• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA BERDASARKAN PERS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENCIPTAAN ALAM SEMESTA BERDASARKAN PERS"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENCIPTAAN ALAM SEMESTA BERDASARKAN

PERSPEKTIF ILMU PENGETAHUAN ISLAM

(Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran bahasa Indonesia)

Disusun :

1. Alif Abdul Jabbar

2. Evi latifatus Sirri

MADRASAH ALIYAH NEGERI SUKAMANAH

Jl. KHZ. Zaenal Musthafa Sukamanah Ds. Sukarapih

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam. Atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “PENCIPTAAN ALAM SEMESTA BERDASARKAN PERSPEKTIF ILMU PENGETAHUAN ISLAM.” Salawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada baginda alam nabi paling mulia Muhammad SAW.

Makalah ini membahas mengenai penciptaan alam semesta berdasarkan perspektif ilmu penegtahuan Islam yang dikaji dari berbagai tafsir mengenai materi yang kami bahas. Di samping membahas mengenai bagaiman perspektif ilmu pengetahuan Islam terhadap proses penciptaan alam semesta, makalah ini juga membahas mengenai penjelasan ilmu pengetahuan modern terhadap berbagai kajian penciptaan alam jagat. Dalam hal ini terdapat perbandingan ilmu pengetahuan berdasarkan Al-Qur’an (Islam) dan ilmu pengetahuan modern yag dibahas oleh berbagai para ilmuan masa modern saat ini. Pembahasan yang didasarkan firman Allah SWT. Yang terdapat dalam Al-Qur’an yang termaktub dalam berbagai ayat menunjukan bahwa Allah benar-benar mengajarkan kepada umat mausia untuk menafakuri dan mempelajari berbagai keadaan alam. Dan kemukjizatan Al Qur’an benar-benar terbukti oleh berbagai penemuan luar biasa mengenai alam semesta di abad modern saat ini. Makalah ini juga membahas pengkajian kesesuaian proses penciptaan alam semesta yang diredaksikan oleh Allah SWT dalam kitab sucinya, dengan berbagai penelitian yang di dapat oleh berbagai ilmuan. Sehingga jelaslah bahwa Islam dan ilmu pengetahuan terdapat keseuaian yang nyata.

Makalah yang berjudul Penciptaan Alam Semesta Berdasarkan Perspektif Ilmu Pengetahuan Islam, merupakan makalah yang ditulis untuk memenuhi salah satu tugas pelajaran bahasa Indonesia mengenai pembahasan penulisan karya ilmiah yang ditugaskan oleh bapak/ibu guru. Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra. Ocah dan seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

(3)

komentar atau kritik membangun sehingga dapat memperbaiki kualitas penulis dalam menulis dan juga dalam memperdalam pemahaman penulis menyangkut bab yang membahas Teori Penciptaan Alam Semesta..

Tasikmalaya, Maret 2015

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ketika kita menatap ke alam jagat raya (alam semesta) pada pagi hari, kita akan menemukan hamparan warna biru membentang menutupi seluruh permukaan bumi ini. Berselang waktu, warna biru itu sebagian tertutupi awan yang merupakan ciri daerah tropis negara kita Indonesia. Kita menyaksikan awan tersebut bergerak dan melakukan rotasi karena terbawa oleh hembusan angin daerah trofis. Namun, apakah di bumi kita, di berbagai wilayah yang berbeda memiliki jenis awan yang sama ?

Mengenai hal tersebut dijelaskan oleh Hudzaifah Ismail dalam bukunya “ Kerajaan Al-Quran ”mengatakan : ”Luke Howard, seorang naturalis berkebangsaan inggris, membagi jenis awan berdasarkan ketinggian dan bentuknya. Awan Cirrus, Girrocumulus, dan Cirrostratus, merupakan awan daerah tinggi (diatas 6000 meter), terdiri dari kristal es. Awan Altostratus dan Altocumulus, adalah awan daerah menengah ( dari 2000 meter sampai 6000 meter). Terdiri dari campuran butir hujan dan kristal es. Sedangkan awan daerah rendah terdiri dari awan Nimbostratus, Stratocumulus dan Stratus. Posisinya tidak lebih tinggi dari 2000 meter dan terbentuk dari butir hujan. (Hudzaifah, 2012: 62).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa awan yang kita lihat setiap hari memiliki materi dan jarak dari permukaan bumi yang berbeda-beda. Keadaan alam dan materi penyusun awan sangat memengaruhi fungsi dan ciri awan tersebut. Terlepas dari ciri dan fungsi awan, kita dapat menegetahui bahwa bumi kita tidak selamanya terpancarkan sinar matahari. Ada waktu malam yang terjadi karena bagian belahan bumi yang gelap tidak tersianari cahaya matahari. Bumi kita tidak diam, bumi kita bergerak mengelilingi matahari dan berputar pada sumbu porosnya.

