• Tidak ada hasil yang ditemukan

TOKSISITAS SERTA POTENSI BIOAKUMULASI DAN BIOELIMINASI INSEKTISIDA ENDOSULFAN PADA IKAN MAS ( Cyprinus carpio)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TOKSISITAS SERTA POTENSI BIOAKUMULASI DAN BIOELIMINASI INSEKTISIDA ENDOSULFAN PADA IKAN MAS ( Cyprinus carpio)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TOKSISITAS SERTA POTENSI BIOAKUMULASI DAN BIOELIMINASI

INSEKTISIDA ENDOSULFAN PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

Im am T auf ik dan Er i Set iadi

Balai Penelit ian dan Pengem bangan Budidaya Air Tawar Jl. Sem pur No. 1, Bogor 16154

E- m ail: imam_opik67@yahoo.co.id

(Naskah diterima: 5 Mei 2011; Disetujui publikasi: 1 Maret 2012)

ABST RAK

Pen g g u n aan i n sek t i si d a en d o su l f an d al am b i d an g p er t an i an b er p o t en si u n t u k m en cem ar i su m b er d aya d an l i n g k u n g an p er i k an an . Pen el i t i an b er t u j u an u n t u k m en g et ah u i t o k si si t as ser t a p o t en si b i o ak u m u l asi d an b i o el i m i n asi i n sek t i si d a endosulfan pada ikan m as. Hewan uji adalah ikan m as berukuran panjang total 3,65 ± 0 ,2 4 7 cm d engan b ob ot b ad an 0 ,8 1 ± 0 ,0 9 8 g/ ek or , b ahan uj i b er up a f or m ulasi insektisida dengan bahan aktif endosulfan 350 g/ L. Dilakukan uji toksisitas letal (LC50) d en g an m et od e bioassay u n t u k wak t u p em ap ar an 2 4 , 4 8 , 7 2 , d an 9 6 j am ; u j i bioak um ulasi dengan cara m em apark an ik an m as dalam larut an endosulf an pada konsentrasi 0%,10%, 30%, dan 50% dari nilai LC50- 96 jam ; uji bioelim inasi untuk waktu pem aparan dalam air bersih selam a 5, 10, dan 15 hari. Analisis konsentrasi endosulfan dalam air dan ikan dilakukan di laboratorium dengan m enggunakan gas krom atografi (GC). Hasil m enunjukkan bahwa: insekt isida endosulfan bersifat sangat t oksik t erhadap ik an m as dengan nilai LC50- 96 j am sebesar 2,42 (2,20- 2,65) µg/ L; bioak um ulasi m eningkat dengan bertam bahnya konsentrasi dan waktu pem aparan hingga m encapai steady state; sem akin tinggi konsentrasi endosulfan dalam air m aka nilai biokonsentrasi faktor (BCF) akan sem akin rendah dan nilai bioelim inasi endosulfan dalam tubuh ikan m as sebesar 0,24% per jam .

KATA KUNCI: bioak um ulasi, bioelim inasi, endosulf an, ik an m as, t ok sisit as let al (LC5 0)

ABST RACT : T oxi ci t y, p ot en cy of b i oaccu m u l at i on an d b i oel i m i n at i on of endosulf an insect icide on com m on car p (Cyprinus carpio). By: I m am T au f i k an d Er i Set i ad i

(2)

had increased with increasing the concentration and lead to exposure time up to steady state. The concentration of endosulfan insecticide in the water was increased while bioconcentration factor value was decreased. Bioelimination of endosulfan insecticide in the fish body was 0.24% per hour.

KEYWORD S: b i oaccu m u l at i on , b i oel i m i n at i on , en d osu l f an , com m on car p , let hal t oxicit y (LC5 0)

PENDAHULUAN

Pest isida dewasa ini m em punyai peranan yan g p en t i n g k h u su sn ya d al am b i d an g pert anian unt uk m em berant as jasad- jasad yang m erusak t anam an dan hasil pert anian yang disimpan. Usaha meningkatkan produksi pert anian, baik secara k uant it at if m aupun kualit at if , t elah diperm udah dengan peng-gunaan berbagai jenis pest isida. Oleh karena it u, pem berant asan ham a dan penyakit pada tanaman pertanian hampir senantiasa diartikan sebagai penggunaan pest isida.

Sif at pent ing yang dim iliki suat u bahan ak t i f p est i si d a ad al ah d aya r acu n at au t ok sisit as. Mesk ipun bahan k im ia t ersebut hanya dim aksudkan unt uk m em at ikan suat u jenis ham a t ert ent u t et api pada hakekat nya bersif at racun unt uk sem ua m ahluk hidup. Ham pir sem ua jenis pest isida t idak bersif at selekt if dan m em punyai spekt rum yang luas seb agai r acun sehingga m er up ak an salah sat u su m b er p en cem ar an yan g p ot en si al khususnya bagi sum berdaya dan lingkungan perairan perikanan.

Endosulfan merupakan senyawa kimia dari g o l o n g an o r g an o k l o r i n yan g b an yak d i -pergunakan di Indonesia sebagai bahan akt if dalam berbagai f orm ulasi insekt isida yang d i p er d ag an g k an d en g an b eb er ap a n am a dagang, antara lain: Thiodan, Fanodan, Akodan, dan Termisidan (Komisi Pestisida, 1990). Sejak t ahun 1996 penggunaan endosulfan di Indo-nesia sebenarnya sudah dilarang melalui Surat Keput usan Ment eri Pert anian No. 473/ KPTS/ TP2 0 7 / 6 / 9 6 , n am u n p ad a k en yat aan n ya sam pai saat ini m asih banyak digunakan oleh pet ani karena insekt isida endosulf an cukup efekt if m engendalikan ham a sasaran, harga-nya r elat if m ur ah d an m ud ah d id ap at k an (Sulaksono, 2001).

Sep er t i p est i si d a o r g an o k l o r i n p ad a umumnya, endosulfan bersifat toksik terhadap organisme perairan termasuk ikan dan sangat persisten sehingga akan meninggalkan residu yang dapat m encem ari lingkungan perairan.

Hasil penelitian Ekaputri (2001) membuktikan bahwa perairan Sungai Ciliwung, Jawa Barat yang mengalir melewati daerah Bogor, Depok, dan Jakart a m engandung residu insekt isida endosulfan dengan konsentrasi berkisar antara 0,7- 4,0 µg/ L. Sedangkan Taufik et al. (2003) m elap or k an b ahwa per air an t am bak ser t a salur an ir igasi d i Kab up at en Br eb es, Jawa Tengah t elah t ercem ar oleh endosulf an yang berasal dari limbah pertanian dan perkebunan d engan k onsent r asi secar a b er t ur ut - t ur ut sebesar 2,7 m g/ L dan 3,2 µg/ L.

