PROGRAM JAMINAN SOSIAL
DALAM MENGURANGI BEBAN MASYARAKAT MISKIN
(Studi Tentang Program Jaminan Sosial Bidang Kesehatan Di Kecamatan Padang Kabupaten Lumajang)
Desi Ika Isnaeni
Universitas Brawijaya Malang Email : [email protected]
ABSTRACT : Sebagai salah satu upaya pemerintah dalam menekan kemiskinan, program kesejahteraan sosial dibuat untuk membantu meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat khususnya bidang kesehatan. Salah satu programnya yaitu jaminan sosial. Pelaksanaan jaminan sosial telah diatur dan ditetapkan dalam undang-undang dan surat keputusan presiden yang dibuat pemerintah. Kedepannya jaminan sosial akan menjadi suatu program yang efektif untuk mensejahterakan masyarakat miskin. salah satu jaminan sosial dibidang kesehatan yakni Jampersal, Jamkesmas, Jamkeda, dan Serbu. Jaminan sosial tersebut dibuat oleh pemerintah yang menekankan pentingnya bantuan yang bersifat mengurangi beban masyarakat miskin dalam hal pelayanan kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran jaminan sosial dikecamatan padang serta respon masyarakat terhadap jaminan sosial tersebut terkait masalah program yang diberikan. Dari respon tersebut akan menghasilkan suatu cara pandang apakah program tersebut berjalan dengan baik atau tidak. Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yaitu peneliti menggunakan berbagai macam sumber data yang relevan dan dapat digunakan untuk menjelaskan peran program jaminan sosial di Kecamatan Padang. Informan dipilih dengan menggunakan metode purposive, yaitu dipilih berdasarkan pertimbangan yang disengaja yang telah ditentukan sebelumnya.
Hasil penelitian dapat diperoleh bahwa pelaksanaan jaminan sosial di Kecamatan Padang telah dilaksanakan dengan baik sesuai peraturan yang ada dengan menyesuaikan kondisi masyarakat sekitar. Tanggapan serta respon masyarakat mayoritas positif, meskipun ada beberapa informan yang masih belum memahami tentang program jaminan sosial dibidang kesehatan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya koordinasi dari pihak pemerintah daerah dan pemerintah pusat, serta kurangnya sosialisasi bagi masyarakat miskin.
Sebagai kesimpulan didapat bahwa Jampersal, Jamkesmas, Jamkesda, dan Serbu dapat digolongkan sebagai jaminan sosial yang dapat membantu masyarakat miskin khususnya di bidang kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan program tersebut bahwa pemerintah memberikan jaminan sosial kepada masyarakat miskin agar mereka mendapatkan pelayanan kesehatan dengan dibiayai oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Masyarakat di Desa Padang menyambut positif hal tersebut, sehingga akses masyarakat dalam pelayanan kesehatan menjadi lebih mudah. Hal ini tidak lepas dari peran pemerintah pusat dan daerah serta respon masyarakat agar program Jaminan sosial di bidang kesehatan dapat tepat sasaran.
SOCIAL SECURITY PROGRAMS TO REDUCE BURDEN IN THE POOR (Social Security Studies of Health Program at the Padang District Lumajang).
Desi Ika Isnaeni
Brawijaya University of Malang Email : [email protected]
ABSTRAK : As one of the government's efforts to supress poverty, social welfare programs created to help improve the social welfare of the community, especially the health sector. One of the social security program. Implementation of social security has been regulated and set in the laws and presidential decision made by the government. In the future, social security will be an effective program for the welfare of the poor. one of the health sector social security Jampersal, Jamkesmas, Jamkesda, and Serbu. Social security was created by the government that emphasizes the importance of the assistance is to reduce the burden of the poor in terms of health care.
This study aims to know the role of social security and the public respons in sub-district to the social security related issues given program. Of response will result in a point of view if the program is going well or not. This type of research is a case study, the researchers used a variety of data sources that are relevant and can be used to explain the role of the social security program in the sub-district of Padang. Informants were selected using purposive sampling method, which is selected based on the consideration that deliberate predetermined.
The results can be obtained that the implementation of social security in the sub-district of Padang has been implemented in accordance with existing regulations either by adjusting the conditions surrounding communities. Responses as well as the majority of the positive public response, although there are some informants who still do not understand about social security programs in the health sector. It is influenced by several factors, namely the lack of coordination on the part of local government and central government, and the lack of socialization for the poor.
In conclusion obtained that Jampersal, Jamkesmas, Jamkesda, and Serbu can be classified as social security that can help the poor, especially the health sector. It can be seen from the program that the government's policy of providing social security to the poor so that they get the health care financed by the central government and local governments. People in the village of Padang responded positively to it, so that people's access to health care easier. This is not out of the role of central and local government and community responses that social security programs in the health sector can be right on target.
