• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panong"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

KAWASAN WISATA ALAM

BUKIT JAMUR GUNUNG PANONGK

( THE LAND ABOVE THE SKY )

DUSUN BLANGKO DAN JAKU MALUNU

DESA DHARMA BHAKTI KECAMATAN BENGKAYANG

KABUPATEN BENGKAYANG

(2)

i tersebut. Alam seolah bayi yang baru lahir yang harus kita pelihara, rawat dan dijaga . Agar kelak alam itu sendiri akan ingat kepada si pemeliharanya dan akan mengembalikan jasa kepada si pemeliharanya. Menjaga kelestarian alam dan lingkungan bukan hanya tugas Tuhan yang menciptakan, tapi manusia adalah pengawas sekaligus pemelihara akan kelestarian dan keberlangsungan alam dan lingkungan agar dapat menjadi suatu aspek yang dapat mensejahterakan manusia itu sendiri. Bukit Jamur atau Gunung Panongk adalah lokasi dimana salah satu kreasi Tuhan yang mulai muncul setelah sekian lama diasuh dan dijaga oleh masyarakat Jaku Malunu . Kini Bukit Jamur atau Gunung Panongk sudah beranjak dewasa dan sudah mulai dapat mengingat siapa yang merawat dan memeliharanya hingga hari ini. Peranan pemerintah sebagai salah satu prasyarat keberhasilan dalam pengembangan pariwisata, terutama wisata alam dan lingkungan dengan melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan kesejahteraan si pemelihara yang bermukim di bawah kaki Gunung Panongk adalah sangat didambakan. Mengingat sebagian besar penduduk Jaku Malunu adalah pelaku dan pemelihara langsung yang harus diperhatikan secara serius dan berkesinambungan , memiliki peluang yang besar untuk mengembangkan produk - produk wisata alam yang berorientasi pada peningkatan pendapatan dan berkembangnya wisata alam dan lingkungan . Pemerintah perlu mengambil langkah – langkah strategis guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan wisata alam agar tidak hanya menjadi pendengar dan pemerhati yang baik namun dapat pula melangkah maju pada tercapainya keadilan sosial bagi seluruh komponen yang terlibat.

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala berkat dan rahmat – Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan naskah ini dengan baik .

Adapun penulisan naskah atau cerita pendek ini dengan maksud dan tujuan untuk mengikuti Lomba Menulis Cerita Pendek Hutan & Lingkungan yang diselenggarakan oleh PERHUTANI GREEN PEN AWARD 2015 dan mengambil satu langkah kedepan bagi keberlangsungan dan kelestarian Wisata Alam Bukit Jamur atau Gunung Panongk yang terletak di Dusun Blangko dan Jaku Malunu Desa Dharma Bhakti Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang.

Dalam usaha menyelesaikan naskah ini, penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan waktu, pengetahuan dan biaya, sehingga tanpa motivasi dan niat yang kuat, tidaklah mungkin naskah ini dapat berhasil dengan baik . Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidaklah berlebihan, apabila penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada :

1. Yupita ( Isteri ) dan ketiga anak – anakku : Yudhistira Ganes Agung, Yuriska Rahma Artha dan Yocelyn Rava Avisa yang telah memberikan banyak cinta dan kasih sayang, motivasi dan doa dalam penulisan naskah ini .

2. Dan kepada semua pihak, teman – teman sekantor, yang tidak menyangkut dalam penulisan naskah ini, tetapi mereka memberikan dukungan dan motivasi untuk dapat menyelesaikan naskah ini dengan baik .

Mengingat keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, maka penulis menyadari bahwa penulisan naskah ini masih jauh dari kesempurnaan, walaupun demikian penulis berharap semoga naskah ini dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak yang mungkin kelak membutuhkannya .

