• Tidak ada hasil yang ditemukan

budidaya tanaman anggrek indonesia. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "budidaya tanaman anggrek indonesia. doc"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MATA KULIAH

TBT HIAS TANAMAN INDOOR

“ANGGREK BULAN”

Disusun Oleh :

1. Ratih Surya ( H0711082 ) 2. Rizqi Ainun J ( H0711091 ) 3. Shufiyati Muniroh ( H0711098)

Kelas : AGT A

(2)

BAB I

PENDAHULLUAN A. Latar Belakang

Anggrek bulan merupakan salah satu bunga nasional Indonesia yang ditetapkan sebagai puspa pesona Indonesia. Tanaman yang dijuluki dengan julukan

butterfly orchid ini berada menyebar di hutan tropis Indonesia. Anggek bulan merupakan salah satu anggota genus phalaenopsis. Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) pertama kali ditemukan di Maluku. Anggrek bulan memiliki beberapa nama daerah seperti anggrek wulan (Jawa dan Bali), anggrek terbang (Maluku), dan anggrek menur (Jawa). Pemerintah menetapkan anggrek bulan sebagai puspa pesona mendampingi melati (puspa bangsa), dan padma raksasa (puspa langka) berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993.

(3)

B. Rumusan Masalah

1. Apa klasifikasi dan seperti apa morfologi anggrek bulan? 2. Bagaimana cara budidaya anggrek bulan?

3. Apa saja jenis-jenis angrek bulan?

4. Bagaimana prospek angrek bulan di pasaran? C. Tujuan

1. Mengetahui klasifikasi dan morfologi anggrek bulan. 2. Mengetahui cara budidaya anggrek bulan.

3. Mengetahui jenis-jenis angrek bulan.

(4)

BAB II PEMBAHASAN A. Taksanomi dan Morfologi

Phalaenopsis amabilis merupakan species dari genus Phalaenopsis. Species ini pertama kali ditemukan di Ambon pada tahun 1750, Rumphius member nama Angraecum album-majus yang diterbitkan dalam “Herbarium Amboinese”. Dalam waktu yang hampir bersamaan pada tahun 1752 Peter Osbeck membawa specimen jenis ini dari Jawa Barat dan diidentifikasi oleh Linnaeus sebagai Epidendrum amabile yang diterbitkan dalam “Spesies Plantarum”, tanpa mengetahui publikasi terdahulu oleh Rumphius. Tahun 1814 Roxburgh juga mengidentifikasi jenis ini sebagai Cymbidium amabile, dan pada tahun 1825 Blume memasukkan tumbuhan ini ke dalam marga Phalaenopsis dan diberi naman Phalaenopsis amabilis (L.) Blume (Sweet 1980).

(5)

Anggrek memiliki organ-organ yang sukulen atau berdaging tebal dengan kandungan air yang tinggi sering disebut juga tanaman lunak. Dengan demikian ia dapat hidup pada kondisi ketersediaan air yang rendah.. Anggrek menyukai cahaya matahari tetapi tidak langsung sehingga ia biasa ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai hutan atau di bawah naungan. Sebagai tanaman hias, anggrek tahan di dalam ruang.

Anggrek memiliki akar serabut dan tidak dalam. Pada anggrek jenis-jenis epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh,namun tidak merugikan pohon inang. Ada pula yang tumbuh geofitis, dengan istilah lain terrestria artinya tumbuh di tanah dengan akar-akar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus. Pada permukaan akar seringkali ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis dengan anggrek.

Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah memiliki batang pendek dan cenderung menyerupai umbi. Sementara itu, anggrek epifit batangnya tumbuh baik, seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan berlebihan. Pertumbuhan batang dapat bersifat memanjang (monopodial) atau melebar (simpodial), tergantung genusnya.

(6)

oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili) dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan terjadi penyerbukan.

Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering dan terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbawa angin. Biji anggrek tidak memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan; bahkan embrionya belum mencapai kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada medium yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya hingga kemasakan. Tinggi tanaman anggrek berbeda beda, maksimum mencapai 2,5 meter namun pada umumnya 60 centimeter dan diameter batang 3-10 cm.