PENDAHULUAN
Seiring berkembangnya zaman yang semakin heterogen dan permasalahan masyarakat yang semakin kompleks, menuntut setiap individu harus hidup secara berdampingan dengan individu yang lain. Hal ini bertujuan untuk menjaga keselarasan dan keseimbangan kondisi suatu individu/kelompok di dalam suatu masyarakat baik itu dalam bidang ekonomi, sosial, maupun pendidikan. Akan tetapi, dalam menjaga keseimbangan tersebut tentunya terdapat beberapa permasalahan yakni kemiskinan.
Kemiskinan telah melanda hampir seluruh belahan dunia termasuk di Indonesia. Di Indonesia, sebagian besar penduduknya masih tergolong miskin, yang hidup dengan penghasilan kurang dari 2 dolar AS perhari. Dewasa ini melalui berbagai media massa dapat terbaca dan terlihat tentang meningkatnya berbagai permasalahan yang ada di berbagai kota besar di Indonesia. Masalah yang muncul antara lain : meningkatnya angka penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan, meningkatnya angka pengangguran, menipisnya sumber air minum, meningkatnya angka kebakaran di musim kemarau, banyaknya daerah yang tertimpa banjir di musim penghujan, meningkatnya jumlah anak jalanan dan mengemis, meningkatnya kasus perampokan, dan sebagainya. Berbagai permasalahan tersebut seringkali dikaitkan dengan banyaknya jumlah penduduk miskin di Indonesia.
Kemiskinan seringkali dipahami sebagai gejala rendahnya tingkat kesejahteraan semata padahal kemiskinan merupakan gejala yang bersifat kompleks dan multidimensional, dimana berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek pendidikan, kesulitan biaya kesehatan, kurangnya tabungan dan investasi , dan masalah lain yang menjurus kearah tindakan kekerasan dan kejahatan. Rendahnya tingkat kehidupan yang sering sebagai alat ukur
kemiskinan pada hakekatnya merupakan salah satu mata rantai dari munculnya lingkaran kemiskinan.
Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Peran dunia usaha pada masyarakat umumnya juga belum optimal. Kerelawanan sosial dan kehidupan masyarakat yang dapat menjadi sumber penting pemberdayaan dan pemecahan akar permasalahan kemiskinan juga mulai luntur. Untuk itu diperlukan perubahan yang bersifat sistemik dan menyeluruh dalam upaya penanggulangan kemiskinan.
Di Indonesia, pada umumnya kemiskinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan kronis atau kemiskinan struktural yang terjadi secara terus menerus dan kemiskinan sementara yang ditandai dengan menurunnya pendapatan masyarakat secara sementara sebagai akibat dari perubahan siklus ekonomi dari kondisi normal menjadi kondisi krisis. Berdasar kompleksitas penyebab kemiskinan, maka upaya penanggulangan kemiskinan tidak dapat digeneralisasi. Masing-masing daerah, rumah tangga bahkan individu memiliki dimensi yang beragam, sehingga upaya penanggulangannya harus dilihat menurut karakteristik masing-masing. khususnya di negara-negara berkembang sepeerti Indonesia. Kemiskinan menimbulkan dampak terhadap seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam hal kesejahteraan sosial di masyarakat walaupun serigkali kemiskinan tersebut tidak disadari kehadirannya sebagai suatu masalah bagi masyarakat yang bersangkutan.
oleh pemerintah bagi warganya, seperti sulitnya mengakses sarana pendidikan, kesehatan, maupun pelayanan publik. Keterbatasan kemampuan dalam mengakses fasilitas pemerintah tersebut seringkali menimbulkan permasalahan bagi masyarakat miskin, seperti tingkat buta huruf yang cukup tinggi, gizi buruk dan tingkat kesehatan yang rendah, pemukiman yang kumuh, dan masih banyak permasalahan lain.
Kemiskinan merupakan suatu masalah yang masih belum bisa diatasi sampai saat ini. Di Kabupaten Lumajang yang merupakan daerah yang kaya akan SDA, tetapi masih banyak masyarakat yang sistem ekonominya masih kurang memenuhi standar kebutuhan hidup, diantaranya adalah kebutuhan sandang pangan, dan tempat tinggal. Kemudian terdapat beberapa Kecamatan yang masih kurang dalam memenuhi sektor perekonomiannya, sehingga masyarakat masih kesulitan dalam mengakses seluruh kebutuhan, terutama bidang kesahatan dan pendidikan.
