• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Manajemen Paket dan Aplikasi Mana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Manajemen Paket dan Aplikasi Mana"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM MANAJEMEN PAKET DAN APLIKASI

MANAJEMEN PAKET (PACKAGE MANAGEMENT)

PADA DISTRIBUSI LINUX

1

Unggul Sagena2

PENDAHULUAN

Pada awalnya, terdapat kesulitan dalam melakukan instalasi, menghapus, menambah, memperbaharui sebuah program di sistem operasi Linux. Oleh karenanya, beberapa pengembang distribusi Linux melakukan berbagai pola manajemen paket yang dipermudah agar pengguna nyaman dan lancar memakai Linux untuk sehari-hari. Namun, tidak ada prosedur resmi untuk manajemen program dan pengguna tinggal mengambil sorce code free software di internet dan melakukan kompilasi sendiri. Rangkaian tindakan mengambil, kompilasi dan instalasi dan uninstalasi bisa menyebabkan sistem menjadi kotor dan tidak terintegrasi.

Terlebih lagi, pengguna awam dan pengguna OS yang belum terbiasa dengan Linux akan kesulitan dan tentu berdampak kurang baik bagi perkembangan sosialisasi Linux itu sendiri. Untuk itulah istilah paket program pun lahir. Karena ingin menjaga sistem sekompak mungkin, maka paket haruslah sederhana dan hanya mengandung apa yang dibutuhkan apa yang dibutuhkan. Oleh karena itulah paket membutuhkan paket lain untuk bekerja (dependensi). Aplikasi manajemen paket ini meliputi menginstall, menghapus, meng-update dan seterusnya. Oleh sebab itu seringkali sebuah aplikasi manajer paket (package manager) pada Linux di sebut sebagai software installer (penginstall peranti lunak) karena fungsi inti yang diembannya.

Penulisan artikel ini bertujuan agar para pemula Linux (newbies) dapat mengetahui cara melakukan manajemen paket software/aplikasi yang ada di Linux, serta berbagai manajer paket di Linux dan bagaimana menggunakannya. Juga berguna untuk para administrator sistem Linux dan pengguna Linux pada umumnya untuk dapat memahami dan menggunakan perintah-perintah manajemen paket dengan baik, dan masyarakat umum untuk dijadikan sebagai salah satu literatur dalam rangka sosialisasi Linux kepada masyarakat dan memberikan petunjuk praktis bagaimana mengelola program aplikasi di Linux (FOSS) semudah di Windows (software proprietary).

Setelah melakukan proses manajemen paket pada Distro Linux, terdapat dua metode yaitu dengan berbasis GUI (Graphical User Interface) atau disebut berbasis grafis/x-windows, dan berbasis text atau terminal. Terdapat tiga gaya

1 Artikel pada repository Politeknik Tugu Jakarta, Tahun 2009

(2)

manajemen paket yaitu, .deb, .rpm, dan .tar (disebut tarball). Hal ini juga menunjukkan bahwa terdapat keunikan penanganan paket-paket Linux tersebut dan merupakan salah satu inovasi-solusi-keunggulan bagi penggunaan Linux. Dengan teknologi paket dan manajemen paket, maka dapat menghindari berbagai dependensi yang bisa jadi menghambat atau menyebabkan error dan kerumitan dalam menginstalasi dan menggunakan suatu aplikasi program dan sejenisnya. Penggunaan grafis dalam sistem manajemen paket, misalnya Synaptic package manager merupakan salah satu perkembangan yang sangat positif. Dengan metode ini, membuat pengguna yang sebelumnya familiar dengan sistem instalasi di Microsoft Windows dapat beradaptasi, dan untuk level berikutnya pengguna dapat menggunakan juga console/terminal yang ada di Linux.

Sedangkan penggunaan berbasis teks mengandalkan kecepatan dan multitasking. Dengan adanya dua metode yang dapat dilaksanakan sekaligus dalam satu sistem operasi ini, menyebabkan Linux menambah lagi jumlah keunggulannya di banding sistem operasi proprietary seperti Microsoft Windows. Di banding sistem operasi lain, konsep atau filosofi Free dan Open Source, namun tetap menampilkan keindahan dan kemudahan penggunaan, menjadikannya unggul dibanding sistem operasi Unix dan turunannya yang lain.

Paket program dan manajemen paket pada distribusi Linux sudah sangat user friendly sehingga para pengguna dapat memakai Linux dengan distribusi Linux apapun sesuai dengan keinginan dikarenakan ada manajer paket yang bekerja dengan baik, mudah, seperti layaknya di sistem operasi Windows melalui program-program Add Remove bahkan untuk di Linux, lebih canggih selain sistem manajer paket berbasis grafis yang bervariatif dan bisa dipilih, sistem manajemen paket melalui teks di terminal/console memudahkan pengguna lebih cepat dalam melakukan administrasi program.

Dunia teknologi dan informasi berkembang secara cepat. Kebutuhan paling mendasar dari pengguna komputer di seluruh dunia adalah sistem operasi (OS) komputer yang mendukung fungsi komputasi secara optimal. Ketika membuka dan menjalankan komputer, sederet aplikasi segera digunakan sesuai kebutuhan pengguna. Selain kelengkapan dan kemudahan, kriteria lain adalah keamanan (security) baik dari virus dan gangguan lain serta keamanaan data bersangkutan. Beberapa OS yang populer diantaranya Microsoft Windows, Linux, Unix, juga MacOS3 dan BeOS4.

Microsoft Windows yang merupakan OS berlisensi komersial memang banyak digunakan oleh para pemilik komputer baik dekstop maupun laptop. Namun kondisi ini bukan berarti Windows adalah OS terbaik. Penggunaan windows, terutama di negara-negara terbelakang dan berkembang lebih banyak dikarenakan

(3)

adanya software bajakan5. OS lain yang sangat popular dan hingga saat ini

menunjukkan perkembangan pengguna yang cukup signifikan di dunia adalah linux.

Linux pada dasarnya adalah sistem operasi seperti windows dan DOS (Disk Operating System) yang beroperasi di PC. Seperti juga windows yang mempunyai banyak versi ada Windows 3.11, 3.12, 95, 98, Millenium Edition, NT, 2000, dan lain-lain, pada linux kita juga mengenal banyak sekali varian yang pada linux disebut dengan Distribusi atau disingkat Distro. Pada Linux terdapat distribusi Linux Redhat, Mandriva, Ubuntu, Knoppix dan seterusnya, bahkan ada distribusi6

Linux versi Indonesia yang cukup populer dan di dukunbg oleh Pemerintah Republik Indonesia lewat Depkominfo dan Ristek, yaitu IGOS Nusantara serta komunitas Linux di Indonesia berupa BlankON Linux.

Sejalan dengan sifat Free dan Open Source-nya, maka pembuat distro ini dapat merupakan perserorangan, tim, komunitas, dan perusahaan besar yang memberikan dukungan support dan finansial terhadap distro Linux produksinya. Memang berbeda dengan Windows/DOS yang semuanya di buat oleh satu perusahaan yaitu Microsoft, berbagai distribusi Linux ini dikermbangkan oleh banyak kelompok orang/perusahaan dibelakangnya.

Pada awalnya Linux diciptakan oleh seorang mahasiswa asal Helsinki, Finlandia, bernama Linus Torvalds7 yang mengembangkan sebuah kernel Linux pertama dari mesin Minix (sebuah OS sederhana) pada tahun 1991. Keberlanjutan proyek ini di dukung oleh banyak pengembang independen sehingga dengan cepat merambah seluruh dunia dan menghasilkan tampilan dan penggunaan yang sangat powerful, fleksibel dan selalu selangkah lebih maju dibanding OS sejenis, juga menandingi OS Windows buatan Microsoft. Pada awalnya hanya berbasis text, saat ini Linux sudah tampil memukau dengan Graphical User Interface (GUI) yang indah dan canggih sehingga banyak pengguna komputer mulai tergoda dan beralih ke Linux. Apalagi di dukung fungsionalitasnya yang sangat memadai dan menyaingi OS Windows yang mahal dan tidak bebas dalam penggunaannya.

Perbedaan yang paling fundamental anatar Windows dan Linux pada masalah

5 Sesuai dengan lisensi komersial (propietary) yang biasanya disebutkan dalam End User Lisence Agreement (EULA) pada saat memulai instalasi sebuah software, maka software tersebut dilarang digandakan, dijual kembali, diinstall pada komputer lain dst. Perbedaan ini seringkali disebut copyright dengan metode berbeda (bebas) yang digunakan oleh software berlisensi Free dan Open Source (FOSS) yang biasanya berlisensi GPL (General Public Lisence) yang berisi kebalikannya, bebas diperjualberlikan atau digandakan dst, dengan

biasanya di sebut “copyleft”.

6 Definisi Distribusi dapat di baca di http://idi.wikipedia.org/wiki/Distribusi_Linux, merupakan sistem operasi komputer dan aplikasinya yang menggunakan kernel Linux.

(4)

lisensi Hak Cipta (copyright). Merupakan perbuatan yang ilegal atau melanggar hukum apabila kita menggandakan/membajak CD Windows untuk diperdagangkan. Juga aplikasi-aplikasi software/program yang berjalan under Windows biasanya juga dilarang. Bahasa teknisnya adalah software proprietary, dilindungi hak cipta komersial, tidak boleh di bajak. Sedangkan sebaliknya, di Linux memang perangkat lunak bebas/gratis, serta bisa dengan mudah diperoleh di internet, dapat di copy ke CD dan digandakan dengan bebas, semua tanpa ada konsekuensi pelanggaran terhadap hukum.

