• Tidak ada hasil yang ditemukan

: Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana M02341

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan ": Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana M02341"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

iii

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI

DAN PENDIDIKAN BIOLOGI

Penelitian, Penerapan dan Pembelajaran Biologi dalam

Menghadapi Tantangan Abad 21

Salatiga, 20 Januari 2018

Penyelenggara:

FAKULTAS BIOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

BEKERJASAMA DENGAN PERKUMPULAN BIOLOGI INDONESIA (PBI)

Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711

Telp/ Fax: (0298) 321212 ext: 258; (0298) 321433

Website :

www.uksw.edu

(4)

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI

Penelitian, Penerapan dan Pembelajaran Biologi dalam Menghadapi

Tantangan Abad 21

TIM REVIEWER

Dr. Rully Adi Nugroho, M.Sc Dr.V. Irene Meitiniarti, M.P Dr. Sri Kasmiyati.,M.Si

Dr. Elizabeth Betty Elok Kristiani, M.Si Risya Pramana Situmorang, M.Pd, Desy Fajar Priyayi, M.Pd

TIM PENYUNTING Slamet Basuki

ISBN 978-602-61913-1-1

Penerbit :

Fakultas Biologi, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Indonesia Telp/ Fax: (0298) 321212 ext: 323; (0298) 321433 Website : www.uksw.edu

2018

Hak cipta dilindungi Undang-undang

(5)

v

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan atas limpahan berkat dan rahmatNya sehingga prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi yang diterbitkan oleh Fakultas Biologi Universitas Kristen Satya Wacana bekerjasama dengan Perkumpulan Biologi Indonesia (PBI), dapat terbit sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditentukan oleh Panitia. Seluruh makalah yang ada dalam prosiding ini merupakan kumpulan makalah yang telah lolos proses seleksi yang dilakukan tim reviewer dan telah dipresentasikan pada Seminar Nasional Biologi dan Pendidikan Biologi yang diselenggarakan pada tanggal 20 Januari 2018.

“e i ar Nasio al Biologi da Pe didika Biologi e ga il te a Pe elitia , Pe erapa Da Pe elajara Biologi Dala Me ghadapi Ta ta ga A ad . “e i ar i i diharapka dapat e jadi penghubung antara para peneliti bidang biologi dan pelaku pendidik biologi dalam upaya pertukaran informasi ilmiah dan perkembangannya dalam rangka menghadapi tantangan era saat ini. Panitia telah menerima 54 makalah hasil penelitian dari berbagai instansi dan perguruan tinggi negeri dan swasta dari berbagai propinsi seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, , Yogyakarta, Jakarta, Nusa Tenggara Timur Sumatra Utara, dan Papua. Kegiatan seminar menghadirkan dua pembicara utama yaitu, Dr. Ir. Ence Darmo Jaya Supena, M.Si (Ketua PBI Pusat) dan Indra Charismiadji (praktisi dari PT. Eduspec Indonesia).

Kegiatan ini dapat terselenggara berkat bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Panitia menyampaikan terimakasih kepada Re ktor UKSW, narasumber, ketua PBI, Bpk/Ibu dosen, pemakalah dan peserta seminar nasional.

Akhir kata, sebagai bentuk akhir dari proses pertanggungjawaban seminar, maka prosiding ini diterbitkan. Semoga prosiding ini dapat ikut berperan dalam penyebaran hasil kajian dan penelitian di bidang biologi dan pendidikan biologi dan bermanfaat bagi khalayak luas. Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan prosiding ini sehingga masukan dan saran sangat kami harapkan.Terimakasih.

Salatiga, 8 Februari 2018 Ketua Panitia

(6)

SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS BIOLOGI

Shalom,

Puji Tuhan karena kasihNya Fakultas Biologi, UKSW saat ini dapat menyelenggarakan seminar nasional dengan tema Penelitian, Penerapan dan Pembelajaran Biologi dalam Menghadapi Tangtangan Abad 21.

Kita berada pada masa yang dikenal sebagai milenium ketiga atau abad 21 yang ditandai dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi . Kita disuguhkan dengan berbagai inovasi dan kemajuan pada berbagai bidang aplikasi ilmu dasar seperti bidang molecular biologi yang maju dengan pesat, industri berbasis biologi mulai menggeliat, telekomunikasi dan informasi super canggih. Perkembangan dan kemajuan di berbagai bidang tersebut, menjadikan hampir semua bangsa di dunia berpacu untuk mengembangkan setiap sendi kehidupannya pada dasar ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kemasan zaman yang disebut sebagai era globalisasi dimana ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah satu indi kator kemajuan bangsa dalam menghadapi persaingan global. Biologi menjadi salah satu ilmu dasar yang dapat berperan aktif dalam menghadapi masa globalisasi ini. Percakapan sehari-hari semakin banyak menggunakan kata dan frase biologi, bahkan fisika baru mengalami kemajuan dengan berfikir dalam metafora biologi, yang belakangan ini menjadi trend, feed a k , sy iosis , reprogra ed , iodiesel , ioe ergi , dan lain sebagainya. Dalam dunia bisnis misalnya, kita sudah tidak asing mendengar seed apital ,

hothouses u tuk proyek ke irausahaa , pertu uha da evolusi organisasi. Namun dewasa ini kita berada dalam proses penciptaan suatu masyarakat yang merupakan susunan rinci sistem umpan balik informasi, struktur dari organism biologi itu sendiri. Di era abad 21 bio teknologi seperti perkiraan sebelumnya akan sama pentingnya dengan komputer. Bioteknologi akan menjadi booming, arah pengembangan bioteknologi yang sudah banyak adalah dalam bidang pertanian , peternakan, industri makanan, industry obat/kesehatan. Perusahaan-perusahaan bioteknologi saat ini berpacu dengan penemuan obat baru dan pengembangan obat mencapai lebih dari 300 produk obat dan 200 vaksin penyakit di dunia diantaranya kanker, Alzheimer, penyakit jantung, AIDS, arthri tis dan berbagai penyakit infeksi di negara berkembang.