Pada tahun 2010 jumlah penduduk Keseluruhan Kabupaten Lumajang yang berjumlah 807.386 jiwa, terdapat 140.80 jiwa yang merupakan kategori miskin dengan presentase sebesar 13,98 persen yang semula pada tahun 2009 jumlah penduduk kategori msikin 157.76 jiwa dengan persentase 15.83 persen. Dari perbandingan jumlah dan kemiskinan. Seperti impress desa tertinggal, pemberian BLT, raskin, kompensasi BBM, dan berbagai program lain. Namun dari berbagai program yang telah di lakukan oleh pemerintah tersebut masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaannya dan belum mampu mengurangi tingkat kemiskinan. Diantaranya dikarenakan adanya bantuan dari pemerintah tersebut yang tidak merata sehingga tidak semua masyarakat miskin mendapatkan bantuan tersebut sehingga pemerintah dikatakan masih kurang optimal dalam melaksanakan programnya. Untuk itu
demi melancarkan dan meratakan bantuan dari pemerintah, dibuat program yaitu Jaminan Sosial di Bidang Kesehatan.
Jaminan sosial dapat didefinisikan sebagai perlindungan yang diberikan oleh masyarakat bagi anggota-anggotanya untuk resiko-resiko atau peristiwa-peristiwa tertentu dengan tujuan, sejauh mungkin, untuk menghindari terjadinya peristiwa-peristiwa tersebut yang dapat mengakibatkan hilangnya atau turunnya sebagian besar penghasilan, dan unutk memberikan pelayanan medis atau jaminan keuangan terhadap konsekwensi ekonomi dari terjadinya peristiwa tersebut, serta jaminan untuk tunjangan keluarga dan anak (Kertonegoro, 1982: 29-30).
Jaminan Sosial di bidang kesehatan merupakan program yang dibuat oleh pemerintah untuk masyarakat yang perekonomiannya masih kurang dari standar taraf kehidupan. Untuk memperoleh bantuan ini, pemerintah secara adil menyeleksi masyarakat yang tergolong tidak mampu dengan cara member kartu Jamkesmas di tiap-tiap desa, kabupaten, dan kota.
Untuk mengatasi berbagai masalah kemiskinan tersebut pemerintah daerah kecamatan Padang kabupaten Lumajang mengambil inisiatif dengan mengadakan program baru yang belum pernah dilakukan oleh kecamatan yang lain. pengentasan kemiskinan melalui berbagai macam program diantaranya adalah program Serbu (Serahkan Seribu Rupiah), Gema Saboti (Gerakan Mandiri peningkatan penanaman Sayur, Buah-buahan, Obat-obatan dan penggalakan peternakan dan perikanan air tawar), dan Sertus (subsidi silang antara siswa dari keluarga mampu dan siswa dari keluarga tidak mampu dalam satu lembaga / sekolah).
jamkesmasda. Namun masyarakat miskin yang mendapatkan fasilitas jamkesmasda juga bisa mendapatkan bantuan dari serbu
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti mengangkat dua rumusan masalah yaitu:
2. Bagaimana masyarakat menanggapi Program Serbu sebagai bagian dari ditandai oleh indikator adanya pengangguran dan keterbelakangan yang kemudian jumlah penerimaan tersebut jauh leih sedikit, bila dibandingkan dengan kebutuhan pokoknya. Bila diukur dari tingkat pendapatan, kemiskinan dibedakan menjadi kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Yang dimaksud kemiskinan absolut yaitu tingkat pendapatan lebih rendah dari garis kemiskinan dengan kata lain jumlah pendaatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum. Sedangkan yang dimaksud dengan kemisknan relatif yaitu perbandingan antara kelompok masyarakat dengan tingkat pendapatan diatas garis kemiskianan sehingga tidak termasuk miskin, namun masih lebih miskin apabila dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainnya (Soemarno, 1996:5). jaminan tersebut pada bidang ekonomi saja.
Menurut Harun Alrasjid (dalam Kertonegoro, 1982: 26-27), mengemukakan bahwa jaminan sosial merupakan suatu perlindungan kesejahteraan masyarakat yang diselenggarakan atau dibina oleh pemerintah untuk menjaga dan meningkatkan taraf hidup rakyat.
Dengan demikian, jaminan sosial dimaksudkan untuk mencegah dan mengatasi keterbelakangan, ketergantungan, keterlantaran, serta kemiskinan pada umumnya. Namun biasanya pengertian jaminan sosisal hanya meliputi bantuan sosial serta asuransi sosial sebagaimana yang didefinisikan oleh ILO (Internasional Labour Organisation). Dalam salah satu konversinya mengenai standart jaminan sosial sebagaimana tertuang dalam Social Security convention, 1952 (No. 102), ILO mengartikan jaminan sosial sebagai usaha pemerintah untuk melindungi masyarakat (atau sebagian besar anggota masyarakat) dari tekanan ekonomi yang bisa menyebabkan hilangnya penghasilan karena sakit, pengangguran, cacat, hari tua, dan kematian; untuk menyediakan bagi masyarakat itu pemeliharaan kesehatan yang dibutuhkan; dan untuk memeberi batuan kepada keluarga dalam memelihara anak (Kertonegoro, 1982: 28-29).