Menurut Jeanne Rose (2008) anggrek merupakan tumbuhan yang membutuhkan suhu sekitar 600-850 F. Kelembapan optimum 40-70 persen dan cahaya sinar matahari yang tidak langsung. Akar yang berdaging dan licin menggambarkan anggrek menempel teguh pada tanaman induk dengan mengeluarkan cairan seperti perekat.

B. Budidaya Anggrek Bulan

Teknik budidaya anggrek bulan menurut Gunawan (2008) adalah sebagai berikut:

1. Media Tanam

Secara umum, media tumbuh harus dapat menjaga kelembaban di sekitar akar, menyediakan cukup udara dan dapat menahan hara yang diberikan. Jenis media yang digunakan tidaklah sama di setiap daerah. Di Asia Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tumbuh berupa pecahan batu bata, moss, arang, sabut kelapa, atau batang pakis. Selain itu ada juga yang menggunakan serutan kayu (Redaksi Agromedia, 2007)

(7)

Rockwool adalah olahan dari batu gunung vulkanik diproses menjadi serat dengan ukuran 0,006 – 0,01 mm. Biasanya dalam bentuk lembaran rockwool dan mempunyai fungsi untuk isolator panas di pabrik. Rockwool sebagai media tanam anggrek sudah digunakan di Denmark dan Belanda. Rockwool mempunyai pori yang seragam, sehingga baik digunakan untuk media tanam anggrek. Sebagai media tanam tidak mudah lapuk, mampu menyimpan air, hara dan udara dengan merata. Memang rockwool tidak mengandung hara, tapi mampu menyimpan pupuk dari penyiraman. Mungkin ketersediaannya yang masih belum merata dan agak sulit. Media tanam ini bisa digunakan untuk semua jenis tanaman anggrek, namun sangat cocok untuk tanaman angrek Phalaenopsis.

b. Sphagnum Moss

Sphagnum moss mempunyai daya pengikat air yang sangat baik. Sebagai media tanam sphagnum moss juga mempunyai aerasi dan draenase yang cukup baik. Sphagnum moss mengandung unsur N (Nitrogen) 2 – 3%. Ketersediaan moss dialam sudah mulai berkurang dan harga juga mulai naik. Media tanam sphagnum moss cukup baik untuk menanam anggrek Phalaenopsis.

c. Pakis

(8)

Pakis cacahan biasa digunakan untuk media saat pembibitan tanaman anggrek, yaitu saat kompot.

d. Sabut kelapa

Penggunaan sabut kelapa sebagai media tanam cukup baik, karena sabut kelapa mempunyai daya simpan air yang baik. Sabut kelapa mudah didapatkan dan harganya murah. Sayangnya sabut kelapa mudah lapuk dan busuk, sehingga dapat menjadi sumber penyakit. Jadi bila ingin memakai sabut kelapa sebagai media tanam angrek, pilih sabut kelapa yang sudah tua. Dan cepat diganti bila sudah lapuk. Baik untuk media tanam anggrek phalaenopsis.

e. Arang kayu

Arang kayu biasa dipakai sebagai bahan bakar, untuk membakar sate atau yang lainnya. Juga bisa dipakai sebagai media tanam untuk anggrek yang cukup baik. Melihat cara pembuatannya yang dibakar, arang kayu merupakan media tanam yang steril, tidak mudah ditumbuhi oleh jamur dan bakteri. Arang kayu juga tidak mudah lapuk, dan mudah didapatkan. Namun arang kayu sukar mengikat air dan miskin zat hara. Arang kayu bisa digunakan untuk media tanam semua jenis tanaman anggrek. Tapi paling baik digunakan sebagai media tanam anggrek Dendrobium dan Cattleya. 2. Sarana Prasarana

Sarana penanaman untuk menanam anggrek berupa pot dan penopang. Dalam hal ini, penopang sangat diperlukan agar anggrek tidak mudah rebah. Pot yang digunakan adalah pot tanah, pot plastik atau kotak kayu, sedangkan untuk penopang yang digunakan biasanya kawat atau bambu.