Tantangan abad 21 ini merupakan tantangan para ilmuwan biologi untuk dapat mengaplikasikan biologi sebagai ilmu dasar menjadi ilmu aplikasi (hilirisasi). Diharapkan dengan adanya seminar nasional ini, para ilmuwan biologi untuk dapat bertukar pengalaman sehingga bidang biologi semakin berkembang, demikian juga perkembangan model pembelajaran biologi di dunai pendidikan. Bidang pendidikan biologi dituntut untuk mampu mengembangkan pembelajaran Biologi yang berorientasi pada kebutuhan hidup abad 21, yakni pembelajaran berbasis ICT, pengembangan metakognisi, pembelajaran multikutural, dan pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Atas partisipasi semua pihak, kami Fakultas Biologi -UKSW mengucapkan terima kasih. Dan semoga kita dapat bertemu kembali pada acara yang lain yang diselenggarakan oleh FB UKSW. Salam sejahtera bagi kita semua. Tuhan memberkati.

Salatiga, 20 Januari 2018 Salam hormat,

(7)

vii

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018

DAFTAR ISI

Hala a Co er ………. i

Tim penyunting ………...……… ii

Kata Pengantar………..……… iii

Sambutan Dekan Fakultas Biologi ………..………..………. iv

Daftar Isi ……….……….………. v

Ringkasan Materi Pembicara Uta a ……….………..………. 1

Materi Pembicara Utama 2 ………..………..……… 3

Makalah Pendamping Kelompok 1 UJI BIOINSEKTISIDA EKSTRAK DAUN PERMOT (Passiflora foetida) TERHADAP KECOA JERMAN (Blatella germanica) Oleh Rina Priastini Susilowati, Monica Puspa Sari……… 6

UJI LARVASIDA INFUSA DAUN MAJA (Aegle marmelos) TERHADAP Aedes aegypti Oleh Monica puspa sari, Rina Priastini Susilowati ……… 12

KANDUNGAN KADMIUM (Cd) PADA PERAIRAN SUNGAI TAPAK, SEMARANG Oleh Jefri Aji Saputro, Jafron Wasiq Hidayat, Riche Hariyati ……… 17

PENGGUNAAN TANAMAN Tagetes erecta L DALAM MENINGKATKAN KEHADIRAN SERANGGA PENYERBUK DAN MENGURANGI POPULASI HAMA KUTU KEBUL (Bemisia tabaci Genn) PADA TANAMAN CABAI MERAH DI KABUPATEN DELI SERDANG Oleh Marheni, Darma Bakti, Lisdayani……….. 21

KETERKAITAN ALAT TANGKAP IKAN DENGAN JENIS IKAN YANG DIDAPATKAN DI RAWA PENING Oleh Michael Natanael Weri, Sucahyo ……….. 28 SASI DAN KUALITAS HASIL PANEN KELAPA DI WAENALUT, BURU SELATAN: PENTINGNYA PENGETAHUAN BIOLOGI SEBAGAI DASAR APLIKASI SUATU KEARIFAN LOKAL Oleh Evelin Tuhumuri, Retno Peni Sancayaningsih……….. 37

KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN JENIS GASTROPODA DI PANTAI SAHAN KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN Oleh Takeltanu, D , Ngginak,J, Manu.T S. N ……….. 44

STRUKTUR MIKROANATOMI TESTIS TIKUS GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) SETELAH PERLAKUAN TEH KOMBUCHA KONSENTRASI 100% DENGAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA Oleh Vinsensius Dhani Mahadika, Sri Isdadiyanto, Silvana Tana ……… 52

BIOMONITORING PERAIRAN TELUK TANAH MERAH DEPAPRE JAYAPURA DENGAN MENGGUNAKAN TERIPANG Oleh Puguh Sujarta, Sarlota Beay, Suriani Surbakti, Euniche RPF Ramandey, Henderite L Ohee ………. 58

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN BELATUNG LALAT TENTARA HITAM ( Hermentia illucens) TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp) DAN IKAN BAWAL (Colossoma macropomum) Oleh Meitiyani, Erwin, Hirdita Rahmawati, Siska Rahayu..………. 62

IDENTIFIKASI PARASITOID Scirpophaga incertulas Walker) PADA TANAMAN PADI SAWAH YANG DITANAMI REFUGIA DI DESA TERANG BULAN KABUPATEN LABURA Oleh Masnita Br Sitepu, Maryani Cyccu L. Tobing, Darma Bakti, ……….. 71 KERAGAMAN ANGGOTA LEPIDOPTERA DI KAWASAN AGROWISATA JOLLONG KABUPATEN PATI

Oleh Muhammad Abu Naim dan Mochamad Hadi ………..

(8)

Makalah Pendamping Kelompok 2

PERTUMBUHAN VARIETAS KELAPA SAWIT DENGAN PERLAKUAN DOSIS PUPUK NITROGEN DI PEMBIBITAN UTAMA

Oleh Muhammad Afrillah ……… 86 PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI MERAH DAN HITAM PADA BEBERAPA SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DAN SUMBER NITROGEN

Oleh Wikka Sas ita, Chaira i Ha u , T. Sabri a ………..……….. 93

TANTANGAN PEMBANGUNAN ARBORETUM DI UNIVERSITAS CENDERAWASIH: SUATU TINJAUAN BERDASARKAN ANALISIS SWOT

Oleh Raynard C. Sanito dan Henderina J. Keiluhu ……… 99 JENIS-JENIS TUMBUHAN YANG DIMANFAATKAN OLEH SUKU SENTANI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PERAHU TRADISIONAL

Oleh Raynard C. Sanito……… 112 PEMANFAATAN TANAH LATOSOL BERKADAR FOSFAT TERSEDIA RENDAH UNTUK BUDI DAYA TANAMAN KAPAS MELALUI MODIFIKASI STRUKTUR TANAH DAN PEMBERIAN PUPUK HAYATI VAM