Bengkayang, 27 Januari 2015

YOHANES

(4)

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penulisan ... 3

BAB II PEMBAHASAN A. Perkembangan Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk ... 3

B. Hambatan Perkembangan Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk 4 C. Peran Pemerintah dalam Pengembangan Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk ... 6

D. Peran Pemerintah dalam Pelestarian Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk ... 8

E. Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk 10 BAB III PENUTUP ... 12

DAFTAR PUSTAKA... 14

GAMBAR ... 15

BIODATA PENULIS ... 18

(5)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Yohanes

Tempat/Tanggal Lahir : Bengkayang/23 September 1972 Jenis Kelamin : Laki - laki

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil ( PNS )

Alamat : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bengkayang Jalan Guna Baru - Rangkang Kelurahan Sebalo Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang Provinsi Kalimantan Barat, Kode Pos : 79212 Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Naskah yang berjudul, “ Kawasan Wisata

Alam Bukit Jamur Gunung Panongk” adalah benar hasil karya sendiri, bukan

hasil jiplakan atau saduran dan dapat dibuktikan keasliannya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar - benarnya dan ditanda tangani diatas materai Rp 6.000,00 ( enam ribu rupiah ).

Bengkayang, 27 Januari 2015

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Legenda Gunung Panongk ( Bukit Jamur ) dengan Lubang Ular si Maya ( Bile Maya ) dan Penyanggar Panca ( tempat untuk memohon sesuatu yang sakral, dikeramatkan dan suci ) merupakan cerita dari mulut ke mulut yang seolah tak akan pernah hilang oleh waktu dan zaman . Bukit Jamur merupakan suatu bukit yang sebagian besarnya adalah hamparan bebatuan besar yang cukup luas tak heran sebutan lainya oleh pengunjung dinamai Bukit Batu . Lokasi Bukit Jamur ini di Sebelah Barat terletak di Dusun Jaku Malunu dan Sebelah Timur Dusun Blangko Desa Dharma Bhakti Kecamatan Bengkayang Kabupaten Bengkayang. Jarak Bukit Jamur Gunung Panongk ± 5 km dari pusat Kota Bengkayang dan untuk mencapai ke lokasi tersebut kurang lebih memakan waktu 1 sampai 2 jam berjalan kaki. Letak lokasi ini memang sangat strategis dan sangat mudah diakses oleh pengunjung. Sebelum menuju Bukit Jamur Gunung Panongk, jika kita melewati arah sisi bagian Barat, maka akan melewati sebuah Jembatan Gantung, pada sore hari banyak muda - mudi berkumpul untuk membuang lelah sambil menikmati pemandangan arus Sungai Sebalo yang berada tepat dibawah jembatan tersebut .

(7)

melalui jembatan ini. Sangat diperlukan sebuah jalan/jembatan alternatif lain yang segera dibangun disekitar lokasi tersebut agar segala kemudahan dalam transportasi angkutan dan jalan umum dapat diwujudkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Selain melalui arah Barat, Bukit Jamur Gunung Panongk dapat juga ditempuh melalui arah Timur dengan jarak tempuh yang hampir sama ± 5 km dari pusat Kota Bengkayang yaitu melewati Dusun Blangko dengan kondisi jalan beraspal dan dapat dilewati oleh kendaraan roda empat dengan pemandangan persawahan yang menghijau dan hutan – hutan yang masih jarang dijamah oleh tangan – tangan jahil. Kebanyakan dari para pengunjung pergi diwaktu sore dan membuat tenda penginapan, disana dimalam harinya biasanya para pengunjung akan membuat api unggun sebagai penghangat badan sekaligus menerangi dan berkumpul bersama rekan-rekan lainya sambil bercerita dan bercanda . Keesokan paginya udara segar yang kita hirup dipegunungan dilanjutkan dengan mata yang tersuguhkan panorama alam yang sangat luar biasa indah dimana kita dapat melihat langsung timbulnya matahari pagi ditemani dengan awan putih lembut terhampar, beserta hamparan sawah dan ladang melengkapi eksotisme pemandangan yang disuguhkan, seolah berada di negri diatas awan, tidak hanya itu Pusat Kota Bengkayang pun terlihat jelas.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana perkembangan Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk ? 2. Apa hambatan dalam perkembangan Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung

Panongk ?

