• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAPER PERIO JESS & IMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PAPER PERIO JESS & IMA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PERIODONSIA

PERAWATAN PERIODONTAL NON BEDAH : TINJAUAN PUSTAKA

Disadur dari :

Anastasios Plessas. Nonsurgical Periodontal Treatment : Review of Evidence. OHDM. 2014; Vol. (13)

Disusun Oleh : Jeslyn ( NIM 120600133 ) Ishmah Najla ( NIM 120600118 )

DosenPembimbing: Martina Amalia, drg., Sp.Perio

DEPARTEMEN ILMU PERIODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

(2)

Abstrak

Meningkatnya kesadaran pasien akan dampak yang ditimbulkan dari penyakit periodontal dan kehilangan gigi membuat pasien ingin melakukan perawatan periodontal. Tujuan utama terapi periodontal adalah mempertahankan gigi geligi dan mendapatkan jaringan periodonsium fungsional yang sehat. Banyak perawatan tambahan yang telah diperkenalkan baru-baru ini untuk meningkatkan hasil terapi perawatan periodontal. Tujuan dari tinjauan ini adalah untuk menelaah tinjauan sistematis yang mengevaluasi pilihan perawatan dan mendiskusikan keefektifannya. Data dari Medlinevia Ovid, Embase dan Cochrane Database of Systematic Reviews menemukan tinjauan sistematis terbaru dalam Bahasa inggris. Hasil dan kesimpulan tinjauan sistematik yang ditemukan pada literatur periodontal akan didiskusikan dalam tulisan ini. Efektivitas kebiasaan dalam menjaga kebersihan oral dengan cara yang berbeda untuk mempertahankan dan memperbaiki kesehatan gingiva, keefektifan dari perawatan periodontal non bedah, disinfeksi rongga mulut, terapi antimikroba sistematik, terapi lokal yang diperlukan, perawatan lain oleh host, terapi Photodynamic dan laser akan dibahas. Tidak terdapat kepastian dimana pengukuran kedalaman poket dengan prob inisial akan mempengaruhi perawatan periodontal non bedah. Beberapa pilihan perawatan yang telah disebutkan ditemukan menguntungkan secara signifikan daripada hanya dilakukan skeling dan penyerutan akar saja. Jika stastistika ini memang signifikan, maka harus diteliti secara kritis oleh klinisi saat menyusun rencana perawatan dan pengambilan keputusan.

Kata Kunci : debridemen periodontal non bedah, review sistematis

Pendahuluan

(3)

yang paling patogen terdiri dari spesies P. gingivalis, T. Forsythia dan T. denticola. Fase respon inflamasi terhadap mikroba memiliki peran besar terjadinya penyakit. Menurut data dari World Health Organization (WHO), penyakit lanjutan dengan poket periodontal yang dalam (≥ 6 mm) memengaruhi rata-rata 10%- 15% populasi dewasa dari seluruh dunia.

Tujuan utama terapi periodontal adalah mempertahankan gigi geligi dan mendapatkan jaringan periodonsium fungsional yang sehat. Motivasi pasien dan instruksi kebersihan oral, pembuangan mekanis dari plak supra dan subgingiva, serta deposit kalkulus merupakan faktor yang dapat meretensi plak dan perubahan pada faktor risiko (berhenti merokok). Banyak istilah yang digunakan untuk menjelaskan perawatan periodontal non bedah, yaitu perawatan periodontal awal, terapi fase pembersihan, terapi mekanis, dan perawatan periodontal yang berhubungan dengan faktor risiko yang ada. Banyak pilihan perawatan yang diperlukan untuk digunakan secara klinis dan diteliti keefektifannya.

Tujuan dari tinjauan ini adalah membahas bukti yang mendasari praktik klinis masa kini dalam perawatan pasien periodontal kronis, termasuk kebiasaan membersihkan rongga mulut, perawatan periodontal non bedah, dan pilihan perawatan periodontal lain yang dapat dilakukan. Tinjauan sistematis telah menjadi metode yang paling diinginkan dalam menganalisa bukti yang ada. Pada tulisan ini percobaan untuk mendukung diskusi mengenai tinjauan sistemik yang ada akan dibuat.

