• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN VARIASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS DI SMPN 2 DONOROJO PACITAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "View of PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN VARIASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS DI SMPN 2 DONOROJO PACITAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

893

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN IPS DI SMPN 2 DONOROJO PACITAN

Hj. Sri Iriyanti & Martini

Dosen Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Pacitan E-mail: sriiriyanti@gmail.com

Abstract:

Naturally, students’ motivation is one of the success determinant of the learning process in the world of schooling . Therefore, the teachers are required to be more creative to keep students’ motivation in participating the learning. Cooperative learning model is one of the various existing model of the learning methods. The results showed that students learning motivation depends on the method of learning carried out by the teacher in the classroom. Practically, variety of learning methods becomes urgent to carry out, so that the learning success is achieved.

Keyword:

learning method, cooperative, and students’ achievement.

Pendidikan merupakan kebutuhan hidup manusia untuk meningkatkan penguasaannya atas ilmu pengetahuan sebagai modal memecahkan ber-bagai masalah kehidupan. Pendidikan tidak hanya mencakup kecerdasan intelektual saja, tetapi juga mencakup keterampilan dan pengembangan pribadi sebagai makhluk Tuhan, sebagai warga negara dan sebagai bangsa. Karena itu sekolah harus menyediakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya proses belajar mengajar.

Di sekolah sering kita jumpai permasalahan yang bervariasi terkait dengan kemampuan kognitif dan afektif pada siswa. Permasalahan yang berhubungan dengan kemampuan kognitif adalah kemampuan siswa yang cenderung tidak merata pada aspek menyerap informasi/materi, menyimpan, menganalisis, menyimpulkan, mem buat keputusan atau pemecahan masalah. Dengan kondisi tersebut siswa yang pandai cen-derung dapat mengikuti proses pembelajaran dengan hasil lebih baik daripada siswa dengan kemampuan kognitif kurang. Siswa yang lemah

dari segi kecerdasan cenderung mengikuti kegiatan belajar dengan motivasi rendah sehingga hasil belajarnya pun akan tidak maksimal. Siswa dengan tingkat hafalan rendah misalnya, bahkan dapat mendorong perilaku mencontek.

(2)

beragam tersebut dapat mempengaruhi tingkat penyerapan dan ketuntasan materi.

Dalam pembelajaran IPS di kelas, guru cenderung mendominasi melalui metode ce-ramah, siswa kurang dilibatkan aktif dalam pembelajaran maka hasil belajar yang dicapai siswa kurang maksimal. Dengan permasalahan yang sering terjadi pada praktek di kelas-kelas tersebut, khususnya pada mata pelajaran IPS, para guru diharapkan mengevaluasi cara mengajarnya, terkait dengan model pembelajaran yang dipakai, serta peran guru untuk memberikan bimbingan, perhatian, motivasi, dan menjadi fasilitator yang baik agar tujuan belajar tercapai. Hal yang dapat dilakukan guru adalah menerapkan model pembelajaran yang interaktif, variatif, dan inovatif.

Penyampaian pelajaran IPS pada anak, metode atau model yang digunakan perlu bervariasi dan tidak hanya menonton pada metode ceramah saja. Menurut kurikulum pelak-sanaan kegiatan belajar mengajar (KBM), guru hendaknya menerapkan prinsip belajar aktif, yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa secara fisik, mental (pemikiran dan perasaan), dan sosial serta sesuai dengan tingkat perkembanganya secara sistematis (Sukidin, 2002: 156).

Pokok persoalan adalah apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Donorojo Kabupaten Pacitan?; apakah ada pengaruh persepsi tentang variasi model pembelajaran kooperatif terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Donorojo Kabupaten Pacitan ?; apakah ada pengaruh bersama antara motivasi belajar dan persepsi tentang variasi model pembelajaran kooperatif terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Donorojo Kabupaten Pacitan?

METODE

Jenis penelitian ini adalah bersifat kuan-titatif. Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi tentang pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif yang variatif serta pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VIII SMP. Rancangan penelitian yang dipakai adalah

deskriptif dan bersifat ex post facto (pengukuran setelah kejadian). Dalam mengkaji variabel-variabel terkait, diupayakan tidak melakukan intervensi, atau pengukuran dilakukan terhadap gejala yang terjadi apa adanya. Rancangan ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa penelitian ini bermaksud menguji kejadian pada suatu subyek penelitian.

Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode angket/kuesioner dan metode dokumentasi. Analisa data menggunakan deskriptif dan analisis regresi. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui hasil penggunaan variasi model pembelajaran kooperatif di SMPN 2 Donorojo untuk mata pelajaran IPS kelas VIII. Sedangkan analisa regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar dan variasi model pembelajaran kooperatif, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS kelas VIII di SMPN 2 Donorojo Kabupaten Pacitan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Deskripsi variable penelitian ini dapat dilihat pada lampiran 2b out put pertama (descriptive statistics) yang dapat dikemukakan sebagai berikut:

Tabel 1.