Ikan yang terpapar dalam air yang tercemar oleh endosulfan pada konsent rasi let al dapat berdam pak kem atian, sedangkan dalam kon-sent rasi sublet al akan m enyerap bahan akt if tersebut m elalui perm ukaan tubuh, m em bran insang, dan difusi kutikular. Penyerapan akan berlangsung secara t erus- m enerus sam pai t ercapai keadaan steady state yait u kondisi d i m an a j u m l ah b ah an yan g d i ser ap d an didepurasi per sat uan wakt u seim bang pada suat u konsent rasi bahan dalam air (Nagel & Loskill, 1991). Residu endosulf an dalam air yang t erserap oleh ikan akan t erakum ulasi d i d al am j ar i n g an t u b u h m el al u i p r o ses bioakum ulasi, hal ini disebabkan endosulf an t erm asuk insekt isida golongan organoklorin yang m em iliki sif at lipof ilit as t inggi, yakni mudah terikat dalam jaringan lemak.

(3)

BAHAN DAN METODE

Penelit ian dilaksanakan di Laborat orium bioassay, Instalasi Riset Lingkungan Perikanan Budidaya dan Toksikologi, Balai Penelitian dan Pengem bangan Budidaya Air Tawar, Bogor. Untuk analisis darah dilakukan di Laboratorium Kesehat an Ikan Fakult as Perikanan dan Ilm u Kelaut an Inst it ut Pert anian Bogor sedangkan an al i si s r esi d u p est i si d a d i l ak u k an d i Lab or at or ium Tok sik ologi Balai Penelit ian Bioteknologi Tanam an Pangan.

Hewan uji yang digunakan adalah ikan mas b er u k u r an p an j an g t ot al 3 ,6 5 ± 0 ,2 4 7 cm d engan b ob ot b ad an 0 ,8 1± 0 ,0 9 8 g/ ek or . Sed an g k an b ah an u j i b er u p a f o r m u l asi insektisida komersil dengan kandungan bahan akt if endosulfan 350 g/ L.

Selam a penelit ian berlangsung m edia uji diberi aerasi sehingga kadar oksigen t erlarut t idak pernah di bawah nilai 60- 70 persen sat urasi. Karakt erist ik f isika- kim ia m edia uji selam a penelitian harus berada pada am bang k o n d i si yan g b ai k b ag i i k an u j i d en g an beberapa ketentuan sebagai berikut: fluktuasi suhu air t idak lebih dari 2oC, kadar CO

2 bebas

7 10 m g/ L, am onia 7 1 m g/ L, kesadahan t ot al

8 15 m g/ L (CaCO

3) dan alkalinit as berkisar antara 50- 200 mg/ L.

Uji Stabilitas Endosulf an

Pengujian bert ujuan unt uk m enget ahui t ingk at k est ab ilan k onsent r asi insek t isid a en d osu l f an d al am ai r . Pen u r u n an t i n g k at konsent rasi endosulfan akan dijadikan acuan unt uk m enent ukan persent ase dan int erval wakt u pergant ian air bagi kest abilan kon-sen t r asi p er l ak u an p ad a t ah ap p en g u j i an selanjut nya. Insekt isida endosulfan dianggap st abil sam pai laju penurunan t ingkat kon-sentrasi bahan kimia tersebut mencapai 7 20%

dari konsentrasi awal (Koesoemadinata, 2003).

Pen g u j i an d i l ak u k an d en g an m en g -aplikasikan t ingkat konsent rasi sebesar nilai LC5 0- 9 6 j am d en g an d u a k al i u l an g an . Penentuan konsentrasi larutan uji ditentukan dengan m engacu pada rum us pengenceran sebagai berikut:

Larut an endosulf an disebar m erat a pada permukaan air kemudian diaduk menggunakan pengaduk k aca. Selam a uji st abilit as t idak dilakukan pergant ian air dan pengam bilan sampel (150 mL) dilakukan pada jam ke: 0, 24, 48, 72, dan 96 setelah aplikasi. Sampel dibawa ke laborat orium dalam kondisi dingin m eng-gunakan cool box untuk kemudian diekstraksi sesuai dengan prosedur dilanjut kan dengan ident if ikasi m enggunakan gas krom at ograf i (GC).

Uji Toksisitas Letal

Pen el i t i an t o k s i s i t as l et al m el i p u t i p er co b aan u n t u k m en car i n i l ai LC5 0 d ar i insek t isida endosulf an t er hadap ik an m as yang dit ent ukan dengan m et ode uji hayat i (bioassay). Konsentrasi- konsentrasi bahan uji tidak diverifikasi secara analisis kimia dan nilai-nilai LC50 ditentukan berdasarkan konsentrasi nominal insektisida endosulfan dalam wadah-wadah penelit ian.

Wadah yang digunakan dalam uji toksisitas l et al b er up a 2 8 uni t ak uar i um k aca yang berukuran 40 cm x 20 cm x 20 cm berisi 10 l i t er m ed i a u j i . Masi n g - m asi n g ak u ar i u m dilengkapi saluran pem asukkan dan penge-luar an ser t a p enam p ungan air p enggant i. Ban yak n ya i k an u j i p ad a set i ap w ad ah penelit ian berjum lah 10 ekor dengan wakt u pemaparan selama 24, 48, 72, dan 96 jam dan variabel yang diukur adalah m ort alit as ikan. Pada set iap konsent rasi pengujian dilakukan pengukuran terhadap sifat fisika- kimia media uji, yait u pada awal pengujian (0 jam ), per-tengahan (48 jam) dan akhir pengujian (96 jam). Pengujian diulang apabila t ingkat m ort alit as ikan uji dalam kontrol > 10% (Komisi Pestisida, 1983).

Uji Bioakumulasi dan Bioeliminasi

Pengujian menggunakan wadah berupa 16 unit akuarium kaca berukuran 70 cm x 50 cm x 60 cm (p x l x t) yang masing- masing dilengkapi aerasi dan diisi 40 lit er m edia uji. Set iap 3 akuarium dengan konsentrasi perlakuan yang sama dilengkapi dengan wadah/ tandon untuk membuat larutan uji sehingga lebih menjamin hom ogenitas larutan dan m em perm udah saat pergant ian air. Ikan uji dit ebar sebanyak 20 ekor untuk setiap wadah (kepadatan: 1 ekor/ 2 V1 – N1 = V2 – N2

di m ana:

N1 = Konsent rasi endosulf an dalam larut an st ok

N2 = Ko n sen t r asi en d o su l f an yan g d i i n g i n k an

dalam m edia air

V1 = Volum e larut an st ok yang akan diam bil

(4)

l i t er ) d an d i b er i p ak an sam p ai k en yan g (ad-satiation). Rancangan yang digunak an adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan cara m engaplik asik an 4 deret k onsent rasi insektisida endosulfan dalam media uji sebagai perlakuan, yait u 0% (kont rol), 10%, 30%, dan 50% dari nilai LC50- 96 jam yang masing- masing diulang sebanyak 3 kali.