Hal ini disebabkan karena Linux menggunakan hak cipta publik yang dikenal sebagai GNU Public Lisence (GPL).8 Dengan menggunakan GPL software Linux

dapat digunakan secara cuma-cuma di seluruh dunia.. bahkan source code (Listing Produk) Linux terbuka dan dapat diperoleh secara mudah dan gratis di internet tanpa perlu membajak. Oleh sebab kontribusinya tersebutlah maka sebenarnya nama resmi dari OS Linux adalah GNU/Linux, sebab Linux sendiri hanya merupakan kernel (inti) dari sistem operasi saja.9 Namun pada praktiknya, secara umum masyarakat lebih suka menyebut dengan Linux saja. Pada Tugas Akhir ini,

“GNU/Linux untuk selanjutnya diperpendek penulis dengan sebutan 'Linux” saja.

Implementasi UU HAKI10 dan maraknya isu pembajakan software di Indonesia oleh BSA11 dan lembaga independen di bidang Teknologi Informasi dan

Komunikasi lainnya, maka penggunaan Linux pada PC ada baiknya dipertimbangkan dari pada membeli, atau mencuri Windows di pasaran. Namun pada satu sisi, kita ingin meninggalkan keragu-raguan dan ketakutan OS Microsoft Windows terutama masalah hak cipta, termasuk dalam banyak pertimbangan mengani ROI (Return of Investment) dan TCO (Total Cost of Ownership) yang mahal. Disisi lain, menggunakan Linux, kita dihadapkan kepada sistem yang baru yang memiliki manajemen/administrasi sistem yang berbeda pula.

Secara sederhana, kebutuhan Indonesia akan sistem operasi yang lebih baik dibanding Windows buatan Microsoft bukanlah hanya semata-mata dikarenakan

8 Prinsip dasar dari GPL berbeda dengan hak cipta yang biasa digunakan oleh banyak orang termasuk Undang-Undang Hak Cipta yang dikembangkan di Indonesia. GPL pada dasarnya berusaha memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi si pencipta perangkat lunak untuk mengembangkan kreasi perangkatnya dan menyebarkannya secara bebas di publik. Tentunya dalam penggunaan GPL ini kita masih diikat dengan norna, nilai dan etika- misalnya tidak etis jika kita mengambil software GPL kemudian mengemasnya menjadi sebuah software lain dan mengaku-ngaku bahwa software tersebut adalah buatan kita. Penjelasan lebih detail tentang GPL ini bisa di baca di http://www.gnu.org.

9 “Kontroversi” nama ini dapat di baca pada

http://en.wikipedia.org/wiki/GNU/Linux_naming_controversy dimana ada peran yang cukup besar dari Free Software Foundation (www.fsf.org) sehingga Linux tersebut di klaim sebenarnya nama lengkapnya GNU/Linux. Demi alasan kepraktisan, pada TA ini hanya akan

disebut sebagai “Linux” saja.

10 Mengenai HaKI dan regulasinya, silahkan baca di www.haki.lipi.go.id

(5)

mahalnya harga lisensi Windows bagi berbagai usaha kecili maupun menengah serta niat baik menghindari penggunaan software bajakan. Akan tetapi lebih dari itu, GNU/Linux (selanjutnya di sebut Linux saja) menjanjikan siste, yang lebih baik dari Windows yang telah mapan.

Di Indonesia, penggunaan Linux sudah mulai pada saat Linux itu sendiri di develop oleh banyak komunitas dan programmer di dunia dari kernel hasil rekayasa Linus Torvalds. Kira-kira pada era yang sama, yaitu periode 1990-an.12

Hingga hari ini, popularitas Linux perlahan namun pasti semakin meningkat dan menjadi sistem operasi yang menawan banyak pengguna komputer, terutama anak-anak mudah yang bergelut di dunia teknologi informasi dan komunikasi. Popularitas Linux diprediksi semakin meningkat, seiring peran pemerintah yang mendukung Indonesia Go Open Source dan peran hukum yang dengan tegas memerangi software bajakan di negeri ini. Peluang ini membuat Linux menjadi semakin dikenal, dan dengan demikian pengetahuan tentang Linux, salah satunya sistem manajemen paketnya harus diketahui dan dipahami oleh masyarakat.

Program Aplikasi

Artikel ini membahas salah satu perbedaan dalam penggunaan Linux dengan Windows yaitu adanya Manajemen Paket di Linux. Apabila pada Windows aplikasi-aplikasi software langsung dapat di install dengan melakukan double-click pada paket aplikasi, maka pada Linux, dikarenakan ada beberapa OS turunan Linux yang berbeda sistem maka agak berbeda. Untuk distribusi Linux berbasis (turunan) Debian dan Redhat terdapat perbedaan. Aplikasi manajemen paket ini meliputi menginstall, menghapus, meng-update dan seterusnya.

Oleh sebab itu seringkali sebuah aplikasi manajer paket (package manager) pada Linux di sebut sebagai software installer (penginstall peranti lunak) karena fungsi inti yang diembannya. Akan dijelaskan beberapa aplikasi manajemen paket di beberapa distribusi (distro) Linux untuk dapat memahami bagaimana pengguna dapat berinteraksi dengan Linux dengan mudah, semudah manajemen aplikasi dengan Microsoft Windows.

Sistem Paket Linux

Pada awalnya perakitan sistem Linux dilakukan secara manual dan kita belum mengenal banyak distro Linux. Untuk memudahkan kemudian berkembang pesat

12 Belum begitu pasti siapa uang membawa Linux ke Indonesia, namun rekam jejak

(6)

distro-distro Linux dengan berbagai jenis dengan mengemas Linux menjadi sesuatu yang menyenangkan , tidak hanya digunakan oleh para penyuka komputer yang senang mengutak-atik sistem pada modus text saja. Pengembangan manajemen paket ini membuat linux dapat lebih mudah digunakan oleh pengguna awam yang sudah biasa berinteraksi dengan grafis pada Windows atau Mcintosh.

Oleh karena Linux lenih menyukai sistem yang “bersih”, maka instalasi dan

manajemen program seperti di Windows tidak disukai. Memang mudah digunakan, namun sering terjadi redundansi pustaka dan berbagai hal lainnya yang dapat merusak sistem komputer dan menyebabkan kendala mulai dari yang ringan seperti aplikasi yang tiba-tiba “berat” hingga ke sistem yang mendadak “hang”. Dalam distrbusi Linux, semua file aplikasi dan utilitas program yang di-install membutuhkan sebuah installer yang berbeda dengan windows. Sistem Paket – demikian biasa disebut tersebut menjamin adanya dependensi dan clean install

dan uninstall pada sistem operasi Linux. Beberapa contoh aplikasi manajemen paket adalah rpm dan yum (untuk distro keluarga Red Hat/Fedora), apt (untuk distro keluarga Debian) dpkg (untuk distro keluarga Slackware) dan emerge (untuk distro keluarga Gentoo) sangat membantu pengguna dalam mengatur instalasi paket yang dikehendaki. Manajemen paket memberikan database bagi program yang terpasang, memudahkan menginstalasi dan penghapusan program, memberikan informasi mengenai versi program, memberikan daftar berkas yang disertakan oleh sebuah program, dan lain-lain.

Pada masa yang lalu, manajemen program di Linux sangat ditentukan oleh pengguna-nya. Tidak ada prosedur resmi untuk manajemen program dan pengguna tinggal mengambil sorce code free software di internet dan melakukan kompilasi sendiri. Rangkaian tindakan mengambil, kompilasi dan instalasi dan uninstalasi bisa menyebabkan sistem menjadi kotor dan tidak terintegrasi. Terlebih lagi, pengguna awam dan pengguna OS yang belum terbiasa dengan Linux akan kesulitan dan tentu berdampak kurang baik bagi perkembangan sosialisasi Linux itu sendiri.

Untuk itulah istilah paket program pun lahir. Karena ingin menjaga sistem sekompak mungkin, maka paket haruslah sederhana dan hanya mengandung apa yang dibutuhkan apa yang dibutuhkan. Oleh karena itulah paket membutuhkan paket lain untuk bekerja (dependensi).

Paket dan Manajemen Paket

Terdapat dua aktivitas dalam rangka manajemen paket (Package Management) di Linux. Pertama, membuat paket. Artinya bagaimana pengguna membuat suatu aplikasi yang dikompilasi (compile) atau `dibungkus` menjadi sebuah program yang siap di eksekusi. Program ini biasanya dalam bentuk suatu file berekstensi tertentu yang hanya dapat dieksekusi dengan cara tertentu pula. Kedua,

(7)

melakukan klik mouse atau eksekusi menggunakan keyboard apabila pengguna memakai modus grafis.

Paket-paket yang pada sistem operasi Linux memiliki gambaran yang sama dengan paket yang ada pada dunia sebenarnya. Paket-paket Linux merupakan sekumpulan file yang berisi instruksi untuk menjalankan file tersebut. Paket biasanya terdiri dari program ataupun hanya sekedar dokumentasi ataupun file lain yang memudahkan dalam penginstalan paket. Paket berisi sofware precompiled (binary). Tapi kita juga dapat membungkus source code. Paket-paket instalasi Linux ini memiliki ekstensi file paket berbeda sesuai dengan tipenya. Ada beberapa format paket yang dipakai seperti .deb, .rpm, dan tar.gz yang tidak dapat dipakai oleh sembarang distro terkecuali yang mengenalinya. Hal ini terkait dengan jenis distro yang men-develop manajemen paket tersebut.