Oleh Agung Suprihadi ………. 118 TINGKAT KESESUAIAN LAHAN DURIAN (Durio zibethinus Murr) DI KECAMATAN SALAK, KABUPATEN PAKPAK BHARAT

Oleh Budi Hartono, Abdul Rauf, Deni Elfiati, Sarifuddin, Fitra Syawal……….. 122 POTENSI PEMANFAATAN Ulva lactusa dan Sargassum sp DI TIGA KAWASAN PANTAI

KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Oleh Aniek Prasetyaningsih dan Djoko Rahardjo ……….. 129 STUDI TINGKAT DEGRADASI TANAH SAWAH DI DESA SERDANG, KECAMATAN BERINGIN, KABUPATEN DELI SERDANG BERDASARKAN PEMETAAN STATUS HARA DAN PH TANAH, C ORGANIK TANAH

Oleh Abdul Rauf, Rahmawaty, Benny Hidayat, Fitra Syawal ……… 138 Makalah Pendamping Kelompok 3

AKTIVITAS EKSTRAK KULIT PISANG (Musa Acuminata) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL TOTAL DARAH MENCIT HIPERKOLESTEROLEMIA

Oleh Rosida Hariyadi, Diyan Ajeng Rosetyowati, Yuni Inawati………... 142 ISOLASI DAN PENETAPAN KADAR GENISTEIN EKSTRAK KLOROFORM TEMPE KEDELAI OVER DENGAN METODE KROMATOGRAFI

Oleh Chris Radityo Adi Nugroho, Hartati Soetjipto, Yohanes Martono ………. 146 OPTIMASI WAKTU KONTAK ADSORPSI EKSTRAK STEVIA (Stevia rebaudiana Bertoni) MENGGUNAKAN ADSORBEN MACROPOROUS YANG TERAKTIVASI ASAM

Oleh Vivid Puspita Husada , Yohanes Martono, Cucun Alep Riyanto ………. 152 VALIDASI METODE ANALISIS AMILOSA SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-VIS) DALAM SINGKONG

Oleh Miranda Agnes Christianty, Yohanes Martono, Cucun Alep Riyanto………. 157 TERMOSTABILITAS PIGMEN KAROTENOID BUAH MERAH (Pandamus conoideus) SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN DALAM VCO

Oleh Dhanang Puspita, Yosephine Diana Tjahyono, Yuni us Samalukang, Monang Sihombing,

Wi du Merdeka ati….……… 163

UJI PROKSIMAT PADA TIGA JENIS SAGU YANG TUMBUH DI PULAU YAPEN PAPUA

(9)

ix

SEMINAR NASIONAL BIOLOGI DAN PENDIDIKAN BIOLOGI UKSW 2018

Oleh Ferry Wijaya Putra, Jacob L.A. Uktolseja, Susanti Pudji Hastuti ………. 174 SINTESA KOMPOSIT KITOSAN DAN KOMPLEKS KITOSAN KARBON NANOTUBE (CHITO -CNT) SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI AGEN ANTIBIOTIK

Oleh Agung Rimayanto Gintu, Imelda Wadu, Cucun Alep Rianto, Yohanes S lamet Widodo 181 KEANEKARAGAMAN SPESIES DAN KANDUNGAN ALGINAT SARGASSUM PANTAI SEPANJANG DAN DRINI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Oleh Djoko Rahardjo, Aniek Prasetyaningsih ……… 188 PENGUKURAN KADAR MINERAL DAN LOGAM SERTA PENINJAUAN KELAYAKAN KONSUMSI AIR DARI JERAM TARAMPA DESA PETIRO KABUPATEN POSO

Oleh Agung Rimayanto Gintu ……… 197 Makalah Pendamping Kelompok 4

PROSES FERMENTASI ETANOL DENGAN PENDEKATAN MATHEMATICAL MODELLING

Oleh Thalita Adilael Budihardjo, Suhardi Djojoatmodjo, Dhira Satwika ……….. 203 KANDUNGAN BETA KAROTEN PADA BEBERAPA AKSESI UBI JALAR (Ipomoae batatas L.) DI KECAMATAN LEMBAH SEULAWAH KABUPATEN ACEH BESAR

Oleh Aira Hafnizar, Rosmayati dan Nini Rahmawati ……….. 211 KARAKTERISTIK DAYA TERIMA, TEKSTUR DAN PERTUMBUHAN KAPANG TEMPE AKIBAT PENAMBAHAN BERBAGAI MACAM REMPAH

Oleh Siti Harnina Bintari, Sarjana Parman ………. 215 BIOLOGI S. litura PADA KACANGAN, KELAPA SAWIT ASAL TANAH GAMBUT DAN TANAH MINERAL

Oleh Nurhajijah, Darma bakti, Maryani………. 221 PRODUKTIVITAS PERHUTANAN KLON JATI UNGGUL PADA BEBERAPA JARAK TANAM

Oleh Daryo o Prehate , Moha ad Na’ie , Suryo Hardi i oto……….. 226

STATUS KONSERVASI JENIS IKAN PARI YANG DIPERDAGANGKAN DI TPI DI KOTA SEMARANG BERDASARKAN GEN COI MITOKONDRIA

Oleh Ning Setiati, Endah Peniati, Tyas Agung Pribadi……… 233 PENGARUH VITAMIN C DAN E TERHADAP VIABILITAS BAKTERI ASAM LAKTAT SEBAGAI

INOKULUM SERBUK SILASE PAKAN IKAN

Oleh Ari Hasna Widyapuspa, Jacob L.A. Uktolseja, Agna Sulis Krave ………. 240

Makalah Pendamping Kelompok 5

MINAT DAN KETERAMPILAN KERJA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA MATAKULIAH LIMNOLOGI

Oleh Muhammad Najib Fahmi , Randa Nofri Wanda, Gigin Ginanjar, Hadi Suwono, Murni Saptasari ……….. 244 PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR ANALITIS SISWA KELAS XI MIA MADRASAH ALIYAH DI NGAWI

Oleh Ihwan Rosadi, Maridi, Widha Sunarno ……….