3. Bagaimana peran pemerintah dalam pengembangan Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk ?

(8)

5. Apa Strategi pengembangan Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui perkembangan Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk

2. Mengetahui hambatan pengembangan dalam Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk

3. Mengetahui peran pemerintah dalam pengembangan Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk

4. Mengetahui peran pemerintah dalam pelestarian Hutan pada Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk

5. Mengetahui Strategi pengembangan Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk

(9)

Kabupaten Bengkayang sebagai Panitia Pelaksana Inti dengan melibatkan elemen masyarakat baik Camat Bengkayang, Kepala Desa Dharma Bhakti, Dusun Blangko dan Jaku Malunu serta Pengurus Adat Dayak setempat . Selain melaksanakan prosesi adat, Bupati Bengkayang juga menanam pohon sebagai simbol bahwa keberadaan Bukit Jamur Gunung Panongk telah dan akan segera ditetapkan sebagai Kawasan Wisata Alam yang nantinya akan dikelola secara profesional dan dapat menjadi salah satu tujuan wisata di Kabupaten Bengkayang dan dapat dijadikan sebagai Aset Daerah yang dapat menambah pendapatan asli daerah.

Selain itu, pihaknya akan melakukan pengalaman gambaran yang lebih lengkap dan merinci guna mengenal potensi yang ada dan untuk mempromosikan Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk, “Kita juga akan membuat rancangan, yang akan segera dikembangkan menjadi Kawasan Wisata yang berdaya guna bagi masyarakat setempat dan sekaligus juga merancang kesiapan masyarakatnya. Jadi tidak hanya wisata alam , nanti ada geodiversity, biodiversity, dan bioculture," tutupnya. Dia mengaku, untuk menjadikan sebuah kawasan menjadi Kawasan Wisata yang diakui dan dikenal serta dikunjungi, tahapannya tidak mudah. Banyak syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi, termasuk salah satunya menjadi taman alam tingkat nasional dulu sebelum diajukan ke tingkat yang lebih tinggi. "Sekarang kita targetkan dulu menjadi Kawasan Wisata Alam Bukit Jamur dan tahun ini diupayakan nasional, baru setelah itu secepatnya diusahakan bisa diajukan ke internasional," ucapnya.

B. Hambatan Perkembangan Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk

(10)

adalah hal yang patut dipikirkan penyelesaiannya. Berdasarkan masalah-masalah yang sering dialami oleh suatu kawasan wisata yang baru mulai dikenal penulis menganalisis dan memiliki strategi penyelesaian masalah-masalah tersebut agar dapat dijadikan solusi dan jalan pemecahan bagi keberlangsungan kawasan wisata tersebut . Strategi yang penulis sarankan, baik bagi Pemerintah Daerah khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata agar memiliki komitmen yang kuat untuk meningkatkan Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk melalui langkah - langkah berikut, diantaranya :

1. Penyediaan sarana jalan dan akses menuju ke Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk . Tersedianya anggaran dalam Rencana Kerja dan Keuangan Pemerintah Daerah yang diperuntukan bagi pembangunan jalan dan akses ke tempat wisata agar pengunjung dapat terpuaskan dengan akses yang tersedia. Baik Jembatan, Jalan dan penerangan ( listrik ) bagi masyarakat dibawah kaki Bukit Jamur Gunung Panongk . Ditambah dengan pemberian kemudahan (bukan berbelit-belit) bagi masyarakat dalam mengurus administrasi untuk mendapatkan modal dari lembaga keuangan untuk membuka peluang usaha yang berkaitan dengan keberadaan kawasan wisata. Dapat juga melalui pengefektifan dan pengefisienan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang telah disediakan oleh pemerintah .

