• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Upah d (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Faktor yang Mempengaruhi Upah d (1)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Pembangunan ekonomi merupakan hal yang sangat penting terutama untuk Negara Sedang Berkembang (NSB) seperti Indonesia. Pembangunan ekonomi tujuan utama nya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, terdapat banyak permasalahan yang terjadi di Indonesia seperti kemiskinan dan keterbelakangan. Maka dari itu dengan adanya pembangunan ekonomi diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah tersebut sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Kemiskinan yang masih melanda di Indonesia merupakan aliran yang sulit diputus. Hal ini terjadi karena pendapatan yang rendah. Pendapatan yang rendah mengakibatkan tabungan rendah. Keadaan tabungan rendah maka pembentukan modal rendah. Pembentukan modal rendah, tingkat investasi pun menjadi rendah. Akibat investasi yang rendah, produktivitas menjadi rendah. Produktivitas yang rendah mengakibatkan pendapatan rendah, dan seterusnya (Irawan dan Suparmoko dalam Pertiwi : 2015).

Salah satu cara untuk memutus aliran tersebut dapat dilakukan dengan peningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatkan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan investasi di bidang sumber daya manusia (human capital). Penerapan human capital menurut Sonny Sumarsono (2009: 91-92), dapat dilakukan melalui pendidikan/latihan, migrasi, perbaikan gizi, dan kesehatan. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

(2)

2

Selain dari faktor modal manusia yaitu tingkat pendidikan, besarnya penghasilan juga dipengaruhi beberapa faktor. Menurut Sadono Sukirno (2008: 364-366) yaitu perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan, perbedaan jenis pekerjaan, kemampuan, keahlian, pendidikan, pertimbangan bukan uang, mobilitas tenaga kerja, dan beberapa faktor geografis dan institusional.

Sumber : BPS Jawa Barat, 2016 Diolah

Dapat dilihat pada Grafik diatas, menunjukkan bahwa setelah tahun 2006 tingkat kemiskinan di Provinsi Jawa Barat mengalami tren yang menurun. Tingkat penduduk miskin Provinsi Jawa Barat tertinggi yaitu pada tahun 2006 sebesar 14,49 persen dan terendah yaitu pada tahun 2014 sebesar 9,18 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat penduduk miskin di Jawa barat masih tinggi yang mana merupakan disebabkan salah satu nya yaitu tingkat upah/gaji penduduk.

Maka dari penjabaran di atas peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman kerja, Masa Kerja, Tingkat Pekerjaan dan Daerah Tempat Tinggal terhadap Upah/gaji Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Barat.

13.4

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

(3)

3 1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, dapat ditarik rumusan masalah, yaitu :

1. Apakah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap upah/gaji tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat?

2. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap upah/gaji tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat?

3. Apakah masa kerja di satu tempat berpengaruh terhadap upah/gaji tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat?

4. Apakah tingkat pekerjaan berpengaruh terhadap upah/gaji tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat?

5. Apakah daerah tempat tinggal berpengaruh terhadap upah/gaji tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap upah/gaji tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat 2. Pengaruh pengalaman kerja terhadap upah/gaji tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat

3. Pengaruh masa kerja di satu tempat terhadap upah/gaji tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat 4. Pengaruh tingkat pekerjaan terhadap upah/gaji tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat

(4)

4 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Human Capital Invesment

Investasi dapat dilakukan bukan saja dalam bidang usaha namun juga dalam bidang sumber daya manusia. Prinsip investasi di bidang usaha adalah mengorbankan konsumsi saat investasi dilakukan untuk memperoleh tingkat konsumsi yang lebih tinggi beberapa waktu kemudian. Sama halnya dengan investasi di bidang usaha, maka investasi yang dikorbankan adalah sejumlah dana yang dikeluarkan dan kesempatan memperoleh penghasilan selama proses investasi. Investasi yang diperoleh sebagai imbalannya adalah tingkat penghasilan yang lebih tinggi untuk mampu mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi pula. Investasi yang demikian dinamakan human capital (Hafid : 2014).

2.1.1 Asumsi Dasar Human Capital Invesment

(5)

5 2.2 Pengertian upah/gaji

Upah/gaji merupakan imbalan yang diberikan dalam proses memproduksi barang/jasa pada suatu instansi atau perusahaan.

