USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM
Analisis Fragmentasi hutan alam di kabupaten Luwu Timur
BIDANG KEGIATAN: PKM-PENELITIAN
Diusulkan Oleh:
Ferdiansyah Prawira Rosa M11114326 2014
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN
1. Judul Kegiatan : Analisis fragmentasi pada hutan alam di kabupaten Luwu Utara
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Ferdiansyah Prawira Rosa
b. NIM : M11114326
c. Jurusan : Kehutanan
d. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Hasanuddin e. Alamat Rumah : Jl. Poltek No. 04
f. No. Tel./HP : 0895604318088
g. Email : ferdiansyahrosa@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan /Penulis : 5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No. Tel/HP : (Wajib ada No. HP) 6. Biaya Kegiatan Total
a. Kemristekdikti :
b. Sumber lain (sebutkan....) : -7. Jangka Waktu Pelaksanaan :
Makassar, Oktober 2016 Menyetujui
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Dr. Astuti Arif, S.Hut., M.Si NIP. 19730315 200112 2 001
Ketua Pelaksana Kegiatan,
Ferdiansyah Prawira Rosa NIM. M11114326
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan,
Dr. Ir. Abdul Rasyid Jalil, M.Si NIP. 19650303 199103 1 004
Dosen Pendamping,
DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
DAFTAR ISI... ii
DAFTAR TABEL ……….. iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah ………. 2
1.3 Tujuan ... 2
1.4 Luaran ………..………... 3
1.5 Manfaat ………..………... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deforestasi ……... ………. 4
2.2 Fragmentasi ………... 5
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat... 6
3.2 Alat dan Bahan ………... 6
3.3 Prosedur Kerja ……… 6
BAB IV ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya ………..10
4.2 Jadwal Kegiatan ……….10
DAFTAR PUSTAKA ………...iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel confusion matriks ………... 8 Tabel 2. Rekapitulasi Rancangan (Habis pakai, Peralatan, Perjalanan,dan biaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Indonesia menempati peringkat ketiga (sesudah Brazil dan Zaire) dalam kekayaan hutan hujan tropis, dan memiliki 10% dari sisa sumberdaya ini di dunia. Perkiraan resmi mengenai kawasan lahan hutan di Indonesia sangat bervariasi. REPELITA VI, 1994/951998/99 menyebutkan bahwa ada 92,4 juta ha lahan hutan pada tahun 1993 (RI 1994:312). Ini merupakan 48,1 % dari keseluruhan daratan Indonesia. Perlu diketahui bersama, dalam perjalanan perkembangan industri perkayuan, terjadi peningkatan besar dalam jumlah dan laju hilangnya tutupan hutan di Indonesia. Penelitian FAO tahun 1990 menunjukkan bahwa tutupan hutan di negeri ini telah berkurang dari 74% menjadi 56% dalam jangka waktu 30-40 tahun (FAO 1990:3) World Bank (1990:xx), mengacu pada penelitian yang dilakukan FAO, mencatat peningkatan dalam estimasi deforestasi setiap tahun: pada tahun 1970-an 300.000 ha/tahun; pada tahun 1981, 600.000 ha/tahun; pada tahun 1990 satu juta ha/tahun. Dengan hal tersebut, orang cenderung berkesimpulan bahwa pertumbuhan industri perkayuan mengakibatkan peningkatan laju deforestasi yang dianggap cepat sekali, karena kedua fenomena itu terjadi pada saat yang bersamaan. Namun penjelasan lain menekankan bahwa deforestasi di pulau-pulau di luar pulau Jawa terutama adalah sebagai akibat pertumbuhan kepadatan penduduk dan pertumbuhan jumlah petani kecil/rakyat di kawasan-kawasan ini. Data mengenai kepadatan penduduk di Indonesia menunjukkan korelasi negatif yang kuat dengan tutupan hutan (FAO 1990:10; Barbier et al, 1993; Fraser 1996).
fragmentasi, dimana kita mengamati kawasan hutan yang terpecah-pecah dari kawasan hutan yang utuh menjadi kawasan hutan yang lebih kecil.