3. Perkembangbiakan

a. Perbanyakan dengan Biji

(9)

Phaleonopsis : masak buahnya 4 bulan tetapi dapat dipetik dan biji ditabur pada umur buah 3 bulan. Vanda : masak buahnya 8 bulan tetapi dapat dipetik dan biji ditabur pada umur buah 6 bulan. Cattleya : masak buahnya 9 – 10 bulan juga dapat dipetik dan biji ditabur pada umur buah 8 bulan. Kemudian, biji disemai dipersemaian. Persemaian dapat dilakukan dalam botol, toples atau gelas yang khusus atau bisa juga dalam lemari kaca. Tetapi biasanya persemaian dilakukan dalam botol bening seperti yang banyak kita jumpai di toko dan penjual anggrek, karena lebih praktis. Sebagai media persemaian, di gunakan agar-agar yang telah diberi unsur hara dan vitamin secukupnya.

Beberapa media semai dapat digunakan, diantaranya sebagai berikut 1) Resep Chang

a) Minyak ikan 1,5 sendok teh b) Pepton 1 sendok teh

c) Gula pasir 5,5 g d) Agar-agar 15 g e) Air bersih 1000 cc

Media ini cocok untuk persemaian Dendrobium, Arachnis, dan Vanda 2) Resep Alami

a) Air tomat segar 10 g b) Air kelapa 1000 cc c) Agar-agar 15 g

(10)

b. Perbanyakan dengan organ Vegetatif

Perbanyakan anggrek secara vegetatif dapat dilakukan dengan empat cara yaitu stek, pemecahan rumpun, pemotongan keiki, dan pemotongan anakan. Dengan cara vegetatif ini, kita akan memperoleh bibit tanaman yang mempunyai sifat yang sama seperti induknya. Berikut akan diterangkan cara-cara melakukan perbanyakan secara vegetatif:

1) Stek pucuk

Perbanyakan dengan cara setek cocok dilakukan pada anggrek berbatang satu (monopodial). Contohnya Arachnis, Aranthera, Renanthera, dan Vanda. Perbanyakan anggrek monopodial dilakukan dengan memotong setek pucuk atau setek ujung batang. Bagian yang terpotong minimal mempunyai dua akar, tanpa mengurangi jumlah daun. Sisa batang bawah tetap dipelihara karena dapat mengeluarkan beberapa tunas baru. Bila tunas baru sudah membentuk daun dan mengeluarkan minimal 2 akar maka tunas anakan dapat dipotong dan digunakan sebagai bibit.

Sebelum ditanami, dasar pot lebih dahulu diisi pecahan batu bata atau genting setinggi sepertiga bagian. Pecahan batu-bata atau genting berfungsi untuk menjaga kelembapan agar tetap tinggi. Juga sebagai pemberat agar pot tidak mudah rebah. Selanjutnya, pot tersebut diisi media tumbuh sabut kelapa, arang, pakis, atau sejenisnya. Setek ditanam tepat dibagian tengah. Penanaman dalam pot umumnya dilakukan pada anggrek monopodial yang bersifat epifit seperti Vanda berdaun lebar (Vanda daun).

2) Pemisahan rumpun

(11)

dilakukan bila pot telah penuh dan padat oleh tunas anakan. Tunas anakan itu kemudian dipisahkan dari tanaman induknya. Anakan yang dipisah sebaiknya memiliki 3 anakan dan bagian dasar dari anakan (rhizome) harus tetap saling berhubungan antara yang satu dengan lainnya. Semua akar yang tidak aktif atau akar tua dibuang sehingga anakan tampak seperti tidak berakar.

