• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Globalisasi Pada Budaya Daerah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Globalisasi Pada Budaya Daerah"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP BUDAYA DAERAH (STUDI DI KABUPATEN MOJOKERTO)

Disusun untuk memenuhi matakuliah Geografi Budaya

Yang dibina oleh Ardiyanto Tanjung, S.Pd, M. Pd.

JURNAL disusun oleh

APRILYAN DAVID BUDIARTA 130721607433

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)

Abstrak

Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Daerah (Studi Di Kabupaten Mojokerto)

Keywords: globalisasi, budaya, kesenian bantengan, kesenian ujung. Dewasa ini, globalisasi menjadi isu yang berkembang di zaman ini. Globalisasi menjadi semakin berkembang, seiring dengan di deklarasikannya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Namun dengan adanya globalisasi ini, berbagai dampak semakin dirasakan juga pada masyarakat Indonesia yang merupakan negara dengan multi budaya yang dimilikinya. Meski seperti itu dampak globalisasi ini tidak sepenuhnya bisa ditolak, namun seharusnya kita melakukan seleksi yang baik agar globalisasi ini tidak merusak eksistensi budaya di Indonesia sendiri. Kedepaannya dengan ditulisnya jurnal ini diharapkan masyarakat mampu bersikap secara selektif, arif dan bijaksana dalam menyikapi perkembangan zaman, terutama yang disebabkan oleh globalisasi itu sendiri. Beberapa kebudayaan yang berkembang di Mojokerto telah mengalami beberapa dampak. Budaya yang telah mengalami perubahan kesenian bantengan dan kesenian ujung.

Era globalisasi ini menyebabkan beberapa bagian dari kebudayaan bantengan berubah menjadi suatu budaya yang bersikap komersil. Yakni hanya sebagai hiburan masyarakat saja dan bersifat ekonomis (mencari untung yang sebesar-besarnya). Hal ini dapat dilihat dari beberapa pentas bantengan belakangan ini, karena seharusnya pada saat sebelum pementasan diceritakan tentang alur cerita bantengan ini. Agar setiap penonton mengetahui sejarah dan maksud dari pementasan bantengan ini sendiri. Sehingga masyarakat tidak hanya terhibur namun juga teredukasi dengan kesenian bantengan.

Pada kesenian ujung merupakan wujud visualisasi perjuangan Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit, pada saat mengalahkan bala tentara Tartar. Seperti halnya dengan kesenian bantengan. Kesenian ujung ini juga mengalami beberapa penyesuaian dalam perkembangannya. Kini kesenian ujung ini menjadi sebuah tempat dimana seorang pemain dengan sukarela merelakan dirinya untuk dicambuk dengan menggunakan rotan. Namun hal yang agak bersifat negatif yakni para penonton pertunjukan ujung ini melakukan judi secara terbuka didepan umum. Hal ini yang menyimpang dari awal berkembangnya kesenian ini yang berasal dari perjuangan Raden Wijaya melawan tentara tar-tar.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, globalisasi menjadi isu yang berkembang di zaman ini. Globalisasi menjadi semakin berkembang, seiring dengan di

deklarasikannya MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). Namun dengan adanya globalisasi ini, berbagai dampak semakin dirasakan juga pada masyarakat Indonesia yang merupakan negara dengan multi budaya yang dimilikinya. Meski seperti itu dampak globalisasi ini tidak sepenuhnya bisa ditolak, namun seharusnya kita melakukan seleksi yang baik agar globalisasi ini tidak merusak eksistensi budaya di Indonesia sendiri.

Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. Oleh karena itu, dengan adanya globalisasi memungkinkan adanya pertukaran budaya diantara negara di seluruh penjuru dunia.