Pola fragmentasi habitat selalu menjadi bahan diskusi dalam berbagai permasalahan penurunan luas hutan, dimana fragmentasi selalu dikaitkan dengan pola pemecahan habitat yang langsung membelah atau membagi-bagi habitat dalam luas kawasan yang kecil sehingga menekan laju pergerakan baik satwa maupun flora. Hal ini biasanya diakibatkan adanya pembangunan jalan ataupun perladangan berpindah.
Fragmentasi menyebabkan laju deforestasi semakin cepat dibandingkan dengan kawasan hutan yang utuh, seperti yang dikemukakan oleh Gunawan (2009) bahwa pada 2000-2006 laju degradasi hutan semakin tinggi jika dibandingkan pada tahun1990-2000 yang diakibat oleh pemenuhan kebutuhan masyarakat akan jalan dan penunjang aksesbilitas lainnya. Kebijakan pemerintah secara tidak sadar dapat mendukung peningkatan degradasi hutan secara perlahan.
Selain dari pemenuhan akan aksesbilitas, faktor sosial budaya masyarakat setempat dapat membuat proses fragmentasi semakin nyata lebih cepat menaikkan laju deforestasi. Hampir suluruh daerah memiliki permasalahan degradasi hutan yang terfragmen-fragmen salah satunya di kabupaten Luwu Timur. Kabupaten Luwu Timur merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang memiliki luas hutan sekitar 111.953,5 ha atau 38 % dari luas wilayah administrasi kabupaten (BPS Luwu Timur). Analisis fragmentasi untuk menunjukkan adanya perubahan kawasan yang diakibatkan faktor sosial seperti pertumbuhan penduduk, jenis pekerjaan, pendapatan perkapita, dan pembangunan infrastruktur untuk menujang pembangunan kota tersebut (Badan Pusat Statistik Luwu Timur, 2015). 1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah;
1. Bagaimana tingkat deforestasi pada kawasan hutan yang mengalami fragmentasi
2. Apakah fragmentasi didasari oleh faktor-faktor sosial budaya masyarakat setempat.
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui tingkat deforestasi pada kawasan hutan yang mengalami fragmentasi
2 Untuk membuktikan fragmentasi didasari oleh faktor-faktor sosial budaya masyarakat setempat.
1.4 Luaran
2. Artikel ilmiah
3. Adanya bukti bahwa terjadinya penurunan luas kawasan dari waktu ke waktu yang ditandai dengan terpecahnya kawasan hutan menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil
1.5 Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deforestasi
Deforestasi hutan tropis terjadi pada skala industri selama beberapa dekade, yang awalnya didorong adanya permintaan atas kayu. Namun, dampak dan kompleksitas penyebabnya telah sangat berkembang karena semakin banyak hutan yang ditebang selain untuk mendapatkan kayu, namun juga untuk lahan cocok-tanam komoditas lain. Banyak wilayah di Amazon dibuka untuk peternakan dan produksi kedelai, dan di Asia, hutan gambut dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Walaupun hutan tampak tak punya nilai ekonomi namun jika dikonversi menjadi agribisnis dapat mendatangkan pengembalian investasi yang sangat tinggi. Saat ini Afrika sedang menjadi target investor yang lapar lahan murah; banyak hutan di kawasan ini ditebangi untuk pertanian guna memberi makan penduduk dunia yang semakin banyak (Rautner, 2013).
biodiversitas (spesies), okupasi atau dominasi spesies invasif, erosi, habitat hidupan liar, dan nilai kayu maupun bukan kayunya. Komposisi dan struktur vegetasi merupakan indikator penentuan degradasi hutan (Samsuri, 2014).
Dalam laporan terakhir, angka deforestasi rata-rata tahunan periode 2006-2009 di Indonesia mencapai 0,83 juta hektare per tahun. Deforestasi ini terjadi di dalam dan di luar kawasan hutan. Deforestasi terbesar terjadi di dalam kawasan hutan (73,4 persen), sedangkan di luar kawasan hutan, deforestasi terjadi sebesar 26,6 persen. Sementara itu, angka degradasi hutan Indonesia pada periode yang sama mencapai 446,9 ribu hektare per tahun. Degradasi di dalam kawasan hutan mencapai 97 persen (433,7 ribu hektare per tahun), dan sisanya di luar kawasan hutan (13,1 ribu hektare per tahun) (Dokumen Pemantauan Hutan Indonesia).