Menurut Sumarsono (dalam Pertiwi : 2015) mengemukakan bahwa upah merupakan sumber utama penghasilan seorang pekerja, sehingga upah harus cukup memenuhi kebutuhan pekerja dan keluarganya dengan wajar. Batas kewajaran tersebut dalam Kebijakan Upah Minimum di Indonesia dapat dinilai dan diukur dengan kebutuhan hidup minimum (KHM) atau seringkali saat ini disebut dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

2.2.1 Perbedaan Upah Nominal dan Upah Riil

Menurut Sukirno, Upah nominal adalah jumlah uang yang diterima oleh para pekerja dari para pengusaha sebagai pembayaran ke atas tenaga mental dan fisik para pekerja yang digunakan dalam suatu proses produksi. Sedangkan upah riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pekerja.

2.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi tingkat Upah / Gaji

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Upah / Gaji, antara lain :

1. Tingkat Pendidikan

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

(6)

6 2. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja adalah pengetahuan atau keterampilan yang telah diketahui dan dikuasai seseorang yang akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu.

3. Masa Kerja

Masa kerja (lama bekerja) merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan dan jabatan.

Siagian (dalam Hafid : 2014) menyatakan bahwa, .Masa kerja menunjukkan berapa lama seseorang bekerja pada masing-masing pekerjaan atau jabatan. Kreitner dan Kinicki (dalam Hafid : 2014) menyatakan bahwa, masa kerja yang lama akan cenderung membuat seorang pegawai lebih merasa betah dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena telah beradaptasi dengan lingkungannya yang cukup lama sehingga seorang pegawai akan merasa nyaman dengan pekerjaannya. Penyebab lain juga dikarenakan adanya kebijakan dari instansi atau perusahaan mengenai jaminan hidup di hari tua. Karyawan merasa bahwa semakin lama mereka bekerja di suatu perusahaan, akan menjamin kehidupan mereka menjadi lebih baik dari segi upah dan jaminan masa depan

4. Tingkat pekerjaan

Dalam hal ini, tingkat pekerjaan merupakan suatu stratifikasi jenis pekerjaan yang mana dapat juga disebut dengan jabatan. Misalnya manajer dengan staff, direktur dengan manajer dll.

5. Daerah Tempat Tinggal

(7)

7 2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya untuk mempermudah pengumpulan data, analisis data, dan pengolahan data. Adapun penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian penulis yaitu:

1. Menurut Pertiwi (2015) yang meneliti pendapatan tenaga kerja di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2013 menyatakan bahwa Level pendidikan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan tenaga kerja di DIY tahun 2013. Tingkat pengambalian pendidikan dari yang paling rendah ke tinggi yaitu SD, SMP, SMA&SMK , Diploma, dan perguruan tinggi.

2. Menurut Penelitian yang dilakukan Nur Cahyo (2013) menunjukkan bahwa potensi pengalaman kerja mempengaruhi secara positif dan signifikan terhadap tingkat pendapatan. Dalam penelitian tersebut setiap kenaikan potensi pengalaman kerja 1 tahun akan menaikkan pendapatan sebesar 2,6%. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Purnastuti, Miller dan Salim (2013) yang meneliti tingkat prndapatan di Indonesia juga menunjukkan bahwa potensi pengalaman kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan.

3. Menurut Prasetia, Sonny Sumarsono dan M. Adenan (2015), dari hasil analisis diketahui bahwa lama kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap pendapatan tenaga kerja wanita pada industri manik-manik di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember. Pengaruh positif ini menunjukkan semakin tinggi lama bekerja, maka pendapatan tenaga kerja akan semakin tinggi dan sebaliknya, semakin rendah lama bekerja maka pendapatan tenaga kerja akan menurun atau semakin rendah. Semakin lama seseorang bekerja maka semakin tinggi pendapatan orang tersebut, sehungg a memperoleh hasil yang memuaskan dan dapat meningkatkan pendapatan.

4. Al Ghazali, Wahyuddin, dan Rina Trisnawati (2012), menjelaskan bahwa tingkat pekerjaan / jabatan memiliki pengaruh positif signifikan terhadap upah auditor. Jabatan memiliki koefisien 0,287, artinya upah auditor yang mempunyai jabatan ketua/kepala seksi/coordinator tim lebih tinggi dari staf/anggota tim sebesar 0,287.