Normalnya, ketika seseorang membuah sebuah paket bagi sebuah program, dia akan memasukkan semua kode sumber program tadi ke dalam paket tersebut. Kode sumber, yang ditulis oleh programmer, berisi sekumpulan instruksi bagi komputer dimana instruksi tersebut dapat di baca/ditulis oleh manusia. Komputer dapat mengenali kode-kode ini jika kode-kode tersebut telah diterjemahkan ke dalam sebuah bentuk yang dikenali oleh komputer. Salah satu proses penerjemahan ini adalah melakukan kompilasi kode sumber menjadi bentuk biner, yang dikenali oleh komputer. Namun kita tidak dapat membuat suatu jenis paket biner saja, sebab komputer yang berbeda memiliki biner yang berbeda. Sehingga sederhanyanya, jika kita hendak membuat paket biner untuk salah satu jenis komputer (misalnya komputer intel) saja, paket tersebut tidak akan bekerja pada komputer lainnya (misalnya Apple Macintosh).

Berikut ini tablenya :

Tabel 1.1 Arsitektur Mesin Pada sebuah Paket

String Prosesor

Noarch Semua jenis prosesor

I386, i586, i686 Prosesor keluarga pentium dan kompatibel

Alpha DEC Alpha

Sparc Sun Sparc

Mips MIPS

Ppc PowerPC

M68k Keluarga motorola 68000

Sebuah paket binary, biasanya berisikan hal-hal sebagai berikut : 1. Nama dan penjelasan software

2. Informasi tentang versi software

(8)

5. Informasi tentang lisensi 6. Klasifikasi produk tersebut

7. Informasi untuk sistem operasi dan mesin yang digunakan 8. Informasi file dan direktori untuk setiap paket.

Paket Biner (Binary) adalah paket yang dibuat secara spesifik bagi sebuah jenis komputer, atau arsitektur. Ubuntu mendukung arsitektur x86 (i386 atau i686), AMD64, dan PPC. Paket biner yang tepat akan digunakan secara otomatis sehingga Anda tidak perlu khawatir dalam memilihnya. Untuk mencari tahu arsitek apa yang sedang Anda gunakan, bukalah Application --> Accessories --> Terminal, lalu ketikkan arch dan tekan enter.11 Paket kode sumber adalah paket

yang hanya berisi kode sumber dan pada dasarnya dapat digunakan pada mesin dengan jenis apa saja jika kode tersebut dikompilasi di atasnya.

Paket program tersebut dikermbangkan untuk membentuk suatu kesatuan sistem yang ramah pengguna. Istilah paket program secara sederhana berarti sekumpulan file-file program atau script yang dikemas dalam satu file khusus. File khusus itulah yang disebut dengan paket program.12 Suatu paket kadang membutuhkan

paket lain agar dapat berjalan. Kondisi ini disebut ketergantungan (dependency). Ketergantungan (dependensi) ini cukup baik namun merepotkan, sehingga dewasa ini perkembangan teknologi pada manajemen paket memungkinkan paket-paket langsung terinstalasi dengan sempurna beserta paket-paket dependensinya secara langsung.

Biasanya jika pada metode grafis akan diberikan option untuk menginstal paket lain yang diperlukan jika sebuah paket akan diinstal. Atau jika memakai modus teks (command line), maka urpmi pada keluarga distro Mandriva dan apt-get di keluarga distro Debian dan Ubuntu sudah dapat menginstal paket-paket dependensi secara otomatis sehingga pengguna tidak perlu khawatir.

Manajemen Paket (Package Management) berarti melakukan fungsi-fungsi manajemen pada paket yang ada pada sistem. Termasuk melakukan instalasi, upgrade, uninstalasi, query, melihat deksripsi paket-paket yang ada serta melakukan troubleshooting terhadap paket-paket.13

Manajer Paket adalah aplikasi yang siap sedia untuk mendukung pengguna (user) melakukan manajemen paket. Aplikasi ini dapat dijalankan melalui perintah pada basis teks maupun langsung mencari programnya pada Dekstop Linux dan menjalankannya secara sederhana. Kadang disebut juga dengan pengelola paket, juga software installer (lebih berdasarkan pada tugasnya melakukan instalasi software seperti add -remove program pada ms Windows). Pada artikel ini dijelaskan manajer paket yang dimiliki oleh beberapa distro Linux yang populer

1 1 http://wiki.ubuntu-id.org/MenginstalPerangkatLunak

1 2 Noprianto, Memahami RPM, Tutorial InfoLinux, ed.12/2004,hlm.50 1 3 Saduran bebas oleh penulis dari versi berbahasa Inggris dari

(9)

yang dipakai masyarakat.

Dalam membahas lebih lanjut manajemen paket di Linux, maka terdapat beberapa pendekatan manajemen paket yaitu :

1. Manajemen paket berbasis perintah text pada command line pada console/terminal/emulator dan manajemen paket berbasis Grafis (GUI/Graphical User Interface) pada tampilan dekstop/laptop Linux. 2. Manajemen paket berdasarkan Distro besar (seringkali disebut keluarga)

dan turunannya yang ada.

3. Manajemen paket berdasarkan tipe paket.

4. Manajemen paket berdasarkan kemudahan aplikasinya.

Tipe Paket

Dalam dunia Linux, paket-paket file memiliki ekstensi-ekstensi yang berbeda-beda. Paket-paket tersbut dapat diidentifikasi berdasarkan nama file-nya dan biasanya hanya dengan melihat ekstensi file-nya.

Contohnya adalah : program-4.4.4.i386.rpm

ini adalah paket instalasi binary rpm dan didesain untuk berjalan pada sistem x86 program-4.4.4i386.deb

Ini adalah paket instalasi binary debian, dengan spek sama seperti di atas. program-4.4.4rh90.i686.rpm

Paket Binary rpm, tapi didesain khusus untuk Linux Red Hat ver 9.0 program-devel-4.4.4.i386.rpm

paket instalasi versi development program-4.4.4.tar.gz

Ini biasanya merupakan source code program-4.4.4.gz

Seperti di atas, tgz merupakan penyingkatan tar.gz. Program-4.4.4.tar.bz2

sama, tapi menggunakan sistem kompresi bzip2 program-4.4.4.4src.rpm

ini merupakan source code, tapi dalam bentuk rpm agar mudah untuk diinstal.

Manajemen Paket Berbasis Text dan GUI

(10)

perintah.

Modus kedua adalah dengan grafis. Pada GUI di dekstop Linux, maka terdapat aplikasi-aplikasi manajer paket yang dapat digunakan. Antara lain adanya mc (midnight commander) sebagai tools eksplorasi yang aman dan simpel, serta beberapa aplikasi software installer seperti pirut dan synaptic package manager dan seterusnya. Eksekusi untuk memunculkan manajer paket ini dapat pula digunakan melalui modus teks dengan mengetik nama paket manajernya. Artinya, dari modus teks dapat memanggil aplikasi manajer paket berbasis GUI. Namun banyak pengguna Linux, terutama yang sudah lama, lebih suka berinteraksi dengan modus teks karena sudah terbiasa.

Keuntungan lain diantaranya menggunakan baris perintah tidak terikat pada dekstop environtment yang ada, dan dapat digunakan pada komputer yang tidak memiliki X-windows dan dapat menggunakan wildcard untuk menginstal beberapa paket sekaligus. Untuk melakukan instalasi biasanya harus digunakan pengguna root.

Manajemen Paket Berdasar Level Pengguna dan Penggunaannya

Secara teoritis, manajemen paket dapat dibagi berdasarkan penggunaan praktis oleh pengguna (user). Untuk itu terbagi menjadi 3 level tools, yang Rendah (merupakan konsumsi pengguna advanced dan agak sulit buat yang awam, berbasis teks), Sedang (merupakan tingkat menengah dimana user sudah dapat mengabaikan dependency karena sudah diatur oleh tools manajer paket tersebut, berbasis text), dan Tinggi (biasanya user friendly dan dipakai pengguna awam, dengan tampilan grafis yang baik dan berbabagai kelebihan tampilan lainnya, sangat menyerupai OS Windows bahkan lebih simple dan aman). Penggunaan teori ini merupakan dasar penting dalam pembahasan tugas akhir ini, karena tujuan TA ini berangkat dari bagaimana `Pemahaman Konsumen` (pengguna Linux awam).

Manajemen Paket Berbasis Distro Linux

Manajemen paket di setiap distro Linux besar biasanya berbeda. Dalam membahas ini pulalah dapat kita bedakan antara manajemen paket yang menginstal dan uninstalisasi, dengan manajemen paket dalam bentuk membangun (building) paket. Dalam tugas akhir ini akan dijelaskan beserta gambarnya bagaimana penggunaan aplikasi manajer paket pada berbagai distro Linux, terutama sesuai dengan karakteristik para pengguna/pemakai Linux yang baru (newbies) yang sebelumnya telah lama berinteraksi dengan OS Proprietary.

(11)

Sedangkan distro besar lainnya adalah Red Hat yang mengembangkan RPM (Red Hat Package Manager) dan dipakai oleh turunannya. Aplikasi manajemen paket rpm dan yum (untuk distro keluarga Red Hat/Fedora), apt (untuk distro keluarga Debian), dpkg (untuk distro keluarga slackware) dan emerge (untuk distro keluarga Gentoo) sangat membantu pengguna dalam mengatur instalasi paket yang dikehendaki.

Memberikan database bagi program yang terpasang, memudahkan pemasangan dan penghapusan program, memberikan infomrasi mengenai versi program, memberikan daftar berkas yang disertakan oleh sebuah program., dan lain-lain. Perkembangan RPM pada Mandriva Linux memunculkan urpmi yang meminimalisir problem ketegantungan paket (dependency) yang kadang cukup merepotkan (tapi lebih aman dan rapi dibanding model eksekusi langsung ala Windows). Sedangkan pada distro Fedora Core dan turunannya, misalnya IGOS Nusantara, terdapat yum (Yellowdog Updater Modified) yang mempunyai solusi dependensi yang sama.