Perlu diketahui, tidak semua budaya bisa diterima oleh masyarakat Indonesia. Terutama pada masyarakat yang memiliki sistem sosial yang tertutup. Namun, hal inin mernurut penulis tidak begitu terasa di

Kabupaten Mojokerto. Hal inilah yang membuat peneliti ingin

mengangkat topik tentang bagaimana peran globalisasi terhadap eksistensi dan perkembangan kebudayaan di Kabupaten Mojokerto. Kedepaannya dengan ditulisnya jurnal ini diharapkan masyarakat mampu bersikap secara selektif, arif dan bijaksana dalam menyikapi perkembangan zaman, terutama yang disebabkan oleh globalisasi itu sendiri.

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan diatas, penulis mengambil rumusan masalah yakni,

1. Bagaimana kaitan antara globalisasi terhadap perkmebangan dan eksistensi kebudayaan di Kabupaten Mojokerto?

(4)

1. Dapat menyelesaikan permasalahan yang muncul dikalangan masyarakat umum.

2. Dapat menjadi sumber belajar dalam bidang budaya dalam perspektif geografi.

3. Dapat memberikan saran kepada dinas terkait (DISPORA

Kabupaten/Kota Mojokerto) dalam mengembangkan kebudayaan daerah.

4. Memberikan analisis tentang hubungan anatara kebudayaan dan globalisasi di Kabupaten Mojokerto.

(5)

KAJIAN PUSTAKA

A. Globalisasi

Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.

Bebrapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang konsep dari globalisasi, berikut diantaranya,

 Martin Albrow, Globalisasi adalah seluruh proses dimana penduduk dunia tergabung ke dalam masyarakat dunia tunggal.

 Selo Soemardjan, Globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia. Tujuan globalisasi adalah untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah tertentu yang sama misalnya terbentuknya PBB,OKI.

 A.G.Mc Grew (1992) globalisasi mengacu pada keseragaman hubungan dan saling keterkaitan antara negara dan masyarakat yang membentuk sistem dunia modern. Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan bumi yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan bumi yang lain.

(6)

adanya globalisasi memungkinkan adanya pertukaran budaya diantara negara di seluruh penjuru dunia.

Dalam aspek politik, dampak positifnya adalah adanya

pemerintahan yang terbuka dan demokratis, sedangkan dampak negatif yang dapat terjadi adalah adanya liberalisme yang memungkinkan adanya perubahan ideologi bangsa.

Dalam aspek ekonomi, dampak positifnya adalah terbukanya pasar internasional sehingga memungkinkan meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara, sedangkan dampak negatifnya adalah hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyak produk luar negeri yang diperjual bebas di Indonesia.

Dalam aspek sosial-budaya, dampak positifnya adalah kita dapat meniru pola pikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan kedisiplinan serta ilmu teknologi dari negara lain, sedangkan dampak negatifnya adalah adanya sikap individualisme yang memunculkan ketidakpedulian antar warga, adanya kesenjangan soial yang tajam antara yang kaya dengan yang miskin, dan dengan kemajuan teknologi banyak anak muda bangsa yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa.

B. Kebudayaan

 Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

(7)

tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

 Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

 Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

C. Budaya di Kabupaten Mojokerto

Wilayah Kabupaten Mojokerto terletak di antara 111° 20' 13" sampai dengan 111° 40' 47" bujur timur dan antar 7° 18' 35" sampai dengan 7° 47' lintang selatan. Secara geografis Kabupaten Mojokerto tidak berbatasan dengan panatai, hanya berbatasan dengan wilayah Kabupaten lainnya:

1. Sebelah Utara: Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik 2. Sebelah Timur: Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan 3. Sebelah Selatan: Kabupaten Malang

(8)

Disamping itu wilayah Kabupaten Mojokerto juga mengitari wilayah Kota Mojokerto yang terletak ditengah-tengah wilayah Kabupaten Mojokerto. Topografi wilayah Kabupaten Mojokerto cenderung di tengah dan tinggi di bagian selatan dan utara. Bagian selatan merupakan wilayah pegunungan yang subur, meliputi Kecamatan Pacet, trawas, Gondang dan jatirejo. Bagian tengah merupakan wilayah dataran, sedangkan bagian utara merupakan daerah perbukitan kapur yang kurang subur.