(8)

8 2.5 Kerangka Berpikir

Keterangan :

= Pengaruh secara parsial, artinya antar variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

= Pengaruh secara simultan, artinya semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Masa Kerja/Lama

Kerja

Tingkat Pekerjaan

(Jabatan)

Tingkat Upah

Penduduk Jawa

Barat

Daerah Tempat

Tinggal

Pengalaman

Kerja

Tingkat

(9)

9 2.6Hipotesis

Berdasarkan landasan teori yang ada, berikut hipotesis yang akan diuji kebenarannya: 1. Variabel tingkat pendidikan diduga berpengaruh positif terhadap tingkat upah tenaga kerja

di Provinsi Jawa Barat

2. Variabel pengalaman kerja diduga berpengaruh Positif terhadap tingkat upah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat

3. Variabel masa kerja/lama kerja diduga berpengaruh berpengaruh positif terhadap tingkat upah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat

4. Variabel tingkat pekerjaan (jabatan) diduga berpengaruh berpengaruh positif terhadap positif terhadap tingkat upah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat

5. Variabel daerah tempat tinggal diduga berpengaruh berpengaruh positif terhadap positif terhadap tingkat upah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat

(10)

10 BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, tingkat pekerjaan, dan daerah tempat tinggal terhadap upah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2011. Pembahasan akan disajikan melalui analisis deskriptif antara variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah upah, sedangkan variabel bebas yang dimaksud adalah pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, tingkat pekerjaan, dan daerah tempat tinggal.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Provinsi Jawa Barat pada tahun 2011. Hasil statistik data dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini setelah dilakukan pengolahan data adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Dari tabel Statistik Deskriptif di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Upah

Upah pada 200 sampel memiliki rata-rata sebesar Rp1.095.070. Upah terendah sebesar Rp110.000, upah tertinggi Rp4.970.000 menunjukan perbedaan penerimaan upah yang sangat jauh.

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

LnUpah 200 11.60823564 15.4189304 13.63222925 0.744260924

Upah 200 110000 4970000 1095070 887868.1288

Tingkat Pendidikan 200 0 1 0.57 0.496318102

Pengalaman Kerja 200 0 1 0.4 0.491127305

Masa Kerja 200 1 35 7.835 7.387193523

Tingkat Pekerjaan 200 0 1 0.225 0.418630214

(11)

11 2. Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu tingkat pendidikan rendah tidak pernah sekolah sampai dengan SLTP (dummy = 0), dan pendidikan tinggi SMA/SMK sampai dengan Universitas (S1,S2,S3) (dummy = 1). Persentase tingkat pendidikan tenaga kerja mengindikasikan kualitas tenaga kerja terdidik. Untuk frekuensi dan presentase tingkat pendidikan dapat dilihat dari tabel 2.

Tabel 2. Frekuensi tingkat pendidikan

Dari Tabel 2. Dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan SMA ke atas lebih dominan dibandingkan SMA ke bawah. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan di Provinsi Jawa Barat cukup tinggi.

3. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerrja dalam penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu yang sudah pernah bekerja (dummy = 1) dan yang baru pertama kali bekerja (dummy = 0). Untuk frekuensi dan persentase pengalaman kerja dapat dilihat dari tabel 3.

Tabel 3. Frekuensi Pengalaman Kerja

Dapat dilihat dari tabel 3 menunjukkan bahwa dalam sampel penelitian orang yang baru pertama kali kerja lebih banyak daripada yang sudah pernah bekerja. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam sampel penelitian banyak dari tenaga kerja usia muda di Provinsi Jawa Barat.

Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase Pendidikan Rendah (Tidak sekolah sampai SLTP) 88 44

Pendidikan Tinggi (SMA sampai S2/S3) 112 56

Pengalaman Kerja Frekuensi Persentase

Sudah pernah bekerja 80 40

(12)

12 4. Masa Kerja / Lama kerja

Masa kerja dalam penelitian ini diukur dalam tahun. Untuk frekuensi dan persentase dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Frekuensi Masa Kerja

Dapat dilihat dari tabel diatas menunjukkan bahwa lama bekerja didominasi antara 1-7 tahun yang melebihi 50 % dari jumlah sampel. Maka dapat disimpulkan pada sampel penelitian ini banyak tenaga kerja yang baru awal bekerja di tempat kerja masing-masing.