2. Meningkatkan kualitas dan kapasitas kompetensi SDM. Melalui pendidikan dan pelatihan baik dilakukan oleh pemerintah maupun oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan itu sendiri. Selain itu, untuk meningkatkan kualitas SDM, mereka perlu “dibangunkan” kembali mengapa dan langkah apa yang dapat dibuat dan diusahakan.

(11)

melatih masyarakat dan memberikan pengetahuan tentang bagaimana pemasaran kawasan wisata yang ada .

4. Melakukan/membuat program goes to goal, yaitu langsung ke tujuan atau sasaran. Dilakukan dengan cara memberikan bantuan baik modal, konsep, dan hal-hal yang dibutuhkan oleh masyarakat agar diberi pinjaman tetap dan terus mendapat pengawasan atau layanan prima dalam pengolahan dana yang diberikan . Untuk itu lebih baik mereka mencari langsung terjun ke lapangan untuk mencari orang-orang yang benar-benar serius melestarikan Kawasan Bukit Jamur Gunung Panongk dan melihat potensi usaha yang bagus segera dipinjami dana dalam rangka mengembangkan usahanya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan beberapa hambatan yang dialami dalam pengembangan Kawasan Wisata Bukit Jamur Gunung Panongk . Hambatan tersebut berupa:

a. Kurangnya sarana dan akses jalan dan jembatan b. Akses terhadap modal yang sulit dijangkau c. Pengelolaan yang kurang profesional d. Kesulitan dalam peluang usaha yang tepat

C. Peran Pemerintah dalam Pengembangan Kawasan Wisata Bukit Jamur

Gunung Panongk.

(12)

keuntungan yang akan diperoleh apakah lebih besar daripada perusakan yang ditimbulkannya. Dalam hal mencari tempat-tempat rekreasi ada kecendrungan untuk menjadikan cahaya matahari dan laut untuk menjadi daya tarik wisata. Dengan cara demikian potensi yang dimiliki dapat dikembangkan sebagai aktivitas perekonomian dalam membangun kepariwisataan menjadi sesuatu yang mudah untuk dapat menghasilkan devisa yang sifatnya quick yielding.

Disamping itu kita mengetahui, bahwa bahan baku industri pariwisata tidak akan pernah habis-habis, sedangkan bahan baku industri lain terbatas. Untuk menggalakkan pembangunan perekonomian dengan suatu pertumbuhan yang berimbang kepariwisataan dapat diharapkan memegang peranan yang menentukan dan dapat dijadikan sebagai katalisator untuk mengembangkan pembangunan sektor-sektor lain secara bertahap. Seperti terjadi pada sektor lain, kebijakan pemerintah pada sektor pariwisata ada yang memberikan dampak langsung dan ada pula yang memberikan dampak tidak langsung. Selain dari hal diatas ada kemungkinan suatu kebijakan ekonomi pemerintah memberikan dampak langsung pada sektor lain tetapi dapat memberikan dampak tidak langsung bagi sektor pariwisata.Tujuan pokok dari kebijakan ekonomi pemerintah terhadap pariwisata adalah untuk memaksimalkan kontribusi pariwisata terhadap ekonomi nasional.Tujuan kontribusi ini termasuk : (a) Optimalisasi kontribusi dalam neraca pembayaran

(b) Menyiapkan perkembangan ekonomi regional dan neraca pembayaran regional. (c) Menyiapkan tenaga kerja

(13)