Sekitar 30% dari seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto

kemiringan tanahnya lebih dari 15 derajat, sedangkan sisanya merupakan wilayah dataran dengan tingkat kemiringan lahan kurang dari 15 derajat. Letak ketinggian kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Mojokerto rata-rata berada dibawah 500m dari permukaan laut, kecamatan yang memiliki ketinggian tertinggi adalah Kecamatan Pacet, dimana ketinggiannya berada pada lebih 700m dari permukaan laut. Secara administrative wilayah Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18 kecamatan, 304 desa. Luas wilayah secara keseluruhan Kabupaten Mojokerto adalah 692,15 km2, dimana bila diamati wilayah Kecamatan Dawarblandong merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar.

Beberapa kesenian dan budaya yang masih berkembang di Kabupaten Mojokerto yang tercatat di Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mojokerto daintaranya adalah sebagai berikut,

Kesenian Bantengan, Kesenian rakyat Bantengan berasal dari Kecamatan Pacet tepatnya di desa Made yang dahulunya merupakan desa yang berdekatan dengan lereng Gunung Welirang. Konon kawasan hutan tersebut banyak hidup bermacam-macam hewan liar termasuk diantaranya Banteng yang saat ini sudah punah. Pada saat itu, seorang penduduk desa Made yang bernama Paimin tengah memasuki hutan dan mendapatkan seonggok kerangka Banteng yang masih lengkap. Kerangka Banteng itu dengan susah payah dibawah pulang dan dibersihkan kemudian

(9)

mendapat inspirasi untuk mengenang satwa Banteng dengan sebuah atraksi Atraksi itu dimainkan dua orang, 1 orang didepan memainkan kepala dan sekaligus sebagai kaki depan dan 1 orang dibelakang sebagai pinggul sekaligus sebagai kaki belakang. Antraksi gerakannya

menggambarkan, gerakan-gerakan dan sikap banteng sewaktu sedang berkelahi. Untuk menyemarakkan atraksi itu dilengkapi dengan musik terbang dan jidor.

Kesenian Ujung, Kesenian Ujung tumbuh menjadi kesenian rakyat sebagai visualisasi perjuangan Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit, pada saat mengalahkan bala tentara Tartar. Dalam atraksi kesenian ujung, dua orang petarung atau lebih melakukan aksi saling cambuk satu sama lain menggunakan rotan. Pertarungan dilakukan secara sportif dan dalam suasana bersahabat meski terkadang sampai bercucuran darah. Rotan adalah simbol senjata "Sodo Lanang" yang digunakan Raden Wijaya dalam pertempuran melawan bala tentara Tar-tar.

Kesenian Ludruk, Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah

(10)

BAB III

PEMBAHASAN

Jurnal ini bertemakan tentang budaya dan globalisasi, penulis mengambil fokus penulisan pada kaitan antara budaya dan globalisasi di Kabupaten Mojokerto. Beberapa kebudayaan yang berkembang di Mojokerto telah mengalami beberapa dampak. Budaya yang telah mengalami perubahan kesenian bantengan dan kesenian ujung.

Pada awalnya kesenian bantengan ini bersifat mistis dan sakral dalam masyarakat Mojokerto. Dikaji dari asal mula kesenian ini, kesenian bantengan ini bernilai sosial dan bersifat kearifan lokal, karena tujuannya untuk menghargai keberadaan dari hewan banteng dalam menjaga

keseimbangan alam di gunung Welirang. Dari latar belakang munculnya budaya inilah yang membuat budaya bantengan ini tetap menjaga eksistensinya dalam perkembangan zaman globalisasi ini.