5. Tingkat Pekerjaan

Tingkat pekerjaan dalam penelitian ini dibagi menjadi 2, yaitu tingkat pekerjaan rendah (dummy = 0) antara lain Tenaga usaha penjualan, tenaga usaha jasa, tenaga usaha tani dan tenaga usaha produksi dan pekerja kasar dan tingkat pekerjaan tinggi (dummy = 1) antara lain Tenaga professional, tenaga kepemimpinan dan pejabat pelaksana. Untuk frekuensi dan persentase dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Frekuensi Tingkat Pekerjaan

Dapat dilihat dari tabel 5 diatas menunjukkan bahwa dalam penelitian ini tingkat pekerjaan di Provinsi Jawa Barat didominasi oleh tingkat pekerjaan rendah yaitu sebesar 77,5 % daripada tingkat pekerjaan tinggi yang hanya sebesar 22,5 %.

Masa Kerja

(tahun) Frekuensi Persentase

1-7 125 62.5

8-14 33 16.5

15-21 31 15.5

22-28 8 4

29-35 3 1.5

200 100

Tingkat Pekerjaan Frekuensi Persentase

(13)

13 6. Daerah Tempat Tinggal

Dalam penelitian ini, daerah tempat tinggal dibagi menjadi 2, yaitu Perkotaan (dummy = 1) dan Pedesaan (dummy = 0). Untuk frekuensi dan persentase dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Frekuensi daerah tempat tinggal

Dapat dilihat pada tabel 6. Diatas menunjukkan bahwa pada penelitian ini lebih banyak yang tinggal di perkotaan yaitu sebesar 63,5% daripada di pedesaaan sebesar 36,5%. Hal tersebut mengindikasikan banyak nya mobilitas berupa urbanisasi.

B. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh pengaruh pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, tingkat pekerjaan, dan daerah tempat tinggal terhadap upah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7. Hasil Regresi Linier Berganda

Daerah Frekuensi Persentase

Pedesaan 73 36.5

Perkotaan 127 63.5

Variabel Koefisien t-Statistic Prob.

KONSTANTA 12.78034 173.0253 0.0000

PENDIDIKAN 0.510832 6.028685 0.0000

PENGALAMAN 0.25116 3.397566 0.0008

MASAKERJA 0.031114 6.039606 0.0000

TINGKATPEKERJAAN 0.393489 4.037281 0.0001

DAERAH 0.201957 2.507793 0.0130

R-Square 0.56541

(14)

14

Hasil analisis regresi linier berganda tersebut dapat dimasukkan ke dalam model

persamaan menjadi sebagai berikut:

LNUPAH = 12.7793871184 + 0.511445521617PENDIDIKAN + 0.25155994713PENGALAMAN + 0.0311421721252MASAKERJA + 0.393379557149TINGKATPEKERJAAN + 0.201865965361DAERAH C. Uji Statistik

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Berdasarkan hasil analisis menggunakan software Eviews 9, hasil regresi diperoleh nilai F-hitung sebesar 50,47962 dan probabilitas F sebesar 0,000000. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas dalam model regresi tersebur secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Hasil analisis uji parsial menunjukkan semua variabel bebas secara individu signifikan mempengaruhi variabel terikat pada level of significance 5%.

a) Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Upah

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan memiliki thitung

sebesar 6,028685 dan probabilitas sebesar 0,0000. Dalam taraf signifikansi 5% maka variabel tingkat pendidikan positif dan signifikan mempengaruhi upah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat.

b) Pengaruh Pengalaman kerja terhadap Upah

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pengalaman kerja memiliki thitung

sebesar 3,397566 dan probabilitas sebesar 0,0008. Dalam taraf signifikansi 5% maka variabel pengalaman kerja positif dan signifikan mempengaruhi upah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat.

c) Pengaruh Masa Kerja/Lama Bekerja terhadap Upah

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel masa kerja/lama bekerja memiliki thitung

(15)

15

d) Pengaruh Tingkat Pekerjaan terhadap Upah

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel tingkat pekerjaan memiliki thitung

sebesar 4,037281 dan probabilitas sebesar 0,0001. Dalam taraf signifikansi 5% maka variabel tingkat pekerjaan positif dan signifikan mempengaruhi upah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat.

e) Pengaruh Daerah Tempat Tinggal terhadap Upah

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel daerah tempat tinggal memiliki thitung

sebesar 2, 507793 dan probabilitas sebesar 0,0130. Dalam taraf signifikansi 5% maka variabel daerah tempat tinggal positif dan signifikan mempengaruhi upah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat.