Hal tersebut dikemukakan oleh Hudzaifah Ismail dalam bukunya “Kerajaan Al-Quran” bahwa Allah SWT. Menentukan setiap benda angkasa bergerak dengan kecepatan tetap ketika beredar mengelilingi matahari. Sehingga manusia bisa menjadikan peredaran benda-benda angkasa itu sebagai tolak ukur menentukan waktu. Masing-masing beredar dengan kecepatan yang konstan dan tidak berubah-ubah, sehingga dibumi akan selalu 24 jam. (Hudzaifah, 2012 : 81).

(5)

mengelilngi matahari di sebut revolusi bumi. Waktu yang dibutuhkan bumi untuk mengelilingi matahari adalah satu tahun, lebih tepatnya 365,26 hari.” ( Jeon Min, 2010 : 147-149 ).

Bedasarkan penjelasan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa benda langit dan gugusan bintang bergerak saling beraturan, selaras satu sama lain. Semuanya bergerak sesuai dengan garis edarnya dijagat raya ini. Alam semesta masih menyimpan banyak misteri dibalik pancaran sinar cahaya bintangnya. Walaupun kita tahu bahwa bintang-bintang bersinar di malam hari dengan berbagai proses yang terjadi didalamnya. Namun, pemahaman kita yang masih sangat kurang mengenai informasi yang lebih mendalam seputar benda angkasa, terutama gugusan bintang di alam jagat raya. Penciptaan gugusan bintang dalam alam semesta adalah hak mutlak bagi sang maha kuasa, tanpa adanya campur tangan makhluk atau dzat apapun. Di desain secara sempurna, sebaik mungkin dan berlangsung secara teratur satu sama lain. Hal ini menjadikan seluruh alam semesta bergerak sesuai dengan garis orbital yang telah ditentukan oleh sang maha kuasa. Penciptaan alam semesta diciptakan tidak seperti yang kita bayangkan dalam proses ciptaan sekaligus. Namun, melalui proses dan mekanisme yang sangat luar biasa. Diciptakan secara akurat dan membutukan proses yang lama dalam penciptaan-Nya.

Perlu kita ketahui, bahwa dalam mekanisme penciptaan alam semesta, Allah menciptakan alam jagat ini dengan istilah enam masa. Sebagaimana firman Allah SWT. Dalam kitab sucinya, “Dan, dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa.” (Q.S Al-Hud : 7)

“Allah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia ’bersemayam’ di atas Arsy.” ( As-Sajdah : 4).

(6)

Mengapa Allah menciptakan alam semesta ini dengan istilah enam masa ?. Mengapa dalam surat Hud dan As-Sajdah Allah meredaksikan penciptaan alam semesta dengan enam masa, sedangkan dalam surat surat Al-Fushshilat Allah meredaksikan penciptaan Alam semesta dengan dua masa lalu empat masa ?.

Menurut Dr. Nadiah Thayyarah dalam bukunya yang berjudul “Buku Pintar Sains Dalam Al-Qur’an” mejelaskan bahwa sebagian besar mufasir berpendapat, yang dimaksud dengan kata ayyam dalam ayat-ayat tentang penciptaan langit dan bumi adalah periode waktu tertentu (massa), bukan hari sebagaiamana yang biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Alasannya, Allah tidak menambahkan redaksi mimma ta’uddun (menurut perhitunganmu), sebagaimana firmannya dalam surat Al-Hajj ayat 47. Atas dasar inilah, enam masa tersebut dibagi menjadi tiga bagian merepresentasikan dua masa penciptaan.

Dua masa digunakan untuk menciptakan bumi dari langit yang masih berbentuk asap pertama. Hal ini sesuai dengan firman-Nya, “...Tuhan yang menciptakan bumi dalam dua masa.” (Fushshilat: 9).

Dua masa lagi digunakan untuk mengatur kondisi geologi bumi dan menaklukannya agar bisa dimanfaatkan manusia. Ini sesuai dengan firman Alla, “Dan Dia ciptakan padanya gunung-gunung yang kukuh di atasnya. Kemudian Dia berkahi dan Dia tentukan makanan-makanan (bagi penghuni)-nya.” (Fushshilat: 10) (Dr. Nadiah, 2014: 364).