Cara penanamannya, dasar pot diisi dengan pecahan batu-bata atau genting setinggi sepertiga bagian. Di atasnya diisi lagi dengan media tumbuh setinggi sepertiga bagian. Selanjutnya anakan tersebut ditanam dengan mengatur posisi. Anakan yang paling tua diletakkan di dekat atau menempel pada bibir pot bagian pinggir atas. Dengan cara ini pertumbuhan tunas anakan dapat mengisi seluruh permukaan bagian pot. Apabila anakan yang tua diletakkan di bagian tengah pot maka pertumbuhannya akan tidak seimbang. Sebelum anakan ditanam, pangkalnya terutama luka bekas potong dicelup sekilas dalam larutan fungisida atau bakterisida. Apabila kesulitan mengeluarkan anakan karena sangat keras melekat erat di pot dan media maka pot sebaiknya dipecahkan. Hati-hati untuk menghindari kerusakan atau putusnya anakan. Penyiraman dilakukan kurang lebih 3-4 hari setelah penanaman. Adapun pemupukan dilakukan kurang lebih seminggu setelah penanaman.

3) Pemotongan keiki

Keiki adalah anakan yang keluar dari batang atau pseudobulb. Contohnya Dendrobium. Keiki ini bila telah membentuk tanaman seutuhnya lengkap dengan akarnya, maka keiki terse¬but dapat dipisahkan dari induknya dengan cara memotongnya dengan pisau yang tajam. Penanamannya sama seperti anggrek epifit umumnya.

(12)

Walaupun jarang terjadi, tetapi adakalanya ujung akar atau tangkai bunga Phalaenopsis muncul tunas anakan. Tunas anakan tersebut dapat dipotong dan ditanam. Nantinya, tunas akan berkembang menjadi tanaman dewasa.

5) Kultur Jaringan

Perbanyakan dengan sistem kultur jaringan hanya memerlukan sedikit jaringan tanaman yang akan di kultur. Dengan sedikit jaringan itu bisa di peroleh bibit anggrek yang jumlahnya ribuan bahkan jutaan. Kelemahannya hanyalah perlu modal besar untuk menggunakan sistem ini. Sehingga tak heran cara ini hanya di lakukan oleh nursery besar yang benar-benar2 serius memproduksi anggrek.

4. Penanaman

Bibit anggrek botolan yang telah berusia 1 tahun atau daunnya sudah mencapai 1 cm dan sudah muncul 2-3 helai akar. Anggrek dikeluarkan dari botol menggunakan kawat yang dibengkokkan pada bagian ujungnya. Anggrek yang baru dikeluarkan di tanam dalam pot plastik. Tiga bulan kemudian, tanaman dipindahkan ke pot yang lebih kecil yaitu ukuran 8 cm atau 10 cm dan ditanami 3-5 tanaman. Pot diisi media 2/3 bagian, kemudian dimasukkan larutan fungisida 2 ml/l dan larutan pupuk organik suburi 2 ml/l. Setelah 3 bulan dilakukan pemindahan tanaman (repotting), ke dalam pot yang lebih besar yaitu ukuran 18 cm dan ditanami 1 tanaman saja. Setiap 6-8 bulan sekali media diganti dengan yang baru (mospagebreak) (Risa, 2007).

5. Pemeliharan

Pemeliharaan meliputi pemupukan, penyiraman dan pengendalian hama penyakit. Selain itu, agar anggrek dapat tumbuh dan berbunga memuaskan, cahaya dan lingkungannya juga harus diperhatikan.

a. Cahaya

(13)

penampilan yang lebih baik, jumlah bunga maksimum, pembentukan daun yang sempurna, warna bunga indah, dan tinggi tanaman yang memadai. Umumnya tanaman pot berbunga indah akan membentuk bunga dalam jumlah maksimum dengan warna yang indah pada kondisi ruang bercahaya tinggi, meskipun cahaya matahari langsung dihindari.

b. Pemupukan

Unsur-unsur hara yang dibutuhkan tersebut di atas diambil dari media tumbuh dan dari pemberian pupuk. Campuran pupuk yang lengkap telah disusun oleh Post pada tahun 1952. Campuran itu terdiri dari unsur makro :