Perhitungan Rata-Rata dan Standardeviasi

Variabel Rata-rata Standar Deviasi

Uji Hipotesis tentang pengaruh variabel X1, X2, terhadap Y adalah sebagai berikut: Pertama, analisis parsial dengan melihat sumbangan efektif masing-masing variabel bebas terhadap variabel tergantung dapat dilihat pada lampiran 2b; 1) hipotesis:

(3)

Sumbangan efektif variabel X1 terhadap Y sebesar 0.756 menunjukkan bahwa motivasi belajar (X1) mempunyai pengaruh yang berarti terhadap prestasi belajar (Y) siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Donorojo Kabupaten Pacitan, mempunyai arah pengaruh positif, karena tidak ada tanda negatif pada angka 0.756. Dilihat dari tingkat signifikansi koefisien korelasi satu sisi dari output (diukur dari probabilitas) untuk X1 sebesar 0.000 yang berarti probabilitas lebih kecil (<) dari 0.05, maka pengaruh tingkat motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 +-Donorojo Kabupaten Pacitan adalah nyata;

b) hipotesis 2: persepsi siswa tentang variasi model pembelajaran kooperatif mem-punyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Donorojo Kabupaten Pacitan. Uji hipotesis 2 adalah sebagai berikut: Pengaruh X2 terhadap Y sebesar 0.818, menunjukkan bahwa variasi model pembelajaran kooperatif (X2) terhadap prestasi belajar (Y) siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Donorojo Kabupaten Pacitan ada pengaruh yang berarti, dan arah pengaruh positif, karena tidak ada tanda negatif pada angka 0.818. Dilihat dari tingkat signifikansi koefisien korelasi satu sisi dari output (diukur dari probabilitas) untuk X2 sebesar 0.000 yang berarti probabilitas lebih kecil (<) dari 0.05, maka pengaruh variasi model pembelajaran kooperatif (X2) terhadap prestasi belajar (Y) siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Donorojo Kabupaten Pacitan adalah nyata.

c) hipotesis 3: secara bersama-sama motivasi belajar dan persepsi siswa tentang variasi model pembelajaran kooperatif mem-punyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Donorojo Kabupaten Pacitan. Untuk menguji hipotesis 3 ini dilakukan dengan analisis Multi Regresi (Regresi Berganda) yang dapat dilihat pada lampiran 2b mulai bagian variables entered/ removed dan seterusnya dengan tahapan sebagai berikut: Variabel yang dimasukkan adalah X1, X2, dan tidak ada variabel yang di keluarkan (removed), karena metode yang dipakai adalah single step (enter). Yakni, angka R square adalah 0.645 adalah kuadrat dari 0.803 merupakan koefisien determinasi, yang dalam hal ini berarti 64.5% besarnya prestasi belajar siswa (Y) dapat dijelaskan/ dipengaruhi oleh variabel (X1), (X2), dan sisanya (35.5%) dijelaskan/dipengaruhi oleh

sebab-sebab lain; standard error of the Estimate (0.525) berada di bawah Standard Deviation Y (0.865), maka model regresi ini lebih baik dalam bertindak sebagai prediktor Y daripada rata-rata Y. Praktis, dari uji ANOVA (F test) didapat F hitung 51.76 dengan tingkat signifikansi 0.000. Oleh karena probabilitas (0.000) lebih kecil (<) dari 0.05, maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi besarnya prestasi belajar siswa (Y), yang berarti X1,X2, secara bersama-sama mempunyai pengaruh dengan Y.

PEMBAHASAN

Rata-rata 3.83 untuk motivasi belajar siswa lebih tinggi daripada 3.58 untuk variasi model pembelajaran kooperatif. Oleh karena itu, motivasi belajar seharusnya mendapat perhatian yang lebih serius. Variasi model pembelajaran kooperatif sudah cukup apabila tidak diikuti motivasi belajar siswa yang tinggi maka peman-faatan model pembelajaran kooperatif oleh siswa tidak akan maksimal, sehingga prestasi belajar siswa akan rendah. Oleh karena itu bersamaan dengan penerapan variasi model pembelajaran kooperatif, sebaiknya diikuti pula dengan peningkatan motivasi belajar siswa, sehingga proses belajar mengajar betul-betul dapat ter-laksana dengan baik atau dapat optimal atau dengan istilah lain proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien.