Pengam bilan sam pel ikan sebanyak 30 g dan air (100 m L) unt uk keperluan analisis residu dilakukan pada jam ke: 0 (awal), 4, 12, 24, 48, 96, 144, 192, dan 264 set elah pe-m aparan. Sape-m pel ik an dit epe-m pat k an dalape-m kant ung plast ik, sedangkan sam pel air di-m asukkan daladi-m botol, kedi-m udian diekstraksi dan diident if ik asi di labor at or ium dengan m enggunak an GC (Gas Chromatography). Set elah konsent rasi endosulf an dalam t ubuh ikan m encapai kondisi st abil (steady state) unt uk set iap perlakuan m aka dihit ung nilai Biokonsentrasi Faktor (BCF) dengan rum us persamaan Montanes & Hattum (1995) sebagai berikut:

HASIL DAN BAHASAN

Uji Stabilitas Endosulfan Dalam Air

Laju peluruhan endosulfan dalam air yang diket ahui dari hasil uji st abilit as m erupakan acuan unt uk m enent ukan periode pergant ian air pada pengujian berikut nya. Pergant ian air dim aksudkan untuk m enjaga kestabilan kon-sent rasi larut an uji selam a penelit ian ber-langsung. Secara t eorit is, konsent rasi larut an uji dapat dianggap konsisten atau stabil dalam air apabila peluruhannya dalam periode t er-t ener-t u er-t idak lebih dari 20% sehingga er-t oksisier-t as dari larut an uji yang digunakan dapat diukur m elalui respons biologis pada hewan uji.

Dari hasil pengukuran residu endosulf an dalam air yang diberikan perlakuan konsentrasi 2,42 m g/ L (LC50- 96 jam) menunjukkan bahwa laju peluruhan endosulf an dalam air relat if lam bat , di m ana dalam wakt u pem aparan 96 j am p er sent ase p elur uhan b ar u m encap ai 62,8% (Gambar 1).

Dapat diketahui bahwa rata- rata peluruhan endosulf an dalam air set elah 24 jam adalah sebesar 19,44% dan set elah 72 jam m encapai 58,32%. Sedangkan nilai rat a- rat a laju pe-luruhan endosulf an dalam air cukup lam bat yait u sebesar 0 ,8 1 % per j am , dengan laj u peluruhan konsentrasi aktual dalam air sebesar 0,0158 mg/ L / jam. Lam batnya laju peluruhan endosulf an dalam air m enurut ADB (1987) d i seb ab k an k ar en a en d o su l f an t er m asu k k e dalam k elom pok pest isida yang paling persist en dan t idak m engalam i perubahan di lingk ungan d alam wak t u yang lam a ser t a m em p unyai k elar ut an yang r end ah d alam ai r . M en u r u t Ed w ar d s (1 9 7 6 ), sen yaw a organoklorin sangat sulit larut di dalam air (daya larut di bawah 1 m g/ L), hanya lindane yang daya larut nya m encapai 7 m g/ L.

Berdasarkan hasil t ersebut di at as, m aka pergant ian air pada penguj ian selanj ut nya dilakukan set iap int erval 24 jam sebanyak 100%. Sist em pergant ian air sem i- st at is ini m erupakan alt ernat if yang dapat digunakan u n t u k m en i n g k at k an ak u r asi d an r ep r o -duksibilitas hasil pengujian toksisitas. Menurut Kanazawa (1981), m et ode sem i- st at is m eru-pakan pendekatan metode baku yaitu metode continuous-flow yang um um digunakan untuk m em pert ahank an k onsent rasi bahan k im ia agar stabil selam a pengujian.

Pad a p er co b aan d en g an sem i - st at i s umumnya terjadi perbedaan antara konsentrasi Ku = Kd Cf / Cw

pada awal pengam at an (µg/ kg)

Cf 2 = Konsent rasi endosulf an dalam t ubuh ikan

pada wakt u t pengam at an (µg/ kg)

Cw = Konsent rasi rat aan endosulf an dalam air

selam a penyerapan (µg/ L)

t = Wakt u pengam at an (jam )

BCF = Biokonsent rasi Fakt or

(5)

n om i n al d en g an k on sen t r asi ak t u al yan g besarnya berkisar antara 30%- 45% (Schim m el et al., 1977). Menurut Brungs (1973), per-bedaan at au f lukt uasi t ersebut disebabkan m at er i yan g d i u j i san g at b er b ed a si f at d eg r ad asi , vol at i l , d an k el ar u t an ok si g en maupun sifat fisika- kimia lainnya. Oleh karena itu, pergantian air penelitian secara semi- statis set iap 24 jam dim aksudkan agar konsent rasi endosulf an sert a sif at f isika kim ia air selam a penelit ian t et ap konst an.

Toksisitas Letal: Nilai LC5 0

Respons ikan m as t erhadap deret kon-sent rasi endosulf an m enunjukkan kepekaan m ort alit as yang cuk up t inggi. Berdasark an p er co b aan p en d ah u l u an d i k et ah u i n i l ai am bang bawah (LC0- 48 jam ) adalah 1 m g/ L, yait u k onsent rasi t ert inggi insek t isida en-dosulfan yang tidak mematikan ikan mas dalam wakt u 48 jam . Sedangkan nilai am bang at as (LC100- 24 jam ) adalah 10 m g/ L, yait u kon-sentrasi terendah insektisida endosulfan yang dapat mematikan 100% ikan mas dalam waktu 24 jam.

Dari nilai kisaran t ersebut m aka uji def i-nit if dilakukan pada konsent rasi insekt isida endosulf an sebesar: 1,4; 1,9; 2,7; 3,7; 5,2; dan 7,2 m g/ L sert a kont rol yait u ikan m as yang dipelihara t anpa insekt isida endosulf an seb ag ai p em b an d i n g . Set el ah wak t u p e-m aparan 12 j ae-m ik an e-m as pada beberapa

k o n sen t r asi p er l ak u an m u l ai m en g al am i kem at ian, hingga jam ke- 72 ikan uji pada perlakuan konsent rasi 7,2 m g/ L t elah m at i 100% yang diikut i oleh perlakuan lain dengan p er sen t ase k em at i an yan g l eb i h r en d ah . Mortalitas ikan mas semakin meningkat dengan b er t am b ahnya k onsent r asi p er lak uan d an wakt u pem aparan. Pada kont rol t idak t erlihat g ej al a k l i n i s ak i b at k er acu n an d an t i d ak d i t em u k an i k an yan g m at i sam p ai wak t u pemaparan 96 jam, hal ini menunjukkan bahwa media pemeliharaan (air) dan vitalitas ikan mas selam a pengujian dalam kondisi yang baik.

Hasi l an al i si s p r o b i t (Wal l ace, 1 9 8 2 ) m enunjukkan bahwa nilai LC50 pada wakt u pem aparan 24, 48, 72, dan 96 jam bert urut -turut adalah: 5,29; 3,48; 2,78; dan 2,42 m g/ L (Tabel 1). Hal t ersebut m enunjukkan bahwa semakin lama waktu pemaparan akan semakin r en d ah n i l ai LC5 0 i n sek t i si d a en d o su l f an terhadap ikan mas.