Memahami dan mentadaburi hakikat dan rahasia gugusan bintang merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang sangat penting bagi kita selaku insan yang sangat membutuhkan berbagai bidang ilmu pengetahuan, tak terkecuali ilmu pengetahuan mengenai keadaan alam semesta di jagat raya ini. Oleh karena itu, dalam pembahasan kali ini, penulis tertarik mengambil judul makalah yaitu “Mekanisme Penciptaan Bintang dalam Kehidupan Berdasarkan Perspektif Ilmu Pengetahuan Islam”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana pengertian alam semesta berdasarkan hasil penelitian ?

1.2.2 Bagaimana perspektif ilmu pengetahuan Islam mengenai mekanisme penciptaan alam semesta ?

Untuk memenuhi salah satu tugas bahasa Indonesia mengenai penulisan karya ilmiah berupa makalah.

1.3.2 Tujuan Penelitian

(7)

b) Untuk memahami perspektif ilmu pengetahuan islam mengenai penciptaan alam semesta.

c) Untuk mengetahui mekanisme perputaran gugus bintang di alam semesta ini.

d) Untuk memahami sinkronisasi ilmu pengetahuan dan Al-Quran mengenai penciptaan bintang dalam alam semesta.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat secara teoritis

Semoga dengan penyusunan makalah ini, sahabat pembaca mampu memahami mekanisme perputaran dan tujuan penciptaan bintang di alam semesta ini.

1.4.2 Manfaat secara Praktis

Supaya sahabat pembaca dapat memiliki paradigma baru, mampu mentadaburi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.5 Metode Penelitian

Data-data yang diperoleh dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan cara studi kepustakaan dan metode deskripsi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Kata Perspektif

(8)

hal-hal atau benda yang dapat terlihat langsung dan dapat kita pahami. (Aka, 2005: 541)

2.1.2 Pengertian Al-Qur’an

Pembahasan selanjutnya mengenai Al-Qur’an, alqur’an secara leksikal menurut Syeikh Muhammad Ali As Shobuni dalam kitabnya yang berjudul At Tibyan Fi Ulumul Qur’an menerangkan bahwa Al Qur’an berasal dari bahasa Arab dari kata qoroa yaqrou qur’anan, yang artinya bacaan. (Syeikh Muhammad Ali, 1424:12).

Sedangkan secara gramatikal bahwa pengertian Al Qur”an yaitu firma Allah Ta’ala yang bersifat mukjizat, yang diturunkan kepada nabi terakhir (Muhammad SAW), dengan perantara malaikat jibril, tertullis dalam sebuah lembaran-lembara, yang di sampaikan kepada kita secara mutawatir, membacanya bernilai ibadah, dimulai dari surah Al Fatihah dam diakhiri dengan surah An-Nas. ( syeikh Muhammad Ali, 1424 : 8-12).

Al Qur’an merupakan kitab petunjuk dan rujukan kita dalam menjalankan kehidupan di alam semesta ini, undang undang qat’i bagi kaum muslimin, kaum yang mejalankan syariat islam secara menyeluruh dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak hanya menjadi kitab petunjuk umat muslim, Al Qur’an juga merupakan sebuah kitab yang menjadi bahan dasar penggalian berbagai bidang ilmu pengetahuan yang digali.

2.1.3 Pengertian Alam Semesta

Alam semesta adalah fana. Ada penciptaan, proses dari ketiadaan menjadi ada, dan akhirnya hancur. Bagaimanakah alam semesta tak berbatas tempat kita tinggal ini terbentuk? Bagaimanakah keseimbangan, keselarasan, dan keteraturan jagat raya ini berkembang? Bagaimanakah bumi ini menjadi tempat tinggal yang tepat dan terlindung bagi kita?

(9)

akal sehat mereka sampai pada kesimpulan bahwa rancangan dan keteraturan alam semesta merupakan bukti keberadaan Pencipta Mahatinggi yang menguasai seluruh jagat raya.

Alam semesta atau jagad raya didefinisikan sebagai ruang-waktu dimana semua energi dan materi berkumpul. Massa dan energi yang berada di alam semesta terdiri atas 73% energi gelap, 23% materi gelap dingin dan 4% atom. Alam semesta mungkin mempunyai 1011 galaksi dimana tiap-tiap galaksi mempunyai 1011 bintang yang tersebar dengan masing-masing bintang memiliki 1057 atom hidrogen.

