitas kerja kelompok. g. Perumus Kriteria

Mengemukakan kriteria dan tujuan-tujuan kelompok untuk membuat anggota kelompok sadar terhadap tujuan kegiatan dan kemajuan yang ingin dicapai. mendorong anggota untuk mengambil resiko dan mengemukakan pendapat.

(14)

Mengadakan diskusi terbuka untuk membicarakan pertentangan-pertentangan antar anggota kelompok dan memecahkannya serta meningkatkan kebersamaan.

2.2.3 Kualifikasi Pemimpin Kelompok yang Efektif

Untuk dapat menjadi pemimpin kelompok yang efektif diperlukan syarat-syarat tertentu yang mencangkup syarat-syarat kepribadian dan ketrampilan-ketrampilan tertentu.

1. Ciri- ciri Kepribadian Pemimpin Kelompok yang efektif a. Keberanian

Keberanian merupakan ciri-ciri pribadi yang terpenting dalam pemimpin kelompok yang efektif. Pemimpin menunjukan keberanian dalam kesediaanya untuk mengorbankan waktu, mengakui kesalahan dan kekurangan, secara terus menerus melakukan penilaian terhadap diri sendiri, terus terang dan jujur terhadap anggota kelompok dan menyatakan kekhawatiran dan harapan-harapannya mengenai proses kelompok. Pemimpin tidak boleh memanfaatkan perannya untuk melindungi dirinya sendiri, harus bertindak jujur dan terus terang.

b. Dapat dijadikan contoh

Menjadi contoh merupakan salahsatu perilaku terbaik. Perilaku pemimpin kelompok mempengaruhi anggota. Melalui perilaku dan sikap-sikapnya pemimpin dapat menciptakan norma-norma kelompok, misalnya keterbukaan, kesungguhan dalam mencapai tujuan, mau menerima orang lain dan mau menanggung resiko.

c. Kehadiran

(15)

perjuangan dan kegembiraan anggota. Dengan keterlibatan emosional secara penuh dengan kelompok pemimpin akan lebih mampu mengasihi dan bersikap empati terhadap para anggotanya.

d. Menghagai dan Memperdulikan

Pemimpin kelompok tidak dibenarkan untuk memanfaatkan kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi atau mengekploitasi anggota untuk menaikan harga dirinya. Perilaku mempedulikan meliputi menghargai, mempercayai, dan membuat orang lain berarti.

e. Keterbukaan

Agar efektif, pemimpin kelompok harus terbuka terhadap diri sendiri, terbuka pada anggota lain. Keterbukaan dari pemimpin akan mendorong semangat keterbukaan dalam kelompok yang membuat para anggota lebih terbuka dalam menyatakan perasaan-perasaandan pandangan-pandangannya, dan hal ini akan membuat proses kelompok menjadi lebih lancar.

f. Tidak Mempertahankan Diri dalam mengahadapi serangan

Pemimpin kelompok harus mengahadapi kritik dengan hati terbuka. Pemimpin kelompok yang mudah panik, yang merasa tidak aman, yang terlalu peka terhadap balikan yang negative, dan terlalu tergantung terhadap balikan yang negative, dan yang terlalu tergantung pada persetujuan kelompok akan menghadapi kesukaran dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya.

g. Kesadaran Diri

Seorang pemimpin kelompok yang mempunyai pengertian terbatas tentang dirinya, tidak mungkin dapat menumbuhkan kesadaran diri pada klien-kliennya. Oleh karena itu pemimpin kelompok harus berusaha meningkatkan kesadaran dirinya termasuk kebutuhan-kebutuhannya dan dorongan-dorongannya, dan menggunakan interaksinya dengan kelompok. i. Rasa Humor

Kelompok membutuhkan lelucon untuk membuat suasana segar dan untuk mengurangi ketegangan. Pemimpin yang dapat menikmati humor dan menggunakan secara efektif dalam proses kelompok berarti telah membuat bantuan yang tak ternilai pada kelompok.