Data dasar dari Medline via Ovid, Embase dan Cochrane Database of Systematic Reviews dan metaanalisa Inggris akan dilibatkan. Strategi pencarian, digambarkan pada gambar 1, yang diperoleh 278 halaman. Pemilihan judul dan abstrak dilakukan oleh penulis menggunakan kriteria eksklusi : a) tulisan penelitian penyakit periodontal selain periodontitis kronis (contohnya : periodontitis agresif, abses periodontal, lesi endo perio, dan lain sebagainya). b) paper yang membahas terapi implan atau penyakit peri implan. c) paper yang melaporkan hasil perawatan untuk perawatan bedah atau periodontal regeneratif. d) paper yang meneliti efek perawatan periodontal pada tanda biologis gingiva atau sistemik. Pemilihan metodologi penelitian dijelaskan pada gambar 2. Jadi 57 tinjauan sistematis dan analisis yang berhubungan dengan tujuan tinjauan ini akan dilibatkan untuk diskusi.

(4)
(5)

Hasil tinjauan

Catatan identifikasi melalui pencarian database (n = 278)

Catatan pencarian dari judul dan abstrak (n = 238)

Artikel teks lengkap dinilai untuk kelayakan (n = 71)

Studi untuk diskusi

(review sistematik dan/atau meta – analisis) (n = 57)

Artikel teks lengkap yang tidak termasuk

(n = 14)

Review naratif Catatan yang tidak termasuk

(n=167)

 Penyakit sistemik (n=41)  Statistik dan epidemiologi

(n=27)

 Implan (n=26)  Kehamilan (n=19)  Polimorfin (n=14)  Bedah (n=11)  Biomarkers (n=9)

 Perawatan suportif (n=5)  Ortodontik (n=5)

 Restoratif (n=4)  Nutrisi (n=2)  Bakterimia (n=2)

 Periodontitis agresif (n=1)

 Vaksinasi (n=1)

(6)

Hasil utama dari tinjauan di rangkum pada tabel 1. Diskusi komprehensif dari hasil berdasarkan tinjauan sistemik yang terdapat pada literatur.

Tabel 1.Kesimpulan dari hasil pencarian literatur

Studi #studi yang

termasuk Intervensi Pembanding Hasil Kesimpulan

Robinson

Slot 2008 9 interdentalSikat

Sikat gigi ultrasonik / sonik dan manual

(7)
(8)

antiseptik konvensional

(9)

Metronidazol pada periode awal, follow-up

biasanya disukai kelompok perlakuan tetapi biasanya hanya sedikit (misalnya, dari sekitar 0,1 mm sampai hampir

0,5 mm) bahkan ketika perbedaan tersebut signifikan

secara statistik. Perbaikan level perlekatan lebih kecil dan

signifikansi statistik kurang kecil dan penelitian di masa

depan diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.

Karlsson 2008

4 Terapi laser Skeling dan penyerutan

Tidak ada bukti konsisten yang mendukung keefektifan laser

sebagai penanganan periodontal non-bedah pada penderita periodontitis dewasa.

(10)

Pendarahan

hasil klinis yang serupa, baik dalam jangka pendek maupun

(11)

kontrol plak, tetapi teknologi baru seperti sikat gigi elektrik telah dikembangkan dan dapat meningkatkan pembuangan plak dan mempermudah hal ini.

Sikat gigi elektrik memiliki potensi dalam meningkatkan pembersihan plak dan motivasi pasien. Dua tinjauan sistematik Cochrane meneliti superioritas sikat gigi elektrik terhadap yang manual dan membandingkan efektivitas pembersihan antar tipe sikat gigi elektrik yang berbeda. Tinjauan ini menjelaskan bahwa sikat gigi elektrik dengan osilasi rotasi mengurangi plak dan gingivitis lebih dari sikat gigi manual dan sikat sisi ke sisi. Baru ini teknologi sikat gigi elektrik baru (contohnya : sonic) telah diperkenalkan tetapi efeknya belum ditinjau secara sistematis. Hasil dari tinjauan sistematik lain oleh Sicilia, dkk sejalan dengan kesimpulan diatas. Sedangkan, Deery, dkk tidak menemukan bukti perbedaan yang signifikan secara statistik antara sikat gigi elektrik dengan sikat gigi manual. Akan tetapi, sikat gigi elektrik dengan osilasi rotasi dapat mengurangi plak dan gingivitis secara signifikan pada jangka pendek dan panjang. Berbeda dengan hasil diatas, pada tinjauan sistematis Cochrane yang terbaru tidak dapat mendefinisikan kesimpulan mengenai superioritas salah satu jenis sikat gigi elektrik dibandingkan sikat gigi lainnya. Kebutuhan percobaan kualitas klinis terkontrol perlu diperhatikan.