Selain metoda tersebut, ada beberapa aplikasi manajer paket/software installer berbasis GUI yang dapat lintas platform, artinya bisa dipakai oleh beberapa distro berbasis SUSE maupun Red Hat musalnya Yum, YasT dan aplikasi manajer paket/software installer dengan Synaotic, Adept dan Gdebi (grafis dan text) pada Ubuntu. Dalam TA ini akan banyak di bahas dua manajer paket berbasis rpm dan deb yang diwakili oleh IGOS Nusantara (turunan Red Hat/Fedora) dan Ubuntu (turunan debian).

Manajemen Paket RPM (Red Hat family)

RPM adalah salah satu manajer paket terkenal di Linux dan merupakan salah satu utilitas yang paling powerful dan inovatif dari Red Hat. Teknologi RPM merupakan sebuah cara yang paling mudah untuk melakukan instalasi, uninstalasi,

upgrade, query, verify dan mem-build paket software. Paket software rpm adalah sebuah arsip dari file-file dengan beberapa informasi yang berhubungan dengan file-file tersebut, seperti nama, versi dan deskripsinya. Berbeda dengan cara tradisional menggunakan file tar.gz, metode RPM membuat user tidak direpotkan masalah manajemen file seperti letak file, direktori dsb.

Walaupun sudah banyak aplikasi dengan level `user friendly` berbasis grafis seperti pirut, namun kita juga dapat menikmati rpm berbasis grafis dengan Gnome RPM dengan aplikasi yang cukup bagus, yaitu Wbfind untuk mencari paket di internet.14 Semua file-file program, dokumentasi, keterangan mengenai program,

dimana file-file program itu nantinya akand diletakkan pada waktu instalasi, beberapa ruang e disk yang diperlukan, paket-paket RPM lain yang dibutuhkan supaya paket tersebut dapat berjalan dan seterusnya dijadikan satu dalam sebuah

(12)

paket RPM.

Ketika sebuah paket RPM diinstal, secara otomatis RPM akan memeriksa apakah sistem tersebut sudah memenuhi syarat untuk program yang akan diinstal dapat berjalan dengan baik, kemudian menjalankan script sebelum dan sesudah program diinstal supaya program tersebut dapat berjalan.

Hadirnya RPM membuat instalasi program dan manajemen program menjadi lebih mudah. Memahami RPM akan membantu pengguna untuk menguasai administrasi/manajemen program sistem. RPM (Red Hat Package Manager pada saat diperkenalkan, dan sekarang berubah menjadi RPM Package Manager karena `go public` nya RPM) pertama kali diperkenalkan oleh distro Red Hat dan diikuti oleh distro-distro lain seperti Mandrake dan SuSE.

Mengenai sejarahnya sendiri cukup panjang, dimana secara singkat manajer paket awal yang dikembangkan oleh Red Hat berturut-turut atdalah RPP, PMS, dan PM yang menjadi cikal bakal RPM saat ini. RPM mengambil kombinasi terbaik dari para pendahulunya, dan melahirkan RPM versi 1 dari tangan dedengkot Red Hat, yaitu Marc Ewing dan Eric Troan dan kawan-kawan.

User requests instalation of package ---> PMS finds needed packages

PMS fetches all needed packages from repository

User uses software <---

PMS install and configues, recommends any manual action

RPM versi 1 ini memiliki kelebihan sekaligus kekurangan antara lain fitur pentingnya adalah penanganan file konfigurasi dan mudah digunakan untuk membuat paket program. Kekurangannya antara lain lambat karena menggunakan bahasa Perl sehingga penulisan ulang dalam bahasa C diperlukan. Desain database yang lemah, besar dan boros (karena membutuhkan Perl, dan pada saat itu instalasi masih memakai Disket), serta tidak mendukung multi architecturs dan format paket yang kaku. RPM versi 2 pun dikembangkan dan memiliki fitur-fitur yaitu : Cepat (ditulis ulang dalam bahasa C), dan desain yang lebih kecil. Hingga saat ini, RPM terakhir disebutkan adalah tipe 4. Manajemen paket rpm ini sendiri juga dapat dibagi menjadi layer-layer berdasarkan tingkatan level penggunaan praktisnya.

Manajemen Paket Berbasis deb (Debian family)

(13)

distro turunan Debian berdasarkan `layer`, dimana setiap layer menunjukkan level masing-masing, yaitu :

1. Tools level paling rendah adalah dpkg, yang langsung digunakan untuk memanajemen paket. Selain distro Debian, Slackware juga merupakan salah satu distro yang memakai sistem manajemen dpkg. Biasanya distro-distro `kuno` memakai sistem ini, selain memakai tarball (binary).

2. Tools level menengah adalah apt, sama seperti dpkg, namun menyediakan fungsi yang lebih, seperti mengatasi masalah ketergantungan (dependency) paket secara otomatis.

3. Tools level tertinggi adalah seperti Synaptic dan Adept. Sama seperti apt,

namun tools ini lebih mempermudah dan menggunakan GUI. Dengan tools ini, pengguna dapat dengan mudah melihat daftar paket yang tersedia dan `klak-klik` untuk proses instalasi.15

Pada distro berbasis debian (disini penulis memakai Ubuntu), paket source diletakkan dalam sebuah tempat bernama kanal perangkat lunak atau repositori.

Sebuah kanal perangkat lunak adalah sebuah tempat yang berisi paket-paket dengan tipe yang sama, yang dapat di unduh dan diinstal menggunakan sebuah aplikasi pengelola paket. Aplikasi pengelola paket akan menyimpan daftar isi dan seluruh paket yang tersedia dalam sebuah kanal perangkat lunak. Suatu saat, aplikasi pengelola paket akan membuat ulang daftar isi tersebut untuk memastikan daftar tersebut adalah daftar yang terbaru. Selain itu, paket-paket yang mengalami pembaruan maupun penambahan juga akan diketahui.

Ada empat buah kanal perangkat lunak pada Ubuntu bagi setiap arsitektur, yaitu Main, Restricted, Universe, dan Multiverse. Masing-masing kanal berisi perangkat lunak dengan jenis yang berbeda. Normalnya, hanya paket-paket dari Main dan Restricted yang dapat diinstall.16

Selain Repositori yang disediakan secara resmi oleh Ubuntu, kita juga dapat menggunakan repositori dari pihak ketiga. Mohon diperhatikan, beberapa diantaranya tidak cocok dengan yang sudah disediakan oleh Ubuntu dan dapat menyebabkan masalah pada sistem yang ada. Halaman

http://www.ubuntulinux.nl/source-o-matic dapat membantu kita dalam mencari repositori tambahan, serta halaman Repositori17 berisi petunjuk bagaimana cara

mengaktfikannya.

Perangcangan dan Persiapan Eksperimen

Untuk melakukan praktik aplikasi manajemen paket di Linux, maka penulis menggunakan software dan hardware dengan spesifikasi :

1 5 Http://gitraperdana.web.ugm.ac.id/2007/02/23/ubuntu-hacks-654/

1 6 Jika ingin menginstal paket dari Universe dan Multiverse, lihat instruksi yang ada pada repositori di internet pada http://wiki.ubuntu-id.org/Repositori

(14)

 Laptop BYON M1331 G/C2D dengan spesifikasi :

Processor Intel Pentium Centrino Duo Technology (Intel Core 2 Duo T5500 1.66 Ghz), intel GMA 950, VGA Intel Pro Wireless 3945 b/g/a, LCD Wide Screen 14`, Webcam 1.3 MP CMOS (Soft dog inc), Gigabyte LAN, Modem 56k, Bluetooth, DVD Super Multi, 3- in 1 Card Reader, S-Video out, 1GB DDR II, HD 80 GB.

◦ Sistem operasi Ubuntu 7.10 Gutsy Gibbon, dan IGOS Nusantara 2007. Dimana Ubuntu merepresentasikan Debian Family (.deb) dan IGOS merepresentasikan Red Hat Family (.rpm).

Distribusi Linux yang digunakan menentukan aplikasi manajer paket yang akan diteliti dan dijabarkan pada Tugas Akhir ini, Dengan memakai Ubuntu dan IGOS maka dapat dijabarkan beserta gambar-gambar pendukung bagaimana proses dan penggunaan manajer paket di Linux.

MANAJEMEN PAKET BERBASIS TEXT

RPM

Berikut ini akan diuraikan secara singkat beberapa perintah dasar (command) dalam menggunakan RPM berbasis teks dengan menggunakan terminal atau console di Linux. Sebenarnya RPM dapat diakses dengan menggunakan basis perintah ataupun dengan menggunakan interface grafik dengan program tambahan seperti kpackage, gnorpm, glint.

Keuntungan menggunakan baris perintah adalah tidak terikat pada desktop environtment yang ada, dapat digunakan pada komputer yang tidak memiliki x-windows dan dapat menggunakan wildcard untuk menginstall beberapa paket sekaligus. Untuk melakukan instalasi biasanya harus digunakan user root.

Pada bagian berikut akan diterangkan penggunaan RPM dengan menggunakan baris perintah, dimana RPM memiliki enam mode operasi, yaitu install, uninstall, update, query, verifikasi, dan building.18

Format dari perintah rpm seperti berikut ini : rpm [option] nama paket

Option adalah argumen yang diberikan pada perintah rpm untuk memberikan efek perintah tertentu, sedangkan nama paket adalah paket yang digunakan. Tabel berikut ini memperlihatkan opsi pada perintah rpm.

