FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
Tempat PKM : Puskesmas Basuki Rahmat Palembang
NO Komponen Penilaian Bobot (B) Nilai (N) (BXN)
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktikum Kesehatan Masyarakat
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
Di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang
Dari tanggal 16 Juni 2014 sampai tanggal 16 Juli 2014
telah disahkan tanggal ...September 2014
Indralaya, ... September 2014
Mengetahui,
Dekan FKM Unsri
Dosen Pembimbing Materi
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Kegiatan
Pada tanggal 16 Juni 2014 sampai dengan tanggal 16 Juli 2014, penulis telah melakukan kegiatan praktikum kesehatan Masyarakat di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang. Puskesmas Basuki Rahmat adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah kerja kota Palembang. Puskesmas ini terletak di kecamatan Kemuning tepatnya dikelurahan Talang Aman. Puskesmas Basuki Rahmat adalah Puskesmas nonswakelola percontohan di kota Palembang. Di Puskesmas Basuki Rahmat dalam pelayanan kesehatannya dilaksanakan oleh 30 tenaga kesehatan maupun non kesehatan. Dan terdiri dari pelayanan BP, MTBS, KIA/KB, Apotek, Gilingan Mas, Loket dan Laboratorium.
Di bagian gilingan mas dan BP Anak/ MTBS, penulis melakukan kegiatan pengukuran PP/TB, BB, Lingkar Kepala (jika diperlukan), dan melakukan pencatatan register pasien (dokumentasi). Selain itu penulis juga mengikuti kegiatan posyandu baik itu posyandu bayi dan balita maupun posyandu lansia.
Dalam kegiatan posyandu yang diikuti, penulis menilai kegiatan posyandu sudah cukup terlaksana dengan baik hal ini dilihat dari jumlah kunjungan yang cukup banyak baik dari usia bayi, balita, ibu hamil ataupun lansia. Dalam kegiatan posyandu dilakukan kegiatan berupa penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pemberian PMT (Biskuit MP-ASI), pemberian suplemen (Taburia), penyuluhan, dan kegiatan lainnya. Pada posyandu lansia juga dilakukan kegiatan berupa pengukuran tekanan darah, pemberian KIE gizi, dan konsultasi kesehatan.
2. Data Ibu Hamil Risiko Kurang Energi Kronis (KEK) dengan LILA < 23,5
cm di Puskesmas Basuki Rahmat
mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau kronis (Supariasa, 2002)
Di Indonesia berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013)
diketahui sebanyak 24,2% ibu hamil memiliki LILA < 23,5 cm dan di Sumatera
Selatan sebanyak 21 % ibu hamil. Di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang
sendiri berdasarkan pada data yang ada pada tahun 2013 ditemukan 60 ibu hamil
dengan LILA < 23,5 cm. Jumlah target cakupan ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Basuki Rahmat tahun 2014 adalah sebanyak 949 ibu hamil.
Berdasarkan target yang ditetapkan dalam cakupan program gizi puskesmas, ibu
hamil KEK adalah < 10% (< 94 ibu hamil). LILA < 23, 5 cm dijadikan patokan
dalam menentukan ibu berisiko atau tidak mengalami KEK. Menurut data yang
didapatkan penulis dari kohort, buku register, dan laporan bulanan dari Januari
-Juni 2014 didapat sebanyak 64 ibu hamil memiliki LILA < 23,5 cm. Hal ini
menunjukkan bahwa prevalensi ditemukannya bumil yang memiliki risiko KEK
masih cukup besar. Maka hal ini perlu ditanggulangi baik melalui pemberian KIE,
penyuluhan dan harus dilakukan pemberian PMT pemulihan untuk bumil KEK.
Selain itu dilakukan evaluasi dan pemantauan dari pemberian PMT tersebut
Gambar 4.1 Makanan Tambahan Ibu Hamil
Ibu hamil yang menderita KEK merupakan salah satu masalah gizi ibu hamil yang mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat persalinan, perdarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan.Pengukuran LILA adalah satu cara untuk mendeteksi dini kelompok berisiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil. Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil adalah kekurangan gizi pada ibu hamil yang berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun).