Konversi hutan yang dilakukan akan menghasilkan suatu struktur lansekap baru atau bahkan bisa menyebabkan terjadinya fragmentasi habitat. Fragmentasi habitat diyakini menjadi salah satu ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem (Laurance & Bierregard, 1997 dalam Genet et al., 2001), karena 3 hal ini tidak saja menyebabkan berkurang atau hilangnya vegetasi hutan yang diketahui memiliki peran ekologis yang sangat vital bagi kemaslahatan manusia, tetapi juga mengakibatkan berkurang atau hilangnya berbagai jenis fauna yang hidup di habitat tersebut (Gaston, 1994 dalam (Sahabuddin, 2003).
2.2 Fragmentasi
Fragmentasi didefinisikan sebagai pemecahan habitat organisme mer4adi fragment- fragment (patches) habitat yang membuat organisme kesulitan melakukan pergerakan darifragment habitat yang satu ke yang lainnyal. Fragmentasi hutan terjadi jika hutan yang luas dan menyambung terpecah menjadi blok-blok lebih kecil karena pembangunan jalan, pertainan, urbanisasi atau pembangunan lain (Gunawan, 2009). Fragmentasi menyebabkan berkurangnya fungsi hutan sebagai habitat berbagai spesies tumbuhan dan satwaliar.
mosaik dari habitat yang terfragmentasi. Fragmentasi habitat dapat memberikan pengaruh merugikan pada flora dan fauna dari habitat alami yang sebelumnya masih utuh dan berkesinambungan. Ada dua pengaruh utama dari fragmentasi yaitu : mengurangi total luas dari habitat asal dan menciptakan wi layah tepi (edge area) di antara habitat asal dengan lanskap yang terganggu oleh manusia, yang dikenal sebagai efek tepi (edge effects). Dalam fragmentasi habitat ada enam proses terpisah yang dapat dipertimbangkan yaitu (Prasetyo, 2013):
Berkurangnya luas total dari habitat
Meningkatnya jumlah wi layah tepi (edge)
Berkurangnya luasan habitat interior
Terisolasinya suatu fragment (potongan) habitat dari wilayah habitat lainnya
Terpecahnya satu patch (kantong) habitat menjadi beberapa patch (kantong) habitat yang lebih keci l
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan selama empat bulan, yaitu terhitung mulai dari bulan Juni sampai September, penelitian ini dilakukan pada lokasi kabupaten Luwu Timur dan di Laboratorium Perencanaan dan Sistem Informasi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Receiver GPS, Kamera, Alat etulis menulis, Komputer yang dilengkapi software Sistem Informasi Geografis (SIG), Peta Batas Kabupaten Luwu Utara yang bersumber dari BAKOSURTANAL, Peta Penutupan Lahan yang bersumber dari Citra Landsat 8, Peta Penutupan Lahan Tahun 1990, 2000, 2010, yang bersumber dari Badan Pemantapan Kawasan Hutan.
3.3 Prosedur Penelitian 1. Batas Lokasi Penelitian
Penentuan Batas Lokasi penelitian menggunakan peta batas Administrasi dari BAKOSURTANAL dengan langkah sebagai berikut; a. Mendownload Peta dari url www.big.BAKOSURTANAL.com
b. Memotong Peta sesuai batas lokasi penelitian menggunakan aplikasi GIS
2. Survey Lapangan
Survey lapangan dilakukan untuk mencocokkan hasil olah data menggunakan softwere GIS dengan keadaan umum dilapangan yang sebenarnya.
a. Penutupan Lahan
lahan ditetapkan berdasarkan pola dan karakteristik yaitu rona, warna dan tekstur pada citra tersebut.