Dan Sekitar tahun 700-600 SM, orang babylon beranggapan bahwa alam semesta merupakan suatu ruangan atau selungkup dimana bumi yang datar sebagai lantainya, sedangkan langit sebagai bentuk ruangan yang begitu luas. Ukuran diameter Bumi (12.500 km) baru diketahui pada abad ke- 3 (oleh Eratosthenes), jarak ke Bulan (384.400 km) abad ke-16 ( Tycho Brahe, 1588), jarak ke Matahari (sekitar 150 juta km) abad 17 (Cassini, 1672), jarak bintang 61 Cygni abad ke-19 , jarak ke pusat Galaksi abad ke-20 (Shapley, ke-1918), jarak ke galaksi-luar (1929), Quasar dan Big Bang (1965). Perjalanan panjang ini terus berlanjut antargenerasi.

Namun pendapat ini sudah sangatlah lama pengertian alam semesta yang sebenarnya adalah suatu ruangan yang maha besar, dimana di mana di dalamnya terjadi segala peristiwa alam yang dapat diungkapkan manusia maupun yang belum diungkap manusia, dan pendapat ini jelaskan kembali oleh Nicolas Copernikus dalam bukunya yang berjudul “ De Revolutionisme Orbium Coelestium” yang menyatakan bahwa alam semeta adalah tempat tinggal bagi makhluk hidup (bumi) yang bumi dan benda langit lainnya mengelilingi matahari sebagai pusat dari tata surya.

2.1.4 Teori Penciptaan Alam Semesta dalam Perspektif Ilmu Sains

Alam semesta ini terbentuk kira- kira terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dengan proses yang begitu memakan waktu yang cukup lama dan dengan sebuah dentuman yang sangat besar. Ada beberapa teori pembentukan alam semesta menurut pandangan ilmu pengetahuan ( Sains ) , antara lain sebagai berikut :

(10)

Teori kabut dikemukakan oleh dua orang ilmuan yaitu Imanuel Kant (1724-1804) seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon Laplace (1749-1827) ahli astronomi bangsa Perancis. Kant mengemukakan teorinya tahun 1755, sedangkan Laplace mengemukakan tahun 1796 dengan nama Nebular Hypothesis.

Pada akhir abad ke-19 teori kabut disanggah oleh beberapa ahli seperti James Clark Maxwell yang memeberikan kesimpulan bahwa bila bahan pembentuk planet terdistribusi disekitar matahari membentuk suatu cakram atau suatu piringan, maka gaya yang disebabkan oleh perbedaan perputaran (kecepatan anguler) akan mencegah terjadinya pembekuan planet. Pada abad ke-20 percobaan dilakukan untuk membuktikan terbentuknya cincin-cincin Laplace, menunjukkan bahwa medan magnet dan medan listrik matahari tekah merusak proses pembekuan batu-batuan. Jadi tidak ada alasan yang kuat untuk menyatakan bahwa cincin gas dapat membeku membantuk planet.

B. Teori Planetisimal

Teori planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa tata surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang hampir menabrak matahari.

C. Teori Pasang Surut Bintang

(11)

F. Teori Ledakan Maha Dahsyat (Big Bang)

Pada awal abad ke-21 muncul teori ledakan maha dahsyat Big Bang, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketaidaan sebagai hasil dari ledakan satu titik tunggal. Pada awalnya alam semesta ini berupa satu massa maha padat. Massa maha padat ini dapat dianggap suatu atom maha padat dengan ukuran maha kecil yang kemudian mengalami reaksi radioaktif dan akhirnya mneghasilkan ledakan maha dahsyat.

2.2 Uraian Pembahasan

2.2.1 Penciptaan Alam Semesta dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan Sains

Pemahaman manusia tentang alam semesta mempergunakan seluruh pengetahuan di bumi, berbagai prinsip-prinsip, kepercayaan umum dalam sains (seperti ketidakpastian Heisenberg tentang pengukuran simultan dimensi ruang dan waktu), serta berbagai aturan untuk keperluan praktis. Melalui sebuah kerangka besar gagasan yang menghubungkan berbagai fenomena (teori relativitas umum, teori kinetik materi, teori relativitas khusus) coba dikemukakan satu penjelasan. Berbagai hipotesa, gagasan awal atau tentatif dikemukakan untuk menjelaskan fenomena. Tentu gagasan tersebut masih perlu diuji kebenarannya untuk dapat dikatakan sebuah hukum.