Di dalam pengembangan pariwisata harus merupakan pengembangan yang berencana secara menyeluruh , sehingga dapat diperoleh manfaat yang optimal bagi masyarakat, baik dari segi ekonomi, sosial dan cultural. Perencanaan tersebut harus mengintegrasikan pengembangan pariwisata kedalam suatu program pembangunan ekonomi, fisik, dan sosial dari suatu wilayah. Di samping itu, rencana tersebut harus mampu memberikan kerangka kerja kebijakan pemerintah, untuk mendorong dan mengendalikan pengembangan pariwisata. Peranan pemerintah dalam mengembangkan pariwisata dalam garis besarnya adalah menyediakan infrastuktur (tidak hanya dalam bentuk fisik), memperluas berbagai bentuk fasilitas, kegiatan koordinasi antara aparatur pemerintah dengan pihak swasta, pengaturan dan promosi umum ke luar. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir diseluruh daerah Indonesia terdapat potensi pariwisata, maka yang perlu diperhatikan adalah sarana transportasi, keadaan infrasruktur dan sarana-sarana pariwisata. Pemerintah dalam kepariwisataan

dapat digambarkan sebagai berikut :

Regulasi : Lisensi, perencana, klasifikasi system, pengupahan Penerimaan : Pajak,Retribusi

Pengeluaran : Infrastruktur, Investasi, bantuan, pinjaman Redistribusi : Pajak, kesejahteraan, pelatihan Ekonomi : Pemasok Konsumen

D.Peran Pemerintah dalam Pelestarian Hutan pada Kawasan Wisata Bukit

Jamur Gunung Panongk.

(14)

kayu dimasa yang akan datang, maka pembangunan hutan rakyat yang dibangun di atas tanah milik (rakyat atau marga) dapat menjadi komplemen yang sangat berarti dalam penyediaan bahan baku kayu. Selain itu pembangunan hutan rakyat bertujuan untuk memberikan peluang dalam mengangkat bisnis rakyat khususnya di pedesaan yang dikonsentrasikan pada wilayah-wilayah pusat industri perkayuan.

Mungkin sebagian masyarakat penghuni kaki Bukit Jamur Gunung Panongk yang lebih peduli akan keberlangsungan alam dan lingkungannya. Yang tak sengaja melakukan tindakan pelestarian dengan menanam pohon atau tanaman yang kelak dapat ditinggalkan untuk generasi mendatang seperti durian, rambutan dan langsat. Namun hal ini bukanlah awal dan akhir yang terlalu berarti karena ini hanya sebagian, pemerintah daerah selaku barisan penentu terhadap keberlangsungan kelestarian hutan dan alam adalah sangat dibutuhkan kepedulian dan sentuhan lembut terhadap tumbuh kembang hutan dan alam yang belum ditata dan dikelola dengan baik .

Hutan memainkan peranan vital sebagai pengatur tata air dan jasa lingkungan. Rehabilitasi hutan (lindung) bertujuan memulihkan kondisi lahan kritis sehingga mampu berfungsi sebagai sarana produksi dan penyangga sistem kehidupan. Hal demikianlah yang sering luput dari mata kita. Pemerintah daerah dalam hal ini harus lebih jeli melihat dan melakukan pengendalian perladangan berpindah sebagai salah satu upaya agar sumber daya hutan terjaga kelestariannya baik fungsi maupun manfaatnya, dengan tujuan meningkatkan mutu hutan sesuai dengan fungsinya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat peladang. Dengan pendekatan yang lebih arif dan bijaksana hal ini pasti dapat dilaksanakan.

(15)

dukung lahan, cara budidaya lahan ini menjadi bersifat destruktif dan memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kerusakan hutan. Harus ada otak jernih yang tak berpihak pada apapun dan tak punya kepentingan segelintir manusia agar setiap rencana dan langkah yang diambil kelak dapat berhasil guna, bagi tercapainya Kawasan Wisata yang dapat bermanfaat bukan hanya sekarang tapi hingga ke anak cucu, Pemerintah Daerahlah kuncinya dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sebagai leading sectornya .