Untuk menguji keakuratan interpretasi citra maka dilakukan uji akurasi klasifikasi citra. Akurasi merupakan perbandingan antara hasil klasifikasi citra dengan kondisi yang ada dilapangan. Untuk menguji akurasi citra maka perlu menetapkan koordinat titik-titik yang menjadi pewakil setiap penutupan lahan. Penetapan kordinat dilakukan melalui penandaan pada peta penutupan lahan yang telah diinterpretasi dengan mempertimbangkan faktor kemudahan aksebilitas dengan maksimal jarak dari akses yaitu 500 meter dari setiap penutupan lahan yang dipilih. Titik sampel yang telah dipilih, dicatat data kordinatnya untuk kemudian dilakukan pengecekan (ground check) di lapangan.
Proses uji akurasi disebut overall accuracy dengan persamaan sebagai berikut :
Perhitungan Overall Accuracy OA = NX x 100 %
Keterangan :
X : Jumlah nilai diagonal matrix, N: Jumlah sampel matrix Tabel 1. Tabel confusion matriks
Data Penutupan lahan yang berbentuk data vektor di ubah dalam bentuk raster menggunakan softwere GIS, agar dapat terbaca dalam softwere analisis fragmentasi.
4. Analisis Data
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya
Adapun anggaran biaya yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Rekapitulasi Rancangan (Habis pakai, Peralatan, Perjalanan, dan biaya lain-lain)
No. Jenis Pengeluaran Subtotal 1. Bahan Habis Pakai Rp. 100.000 2. Peralatan
Penunjang
Rp. 2.800.000
3. Biaya Perjalanan Rp. 2.000.000 4. Biaya Lain-lain Rp. 2.540.000 Total Rp. 7.440.000
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 3. Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Bimbingan Dosen
2. Persiapan Alat dan Bahan 3. Pengambilan dan Pengumpulan
Data
4. Pengolahan Data 5. Penyusunan Laporan 6. Penyiapan Artikel
Global Canopy Programme (GCP). 2013. Buku Kecil Pendorong Besar Deforestasi. Oxford. UK.
Gunawan, Hendra. dan Lilik B. Prasetyo. 2013. Fragmentasi Hutan, Teori yang mendasari penataan ruang hutan menuju pengembangan yang berkelanjutan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementerian Kehutanan.
Gunawan, Hendra. Lilik B. Prasetyo, Ani Mardiastuti, Agus P' Kartono. 2009. FRAGMENTASI HUTAN ALAM LAHAN KERING DI PROVINSI JAWA TENGAH. IPB; Bogor.
Mulyanto, L. dan I Nengah Surati Jaya. 2004. ANALISIS SPASIAL DEGRADASI HUTAN DAN DEFORESTASI: Studi Kasus di PT. Duta Maju Timber, Sumatera Barat. Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. X No. 1 : 29-42.
Purnomo, H. 2006. DEGRADASI HUTAN DAN PENGANGGURAN: MENUJU PENGELOLAAN HUTAN SKALA KECIL. Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. XII No. 2 : 44-56.
Rifanjani, S., 2015. Fragmentasi Hutan dan Pengaruhnya Terhadap Penggunaan Ruang Habitat Orangutan di Taman Nasional Gunung Palung. Ringkasan Disertasi. UGM; Yogyakarta.
Samsuri. 2014. MODEL SPASIAL INDEKS RESTORASI LANSKAP HUTAN TROPIS TERDEGRADASI DAERAH ALIRAN SUNGAI BATANG TORU SUMATERA UTARA. IPB; Bogor.
Suprajaka. 2012. INDEKS FRAGMENTASI SPASIAL DAN DAMPAK TERHADAP EKOSISTEM LAHAN BASAH DI SURABAYA DAN SEKITARNYA. Jurnal Ilmiah Geomatika Vol. 18.
A. Identitas Diri Peneliti
1. Nama Lengkap Ferdiansyah Prawira Rosa 2. Jenis Kelamin Laki-Laki
3. Program Studi Kehutanan
4. NIM/NIDN M111 14 326
5. Tempat dan Tanggal Lahir Bulukumba, 24 September 1996 6. E-mail ferdiansyahrosa@gmail.com 7. Nomor Telepon/HP 0895604318088
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama
Institusi SD 138 Basokeng SMPN 1 Bontotiro
SMAN 1 Bontotiro
Jurusan - - IPA
Tahun
Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014 C. Pemakalah Seminar Ilmiah
No .