Dunia fisika membahas konsep energi, hukum konservasi, konsep gerak gelombang, dan konsep medan. Pembahasan Mekanika pun sangat luas, dari Mekanika klasik ke Mekanika Kuantum Relativistik. Mekanika Kuantum Relativistik mengakomodasi pemecahan persoalan mekanika semua benda, Mekanika kuantum melayani persoalan mekanika untuk semua massa yang kecepatannya kurang dari kecepatan cahaya. Mekanika Relativistik memecahkan persoalan mekanika massa yang lebih besar dari 10-27 kg dan bagi semua

(12)

Mekanika statistik (kuantum klasik) adalah suatu teknik statistik untuk interaksi benda dalam jumlah besar untuk menjelaskan fenomena yang besar, teori kinetik dan termodinamik. Dalam penjelajahan akal manusia di dunia elektromagnet dikenal persamaan Maxwell untuk mendeskripsikan kelakuan medan elektromagnet, juga teori tentang hubungan cahaya dan elektromagnet. Dalam pembahasan interaksi partikel, ada prinsip larangan Pauli, interaksi gravitasi, dan interaksi elektromagnet. Medan menyebabkan gaya; medan-gravitasi menyebabkan gaya gravitasi, medan-listrik menyebabkan gaya listrik dan sebagainya. Demikianlah, metode sains mencoba dengan lebih cermat menerangkan realitas alam semesta yang berisi banyak sekali benda langit (dan lebih banyak lagi yang belum ditemukan).

Pengetahuan tentang luas alam semesta dibatasi oleh keberadaan objek berdaya besar, seperti Quasar atau inti galaksi, sebagai penuntun tepi alam semesta yang bisa diamati; selain itu juga dibatasi oleh kecepatan cahaya dan usia alam semesta (15 miliar tahun). Itulah sebabnya ruang alam semesta yang pernah diamati manusia berdimensi 15-20 miliar tahun cahaya. Namun, banyak benda langit yang tak memancarkan cahaya dan tak bisa dideteksi keberadaannya, protoplanet misalnya. Menurut taksiran, sekitar 90% objek di alam semesta belum atau tak akan terdeteksi secara langsung. Keberadaannya objek gelap ini diyakini karena secara dinamika mengganggu orbit objek-objek yang teramati, lewat gravitasi.

Berbicara tentang daya objek, dalam kehidupan sehari-hari ada lampu penerangan berdaya 10 watt, 75 watt dan sebagainya; sedangkan Matahari berdaya 1026 watt dan berjarak 15 juta dari Bumi, dan berfungsi menghangati bumi. Jika

kita lihat, lampu-lampu kota dengan daya lebih besarlah yang tampak terang. Menurut hukum cahaya, terang lampu akan melemah sebanding dengan jarak kuadrat, jadi sebuah lampu pada jarak 1 meter tampak 4 kali lebih terang dibandingkan pada jarak 2 meter, dan apabila dilihat pada jarak 5 meter tampak 25 kali lebih redup.

(13)

yang berjuta atau bermiliar kali lebih lemah dari bintang terlemah yang bisa dideteksi manusia. Makin jauh jarak galaksi, berarti pengamatan kita juga merupakan pengamatan masa silam galaksi tersebut. Cahaya merupakan fosil informasi pembentukan alam semesta yang berguna, dan manusia berupaya menangkapnya untuk mengetahui prosesnya hingga takdir di masa depan yang sangat jauh, yang akan dilalui melalui hukum-hukum alam ciptaan-Nya. Pengetahuan kita tentang hal tersebut sangat bergantung pada pengetahuan kita tentang hukum alam ciptaan-Nya; sudah lengkap dan sudah sempurnakah, ataukah baru sebagian kecil, sehingga mungkin bisa membentuk ekstrapolasi persepsi yang salah.

Pembahasan selanjutnya mengenai Al-Qur’an, alqur’an secara leksikal menurut Syeikh Muhammad Ali As Shobuni dalam kitabnya yang berjudul At Tibyan Fi Ulumul Qur’an menerangkan bahwa Al Qur’an berasal dari bahasa Arab dari kata qoroa yaqrou qur’anan, yang artinya bacaan. (Syeikh Muhammad Ali, 1424:12).

Sedangkan secara gramatikal bahwa pengertian Al Qur”an yaitu firma Allah Ta’ala yang bersifat mukjizat, yang diturunkan kepada nabi terakhir (Muhammad SAW), dengan perantara malaikat jibril, tertullis dalam sebuah lembaran-lembara, yang di sampaikan kepada kita secara mutawatir, membacanya bernilai ibadah, dimulai dari surah Al Fatihah dam diakhiri dengan surah An-Nas. ( syeikh Muhammad Ali, 1424 : 8-12).

Al Qur’an merupakan kitab petunjuk dan rujukan kita dalam menjalankan kehidupan di alam semesta ini, undang undang qat’i bagi kaum muslimin, kaum yang mejalankan syariat islam secara menyeluruh dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak hanya menjadi kitab petunjuk umat muslim, Al Qur’an juga merupakan sebuah kitab yang menjadi bahan dasar penggalian berbagai bidang ilmu pengetahuan yang digali.