3. Koefisien Determinasi

Besarnya nilai determinasi adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Koefisien determinasi atau goodness of fit diperoleh angka sebesar 0,56541. Hal ini berarti variasi perubahan variabel upah dapat dijelaskan oleh variabel pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, tingkat pekerjaan, dan daerah tempat tinggal sebesar 56,54% Sisanya sebesar 43,46% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan persamaan regresi diatas, dapat diketahui bahwa koefisien konstanta sebesar 12,78034. Hal tersebut menunjukkan bahwa jika variabel bebas tetap maka upah akan naik sebesar 12,78%. Maka Koefisien dari variabel-variabel tersebut secara akumulasi bernilai positif.

Berikut penjelasan variabel bebas yang mempengaruhi upah Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Barat :

1. Tingkat Pendidikan

(16)

16

upah tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan tinggi lebih besar daripada upah tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan rendah sebesar 0,51%.

2. Pengalaman Kerja

Dalam penelitian ini, peneliti memasukan variabel pengalaman kerja dengan cara membuat dummy pengalaman kerja. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan, pengalaman kerja berpengaruh positif signifikan terhadap upah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat. Koefisien pengalaman kerja sebesar 0,25116. Hal ini berarti upah tenaga kerja yang sudah pernah bekerja lebih besar daripada upah tenaga kerja yang baru pertama kali bekerja sebesar 0,25%.

3. Masa Kerja

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan, masa kerja/lama bekerja berpengaruh positif signifikan terhadap upah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat. Koefisien masa kerja sebesar 0,031114. Hal ini berarti masa kerja/lama bekerja bertambah 1 tahun maka akan meningkatkan upah tenaga kerja sebesar 0,03%.

4. Tingkat Pekerjaan

Dalam penelitian ini, peneliti memasukan variabel tingkat pekerjaan dengan cara membuat dummy tingkat pekerjaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial maupun simultan, tingkat pekerjaan berpengaruh positif signifikan terhadap upah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat. Koefisien tingkat pekerjaan sebesar 0,393489. Hal ini berarti upah tenaga kerja yang memiliki tingkat pekerjaan tinggi lebih besar daripada upah tenaga kerja yang memiliki tingkat pekerjaan rendah sebesar 0,39%.

5. Daerah Tempat Tinggal

(17)

17 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dilihat dari analisis regresi menunjukkan bahwa semua variabel bebas berpengaruh positif signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap upah tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat. Variabel tingkat pendidikan memiliki koefisien sebesar 0,510832 artinya upah tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan tinggi lebih besar dari upah tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan rendah. Variabel pengalaman kerja memiliki koefisien sebesar 0,25116 artinya upah tenaga kerja yang memiliki pengalaman kerja lebih besar daripada upah tenaga kerja yang tidak memiliki pengalaman kerja. Variabel masa kerja/lama bekerja memiliki koefisien sebesar 0,031114 artinya setiap bertambahnya masa kerja 1 tahun maka akan meningkatkan upah sebesar 0,03%. Variabel tingkat pekerjaan memiliki koefisien sebesar 0,393489 artinya upah tenaga kerja yang memiliki tingkat pekerjaan tinggi lebih besar daripada upah tenaga kerja yang memiliki tingkat pekerjaan rendah. Variabel daerah tempat tinggal memiliki koefisien sebesar 0,201957 artinya upah tenaga kerja yang tempat tinggal nya di perkotaan lebih besar daripada upah tenaga kerja yang tempat tinggalnya di pedesaan.

2. Saran

(18)

18

DAFTAR PUSTAKA

Al Ghazali, Wahyuddin, dan Rina Trisnawati. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah pada Auditor Sektor Publik (Pemerintah). DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya Vol. 13, No. 2.

Anonim. 2011. Pengertian Pengalaman Kerja. Diakses dari

http://skripsi-manajemen.blogspot.co.id/2011/02/pengertian-pengalaman-kerja.html. Diakses pada 9 Desember 2016.

Badan Pusat Statistik. 2011. Survey Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS). Jakarta

Badan Pusat Statistik Jawa Barat. 2016. Persentase Penduduk Miskin Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Barat (Persen) 2002-2014. Diakses dari

https://jabar.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/122. Diakses pada 9 Desember 2016.