Era globalisasi ini menyebabkan beberapa bagian dari kebudayaan bantengan berubah menjadi suatu budaya yang bersikap komersil. Yakni hanya sebagai hiburan masyarakat saja dan bersifat ekonomis (mencari untung yang sebesar-besarnya). Hal ini dapat dilihat dari beberapa pentas bantengan belakangan ini, karena seharusnya pada saat sebelum

pementasan diceritakan tentang alur cerita bantengan ini. Agar setiap penonton mengetahui sejarah dan maksud dari pementasan bantengan ini sendiri. Sehingga masyarakat tidak hanya terhibur namun juga teredukasi dengan kesenian bantengan.

(11)
(12)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Era globalisasi memberikan berbagai pengaruh. Terutama

pengaruhnya terhadap perkembangan budaya dan masyarakat. Perubahan budaya ini mengarah pada dua sisi, di satu sisi berpengaruh positif dan sisi lain menjadi pengaruh negatif. Perubahan ini dalah satunya disebabkan oleh dampak dari globalisasi pada bidang sosial budaya. Sebagai masyrakat yang berpendidikan, kita harus melakukan selksi yang ketat terhadap budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia.

Pada kesenian bantengan dan kesenian ujung telah mengalami beberapa perubahan. Hal tersebut tidak banyak diketahui, karena tidak semua orang mengetahui latar belakang dari terbentuknya budaya tersebut. Sehingga perlu adanya pelurusan kembali tentang budaya-budaya itu, karena kesenian bantengan dan ujung memiliki nilai moral yang tinggi. B. Saran

Dari kajian kepustakaan yang telah dilakukan dan kesimpulan yang telah dijelaskan diatas. Penulis memberikan beberapa saran, diantaranya sebagai berikut. a. Melakukan seleksi pada setiap budaya yang masuk ke Indonesia secara bijaksana, b. Membelajarkan budaya daerah sejak dini, c. Memperketat peraturan perundang-undangan tentang kebudayaan daerah. Sekian penulisan jurnal ini semoga memeberikan manfaat bagi semua kalangan pembaca, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun karena penulis mengetahui bahwa tulisan ini jauh dari kata sempurna.

Daftar Rujukan

Anonim. 2015. Pengertian Globalisasi Menurut Ahli. (Online).

(13)

Pemerintah Kabupaten Mojokerto. 2012. Kesenian di Kabupaten Mojokerto. (Online). https://disporabudpar.mojokertokab.go.id diakses pada 22 Oktober 2015.

Syifa, Mila. 2013. Kesenian di Kabupaten Mojokerto. (Online). https://milha-syifa.blogspot.co.id diakses pada 22 Oktober 2015.

Pemerintah Kabupaten Mojokerto. 2015. Profil Kabupaten Mojokerto. (Online).

https://www.mojokertokab.go.id diakses pada 4 Oktober 2015. Erlangga, Dicka Lazuardi. 2012. Akulturasi Budaya. (Online).

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Metode yang digunakan dalam pemilihan strategi sistem perawatan adalah Multi-Criteria Decision Making , khususnya Analytical Hierarchy Process( AHP) dan Metode Heuristic

Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa variabel Brand Credibility memiliki hubungan langsung antara variabel keputusan pembelian dan juga dapat menjadi variabel mediasi

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024) 8508081, Fax. Mukh

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas

Manajer dan semua investor memiliki informasi (symmetric information) yang sama mengenai prospek perusahaan di masa depan dan manajer selalu berusaha untuk memaksimalkan kekayaan

Sesuai jawaban pada Gambar 4.4, DHM menjawab soal cukup baik dengan menuliskan terlebih dahulu apa yang diketahui dari soal tersebut, DHM juga dapat memahami apa yang

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa pada bangunan Perumahan Pondok Pasir Mas Palangka Raya teridentifikasi ada 9 (sembilan) macam kerusakan yang terjadi, yaitu: Kebocoran