250 PROFIL KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII SMP SWASTA Y KOTA SALATIGA

PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN

Oleh Elprida Panjaitan, Risya Pramana Situmorang, Desy Fajar Priyayi ………. 257 ANALISIS PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI PADA MATERI

SISTEM GERAK

Oleh Lisa Sandalinggi, Desy Fajar Priyayi, Susanti Puji Hastuti ……… 265 PROFIL LITERASI SAINS SISWA KELAS X MIPA 2 SMA KRISTEN 1 SALATIGA PADA MATERI

VIRUS

(10)

HUBUNGAN KEMAMPUAN METAKOGNITIF DENGAN RETENSI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

Oleh Erlin Fatima Halek, Aloysisus Duran Corebima, Abdul Gofur ……… 279 HUBUNGAN KEMAMPUAN METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TPS DIPADU TTW

Oleh Firah Ishak, Aloysisus Duran Corebima, Susriyati Mahanal ……… 284 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING AND TRANSFERRING (REACT) TERHADAP KEMAMPUAN METAKOGNITIF DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI

Oleh Lusia Naimnule, Aloysius Duran Corebima, Istamar Syamsuri ……… 289 SUMBANGAN KETERAMPILAN METAKOGNIITF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SEMESTER GANJIL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS READING QUESTIONING AND ANSWERING DI SMA IX MALANG

Oleh Apriyani Sofia Meko, Aloysius Duran Corebima, Siti Zubaidah……….. 296 HUBUNGAN KEMAMPUAN LITERASI SAINS DENGAN SIKAP ILMIAH SISWA KELAS XI MIPA SMA KRISTEN 1 SALATIGA PADA MATERI SISTEM GERAK YANG DIUJI MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING

Oleh Fransiska Linda Pratiwi, Risya Pramana Situmorang, Agna S. Krave………. 301 IMPLEMENTASI KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA MELALUI PEMBELAJARAN HI-PORI DI SMA NEGERI 1 BRINGIN

(11)

ANALISIS PEMBERDAYAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI PADA MATERI SISTEM GERAK

Lisa Sandalinggi*, Desy Fajar Priyayi*, Susanti Pudji Hastuti

Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Kristen Satya Wacana

*Email : 432014601@student.uksw.edu, desyfajarp@gmail.com ABSTRAK

Salah satu keterampilan berpikir ilmiah yang penting dikembangkan dalam pembelajaran biologi adalah keterampilan berpikir kritis. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) menganalisis seberapa besar desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) SMA Kristen Satya Wacana Salatiga memuat indikator keterampilan berpikir kritis. 2) menganalisis sejauh mana kegiatan pembelajaran SMA Kristen Satya Wacana Salatiga mengarah pada keterampilan berpikir kritis. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualita tif. Sampel penelitian yang digunakan guru mata pelajaran biologi kelas XI -MIPA dan siswa kelas XI-MIPA 1, XI-MIPA 2, dan XI-MIPA 3. Objek penelitian adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru biologi dan proses pembelajaran biologi. Teknik pengump ulan data adalah melalui wawancara, observasi, angket dan teknik dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar wawancara, angket, dan lembar observasi yang telah divalidasi melalui uji validitas isi dan validitas konstruk. Hasil penelitian menunjukan sebagai berikut : 1) desain rencana pelaksanaan pembelajaran telah mengarah ke indikator keterampilan berpikir kritis. 2) implementasi langkah – langkah pembelajaran telah menerapkan indikator keterampilan berpikir kritis.

Kata kunci : Keterampilan Berpi kir Kritis, dan Sistem Gerak

PENDAHULUAN

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam, makhluk hidup serta interaksi. Karakteristik yang membedakan biologi dengan bidang ilmu lain adalah: 1) biologi mempunyai objek dan kajian yang menentukan berbagai macam disiplin ilmu lain, (2) fakta dan konsep dipelajari dengan memecahkan persoalan yang dikaji, (3) merupakan hasil budaya dari dan untuk manusia (Campbell, 2003). Konsep dalam biologi diperoleh melalui rangkaian proses ilmiah yang memberdayakan ket erampilan berpikir. Keterampilan berpikir adalah keterampilan dalam menggabungkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memungkinkan siswa untuk dapat membentuk lingkungannya agar lebih efektif .

Salah satu keterampilan berpikir yang penting untuk dikembangkan dalam pembelajaran biologi adalah keterampilan berpikir kritis (KBK). KBK disebut juga sebagai keterampilan berpikir ilmiah (Riki dkk, 2014). Permendikbud No. 21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa KBK menjadi kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa SMA sehingga proses pembelajaran biologi diharapkan dapat melatih siswa untuk mengembangkan KBKnya.

(12)

keterampilan memecahkan masalah dengan cara bertanya, mengumpulkan informasi yang relevan, dan mengkomunikasikan hasil yang telah didapatkan. Keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan secara terus menerus (Vdovina, 2013). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan cara berpikir aktif memperoleh sebuah pengetahuan untuk mencapai tujuan. Manfaat dari berpikir kritis adalah siswa dapat menerapkan konsep dan fakta dalam membahas masalah-masalah yang ditemukan.

Berpikir kritis merupakan suatu proses yang aktif dengan cara berpikir secara beraturan dan sistematis. Ada beberapa karakteristik berpikir kritis menurut Facione (1990) yaitu : 1) interpretasi, 2) analisis, 3) evaluasi, 4) inferensi, 5) penjelasan, 6) regulasi diri. Secara sistematis, siswa yang mampu berpikir kritis dapat menganalisis sebuah informasi dengan menggunakan logika untuk menguji masalah dari sebuah informasi, dan siswa juga tidak hanya menerima informasi begitu saja melainkan da pat mengolah informasi yang didapatkan dan kemudian mencari kebenarannya.