3. Kegiatan Skrining (Deteksi Dini) Ibu Hamil Risiko KEK dengan LILA <
23,5 cm di Puskesmas Basuki Rahmat Palembang
Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan–urutan yang telah ditetapkan. Ada 7 urutan pengukuran LILA (Supariasa, 2002) yaitu:
a) Tetapkan posisi bahu dan siku. b) Letakkan pita antara bahu dan siku. c) Tentukan titik tengah lengan.
d) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan. e) Pita jangan terlalu dekat.
f) Pita jangan terlalu longgar
g) Cara pembacaan skala yang benar
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri (kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan). Lengan harus posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau kencang dan alat ukur dalam keadaan baik. (Supariasa, 2002).
pencatatan sudah cukup baik hal ini dilihat dari pencatatan di buku register, kohort, dan laporan setiap bulannya.
4. Tindak Lanjut Terhadap Ibu Hamil KEK yang Ditemukan
Konsep pelayanan gizi di Indonesia tentunya memiliki target dan sasaran yang bertujuan untuk menurunkan prevalensi kasus (permasalahan) gizi di Indonesia. Dapat dilihat bahwa upaya promotif lebih banyak dilakukan karena dengan upaya promotif yakni melalui pemberian penyuluhan dan KIE efektif (Konseling, Informasi dan Edukasi) pada masyarakat tentunya akan berdampak positif serta menurunkan angka kejadian masalah gizi.
Dalam hal ini pula dalam menangani risiko KEK pada ibu hamil dengan LILA < 23,5 cm pemerintah memiliki salah satu strategi operasionalnya yakni meningkatkan integrasi pelayanan gizi dan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada ibu hamil berupa pemberian tablet Fe sebanyak 90 Tablet, skrining ibu hamil KEK, dan PMT ibu hamil KEK melalui bimbingan terpadu Gizi dan KIA secara berjenjang.
Gambar 4.2 Diagram Konsep Pelayanan Gizi
Dalam diagram diatas dapat dilihat bahwa pemberian PMT bumil KEK dan konseling gizi menjadi upaya promotif yang dilakukan dalam rangka untuk pelaksanaan program kesehatan masyarakat yang lebih baik terutama bagi ibu hamil.
Pendidikan Gizi Masyarakat atau dalam bahasa operasionalnya disebut KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) Gizi, bertujuan untuk menciptakan pemahaman yang sama tentang pengertian gizi, masalah gizi, faktor penyebab gizi, dan kebijakan dan program perbaikan gizi kepada masyarakat termasuk semua pelaku program. Bagi masyarakat umum, Pendidikan Gizi untuk memberikan pengetahuan, menumbuhkan sikap dan menciptakan perilaku hidup sehat dengan Gizi Seimbang. Dalam gizi seimbang tidak hanya mendidik soal makanan dan keseimbangan komposisi zat gizi dan kebutuhan tubuh akan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, dan air), tetapi juga kesimbangan dengan pola hidup bersih untuk mencegah kontaminasi makanan dan infeksi.
dilaksanakan melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah dan tidak formal di masyarakat melalui LSM dan kelompok-kelompok dan lembaga-lembaga masyarakat di desa masyarakat seperti PKK, Posyandu, kelompok pengajian, wanita tani, dan sebagainya. Semua media massa modern dan tradisional dimanfaatkan untuk melakukan pendidikan gizi.