(15)

Instalasi Paket Binary (.rpm)

Untuk menginstalasi paket dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : $ rpm -ivh

Berikut ini adalah contoh penggunaannya: $ rpm -ivh unggulux-0.9.25-1.i386.rpm

dapat dijelaskan bahwa opsi -ivh dapat berubah tergantung apa yang kita inginkan. Misalnya langkah untuk menginstal paket baru dangigunakan perintah RPM seperti diatas adalah sebagai berikut :

# rpm -i namapaket.rpm

yang harus diperhatikan pada waktu menggunakan perintah di atas, nama file harus di ketik dengan lengkap, perhartikan contoh berikut :

# rpm -i unggulux-0.99-11.i386.rpm

dengan menggunakan perintah di atas, paket akan diinstall tanpa mengeluarkan output apa-apa, untuk melihat paket apa saja yang diinstal, tambahkan parameter v (verbose) sehingga perintahnya akan menjadi seperti berikut :

# rpm -iv unggulux-0.99-11.i386.rpm

perintah di atas hanya akan menampilkan paket-paket yang diinstal, untuk dapat melihat proses instalasinya, tambahkan parameter h (hash), perintahnya akan menjadi sebagai berikut :

#rpm -ivh unggulux-0.99-11.i386.rpm

biasanya perintah terakhir di atas yang paling umum digunakan untuk melakukan instalasi. Untuk dapat melihat secara mendetail, file apa saja yang diinstal dalam sistem, gunakan perintah:

#rpm -ivv unggulux-0.99-11.i386.rpm

Instalasi paket RPM juga dapat dilakukan melalui network. RPM memiliki program FTP dan klien Web yang dapat digunakan untuk mengambil paket RPM di internet atau intranet. Jika sistem yang digunakan terhubung dalam sebuah jaringan internet atau intranet, dapat digunakan perintah sebagai berikut :

# rpm -ivh ftp://ftp.redhat.com/path/namapaket.rpm

# rpm -ivh http://di.intranet.com/path/namapaket.rpm

Opsi Install dan Upgrade

-Force, hasil akan sama dengan -replacepkgs, -replacefile, dan -oldpackage.

(16)

-oldpackage, mengupgrade paket yang baru dengan yang lama. -replacefile, akan menginstall dan menimpa file yang telah ada

-replacepkgs, akan menginstall dan menimpa seluruh isi paket yang telah ada.

-nodeps, tidak melakukan pemeriksaan keterkaitan suatu paket pada saat instalasi. -noscripts, tidak melakukan scripts preinstall atau postinstall

-excludedocs, tidak memasukkan file dokumentasi pada saat instalasi

-includedocs, install fike dokumentasi

-test, hanya melakukan test apakah terjadi konflik atau tidak

-prefix, menentukan dimana `path` paket tersebut di install

-ignorearch, mengizinkan instalasi dimana antara arsitekturi paket dan host tidak sesuai

-ignoreos, mengizinkan instalasi dimana antara versi sistem operasi dari paket dan host tidak sesuai.

Memeriksa/Verifikasi Paket Terinstal

RPM juga dapat digunakan untk memerikan paket yang sudah terinstal, hal ini digunakan untuk memeriksa apaah ada file yang berubah atau hilang karena adanya kesalahan sistem atau kerusakan harddisk, dapat pula digunakan untuk melacak adanya pengguna sistem yang tidak diinginkan yang mengacak-acak sistem. Untuk melakukannya, gunakan perintah :

# rpm -V namapaket.rpm

parameter -V diatas ditulis dengan menggunakan huruf besar, contoh : # rpm -V unggulux-0.99-11.i386.rpm

atau untuk memeriksa semua paket RPM yang terinstal dalam sistem cukup gunakan perintah:

# rpm -Va

perintah ini akan memerikan dan mencocokkan MD5 sum, ukuran file, symbolic link, waktu modifikasi terakhir, device, user, grup dan hak akses. Kadang perbedaan memang ada, seperti misalnya ketika kita mengedit sebuah file konfigurasi, tentunya akan ada perubahan ukuran dan waktu modifikasi jika diperiksa dengan menggunakan perintah di atas.

Tetapi biasanya file binary tidak berubah, jadi harus diwaspadai ketika ada perubahan pada file /bin/login, kemungkinan sistem tersebut sudah pernah dimasuki oleh orang-orang yang tidak diinginkan.

Mengupgrade Paket

$ rpm – Uvh

(17)

perintah :

#rpm -Uvh namapaket.rpm

Upgrade paket dilakukan jika kita telah memiliki versi terdahulunya dari suatu paket. Misalnya telah memiliki paket gnupg-1.0.0.i386.rpm terinstalasi di komputer, sekarang jika ingin memperbaharuinya dengan versi yang lebih baru karena adanya bugs di versi terdahulu, dapat dilakukan dengan cara :

# rpm -Uvh unggulux-0.99-11.i386.rpm

perlu diperhatikan bahwa parameter U harus ditulis dengan huruf besar, perintah di atas tetap akan menginstal paket walaupun sebelumnya paket tersebut tidak ada. Untuk mengupgrade hanya paket yang sudah ada di dalam sistem, gunakan perintah berikut :

# rpm -Fvh unggulux-0.99-11.i386.rpm

Mendowngrade Paket

Ada kalanya paket RPM yang baru tidak berjalan dengan baik karena masih memiliki bug ataupun hal lainnya sehingga harus dikembalikan ke versi lamanya, untuk memasang versi lama tersebut ke dalam sistem digunakan perintah berikut :

# rpm -Uvh -oldpackage namapaket.rpm contohnya adalah sebagai berikut :

#rpm -Uvh-oldpackage ymessanger-0.99-11.i386.rpm

Menghapus (uninstall) Paket

Kadang ada paket yang sudah tidak digunakan dan akan akan dihapus dari sistem, untuk itu gunakan perintah :

#rpm -e namapaket misalnya :

# rpm -e unggulux

kadang ada paket yang membutuhkan file dari paket yang akan dihapus, jika ini terjadi, maka perintah di atas akan mencetak pesan kesahalan, jika ini terjadi maka sistem akan menampilkan pesan seperti berikut ini :

# rpm -e ed

error: removing these package would break dependencies: ed is needed by unggulux-1.0.7-11 mdk

Biasanya proses uninstal terdapat masalah yang sering dikenal dengan istilah

(18)

Kita tetap daoat meng-uninstall paket tersebut dengan cara mengabaikan problem ketergantungan antar paket dengan menambakan option -nodeps, akan tetapi kita sama sekali tidak disarankan untuk menggunakannya karena akan menyebabkan sistem menjadi tidak stabil. Untuk memaksa supaya paket tersebut tetap dihapus, gunakan parameter –nodeps, sehingga perintahnya menjadi sebagai berikut :

# rpm -e –nodeps unggulux

Melihat Paket Terinstal

Untuk melihat paket apa saja yang sudah ada di dalam sistem digunakan perintah : # rpm -qa

ketika perintah tersebut dijalankan, maka akan dicetak seluruh paket RPM yang terinstal di dalam sistem, untuk menampilkan hanya paket tertentu saja, perintah ini dapat digabungkan dengan perintah grep, misalnya untuk mencari paket yang mengandung kata ftp, perintahnya :

# rpm -qa |ah di grep ftp

karakter pipe ( | ) digunakan untuk memasukkan hasil dari perintah di sebelah kiri sebagai inputan untuk perintah di sebelah kanannya.

(6) Coba jalankan perintah berikut : $ rpm -qa | wc -|

Hasilnya adalah jumlah aplikasi program yang terinstalasi di komputer.

Melihat Daftar File dalam suatu Paket

Untuk melihat daftar file yang ada dalam sebuah paket RPM, gunakan perintah berikut :

# rpm -ql namafile.rpm contohnya :

# rpm -ql unggulux-0.99-11.i386.rpm

perintah di atas akan menampilkan daftar filter yang ada dalam sebuah paket RPM.

Selain itu, kita juga dapat mengetahui file-file apa saja yang disertakan pada suatu paket dengan cara memberikan perintah berikut :

# rpm -qil Opsinya antara lain :

(19)

-R, menampilkan paket ini tegantung ke paket apa saja (sama saja dengan -requires).

-Provides, menampilkan kapabilitas suatu paket.

-I, menampilkan daftar file-file pada suatu paket.

-s, menampilkan status pada suatu file (statusnya seperti normal, not installed dan replaced)

-d, hanya menampilkan file dokumentasi

-c, menampilkan file konfigurasi

-script, menampilkan spesifik script shell yang digunakan sebagai bagian proses instalasi dan unisntalasi.

-triggers, menampilkan script triggers.

Melihat Asal Paket dari suatu File

Untuk melihat asal paket dari sebuah file yang sudah terinstall di dalam sebuah sistem, gunakan perintah :

# rpm -q –whatprovides /path/ke/file/namafile contohnya :

# rpm -q –whatprovides/opt/ymessanger/bin/ymessanger

Untuk melihat informasi mengenai suatu paket, namun paket tersebut tidak ingin di instal dahulu dapat diketahui dengan menambahkan option `p` sebagai berikut :

# rpm -qipl

Jika paket yang akan kita instal ternyata sudah terpasang pada sistem kita, maka akan terlihat seperti berikut :

# rpm -ivh ed-1.0-1.i386.rpm ed package ed-1.0-1 is already installed. Error: ed-1.0-1.i386.rpm cannot be installed

Kita juga dapat mengisi dengan URL, dimana secara otomatis paket tersebut akan di download lalu di install. Untuk mendapatkan informasi lebih detail kita dapat menggunakan opsi-opsi berikut :

Melihat Kebutuhan Sebuah Paket

Untuk melihat sebuah paket RPM membutuhkan paket RPM apa saja untuk dapat berjalan, gunakan perintah :

# rpm -qR namapaket.rpm

atau untuk paket yang belum terinstal, gunakan perintah : # rpm -qpR namapaket.rpm

contohnya :

(20)

Untuk mencari asal paket dari suatu file, adalah: rpm -qf

Opsi-opsinya :

-a, query seluruhnya paket yang ada

-whatrequires, query seluruh paket yang memerlukan agar dapat berfungsi dengan baik

-whatprovides, query seluruh paket yang menyediakan capability -f, query paket yang memiliki opsi untuk membentuk

-i, menampilkan daftar file-file suatu paket

-s, menampilkan status pada suatu file (statusnya seperti normal, not installed dab repaced)

-d, hanya menampilkan file dokumentasi -c, hanya menampilkan file konfigurasi

-scripts, menampilkan spesifik script shell yang digunakan sebagai bagian proses instalasi dan uninstalasi

-triggers, menampilkan script triggers.