Program jaminan sosial memberikan dua manfaat utama. Peranannya yang pokok ialah untuk mencapai tujuan sosial dengan memberikan tenaga kerja bagi buruh/karyawan yang merupakan pelaksana pembangunan melalui perlindungan terhadap terganggunya arus penerimaan penghasilan. Disamping itu, program jaminan sosial juga memiliki tujuan ekonomi sebagai akibat dari pemupukan dana yang berasal dari iuran para pesertanya dan dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembiayaan pembangunan (Kertonegoro, 1982: 215).
masyarakat yang tidak mampu. Bantuan tersebut diberikan oleh pemerintah pusat/pemerintah daerah untuk dapat mengakses kesehatan dengan tidak memberikan beban biaya kepada masyarakat miskin. Bantuan sosial yang diberikan oleh suatu sistem jaminan sosial dapat terdiri dari berbagai jenis sesuai kebutuhan pegawai/buruh/tenaga kerja dari masig-masing negara. Tetapi karea resiko-resiko yang dapat ditanggulangi oleh asuransi sosial, jenisnya tebatas pada peristiwa-pwristiwa yang langsung mengakibatkan hilangnya atau berkuragnya penghasilan tenaga kerja, maka bentuk-bentuk programnya juga tertentu. Peristiwa-peristiwa tersebut berupa : kematian, hari tua, kecelakaan atau cacat, sakit dan penganguran.
Risiko kematian ditanggulangi dengan asuransi kematian. Jaminan hari tua dipenuhi melalui program pensiun atau tabungan hari tua. Risiko kecelakaan kerja, penyakit dan cacat akibat kerja dijamin dengan asurasi kecelakaan kerja. Kemungkinan sakit ditanggulangi dengan asuransi kesehatan. Sedangkan akibat pengangguran dapat dihadapi dengan asuransi pengangguran. Diluar program-program ini, maka bentuk jaminan sosial akan berupa bantuan sosial (Kertonegoro, 1982: 62).
Kesehatan masyarakat berasal dari gabungan kata kesehatan dan masyarakat. Pengertian kesehatan banyak macamnya, beberapa pengertian kesehatan diantaranya yang dipandang cukup penting antara lain:
1. Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya (Perkin, 1938).
2. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera sempurna dari fisik mental dan sosial yang tidak hanya terbatas pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja (Undang-undang kesehatan no.23 tahun 1992), (Azwar, 1996: 5-6)
Dari kelima batasan ini dapat disimpulkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera
Diantara berbagai bentuk jaminan sosial diatas, jaminan kesehatan merupakan sistem yang telah berdiri sejak lama dan sangat diperlukan oleh masyarakat. Jaminan kesehatan merupakan pendorong pembangunan dan strategi penting dalam penanggulangan kemiskinan. Jaminan kesehatan telah diakui sebagai satu strategi kebijakan sosial yang penting dalam menopang industri dan pertumbuhan ekonomi, bukan saja di negara-negara industri seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat. Melainkan pula di negara-negara industri baru seperti Sigapura, Cina, India, dan Brazil. Sebagai contoh, beberapa kotamadya di Cina telah meretas sistem jaminan kesehatan dan brazil telah mulai menciptakan sistem asuransi kesehatan yang sragam dan tersetandart (Wieczorek-Zeul, 2005 : 89).
dengan klasifikasi yakni 4000 donatur yang sudah dicatat terdiri dari : PNS + TNI, POLRI, Kepala Desa, Perangkat Desa, RT & RW, Anggota Kelompok Tani, dan Donatur lainnya. Program bantuan ini antara lain berupa sumbangan uang sukarelawan seribu rupiah yang dikumpulkan setiap bulannya, dan Kemudian uang tersebut disetorkan di kecamatan untuk dikumpulkan setiap bulannya. Uang yang telah terkumpul digunakan untuk gakin yang tidak mendapatkan kartu jamkesmas/jamkesda.