Dari hasil pengamatan terlihat bahwa gejala klinis akibat keracunan insekt isida endosul-fan timbul pada ikan setelah waktu pemaparan 4 jam t erut am a pada konsent rasi endosulf an sebesar 5,2 dan 7,2 µg/ L. Gejala yang t im bul t idak jauh berbeda dengan hasil penelit ian Schoettger (1970) di mana ikan berenang tidak t er at u r d en g an sesek al i m en g h en t ak d an k ej ang- k ej ang ser t a m engeluar k an lend ir secara berlebihan dari perm ukaan t ubuhnya, w ar n a k u l i t m em u cat d en g an f r ek u en si Waktu pem aparan (jam )

Exposure time (hours)

P

e

lu

ru

h

a

n

Degradation

(

%

)

0 8 0

7 0

6 0

5 0

4 0

3 0

2 0

1 0

0

2 4 4 8 7 2 9 6

Gambar 1. Persent ase peluruhan konsent rasi insekt isida endosulfan dalam air

Figure 1. Percentage of degradation of endosulfan insecticide concen-tration in the water

End osulf an Linear (Endosulfan) y = 0.6952x + 4.18

(6)

pergerakan operculum m enjadi lebih sering tetapi tidak beraturan. Gejala tersebut menurut Connel & Miller (1995) m erupakan tanggapan yang terjadi pada saat zat- zat fisika atau kimia m engganggu proses sel at au subsel dalam m ah l u k h i d u p sam p ai su at u b at as yan g m enyebabkan kem at ian secara langsung.

Kematian ikan mas pada uji toksisitas letal disebabkan m asuknya endosulf an ke dalam tubuh melalui penyerapan langsung lewat kulit dan pengam bilan dari air m elalui m em bran insang. Hal ini dapat m enyebabkan terjadinya p en g h am b at an ATP- ase t er u t am a p ad a m it okondria akson sinapt ik dan sedikit pada endoplasm ik ret ikulum . Pengham bat an ATP-ase berkaitan dengan Ca+ + yang menyebabkan p en i n g k at an p el ep asan neurotransmiter (Tarumingkeng, 1992). Selain itu, kematian ikan j ug a d iseb ab k an end osulf an m am p u m e-nim bulk an rangsangan pada sist em syaraf p u sat seh i n g g a m en yeb ab k an t er j ad i n ya kejang (ADB, 1987). Sedangkan menurut Arianti (2 0 0 2 ), endosulf an yang m asuk k e dalam badan ikan akan m engganggu keseim bangan sodium (Na) dan potasium (K) dalam sel syaraf sehingga sistem syaraf tidak stabil yang meng-akibat kan ikan t idak m am pu m engendalikan kont raksi ot ot sebagai akibat dari rangsang otak yang berlebihan sehingga m enyebabkan kejang- kejang.

Melalui m etode bioassay diketahui bahwa nilai LC50- 96 jam insektisida terhadap ikan mas sangat rendah yakni sebesar 2,42 (2,20- 2,65) µg/ L (Tabel 1). Berdasarkan ketentuan Kom isi Pestisida (1983), ternyata toksisitas insektisida endosulfan terhadap ikan mas diklasifikasikan ke dalam golongan A yait u pest isida yang m em iliki t oksisit as sangat t inggi dengan nilai LC50- 96 jam < 1 m g/ L. Tingginya daya racun ini menurut Dubey et al. (1991) dalam Sutrisno

et al. (2002) disebabkan ant ara lain proses m et ab o l i sm e sen yawa en d o su l f an d al am t ubuh ik an hanya m am pu t er ur ai m enj adi endosulf an sulf at yang m asih bersif at t oksik pada ikan.

Nilai LC50- 96 jam insekt isida endosulf an t erhadap ikan m as pada penelit ian ini lebih r en d ah d i b an d i n g h asi l yan g d i p er o l eh Koesoem adinat a (2000) yakni sebesar 12,9 µg/ L. Hal t ersebut ant ara lain disebabk an perbedaan ukuran hewan uji, di m ana ikan m as yang d igunak an d alam p enelit ian ini mempunyai bobot rata- rata 0,8 ± 0,09 g/ ekor sedangkan pada penelit ian Koesoem adinat a (2000) berukuran lebih besar yait u 1,4 ± 0,2 g/ ekor. Menurut Durham (1975), spesies dan ukuran atau stadia akan berpengaruh terhadap dam pak lingkungan (environmental impact) p est i si d a t er h ad ap i k an d an o r g an i sm e perairan. Sehubungan dengan hal t ersebut , h asi l p en el i t i an Si n g h & Nar ai n (1 9 8 2 ) m em buk t ik an bahwa nilai LC50 endosulf an berbanding lurus t erhadap ukuran dan bobot badan ikan Heteropneustes fossilis di m ana semakin besar ukuran dan semakin berat bobot badan ikan maka nilai LC50 semakin besar. Hal ini ant ara lain disebabk an pada um um nya semakin besar ukuran ikan dalam spesies yang sam a akan sem akin t inggi kem am puannya unt uk m em et abolism e bahan beracun yang masuk ke dalam tubuhnya dan mengekskresi-kan m elalui urine dan feses.

Toksisitas insektisida endosulfan terhadap ikan mas lebih tinggi dibanding terhadap ikan lele dum bo dengan nilai LC50- 96 jam sebesar 17,13 µg/ L (Yudha, 1999). Ini disebabk an perbedaan morfologis dan fisiologis dari kedua jenis ikan, di m ana proses respirasi pada ikan lele dumbo selain melalui insang juga dilakukan d en g an arborescent organ yan g d ap at Tabel 1. Nilai LC50 insekt isida endosulfan t erhadap ikan m as (Cyprinus carpio)

pada setiap waktu pemaparan

Table 1. LC50 value of endosulfan insecticide on common carp (Cyprinus carpio) at each exposure time

Wakt u p emap aran ( jam) Exposur e t im e ( h our s)

Nilai LC50

LC5 0 va lue ( µg / L)

Persamaan g aris p ro b it Est im a t ed pr ob yt lin e

24 5.29 (4.79–5.83) y = 6.07 x –5.47

48 3.48 (3.09–3.90) y = 4.36 x –1.73

72 2.78 (2.58–2.98) y = 5.99 x –3.66

(7)

m en g am b i l o k si g en l an g su n g d ar i u d ar a sehingga k ont am inasi end osulf an m elalui m em bran insang lebih rendah.