KBK sis a dapat dike a gka elalui proses pe elajara di kelas. Me urut Ni ah 4 KBK dapat dikembangkan dengan cara memberikan latihan soal -soal tipe soal C5 (evalusi) dan C6 (membuat) pada ranah kognitif dan lembar kerja siswa (LKS) yang berkaitan dengan KBK. Endang (2015) menyatakan bahwa KBK siswa dapat dikembangkan dengan menggunakan penerapan model pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk berpikir dan lebih memahami mengenai materi yang telah diberikan oleh guru. Pemberdayaan berpikir kritis juga dapat dilakukan dengan menghadirkan kasus dalam pembelajaran sehingga siswa terdorong untuk menggunakan kemampuan berpikir kritisnya ketika menganalisis dan memecahkan kasus yang tersedia.

Hasil salah satu evaluasi literasi sains berskala internasional yaitu Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan kemampuan siswa Indonesia masih cukup rendah. Hasil PISA menunjukkan bahwa Indonesia pada tahun 2009 menempati peringkat ke 57 dari 63 negara. Pada tahun 2012 Indonesia menduduki peringkat ke 64 dari 65 negara. Pada tahun 2015 Indonesia berada di peringkat ke 62 dari 70 negara. Soal-soal pada PISA menilai kemampuan bernalar siswa yang di dalamnya termasuk KBK (Youssef, 2014). Rata-rata siswa Indonesia hanya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan level soal tingkat rendah. Siswa kurang mampu menyelesaikan soal level atas yang menuntut KBK. Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan observasi dan wawancara di SMA Laboratorium UKSW, siswa mengalami kesulitan menjawab apabila diberi soal yang membutuhkan penjelasan kritis dan logis. Secara khusus, guru juga belum mengetahui tingkat KBK kritis siswa dan sejauh mana proses pembelajarannya telah memberdayakan keterampilan berpikir kritis. Berdasarkan masalah tersebut perlu dilakukan pe elitia A alisis Pe erdayaa Ketera pila Berpikir Kritis “is a Kelas XI MIPA “MA Kriste “atya Wa a a “alatiga Pada Materi “iste Gerak .

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Sampel penelitian yang digunakan guru mata pelajaran biologi kelas XI-MIPA dan siswa kelas XI-MIPA 1, XI-MIPA 2, dan XI-MIPA 3. Objek penelitian adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru biologi, dan proses pembelajaran biologi. Teknik pengumpulan data adalah melalui wawancara, observasi, angket dan teknik dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar wawancara, angket, dan lembar observasi yang telah divalidasi melalui uji validitas isi dan validitas konstruk. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif melalui proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dengan melalukan triangulasi data.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(13)

Dokumen RPP yang telah dibuat oleh guru mata pelajaran biologi digunakan untuk mengetahui penerapan aspek KBK. Dokumen RPP yang dianalisis adalah dokumen pada materi sistem gerak dengan alokasi waktu 4 kali pertemuan.

Menurut Permendikbud No.21 tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa KBK menjadi kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa SMA sehingga proses pembelajaran biologi diharapkan dapat melatih siswa untuk mengembangkan KBKnya.

Kegiatan analisis ini dilakukan dengan melihat indikator dan tujuan pembelajaran, model pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, instrumen evaluasi dan lembar kerja siswa (LKS). 1. Indikator dan tujuan pembelajaran

Indikator pencapaian merupakan penanda dalam mencapai kompetensi dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur dari sikap, pengetahuan dan keterampilan. Indikator digunakan untuk menyusun penilaian yang dibuat oleh guru. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakter siswa, satuan pendidikan, dan potensi daerah. Indikator dalam kurikulum 2013 diharapkan dapat mengajak siswa lebih berpikir kritis, kreatif dan memecahkan masalah serta menyimpulkan masalah yang diberikan oleh guru (Utami dkk, 2016).

Tujuan pembelajaran diturunkan dari indikator pencapaian pe mbelajaran yang dibuat oleh guru. Tujuan pembelajaran berisi penguasaan kompetensi operasional yang ditargetkan dalam RPP. Permendikbud No. 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyatakan bahwa tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan kompetensi dasar dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur seperti sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.

Indikator dan tujuan pembelajaran telah mengarah ke pemberdayaan keterampilan berpikir kritis. Hasil tersebut dapat disimpulkan pada tabel 1.

Tabel 1. Ketercapaian Aspek KBK Pada Indikator dan Tujuan Pembelajaran. No. Aspek KBK Persentase(%) Kata kerja operasional yang

digunakan

1 Penjelasan 45.4 Menjelaskan, dan mengemukakan 2 Analisis 36.3 Membandingkan, menganalisa, dan

mengaitkan 3 Interpretasi 9.09 menghitung 4 Evaluasi 9.09 Menggolongkan

5 Inferensi 0 -

6 Regulasi Diri

0 -

Aspek penjelasan (45.4%) dapat melatih siswa untuk memeriksa, menyetujui, menyanggah, mengkritik dan membandingkan. Pada aspek penjelasan terdapat indikator dan tujuan pembelajaran yang memuat ranah kognitif menjelaskan dan mengemukakan. Aspek analisis (36.3%) merupakan proses kognitif pada kemampuan mengorganisir yang dapat dijabarkan dalam sub kemampuan menguraikan, dan merinci (Pangesti, 2012). Pada aspek ini terdapat indikator dan tujuan pembelajaran yang memuat ranah kognitif membandingkan, menganalisa dan mengaitkan.

(14)

Aspek inferensi dan regulasi diri belum termuat pada indikator dan tujuan pembelajaran. Aspek inferensi dapat melatih siswa untuk menyimpulkan permasalahan yang telah diberikan oleh guru sedangkan aspek regulasi diri dapat melatih siswa agar yakin terhadap jawaban ataupun pernyataan yang diberikan.