Namun program ini tidak hanya ditujukan untuk mengakses kesehatan saja akan tetapi dana yang terkumpul juga untuk digunakan untuk biaya pendidikan dari anak keluarga gakin yang tidak mempunyai biaya untuk sekolah karena melihat biaya pendidikan yang relatif sangat mahal.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari beberapa definisi tersebut adalah bahwa jaminan sosial merupakan jaminan perlindungan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat miskin yang sakit, mengalami kecelakaan, tunjangan kematian dan lain sebagainya.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, karena menekankan pada pemaknaan, pendefinisian, terhadap situasi tertentu dan mengenai realita sosial yang ada dimasyarakat. Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2005: 4).
Penelitian kualitatif diharapkan dapat mendeskripsikan gambaran lebih mendalam mengenai fenomena tentang interpretasi masyarakat miskin terhadap Program Serbu sebagai program pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama dibidang pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif.
Menurut Suyanto (2006: 44), penelitian deskriptif kualitatif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk penelitian. Terdapat dua maksud yang ingin dicapai oleh peneliti dalam merumuskan masalah penelitian dengan memanfaatkan fokus. Pertama, penetapan fokus dapat membatasi studi, dan kedua, penetapan fokus berfungsi untuk memenuhi kriteria keluar masuknya infomasi yang baru diperoleh dilapangan. Dengan adanya fokus, peneliti tahu persis data yang perlu dikumpulkan dan data yang tidak perlu dimaksukkan ke dalam sejumlah data yang sedang diproses (Moleong, 2005: 94).
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, penelitan ini menetapkan fokus penelitian yang menjabarkan tentang:
1. Peran Jaminan Sosial bagi masyarakat miskin untuk mengurangi beban masyarakat miskin di bidang kesehatan di Kecamatan Padang
berdasarkan pertimbangan, tujuan dan kriteria-kriteria tertentu. Ada tiga kriteria dalam menentukan informan antara lain disebutkan pada kutipan berikut:
Pertama, seorang peneliti menggunakannya untuk memilih kasus unik yang sangat dengan cara purposive, yaitu informan dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu dengan sifat-sifat yang bisa diketahui sebelumnya. Sedangkan dalam penelitian kualitatif ini, pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive untuk memilih informan yang dianggap memahami permasalahan dan lebih terbuka dalam memberikan informasi serta ditentukan oleh peneliti menurut pendapatnya sendiri (Wisadirana, 2004: 89). beberapa macam seperti: (1) informan kunci, yaitu mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti (Suyanto, 2005:171). keada responden untuk memeroleh jawaban yang bertolak pada penelitian (Wisadirana, 2005: 60). Peneliti akan mengumulkan data dengan Tanya jawab secara langsung dengan perangkat masyarakat di Kecamatan Padang.
Observasi
Observasi adalah suatu teknik atau cara pengumpulan data/informasi dengan melalui suatu pengamatan terhadap objek yang diteiliti (Wisadirana, 2005: 67). Pengamatan dilakukan dengan membandingkan langsung teori dan konsep mengenai kemiskinan memaparkan data, sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran atau ketidakbenaran dari usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide (Moleong, 1994: 103).
Dengan demikian, data yang terkumpul tersebut dibahas, ditafsirkan, dan dikumpulkan secara induktif, sehingga dapat diberikan gambaran yang tepat mengenai hal-hal yang sebenarnya terjadi. Mengingat penelitian ini hanya menampilkan data-data kualitatif, maka penulis menggunakan analisis data induktif menurut Sutrisno Hadi. Metode induktif adalah jalan berfikir dengan mengambil kesimpulan dari data-data yang bersifat khusus dan berangkat dari fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa yang konkrit. Kemudian ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum (Hadi, 1986: 42).
Keabsahan Data
Keabsahan data diperoleh dari proses pengumpulan data yang tepat, salah satu caranya adalah dengan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2005: 330).
Denzin (dalam Moleong, 2005: 330-331) membedakan empat macam triangulasi triangulasi dengan metode dilakukan dengan pengcekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian, beberapa teknik pengumpulan data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama. Ketiga, triangulasi dengan penyidik yaitu dengan memanfaatkan pengamat lain membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data dan membadingkan hasil analisa dengan analisa lain. Keempat, triangulasi dengan teori adalah menggunakan beberapa sudut pandang yang berbeda terhadap sebuah data.
Hasil yang diperoleh peneliti adalah kumpulan data mengenai Program Serbu dalam membantu masyarakat miskin dan memberikan bantuan jaminan kesehatan kepada masyarakat yang tidak mendapatkan kartu jamkesmas di Kecamatan Padang. Dan tanggapan masyarakat miskin di Kecamatan Padang terhadap pelayanan kesehatan dengan menggunakan dana bantuan Serbu yang Padang, karena Jaminan Sosial tersebut dapat membantu beban mereka khususnya adalah Jampersal; Jamkesmas, dan Jamkesda. Ketiga program Jaminan sosial tersebut di buat pemerintah untuk masyarakat miskin yang belum pernah mendapatkan jaminan sosial apapun.