(12)

klorida. Pada tinjauan sistematis yang terbaru, Berchier, dkk menunjukkan efek inhibisi plak yang kecil tetapi signifikan dari obat kumur klorheksidin 0,2% dibandingkan dengan obat kumur klorheksidin 0,12%. Tetapi relevansi klinis dari perbedaan ini mungkin dapat dirundingkan.

Membersihkan interdental seharusnya penting untuk memperbaiki dan mempertahankan kesehatan gingiva. Daerah interdental tidak dapat dicapai hanya dengan sikat gigi. Beberapa bantuan telah digunakan dan diteliti keefektivitasannya seperti floss, tusuk gigi, dan sikat interdental. Banyak dokter gigi mengaku bahwa flossing setiap hari sangat penting dalam mempertahankan kesehatan rongga mulut yang baik. Tetapi kemampuan individu dalam melakukan flossing dengan baik dipertanyakan. Terdapat sedikit bukti bahwa flossing setelah menggosok gigi mengurangi gingivitis, tetapi mengenai pengurangan plak bukti ini lemah dan tidak dapat digunakan. Tidak terdapat bukti yang mendukung flossing dapat mencegah karies. Karena itu, instruksi rutin untuk flossing keseharian tidak didukung oleh bukti ilmiah dan harus diberikan hanya berdasarkan individu pasien jika flossing yang benar dapat dilakukan. Menggunakan tusuk gigi tidak memiliki efek tambahan pada plak interdental yang terlihat atau indeks gingiva. Sikat interdental merupakan alat pembersih interdental paling efektif. Tinjauan sistematis oleh Slot, dkk. menunjukkan perubahan positif yang signifikan pada plak dan penilaian pendarahan serta kedalaman poket saat probing. Penggunanan sikat interdental bersamaan dengan sikat gigi membersihkan lebih banyak plak daripada hanya menyikat dengan sikat gigi dan flossing. Akhirnya, irigasi oral merupakan bantuan lain yang disarankan sebagai tambahan menyikat gigi. Walaupun terdapat bukti yang menyarankan irigasi oral mengurangi tanda inflamasi gingiva dan memperbaiki kesehatan gingiva, tidak memiliki efek menguntungkan dalam mengurangi plak yang terlihat.

Instrumentasi periodontal.

(13)

tersebut telah digunakan lebih luas untuk menjelaskan instrumentasi (dengan skeling elektrik atau manual) bertujuan membersihkan plak, endotoksin dan kalkulus tetapi tidak sementum. Penelitian in vivo dan in vitro mengindikasi bahwa kehilangan substansi akar dan kekasaran permukaan akar tidak lebih sering terjadi pada instrumentasi akar ultrasonic jika dibandingkan manual.

Tinjauan sistematik dari Tunken, dkk. menginvestigasi efektivitas debridemen subgingiva elektrik dan manual yanh hasilnya tidak menunjukkan perbedaan signifikan antara dua metode tersebut. Hasil ini sama dengan tinjauan sistematik sebelumnya oleh Hallmon dan Rees. Tinjauan sistematik terbaru yang dipresentasikan pada Sixth European Workship oleh European Academy of Periodontology menyimpulkan bahwa instrumentasi elektrik memberikan hasil klinis yang sama dengan instrumentasi manual. Akan tetapi lebih sedikit waktu yang diperlukan dan scaler ultrasonic memiliki kemampuan merusak biofilm, tidak hanya dari kontak tip tetapi juga melalui efek dari kavitasi dan mikrostreaming. Yang terakhir, bahan antiseptik seperti coolant atau bahan irigasi tidak menunjukkan keuntungan klinis tambahan. Perkembangan terbaru pada sistem scaling ultrasonic padalah Vector, dipasarkan sebagai scaler ultrasonic bebas nyeri. Alat ini menciptakan getaran pada frekuensi 25 kHz menghasilkan pergerakan paralel dari ujung kerja hingga permukaan akar. Slot, dkk. melakukan tinjauan sistematik dan menyimpulkan bahwa Vector memberikan hasil klinis dan mikrobiologis yang lebih baik dibandingkan dengan instrumentasi manual dan elektrik pada kedalaman poket sedang, tetapi kurang efektif pada poket dalam, dan memerlukan lebih banyak waktu untuk pembuangan kalkulus.