2.2.2 Penciptaan Alam Semesta dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan Islam

(14)

telah sesuai dengan penemuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal terpenting, karena kesesuaian ini menegaskan bahwa Al-Quran adalah Firma Allah SWT.

Dalam Al-Quran surat Fush-shilat (41:11)

Artinya: “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".

Kata asap dalam tersebut menurut para ahli tafsir adalh merupakan kumpulan dari gas-gas dan pertikel-partikel halus baik dalam bentuk padat maupun cair pada temperatur yang tinggi maupun rendah dalam suatu campuran yang lebih atau kurang stabil.

Salah satu teori mengenai terciptanya alam semesta (teori Big bang) disebutkan bahwa alam semesta tercipta dari suatu ledakan kosmis sekitar 10-20 milyar tahun yang lalu mengakibatkan adanya ekspansi (pengembangan) alam semesta. Sebelum terjadinya ledakan kosmis tersebut, seluruh ruang materi dan energi terkumpul dalam bentuk titik.

Didalam Quran dijelaskan tentang terbentuknya alam ini (QS Al-Anbiya : 30)

Artinya: “Dan Apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu (sebingkah penuh), kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga beriman”.

Berdasarkan terjemahan dan tafsir Bachtiar Surin (1978:692) ditafsirkannya bahwa matahari adalah benda angkasa yang menyala-nyala yang telah berputar mengeliligi sumbunya sejak berjuta-juta tahun. Dalam peroses perputarannya denagn kecepatan tinggi itu, maka terlontarlah bingkahan-bingkahan yang akhirnya menjadi bumi dan beberapa benda angkasa lainnya dari bingkahan matahari itu. Masing-masing bingkah beredar menurut garis tengah lingkaran matahari, semakin lama semakin bertambah jauh, hingga masing-masing menempati garis edarnya. Dan seterusnya akan tetap beredar dengan teratur sampai batas waktu yang hanya diketahui oleh Allah SWT.

(15)

Artinya: “Dan langit, denag kekuasaan Kami, Kami bangun dan Kami akan memuaikannya selebar-lebarnya”.

Teori ledakan maha dahsyat juga mengatakan adanya pemuaian alam semesta secara terus-menerus denagn kecepatan maha dahsyat yang diumpamakan mengembangnya permukaan balon yang sedang ditiup yang mengisyaratkan bahwa galaksi akan hancur kembali. Isyarat ini sudah dijelaskan dalam surat Al-Anbiya’ (21:104)

Artinya: “(yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya”.

Dalam surat Ath-Tholaq (65:12)

ªArtinya: “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah Berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”.

Ayat ini mengisyaratkan bahwa ruang angkasa terdiri dari 7 lapis. Didalam surat As-Sajada (32:4)

Artinya: “Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy[1188]. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at[1189]. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan”.

[1188] Bersemayam di atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.

[1189] Syafa'at: usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.

Uraian penciptaan langit dan bumi dan apa-apa yang ada diantara keduanya, terdapat dalam surat Fush-Shilat ayat 9, 10 dan 12

(16)

ŸArtinya: “Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa”. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.

Artinya: “Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui”.

2.2.1 Penciptaan Alam Semesta Dalam Enam Masa

ججرجخخأ وج اجهلجيخلج شجطجغخأوج اجهاووجسجفج اجهكجمخسج عجفجرج اجهاجنبج ءءآمسجلا ممأج ااقلخخجدوءشجأج مختءنخأجءج

مخكءلجاعااتجمج اهجاسجرخاج لجابججملاوج اهجاعجرخمجوج اهجءجآم اهجنخمم ججرجخخأ اهجاحجدو كجلجاذج دجعخبج ضجرخلاوج اجهاجحضء

مخكءمماعجنخلوج

”Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya {27} Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya {28} dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang {29} Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya {30} Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya {31} Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh {32} (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu {33}”

(Q.S. An-Nazi’at: 27-33)

Pembentukan alam semesta dalam enam masa, sebagaimana disebutkan Al-Qur’an atau kitab lainnya, sering menimbulkan permasalahan. Sebab, enam masa tersebut ditafsirkan berbeda-beda, mulai dari enam hari, enam periode, hingga enam tahapan. Oleh karena itu, pembahasan berikut mencoba menjelaskan maksud enam masa tersebut dari sudut pandang keilmuan, dengan mengacu pada beberapa ayat Al-Qur’an.