2. Model pembelajaran

Hasil analisis RPP, menunjukkan bahwa guru telah menggunakan model pembelajaran yang mengajak siswa dalam memecahkan masalah, yaitu model pembelajaran problem based learning (PBL). Model ini merupakan salah satu model yang mengajak siswa untuk melatih KBKnya. Magdalena dkk (2014) menyatakan bahwa model PBL menuntut siswa untuk belajar melalui pengalaman langsung berdasarkan masalah yang diberikan oleh guru. Melalui model ini siswa secara optimal dalam melakukan kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memperdayakan, mengasah, menguji, dan memgembangkan kemampuan berpikir kritis yang secara berkesinambungan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Apriyani dkk (2017) menyatakan bahwa model pembelajaran PBL dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembe lajaran yang sedang berlangsung, sehingga siswa juga mampu berpikir kritis dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan.

Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model berdasarkan masalah dapat menghasilkan KBK siswa. Dalam menggunakan model pembelajaran yang berbasis masalah siswa dapat berlatih merumuskan masalah, hipotesis, melakukan penyelidikan hingga menarik kesimpulan dan membuat produk atau karya. Penerapan dengan menggunakan model pembelajaran yang berbasis masalah dapat memberi pengaruh terhadap KBK siswa (Zaini dkk, 2013).

3. Langkah-langkah pembelajaran pada RPP

Analisis yang berkaitan dengan langkah-langkah pembelajaran dilakukan dengan melakukan observasi meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, tersaji pada tabel 2.

Tabel 2. Ketercapaian Aspek KBK Pada Langkah-langkah Pembelajaran di RPP

No Tahap

Kegiatan

Memberdayakan KBK (%)

Jenis Kegiatan

1. Pendahuluan 33.3 - Pemberian pertanyaan tentang materi (interpretasi dan analisis)

2. Kegiatan Inti 50 - Guru meminta siswa untuk mengamati bahan atau alat yang berkaitan dengan materi (analisis).

- Siswa menganalisis dan mendiskusikan permasalahan yang diberikan guru (analisis).

- Siswa mempresentasikan hasil diskusi (evaluasi dan penjelasan).

3. Penutup 16.6 - Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan (inferensi).

(15)

memperdayakan aspek KBK yaitu inferensi. Hal ini terlihat dari guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah disampaikan.

4. Instrumen evaluasi

Instrumen evaluasi yang dianalisis adalah soal ulangan harian yang telah dibuat oleh guru untuk siswa. Soal ulangan harian yang dibuat oleh guru sebagian besar telah mengarah ke KBK. Soal ulangan harian memuat beberapa aspek KBK secara beurutan dari presentase tertinggi yaitu mengarah ke aspek interpretasi (38%), analisis (19%), evaluasi (13%), penjelasan (13%), inferensi (6%), regulasi diri (0%), C1 (6%), dan C2 (6%). (Gambar 1).

Gambar 1. Ketercapaian Aspek KBK Pada Soal Ulangan Harian

Guru dapat melatih KBK siswa melalui memberikan pertanyaan yang terorganisasi dan sistematis dalam menilai suatu topik, sehinggga siswa dapat mengambil kesimpulan secara mandiri dan dapat dipercaya. Pertanyaan-pertanyaan yang terorganisasi dan sistematis dapat membantu siswa untuk terlibat dalam kegiatan mental, sehingga siswa dapat memahami materi yang diberikan secara mendalam. Pertanyaan yang diberikan harus diberikan sesuai dengan urutan untuk membantu siswa dalam memahami dan menganalisis setiap masalah, isu, proyek atau keputusan yang didapatkan (Johnson, 2009).

Pada aspek interpretasi termuat soal-soal yang mengajak siswa untuk menginterpretasi fungsi tulang, proses pada tulang, menghubungkan antar tulang yang satu dengan yang lain melalui gambar yang diberikan, jenis otot, mengurutkan mekanisme kontraksi otot, dan menyebutkan bagian-bagian kerangka manusia dengan menggunakan nama ilmiah. Pada aspek analisis termuat soal -soal yang mengajak siswa untuk menganalisis peran tulang, dan menganalisis jenis persendian yang telah dilakukan.

Aspek evaluasi termuat soal-soal yang mengajak siswa untuk mengevaluasi gambar yang telah diberikan oleh guru dan pengujian tulang frontal, pariental, dan oksipital yang telah ditemukan oleh seorang arkeolog. Pada Aspek penjelasan termuat soal-soal yang mengajak siswa untuk menjalaskan tujuan seseorang bernapas dan hubungan antara nyeri pada punggung daerah bawah dengan kehamilan.

Aspek inferensi termuat soal-soal yang mengajak siswa untuk menginferensi atau menyimpulkan permasalahan mengenai penyakit yang dialami oleh seseorang. Soal ulangan harian yang telah dibaut oleh guru terdapat juga soal pada ranah kognitif C1 dan C2. Pada soal ranah kognitif C1 dan C2 hanya mengajak siswa untuk menyebutkan dan memahami materi yang telah diberikan oleh guru. Dari aspek KBK yang telah digunakan guru ada satu aspek yang tidak termuat di soal ulangan harian yaitu regulasi diri. 5. Lembar kerja siswa

Pada lembar kerja siswa yang digunakan oleh guru terdapat beberapa komponen yaitu materi, tugas, praktikum, dan soal-soal (pilihan ganda dan essay). Dari tugas-tugas yang terdapat di lembar kerja siswa, guru hanya menggunakan beberapa tugas yang diberikan oleh siswa. tugas tersebut yaitu mengidentifikasi bentuk-bentuk tulang, mengidentifikasi tegnologi untuk mengatasi osteoporosis dan mengidentifikasi jenis-jenis gerak. Jadi ketercapaian aspek KBK siswa yang diterapkan guru dengan

0%

(16)

menggunakan lembar kerja siswa hanya aspek interpretasi, analisis, penjelasan, evaluasi dan regulasi diri (Gambar 2).