Nama Pertemuan
Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1.
2. 3.
D. Penghargaan 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)
No
. Jenis Penghargaan Institusi PemberiPenghargaan Tahun 1.
2. 3.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Makassar, Mei 2017 Pengusul,
(Ferdiansyah Prawira Rosa) NIM. M11114329
1. Nama Lengkap Icuk Sugiarto Sesa A.
2. Jenis Kelamin L
3. Program Studi Kehutanan
4. NIM/NIDN M111 14 309
5. Tempat dan Tanggal Lahir Bantaeng, 18 Oktober 1995 6. E-mail icuk18sugiarto@gmail.com 7. Nomor Telepon/HP 081355073139
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama
Institusi SDN Inpres Mangga Tiga SMPN 34 Makassar SMAN 18 Makassar
Jurusan - - IPA
Tahun
Masuk-Lulus 2002-2008 2008-2011 2011-2014 C. Pemakalah Seminar Ilmiah
No
. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1.
2. 3.
D. Penghargaan 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)
No
. Jenis Penghargaan Institusi PemberiPenghargaan Tahun 1.
2. 3.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari dijumpai ketidak-suaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Makassar, Mei 2017 Pengusul,
(Icuk Sugiarto Sesa A.) NIM. M111 14 309
A. Identitas Diri
3. Program Studi Kehutanan
4. NIM/NIDN M11114069
5. Tempat dan Tanggal Lahir Carawali, 03 Maret 1997
6. E-mail daengtoke@gmail.com
7. Nomor Telepon/HP 082 332 832 236
B. Riwayat Pendidikan
Jurusan - - Adm. Perkantoran
Tahun Masuk-Lulus
2002-2008 2008-2011 2011-2014
E. Pemakalah Seminar Ilmiah No
. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1.
2. 3.
F. Penghargaan 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi lainnya)
No
. Jenis Penghargaan Institusi PemberiPenghargaan Tahun 1.
2. 3.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Makassar, Mei 2017 Pengusul,
(Erwin Wellang) NIM. M111 14 069
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi Pemakaian
Kuantitas Harga satuan (Rp)
Alat Tulis
1 paket 10.000 50.000
Kalkulator Digunakan untuk menghitung data
1 buah 50.000 50.000
SUBTOTAL (Rp) 100.000
2. Peralatan Penunjang Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas Harga satuan(Rp) Jumlah (Rp) Sewa GPS Digunakan
untuk
Transportasi Perjalanan survey lapangan (Pulang-pergi)
5 orang 400.000 2.000.000
4. Lain-lain
14 hari 100.000 1.400.000
Penginapan Penginapan selama
pengambilan data
14 hari 50.000 700.000
Kertas A4 Untuk mencetak proposal dan laporan
2 rim 45.000 90.000
Tinta print Mencetak
proposal 2 unit 100.000 200.000 Penjilidan Untuk
memperapih proposal dan laporan pertanggung jawaban akhir
10 rangkap 15.000 150.000
Lampiran 3. Susunan Orgasisasi Tim
No Nama / NIM Program Studi
Kehutanan Kehutanan 14 jam /minggu
Persiapan –
Kehutanan Kehutanan 14 jam /minggu
Persiapan –
Kehutanan Kehutanan 14 jam /minggu
Persiapan – penyusunan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Kampus Tamalanrea, Jalan Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar 90245 Sulawesi Selatan, Indonesia Telp: +62-411-586200,
+62411584200
Fax: +62 411 585188, email humas@unhas.ac.id
SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Ferdiansyah Prawira
NIM : M11114326
Program Studi : Kehutanan Fakultas : Kehutanan
Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul: Analisis Fragmentasi Hutan Alam di Kabupaten Luwu Utara yang diusulkan untuk tahun anggaran 2017 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bila mana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima kekas negara. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Makassar, Mei 2017
Mengetahui, Yang menyatakan,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Meterai Rp 6.000