FENOMENA KETIDAKPASTIAN
DALAM HIDUP PASIEN HIV/AIDS:
SUATU KAJIAN DARI BEBERAPA
RISET KUALITATIF
FENOMENOLOGI
KASUS
Seorang perawat yang baru bekerja selama 1 bulan di
ruang penyakit dalam RS. Harapan Mulia merasa
bingung karena, ternyata menghadapi pasien
dengan beberapa diagnosis umum yang ada di
ruang penyakit dalam tersebut sangat berbeda
dengan menghadapi 3 pasien yang didiagnosa
HIV/Aids
saat
itu.
Ia
berkonsultasi
dengan
seniornya
yang
telah
berpengalaman
dalam
merawat pasien dengan gangguan kesehatan
tersebut
dan
mendapat
penugasan
untuk
LATAR BELAKANG
Studi fenomenologi adalah suatu studi naratif yang menjabarkan tentang pengalaman-pengalaman individu, dimana kumpulan-kumpulan dari pengalaman tersebut akan dipersempit untuk menjadi satu fenomena inti yang universal (Cresswell, 2013).
Pendekatan fenomenologi merupakan tradisi
penelitian kualitatif yang berakar pada filosofi dan
psikologi, dan berfokus pada pengalaman hidup manusia (sosiologi). Pendekatan fenomenologi hampir serupa
Salah satu implementasi dapat dipakai dalam merawat
klien dengan HIV/AIDS
Penelitian kualitatif dengan
pendekatan fenomenologi
SOLUSI
Artikel 1:
Ketakutan penderita HIV/AIDS pada kematian fisik di satu sisi, dan ada kematian sosial (menjadi wanita dengan AIDS)
harus mendapatkan perhatian pagi orang-orang yang ada disekitarnya.
Memberikan dukungan moril agar mendapatkan suatu harapan untuk keberlanjutan kehidupannya. Hal tersebut dapat
ARTIKEL 2
Perawat dalam mempengaruhi orang yang merawat pasien agar tidak putus asa dalam merawat pasien dan menuntunnya agar mendapatkan koping yang efektif
Klien dapat dituntun untuk tetap memiliki harapan dalam
hidupnya untuk meminimalkan kebingungan dan
keputusasaan
Meningkatkan penerimaan yang diimplikasikan sebagai
perspektif positif dalam hidup dan unfolding factor yakni,
mengalihkan kebingungan, mengurangi keputusasaan, dan
membangun harapan serta meminimalkan folding factor
ARTIKEL 3
Tenaga kesehatan khususnya perawat harus menjalin
ARTIKEL 4
perawat dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi klien di tempat kerja yakni dengan cara mengikutsertakan pasien agar berpartisipasi dalam support group , terlibat dalam penyediaan perawatan diri , advokasi untuk diri mereka sendiri dan orang lain
Perlindungan atau advokasi untuk klien dengan membuat arahan yang tepat dan memiliki pengetahuan medis dan hukum yang memadai berkaitan dengan HIV/AIDS seperti dalam strategi intervensi yang penting untuk konselor . Melalui advokasi, konselor dapat membantu memberdayakan
klien untuk hidup efektif dan produktif (meningkatkan
ARTIKEL 5
Perawat dituntut untuk lebih dalam dalam mengkaji faktor-faktor dukungan psikososial, sosial ekonomi dan issue sistemik lainnya yang berpengaruh terhadap kesejahteraan PHA sebab hal tersebut sangat berkontribusi untuk
meningkatkan outcome kesehatan klien, berpengaruh
SOLUSI PADA KASUS YANG DAPAT DIBERIKAN
DARI PERSPEKTIF KE 5 JURNAL
a. Solusi yang dapat dipetik dari jurnal 1, seorang perawat harus memperlakukan pasien dengan penyakit apapun seperti pasien HIV, perawat harus memperlakukan pasien tesebut dengan baik dan menghilangkan stigma pada
pasien HIV, memberikan dukungan moril agar mendapatkan suatu harapan untuk keberlanjutan kehidupannya walaupun dengan HIV dan memberikan wawasan kepada keluarga dan orang terdekat klien agar tetap berada disisi klien dan
b. Solusi yang dapat dipetik dari jurnal 2, bagaimana perawat dalam mempengaruhi orang yang merawat pasien agar tidak putus asa dalam merawat pasien dan menuntunnya agar mendapatkan koping yang efektif. Disamping itu, pasien dapat dituntun untuk tetap memiliki harapan dalam hidupnya karena harapan adalah sumber utama dalam kehidupan, yang dapat memperbaiki kondisi pasien dan kepercayaan akan masa depan. Dimana perawat