(16)

a. Kemampuan mendengar secara aktif

Kemampuan mendengar secara aktif mencangkup ketrampilan untuk dapat mengartikan pesan-pesan verbal maupun non-verbal yang disampaikan oleh anggota kelompok.

b. Kemampuan untuk merefleksi

Kemampuan untuk mengungkapkan kembali inti dari apa yang dikemukakan oleh orang lain sehingga yang bersangkutan dapat melihat kembali apa yang dikatakannya.

Pemimpin kelompok dapat membantu proses kelompok dengan cara : Membantu para anggota untuk secara terbuka menyatakan kekhawatiran dan harapan-harapan mereka.

Secara aktif berusaha menciptakan suasana aman dan penuh penerimaan sehingga orang akan menaruh kepercayaan satu dengan lainnya dengan demikian menyangkut keproduktivitasan kelompok. Memberikan dorongan dan bantuan bila anggota mengungkapkan masalah yang sifatnya pribadi.

Berusaha mengurangi ketergantungan kelompok dengan pemimpin. Mendorong anggota untuk mengungkapkan pertentangan dan perbedaan secara terbuka.

Tujuan fasilitator adalah membantu kelompok mencapai tujuan-tujuannya, dan terpenting adalah untuk membuka komunikasi yang jelas antara anggota-anggota kelompok serta membantu mereka meningkatkan tanggung jawab sesuai dengan tujuan kelompok.

e. Kemampuan bertanya

(17)

perilaku atau pertanyaan yang bersifat interograsi karena pertanyaan seperti itu akan membuat orang merasa diadili.

f. Kemampuan menarik hubungan

Pemimpin yang memiliki kemampuan menarik hubungan, memiliki tujuan untuk meningkatkan interaksi anggota dan meningkatkan kohesifitas kelompok.

g. Kemampuan memberi dukungan

Kemampuan member dukungan diperlukan bila anggota kelompok menghadapi suatu krisis, merasaterancam, berusahan melakukan perubahan perilaku secara konstruktif tetapi masih merasa tak menentu. Dukungan diberikan pada waktu yang tepat dan porsi yang pas.

h. Kemampuan untuk menghalangi

Pemimpin mempunya tanggung jawab untuk menghalangi aktifitas-aktifitas tertemtu dari anggota kelompok, misalnya terus menerus menggosip, ikut campur urusan pribadi anggota lain dan merusak kepercayaan. Ketrampilan ini memerlukan ketrampilan dan bertindak langsung.

3.1 KESIMPULAN

(18)

DAFTAR PUSTAKA

http://prima-k-u-fisip08.web.unair.ac.id/artikel_detail-35150-Umum-Komunikasi %20Kelompok.html, (diunduh pada 22 mei 2014, 19.00)

Romlah Tatiek .1989. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok.Jakarta : P2LPTK.

(19)

Referensi

Dokumen terkait

2.5.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Neonatus 0-28 hari (KN Lengkap) Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali dengan

• SDS init dikarang untuk membantu pembeli, pemproses atau mana-mana pihak ketiga yang mengendalikan kimia yang disebutkan di dalam SDS; malahannya, ia tidak

Uji ANOVA dari masing-masing kelompok uji baik aktivitas dan kapasitas fagositosis dari variasi konsentrasi logaritma yang diberikan 0,1 – 1000 µg maupun terhadap kontrol (-)

Prosedur dalam penelitian ini yaitu perencanaan tindakan (Planning), penerapan tindakan (Action), dan mengevaluasi hasil tindakan (Evaluation). Dari populasi yang ada

Hal diatas sejalan dengan yang diungkapkan oleh Pramudia (2006) dalam jurnal yang menyatakan bahwa, tujuan dari kegiatan orientasi peserta didik baru antara lain agar

Ada enam contoh sikap yang yang mencerminkan sikap saling menghargai dalam menghargai perbedaan antara dirinya dan orang lain ditemukan dalam novel Surga yang Tak Dirindukan

Penelitian ini membahas tentang analisis performa pendinginan celup (immersion cooling) terhadap data center dengan variasi cairan pendingin.. Tujuan dari penelitian

Buat relasi rekursi dengan kondisi awal yang sesuai, untuk jumlah operasi dasar..