Instalasi Paket Source (.srpm)

Untuk menginstalasi paket srpm, pertama-tama kita harus menginstalnya dengan cara yang sama dengan menginstalasi paket binary.

$ rpm -ivh contoh:

$ rpm -ivh man-pages-id-0.1.1tm.src.rpm

kemudian kita berpindah direktori ke direktori/usr/src/redhat/SPECS $ cd/usr/bb nama_paket.spec—clean

contoh :

$ rpm -bb man-pages-id.specs

Tunggu beberapa saat, karena paket tersebut sedang di build. Di direktori /usr/src/redhat/noarch akan terdapat file `nama_paket.rpm`. Kita selanjutnya dapat menginstalasi paket tersebut dengan cara sebagaimana tersebut di atas.

Catatan : biasanya paket yang telah kita build akan berada di direktori /usr/src/redhat/RPMS/i386. Paket diatas karena merupakan paket manual maka tidak ditentukan arsitektur mesinnya (i386 atau yang lainnya).

Memeriksa Signature RPM

(21)

rpm -checksig

Record pada RPM

RPM menyediakan sebuah record untuk setiap paket yang terinstall. Record ini biasanya berada pada database rpm. Record ini sewaktu-waktu dapat di re-build kembali untuk memastikan bahwa RPM memuat informasi terbaru pada paket-paket yang terinstal ke dalam sitem. Untuk memperbaharui record, gunakan perintah rpm dengan opsi -rebuilddb seperti pada contoh berikut :

# rpm -rebuilddb

Membuat Paket RPM

Bagi seorang administrator sistem Linux, tentunya tidak hanya diperlukan untuk mengerti konsep, teoritis dan praktik dalam manajemen paket dalam konteks instalasi dan uninstall saja, akan tetapi juga diperlukan keahlian untuk dapat membuat file paket RPM sendiri – paling tidak mengetahui.

Membuat paket RPM mudah dilakukan, terutama jika kita bisa mendapatkan software yang akan kita coba buat dengan mudah. Dalam membuat paket RPM, artikel ini tidak menjelaskan dengan rinci, sesuai dengan latar belakang dan tujuan penulisan artikel ini. Adapun hal-hal yang dasar dan perlu diketahui mengenai pemaketan (RPM Building) antara lain Prosedur dasar dari membangun sebuah paket RPM :

 Ambil source code yang diperlukan untuk dibangun RPM kedalam sistemg

 Buat patch dari setiap perubahan yang kita harus buat atas source tersebut agar dapat dibuat RPMnya dengan baik

 Buat file spesifikasi untuk paket tersebut

 Pastikan semuanya telah diletakkan ditempat yang benar

 Buat paket dengan menggunakan RPM

Dalam operasi normal, RPM membangun paket source dan paket binary sekaligus. Tips RPM

Untuk menguasai RPM, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:

Know your enemy. The sources. Artinya source dari paket yang akan kita buat bisanya dimulai dengan tarball dari program yang akan dipaket. Langkah paling awal adalah menganalisa kebutuhannya untuk diinstall. Apakah penting dan memang perlu. Hampir sepanjang waktu, perintah `./configure`, `make` , `make install` telah dimasukkan dalam file INSTALL atau READ ME, namun kadangkala kita harus menambahkan argumen ekstra pada skrip configure, atau instalasi yang harus diselesaikan dengan cara tertentu.

(22)

 Eksekusi skrip`./configure` secara manual dan coba untuk mengecek beberapa libraries yang partikular untuk mengecek dependensi paket;

 Eksekusi `./configure -help` untuk melihat apakah ada opsi khusus yang harus kita turn on atau off dalam proses membuat paket ini;

 Eksekusi `make` pada saat configure selesai dan pastikan semuanya dikompilasi dengan bersih;

 Eksekusi `make install` prefix=/var/tpm/namapaket` untuk melihat apakah mungkin untuk menginstalasi paket di tempat yang sementara. Jika langkah make install ini tidak berhasil, maka coba lihat makefile jika `prefix=` tidak berjalan.

Seringkali kita hanya perlu mengeksekusi 'make install DESTDIR=/var/tmp/namapaket` (sering dipakai). Ingat bahwa kita mungkin memerlukan semua file yang kita mau dimasukkan ke dalam paket untuk diinstal ke direktori `build root`, dimana lokasi file pada paket tersebut muncul sebagai `tujuan akhir`nya. Jika paket kita mengandung `/bin/Is`, seharusnya sudah diinstall sebelumnya pada `/var/tmp/namapaket/bin/is` oleh perintah terakhir kita.

Aturan dasar yang tidak boleh dilupakan adalah:

1. Jangan pernah membuat paket sebagai root. Gunakan account reguler kita; 2. Jangan pernah memodifikasi source murni (prinstine sources), membuat

patch atau melakukan tweaks pada prinstine oturce tersebut.

Membangun RPM tanpa menjadi Root

Membuat ROM secara normal, memerluan kita untuk login sebagai root. Ada beberapa alasan untuk itu, yaitu:

 RPM menginstall software selama proses pemaketan (packaging), dan normalnya hanya root yang dapat menulis pada direktori instalasi

 RPM diharapkan untuk read dan write dalam direktori di bawah /usr/src/redhat, dimana user biasa tidak dapat memodifikasinya.

Selain itu, masalah yang sering terhadi dalam menggunakan RPM adalah ketergantungan suatu paket denganyang lainnya, misalnya ketika menginstal paket A, ternyata paket A memnutuhkan paket B, tetapi RPM akan memberitahu nama paket atau program yang diperlukan.

Cara menanggulanginya antara lain dengan mencatat nama paket atau program yang dibuthkan tersebut, kemudian cari pada CD distrbusinya, cari paket dengan nama yang mirip dengan nama paket atau program yang diperlukan tersebut. Ada kalanya paket yang diperlukan tersebut memerlukan paket lainnya lagi, sehingga proses ini mungkin akan menjadi panjang.

(23)

Situs tersebut juga dapat menampilkan informasi kebutuhan paket dari suatu paket RPM. Sesudah diketahui paket apa saja yang diperlukan, paket tersebut dapat di download pada situs tersebut atau dapat dicari pada CD distrbusinya.

Kadang dapat terjadi juga paket-paket yang saling membutuhkan, misalnya syarat untuk paket A dapat diinstal adalah paket B, tetapi ketika paket B akan diinstal, dia membutuhkan paket A, Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan parameter – nodeps, contohnya :

#rpm ivh –nodeps namapaket.rpm

Kadang juga dapat terjadi sebuah paket dengan versi yang sama atau lebih baru dilaporkan sudah terinstal, padahal paket tersbut belum terinstal, gunakan parameter force untuk memaksa instalasi paket tersebut :

#rpm ivh –force namapaket.rpm

Hati-hati dalam menggunakan parameter –nodeps dan -force karena kadang hal tersebut akan menyebabkan program tidak berjalan dengan baik.

Kadang sebuah paket gagal diinstal karena library yang ada di dalam sistem memiliki versi yang lebih baru daripada library yang diperlukan oleh paket tersebut. Hal ini biasanya dapat diatasi dengan membuat sebuah link (shortcut) dari library yang ada dalam sistem tersebut dengan nama yang sama dengan library yang diperlukan oleh paket yang akan diinstal. Misalnya sebuah paket RPM memerlukan library yang bernama library.so.3 , sedangkan library yang ada di dalam sistem adalah library.so.4 (versi yang lebih baru), untuk itu buat sebuah link dengan perintah sebagai berikut:

# In -s/usr/lib.so/3/usr/lib/y.so.4

Perintah di atas akan membuat sebuah file yang bernama library.so.3 yang merupakan link ke file library.so.4.

Setelah itu coba install sekali lagi paket RPM tersebut. Jika library yang ada dalam sistem memiliki versi yang lebih lama, maka library tersebut sebaiknya di upgrade. Masalah lain lagi yang jarang terjadi adalah masalah versi RPM, pada distrbusi linux versi lama, RPM yang digunakan adalah RPM versi 3 sedangkan dalam distribusi Linux yang baru, digunakan RPM versi 4. Paket yang di buat dengan menggunakan RPM versi 4 tidak dapat dibuka pada RPM versi 3. Jika hal ini terjadi, hal yang dapat dilakuan adalah mengupgrade RPM yang ada di dalam sistem tersebut dengan RPM versi 4. Saat tugas ini dibuat, RPM telah memasuki versi ke-5 (RPM 5.0)

Sebagai konklusi, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam membangun paket RPM secara singkat adalah :

1. Menyiapkan File rpmrc 2. File spesifikasi

(24)

4. Persiapan

5. Membangun (Build) 6. Memasang (Instal)

7. Pilihan Script Install/Uninstall pre dan post 8. File-file dan changelog

Dari langkah-langkah tersebut dapat saja kita tidak mematuhi atau secara urut satu demi satu, dikarenakan memang dalam membangun RPM itu sendiri tergantung dari si pembuat langkah yang penting untuk dilakukan. Singkatnya, langkah-langkah penting itu adalah langkah-langkah-langkah-langkah yang sudah penulis paparkan pada bab awal ini.