Efektifitas dan Ekspektasi perawatan periodontal non bedah

(14)

Keterbatasan dari perawatan periodontal non bedah

Sensitivitas akar terjadi pada sekitar setengah dari pasien yang telah dilakukan skeling subigngival dan penyerutan akar. Sensitivitas meningkat beberapa minggu setelah perawatan, kemudian berkurang. Keberhasilan perawatan periodontal non bedah terbatas jika pasien tidak kooperatif, pada perokok dan pada pasien dengan diabetes tidak terkontrol. Efek merusak dari merokok pada hasil perawatan terapi mekanis telah ditentukan. Tinjauan sistematis menunjukkan bahwa perokok tidak merespon sebaik non perokok dengan hasil perawatan kurang baik pada terapi periodontal non bedah, dan hanya sedikit mengurangi kedalaman poket saat probing. Salah satu keterbatasan terapi periodontal non bedah adalah perawatan gigi berakar banyak lebih dari satu dengan keterlibatan furkasi. Huyuan, dkk. pada tinjauan sistematis yang meneliti tingkat pertahanan 5 tahun pada gigi berakar banyak menyimpulkan bahwa perawatan konservatif non bedah untuk furkasi efektif dalam mencegah furkasi tingkat 1 dari penyakit interradikular lain. Jika lesi berkembang menyebabkan kehilangan perlekatan yang membesar, perawatan ini memiliki keterbatasan termasuk pembuangan kalkulus yang kurang sempurna dan pasien tidak dapat membersihkan daerah yang terkena dengan baik.

Modifikasi faktor risiko

Penyakit periodontal bersifat multifaktorial secara alamiah dan faktor risiko yang dikenal seperti merokok dan diabetes dapat mengeksaservasi keparahan dan perkembangan penyakit. Modifikasi faktor risiko penyakit ini perlu digabungkan dengan perawatan periodontal non bedah untuk memaksimalkan besarnya respon.

Merokok memiliki efek merusak pada respon imun host, baik yang diperantarai sel maupun hormonal pada gingiva yang menekan fungsi netrofil, hemokinesis, kemotaksis dan fagositosis. Selain itu, limfosit, sel epitel, fibroblas, dan osteoklas akan terganggu fungsinya. Telah ditunjukkan bahwa perokok akan mengalami pengurangan kedalaman poket saat prob lebih sedikit daripada non perokok setelah perawatan periodontal non bedah. Metaanalis terbaru meneliti efek pemberhentian merokok pada hasil perawatan periodontal. Dari kedua penelitian yang dilakukan terlihat bahwa berhenti merokok menyebabkan kemajuan dalam mengurangi kedalaman poket saat prob dan mendapatkan level perlekatan yang baik.

(15)

faktor risiko periodontitis. Ryan, dkk. menemukan prevalensi dan keparahan periodontitis meningkat pada penderita diabetes dan Khader, dkk menemukan pengidap diabetes menunjukkan keparahan yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan yang mengalami penyakit periodontal tetapi tidak diabetes. Tetap saja, terdapat bukti yang mendukung perawatan periodontal dapat meningkatkan kontrol glikemik. Janken, dkk, gagal menunjukkan penurunan signifikan secara statistik dalam nilai HbA1c setelah perawatan. Teeuw, dkk. menemukan peningkatan pada kontrol glikemik pada diabetes tipe 2 sekitar 3 bulan setelah perawatan tetapi kesimpulan ini harus diinterpretasikan dengan mempertimbangkan heterogenitas penelitian.

Terapi antimikroba sistemik

Telah disarankan bahwa debridemen akar saja tidak cukup untuk mengeliminasi bakteri yang ditemukan pada tubulus dentin, lacuna dan konkavitas serta yang telah merusak jaringan lunak. Telah ditunjukkan bahwa A. actinomycetemcomitans menolak perawatan mekanis. Oleh karena itu, disarankan pemberian antibiotik sistemik dilakukan bersamaan dengan debridemen akar Beberapa perawatan antimikroba disarankan didalam literatur. Dua tinjauan sistematik menyarankan bahwa antimiktoba sistemik dengan skeling dan penyerutan akar memiliki keuntungan klinis tambahan dalam pengurangan kedalaman poket dan meningkatkan level perlekatan. Pada Sixth European Workshop of Periodontology menyimpulkan bahwa tidak terdapat bukti langsung untuk menyarankan protokol spesifik untuk penggunaan antimikroba secara bersamaan.