Praktikum yang terdapat di lembar kerja siswa telah memuat beberapa aspek KBK yang meliputi penjelasan, analisis, dan inferensi. Pada lembar kerja siswa bagian praktikum bukan hanya terdapat petunjuk praktikum melainkan terdapat pertanyaan-pertanyaan dan unjuk kreativitas siswa. Praktikum yang telah dilakukan siswa pada lembar kerja yaitu mengidentifikasi zat penyusun tulang dan menyelidik pengaruh garam fisiologis terhadap kontraksi otot jantung katak

Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat bagian praktikum telah mengajak siswa untuk berpikir kritis. Hal ini terlihat dari ketercapaian aspek analisis, penjelasan dan inferensi. Namun, pada bagian praktikum guru hanya melakukan satu kali praktikum yaitu kegiatan mengidentifikasi zat penyusun tulang.

Gambar 2. Ketercapaian Aspek KBK Pada Soal Lembar Kerja Siswa

Soal-soal yang terdapat di lembar kerja siswa telah memuat semua aspek KBK, baik interpretasi, analisis, evaluasi, penjelasan, inferensi maupun regulasi diri. Namun pada prakteknya, guru ti dak menggunakan soal-soal tersebut dalam proses pembelajaran.

Analisis Implementasi Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Tabel 3 menunjukkan perbandingan ketercapaian aspek KBK pada langkah-langkah pembelajaran yang dibuat di RPP dan kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas.

Tabel 3. Ketercapaian Aspek KBK Pada RPP dan Implementasi

No. Tahap Kegiatan Pemberdayaan KBK (%)

RPP Implementasi

1. Pendahuluan 33.3 33.3

2. Kegiatan inti 50 66.6

3. Penutup 16.6 16.6

Pada kegiatan pendahuluan sebagian besar telah dilakukan oleh guru sesuai dengan RPP yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran berlangsung. Guru telah menerapkan aspek KBK dengan menggali pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan disampaikan melalui gambar dan memberikan pertanyaan. Namun, ada langkah-langkah pembelajaran yang tidak dilakukan guru pada saat proses pembelajaran yaitu guru tidak menyampaikan apersepsi atau menanamkan konsep terlebih dahulu

0%

(17)

kepada siswa. Pada tahap ini tidak ada langkah-langkah pembelajaran yang ditambah saat proses pembelajaran berlangsung didalam kelas. Hal ini dapat dilihat dari 33.3% aspek KBK yang termuat saat tahap pendahuluan, dengan kata lain tidak ada aspek KBK yang ditambah oleh guru.

Pada kegiatan inti sebagian besar langkah pembelajaran pada RPP telah dilakukan oleh guru. Kegiatan tersebut telah mengarah pada pemberdayaan aspek KBK. Aspek KBK yang muncul yakni regulasi diri dan penjelasan. Langkah-langkah pembelajaran yang tercantum di rencana pelaksanaan pembelajaran telah sepenuhnya dilakukan oleh guru, dan ada beberapa langkah pembelajaran yang ditambahkan oleh guru yakni siswa menjelaskan kembali mengenai materi yang telah disampaikan, guru menanyakan apakah siswa yakin mengenai jawaban yang diberikan dan alasan dari jawaban t ersebut serta berdiskusi mengenai materi yang disampaikan.

Kegiatan diskusi merupakan salah satu cara yang dapt melatih dan mengembangkan KBK, karena siswa dapat berbagi pendapat, berpikir pespektif, mendapat pengalaman, dapat mempertimbangkan, menolak atau menerima pendapat sendiri maupun pendapat yang lain agar sesuai dengan jawaban serta siswa dapat melakukan penyesuaian dan mengurangi hambatan-hambatan antara diri sendiri dengan siswa yang lainnya sehingga siswa tersebut bebas berpikir dan bertindak. Interaksi yang dilakukan dalam diskusi sangat berpengaruh terhadap tingkat KBK siswa (Lambertus, 2009). Pada tahap ini terdapat beberapa langkah pembelajaran yang tidak dicantumkan di RPP, sehingga tingkat pemberdayaan KBK pada kegiatan inti meningkat menjadi 66.6.

Pada kegiatan penutupan sebagian besar telah dilakukan oleh guru yang sesuai dengan RPP. Kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung telah menerapkan aspek KBK. Namun, tidak ada penambahan aspek KBK. Hal ini dapat terlihat dari 16.6% Aspek KBK.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian dalam penelitian ini, dapat disimpulkan hal -hal sebagai berikut: (1) Desain RPP yang telah dibuat oleh guru telah memuat aspek KBK, yaitu indikator dan tujuan pembelajaran telah memuat aspek penjelasan (36.3%), analisis (27.2%), interpretasi (9.09%), dan evaluasi (9.09%), selain aspek inferensi dan regulasi diri. Model pembelajaran yang berbasis masalah dan langkah -langkah pembelajaran serta instrument evaluasi yang dibuat oleh guru telah mengarah ke KBK. Lembar kerja siswa yang di dalamnya termuat tugas, praktikum dan soal-soal telah memuat aspek KBK, namun soal-soal yang terdapat di dalam lembar kerja siswa tidak digunakan oleh guru. (2) Implementasi langkah -langkah Pembelajaran yang dilakukan oleh guru saat proses pembelajaran berlangsung telah memuat aspek KBK, terlihat dari kegiatan pendahuluan 33.3%, kegiatan inti 66.6% dan kegiatan penutup 16.6%.

DAFTAR PUSTAKA

Adeyemi, S.B. (2012). Developing Critical Thinking Skills in Students: A Mandate for Higher Education in Nigeri. European Journal of Education Research. 1(2): 155-161.

Amri, S dan Ahmadi, LKK. (2010). Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas. Jakarta: Penerbit Pustaka.

Apriyani Lia, Ilah Nurlaelah, Ina Setiawan. (2017). Penerapan Model PBL Untuk Meni ngkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Ditinjau dari Kemampuan Akademik Siswa pada Materi Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi ISSN (1907-3089). 9(1)

Arikunto, S. (2010). Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Campbell, Neil A.; Reece, Jane B.; Mitchell, Lawrence G. (2003). Biologi. Edisi 5. Jakarta: Erlangga. Daryanto. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Yrama Widya

Dewey, J. (1993). How we think: A restatement of the relation of reflective thinking to the educative process. Boston : D. C. Heath and Company.