(4)

X2 akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sebesar 0.818. Hal ini tidak berarti bahwa motivasi belajar siswa kurang penting dalam mendukung prestasi belajar siswa, namun faktor tersebut akan menjadi lebih berpengaruh bila disertai dengan variasi model pembelajaran kooperatif. Variasi model pembelajaran kooperatif yang tepat dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Koefisien determinasi berganda (R square) = 0.645 berarti kontribusi teori dalam penelitian ini adalah sebesar 64.5 % dan sisanya 35.5 % dipengaruhi oleh hal-hal lain yang tidak diteliti, artinya bahwa prestasi belajar siswa 64.5 % dipengaruhi secara positif oleh motivasi belajar dan variasi model pembelajaran kooperatif, sedangkan yang 35.5 % dipengaruhi oleh hal-hal di luar variabel bebas tersebut seperti kemampuan guru, kemampuan siswa, tingkat penghasilan orang tua, kondisi keluarga, sikap guru, dan sebagainya. Hal ini dapat dipahami karena pada umumnya prestasi belajar siswa tidak mungkin hanya dipengaruhi oleh variabel bebas tersebut (motivasi belajar dan variasi model pembelajaran kooperatif), karena sesedikit apapun kemampuan guru, kemampuan siswa, tingkat penghasilan orang tua, kondisi keluarga, dan sikap guru akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat tarik benang merah sebagai berikut; 1) hipotesis 1 diterima secara signifikan. Hal ini berarti bahwa Motivasi belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pretasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Donorojo

Kabupaten Pacitan; 2) hipotesis 2 diterima secara signifikan. Hal ini berarti bahwa Persepsi siswa tentang variasi model pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Donorojo Kabupaten Pacitan; 3) hipotesis 3 diterima secara signifikan. Hal ini berarti bahwa Secara bersama-sama motivasi belajar dan persepsi siswa tentang variasi model pem-belajaran kooperatif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Donorojo Kabupaten Pacitan; 4) kontribusi teori dalam penelitian ini adalah sebesar 64.5 % dan sisanya 35.5 % dipengaruhi oleh hal-hal lain yang tidak diteliti, artinya bahwa prestasi belajar siswa 64.5 % dipengaruhi secara positif oleh motivasi belajar dan variasi model pembelajaran kooperatif, sedangkan yang 35.5 % dipengaruhi oleh hal-hal diluar variabel bebas tersebut.

Saran

Variasi model pembelajaran kooperatif seharusnya mendapat perhatian yang lebih serius, sehingga dengan variasi model pembelajaran kooperatif yang sesuai, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang akhirnya mening-katkan prestasi belajar. Variabel variasi model pembelajaran kooperatif perlu upaya peningkatan, yang dapat dilakukan baik dengan peningkatan kemampuan guru tentang masalah tersebut dengan mengikutkan pada MGMP, penataran/ seminar, studi lanjut dan sebagainya.

Diperlukan penelitian tentang pengaruh hal-hal yang berkaitan dengan masalah di luar variabel bebas, seperti variasi metode pembelajaran, penyediaan sarana-prasarana belajar, kondisi sosial siswa, lingkungan belajar dan sebagainya terhadap prestasi belajar.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta

Astari. (2008). Pengaruh Variasi Metode dan Model Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar Mata Pelajaran IPS. Tesis DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Sa’dun, dkk. (2003). Kajian Kurikulum Dan model Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Sekolah Dasar. Wineka Media, Malang

(5)

tidak diterbitkan. Program Pascasarjana Universitas Kanjuruhan Malang

Asti. (2007). Pengaruh Motivasi Belajar dan Metode Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa kelas I SMK Pelita Nusantara I Semarang. Tesis tidak diterbitkan. Semarang :Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang Djamarah, Syaiful Bahri. (1994). Prestasi

Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Hamalik, Oemar. (1992). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Bandung

Khanafi, M. (2003). Pengaruh Metode Cooperative Learning dan Motivasi Belajar. Tesis tidak diterbitkan. Program Pasca Sarjana Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.

Pannen, dkk.(2001). Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Jakarta : Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Intruksional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Punaji, S. dan Sulton. (2003). Rancangan Sistem Pembelajaran teori dan Praktek, FIP Universitas Malang.

Sardiman A. M. (2001) Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. CV. Rajawali, Jakarta Sardiman A. M. (2006). Interaksi dan Motivasi

Belajar Mengajar. CV. Rajawali, Jakarta Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang

Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta Suherman, dkk. (2003). Strategi Pembelajaran

Matematika Kontemporer. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Sukidin, dkk. (2002). Metode Pembelajaran Gotong Royong. CV. Citra Media dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UK Petra Surabaya. Suryabrata, Sumadi. (1983). Proses Belajar

Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta, Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Kebutuhan waktu lembur didasarkan pula pada jumlah klaim untuk rawat jalan dan rawat inap yang diterima oleh HR admin bagian tunjangan kesehatan, apabila klaim

akan memberi peluang yang besar bagi anaknya untuk menjadi perokok, sehingga. akan meningkatkan jumlah perokok di

Hal inilah yang menjadi perhatian penulis dalam mengambil studi kasus untuk Tugas Akhir, dalam kasus ini penulis merasa tertarik untuk dapat mewujudkan sebuah

Hybrid DS/FH spread spectrum memiliki kehandalan yang sangat baik terhadap jamming yang berupa singletone jamming dan multitone jamming terbukti pada pengujian

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Departemen Pendidikan Kimia.

Pd Kepala

Satar Mese Barat, maka dengan ini kami mengundang saudara/I untuk melakukan Pembuktian Kualifikasi terhadap Dokumen Penawaran saudara yang akan dilaksanakan pada :.