menuntun klien dalam menghadapi dinamika harapan untuk meminimalkan kebingungan dan keputusasaan, namun
meningkatkan harapan dalam menjalani kehidupannya dengan cara meningkatkan penerimaan yang diimplikasikan sebagai perspektif positif dalam hidup dan unfolding factor yakni, mengalihkan
kebingungan, mengurangi keputusasaan, dan membangun harapan serta meminimalkan folding factor yaitu ancaman harapan,
c. Solusi yang dapat dipetik dari jurnal 3, tenaga kesehatan khususnya perawat harus menjalin hubungan yang hangat yang dapat memberikan mereka kenyaman dan percaya dalam berkonsultasi dengan keadaan dan dalam
mengungkapkan harapan mereka dan memfasilitasi dalam mencari pengobatan yang disesuaikan dengan status
d. Solusi yang dapat dipetik dari jurnal 4, perawat dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi klien di tempat kerja yakni dengan cara mengikutsertakan pasien agar
berpartisipasi dalam support group , terlibat dalam penyediaan perawatan diri , advokasi untuk diri mereka sendiri dan orang lain. Konselor harus siap untuk mengatasi masalah yang
dihadapi berbagai orang yang hidup dengan HIV/AIDS. Perlindungan atau advokasi untuk klien dengan membuat
arahan yang tepat dan memiliki pengetahuan medis dan hukum yang memadai berkaitan dengan HIV/AIDS seperti dalam
strategi intervensi yang penting untuk konselor . Melalui advokasi, konselor dapat membantu memberdayakan klien
e. Solusi yang dapat dipetik dari jurnal 5, perawat dituntut untuk lebih dalam dalam mengkaji faktor-faktor dukungan psikososial, sosial ekonomi dan issue sistemik lainnya yang berpengaruh terhadap kesejahteraan PHA sebab hal
Kesimpulan :
Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. Sosiologi fenomenologis pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh pandangan. Fenomoenologi tidak berasumsi bahwa peneliti mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti oleh mereka
Inkuiri fenomenologis memulai dengan diam. Diam merupakan tindakan untuk mengungkap pengertian sesuatu yang sedang diteliti. Yang
ditekankan oleh kaum fenomenologis adalah aspek subjektif dari perilaku orang. Mereka berusaha untuk masuk kedalam dunia konseptual para subyek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupannya sehari-hari. Para fenomenolog percaya bahwa pada makhluk hidup tersedia pelbagai cara untuk
Peneliti kualitatif cenderung berorientasi fenomenologis, namun sebagian besar diantaranya tidak radikal, tetapi idealis pandangannya. Mereka memberi tekanan pada segi subjektif, tetapi mereka tidak perlu menolak kenyataan adanya “di tempat sana”, artinya mereka tidak perlu mendesak atau bertentangan dengan pandangan orang yang mampu menolak tindakan itu
peneliti kualitatif terdapat perbedaan dalam (1)
Derajat mengatasi masalah
metodologis/konseptual ini dan (2) cara
mengatasinya. Sebagian peneliti mencoba
DAFTAR PUSTAKA
Adedimeji, Alawode dan , Odutolu. (2010). Impact of Care and Social Support on Wellbeing among people living with HIV/AIDS in Nigeria.
http://search.proquest.com/docview/580119166/fulltextPDF/14091231716145C14AA/1 0?accountid=17242
Chipimo, Tuba dan Fylkesnes. (2011). Conceptual models for Mental Distress among HIV-infected and unHIV-infected individuals: A contribution to clinical practice and research in primary-health-care centers in Zambia http://www.biomedcentral.com/1472-6963/11/7
Creswell, J. W. (2013). Qualitative inquiry & research design. 3rd ed. USA: SAGE Publication inc.
Dangmei, T. (2011). Perception of Death in the Minds of Women with AIDS. The Oriental Anthropologist, Vol. 11, No. 1, p: 163-178.
KylmÃ, Jari. (2006). Hope, Despair and Hopelessness in Significant Others of Adult Persons Living with HIV.