Tabel 1. Campuran Unsur Makro dan Dosis

Unsur makro Dosis

Semua bahan di atas dilarutkan ke dalam 1 liter air kemudian diambil 400 ml untuk campuran 100 liter larutan bahan makro. Larutan pupuk diberikan seminggu sekali pada tanaman anggrek. Karena campuran ini sulit dibuat, maka banyak peneliti menganjurkan pemberian pupuk majemuk. Pupuk majemuk untuk anggrek dianjurkan yang mengandung 10% N, 4% P, 6% K, 15% S, dan 7% Ca. Pupuk umumnya diberikan dalam larutan, jumlahnya 1 g/10 liter air dan digunakan untuk penyiraman seminggu sekali. c. Penyiraman

(14)

pemberian yang baik adalah melalui nozzle penyemprot. Dengan alat ini, butiran air dapat diatur sehingga tidak menghanyutkan media tumbuh atau merusak batang dan bunga.

d. Pengendalian Hama Penyakit (Deptan, 2005) 1) Hama

a) Tungau/kutu perisai

Gejala: menempel pada pelepah daun, berwarna kemerahan jumlahnya banyak, bekas serangan berupa bercak hitam dan juga merusak daun. Pengendalian: digosok dengan kapas dan air sabun, apabila serangan sudah parah, harus disemprot oleh insektisida dengan dosis 2 cc/liter. b) Semut

Gejala: merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh cendawan. Pengendalian: pot direndam dalam air dan ciptakan lingkungan bersih di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.

c) Belalang

Gejala: pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak beraturan. Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat. Pengendalian: segera semprotkan insektisida yang bersifat racun kontak atau yang sistemik,bila jumlahnya sedikit bisa langsung dimusnahkan atau dibunuh.

d) Trips

Gejala: menempel pada buku-buku batang dan daun muda, menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun dan merusak bunga hingga bentuk bunga tidak menarik. Pengendalian: secara periodik dan teratur pot anggrek disemprot insektisida.

e) Kutu babi

(15)

f) Keong

Gejala: menyerang lembaran daun anggrek. Pengendalian: dalam jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh, bila jumlah banyak perlu memakai insektisida/dijebak dengan bubuk prusi.

g) Red Spinder

Gejala: bercak putih di bagian bawah daun, permukaan atas menjadi kuning dan lama kelamaan daun mati. Pengendalian: bila sedikit cukup diambil dengan menggunakan isolatip lalu dibakar/menggosok daun dengan alkohol, apabila banyak maka perlu menggunakan insektisida dengan bahan aktif diazinon, dicofol.

h) Kumbang

Gejala: yang terserang akan berlubang-lubang khusus kumbang penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang dan tidak nampak dari luar, larvanya yang menetas dari telur merusak daun anggrek. Pengendalian: menyemprotkan tanaman yang diserang dengan meng-gunakan insektisida sistemik secara rutin, bersihkan pot dari kepompong dan telur kumbang dengan jalan memindahkannya ke pot baru dan media tanam yang baru pula.

i) Ulat daun

Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga yang sedang mekar. Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2–5 ekor) dapat dibunuh dengan tangan, bila banyak dapat menggunakan insektisida sistemik, tanaman yang telah diserang sebaiknya dipisahkan dengan tanaman yang masih sehat.

j) Kepik

(16)

semprotkan insektisida yang sama seperti untuk membasmi serangga lainnya, seperti ulat, kumbang dan trips.

k) Kutu tudung

Gejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna coklat dan mati. Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang dan trips. 2) Penyakit

a) Penyakit buluk

Sering terdapat di dalam media tanam, kultur spora cendawan ini terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril. Gejala: biji anggrek tidak mampu berkecambah dan persemaian dalam botol akan gagal, kecambah yang telah tumbuh kalau diserang cendawan ini akan mati/layu. Pengendalian: pada awal serangan media agar dikeluarkan dari botol, lalu botol ditutup kembali, dilakukan dengan steril, kalau kecambah anggrek terlanjur besar, segera dikeluarkan dari botol dan dicuci dengan fungisida lalu kecambah ditanam dalam pot.