Karena t oksisit asnya sangat t inggi bagi ik an m ak a penggunaan endosulf an sangat dibat asi bahkan di beberapa negara dilarang. Di Indonesia, penggunaan insek t isida en-d o su l f an en-d i b at asi p aen-d a ar eal yan g t i en-d ak berhubungan dengan perairan, dan dilarang d i p er g u n ak an d i p er s aw ah an m el al u i Keput usan Ment eri Pert anian No. 473/ KPTS/ TP 270/ 6/ 96 m eskipun pada kenyat aannya m as i h b an y ak d i g u n ak an o l eh p et an i (Su l ak so n o , 2 0 0 1 ). Sel ai n san g at t o k si k terhadap ikan dan organism e akuatik lainnya, insekt isida endosulf an juga cukup persist en dan bersifat lipofilik (= suka akan lem ak) atau hidropobik (= t idak suka air) dengan nilai log KOW = 4,7 (Greve & Wit, 1979; Gill et al., 1991) sehingga mudah terikat dalam lemak.

Bioakumulasi

Bioakum ulasi adalah proses pengam bilan (penyerapan) bahan k im ia dari lingk ungan m el al u i b eb er ap a at au sem u a j al u r yan g memungkinkan (melalui respirasi, pakan, kulit) dari beberapa sumber dalam lingkungan akuatik (air, suspensi, koloid at au part ikulat organik karbon, sedim en, organism e lain) di m ana

bahan kim ia t ersebut berada (Specie et al., 1997 dalam Pong- Masak, 2003). Laju penye-rapan insekt isida endosulfan ke dalam t ubuh ikan dan konsentrasi endosulfan dalam air pada m asing- m asing perlakuan dapat dilihat pada Gambar 2, 3, dan 4.

Est im asi laju penyerapan insekt isida en-dosulfan ke dalam tubuh ikan mas pada masing-m asi n g k o n sen t r asi u n t u k set i ap w ak t u pemaparan dapat diperoleh melalui persamaan garis sepert i pada Tabel 2.

Berdasarkan determ inasi residu endosul-fan dalam t ubuh ikan m as pada kondisi st abil (steady state) dengan nilai rat a- rat a residu endosulf an dalam air, m aka dapat diket ahui biokonsentrasi faktor (BCF) dengan nilai yang s em ak i n k ec i l d en g an b er t am b ah n y a konsent rasi insekt isida endosulf an dalam air (Tabel 3).

Nilai BCF paling besar diperoleh pada ikan m as yang dipaparkan dalam perlakuan kon-sent rasi endosulfan 0,24 m g/ L: yait u sebesar 8 ,5 6 ; d i su su l o l eh p er l ak u an 0 ,7 2 m g / L kem udian 1,20 m g/ L dengan nilai m asing-m asing sebesar 7,74 dan 4,69. Berdasarkan analisis ragam diket ahui bahwa laju penye-rapan dan nilai biokonsentrasi faktor endosul-f an m en u n j u k k an p er b ed aan yan g n yat a (P< 0 ,0 5 ) an t ar p er l ak u an . Hal i n i m en g

-Gambar 2. Penyer ap an end osulf an k e d alam b ad an ik an m as yang dipaparkan dalam larut an endosulfan sebesar 10% x LC50- 96 jam dengan konsent rasi akt ual rat a- rat a dalam air sebesar 0,24± 0,013 mg/ L

Figure 2. The absorbtion of endosulfan into the fish body which expo-sure of 10% of endosulfan solution x LC50-96 hours with average of actual concentration in the water is 0.24±0.013 mg/L

Waktu pem aparan (jam ) Exposure time (hours)

K

o

n

s

e

n

tr

a

s

i

e

n

d

o

s

u

lf

a

n

Endosulfan concentration

(

µ

g

/

L

) 5

4

3

2

1

0

1 2

Dalam air (In the water) (µg/ L)

3 4 5 6 7 8 9

(8)

indikasikan bahwa kenaikan konsent rasi en-dosulf an dalam air secara signif ik an ak an berpengaruh t erhadap laju penyerapan dan biokonsent rasi f akt or endosulf an pada ikan mas.

Laj u penyer apan endosulf an k e dalam tubuh ikan mas pada ketiga perlakuan semakin m en i n g k at d en g an b er t am b ah n ya w ak t u pemaparan (Gambar 2, 3, 4). Pada perlakuan B dengan konsent rasi akt ual endosulfan dalam Gambar 3. Penyer ap an end osulf an k e d alam b ad an ik an m as yang

dipaparkan dalam larut an endosulfan sebesar 30% x LC50- 96 jam dengan konsent rasi akt ual rat a- rat a dalam air sebesar 0,46± 0,088 mg/ L

Figure 3. The absorbtion of endosulfan into the fish body which expo-sure of 30% of endosulfan solution x LC50-96 hours with average of actual concentration in the water is 0.46±0.088 mg/L

Waktu pem aparan (jam ) Exposure time (hours)

K

o

n

s

e

n

tr

a

s

i

e

n

d

o

s

u

lf

a

n

Endosulfan concentration

(

µ

g

/

L

) 5

4

3

2

1

0

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Dalam air (In the water) (µg/ L)

Dalam ikan (In the fish body) (µg/ kg)

Gambar 4. Penyer ap an end osulf an k e d alam b ad an ik an m as yang dipaparkan dalam larut an endosulfan sebesar 50% x LC50- 96 jam dengan konsent rasi akt ual rat a- rat a dalam air sebesar 0,91± 0,020 mg/ L

Figure 4. The absorbtion of endosulfan into the fish body which expo-sure of 50% of endosulfan solution x LC50-96 hours with average of actual concentration in the water is 0.91±0.020 mg/L

Waktu pem aparan (jam ) Exposure time (hours)

K

o

n

s

e

n

tr

a

s

i

e

n

d

o

s

u

lf

a

n

Endosulfan concentration

(

µ

g

/

L

)

5

4

3

2

1

0

1 2 3 4 5 6 7 8 9

6

(9)

air 10% x LC50- 96 jam peningkatan akum ulasi en d osu l f an t er j ad i sam p ai d en g an wak t u pem aparan 48 jam dan selanjut nya konst an/ st ab i l (steady state) set el ah k o n sen t r asi bioakumulasi mencapai 2,04 µg/ L, sedangkan pada perlakuan C (30% x LC50- 96 jam ) dan D (50% x LC50- 96 jam) kondisi steady state terjadi set elah wakt u pem aparan 144 jam dengan k onsent r asi b ioak um ulasi m asing- m asing sebesar 3,58 dan 4,24 µg/ L. Pada kondisi steady state p en yer ap an , d i st r i b u si , d an detoksikasi endosulfan dalam tubuh ikan mas b ai k m el al u i p r oses p en yer ap an m au p u n eliminasi melalui berbagai jalur telah mencapai kesetimbangan maksimal.

Dari hasil pengukuran dengan GC terbukti bahwa konsent rasi residu endosulf an dalam air perlakuan selam a pem aparan relat if st abil

yang m enunjukkan adanya proses dinam ika endosulfan dalam air akibat sistem pergantian air secara semi statis setiap 24 jam. Kondisi ini sesuai dengan ket et apan OECD (1981) dalam Nagel & Loskill (1991) bahwa konsentrasi suatu subst ansi selam a pengujian biokonsent rasi seharusnya dalam keadaan stabil sehingga laju p enyer ap an b ahan k im ia uj i d ap at t er j ad i sam pai m encapai keseim bangan.