Jampersal merupakan jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Ibu hamil yang terdaftar dalam peserta Jampersal dapat melakukan persalinan gratis. Sasaran yang dijamin Jampersal antara lain ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas sampai 42 hari setelah melahirkan, dan bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari. Adapun jaminan pembiayaannya meliputi pemeriksaan kesehatan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas, pelayanan kb pasca persalinan, dan
pelayanan bayi baru lahir.
(http://dinkes.balangankab.go.id.program-jaminan-persalinan-jampersal-html. Diakses pada hari Kamis 2 Mei 2013 pkl. 14.00 WIB)
Selanjutnya Jamkesmas merupakan program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin yang tidak mampu. Pelayanan Jamkesmas dilaksanakan kriteria yang telah ditentukan untuk menjadi peserta Jamkesmas.
langsung dari APBN. Program Jamkesda ini sudah terealisasi di Kecamatan Padang namun khususnya di Desa Padang Jamkesda tersebut tidak ada. Hal tersebut karena adanya persepsi dari pemerintah pusat bahwa Jamkesmas di Desa Padang sudah memenuhi sasaran. Namun pada kenyataan masih banyak masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan jaminan sosial kesehatan tersebut.
Peran Antar Instistusi dalam Program Jaminan Sosial
khususnya bidang kesejahteraan sosial berperan untuk menerima pendanaan dari pusat.
4. BPS sebagai penentu masyarakat yang berhak menerima Jamksemas. Kriteria untuk menjadi peserta Jamkesmas meliputi empat belas kritria data BPS antara lain jenis lantai bangunan tempat tinggal, jenis bahan bakar untuk memasak sehari-hari, penghasilan, frekuensi makan setiap hari, maupun sosialisasi yang dilaksanakan. Walaupun pada kenyataannya BPS yang menentukan masyarakat yang berhak
menjadi peserta Jamkesmas. Pelaksanaan program Jamkesmas pada dasarnya tidak bisa dilaksanakan sendiri oleh satu dinas, tetapi meliputi banyak dinas dimana berbagai dinas tersebut harus menerapkan suatu koordinasi dalam pelaksanaan program Jamkesmas.
Implementasi suatu kebijakan akan sangat tergantung dari kinerja para implementor. Sebaik apapun kebijakan itu dibuat apabila tidak didukung dengan kinerja yang baik dan professional maka kebijakan tersebut tidak akan berjalan. Dengan kata lain, kinerja dari implementor sangat menentukan keberhasilan dari kebijakan itu sendiri. Keberhasilan penyelanggaraan program Jamkesmas di Kecamatan Padang juga tidak bisa terlepas dari kinerja para aparat dari berbagai instansi yang terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat. Penyelenggaraan tidak berhenti sampai pembagian kartu, tapi apakah kartu itu benar-benar dugunakan. Dan lebih jauh lagi apakah kartu itu didapatkan dan digunakan oleh orang yang tepat.
tersebut, maka dapat diketahui bahwa mengkriteriakan masyarakat tersebut kedalam kemiskinan struktural. Apabila dikaitkan dengan konsep kemiskinan yang lainnya menurut Ambar (dalam Surjono dan Nugroho, 2008: 53) yang mengemukakan konsep kemiskinan bersifat multidimensional karena cara pandang yang dipergunakan memecahkan persoalan kemiskinan hendaknya juga meliputi beberapa aspek dari kemiskinan.
Dalam hal ini, kemiskinan tidak hanya menyangkut kesejahteraan tetapi juga menyangkut kerentanan dan ketidak berdayaan, tertutupnya akses untuk peluang kerja, dan kemiskinan terefleksi yang diwarisi dari satu generasi ke generasi berikutnya. Berdasarkan konsep tersebut dalam hal ini Bapak Camat mencoba melihat keadaan masyarakat secara mendalam karena pada realitanya kemiskinan yang timbul di masyarakat tidak semua mencakup dalam tujuh kriteria yang telah ditetapkan oleh BPS. Karena kemiskinan bersifat multidimensional maka Bapak Camat tidak melihat masyarakat miskin dari kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh BPS, tetapi melihat permasalahan kemiskinan dalam masyarakat yang semakin kompleks. positif oleh masyarakat Desa Padang. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat antusiasme warga untuk berpartisipasi dalam berjalannya program Serbu yang dilaksanakan oleh pihak Kecamatan Padang. Keterlibatan masyarakat lingkungannya (PHK, bencana alam, bencana sosial). Bantuan sosial dapat berbentuk kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat yang tidak mampu. Perlindungan tersebut dapat terwujud dari terbentuknya Program Serbu yang dibentuk untuk masyarakat miskin yang tidak mendapatkan jamkesmas/jamkesmasda. Terkait dengan banyaknya masyarakat miskin yang sakit dan tidak mendapatkan jaminan kesehatan, maka pemerintah membentuk program Serbu untuk mengisi kekosongan tersebut. Agar nantinya masyarakat miskin mendapatkan haknya untuk memelihara kesehatan seperti masyarakat pada umumnya.
pemerintah dan dikelola oleh Badan Amal triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2005: 330).