b) Penyakit rebah kecambah

Merupakan penyakit anggrek selama masih dalam persemaian. Penyebaran penyakit ini lewat air. Gejala: semula berupa bercak kecil bening pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar, kecambah anggrek akan membusuk dan mati. Pengendalian: bibit yang sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar sampai musnah. Pot dan kumpulan kecambah dikeringkan dan disemprot dengan fungisida. c) Penyakit bercak coklat

(17)

anggrek menjadi rusak dan mati. Penyakit ini sangat ganas, karena mematikan dan cepat menular. Pengendalian: sangat sulit penyakit ini pada awal serangan. Pada serangan yang parah, tidak ada jalan lain kecuali memusnahkan seluruh kecambah anggrek.

d) Penyakit bercak hitam

Pada tanaman anggrek penyakit ini cepat menular malalui akar dan alat yang tidak sterill. Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada bagian tanaman yang terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas dan ke bawah hingga ujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil dan mengakibatkan kematian. Pengendalian: bagian yang terserang dipotong dan dibuang atau disemprotkan fungisida, alat-alat potong disiram alkohol/dibakar sebelum digunakan.

e) Penyakit busuk akar

Penyebab: cendawan Rhizoctonia solani. Gejala: akar leher membusuk mencapai rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan bengkok, tanaman kerdil dan tidak sehat. Pengendalian: semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang,bekasnya disemprot dengan fungisida (Benlate).

f) Penyakit layu

Penyebab: cendawan Fusarium oxyporium. Gejala: mirip serangan penyakit busuk akar, namun pada rhizoma terdapat garis-garis, atau lingkaran berwarna ungu. Pada serangan berat, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi batang, tanaman sangat tidak sehat. Pengendalian: bagian yang terserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan terdapat aliran udara yang lancar di sekitar tanaman.

(18)

Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsi. Gejala: terdapat bintil-bintil kecil berwarna coklat pada bagian tanaman yang terkena penyakit. Pengendalian: bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang. Media tanaman dan seluruh pot didesinfektan dengan larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene 0,5 % selama 1 jam. h) Penyakit bercak coklat

Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman. Pengendalian: membuang semua bagian yang sakit, lalu semprotkan fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20. i) Penyakit busuk lunak

Penyebab: bakteri Erwinia carotovora. Gejala: daun dan akar membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat sekali meluas namun khusus pada rhizoma dan umbi batang, penyebarannya agak lambat. Penanggulangan: peralatan kebun harus steril, bagian yang sakit dipotong dan dibuang. Semprotkan Physan 20, pot tanaman disemprot dengan formalin 4 %. Selain itu pengendaliannya bisa menggunakan fungisida Benlate atau Dithane (Santoso, 2006).

j) Penyakit bercak bercincin

Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos-sum). Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan daun. Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni membuang bagian tanaman yang sakit serta menstrerilkan semua alat potong. k) Penyakit Cymbidium

(19)

pencegahan yaitu membuang bagian tanaman yang sakit, serta mensterilkan segala alat yang dipakai.

l) Penyakit busuk hitam

Penyebab: cendawan Phytopytora omnivora. Gejala: muncul warna kehitaman pada pangkal daun, lalu melunak dan busuk, akhirnya daun mati. Pengendalian: semprotkan fungisida seperti Baycor Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot. Untuk yang berbentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter air.

e. Panen dan Pasca panen (Deptan, 2005)

Keistimewaan tanaman anggrek terletak pada penampilannya saat konsumsi, sehingga usaha untuk mempertahankan mutu penampilan selama mungkin menjadi tujuan utama penanganan pasca panen dan pasca produksi. Untuk melaksanakan upaya tersebut perlu dipahami berbagai faktor yang dapat mempengaruhi mutu pasca panen atau pasca produksi tanaman anggrek. Faktor yang mempengaruhi mutu pasca panen anggrek bunga potong adalah tingkat ketuaan bunga, suhu, pasokan air dan makanan, etilen dan kerusakan mekanis dan penyakit. Sedangkan yang mempengaruhi anggrek pot antara lain kultivar, stadia pertumbuhan, cahaya, medium, pemupukan, temperatur dan lama pengangkutan.