(18)

Prepared for the Committee on Pre-College Philosophy of the American Philosophical Association. ERIC ED 315 423.

Hendra,S. (2013). Belajar orang Genius. Jakarta: Gramedia.Johnson, E. B. (2009). Melatih Anak Berpikir Analitis, Kritis dan Kreatif. Jakarta: Grasindo.

Lambertus. (2009). Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Matematikan di SD. Forum Pendidikan. 28(2).

Magdalena Octaviany, Sri Mulyani dan Elfi Susanti VH. (2014). Pengaruh Pembelajaran Model Problem Based Learning dan Inquiry Terhadap Prestasi Belajar Siswa Ditinjau dari Kreativitas Verbal Pada Materi Hukum Dasar Kimia Kelas X SMA N 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan kimia ISSN: 2337-9995 .3(4).

Mardapi Djemari, Samsul Hadi, dan Heri Retnawati. (2015). Menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal Berbasis Peserta Didik. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan ISSN:2338-6061.19(1).

Ni ah Mafidatu da Mu hlis. 4 . The De elop e t of Criti al Thi ki g “kill Orie ted “tude t Worksheet of Chemical Bonding Chapter in Class X of Senior High Scho ol. Unesa Journal of Chemical Education. 3(2): 300-307.

Rikhtehgar Nezami N, Mohammad Asgari, dan Hassan Dinarvand. (2013). The Effect of Cooperative Learning on the Critical Thinking of High School Students. Technical Journal pf Engineering and Applied SciencesISSN: 2051-0853. 19.

Riki Apriyandi Putra, Fransisca Sudargo, Sri Redjeki, dan Adianto. (2014). The Analysis of Concepts Mastery and Critical Thinking Skills on Invertebrate Zoology Course. Internasional Journal of Science and Research (IJSR) ISSN: 2319-7064.3.

Rosyida Fatia, Siti Zubaidah dan Susriyanti Mahanal. (2016). Memperdayakan Keterampilan Berpikir Kritis dengan Model Pembelajaran Remap TmPS (Reading Concept Map Timed Pair Share). Proceeding Biology Education Conference (ISSN: 2528-57742), 13(1) 2016: 209-214.

Salinan Lampiran Permendigbud No. 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah 2016. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Salinan Lampiran Permendigbud No.22 Tahun 2016 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah 2016. Jakarta: Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Slameto. (2015). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Styron A. Ronald, Jr., Ed.D. (2014). Critical Thinking and Collaboration: A Strategy to Enhance Student Learning. Quality Enhancement Plan Director and Professor of Leadership Office of Academic Affairs, University of South Alabama Mobile. Journal International ISSN: 1690-4524. 12(7). Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Pengembangan. Bandung : Alfabeta. _________. (2014). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan Pengembangan. Bandung : Alfabeta. Sukardi. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Susan Chaplin. (2007). A Model of Student Success : Coaching Student to Develop Critical Thinking Skills in Introductory Biology Courses. International Journal for the scholarship of Teaching and Learning ISSN 1931-4744. 1(2).

Utami Budi, Sri Yamtinah, Widiastuti Agustina ES. 2016. Analisis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik yang Disusun Guru SD. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (SNPS).

Vdovina Elena. (2014). Developing Critical Thinking in the English Language classroom : A Lesson Plan. Elta Journal. 54-68.

Wade Carole dan Tavris Carol. (2008). Psikologi Edisi Ke -9 Jilid 1.Jakarta: Penerbit Erlangga.

Wasis. (2015). Pembelajaran dan Penilaian Sains Sesuai Tuntutan Kurikulum 2013. Prosiding Seminar Nasional. Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Widodo, Tri. Kardawati, Sri. (2013). Higher Order Thinking Berbasis Pemecahan Masalah untuk

(19)

Youssef, Hanna Shaarawy. (2014). A Quasi-Experimental Research on an English as a Foreign Language (EFL) Undergraduate Classroom in Egypt. International Journal of Higher Education. 3(4). Zaini Muhammad, Utari Intan Suwenda, Aulia Ajizah. (2013). Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir

Gambar

Tabel 1. Ketercapaian Aspek KBK Pada Indikator dan Tujuan Pembelajaran.
Tabel 2. Ketercapaian Aspek KBK Pada Langkah-langkah Pembelajaran di RPP
Gambar 1.  Ketercapaian Aspek KBK Pada Soal Ulangan Harian
Gambar 2. Ketercapaian Aspek KBK Pada Soal Lembar Kerja Siswaanalisis, evaluasi, penjelasan, inferensi maupun regulasi diri

Referensi

Dokumen terkait

Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai uji kemampuan lignoselulolitik jamur pelapuk putih pada sampel jamur yang telah diinventarisasi di laboratorium dari hutan

Kemurnian gambir ditandai dengan tidak adanya urea dalam gambir. Identifikasi urea dilakukan dengan cara 100 mg serbuk gambir dilarutkan dalam 1mL air lalu ditambahkan

pemodelan atau design untuk dapat lebih memperjelas ukuran dari tungku induksi. Setelah mendapatkan data jenis lapidan dinding maka kita dapat mengetahui berapa

Secara khusus dalam penanganan perkara tindak pidana perdagangan orang, Jaksa melaksanakan peran yang diatur dalam Pasal 1 ayat 6a Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004

Merek sepeda motor yang digunkan scumacer

Model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a match) yang diperkenalkan oleh Curran dalam Eliya (2009) menyatakan bahwa make a match adalah kegiatan

kedua adalah tahap pembagian kelompok pada tahap ini siswa dibagi menjadi 2 kelompok (kelompok A pemegang kartu soal dan kelompok B pemegang kartu jawaban),

Setelah melakukan penilaian terhadap dokumen calon peserta Program Beasiswa Sandwich Partnership In Islamic Education Scholarship (PIES) Tahun 2011, Direktorat