(16)

Disinfeksi Rongga Mulut

Disinfeksi rongga mulut merupakan perawatan yang disarankan oleh kelompok penelitian Leuven University pada 1995 sebagai perawatan baru. Kemampuan disinfeksi dalam menghancurkan atau mengurangi faktor patogen dengan cepat bukan hanya berperan baik pada poket periodontal, melainkan pada seluruh kavitas orofaring hingga poket yang belum dirawat akibat rekolonisasi pada daerah lain dapat dicegah. Untuk mendapatkan tujuan diatas, Quirynen dan rekannya menyarankan skeling dan debridemen pada kunjungan kedua setelah 24 jam dengan irigasi tambahan gel klorheksidin 1% pada poket dan penggunaan obat kumur klorheksidin serta tambahan pembersihan rongga mulut harian pasien dengan obat kumur klorheksidin selama dua bulan untuk mencegah rekolonisasi poket.

Tinjauan kritik yang juga ditulis oleh Quirynen untuk meninjau penelitian Leuven dan penelitian lain yang menjelaskan keuntungan pendekatan disinfeksi menghasilkan peningkatan dalam keadaan klinis dan perbaikan mikrobiologis. Beberapa keuntungan yang diberikan adalah hasil debridemen mekanis yang lebih baik, mengurangi keperluan bedah, serta perawatan dan penggunaan waktu yang lebih efisien dengan jam kerja yang lebih sedikit, serta keharusan izin dari kerja berkurang untuk pasien.

Disinfeksi rongga mulut dengan antiseptik dan antimikroba sistemik dievaluasi efektivitasnya oleh kelompok penelitian lain dan ditinjau secara sistematis. Eberhand, dkk. pada sebuah metaanalisis, walaupun angka penelitian kurang signifikan untuk mendapatkan konklusi yang pasti, hal ini menunjukkan perbaikan statistik yang signifikan dengan penggunaan antiseptik pada seluruh rongga mulut. Penulis yang sama melakukan tinjauan sistematik Cochrane dengan rekannya menyimpulkan walaupun memiliki hasil lebih baik untuk pengurangan kedalaman poket saat probing dan peningkatan level perlekatan pada disinfeksi, perbaikan ini hanya sedikit dan tidak memiliki kesimpulan umum yang pasti mengenai keuntungan klinis disinfeksi. Selain itu temuan Lang, dkk. konsisten dengan tinjauan Cochrane diatas. Farman dan Joshi tidak menemukan perbedaan signifikan pada hasil klinis disinfeksi dengan antiseptik , disinfeksi tanpa antiseptik serta skeling dan penyerutan akar kuadran konvensional menyimpulkan kedua pilihan terapi ini sama efektivitasnya.

Terapi lokal yang dibutuhkan

(17)

sistematik, yang meneliti efek irigasi subgingiva dengan klorheksidin, menunjukkan tidak adanya keuntungan tambahan terhadap debridmen mekanis. Sebagai tambahan, data yang terbatas ini menunjukkan efek samping aplikasi gel klorheksidin subgingiva sehingga tidak dibenarkan penggunaannya pada perawatan periodontitis kronis. Akan tetapi, irigasi poket subgingiva dengan povidin iodin menunjukkan efek yang kecil tetapi signifikan secara statistk pada pengurangan kedalaman poket saat probing. Chip bio-absorbable yang terdapat di pasaran mengandung 2,5mg klorheksidin pada matriks gelatin terhidrolisasi (Perio Chip) dan efek tambahannya diteliti pada beberapa percobaan klinis. Menurut Cosyn dan Wyn yang melakukan penelitian sistematik, dapat disimpulkan bahwa data klinis dan mikrobiologis yang ada terbatas dan memengaruhi nilai tambahan dari chip klorheksidin. Beberapa antimikroba dengan formula berbeda telah dipasarkan dan menjanjikan keuntungan tambahan jika diletakkan pada poket setelah debridemen mekanis dan pada beberapa interval saat perawatan periodontal suportif. Hal ini termasuk serat tetrasiklin, gel doksisiklin, mikrosfir monosiklin, dan gel metronidazol. Tinjauan sistematik yang lengkap oleh Bonito, dkk menunjukkan keuntungan signifikan secara statistik pada pengurangan kedalaman poket sebesar 0,1 hingga 0,5 mm untuk empat bahan. Keuntungan terbesar adalah pada penggunaan minosiklin, diikuti tetrasiklin dan metronidazol. Tinjauan sistematik terbaru melaporkan keuntungan signifikan dalam pengurangan poket saat probing (antara 0,5 hingga 0,7 mm) dengan aplikasi serat tetrasiklin pada subgingiva, poket gingiva tetap pada penggunaan doksisiklin dan misiklin yang dilepaskan serta efek minimal pada penggunaan klorheksidin dan metronidazol (0,1 dan 0,4 mm secara berurutan). Hasil ini disetujui oleh dua metaanalisis sebelumnya oleh Pavia, dkk. yang menyatakan bahwa terdapat keuntungan signifikan secara statistik pada tetrasiklin dan metronidazol lokal. Akan tetapi, perbedaan klinis secara statistik yang signifikan terbatas terutama jika mempertimbangkan biaya perawatan. Penggunaan peralatan antimikroba dapat diindikasikan pada daerah periodontal yang dalam atau rekuren.

