Nabilah Shalihah (4825134655) Nurul Budiarsih (4825131333) Yoshinta Dimas Pratiwi (4825131327) Sosiologi Pembangunan Reguler 2012
Agama dan Pembangunan
Teori-Teori Fungsional Mengenai Agama No. Teori Fungsional
Mengenai Agama
Tokoh Pemikiran
1. Asumsi Dasar Yinger
Berger
Luckmann
O’Dea
Semua orang membutuhkan nilai-nilai mutlak sebagai pegangan hidup dan nilai ini merupakan jawaban terhadap persoalan mengenai hidup dan mati Agama merupakan sebuah
praktek-praktek / ritus-ritus yang mana sekelompok orang berjuang
menghadapi
permasalahan-permasalahan tertinggi dari umat manusia.
Agama merupakan salah satu benteng pertahanan untuk menghadapi anomie (kehancuran) sepanjang sejarah manusia.
Setiap “sistem makna” tergantung pada struktur “rasionalitas”nya
Sifat manusialah yang secara fundamental menjadikannya bersifat religius
Berbagai emosi yang dialami oleh
manusia, kelamahan dan
kesendiriannya adalah komposisi bagi terciptanya agama
Durkheim
melaksanakan berbagai fungsi untuk mendukung stabilitas sosial dan penyesuaian orang.
Fungsi sosial agama adalah mendukung dan melestarikan masyarakat yang sudah ada.
2. Hubungan Agama dengan Struktur Sosial melainkan berusaha menemukan “sistem makna” daripadanya. diekspresikan secara simbolik dan sebagai jawaban terhadap masalah etik metafisik yang dikemukakan oleh individu.
Jawaban keagamaan terhadap masalah-masalah nilai dan tujuan tertinggi memberikan bobot lebih besar kepada setiap individunya.
Kepercayaan keagamaan tidak akan mengurangi kericuhan yang berkaitan dengan nilai dan aturan pada bangsa atau kelas sosial, jika berbagai kelompok keagamaan yang secara bersama-sama menyatakan setia kepada nilai-nilai yang sama.
Masyarakat yang statis yakni yang terlembagakan, akan selalu fungsional bagi ikatan sosial, tetapi semakin cepat suatu masyarakat berubah akan semakin banyak ubahan dalam fungsi agama yang terlembagakan itu
fungsional pada masyarakat tertentu, tetapi kadang-kadang juga tidak fungsional.
3. Fungsi Sosial Yinger
Berger
Luckmann
O’Dea
Terciptanya solidaritas sosial
Perbedaan pengalaman yang dimiliki individu menimbulkan terjadinya kemajemukan agama di masyarakat Semakin cepat suatu masyarakat
berubah maka akan semakin banyak perubahan dalam fungsi agama yang terlembagakan.
Membagi fungsi ini ke dalam lima komponen, empat diantaranya berkaitan dengan penyesuaian dan identitas perorangan dan yang satu berkaitan dengan pengendalian sosial dengan “sakralisasi norma-norma sosial”. Tetapi ia juga mengkhususkan fungsi profetik (kenabian) yang bersifat positif, yaitu fungsi inovatif, karena berbeda dengan agama yang telah mapan.
Kekhawatiran yang dihadapi manusia terhadap kemungkinan munculnya kekacauan, yakni ketakutan menghadapi pengalaman-pengalaman yang berubah secara terus menerus tanpa memiliki kerangka komprehensif untuk menafsirkannya.
Mendukung stabilitas sosial. Ia juga mengkhususkan fungsi profetik atau kenabian yang bersifat positif, yaitu fungsi inovatif yang merupakan kritik terhadap norma yang telah mapan untuk memungkinkan penyesuaian struktur sosial secara lebih baik dengan lingkungan dan situasi yang baru. 4. Disfungsi Sosial Fungsi profetik merupakan kritik
Yinger
Berger
Luckmann
O’Dea
baik dengan lingkungan dan situasi yang baru.
Agama yang “meritualisasikan optimisme” bisa terlalu kuat menghambat terjadinya protes terhadap ketidak adilan dan penderitaan-penderitaan yang semestinya tidak perlu terjadi.
Agama yang “melakukan sakralisasi norma-norma sosial” bisa menghalangi penyesuaian berbagai aturan dengan lingkungan dan situasi yang baru. Kehancuran rasionalitas yang dialami
oleh agama dalam situasi kontemporer, baha sampai batas tertentu agama Kristen sejak lama menjadi penggali liang kuburnya sendiri.
Terciptanya benturan antar kelompok agama yang satu dengan yang lain dikarenakan perbedaan keyakinan dan nilai keagamaan yang dipercayai.
Para ahli agama kehilangan peranan lama mereka untuk secara otoriter memberikan sistem makna tradisional dan dianalogikan sebagai penjaja barang yang bersaing di pasar untuk memenuhi permintaan pembeli
Melalui pelembagaan agama, Luckmann mengemukakan bahawa agama bisa cenderung menjadi agama “hanya untuk hari Minggu saja”
Bersifat utopis dan tidak toleran 5. Adaptasi Sosial Yinger
Berger
Beberapa sekte dalam agama kristen menanamkan kepercayaan dan semangat yang sangat besar kepada para anggotanya
Masyarakat selalu cenderung berusaha menyelamatkan atau menemukan tema
Luckmann
O’Dea
mempersatukan
Proses penyesuaian berdasar atas penafsiran, maka sangat dimungkinkan terjadinya variasi-variasi adaptasi dan hasil adaptasi atau pada tindakan masing-masing individu.
Adaptasi diri dengan dunia sosio kultural sebagai produk manusia. fungsi inovatif yang merupakan kritik