(17)

kronologis. Urutan masa tersebut sesuai dengan urutan ayatnya, sehingga kira-kira dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Masa I (ayat 27): Penciptaan Langit Pertama Kali

Pada Masa I, alam semesta pertama kali terbentuk dari ledakan besar yang disebut ”big bang”, kira-kira 13.7 milyar tahun lalu. Bukti dari teori ini ialah gelombang mikrokosmik di angkasa dan juga dari meteorit.

Awan debu (dukhan) yang terbentuk dari ledakan tersebut (gambar 1a), terdiri dari hidrogen. Hidrogen adalah unsur pertama yang terbentuk ketika dukhan berkondensasi sambil berputar dan memadat. Ketika temperatur dukhan mencapai 20 juta derajat celcius, terbentuklah helium dari reaksi inti sebagian atom hidrogen. Sebagian hidrogen yang lain berubah menjadi energi berupa pancaran sinar infra-red. Perubahan wujud hidrogen ini mengikuti persamaan E=mc2, besarnya energi yang dipancarkan sebanding dengan massa

atom hidrogen yang berubah.

Selanjutnya, angin bintang menyembur dari kedua kutub dukhan, menyebar dan menghilangkan debu yang mengelilinginya. Sehingga, dukhan yang tersisa berupa piringan, yang kemudian membentuk galaksi (gambar 1b dan c). Bintang-bintang dan gas terbentuk dan mengisi bagian dalam galaksi, menghasilkan struktur filamen (lembaran) dan void (rongga).

B. Masa II (ayat 28): Pengembangan dan Penyempurnaan

Dalam ayat 28 di atas terdapat kata ”meninggikan bangunan” dan ”menyempurnakan”. Kata ”meninggikan bangunan” dianalogikan dengan alam semesta yang mengembang, sehingga galaksi-galaksi saling menjauh dan langit terlihat makin tinggi. Ibaratnya sebuah roti kismis yang semakin mengembang, dimana kismis tersebut dianggap sebagai galaksi. Jika roti tersebut mengembang maka kismis tersebut pun akan semakin menjauh (gambar 2).

(18)

pengembangan alam semesta. Dengan menggunakan perhitungan efek doppler sederhana, dapat diperkirakan berapa lama alam ini telah mengembang, yaitu sekitar 13.7 miliar tahun.

Sedangkan kata ”menyempurnakan”, menunjukkan bahwa alam ini tidak serta mertaterbentuk, melainkan dalam proses yang terus berlangsung. Misalnya kelahiran dan kematian bintang yang terus terjadi. Alam semesta ini dapat terus mengembang, atau kemungkinan lainnya akan mengerut.

C. Masa III (ayat 29): Pembentukan Tata Surya Termasuk Bumi

Surat An-Nazi’ayat 29 menyebutkan bahwa Allah menjadikan malam yang gelap gulita dan siang yang terang benderang. Ayat tersebut dapat ditafsirkan sebagai penciptaan matahari sebagai sumber cahaya dan Bumi yang berotasi, sehingga terjadi siang dan malam. Pembentukan tata surya diperkirakan seperti pembentukan bintang yang relatif kecil, kira-kira sebesar orbit Neptunus. Prosesnya sama seperti pembentukan galaksi seperti di atas, hanya ukurannya lebih kecil.

Seperti halnya matahari, sumber panas dan semua unsur yang ada di Bumi berasal dari reaksi nuklir dalam inti besinya (gambar 3). Lain halnya dengan Bulan. Bulan tidak mempunyai inti besi. Unsur kimianya pun mirip dengan kerak bumi. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, disimpulkan bahwa Bulan adalah bagian Bumi yang terlontar ketika Bumi masih lunak. Lontaran ini terjadi karena Bumi bertumbukan dengan suatu benda angkasa yang berukuran sangat besar (sekitar 1/3 ukuran Bumi). Jadi, unsur-unsur di Bulan berasal dari Bumi, bukan akibat reaksi nuklir pada Bulan itu sendiri.

D. Masa IV (ayat 30): Awal Mula Daratan di Bumi

Penghamparan yang disebutkan dalam ayat 30, dapat diartikan sebagai pembentukan superkontinen Pangaea di permukaan Bumi.

(19)

menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya?’ (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”.

E. Masa V (ayat 31): Pengiriman Air ke Bumi Melalui Komet

Dari ayat 31 di atas, dapat diartikan bahwa di Bumi belum terdapat air ketika mula-mula terbentuk. Jadi, ayat ini menunjukan evolusi Bumi dari tidak ada air menjadi ada air.