Keseim bangan konsent rasi (steady state) d ap at t er j ad i d i seb ab k an ad an ya p r o ses biokim ia sepert i absorpsi, dist ribusi, penim -bunan, dan elim inasi/ ekskresi bahan kim ia ak t i f y an g t el ah m en c ap ai k ap as i t as optimal (Toledo & Johnson, 1992). Pada kondisi ini nilai determ inasi dari perbandingan antara laju penyerapan (ku) dan laju elim inasi (kd) endosulf an dalam t ubuh ikan berada dalam Tabel 2. Model persam aan laju penyerapan insekt isida endosulfan ke dalam badan

ikan mas pada masing- masing konsentrasi perlakuan

Table 2. Equation model of endosulfan insecticide absorbtion rate into the fish body of common carp at difference of concentration treatments

Ko nsent rasi end o sulf and alam air

En d osulf a n con cen t r a t ion in t h e wa t er ( µg / L)

M o d el p ersamaan Eq ua t ion m od el

Nilai r Va lue of r

0.24 y = 0.8070 ln (x ) + 0.5911 0.8637 0.72 y = 1.6236 ln (x ) + 0.2917 0.9747 1.20 y = 1.7332 ln (x ) + 1.0425 0.8974

Tabel 3. Laju penyerapan dan biokonsentrasi faktor insektisida endosulfan terhadap ikan mas pada masing- masing perlakuan

Table 3. Absorbtion rate and bioconcentration factor of endosulfan insecticide on com-mon carp at each treatment

Ket erangan(Remarks):

Angka dalam kolom sam a yang diikut i huruf sam a m enunjukkan t idak beda nyat a (P> 0,05) (The

value in the same column which followed by the same later was not significantly different) (P>0.05)

RUmax = Konsent rasi residu m aksim um dalam t ubuh ikan pada keadaan t et ap (Maximum residue

concentration in the fish body on stabile condition)

RAav = Rat a- rat a konsent rasi residu dalam air selam a penelit ian(Residue concentration average in

the water during the experimental period)

Perlakuan T r ea t m en t

( mg / L)

Laju p enyerap an ( mg / L/ jam) Ab sor b t ion r a t e

(m g / L/ h our )

RUmax

( mg / L)

RAav ( mg / L)

Bio ko nsent rasi f akt o r Biocon cen t r a t ion

f a ct or

0.24 0.79 ± 0.003a 2.04 ± 0.010 0.24 ± 0.013 8.56a

0.72 0.71 ± 0.026b 3.58 ± 0.134 0.46 ± 0.088 7.74b

(10)

kesetimbangan tetap, dan dinamakan sebagai nilai bioconcentration factor (BCF).

Berdasarkan determ inasi residu endosul-fan dalam badan ikan mas pada keadaan stabil yang diperbandingkan dengan nilai rat a- rat a k o n sen t r asi en d o su l f an d al am ai r , m ak a diperoleh nilai biok onsent rasi f ak t or yang n o m i n al n ya b er b an d i n g t er b al i k d en g an k onsent r asi aplik asi endosulf an dalam air (Tabel 3). Sem akin t inggi aplikasi endosulfan d al am ai r m ak a ak an m en g h asi l k an n i l ai BCF yang sem akin rendah, dan sebaliknya. Fenom ena t ersebut t erjadi karena ikan m as m em punyai kem am puan yang terbatas untuk m el ak u k an p r oses p en yer ap an , b i ot r an s-formasi, distribusi serta penimbunan endosul-f an dalam t ubuh. Ikan m as yang dipaparkan dalam larutan dengan konsentrasi rendah akan m engabsorpsi endosulf an secara m aksim al sedang yang dipaparkan dalam konsent rasi l eb i h t i n g g i h an ya m am p u m en g ab sor p si sebagian dari endosulf an yang t ersedia.

Menurut Ex t ox net (2002) dalam Pong-Masak (2003), sem akin t inggi nilai BCF suat u bahan kim ia dalam suat u biot a m enunjukkan b ah w a p o t en s i b i o ak u m u l as i m au p u n biom agnif ikasi subst ansi t ersebut sem akin besar. Selain itu, nilai BCF yang semakin tinggi dapat m erupakan indikat or pengaruh negat if suatu bahan kimia beracun terhadap ekosistem dan keamanan pangan.

Dari hasil perhit ungan, t ernyat a nilai BCF insekt isida endosulf an pada ikan m as yang dipapar k an dalam k onsent r asi endosulf an sebesar 30% dari nilai LC50- 96 jam adalah sebesar 7,74. Nilai ini lebih t inggi dibanding nilai BCF triklorofon pada udang windu dalam kondisi yang sama yaitu sebesar 1,337 (Pong-Masak, 2003). Menurut Nagel & Loskill (1991), nilai BCF dalam organisme akuatik dengan nilai yang < 100 m enunjukkan bahwa bahan kim ia yang diuji t idak m em iliki pot ensi akum ulasi secara langsung. Bahkan m enurut Chemicals Stakeholder Forum (2001) dalam Pong- Masak (2003), nilai BCF < 500 diklasifikasikan sebagai bahan k im ia yang k ur ang ber pot ensi t er -akumulasi walaupun harus didukung oleh data-dat a pengaruh sublet al lainnya. Rendahnya nilai BCF endosulf an pada ikan m as m enurut Mercier (1991) dan ADB (1987), disebabkan endosulf an yang m asuk ke dalam jaringan t u b u h seb ag i an b esar ak an seg er a d i -m et abolis-m e dan diekskresikan -m elalui urin dan feses. Selain it u, ikan m as juga t erm asuk j en i s i k an yan g m em p u n yai k em am p u an

det oksikasi t inggi sehingga dapat m em et a-bolisir dan m enet ralisir racun secara cepat .

Bioelim inasi

Bioelim inasi m erupakan proses pengu-rangan at au k ehilangan suat u bahan ak t if d ar i suat u or ganism e m elalui m ek anism e perpindahan akt if at au pasif t erm asuk dif usi dan transformasi metabolik (Specie et al., 1997 dalam Pong- Masak , 2 0 0 3 ). Laj u elim inasi endosulf an dari dalam t ubuh ik an dengan konsent rasi bioakum ulasi 3,58 m g/ kg dapat ditentukan berdasarkan persamaan y = 0,221x + 5,31 (r= 0,9526). Diketahui bahwa rata- rata peluruhan endosulf an dalam t ubuh ikan m as set elah 120 jam adalah 32,12% dan set elah 360 jam mencapai 74,77% atau sebesar 0,24% per jam (Gambar 5).

Dengan m enget ahui besarnya laju bio-elim inasi insekt isida dalam badan ikan m aka dapat diperkirakan berapa lam a wakt u yang diperlukan unt uk pem ulihan ikan yang t er-kontaminasi pestisida.