DEB

Pada bagian ini akan dijabarkan perintah dasar dan langkah-langkah dalam melakukan manajemen paket berbasis teks pada distro debian dan turunanannya. Dalam distro keluarga debian, ada manajer paket yang dapat melakukan manajemen paket (instal, uninstal, query, dst) terhadap paket berbasis .deb, yaitu dpkg dan apt.

Dalam artikel ini, penulis menggunakan distro Ubuntu. Ubuntu menggunakan paket untuk meletakkan segala yang dibutuhkan oleh sebuah program untuk berjalan. Pada paket, selain berkas-berkas yang dibutuhkan oleh program, terdapat juga berkas-berkas spesial yang disebut sebagai skrip instalasi (installation scripts), antara lain melakukan penyalian berkas ke tempat yang tepat.

Selain itu, Ubuntu menyediakan server repositori (dan telah di mirror oleh berbagai komunitas Ubuntu di seluruh dunia) paket-paket yang tidak dimasukkan dalam distribusi default. Tapi untuk mengakses server repositori ini dibutuhkan sambungan internet yangb cukup cepat, lalu bagaimana dengan para Ubuntero yang tidak memiliki sambungan internet? Tidak perlu khawatir, masih ada solusi lain, diantaranya adalah penggunaan DVD repositori yang bisa diperoleh dari berbagai sumber.

Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menggunakan DVD repositori tentu saja memperoleh DVD tersebut. Caranya sembarang saja, bisa dengan membeli secara online, menyalin dari teman, atau mungkin dari komunitas Linuxer setempat. Berikutnya adalah menambahkan DVD-DVD tersebut (untuk Ubuntu 7.10 total 5 DVD) ke dalam berkas konfigurasi /etc/apt/source.list. Untuk melakukan hal ini cukup jalankan perintah :

$ sudo -apr-cdrom add

(25)

Setelah semua DVD berhasil ditambahkan, langkah berikutnya adalah mengedit berkas /etc/apt/source.list

$ sudo nano -w/etc/apt/source.list

non-aktifkan semua sumber yang berasal dari internet dengan cara menambahkan # di depannya dengan cara menambahkan # didepannya.

# deb http://id.archive.ubuntu.com/ubuntu/gutsy-backports

main restricted universe multiverse Kemudian jalankan perintah

$ sudo apt-get update

Pastikan tidak ada pesan kesalahan saat menjalankan perintah di atas. Sampai disini proses konfigurasi sudah selesai dan paket-paket yang terdapat di DVD repo siap digunakan. Selain mengetikkan perintah-perintah di atas dari terminal terdapat juga solusi alternatif yang berbaasis grafis yaitu Sypnatic dan Adept.

Menggunakan dpkg & Menggunakan apt

Mungkin pada Debian kita sering menjumpai DPKG yaitu Debian package, dan sekarang ini debian mengeluarkan paket manajemen lanjutan yang bernama APT (Advance Package Tool). APT ini adalah tool pengaturan paket yang sangat berguna, karena tool ini memberikan kita kemudahan untuk mengatur paket pada sistem kita.

Contohnya jika kita ingin menginstall iptables di debian dengan menggunakan dpkg maka kita akan menjalankan perintah seperti berikut ini:

dpkg -i iptables-1 3.7.deb

Tapi kalau kita menggunakan APT maka cukup dengan mengetikkan perintah #apt -get install iptables

Secara otomatis apt akan mencari iptables yang terbaru yang terdapat pada database-nya yang terletak pada direktori /var/cache/apt/archives/ berhitu juga kalau kita ingin mengupdate paket pada mesin kita.

Sekarang kita akan membahas bagaimana cara menggunakan apt pada mesin debian kita, pertama-tama yang perlu dilakukan adalah membuat source.list, yang mana list dimana apt dapat mendownload atau tempat kita menyimpan file-file paket (jika file src debian terdapat pada cd atau media penyimpanan lainnya seperti harddisk) dan pada akhirnya disimpan menjadi arsip yang akan berguna ketika kita menginstall paket tersebut di kemudian hari.

(26)

Source.list secara normal formatnya berbentuk:

deb http://host/debian distribusi section1 section2 section3 deb-src http://host/debian distribusi section1 section2 section3 Isikan sources.list kita dengan mengetikkan perintah berikut ini :

# vim/etc/apt/source.list

Setelah file tersebut terbuka maka isilah file tersebut seperti perintah di bawah ini: an GNU/Linux 4.0-Etch_-Official i386 NETINST Binary-1 20070#

# deb cdrom:[Debian GNU/Linux 4.0_Erch_-Official i386 NETINST Binary-1 20070407-11:29]/etch contrib main deb cdrom:[Debian GNU/Linux 4.0 r0_Etch_-Official i386 NETINST Binary-1 20070407-11:29]/etch contrib main deb ftp://ftp.us.debian.org/debian etch main contrib deb-src ftp://ftp.us.debian.org/debiab etch main contrib deb http://securty.debian.org/debiab etch main contrib deb-src http://security.debian.org/etch/updates main contrib. Penjelasan isi dari baris-baris dari source kust tersebut adalah : Baris yang mana berisi tkita:

1. # itu berarti baris komentar jadi tidak akan di esksekusi ketika kita meng-eksekusinya

2. Baris deb cdrom:[Debian GNU/Linux 4.0 r0-Etch_-Officially i386 NETINST Binary-1 20070407-11:29/etch contrib.main, baris ini menjelaskan untuk apt mendapatkan file-file binary debian pada cdrom. 3. Deb ftp://us.debian.org/debian dan deb-src ftp://ftp.us.debian.org/debian,

ini adalah acuan buat apt kita untuk mendapatkan file-file deb dan src, sedangkan alamat ftp tersebut bisa kita gantikan yang merupakan link yang terbaik buat kita, kita bisa melihatnya pada

http://www.debian.org/mirror/mirrors_full jadi kita tinggal memasang yang mana mirror yang kita butuhkan.

4. deb http://security.debian.org etch/updates main contrib.dan deb-src

http://security.debian.org/etch/updates main contrib, ini berguna untuk apt mendownload fitur-fitur security terbaru buat debian kita.

Catatan: Etch itu adalah seri Debian yang digunakan sekarang, jika kita menggunakan versi stable kita bisa menggantikan etch dengan stable dan jika kita menggunakan versi lain, kita bisa menggantikan etch tersebut dengan nama versi debian kita.

Setelah source.list kita selesai sekarang kita menjalankan perintah, #apt-get update

(27)

direktori /var/cache/apt/archives/.

Sekarang kita akan mencoba untuk menjalankan apt untuk menginstall nautilus, maka kita hanya perlu menjalankan perintah:

# apt-get install nautilus Reading Package Lists...Done Building Dependency Tree...Done

The following extra packages will be installed: bonobo libmedusa0 libnautillus0

The following NEW packages will be installed:

bonobo libmedusa0 libnautilus0 nautilus0 pacakages upgraded, 4 newly installed, 0 to remove and 1 not upgraded

Need to get 8329KB of archives. After unpacking 17.2MB will be used. Do you want to continue? [Y/N]

Karena nautilus mempunyai dependensi dengan bonobo, libmedusa0, libnautilus0, maka paket-paket tersebut juga ikut diinstal.

Berikut ini adalah opsi-opsi yang membuat apt lebih berguna;

-h, ini adalah opsi untuk meminta bantuan, jika kita masih bingung bagaimana caranya menggunakan apt maka gunakan opsi ini.

-d, gunakan opsi ini jika kita hanya ingin mendownload sebuah paket tapi tidak ingin menginstallnya

-y, opsi ini berguna untuk kita yang malas menekan tombol yes, dengan menggunakan tombol ini maka kita tidak bakalan ditanyakan apa-apa.

-u, adalah opsi untuk menampilkan list dari upgrade-upgrade paket.

APT juga bisa menginstall paket secara sekaligus, misalnya apabila ingin menginstall nautillus dan apache bersamaan, maka ketikkan:

#apt-get install sudo nautillus apache

Pada contoh di atas kita bisa melihat kalau menginstall paket dengan nautillus dan apache dapat dilakukan hanya dengan satu baris perintah saja.

Jika paket kita yang rusak kita bisa saja menginstall paket itu kembali dengan mengetik perintah berikut ini :

#apt-get -reinstall install nama-paket

Apabila ada paket yang tidak perlu maka dapat dibuang (remove) dengan metode teks yaitu dengan cara mengetikkan :

apt-get remove namapaket

Misalnya ingin menghilangkan gnomel-panel, maka ketikkan: apte-get remove gnome-panel

(28)

Reading Package Lists.. Done Building Dependency Tree.. Done

The following packages will be REMOVED:

gnome-applets* gnome panel* gnome-panel-data* gnome session* 0 packages upgraded, 0 newly installed, 4 to remove and 1 not upgraded Need to get 0B of archives. After unpacking 14.6 MB will be freed Do you want to continue? [Y/N]

APT akan sangat hati-hati ketika ingin menghapus paket yang mempunyai dependecy dengan paket lain. Namun perlu dipahami bahwa menjalankan perintah seperti di atas akan membuang paket tetapi tidak akan membuang file konfigurasi dari paket tersebut, jadi jika kita ingin juga membuangnya kita bisa mengetikan perintah berikut ini:

# apt-get –purge remove gnome-panel Reading Package List.. Done

Building Dependency Tree.. Done

The following packages will be REMOVED:

gnome-applets*gnome-panel* gnome-panel-data* gnome-session* 0 packages upgraded, 0 newly installes, 4 to remove and 1 not upgraded Need to get 0B of archives. After unpacking 14.6MB will be freed. Do you want to continue? [Y/N]

Seperti yang kita lihat, hasil dari program yang kita jalankan itu, ada paket-paket dengan tanda ' * ' di atasnya, itu maksudnya file konfigurasi terhadap paket tersebut juga akan dibuang.