Jadi, darimana datangnya air? Air diperkirakan berasal dari komet yang menumbuk Bumi ketika atmosfer Bumi masih sangat tipis. Unsur hidrogen yang dibawa komet kemudian bereaksi dengan unsur-unsur di Bumi dan membentuk uap air. Uap air ini kemudian turun sebagai hujan yang pertama. Bukti bahwa air berasal dari komet, adalah rasio Deuterium dan Hidrogen pada air laut, yang sama dengan rasio pada komet. Deuterium adalah unsur Hidrogen yang massanya lebih berat daripada Hidrogen pada umumnya.

Karena semua kehidupan berasal dari air, maka setelah air terbentuk, kehidupan pertama berupa tumbuhan bersel satu pun mulai muncul di dalam air.

F. Masa VI (ayat 32-33): Proses Geologis Serta Lahirnya Hewan dan Manusia

(20)

Kemudian, setelah gunung mulai terbentuk, terciptalah hewan dan akhirnya manusia sebagaimana disebutkan dalam ayat 33 di atas. Jadi, usia manusia relatif masih sangat muda dalam skala waktu geologi.

Jika diurutkan dari Masa III hingga Masa VI, maka empat masa tersebut dapat dikorelasikan dengan empat masa dalam Surat Fushshilat ayat 10 yang berbunyi, ”Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya”.

BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

(21)

Dari sekian banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ilmuan ternyata ilmuan modern menyetujui bahwa Teori Ledakan Maha Dahsyat (Teori Big Bang) merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul menjadi ada. Namun perlu kita sadari bahwa jauh sebelum para ahli mengemukakan teori Big Bang, ayat-ayat Al-Quran telah secara jelas menceritakan bagaimana alam semesta ini terbentuk dalam 6 masa. 3.2 SARAN

Demikianlah makalah berjudul “Penciptaan Alam Semesta Berdasarkan Perspektif Ilmu Pengetahuan Islam” ini kami susun berdasarkan sumber-sumber yang ada. Kami juga menyadari, masih ada banyak kekurangan di dalam penulisan makalah ini. Sehingga perlulah bagi kami, dari para pembaca untuk memberikan saran yang membantu supaya makalah ini bisa menjadi lebih baik. Atas perhatian sahabat pembaca, kami mengucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Trianto. 2007. Wawasan Ilmu Alamiah Dasar Prespektif Islam dan Barat. Jakarta: Prestasi Pustaka Baiquni, Ahmad. 1997. Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti

Primayasa

Mawardi, Nur Hidayat. 2000. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: CV Pustaka Setia

http://efrialdy.wordpress.com/2009/07/01/al-qur%E2%80%99an-sains-dan-alam-semesta/

(22)

Kementrian Agama, 2012. Penciptaan Jagat Raya Dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta: PT Sinergi Pustaka Indonesia.

Ilyas, Marpu Mulyadin. 2013. Taqaddum Al-Qur’an dan Sains. Purwakarta: Taqaddum.

Min-Hee, Jeon. 2010. Fisika dan Ilmu Bumi. Jakarta: PT Elex Media.

Zulaikah, Siti. 2007. Ensiklopedi Fisika 5. Jakarta: PT Republika.

Referensi

Dokumen terkait

menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “KAJIAN HIDROLOGI KAMPUS UNS DAN SEKITARNYA: POLA ALIRAN AIRTANAH, KUALITAS AIRTANAH DAN BESARNYA ALIRAN PERMUKAAN

(6) Tarif retribusi pelayanan medik dokter spesialis tamu, komponen jasa sarana sesuai dengan jenis dan klasifikasi pelayanan yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang

Di dalam plot permanen seluas 1 ha yang dibuat oleh Laode, dkk (2011) dilaporkan bahwa jenis pohon Gerunggang (Cratoxylum glaucum) merupakan jenis paling dominan yang tumbuh

Sebelum digunakan, inkubator, wadah dan alat-alat untuk mengambil telur dicuci dengan alkohol 10%, sedangkan air yang digunakan diberi larutan Malachite green dengan

Untuk penelaahan data sifat fisis mekanis (kerapatan dan keteguhan tarik sejajar serat) dari 23 jenis rotan berdiameter kecil (<1,2 cm), digunakan analisa keragaman

Berdasarkan Hasil Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama dalam menetapkan hukum aborsi terkait dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang

Setelah intervensi hari tiga sampai 7 (minggu pertama) peneliti melakukan evaluasi kepada responden dengan hasil terjadi penurunan nyeri dengan intensitas kadang

GUTI ( GUTI (Globally Unique Temporary Identity  Globally Unique Temporary Identity  ) di gunakan ) di gunakan kurang lebih hanya untuk menyembunyikan identitas