Kualitas Air

Pengukuran kualitas media uji meliputi sifat fisika- kimia air, yaitu: suhu, pH, oksigen terlarut, kandungan CO2 bebas dan amonia total selama penelit ian berlangsung, baik pada t oksisit as letal maupun pada uji bioakumulasi. Data fisika-kim ia air t ersebut selengkapnya t ercant um pada Tabel 4.

Ber d asar k an Tab el 4 d ap at d i k et ah u i bahwa sif at f isika kim ia air selam a penelit ian b er l an g su n g d al am k o n d i si b ai k d en g an konsentrasi kisaran yang masih di dalam nilai am bang bat as (NAB) unt uk perikanan. Hal ini dim ungkinkan karena penelit ian dilakukan di dalam laborat orium secara t erkont rol sert a pergant ian air yang dilakukan set iap 24 jam . Dengan dem ikian hasil pengukuran beberapa p ar am et er b i ol og i s sep er t i p er t u m b u h an , sint asan, kondisi hem at ologis dan hist ologis i k an m as t i d ak d i p en g ar u h i ol eh k on d i si lingk ungan pem eliharaan t et api hanya di-sebabkan oleh t oksisit as endosulf an sebagai perlakuan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

(11)

Waktu elim inasi (jam ) Elimination time (hours)

L

a

ju

e

li

m

in

a

s

i

Elimination rate

(

%

)

0 8 0

7 0 6 0

5 0 4 0 3 0

2 0 1 0

0

1 2 0 2 4 0 3 6 0

Gambar 5. El i m i n asi en d osu l f an d ar i b ad an i k an m as yan g t el ah dipaparkan dalam larutan insektisida endosulfan sebesar 30% x LC50- 96 jam dengan konsent rasi rat a- rat a bioakum ulasi sebesar 3,58 µg/ kg.

Figure 5. Elimination of endosulfan in the common carp body had exposured into 30% x LC50-96 hours endosulfan insecticide solution with concentration average of bioaccumulation was 3.58 µg/kg

End osulf an Linear (Endosulfan) y = 0.221x + 5.31

R2 = 0.9526 9 0

Tabel 4. Kisaran sifat fisika- kim ia air pada uji t oksisit as let al dan sublet al insekt isida endosulfan terhadap ikan mas

Table 4. The ranged of physical and chemical water quality on lethal and sublethal toxicity test of endosulfan insecticide on common carp

Ket erangan(Remarks):

NAB = Nilai Am bang Bat as(Threshold value)

1 ) Menurut Boyd (According Boyd)(1982)

2 )Menurut Boyd (According Boyd)(1988)

3 )Berdasarkan Chapm an (1992), NAB unt uk perikanan (Based on Chapman (1992), NAB for fishieries)

Uji

T est

Ko nsent rasi

Con cen t r a t ion

( µg / L)

Suhu

T em per a t ur e

(oC)

p H DO

( mg / L)

CO2

( mg / L)

Amo nia

Am m on ia

( mg / L)

0.0 26 7.5 5.2-7.2 1.0-8.4 0.02-0.34

1.4 26 7.5-8.0 5.8-7.2 1.3-8.9 0.02-0.34

Letal 1.9 26 7.5-8.0 5.6-7.6 1.3-8.6 0.03-0.32

Lethal 2.7 26 7.5 5.6-7.8 1.1-8.4 0.02-0.33

3.7 26 7.5 5.7-7.6 1.5-8.2 0.02-0.34

5.2 26 7.5 5.6-6.8 0.7-8.8 0.02-0.34

7.2 26 7.5-8.0 5.0-7.2 2.0-6.4 0.03-0.33

0.0 25-27 7.5 5.8-7.4 1.8-8.9 0.04-0.18

Subletal 0.24 25-27 7.5 5.2-6.6 1.8-6.9 0.05-0.11

Sublethal 0.72 25-27 7.5 5.8-7.8 1.4-6.4 0.05-0.13

1.20 25-27 7.5 5.2-7.2 1.5-6.6 0.05-0.18

(12)

1. Insektisida endosulfan memiliki toksisitas sangat t inggi t erhadap ikan m as dengan nilai LC50- 96 jam sebesar 2,42 (2,20- 2,65) µg/ L.

2. Bioakumulasi insektisida endosulfan pada i k an m as sem ak i n m en i n g k at d en g an b er t am b ah n ya k on sen t r asi d an wak t u pemaparan hingga mencapai steady state. Sem ak in t inggi k onsent rasi endosulf an dalam air maka akan menghasilkan nilai BCF yang sem akin rendah, dan sebaliknya. 3. Nilai bioelim inasi insekt isida endosulfan

dalam tubuh ikan mas adalah sebesar 0,24% per jam.

Saran

Penelit ian sebaiknya dilanjut kan dengan waktu pemaparan yang lebih panjang, misalnya sat u siklus hidup ikan m as, sehingga dapat diperoleh dat a yang lebih lengkap m engenai pengaruh bioakum ulasi insekt isida endosul-f an t er h ad ap p er t u m b u h an ser t a k on d i si hematologis ikan mas.

DAFTAR ACUAN

ADB. 1987. Handbook on the use of pesticides in Asia- Pasific Region. Asian Development Bank, 86 pp.

Arianti, F.D. 2002. Toksisitas insektisida en-dosulfan terhadap ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam lingkungan air tawar. Tesi s. Pr o g r am Pascasar j an a, In st i t u t Pertanian Bogor, Bogor, 87 hlm.

Boyd, C.E. 1982. Water quality management in aquaculture and fisheries science. Elsevier Scientific Publishing Company, Amsterdam, 312 pp.

Boyd, C.E. 1988. Wat er qualit y in warm wat er fish pond. Faurth Printing. Auburn Aniversity Agricultural Ex periment Station. Alabama. USA, 359 pp.

Brungs, W.A. 1973. Continous- flow bioassays wit h aquat ic organism s: Procedures and applicat ions. Biological m et hod f or t he assessment of water quality, ASTM STP 528, Am erican Societ y for Test ing and Mat eri-als, p. 117- 126.

Chapman, D. 1992. Water quality assessment. A guide to use of biota, sedim ent and wa-ter in environmental monitoring. Chapman & Hall. London, 585 pp.

Connel, D.W. & G.J. Miller. 1995. Kim ia dan ekotoksikologi pencemaran. Penerbit Univ. Indonesia, Jakarta, hlm. 331- 341.

Durham , W.F. 1975. Tox icology dangerous p r o p er t i es o f i n d u st r i al s. Van n o sr an Reinhold. Co. New York, 53 pp.

Edwards, C.A. 1976. Persist ent pest icides in the environment. CRC Press. Ohio, 170 pp. Ekaput ri, L.S. 2001. Pola penyebaran spasial dan temporal bahan organik, logam berat dan pestisida di perairan Sungai Ciliwung. Disert asi Program Pascasarjana, Program St udi Pengelolaan Sum berdaya Alam dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, 148 hlm.

Gill, T.S., Pande, J., & Tewari, H. 1991. Effect endosulfan on the blood and organ chem-istry of freshwater fish, Borbus conchonius Hem ilton. Ecotox. Environ. Safety, 21: 80-91.

Greve, P.A. & Wit, S.L. 1979. Endosulfan in the Rhine river. J. Wat. Poll. Control Fed., 43(12): 2,338- 2,348.

Kanazawa, J. 1981. Bioconcentration potential of pesticides by aquatic organism s. Japan Pesticide Information, 39: 12- 16.

Koesoem adinat a, S. 2000. Tok sisit as ak ut insekt isida endosulf an, klorpirif os, dan klorfluazuron pada tiga jenis ikan air tawar dan udang galah. J. Pen. Perik. Indonesia, 4(3- 4): 36- 43.

Koesoem adinat a, S. 2003. Met ode st andar pengujian t oksisit as pest isida t erhadap ikan. Kom isi Pest isida. Dirjen Bina Sarana Pertanian. DEPTAN, Jakarta, 75 hlm. Komisi Pestisida. 1983. Pedoman umum

pengu-jian laboratorium toksisitas letal pestisida pada ikan unt uk keperluan pendaft aran. Departemen Pertanian. Jakarta, 18 hlm. Kom isi Pest isida. 1990. Pedom an pengujian

residu pest isida dalam hasil pert anian; Pelaksanaan ket ent uan bat as m aksim um residu pest isida. Direkt orat Perlindungan Tanaman Pangan, Departemen Pertanian RI, 324 hlm.

Mercier, M. 1991. Organochlorine pest icide. Pergamon Press. New York, 237 hlm. Mont anes, J.F.C. & Hat t um , B.V. 1995.

Bio-concentration of chlorpyrifos by the fresh-water isopod, Asellus aquaticus (L). in out-door ex perim ent al dit ches. J. of Environ-mental Pollution, 83: 137- 146.

(13)

Pong- Masak, P.R. 2003. Toksisitas akut, bio-konsentrasi dan bioeliminasi serta waktu paruh insektisida triklorfon pada udang windu, Penaeus m onodon Fab. Tesis. Program Pascasarjana, IPB. Bogor, 68 hlm. Schimmel, S.C., Patrick, J.M., Jr., & Wilson, A.J., Jr.

1977. Acute tox icity and bioconcentration of endosulfan by estuarine animals. In F.L. Mayer dan J.L. Hamelink Eds. “Aquatic toxi-cology and hazard evaluat ion”. Am erican Societ y for Test ing and Mat erials, p. 241-235.

Schoettger, R.A. 1970. Aquatic tox icology of thiodan in saveral fish and aquatic inverte-brates. United Astates Development of the Int erior Fish and Wildlife Service, Bureau of Sport Fisheries and Wildlife. Washington D.C., 31 pp.

Singh, B.B. & Narain, A.S. 1982. Acute tox icity of t h i od an t o cat f i sh (Heteropneustes fossilis).Bull. Environm. Contam. Toxicol., 28: 122- 127.

St eel, R.G.D. & Torrie, J.H. 1989. Prinsip dan p r osed u r st at i st i k a su at u p en d ek at an biometrik. PT Gramedia, Jakarta, 748 hlm. Sulaksono, I.C. 2001. Kajian jenis dan tingkat

residu insektisida serta pengaruhnya terhadap komunitas makrozoobentos di sentra produksi padi Pantai Utara Jawa Barat. Tesis. Program Pascasarjana, IPB. Bogor, 98 hlm.

Sut risno, Koesoem adinat a, S., & Praseno, O. 2 0 0 2 . Tok sisit as d an t ingk at ab sor p si insektisida endosulfan dan klorpirifos pada i k an n i l a (Oreochromis niloticus) d i laboratorium, J. Pen. Perik. Indonesia, 8(5): 73- 78.

Tarum ingkeng, R.C. 1992. Insekt isida: sifat , m ek an i sm e k er j a d an d am p ak p en g -g u n aan n ya. Un i ver si t as Kr i st en Kr i d a Wacana, Jakarta, 235 hlm.

Tauf ik , I., Koesoem adinat a, S., Sut risno, & Nugraha, A. 2003. Tingkat akumulasi residu pest isida pert anian di perairan t am bak. J. Pen. Perik. Indonesia, 9(4): 53- 61.

T o l ed o , M . C. F. & Jo n sso n , C. M . 1 9 9 2 . Bioaccum ulat ion and elim inat ion of en-dosulfan in zebra fish, Branchydanio rerio. Pesticide Science,36: 207- 211.

Wallace, K.B. 1982. Specie- selective tox icity of organophosphorus insecticides: A phar-m acodynaphar-m ic phonophar-m enon. In Organo-phosphat es, Chem ist ry, Fat e and Effect . Academic Press, New York, p. 79- 105. Yudha, I.G. 1999. Toksisitas akut dan pengaruh

Gambar

Gambar 1. Persentase peluruhan konsentrasi insektisida endosulfandalam airFigure 1.Percentage of degradation of endosulfan insecticide concen-tration in the water
Table 1.LC50 value of endosulfan insecticide on common carp (Cyprinus carpio)at each exposure time
Gambar 2. Penyerapan endosulfan ke dalam badan ikan mas yangdipaparkan dalam larutan endosulfan sebesar 10% x LC50- 96jam dengan konsentrasi aktual rata- rata dalam air sebesar0,24± 0,013 mg/ LFigure 2.The absorbtion of endosulfan into the fish body which expo-sure of 10% of endosulfan solution x LC50-96 hours with averageof actual concentration in the water is 0.24±0.013 mg/L
Gambar 3. Penyerapan endosulfan ke dalam badan ikan mas yang
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pekanbaru, 18

angka 36.5 yang berbunyi, setelah pemberitahuan adanya pelelangan gagal, maka Pokja ULP atau Pokja ULP Pengganti (apabila ada) meneliti dan menganalisis penyebab terjadinya

Pada perlakuan II, struktur mikroanatomis hepar mencit juga terlihat memiliki vena sentralis yang juga berada di tengah lobulus seperti pada hepar normal (Gambar

Maka sudah saatnya kita mengembangkan kurikulum sejarah yang memperhatikan kondisi-kondisi mutakhir negeri ini, baik dari segi sosio kultural, kebijakan

Sedangkan langkah penting yang harus dilakukan adalah mengembangkan kegiatan ekonomi yang baru yang dapat mempercepat informasi kegiatan ekonomi yang bersifat tradisional

Abad-21 ini, ilmu hubungan internasional semakin berkembang luas dan besar, baik dari perkembangan aktornya maupun ruang lingkupnya yang semakin luas, ditambah

7 Analisis Faktor yang Paling Dominan dari Rasio Keuangan yang Dapat Mempengaruhi Kinerja Laba Bersih (Studi Kasus pada Industri Farmasi yang Go Public Terdaftar di

Sinergisitas ekstrak metanol daun kenikir terhadap doksorubisin secara in-silico ditunjukkan dengan mengkaji kemampuan senyawa flavonoid glikosida kuersetin dan