Kita juga dapat membuang satu paket dan di satu sisinya menginstall paket-paket lainnya dengan hanya menggunakan satu baris perintah apt, contohnya seperti dibawah ini:

#apt-get –purge remoove gnome-panel nautillus+ Reading Package List... Done

Building Dependency Tree... Done

The following extra packages will be installed : bonobo libmedusa0 libnautilus0 nautilus The following packages will be REMOVED:

gnome-applets*gnome-panel* gnome-panel-data* gnome-session* The following NEW packages will be installed :

bonobo libmuedusa0 libnautilus0 nautilus

0 packages upgraded, 4 newly installed, 4 to remove and 1 not upgraded. Need to get 8329KB of archives. After unpacking 2549KB will be used. Do you want to continue ? [Y/N]

(29)

cara menambahkan tanda '-' pada akhir paket yang ingin kita hapus.

TAR

Selain .rpm dan .deb berkas file paket yang populer, sebenarnya ada lagi paket program yang dikompres yaitu dalam bentuk tarball (.tar). Tarball merupakan istilah yang digunakan untuk arsip (archive) tar – sejumlah file yang digabungkan menjadi satu.Tar (untuk Tape Archive) merupakan perintah Unix yang membuat satu file (yang disebut arsip) dari sejumlah file atau mengekstrak (memisahkan) file dari arsip tersebut.

Arsip tar memiliki ekstension .tar di belakangnya. File didalam arsip tar tidak dikompres, tetapi hanya digabungkan menjadi satu file. Program arsip populer untuk sistem windows, winzip, dapat digunakan untuk menggunakan file dari arsip tar. Stiffit expander , program arsip yang digunakan untuk sistem Macintosh, juga dapat mengeluarkan file dari arsip tar.

Tarball merupakan metode tradisional dalam membuat aplikasi dan sampai saat ini masih digunakan secara luas. Menurut defenisinya, tarball merupakan aplikasi yang semua filenya dipaketkan ke dalam satu file. Sebelum digunakan, aplikasi dikeluarkan dari tarball. Setelah dikeluarkan, user kemudian menjalankan script paket untuk mengkonfigurasi aplikasi tersebut dan menyelesaikan instalasi. Kebanyakan Tarball juga di-zip menggunakan program, seperti zip atau gzip. Dengan di-zip, maka ukuran paket dapat dikurangi sehingga dapat mempersingkat waktu download. Untuk itu, aplikasi pertama di-tarball dulu baru kemudian di-zip. Tarball lebih sulit untuk diinstall dibandingkan RPM, tetapi biasanya mempunyai beberapa fitur umum. Fitur tersebut biasanya file README, file INSTALL dan perintah ./configure. File INSTALL akan memberitahu kita argumen apa yang perlu diberikan perintah ./configure. Perintah ini tidak lebih dari sebuah scriptshell yang menaruh file yang dibutuhkan ke lokasi yang tepat.

Biasanya paket dalam bentuk ini adalah source code (kode sumber). Misalnya program-4.4.4.tar.gz atau misalnya program-4.4.4.tgz dimana tgz adalah paket untuk distro Slackware dkk., yang berupa file kompresi dan merupakan penyingkatan tar.gz. Selain itu, terdapat sistem kompresi bzip misalnya program-4.4.4.tar.bz2 dan program-4.4.4.src.rpm, yang merupakan source code, tapi dalam bentuk rpm agar mudah untuk diinstall.

Paket rpm, sangat mudah penginstalannya, namun hanya terbatas pada distro (varian) Linux tertentu saja yaitu Redhat, Mandriva, SuSe. Sedangkan paket tarball dapat digunakan pada semua distro Linux. Begitu pula halnya dengan paket .deb yang dipakai di distro-distro turunan debian dan knoppix (distro live CD).

(30)

Beberapa langkah dalam rangka instalasi paket tarball antara lain sebagai contoh, apabila ingin menginstall suatu paket, katakanlah Tarball Apache 2.0 yang dikompres. Misalnya berbentuk file httpd-2.0.35.tar.gz. Yaitu dengan cara:

Pertama, salin file ke direktori sementara pada harddisk, kedua unzip file, ketiga untar file. Ada beberapa hal yang dapat ditarik dari proses ini, Pada waktu tarball di unzip, ia tidak membuat file tambahan.

APLIKASI TOOLS MANAJEMEN PAKET BERBASIS GRAFIS (GUI) PADA LINUX

Manajemen Paket RPM

Untuk mengatasi problem dependency, seperti yang telah dijelaskan diawal tulisan, maka di-develop sistem manajemen paket yang lebih ringkas dan mudah. Pada distro yang memakai sistem paket berbasis .rpm, maka biasanya menggunakan aplikasi installer yum, pirut maupun urpmi yang langsung melakukan instalasi paket-paket dependensi tersebut sehingga tidak repot.

Menggunakan Tools Manajemen Paket

Midnight Commander

Midnight Commander atau sering disingkat dengan mc, adalah sebuah file manager yang berjalan didalam Linux, paket ini sering terdapat pada distribusi-distribusi Linux yang ada. Jalankan program ini dengan mengetikkan perintah mc, setelah itu kita dapat membuka sebuah paket RPM seperti kita membuka sebuah direktori. Kita juga dapat mengkopi sebuah file dari sebuah paket RPM dengan menggunakan mc.

RPM dengan Glint

Untuk berinteraksi dengan RPM dapat dilakukan melalui program Glint. Program berbasis X ini merupakan File Manager yang memudahkan user melakukan instalasi, uninstalasi, upgrade, query dan verify paket software RPM. Untuk dapat menggunakan Glint, tentu saja X Window sudah diinstalasi dan berjalan baik.

RPM dengan Checkinstall

(31)

Dengan demikian kita harus menghapus satu persatu file yang berhubungan dengan program yang hendak kita hapus tadi. Permasalahan akan semakin rumit jika kita tidak tahu persis file mana saja yang seharusnya dihapus, karena ragu maka kita tidak mau menghapus file-file tersebut, yang berarti ruang harddisk lama kelamaan akan penuh dengan file-file yang sebenarnya tidak penting. Untuk menghindari dari masalah itu, manajemen paket dengan software kecil bernama checkinstall dari IZTO akan sangat membantu.

Checkinstall kurang lebih bekerja sebagai berikut :

1. Ketika kita akan melakukan kompilasi dan instalasi program dari source, kita biasanya akan memberikan perintah : ./configure;make;make install. `install' yang merupakan rule dalam makefile, jarang sekali dilengkapi dengan 'unisntall' untuk fungsi uninstall jika suatu saat kita tidak membutuhkan lagi program tersebut.

2. Jika kita menggunakan Checkinstall, maka melalui checkinstall-lah fungsi 'make install' dijalankan. Kelebihannya adalah, pada saat itu juga Checkinstall melakukan pencatatan atas perubahan-perubahan file di sistem kita yang terjadi selama proses instalasi (make install adalah proses instalasi tersebut). Untuk melakukannya checkinstall memanfaatkan program installwatch yang ditulis oleh Pancrazio 'Ezio' de Mauro.

3. Saat 'make install' selesai, checkinstall akan membuat paket slackware, RPM atau Debian. Kemudian menginstall paket tersebut ke sistem kita. Jika paket tersebut adalah *.tgz maka akan checkinstall akan dibantu oleh installpkg, jika *.rpm dibantu 'rpm -i ' atau 'dpkg -i' jika paket *-deb. 4. Checkinstall akan meninggalkan copy paket yang dibuat tersebut di

direktori source sistem kita, misalnya di /usr/src/packages/RPMS/i386, atau di direktori seperti yang kita deskripsikan di option PAK_DIR pada file checkinstallrc.

Program ini berguna karena kemudian hari kita akan mudah untuk menghapus program tertentu dari sistem kita dengan bersih dan aman serta kita juga tidak perlu melakukan kompilasi program yang sama lagi untuk digunakan di mesin lain, sebab kita sudah memiliki copy paket program ini. Cukup dengan 'installpkg', '.rpm -i' atau 'dpkg -i'.

Checkinstall tersedia dalam bentuk file terkompresi yang bisa di dapat di

http://asic-linux.com.mx/~izto/checkinstall. Setelah kita memiliki source tersebut, seperti biasa lakukan decomprerss,

$tar zxvf checkinstall-x.x.x.tgz

sekarang kita memliki satu direktori baru, yaitu checkinstall-x.x.x, kemudian masuklah ke direktori itu

$cd checkinstall-x.x.x

Gambar

Tabel 1.1 Arsitektur Mesin Pada sebuah Paket

Referensi

Dokumen terkait

“Pemerintah adalah suatu organisasi yang diberi hak untuk melaksanakan kekuasaan kedaulatan. Dalam pengertian yang lebih luas, pemerintah adalah sesuatu yang lebih besar daripada

Simpulan: Penggunaan pasta gigi dengan kandungan xylitol dan flouride dapat menghambat pembentukan plak gigi tetapi pasta gigi dengan flouride tidak dapat menghambat

For each herd of cattle, the following information was collected for this thesis: herd size (proportions of adults &gt;2yrs, calves &lt;1year); herd management practice

Profitabilitas merupakan salah satu bagian finansial yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan.Profitabilitas menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih

Penataan daerah dalam mewujudkan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan Pasal 31 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

[r]

hormon estradiol- 17b pada ikan baung selama pengam at an pada perlakuan P 1 (t anpa diberi hormon HCG (0 IU/ kg) dan MT (0 µg/ kg) diduga kuat adalah m erupakan suat u kondisi alam

Metodologi yang digunakan adalah metode waterfall, Hasil yang dicapai dalam pembuatan aplikasi ini adalah suatu aplikasi dapat memberikan kemudahan bagi para siswa/siswi