C. Jenis warna dari tanaman anggrek bulan

a. Anggek bulan bunga warna putih dengan tangkai pendek dan pohon ukuran pendek

b. Anggrek bulan bunga putih totol merah dengan tangkai pendek dan pohon ukuran pendek

c. Anggrek bulan bunga putih denga tangkai bunga panjang dan bunga berukurn lebih besar

d. Anggrek bulan bunga merah dengan tangkai bunga panjang dan bunga berukuran lebih besar

(20)

Anggrek Bulan Lokal (Phalaenopsis amabilis) merupakan salah satu jenis anggrek yang memiliki bunga yang sangat indah sekali, masih merupakan anggrek spesies atau dikenal dengan anggrek alam (lokal), karena mengingat penyebaran terbanyak ditemukan di Pulau Jawa dan Sumatera. Anggrek Bulan ini juga bermanfaat sebagai hiasan taman dan rumah yang dinikmati keindahannya. Anggrek bulan ini tidak suka terlalu lembab atau bahkan kering, karena masih tergolong anggrek alam, maka perlakuannya jika dikoleksi harus disesuaikan dengan kondisi alam asli tempat hidupnya demi kelangsungan hidup dan kecepatan berbunga. Phalaenopsis amabilis ini sekarang sangat langka, jarang dijumpai karena plasma nutfahnya sudah banyak yang diambil untuk dijadikan indukan persilangan dengan jenis anggrek alam lainnya.

Sebagai komoditas bisnis, Anggrek Phalaenopsis amabilis ini pernah menduduki rangking atas dalam perdagangan tanaman anggrek, karena harganya yang relatif terjangkau namun memiliki sosok bunga yang sangat indah dan bahkan bunganya tahan sampai kisaran hampir 6 bulan. Pada era sebelum ditemukannya atau baru sedikit ditemukannya anggrek silangan, Phalaenopsis amabilis inilah yang mendominasi pasar anggrek nasional. Sampai sekarang pun jenis Phalaenopsis amabilis ini masih banyak sekali peminatnya karena harganya masih relatif terjangkau.

(21)

sangatlah menjanjikan untuk masa depan dan sangat menguntungkan untuk dijadikan aset berharga bagi Negara Indonesia khususnya.

BAB III

PENUTUP

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2010. Memperbanyak Anggrek Aecara Vegetatif.

http://indonesianorchids.wordpress.com/2010/06/02/memperbanyak-anggrek-secara-vegetatif/. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2013

Anonim 2013. Anggrek Bulan. http://gardenmaterial.blogspot.com/2013/01/anggrek-bulan.html. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2013

Hatta 2008. Cara Praktis Memperbanyak Anggrek Bulan.

http://emhatta.wordpress.com/2008/09/24/cara-praktis-memperbanyak-anggrek/. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2013.

Virnanto. Budidaya Anggrek.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Jika debitur kredit sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan undang – undang dan ketentuan BI, Setelah semua peraturan BI dan Undang –undang sudah

Muhamad Thobroni & Arif Mustofa, belajar dan Pembelajaran pengembangan wacana dan praktik pembelajaran dalam pengembangan nasional, (Joggjakarta: Ar-ruzz Media, 2013)..

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengingkatkan hasil belajar siswa dengan menggunaan pendekatan pembelajaran drill dan bermain tentang konsep servis atas permainan bola volly

bagi lahirnya undang-undang tersebut yaitu, perlama, bahwa tujuan Nega'ra K.esatuan Republik Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum. mencapai tujuan tersebut

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari penelitian ini, dapat diambil kesimpulan bahwa, ekstrak tongkol jagung memiliki potensi sebagai fitokimia antioksidan karena

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan tentang kanker payudara dengan sikap SADARI pada wanita usia 20-39 tahun di dusun Pucanganom kecamatan

maka hasil analisis tersebut dapat terlihat bahwa pemanfaatan akun twitter @malbekasi (variabel X) memiliki pengaruh tinggi yaitu 0,60-0,799 terhadap kepuasan