Becker, Gary S dalam Pertiwi (2015). 1975. Human Capital, A Theoretical and Empirical Analysis with Special Reference to Education, 2nd Edition. Diakses dari

http://www.nber.org/chapters/c3733. Diakses pada tanggal 28 Desember 2014.

Damodar Gujarati dan Dawn Porter .2007. Dasar-dasar Ekonometrika jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Hafid, Muhammad. 2014. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah Tenaga Kerja Industri Tekstil di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang [SKRIPSI]. Yogyakarta : Universitas Diponegoro.

Irawan dan Suparmoko dalam Pertiwi (2015). 2008. Ekonomika Pembangunan.Yogyakarta: BPFE

Nur Cahyo Dian Pamungkas. (2013). Tingkat Pengembalian Investasi Pendidikan (Rate Of Return To Education) Tenaga Kerja di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011 [Skripsi]. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.

(19)

19

Prasetia, Dimas , Sonny Sumarsono dan M. Adenan. 2015. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita Pada Industri Manik-Manik Di Desa Tutul Kecamatan

Balung Kabupaten Jember ( Analysis of Factors Affecting Income Labor Women In Industry

Handycraft In Tutul Village Subdistrict Jember Balung). Artikel Ilmiah Mahasiswa. Jember : Universitas Jember.

Purnastuti, L., Miller, P., dan Salim, R. (2013). Decilining Rates of Return to evidence for Indonesia. Bulletin of Indonesia Economic Studies.49:2, 213-236.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta

Sukirno, Sadono. 2008. Mikroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

25

200 720000 13.48700649 0 1 1 0 1

Keterangan : LnUpah = LogUpah Upah = Dalam Rupiah

Tingkat Pendidikan = 0 : Tingkat Pendidikan Rendah (Tidak sekolah – SLTP) 1 : Tingkat Pendidikan Tinggi (SMA-Universitas) Pengalaman Kerja = 0 : Baru pertama kali kerja

1 : Sudah pernah bekerja Masa Kerja = Dalam tahun

Tingkat Pekerjaan = 0 : Tenaga usaha penjualan, tenaga usaha jasa, tenaga usaha tani dan tenaga usaha produksi dan pekerja kasar (Tingkat Pekerjaan rendah)

1 = Tenaga professional, tenaga kepemimpinan dan pejabat pelaksana (Tingkat Pekerjaan tinggi)

Daerah Tempat Tinggal = 0 : Pedesaan 1 : Perkotaan

2. Hasil Estimasi Regresi Linier Berganda di Eviews Dependent Variable: LNUPAH

Method: Least Squares Date: 12/12/16 Time: 20:38 Sample: 1 200

Included observations: 200

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 12.78034 0.073864 173.0253 0.0000 PENDIDIKAN 0.510832 0.084733 6.028685 0.0000 PENGALAMAN 0.251160 0.073923 3.397566 0.0008 MASAKERJA 0.031114 0.005152 6.039606 0.0000 TINGKATPEKERJAA

N 0.393489 0.097464 4.037281 0.0001 DAERAH 0.201957 0.080532 2.507793 0.0130

Gambar

Tabel 4. Frekuensi Masa Kerja
Tabel 6. Frekuensi daerah tempat tinggal

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIFDI SMK NEGERI 1 KATAPANG Universitas

Hasil yang utama dari pengujian ini yaitu data akumulasi biogas dan akumulasi metana yang diproduksi berdasarkan jumlah dan parameter slurry dari reaktor-reaktor yang

1) Untuk menambah pengetahuan bagi guru dalam memilih media untuk meningkatkan kreativitas. 2) Sebagai tambahan pengetahuan keprofesian bagi gurudi TKBina Anaprasa Kencana

The player now tries to obtain information about by asking player questions as follows: each question consists of specifying an arbitrary set of positive integers

“ Penggerakan merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan. Maka kami selaku kepala madrasah senantiasa

Masalah yang diusung dalam skripsi ini adalah, “bagaimana penguasaan konsep dan motivasi belajar siswa SMA dalam kegiatan pembelajaran menggunakan media animasi

Gambar I.2 menggambarkan mengenai hasil survei pendahuluan yang dilakukan, dari survei pendahuluan tersebut didapatkan beberapa keluhan konsumen terhadap produk olahan Kerupuk

Setiap tahun dilakukan kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG) dengan mengambil sejumlah sampel balita di tiap-tiap wilayah Puskesmas untuk mengetahui proporsi status gizi