Modulasi host

(18)

digunakan seperti NSAID, bisfosfonat dan tetrasiklin non antimikroba.Tetapi, rasio risiko keuntungan dan efek samping NSAID serta bifosfonat membatasi penggunaannya pada perawatan periodontal. Obat modulasi host yang dipasarkan hanyalah Periostat, 20mg dosis Submikroba Doksisiklin (SDD). Mekanisme dasarnya adalah menginhibisi enzim destruktif MMP dan penurunan sitokin inflamasi (IL-1, Il-6 TNF-a). Dua meta analisa menunjukkan efektivitas modalitas perawatan ini dalam pengurangan kedalaman poket saat probing dan peningkatan level perlekatan pada perokok dan non perokok. Tinjauan sistematis terbaru dan metaanalisa oleh Sgolastra, dkk mendukung efektivitas jangka panjang perawatan SDD tambahan. Akan tetapi, akibat ukuran sampel kecil dan heterogenitas penelitian, penelitian disarankan secara acak dan terkontrol, serta dengan ukuran sampel yang besar untuk memastikan hasil pilihan perawatan ini.

Terapi laser

Terapi laser disarankan sebagai terapi tambahan atau bahkan alternatif untuk perawatan periodontal non bedah mekanis. Diantara keuntungan aplikasi laser, salah satunya adalah efek hemostat, penghancuran kalkulus selektif, dan efek bakterisidal untuk melawan patogen periodontal. Karisson,dkk. menemukan bukti tidak konsisten untuk membantu efektivitas terapi laser. Inkonsistensi temuan dan heterogenitas penelitian yang ada membuat bukti lemah. Pada tinjauan sistematik lain penelitian membahas tentang apliaksi laser sebagai monoterapi. Menurut Schwaraz, dkk laser memiliki karakteristik paling cocok untuk terapi periodontal non bedah dan efeknya terlihat memiliki hasil yang sama dilaporkan dalam terapi mekanis.

Terapi fotodinamik

(19)

implikasi klinis tidak dapat disarankan kecuali percobaan terkontrol acak lebih besar dan menunjukkan perbedaan klinis signifikan.

Pembahasan – pilihan tambahan yang memungkinkan.

Penyakit periodontal mempengaruhi kualitas hidup pasien secara negatif, merusak estetis, fonetik, mastikasi dan fungsi, terutama jika berhubungan dengan kehilangan gigi. Tinjauan sistematik terbaru menunjukkan terapi non bedah dapat sedikit membantu kualitas hidup berhubungan dengan kesehatan rongga mulut. Berdasarkan etika kedokteran gigi dan tugas utama dokter gigi adalah mendiagnosa dan merawat periodontitis secara baik berdasarkan badan klinis terkini.