Denzin (dalam Moleong, 2005: 330-331) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Mengacu pada teknik tersebut, dalam penelitian ini dilakukan pemerikasaan keabsahan data menggunakan triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.
Dalam penelitian ini peneliti memperoleh informasi dari informan yaitu terdiri dari Bapak Camat, kepala Puskesmas Padang, dan koordinator pelayanan jaminan sosial. Sumber yang lain yaitu dari peserta jaminan sosial, masyarakat yang tidak mendapatkan jaminan sosial, dan peserta Program Serbu di Kecamatan Padang dengan kriteria peserta khususnya masyarakat miskin dalam bidang kesehatan. Data yang diperoleh peneliti merupakan data hasil dari dokumentasi dan wawancara yang telah dilakukan. Hasil dokumentasi dan wawancara yang telah diperoleh di cek kembali melalui waktu yang berbeda artinya peneliti berusaha untuk
terakhir BPS (yang menentukan peserta jamkesmas). Institusi-institusi tersebut secara langsung maupun tidak langsung ikut berperan dalam proses pelaksanaan program Jaminan sosial di bidang kesehatan.
2.Meskipun dalam kenyataannya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah masih kurang tetapi pihak pemerintah daerah sudah melaksanakan program tersebut dengan memberikan pelayanan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Kurangnya koordinasi tindakan social karyawan produksi, dengan kata lain struktur social tersbut melekat pada karyawan produksi.
6.2 SaranSaran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diajukan beberapa saran yaitu sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada pemerintah daerah Kecamatan Padang dan BPS untuk melakukan koordinasi yang baik dalam menentukan masyarakat miskin karena hal tersebut berhubungan dengan masyarakat yang menjadi peserta Jamkesmas agar dalam penentuan peserta Jamkesmas selanjutnya bisa lebih baik lagi, dalam hal ini tepat guna dan tepat sasaran. 2.Diharapkan kepada pemerintah daerah
Kecamatan Padang untuk memberikan sosialisasi secara merata agar masyarakat mengetahui dan memahami program-program yang diadakan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah terutama Program Serbu yang masih tergolong baru di mata masyarakat. Agar masyarakat selalu berupaya memberikan dukungan untuk program-program jaminan sosial di bidang kesehatan
yang ada di Kecamatan Padang sehingga program yang dilakukan oleh pemerintah tersebut memberikan manfaat secara maksimal dalam memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Buku
Achmadi, dkk. 2004. Kebijakan Publik dan Pembangunan. Malang: IKIP Malang.
Anonymous, Pedoman Pelaksanaan Jamkesmas (Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang: 2011)
Azrul, Azwar. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Hadi, Sutrisno. 1986. Metode Research. Jakarta: Andi Offset.
Hartono, H. dan Arnicun Aziz. 1997. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Ife, Jim and Frank Tesoriero. 2006. Community Development: Community-Based Alternatives in an age of Globalization. Australia. Diterjemahkan Yakin, Nurul dan M. Nursyahid. 2008. Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kertonegoro, Sentanoe. 1982. Jaminan Sosial Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia. Jakarta: Mutiara.
Misbach, I. 2004. Potert Kemiskinan Perkotaan di Jawa Timur. Berkala Ilmiah Kependudukan, Vol. 6 No. 1.
Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexi J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Prawirosentono, Suyadi. 1999. Kebijakan Kinerja karyawan. Yogyakarta. Hal.45: BPFE
Salim, Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Soemarmo, 1996. Ragam Wilayah Pedesaan Miskin dan Upaya Pengentasannya. Malang: Puslit PWD Unibraw.
Sugiono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suharto, Edi. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia, Menggagas Model Jaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan. Bandung: Alfabeta
Surjono, Agus dan Trilasono Nugroho. 2008. Paradigma, Model, Pendekatan, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat di Era Otonomi Daerah. Malang: Bayumedia Publishing.
Suyanto. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Wattimena, Reza A.A. 2008. Filsafat dan Sains. Jakarta: Grasindo
Wiezzorek-Zeul, Heidemarie. 2005. Socia Health Insurance in Development Cooperation dalam Jens Holst and Assia Bandrup Lukanow (eds), Extending Social Protection in Health : Developing Countries’ Experiences, Lessons Learnt and Recommendations, Frankfurt: VAS-Vrlag fur Akademische Schriften, hal. 1-2
Wisadirana, Darsono. 2004. Sosiologi Pedesaan. Malang: UM Press
Wrihatnolo, Radi R. dan Riant N. Dwidjowijoto. 2007. Manajemen Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
Yin, Robert K. 2008. Studi Kasus Desain dan Metode. Diterjemahkan oleh M.Djauzi Mudzakir. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Hukum:
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Than 1945 Bab XA** tentang Hak Asasi Manusia Pasal 28H.
Undang-undang Dasar Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 125/Menkes/SK/II/2008, tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2008.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 686/Menkes/SK/VI/2010, tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Tahun 2010.
Website:
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal%20masyarakat %20miskin&source=web&cd=26&cad=rja&ved=0CEMQFjAFOBQ&ur l=http%3A%2F%2Fisjd.pdii.lipi.go.id%2Fadmin%2Fjurnal
%2F8208111121.pdf&ei=3LReUK6rD9HQrQep94CoBg&usg=AFQjCN GejW2E3CJISGROGLnsV65nVWWYrw 3 Diakses pada hari Kamis 2 Mei 2013 pkl. 14.00 WIB
Anonymous. 2008. Ruang Lingkup Sosiologi Kesehatan.Online. Available at: http://massofa.wordpress.com/2008/09/18/ruang-lingkup-sosiologi-kesehatan/ diakses pada 18 November 2012 pkl. 20.39 WIB
Anonymous. 2010. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Online. Available at: http://ngada.org/uu9-1960.htm/ diakses pada 18 November 2012 pkl. 20.42 WIB
Anonymous. 2009. Konsep Sehat Sakit Menurut WHO. Online. Available at: http://dc173.4shared.com/doc/P1q-uViZ/preview.html/ diakses pada 18 November 2012 pkl. 20.46 WIB
Anonymous, 2011. Program Jaminan Persalinan-Jampersal. Online. Available at: http://dinkes.balangankab.go.id.program-jaminan-persalinan-jampersal-html. Diakses pada hari Kamis 2 Mei 2013 pkl. 14.00 WIB
Arifin, Zainal. 2011. Pengertian Sehat. Online. Available at:
http://zainal-a--fkm10.web.unair.ac.id/artikel_detail-35770-Kesehatan Pengertian%20Sehat.html/ diakses pada 18 November 2012 pkl. 20.58 WIB
Hadiyanti, Puji. 2006. Kemiskinan & Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Online. Available at: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal %20masyarakat
%20miskin&source=web&cd=7&ved=0CEoQFjAG&url=http%3A%2F %2Fkomunitas.wikispaces.com%2Ffile%2Fview%2Fkemiskinan%2Bdan %2Bupaya%2Bpemberdayaan
%2Bmasyarakt.pdf&ei=q55eULnCOs3MrQe2iYHwCA&usg=AFQjCNH F3u3E3nIixxdx1HWwlNfvZfiQ-A&cad=rja diakses pada 18 November 2012 pkl. 20.58 WIB
Kartasasmita, Ginanjar, 1997, Pemberdayaan Masyarakat: Konsep Pembagunan Yang Berakar Pada Masyarakat, Surabaya.
Kodim, Nasrin. 2009. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Online. Available at: http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jurnal%20masyarakat %20miskin&source=web&cd=30&cad=rja&ved=0CGEQFjAJOBQ&url= http%3A%2F%2Fwww.jurnalkesmas.org%2Ffiles
%2FKESMAS_VOL_4_NO_1.pdf&ei=3LReUK6rD9HQrQep94CoBg&u sg=AFQjCNH8-yqHSEAkFpEz0Y5iHwDvraUt_A 2 diakses pada 18 November 2012 pkl. 20.58 WIB
Skripsi:
Palupi, Isa, 2012, Program Jamkesmasda Dan Interpretasi Masyarakat Miskin (Studi Kasus di Kelurahan Kejuron Kecamatan Taman Kota Madiun), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Sosiologi, Universitas Brawijaya, Malang, Tidak Dipublikasikan.
Nasikun, 2002, Penaggulangan Kemiskinan: Kebijakan dalam Perspektif Gerakan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gajahmada, Tidak Dipublikasikan.
Hadiyanti, Puji, 2006, Kemiskinan dan Upaya Pemberdayaan Masyarakat, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, Tidak Dipublikasikan.
Rusli, Zaili, 2008, Strategi Pemberdayaan Masyarakat Miskin Di Kabupaten Kuantan Singingi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Universitas Riau, Tidak Dipublikasikan.