Sejak akhir tahun 1990-an kegiatan pendidikan gizi diganti dengan penyuluhan gizi yang jauh berbeda dengan prinsip dan tujuan pendidikan gizi. Dampaknya sampai saat ini terdapat kerancuan pemahaman tentang gizi dan istilah gizi. Kebijakan dan Sasaran dengan menyamakan konsep dan pola pikir tentang masalah gizi (apa, mengapa, dan bagaimana) diantara para pelaku program gizi, kegiatan Pendidikan Gizi harus menjadi dasar perbaikan gizi masyarakat umumnya, dan secara khusus untuk ibu hamil. Untuk itu diperlukan tersedianya data dasar tentang pengetahuan, sikap dan perilaku tentang gizi yang benar diberbagai kalangan masyarakat (Kerangka Kebijakan 1000 HPK, 2012)
Dengan pemberian penyuluhan dan KIE tentunya diharapkan ibu hamil yang memiliki risiko KEK dapat ditanggulangi. Namun akan lebih baik jika dilakukan evaluasi dan tindak lanjut. Untuk pemberian PMT berupa biskuit untuk ibu hamil belum berjalan, namun pemberiaan PMT pemulihan ini seharusnya menjadi solusi utama selain pemberian KIE dalam solusi penanganan ibu hamil risiko KEK yang lebih efektif. Seharusnya pula dilakukan pula suplementasi efektif dari prakonsepsi sampai dengan kehamilan misal melalui pemberian Tablet Fe dan Asam folat serta memberikan KIE yang lebih baik dari mulai pemenuhan gizi prakonsepsi sampai dengan selama kehamilan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan di atas adalah sebagai berikut.
1. Puskesmas Basuki Rahmat adalah salah satu puskesmas yang terletak di wilayah kerja kota Palembang. Puskesmas ini terletak di kecamatan Kemuning tepatnya dikelurahan Talang Aman. Puskesmas Basuki Rahmat adalah Puskesmas nonswakelola percontohan di kota Palembang. Di Puskesmas Basuki Rahmat dalam pelayanan kesehatannya dilaksanakan oleh 30 tenaga kesehatan maupun non kesehatan. Dan terdiri dari pelayanan BP, MTBS, KIA/KB, Apotek, Gilingan Mas, Loket dan Laboratorium. Secara keseluruhan kegiatan program gizi sudah dijalani dengan cukup baik melalui kegiatan posyandu yang rutin dilaksanakan setiap bulannya.
adalah keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi. Menurut data yang didapatkan didapat sebanyak 64 ibu hamil memiliki LILA < 23,5 cm di wilayah kerja
Puskesmas Basuki Rahmat. Namun dalam pelaporan bulanan tidak sesuai
dengan laporan kohort, dokumentasi kunjungan, dan laporan bidan di
wilayah kerja puskesmas Basuki Rahmat, sehingga perlu manajemen
pelaporan dan pencatatan yang lebih baik dan sesuai.
3. Dalam upaya penanggulangan Risiko Kurang Energi Kronis pada Ibu Hamil dengan LILA < 23,5 cm, Puskesmas Basuki Rahmat lebih menekankan pada
pemberian KIE dan penyuluhan efektif pada ibu hamil,seharusnya
diperlukan pemberian PMT pemulihan bumil KEK dan setiap ibu hamil,
akan lebih baik jika dilakukan evaluasi langsung/ berkala dalam
pemberiannya dan disertai dengan pemenuhan gizi sehat seimbang,
pemeriksaan antenatal care rutin untuk pemantauan kemajuan perbaikan gizi
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan:
1. Bagi Puskesmas Basuki Rahmat
a. Diharapkan Puskemas Basuki Rahmat dapat lebih baik lagi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan senantiasa meningkatkan kualitas pelayanannya serta kegiatan posyandu, dan penyuluhan .
b. Meningkatkan cakupan target setiap program kesehatan yang ada di Puskesmas Basuki Rahmat terutama target program gizi melalui penyuluhan, skrining, PMT, suplementasi, dsb agar target cakupan dapat tercapai secara efektif. Selain itu pelaporan dan pencatatan harus dievaluasi kembali.
2. Bagi FKM Universitas Negeri Sriwijaya
a. Meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan kepada mahasiswa dengan menerapkan sistem pengajaran yang lebih baik dan efektif.
b. Perpustakaan dapat menambah koleksi referensi bahan/ materi lebih lengkap dan laporan ini dapat dijadikan referensi bagi institusi dalam proses belajar mengajar dan bagi penulis–penulis berikutnya sehingga menjadi lebih baik lagi.
C. Bagi Mahasiswa