Praktek klinik gigi kontemporer harus dilakukan berdasarkan evidence based. Tinjauan sistematik memiliki bagian penting dalam evidence based dentistry. Tinjauan sistemik bertujuan untuk mensintesis hasil dari beberapa penelitian orisinil dengan menggunakan strategi yang tidak membatasi bias. Pada tinjauan ini, percobaan membahas relevansi tinjauan sistematik perawatan periodontal non bedah dilakukan. Sebutan “signifikan secara statistik’ digunakan untuk melapor potensi superioritas antara intervensi dibawah investigasi. Perlu dijelaskan bahwa sebutan signifikan secara statistik dan signifikansi klinis tidak memiliki arti yang sama. Hasil yang signifikan secara statistik mungkin tidak berarti secara klinis. Karena itu beberapa hasil ini harus diinterpretasi dengan hati-hati karena mungkin tidak menunjukkan keuntungan klinis yang penting.

(20)

itu, penghentian merokok pada umur berapapun telah ditemukan membantu memperpanjang hidup dan mengurangi kematian.

Hasil klinis mengikuti instrumentasi manual dan elektrik dapat dibandingkan. Walaupun tambahan keuntungan klinis dari antibiotik sistemik tambahan telah dijelaskan, kebijakan dengan tidak menggunakannya secara rutin, hanya bila terdapat kasus refraktori atau periodontitis agresif hingga risiko mengembangkan resistensi antibiotik berkurang. Tambahan antimikroba lokal walaupun dianggap aman dan efektif diberikan sistemik, bukti untuk penggunaan rutin masih lemah. Bahan ini tinggi biaya yang mahal dan indikasinya dibatasi untuk daerah periodontal rekuren. Tinjauan sistematik melaporkan hasil terapi dari disinfeksi rongga mulut, ditemukan sedikit perbedaan pada parameter klinis. Karena angka penelitian yang rendah, tidak diizinkan kesimpulan penggunaan yang aman secara umum.

Penggunaan obat modulasi host seperti Periostat (SDD) dapat meningkatkan hasil perawatan. Tetapi, ukuran sampel kecil pada penelitian yang terdapat pada metaanalisa terbaru memungkinkan rekomendasi manapun, menunjukkan kualitas yang baik. Kegunaan alat yang mahal seperti bedah dan laser tingkat rendah telah diperkenalkan pada bagian periodontologi. Bukti untuk membenarkan implementasinya pada rutin perawatan non bedah pasien periodontal masih sedikit dan lemah karena ukurannya yang kecil, dan heterogenitas serta risiko sedang hingga tinggi pada penelitian yang ada.

Seventh European workshop on periodontology membahas beberapa pendekatan biologis (modulasi host, resolusi inflamasi dan perawatan langsung mikrobiota) sebagai terapi periodontal.Peptide antimikroba (AMP) dapat membunuh bakteri, berefek terhadap kolonisasi, memiliki aktivitas anti inflamasi, mengikat toksin bakteri dan memodulasi respon imun. Probiotik memiliki potensi merubah mikrobiota oral dengan interaksi mikrobiologis atau interaksi modulasi imun setidaknya dalam jangka pendek. Mediator pre-resolving memiliki potensi meningkatkan penyingkiran bakteri dan membatasi kerusakan jaringan. Modulasi nutrisi inflamasi periodontal dilakukan dengan mengurangi konsumsi kalori dan gula buatan untuk mencegah peningkatan inflamasi langsung (stress oksidatif paska prandial) atau tidak langsung (adipostias) mekanisme. Implikasi klinis pendekatan ini dapat diteliti lebih dalam.

(21)

Gambar

Gambar 2. flowchart studi pemilihan metodologi
Tabel 1.Kesimpulan dari hasil pencarian literatur

Referensi

Dokumen terkait

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Variabel terapi berasal dari dokter yang bertugas berkaitan dengan prosedur pengobatan yang diterapkan, seperti besarnya dosis yang akan diberikan serta proses interaktif

[r]

b) Pencegahan HIV/AIDS, kegiatannya dengan melakukan pencegahan penularan ibu ke anak, memberikan layanan kesehatan kepada para remaja, pemeriksaan dan pengobatan

Parameter yang divariasikan pada model yang digunakan adalah jarak antara silinder yang menggunakan helical strakes dengan splitter plate (G) dan lebar

Terhadap berbagai upaya yang bisa dilakukan dalam mewujudkan pelokalan kebijakan HAM di daerah sebagaimana telah disebutkan di atas, maka terhadap perlindungan, pemajuan,

Tindakan medis hanya dapat dilakukan apabila telah dilakukan informed consent, yaitu persetujuan atau penolakan pasien yang bersangkutan terhadap tindakan medis yang

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang