Analisis Faktor Internal Perusahaan Yang
Mempengaruhi
Audit Delay
(Studi pada Perusahaan Property dan Real Estate yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015)
Beda Trifortuna Kopong Libu
a,*, Moni W Muskanan
ba,bUniversitas Nusa Cendana, Kupang, Indonesia *(Bedha31@gmail.com)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba/rugi, kompleksitas operasi perusahaan, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode
purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, didapatkan 6 perusahaan property dan real estate yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regersi linear berganda. Hasil pengujian signifikansi parameter individual (uji t) menunjukkan bahwa variabel laba/rugi berpengaruh terhadap audit delay, sedangkan kompleksitas operasi perusahaan, ukuran perusahaan dan umur perusahaan tidak mempunyai pegaruh terhadap audit delay. Hasil pengujian signifikansi simultan (uji F) menunjukkan bahwa keempat variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap audit delay pada perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015
Kata kunci: kompleksitas operasi perusahaan, ukuran perusahaan, umur perusahaan,audit delay
PENDAHULUAN
Jumlah perusahaan go public
di Indonesia mengalami
perkembangan yang cukup signifikan.
Tercatat sampai tahun 2015
perusahaan yang terdaftar pada
Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak
525 perusahaan. Seiring pesatnya
perkembangan
perusahaan-perusahaan go public tersebut,
permintaan atas audit laporan
keuangan yang menjadi sumber
informasi bagi para pemakai laporan
keuangan juga semakin tinggi.
Masalah keterlambatan
penyampaian laporan keuangan
sering terjadi setiap tahunnya.
Persentasi keterlambatan laporan
keuangan emiten yang terdaftar di
BEI dari tahun 2011-2015 disajikan
Tabel 1. Jumlah emiten yang
terlambat menyampaikan laporan
auditan
No Tahun Jumlah Emiten yang Terlambat
Total Persentasi
1 2011 75 442 17%
2 2012 78 463 17%
3 2013 53 486 11%
4 2014 47 509 9%
5 2015 217 525 41%
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
Rentan waktu penyelesaian
pelaksanaan audit atas laporan
keuangan tahunan, diukur
berdasarkan lamanya hari yang
dibutuhkan untuk memperoleh
laporan auditor independen atas
audit laporan keuangan tahunan
perusahaan. Lamanya waktu
penyelesaian audit dihitung mulai
dari tanggal penutupan tahun buku
sampai dengan tanggal diterbitkannya
laporan audit disebut audit delay
(Dyer & McHugh dalam Sa’adah,
2013:2). Audit delay pada dasarnya
akan mengurangi kepercayaan
investor pada laporan keuangan
perusahaan. Semakin lama audit
delay mengindikasikan terdapat
banyak permasalahan dalam
perusahaan yang menyebabkan
auditor memutuskan untuk
memperpanjang masa auditnya.
Menurut Asthon dalam
Malinda (2015:4) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang berasal dari
internal perusahaan yang
memengaruhi audit delay diantaranya
yaitu total pendapatan, tipe industri,
kompleksitas laporan keuangan,
kompleksitas data elektronik,
laba/rugi dilihat dari total aset, umur
perusahaan, pos-pos luar biasa,
laba/rugi, kompleksitas operasi
perusahaan dan juga ukuran
perusahaan. Sedangkan faktor yang
berasal dari eksternal perusahaan
yang memengaruhi audit delay yaitu
opini audit, reputasi auditor, dan
kualitas auditor.
Penelitian ini merupakan
pengembangan dari penelitian yang
dilakukan oleh Zulaikha (2016), yang
meneliti mengenai Analisis Faktor
Internal Perusahaan yang
Mempengaruhi Audit Delay pada
Perusahaan Pertambangan yang
Terdaftar di BEI. Variabel independen
yang diteliti kembali dalam penelitian
ini yaitu laba/rugi, ukuran
perusahaan, dan kompleksitas
operasi perusahaan. Penelitian ini
hanya meneliti faktor yang
berhubungan dengan internal
perusahaan, dikarenakan pada
praktiknya lamanya penyelesaian
audit dikarenakan masalah yang
timbul dari dalam perusahaan
sendiri. Hal ini berimplikasi pada
luasnya audit yang dilakukan auditor.
Pos-pos luar biasa tidak
(revisi 2015) tentang penyajian
laporan keuangan mengatur bahwa
entitas tidak diperkenankan
menyajikan pos-pos penghasilan dan
beban sebagai pos luar biasa dalam
laporan laba rugi komprehensif,
laporan laba rugi terpisah (jika
disajikan), atau catatan atas laporan
keuangan. Faktor internal lain yang
ditambahkan dalam penelitian ini
yaitu umur perusahaan dengan
pertimbangan saran dari penelitian
sebelumnya yaitu menambah variabel
independen.
METODE
Berdasarkan pendekatannya
penelitian ini merupakan penelitian
ex-post facto yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa
yang telah terjadi dan kemudian
merunut ke belakang untuk
mengetahui faktor-faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya kejadian
tersebut. Jenis penelitian ini menurut
karakteristik masalahnya tergolong
sebagai penelitian kausal komparatif,
karena penelitian ini memiliki
karakteristik masalah berupa
hubungan sebab-akibat antara dua
variabel atau lebih. Berdasarkan jenis
data yang digunakan, penelitian ini
termasuk penelitian kuantitatif
karena menggunakan data berupa
angka-angka.
Sumber data dalam penelitian
ini berupa data sekunder. Menurut
Mudrajat dalam Sa’adah (2013) data
sekunder yaitu data yang
dikumpulkan oleh lembaga
pengumpul data dan dipublikasikan
kepada masyarakat pengguna data.
Data tersebut diperoleh dari
perusahaan yang tergolong
perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Variabel yang diteliti
tersedia dengan lengkap dalam
laporan keuangan tahun 2011-2015.
Variabel penelitian ini terdiri
dari dua kelompok utama, yaitu
variabel dependen dan variabel
independen. Berikut ini adalah
pengukuran masing-masing variabel
yang diajukan dalam penelitian ini
terdiri dari dua, yaitu variabel
dependen (terikat) yaitu variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2013). Variabel dependen
disini adalah audit delay. Variabel independen (bebas) yaitu variabel
yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat)
(Sugiyono, 2013). Variabel
independen dalam penelitian ini ada
empat, yaitu laba/rugi, kompleksitas
operasi perusahaan, ukuran
perusahaan, dan umur perusahaan.
Adapun populasi penelitian ini
yang diambil sebagaimana tertera
pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 BIPP Bhuwanatala Indah
Permai Tbk
2 ELTY Bakrieland
Development Tbk
3 GPRA Perdana Gapuraprima
Tbk
4 KPIG MNC Land Tbk
5 LCGP Eureka Prima Jakarta
Tbk
6 MTSM Metro Realty Tbk
Metode pengumpulan data
menggunakan metode dokumentasi.
Metode dokumentasi dilakukan
dengan cara penyalinan dan
pengarsipan data-data dari
sumber-sumber yang tersedia yaitu data
sekunder yang dapat diperoleh dari
situs BEI www.idx.ac.id. Data
tersebut berupa laporan keuangan.
Selain itu, data sekunder lain yang
digunakan berupa jurnal, artikel, dan
literatur lainnya yang berkaitan
dengan penelitian.
Teknik analisis data
a). Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan
proses transformasi data penelitian
dalam bentuk tabulasi sehingga
mudah dipahami dan
diinterpretasikan. Tabulasi
menyajikan ringkasan, pengaturan,
atau penyusunan data dalam bentuk
tabel numeric dan grafik (Malinda,
2015). Statistik deskriptif berfungsi
untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap obyek
yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku untuk
umum (Sugiyono, 2013). Metode
analisis data akan dilakukan dengan
bantuan program aplikasi komputer
SPSS. Berdasarkan data olahan SPSS
yang meliputi laba/rugi, kompleksitas
operasi perusahaan, ukuran
perusahaan, dan umur perusahaan
terhadap audit delay maka dapat diketahui nilai maksimum, nilai
minimum, rata-rata dan standar
deviasi (simpangan baku) dari setiap
variabel.
b
) Uji Asumsi KlasikUntuk menguji apakah model
regresi yang digunakan dalam
penelitian ini layak atau tidak untuk
digunakan maka perlu dilakukan uji
asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang
digunakan adalah uji normalitas, uji
linearitas, uji heteroskedasitas, uji
multikolinearitas, dan uji
autokorelasi.
c). Uji Hipotesis
Analisis regresi ganda
digunakan untuk meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunya)
variable dependen (kriterium), bila
sebagai faktor predikator
dimanipulasi (dinaik turunkan
nilainya) (Sugiyono, 2013). Persamaan
regresi linier berganda dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4
Keterangan:
Y
=variabel
dependen
yang diprediksi (audit
delay)
X1,X2,..X4 =variabel independen
(laba/rugi,
kompleksitas operasi
perusahaan, ukuran
perusahaan,
umur
perusahaan)
a
=nilai konstanta
b1,b2,…b4 =nilai koefisien regresi
- Uji Koefisien DetermininasiKoefisien determinasi ( )
Bertujuan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2011). Nilai
koefiseien determinasi adalah antara
nol dan satu. Nilai yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Bila
terdapat nilai adjusted bernilai
negatif, maka nilai adjusted
dianggap bernilai nol.
- Uji Signifikansi Parameter
Individual (Uji Statistik t)
Uji signifikansi parameter
individual (uji statistik t) bertujuan
untuk mengukur seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali,
2011). Uji ini dilakukan dengan cara
membandingkan nilai statistic t/t
hitung dengan titik kritis menurut
table/t table (5%). Kriteria yang
ditetapkan yaitu jika nilai t hitung>t
table (5%) maka secara parsial
variabel independen berpengaruh
terhadap variabel independen.
Sebaliknya jika nilai t hitung<t table
(5%) maka secara parsial variabel
independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
- Uji Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang
dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara
bersama-sama atau simultan
terhadap variabel dependen/terikat
(Ghozali, 2011:98). Uji ini dilakukan
dengan cara membandingkan nilai F
hasil perhitungan dengan nilai F
menurut table (5%). Bila nilai F
bersama-sama atau simultan
variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen,
sedangkan jika nilai F hitung<F table
(5%) maka secara simultan variabel
independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Bursa Efek Indonesia
mengklasifikasikan kelompok industri
perusahaan berdasarkan
sektor-sektor yang dikelolanya yang terdiri
dari tiga sektor utama yaitu sektor
utama, sektor manufaktur dan sektor
jasa. Sektor utama terbagi kedalam
dua sektor yaitu sektor pertanian dan
sektor pertambangan. Sektor
manufaktur terbagi kedalam tiga
sektor yaitu sektor industri bahan
kimia, sektor aneka industri dan
sektor industri barang konsumsi.
Sedangkan sektor jasa dibagi kedalam
empat sektor yaitu sektor property,
real estate dan konstruksi bangunan,
sektor infrastruktur, utilitas dan
transportasi, sektor keuangan, dan
sektor perdagangan, jasa dan
investasi. Sektor property dan real
estate merupakan sub sektor dari
sektor sektor property, real esate dan
konstruksi bangunan.
Sektor peroperty dan real
estate di Indonesia memiliki peran
penting dalam perkembangan
perekonomian. Investasi dibidang
property dan real estate menjadi tren
tersendiri dalam menunjang
perkembangan perekonomian.
Berbagai jenis investasi di bidang
property dan real estate yang secara
umum dapat dibagi menjadi tiga
yaitu, residental property, yang
meliputi apartemen, perumahan, dan
bangunan multi unit; commercial
propety, yaitu properti yang dirancang
untuk keperluan bisnis misalnya
gedung penyimpanan barang dan
area parkir, tanah dan insustrial
property, yaitu investasi di bidang
properti yang dirancang untuk
keperluan industri misalnya,
bangunan-bangunan pabrik.
Berikut ini adalah profil
perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011-2015 yang
menjadi sampel dalam penelitian ini:
a).
Bhuwanatala Indah Permai Tbk.(BIPP)
Berdiri pada tanggal 21
Desember 1981 dengan nama
Bhuwanatala Indah Pemai Tbk dan
telah beroperasi secara komersial
sejak tahun 1981. Sesuai dengan
Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan,
maksud dan tujuan Perusahaan
adalah berusaha dibidang
pembangunan dan pengelolaan
perhotelan, perkantoran, pertokoan
dan perumahan, perdagangan dan
pelayanan jasa. Sampai tahun 2015
Bhuwanatala Indah Pemai Tbk telah
beroperasi selama 34 tahun dengan
total aset sebesar 1.329.200.459.592
dan memiliki enam anak perusahaan
yaitu BIP Holdings International Pte
Ltd, PT BIP Lokakencana, PT. Putra
Asih Laksana, PT BIP Sentosa, PT Asri
Kecana Gemilang dan PT. Tri Daya
Investindo. Perusahaan pada tahun
2015 memperoleh laba sebesar
125.181.521.808.
b).
Bakrieland Development Tbk(ELTY)
Berdiri pada tanggal 12 Juni
1990 dengan nama PT Elang Reality
Tbk dan telah beroperasi secara
komersial sejak tahun 1990.
Perubahan nama perusahaan menjadi
PT Bakrieland Development Tbk
terjadi pada tahun 3 April 1997
dengan akta notaris Harun Kamil,
SH., no 29. Sesuai dengan pasal 3
Anggaran Dasarnya, Entitas Induk
bergerak dalam bidang
pembangunan, perdagangan dan jasa,
termasuk usaha jasa manajemen dan
penyertaan pada entitas yang
berhubungan dengan usaha real estate dan properti, serta dalam bidang infrastruktur. Sampai tahun
2015 PT Bakrieland Development Tbk
telah beroperasi selama 25 tahun
dengan total aset sebesar
14.688.816.418.463 dan memiliki 40
anak perusahaan serta perusahaan
mencatat kerugian tahun 2015
sebesar 724.166.901.246
c).
Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA)Berdiri pada tanggal 28 Mei
1987 dengan nama PT Perdana
Gapura Mas dan telah beroperasi
secara komersial sejak tahun 1987.
Perubahan nama perusahaan menjadi
PT Perdana Gapuraprima Tbk terjadi
pada tahun 1 Maret 1999 dengan
Akta Notaris Esther Mercia Sulaiman,
S.H., No. 33. Sesuai pasal 3 Anggaran
Dasar Entitas Induk, Entitas Induk
bergerak dalam bidang pemborongan
bangunan (kontraktor) dengan
memborong, melaksanakan,
merencanakan, serta mengawasi
pekerjaan pembangunan
rumah-rumah dan gedung-gedung serta real estate, termasuk pembangunan perumahan, jual beli bangunan, dan
hak atas tanahnya. Sampai tahun
2015 PT Perdana Gapuraprima Tbk
telah beroperasi selama 28 tahun
dengan total aset sebesar
1.574.174.572.164 dan memiliki 7
anak perusahaan yaitu PT Dinamika
Karya Utama, PT Graha Azura, PT
Gapura Pakuan Properti, PT Mandiri
Bangun Konstruksi, PT Ciawi Megah
Indah, PT Bella Indah Gapura dan PT
perusahaan mencatat laba tahun
2015 sebesar 72.893.324.167
d). MNC Land Tbk (KPIG)
Berdiri pada tanggal 11
September 1990 dengan nama PT
Kridaperdana Indahgraha dan telah
beroperasi secara komersial sejak
tahun 1995. Perubahan nama
perusahaan menjadi MNC Land Tbk
terjadi pada tahun 7 Mei 2012 dengan
Akta Notaris Aryanti Artisari, S.H.,,
M.Kn., No 47. Sesuai dengan Pasal 3
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan perusahaan meliputi
bidang usaha pembangunan properti,
perdagangan, industri, dan jasa..
Pada saat ini, kegiatan usaha yang
dijalankan perusahaan meliputi
persewaan ruang perkantoran,
penyediaan jasa manajemen proyek,
melakukan investasi pada entitas
anak dan asosiasi. Sampai tahun
2015 MNC Land Tbk telah beroperasi
selama 15 tahun dengan total aset
sebesar 11.127.313.993.463 dan
memiliki 12 anak perusahaan serta
perusahaan mencatat laba tahun
2015 sebesar 239.690.468.140.
e
). Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP)Berdiri pada tanggal 17 Mei
2004 dengan nama PT Laguna Cipta
Griya Tbk dan telah beroperasi secara
komersial sejak tahun 2004.
Perubahan nama perusahaan menjadi
Eureka Prima Jakarta Tbk terjadi
pada tahun 21 Oktober 2013 dengan
Akta Notaris H.Yunardi, S.H.., No 54.
Pada saat ini kegiatan utama
perusahaan adalah pembangunan
perumahan yang berlokasi di Cilegon,
Bante. Sampai tahun 2015 PT Eureka
Prima Jakarta Tbk telah beroperasi
selama 11 tahun dengan total aset
sebesar 1.712.398.813.132 dan
memiliki dua anak perusahaan yaitu
PT Dian Sakti dan PT Senopati Aryani
Prima serta perusahaan mencatat
rugi tahun 2015 sebesar
654.073.792.
f
). Metro Realty Tbk (MTSM)Berdiri pada tanggal 7 Februari
1980 dengan nama PT Melawai Indah
Plaza dan telah beroperasi secara
komersial sejak tahun 1982.
Perubahan nama perusahaan menjadi
Metro Realty Tbk terjadi pada tahun
30 Juni 2009 dengan Akta Notaris
Robert Purba, SH, No 179.
Perusahaan bergerak di bidang
perdagangan real estate dan furniture
serta usaha pembangunanreal estate. Sampai tahun 2015 Metro Realty Tbk
telah beroperasi selama 35 tahun
dengan total aset sebesar
88.172.596.470 dan memiliki 1 anak
perusahaan yaitu PT Yakin Gloria
serta perusahaan mencatat rugi
2. Deskripsi Data Penelitian
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan
property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dengan tahun penelitian 2011
sampai dengan tahun 2015.
Pengumpulan data yaitu
menggunakan teknik dokumentasi,
yaitu dengan melihat dokumen yang
sudah terjadi dan tanggal penerbitan
laporan keuangan auditan. Adapun
pemilihan sampel penelitian yang
dilakukan dalam penelitian ini
disajikan pada Tabel 4.1.
2.
Deskripsi Data PenelitianData yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan
property danreal estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
tahun penelitian 2011 sampai dengan
tahun 2015.
Tabel 1.
Pemilihan Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah
1 Perusahaan property dan
real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara
berturut-turut pada tahun
2011-2015
47
2 Perusahaan property dan
real estate di Bursa Efek Indonesia yang tidak
memberikan laporan
keuangan secara
berturut-turut dan tidak memiliki
data lengkap penelitian
secara konsisten pada (7)
tahun 2011-2015
3 Perusahaan property dan
real estate yang
menerbitkan laporan
keuangannya secara tepat
waktu atau <90 hari
(34)
4 Jumlah perusahaan yang
menjadi sampel
6
5 Jumlah observasi (6 x 5
tahun)
30
Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan dengan menggunakan
metode purposive sampling yaitu
merupakan teknik pemilihan sampel
secara tidak acak yang informasinya
diperoleh dengan menggunakan
kriteria tertentu, maka pemilihan
sampel diperoleh 6 perusahaan
property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama tahun 2011 sampai dengan
tahun 2015 yang dijadikan sampel.
Nama-nama perusahaan yang terpilih
menjadi sampel penelitian disajikan
pada Tabel dibawah ini:
Tabel 2.
Daftar Perusahaan yang Menjadi
Sampel Penelitian
No Kode Nama Perusahaan
1 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk
2 ELTY Bakrieland Development Tbk 3 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk
4 KPIG MNC Land Tbk
5 LCGP Eureka Prima Jakarta Tbk 6 MTSM Metro Realty Tbk
3
. Statistik DeskriptifVariabel dependen dalam
sedangkan variabel independen yaitu
laba/rugi, kompleksitas operasi
perusahaan, ukuran perusahaan, dan
umur perusahaan. Penelitian ini
dilakukan dengan mengambil data
laporan keuangan perusahaan
property danreal estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun
2011-2015. Analisis statistik
deskriptif dalam penelitian ini
meliputi nilai maksimum, nilai
minimum, rata-rata (mean), dan
standar deviasi menggunakan
program IBM SPSS19.
Tabel 3.
Analisis Statistik Deskriptif
Variabel Penelitian
Variabel N Mi ni
Tabel menunjukkan bahwa
nilai audit delay adalah antara 91
hari hingga 313 hari dengan rata-rata
sebesar 122,83 hari dan standar
deviasi sebesar 31,181. audit delay
tercepat senilai 91 hari diperoleh
Bhuwanatala Indah Permai Tbk pada
tahun 2012, 2013, dan 2014, Eureka
Prima Jakarta Tbk tahun 2012,
Perdana Gapuraprima Tbk tahun
2013, MNC Land Tbk tahun 2014
dan Metro Realty Tbk tahun 2014,
sedangkan audit delay terlama
sebanyak 313 hari diperoleh
Bakrieland Development Tbk pada
tahun 2015.
Tabel juga menunjukkan
bahwa hasil analisis deskriptif
variabel laba/rugi diperoleh nilai
rata-rata sebesar 0,40 dan standar deviasi
sebesar 0,498. Tabel 4.4
menggambarkan hasil analisis
deskriptif variabel laba/rugi. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa
40% dari perusahaan sampel
mengalami kerugian dan 60%
perusahaan sampel mengalami laba.
4. Asumsi Klasik
a). Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel-variabel
dalam penelitian memiliki sebaran
distribusi normal atau tidak. Uji
normalitas ini menggunakan teknik
Kolmogrov-Smirnov. Jika variabel
residual tidak terdistribusi normal,
tidak valid. Data dikatakan normal
apabila nilai signifikansi > 0,05. Hasil
uji normalitas disajikan pada Tabel
4.6. Berdasarkan Tabel, dapat
diketahui nilai signifikansinya sebesar
0,378 yang berarti lebih besar dari
0,05, maka dapat disimpulkan data
berdistribusi normal.
Tabel 4
Hasil Uji Normalitas
Asymp. Sig. (2-tailed)
Keterangan
0,378 Berdistribusi Normal
b). Uji Linearitas
Tabel 5.
Hasil Uji Linearitas
Variabel
F-Berdasarkan Tabel, tampak
nilai dari semua variabel X1 sampai
dengan X4 memiliki F hitung yang
lebih kecil dari F tabel dengan sig
lebih besar dari 0,05, sehingga
disimpulkan bahwa pola regresi
linier.
c). Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan
untuk mengetahui ada tidaknya
multikolinieritas dengan menyelidiki
besarnya interkolerasi antar variabel
bebasnya. Ada tidaknya
multikolinieritas dapat dilihat dari
nilai Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai
Tolerance Value > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10 maka, tidak
terjadi multikolinearitas. Hasil uji
multikolinieritas disajikan pada Tabel
6.
Tabel 6.
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Perhitungan Keterangan Toleranc
Tabel menunjukkan semua
variabel bebas mempunyai nilai
Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa seluruh variabel bebas dalam
penelitian ini tidak terjadi
d). Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan
untuk menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara
residual periode t dengan residual
pada periode t-1 (periode
sebelumnya). Untuk melihat adanya
autokorelasi digunakan uji Durbin
Watson (DW). Nilai DW disajikan pada
Tabel 7.
Tabel 7.
Ringkasan Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson Keterangan
2,210 Tidak terjadi autokorelasi Hasil uji autokorelasi pada
Tabel menunjukkan bahwa nilai
Durbin-Watson adalah 2,210 lebih
besar dari nilai du 1,7386 pada
tingkat signifikansi 0,05. Nilai DW
2,210 lebih besar dari batas atas du
yakni 1,7386 dan nilai DW lebih kecil
dari 4-du yaitu 2.261, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi.
e). Uji Heterokedastisitas
Tabel 8.
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser
Variabel Sig Keterangan
X1 (Laba/Rugi)
0,36 6
Tidak terjadi heteroskedastisit as
X2 (KOP)
0,86 8
Tidak terjadi heteroskedastisit as
X3 (Ukuran Perusahaan) 0,63
7
Tidak terjadi heteroskedastisit as
X4 (Umur
Perusahaan) 0,87 7
Tidak terjadi heteroskedastisit as
Tabel menunjukkan bahwa
semua variabel bebas mempunyai
nilai probabilitas signifikansi lebih
besar dari 0,05. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi heteroskedastisitas dalam
model regresi.
5
. Pengujian HipotesisPengujian hipotesis dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi
linier berganda. Analisis regresi linear
berganda dimaksudkan untuk
menguji seberapa besar pengaruh
laba/rugi, kompleksitas operasi
perusahaan, ukuran perusahaan dan
umur perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan property dan
real estate. Adapun hasil uji data regresi linear berganda disajikan pada
Tabel 4.11. Berdasarkan Tabel 4.11,
maka persamaan garis regresi
berganda dapat dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut:
Y = -287 - 42X1 – 28X2 + 16X3 + 1X4
Keterangan:
- Variabel Audit delay (Y) tanpa
dipengaruhi oleh variabel
laba/rugi (X1), kompleksitas
operasi perusahaan (X2), ukuran
perusahaan (X3), dan umur
perusahaan yaitu sebanyak -287
hari.
- Setiap kenaikan satu satuan laba
(X1) maka, audit delay (Y) akan menurun sebanyak 42 hari dan
sebaliknya setiap kenaikan satu
(Y) akan meningkat sebanyak 42
hari.
- Setiap kenaikan satu satuan
kompleksitas operasi perusahaan
(X2) maka, audit delay (Y) akan menurun sebanyak 28 hari.
- Setiap kenaikan satu satuan
ukuran perusahaan (X3) maka,
audit delay (Y) akan bertambah sebanyak 16 hari.
- Setiap kenaikan satu tahun umur
perusahan (X4) maka, audit delay
(Y) akan bertambah sebanyak 1
hari
Tabel 9.
Hasil Analisis Linear Berganda
Variabel Koefisien Regresi
Konstanta -287,016
Laba/Rugi -42,019
Kompleksistas Operasi Perusahaan
-28,198
Ukuran Perusahaan 15,552 Umur Perusahaan 0,911
Adj. R2 0,230
Nilai koefisien determinasi
( ) sebesar 0,230 yang berarti
perubahan pada variabel audit delay
dipengaruhi oleh variabel laba/rugi,
kompleksitas operasi perusahaan,
ukuran perusahaan dan umur
perusahaan sebesar 23% dan 77%
dipengaruhi oleh faktor lain.
a).
Pengujian Secara Parsial- Laba/Rugi (X1)
Nilai t-hitung (-2,194) > t-tabel
(2,005) dan didukung dengan nilai
signifikansi 0,038 < 0.05 dan nilai
koefisien regresi sebesar -42,019
maka, variabel laba/rugi
berpengaruh secara signifikan
terhadap audit delay (Y). Hal ini
juga menunjukkan bahwa
hipotesis yang menyatakan
laba/rugi berpengaruh terhadap
audit delay pada perusahaan
property dan real estate yang terdaftar di BEI pada tahun
2011-2015 diterima.
- KOP (X2)
Nilai t-hitung (-0,880) < t-tabel
(2,005) dan didukung dengan nilai
signifikansi 0,387 > 0,05 dan nilai
koefisien regresi sebesar -28,198
maka, variabel KOP tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap audit delay (Y). Hal ini
juga menunjukkan bahwa
hipotesis yang menyatakan
adanya pengaruh kompleksitas
operasi perusahaan terhadapaudit delay pada perusahaan property
dan real estate yang terdaftar di
BEI pada tahun 2011-2015
ditolak.
- Ukuran Perusahaan (X3)
Nilai t-hitung (1,846) < t-tabel
(2,005) dan didukung dengan nilai
signifikansi 0,077 > 0,05 dan nilai
koefisien regresi sebesar 15,552
maka, variabel ukuran
perusahaan tidak berpengaruh
delay (Y). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan
adanya pengaruh ukuran
perusahaan terhadap audit delay
pada perusahaan propertydanreal estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2015 ditolak.
- Umur Perusahaan (X4)
Nilai t-hitung (0,726) < t-tabel
(2,005) dan didukung dengan nilai
signifikansi 0,475 > 0,05 dan nilai
koefisien regresi sebesar 0,911
maka, variabel umur perusahaan
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap audit delay (Y). Hal ini juga menunjukkan bahwa
hipotesis yang menyatakan
adanya pengaruh umur
perusahaan terhadap audit delay
pada perusahaan propertydanreal estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2015 ditolak.
b). Pengujian Secara Simultan (Uji F)
Pengujian signifikansi dengan
uji F bertujuan untuk mengetahui
pengaruh laba/rugi (X1),
kompleksitas operasi perusahaan
(X2), ukuran perusahaan (X3) dan
umur perusahaan (X4) secara
simultan terhadap audit delay (Y). Apabila F hitung lebih besar atau F
tabel pada taraf signifikansi 5%, maka
hipotesis yang diajukan diterima. Jika
F hitung lebih kecil dari F tabel pada
taraf signifikansi 5%, maka hipotesis
yang diajukan ditolak. Uji F disajikan
pada Tabel
Uji signifikansi menggunakan
uji F diperoleh hasil F hitung sebesar
3,166 lebih besar dari F tabel 2,76
pada taraf signifikansi 5%, dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa
hipotesis yang menyatakan adanya
pengaruh laba/rugi, kompleksitas
operasi perusahaan, ukuran
perusahaan dan umur perusahaan
secara simultan terhadap audit delay
pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2015 diterima.
Tabel 10. Hasil Uji F
Variabel F-Operasi Perusahaan), X3(Ukuran Perusahan), X4(Umur Perusahaan)
3,166 2,76 0,031
6. Pembahasan Hasil Penelitian
a). Pembahasan secara parsial
- Pengaruh Laba/Rugi
TerhadapAudit Delay
Hasil pengujian hipotesis pertama
menunjukkan bahwa laba/rugi
berpengaruh terhadap terhadap
audit delay. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi
sebesar -42,019 dan nilai
signifikansi sebesar 0,038 lebih
kecil dari 0,05. Hasil perhitungan
juga menunjukkan bahwa nilai t
dari t tabel sebesar 2,055 hal ini
berarti bahwa variabel laba/rugi
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap audit delay. Hal ini juga menunjukan apabila
perusahaan property dan real estate mengalami laba maka jangka waktu audit delay akan semakin pendek dan apabila
perusahaan mengalami rugi maka
jangka waktu audit delay akan semakin panjang, konsep diatas
dapat dijelaskan pada Grafik
Grafik 1.
Pengaruh Laba/Rugi Terhadap
Audit Delay
Laba/rugi
(-)
Laba
Rugi
0 1
2
Audit DelayAda dua alasan mengapa
perusahaan perusahaan property
dan real estate yang menderita kerugian cenderung mengalami
audit delay yang lebih panjang. Pertama, ketika kerugian terjadi
perusahaan ingin menunda bad news sehingga perusahaan akan meminta auditor untuk menjadwal
ulang penugasan audit. Kedua,
auditor akan lebih berhati-hati
selama proses audit jika percaya
bahwa kerugian ini mungkin
disebabkan karena kegagalan
keuangan perusahaan atau
kecurangan manajemen.
Temuan penelitian ini sejalan
dengan temuan penelitian yang
dilakukan oleh Malinda (2015) dan
Zulaikha (2016) yang meneliti
pada perusahaan pertambangan.
Mereka menemukan bahwa
laba/rugi pada perusahaan
pertambangan berpengaruh secara
signifikan terhadap audit delay. Hal ini berlaku juga pada
penelitian ini dengan objek
perusahaan yang berbeda yaitu
pada perusahaanproperty danreal estate.
- Pengaruh Kompleksitas
Operasi Perusahaan Terhadap
Audit Delay
Hasil pengujian hipotesis kedua
menunjukkan bahwa
kompleksitas operasi perusahaan
tidak berpengaruh terhadap
terhadap audit delay. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien
regresi sebesar -28,198 dan nilai
signifikansi sebesar 0,387 lebih
besar dari 0,05. Hasil perhitungan
juga menunjukkan bahwa nilai t
hitung sebesar 0,880 lebih kecil
dari t tabel sebesar 2,055 hal ini
berarti bahwa variabel
tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap audit delay.
Semakin kompleks suatu
perusahaan maka semakin
panjang audit delay. Perusahaan yang mempuyai anak perusahaan
cenderung mengalami audit delay
lebih lama dikarenakan auditor
akan menghabiskan banyak waktu
untuk menyelesaikan tugas audit
pada perusahaan klien yang
mengalami peningkatan
kompleksitas operasi perusahaan.
Bertolak belakang dengan
pernyataan tersebut, penelitian ini
menemukan bahwa kompleksitas
operasi perusahaan pada
perusahaan property dan real estate tidak memiliki pengaruh
terhadapaudit delay.
Kondisi kompleksitas operasi yang
menggambarkan tingkat sumber
audit pada perusahaan property
dan real estate dalam hal ini
menunjukkan bahwa semakin
banyak sumber-sumber audit dari
anak cabang perusahaan akan
memerlukan pemeriksaan audit
cenderung lebih lama oleh auditor.
Namun demikian perusahaan
property dan real estate umumnya sudah mengantisipasinya dengan
keberadaan sumberdaya yang
lebih besar sehingga kompleksitas
operasional bukan menjadi hal
yang mengurangi waktu
penyusunan laporan keuangan.
Temuan penelitian ini sejalan
dengan temuan penelitian yang
dilakukan oleh Shinta (2012) yang
meneliti pada perusahaan
manufaktur. Ia menemukan
bahwa kompleksitas operasi
perusahaan pada perusahaan
manufaktur tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap audit delay. Temuan ini berlaku sama pada perusahaanproperty danreal estate yaitu sesuai dengan penelitian ini bahwa kompleksitas
operasi perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
audit delay.
- Pengaruh Ukuran
Perusahaan TerhadapAudit Delay
Hasil pengujian hipotesis ketiga
menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan tidak berpengaruh
terhadap audit delay. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien
regresi sebesar 15,552 dan nilai
signifikansi sebesar 0,077 lebih
besar dari 0,05. Hasil perhitungan
juga menunjukkan bahwa nilai t
hitung sebesar 1,846 lebih kecil
dari t tabel sebesar 2,055 hal ini
berarti bahwa variabel ukuran
perusahaan tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
Semakin besar suatu perusahaan,
maka semakin baik pula
pengendalian internalnya sehingga
dapat mengurangi tingkat
kesalahan dalam penyajian
laporan keuangan yang akan
memudahkan auditor dalam
melakukan pengauditan atas
laporan keuangan tersebut.
Dengan kata lain bahwa semakin
besar suatu perusahaan maka
semakin pendek audit delay. Berlawanan dengan teori tersebut
hasil penelitian ini menemukan
bahwa ukuran perusahaan tidak
memiliki pengaruh terhadap audit delay.
Ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit delay
karena semua perusahaan
termasuk perusahaan property
dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diawasi oleh
investor, pengawas permodalan,
dan pemerintah. Oleh sebab itu,
perusahaan dengan total aset
besar maupun kecil mempunyai
kemungkinan yang sama dalam
menghadapi tekanan atas
penyampaian laporan keuangan.
Selain itu, auditor juga
menganggap bahwa dalam proses
pengauditan berapapun jumlah
aset yang dimiliki perusahaan
akan diperiksa dengan cara yang
sama, sesuai dengan prosedur
dalam Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP).
Temuan penelitian ini sejalan
dengan temuan penelitian yang
dilakukan oleh Lestari (2010) yang
meneliti pada perusahaan
Consumer Goods. Ia menemukan bahwa ukuran perusahaan pada
perusahaan Consumer Goods tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap audit delay. Temuan ini berlaku sama pada perusahaan
property dan real estate yaitu sesuai dengan penelitian ini
bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
audit delay.
- Pengaruh Umur Perusahaan
TerhadapAudit Delay
Hasil pengujian hipotesis keempat
menunjukkan bahwa umur
perusahaan tidak berpengaruh
terhadap terhadapaudit delay. Hal ini dibuktikan dengan nilai
koefisien regresi sebesar 0,911
dan nilai signifikansi sebesar
0,475 lebih besar dari 0,05. Hasil
perhitungan juga menunjukkan
bahwa nilai t hitung sebesar 0,726
lebih kecil dari t tabel sebesar
2,055, hal ini berarti bahwa
variabel ukuran perusahaan tidak
mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadapaudit delay. Semakin lama umur perusahaan
singkat. Semakin lama umur
perusahaan, investor akan menilai
bahwa perusahaan tersebut akan
semakin efisien sehingga informasi
yang relevan dapat disajikan tepat
waktu. Bertentangan dengan teori
tersebut penelitian ini menemukan
bahwa umur perusahaan tidak
berpengaruh terhadapaudit delay. Perusahaan property dan real estate yang telah beroperasi lama tidak menjamin penyelesaian audit
akan semakin cepat karena
perusahaan yang lebih besar
memiliki kompleksitas laporan
keuangan yang lebih besar. Tidak
berpengaruhnya umur
perusahaan terhadap audit delay
juga dapat disebabkan karena
manajemen yang kurang baik,
walaupun perusahaan terhitung
tua tidak menjamin manajemen
juga semakin profesional karena
pasti sewaktu-waktu pernah
terjadi pergantian manajemen
yang skill dan kemampuannya
berbeda-beda.
Temuan penelitian ini sejalan
dengan temuan penelitian yang
dilakukan oleh Witjaksono dan
Silvia yang meneliti pada
perusahaan Consumer Goods. Mereka menemukan bahwa umur
perusahaan pada perusahaan
Consumer Goods tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap audit delay. Temuan ini berlaku sama pada perusahaan
property dan real estate yaitu sesuai dengan penelitian ini
bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan terhadap
audit delay.
b). Pembahasan Secara Simultan
Hasil pengujian hipotesis
kelima menunjukkan bahwa
Laba/rugi, Kompleksitas Operasi
Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan
Umur Perusahaan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
terhadap Audit Delay. Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa
nilai t hitung sebesar 3,17 lebih besar
dari t tabel sebesar 2,74, hal ini
didukung dengan nilai signifikansi
sebesar 0,031 lebih kecil dari 0,05.
Hal ini menunjukkan semakin
meningkat nilai laba/rugi,
kompleksitas operasi perusahaan,
ukuran perusahaan, dan umur
perusahaan secara bersama-sama,
maka semakin lama jugaaudit delay.
Melalui analisis regresi
berganda ini juga dapat diketahui
nilai Adj. R2 atau koefisien
determinasi, yaitu sebesar 0,23, yang
dapat diartikan bahwa laba/rugi,
kompleksitas operasi perusahaan,
ukuran perusahaan dan umur
perusahaan secara simultan
menyumbang 23% terhadap
perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di BEI pada tahun
2011-2015. Sedangkan 77% dapat
dipengaruhi oleh faktor internal lain
dan faktor eksternal. Faktor internal
lain yang dapat mempengaruhi audit delay yaitu pos-pos luar biasa, jenis
industri, total pendapatan,
kompleksitas laporan keuangan,
kompleksitas data elektronik,
laba/rugi dilihat dari total asset,
sedangkan faktor eksternal yang
dapat mempengaruhi audit delay
yaitu opini audit, reputasi auditor dan
kualitas auditor.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan yang telah dijelaskan
pada bab sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
a).
Laba/Rugi berpengaruh terhadapAudit Delay pada perusahaan
property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2011-2015. Hal ini
dibuktikan dengan nilai koefisien
regresi sebesar -42,019 dan t
hitung sebesar 2,194 lebih besar
dari t tabel sebesar 2,055 serta
nilai signifikansi sebesar 0,038
lebih kecil dari 0.05.
b).
Kompleksitas Operasi Perusahaanberpengaruh terhadap Audit Delay
pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2011-2015. Hal
ini dibuktikan dengan nilai
koefisien regresi sebesar -28,198
dan t hitung sebesar 0,880 lebih
kecil dari t tabel sebesar 2,055
serta nilai signifikansi sebesar
0,387 lebih besar dari 0.05.
c).
Ukuran Perusahaan berpengaruhterhadap Audit Delay pada
perusahaan property dan real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015. Hal
ini dibuktikan dengan nilai
koefisien regresi sebesar 15,552
dan t hitung sebesar 1,846 lebih
kecil dari t tabel sebesar 2,055
serta nilai signifikansi sebesar
0,077 lebih besar dari 0.05.
d
). Umur Perusahaan berpengaruhterhadap Audit Delay pada
perusahaan property dan real
estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015. Hal
ini dibuktikan dengan nilai
koefisien regresi sebesar 0,911 dan
t hitung 0,726 lebih kecil dari t
tabel sebesar 2,055 serta nilai
signifikansi sebesar 0,475 lebih
besar dari 0.05.
e).
Laba/rugi, Kompleksitas OperasiPerusahaan, Ukuran Perusahaan
dan Umur Perusahaan
berpengaruh terhadap Audit Delay
Indonesia Tahun 2011-2015. Hal
ini dibuktikan dengan nilai t hitung
3,17 lebih besar dari t tabel sebesar
2,74 serta nilai signifikansi sebesar
0.31 lebih kecil dari 0.05.
2. Saran
a). Bagi PerusahaanProperty danReal Estate
Perusahaan sebaiknya terus
meningkatkan keprofesionalannya
dan melakukan evaluasi berkala
terhadap kinerja masing-masing
dalam kaitan dengan kinerja
masing-masing unit operasi
perusahaan, agar dapat
mengendalikan faktor-faktor yang
memengaruhi lamanya audit delay.
Selain itu sebaiknya pihak
perusahaan dapat menyediakan
data-data yang dibutuhkan auditor
dengan lengkap, serta memberikan
kebebasan bagi auditor selama
pemeriksaan, terutama
pemeriksaan yang berhubungan
dengan aset perusahaan dan
laba/rugi perusahaan sehingga
tidak menimbulkan keterlambatan
pelaporan oleh auditor.
b).
Bagi Peneliti SelanjutnyaSebaiknya peneliti selanjutnya
dalam bidang akuntansi,
melakukan penelitian pada sektor
industri yang lain, sehingga akan
memperlengkap dan memperkuat
hasil penelitian sebelumnya, selain
itu untuk variabel independennya
sebaiknya lebih banyak lagi
sehingga pembahasan bisa lebih
mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes Sukrisno. (2014). Auditing: Petujuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik.
Jakarta. Salemba Empat
Amani Althaf Fauziyah. (2016).
Skripsi. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Opini Audit, Dan Umur
Perusahaan Terhadap Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2012-2014). Yogyakarta
Angruningrum Silvia dan
Wirakusuma Gede Made.
(2013). Jurnal. Pengaruh
Profitabilitas, Leverage,
Kompleksitas Operasi,
Reputasi Kap Dan Komite Audit Pada Audit Delay. Bali
Apriliane Dwi Malinda. (2015).Skripsi.
Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Audit Delay
(Studi Empiris Pada
Perusahaan Pertambangan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 200 -2013). Yogyakarta
Baridwan Zaki. (2011). Intermediate Accouting. Yogyakarta. BPFE Boynton, Raymond N. Jhonson, dan
Walter G. Kell. (2001). Modern Auditing, Edisi ke 7. Jakarta. Erlanggga
Indriani Wahyu Diana Tri. (2014).
Skripsi. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Solvabilitas, Jenis Industri Dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Terhadap Audit Delay (Studi Kasus Pada Perusahaan Indeks LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013). Yogyakarta
Iskandar Januar Meylisa dan
Trisnawati Estralita. (2010). Jurnal. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jakarta
Jogiyanto. (2007). Metodologi
Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Yogyakarta. BPFE
Kartika Andi. 2009. Jurnal. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Di Indonesia (Studi Empiris Pada
Perusahaan-Perusahaan LQ 45 Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta). Semarang
Keputusan Direksi PT Bursa Efek
Indonesia Nomor:
Kep-00085/BEI/10-2011,
Peraturan Nomor III-F: Tentang Sanksi
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor:
Kep-36/PM/2003 Tentang
Kewajiban Penyampaian
Laporan Keuangan Berkala.
Lestari Dewi. (2010). Skripsi. Analisis
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Audit Delay:
Studi Empiris pada
Perusahaan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Semarang
Muharly Erda Pricelly. (2013). Jurnal. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Delay Pada Perusahaan Property And Real Estate Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2011. Riau
Novelia Sagita Indra dan Dicky Arisudhana. (2012). Jurnal.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Go Public di Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Property di Bursa Efek Indonesia Tahun
2007-2010). Jurnal Fakultas
Ekonomi Budi Luhur (Vol. 1 No. 2 Oktober 2012). Jakarta: Universitas Budi Luhur.
Pernyataan Standar Auditing (PSA) No.01 (SA Seksi 1502) Tentang Standar Auditing
PSAK Nomor 1 (Revisi 2015). Penyajian Laporan Keuangan.
Jakarta. Dewan Standar
Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia.
Sa’adah Shohelma. (2013). Skrip. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Pengendalian Internal Terhadap Audit Delay. Padang.
Saemargani Ingga Fitria. (2015).
Skripsi. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Umur
Perusahaan, Profitabilitas
Perusahaan, Solvabilitas
Perusahaan, Ukuran Kap, Dan Opini Auditor Terhadap Audit Delay (Studi Kasus Pada
Perusahaan Lq 45 Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013). Yogyakarta
Septiana Dwi Avinda Puspa. (2015).
Skripsi. Pengaruh Penerapan
IFRS, Karakteristik
Silvia Mega dan Witjaksono Armanto. 2014. Jurnal. Analisis
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013. Jakarta
Sugiyono. (2013). Statistik untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta
Widosari Altia Shinta. (2012). Jurnal. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit
Delay pada Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010. Semarang
Yuliyanti Ani. (2011). Skripsi.
Faktor-Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Audit Delay (Studi
Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2007-2008). Semarang
Zulaikha Ratna. (2016). Skripsi.
Analisis Faktor Internal
Perusahaan Yang
Memengaruhi Audit Delay Pada
Perusahaan Pertambangan
Yang Terdaftar Di Bei (Studi
Empiris pada Perusahaan
Pertambangan yang Terdaftar di BEI padaTahun 2010 -2014). Yogyakarta
Daftar Suntingan:
http://www.bi.go.id/id/publikasi/sur
vei/properti-komersial/Default.aspx.
Diakses pada tanggal 7 April 2017, Pukul 21:41
www.idx.ac.id/. Diakses pada tanggal 1 April 2017, Pukul 08:47
https://www.sahamok.com/emiten/s ektor-property-real-estate/sub-sektor-property-realestate/.