E. Strategi Pengembangan Kawasan Wisata Alam Bukit Jamur Gunung

Panongk

Pengembangan obyek wisata alam sangat erat kaitannya dengan peningkatan produktifitas sumber daya hutan dalam konteks pembangunan ekonomi, sehingga selalu dihadapkan pada kondisi interaksi berbagai kepentingan yang melibatkan aspek kawasan hutan, pemerintah daerah, aspek masyarakat, dan pihak swasta di dalam suatu sistem tata ruang wilayah. Kendala pengembangan obyek wisata alam berkaitan erat dengan: (a) Instrumen kebijaksanaan dalam pemanfaatan dan pengembangan fungsi kawasan untuk mendukung potensi obyek wisata alam; (b) Efektifitas fungsi dan peran obyek wisata alam ditinjau dari aspek koordinasi instansi terkait; (c) Kapasitas institusi dan kemampuan SDM dalam pengelolaan obyek wisata alam di kawasan hutan; dan (d) Mekanisme peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata alam.

Strategi pengembangan obyek wisata alam meliputi pengembangan :

(16)

identifikasi potensi, koordinasi lintas sektoral, pendanaan, dan sistem informasi obyek wisata alam.

 Aspek Kelembagaan meliputi pemanfaatan dan peningkatan kapasitas institusi, sebagai mekanisme yang dapat mengatur berbagai kepentingan, secara operasional merupakan organisasi dengan SDM dan peraturan yang sesuai dan memiliki efisiensi tinggi.

 Aspek Sarana dan Prasarana yang memiliki dua sisi kepentingan, yaitu (1) alat memenuhi kebutuhan pariwisata alam, (2) sebagai pengendalian dalam rangka memelihara keseimbangan lingkungan, pembangunan sarana dan prasarana dapat meningkatkan daya dukung sehingga upaya pemanfaatan dapat dilakukan secara optimal.

 Aspek Pengelolaan, yaitu dengan mengembangkan profesionalisme dan pola pengelolaan obyek wisata alam yang siap mendukung kegiatan pariwisata alam dan mampu memanfaatkan potensi obyek wisata alam secara lestari.

 Aspek Pengusahaan yang memberi kesempatan dan mengatur pemanfaatan obyek wisata alam untuk tujuan pariwisata yang bersifat komersial kepada pihak ketiga dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat.

 Aspek Pemasaran dengan mempergunakan teknologi tinggi dan bekerja sama dengan berbagai pihak baik dalam negeri maupun luar negeri.

 Aspek Peran serta Masyarakat melalui kesempatan-kesempatan usaha sehingga ikut membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 Aspek Penelitian dan Pengembangan yang meliputi aspek fisik lingkungan, dan sosial ekonomi dari obyek wisata alam. Diharapkan nantinya mampu menyediakan informasi bagi pengembangan dan pembangunan kawasan, kebijaksanaan dan arahan pemanfaatan obyek wisata alam.

(17)

keunggulan banding, kekhasan obyek, kebijaksanaan pengembangan serta ketersediaan dana dan tenaga. Potensi daerah obyek wisata alam yang sudah ditemukenali segera diinformasikan dan dipromosikan kepada calon penanam modal. Dalam rangka optimalisasi fungsi obyek wisata alam perlu diupayakan pengembangan pendidikan konservasi melalui pengembangan sistem interprestasi obyek wisata alam dan kerjasama dengan instansi terkait termasuk lembaga-lembaga pendidikan, penelitian, penerangan masyarakat, dan lain-lain. Perlu dikembangkan sistem kemitraan dengan pihak swasta, lembaga swadaya masyarakat yang ada, dalam rangka mendukung optimalisasi pengembangan obyek wisata alam. Pengembangan obyek wisata alam merupakan sub-sistem dari pengembangan pariwisata daerah dan pengembangan wilayah pada umumnya yang secara langsung maupun tidak langsung memberi manfaat lebih bagi masyarakat setempat. Peranan pemerintah daerah dalam pengembangan obyek wisata ini melaksanakan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan serta monitoring pengembangan obyek wisata alam.

BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Pengembangan obyek wisata alam sangat erat kaitannya dengan peningkatan produktifitas sumber daya hutan dalam konteks pembangunan ekonomi, sehingga selalu dihadapkan pada kondisi interaksi berbagai kepentingan yang melibatkan aspek kawasan hutan, pemerintah daerah, aspek masyarakat, dan pihak swasta di dalam suatu sistem tata ruang wilayah.

(18)

tentang kepariwisataan dan masih sulitnya akses menuju kearah kawasan wisata adalah hal yang patut dipikirkan penyelesaiannya.

Aspek Penelitian dan Pengembangan yang meliputi aspek fisik lingkungan, dan sosial ekonomi dari obyek wisata alam. Diharapkan nantinya mampu menyediakan informasi bagi pengembangan dan pembangunan kawasan, kebijaksanaan dan arahan pemanfaatan obyek wisata alam.

Pengembangan obyek wisata alam merupakan sub-sistem dari pengembangan pariwisata daerah dan pengembangan wilayah pada umumnya yang secara langsung maupun tidak langsung memberi manfaat lebih bagi masyarakat setempat.

B.Saran

Perlu dikembangkan sistem kemitraan dengan pihak swasta, lembaga swadaya masyarakat yang ada, dalam rangka mendukung optimalisasi pengembangan obyek wisata alam Bukit Jamur Gunung Panongk .

Peranan Pemerintah Daerah dalam pengembangan obyek wisata ini melaksanakan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan serta monitoring pengembangan obyek wisata alam.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Peranan dan Kebijakan Pemerintah dalam Pariwisata

<

http://catatanmycampuz.blogspot.com/2011/08/peranan-dan-kebijakan-pemerintah-dalam.html>

Strategi Pengembangan Obyek Wisata Alam

<

https://noerdblog.wordpress.com/2011/06/12/strategi-pengembangan-obyek-wisata-alam/>

Jumlah Desa Menurut Provinsi, 2004 - 2013

<http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_subyek=101

&notab=2>

Pengembangan Hutan Rakyat < http://perumperhutani.com/kelestarian/hutan-rakyat/>

Kegiatan Pembangunan Kehutanan Bidang Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan

(20)

G A M B A R

Gbr 1. JEMBATAN GANTUNG MENUJU BUKIT JAMUR GUNUNG PANONGK

(21)

Gbr.3 SUASANA MALAM BUKIT JAMUR GUNUNG PANONGK

(22)

Gbr. 5 SUASANA/PANORAMA MENJELANG PAGI DI BUKT JAMUR GUNUNG PANONGK

(23)

Gbr. 7 BUPATI BENGKAYANG

(24)

BIODATA PENULIS

NAMA : YOHANES

TEMPAT/TGL LAHIR : BENGKAYANG/23 SEPTEMBER 1972 JENIS KELAMIN : LAKI – LAKI

PEKERJAAN : PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS )

ALAMAT KANTOR : DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKAYANG JALAN GUNA BARU - RANGKANG KELURAHAN SEBALO KECAMATAN BENGKAYANG KABUPATEN BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KODE POS : 79212

NOMOR TELPON ( HP ) : 0856 5478 6770

(25)

PROGRAM PERHUTANAN SOSIAL

Kita sadari bersama bahwa kegiatan Perum Perhutani belum sepenuhnya masuk di Kalimantan Barat khususnya di Kabupaten Bengkayang. Sangatlah disayangkan keberadaan hutan yang luas dan masih perawan hanya ditumbuhi hutan alam yang cuma sedikit saja berkontribusi bagi masyarakat. Sekitar 1.894 desa yang ada di Kalimantan Barat merupakan desa yang berbatasan dengan hutan. Karena tingkat sosial ekonomi masyarakat di sekitar hutan masih rendah akibat terbatasnya sumber daya manusia lahan pertanian yang mereka miliki masih digarap dengan cara tradisional, terbatasnya lapangan kerja, dan terbatasnya ketrampilan, maka hutan menjadi salah satu tumpuan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Wilayah sekitar Bukit Jamur Gunung Panongk hanyalah secuil wilayah yang perlu sentuhan agar kelestarian dan keberlangsungannya lebih asri dan bermanfaat . Intervensi masyarakat ke dalam hutan seringkali menimbulkan kurang terjaganya kelestarian fungsi produksi, hidrologis, maupun ekologis dari hutan. Sementara itu, masyarakat sebagai pemanfaat hasil hutan jarang memperhatikan aspek-aspek tersebut. Mereka sering melakukan perambahan hutan dan perladangan .

Untuk menyelesaikan konflik kepentingan di atas, Pemerintah Daerah perlu melakukan kerjasama dengan Perum Perhutani guna mengembangkan Program Perhutanan Sosial (PS) di Kalimantan Barat khususnya Kabupaten Bengkayang. Program ini bertujuan membangun, memelihara, dan mengamankan hutan dengan mengikutsertakan masyarakat di sekitar hutan, sekaligus demi meningkatkan kesejahteraan mereka.

Dalam Program PS, masyarakat diorganisasikan dalam wadah Kelompok Tani Hutan (KTH) yang dikelola berdasarkan asas “dari, oleh, dan untuk” anggota. KTH merupakan pengembangan dari tiga pendekatan pembangunan, yakni pendekatan yang berpusat pada manusia, berfokus pada daerah setempat, dan berdasar pada sumber daya yang ada.

Dalam program ini, masyarakat diberi hak untuk menerapkan agroforestry (tumpangsari tanaman pertanian dengan kehutanan) di lahan hutan. Mereka diberi hak menanam dan mengelola tanaman semusim serta buah-buahan di lahan hutan milik Perum Perhutani. Perum Perhutani berkewajiban untuk menyediakan bibit tanaman kehutanan, bibit tanaman buah, dan lokasi lahan garapan. Seluruh hasil tanaman semusim dan buah-buahan tersebut menjadi milik petani penggarap. Sebagai imbalan atas hak garap tersebut, masyarakat diwajibkan untuk menanam dan merawat tanaman kehutanan sesuai aturan yang telah ditetapkan.

(26)

KTH, dan meperkuat kelembagaan KTH melalui pelatihan-pelatihan; b). mengembangkan SDM Perum Perhutani dengan melakukan upaya penyadaran diri dan peningkatan ketrampilan manajerial dalam program PS; c). mengupayakan adanya dialog kebijakan melalui rapat komite manajemen PS, mendampingi Perum Perhutani di tingkat Direksi dan Unit, memantau pelaksanan program, serta mengadakan seminar-seminar dengan melibatkan stakeholder internal dan stakeholder eksternal .

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih karuniaNya dalam kehidupan peneliti sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang

Ketahuan atau knowledge ini merupakan terminologi generik yang mencakup segenap bentuk yang kita tahu seperti filsafat, ekonomi, seni, beladiri, cara menyulam.

Sehingga, apabila sepasang titik sudut yang berhadapan memiliki warna yang sama, maka jika satu titik dipilih dari empat titik yang lain pada lingkaran berwarna sama, maka jelas

Sejalan dengan pengertian dari perusahaan dengan bentuk usaha tetap diatas yang merupakan pelaku usaha, sesuai dengan Undang-undang Anti Monopoli dan Persaingan Usaha

Langkah ini bertujuan untuk menerjemahkan desain yang telah dibuat ke dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemrograman yang telah ditentukan oleh programmer dan

“Bagaimana pengaruh modal, jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan, pengalaman, lama jam kerja terhadap tingkat keberhasilan usaha baik secara parsial maupun simultan pada

Aplikasi ini menyediakan fitur yang membantu pegawai dalam mengelola kegiatan yang ada di CV.KUPJ TRAVEL mulai dari pemesanan, pengelolaan pegawai, pengelolaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui es lilin yang tidak berlabel dan tidak bermerek dari Industri Rumah Tangga “X” layak edar atau tidak jika ditinjau dari jenis