25
Promosi Kampung Batik Semarang Melalui Sosial Media untuk Meningkatkan
Ek-sistensi serta Penjualan Batik Hasil Produksi Kampung Batik Semarang
Raesha br Sebayang, Annisa Sugesti, Rizki Faizatun Nisa
Departemen Statistika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro
A B S T R A C T
In 2009 the mining sector increased commodity prices on the significant mineral followed by increased market demand. East Kalimantan is an area with abundant natural resources. The local government Utilizing the momentum by doing infrastructure. One is the center of attention is the local government that the acceleration infrastrktur airport transportation. The airport is a vital place in the economy of a region that is of particular concern local government. The local government in cooperation with the central government for the acceleration of infrastructure by expanding airport. The method used in this research is descrip-tive analysis method by collecting data from the Department of Balikpapan city local revenues and local revenues surveys before and after the construction of the airport. This study aims to analyze the results of the acceleration of the airport transport infra-structure in the city of Balikpapan. Location study include airport Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan. Data processing is done tabulation and descriptive analysis. The results showed that an increase in local revenues East Kalimantan through the de-velopment of the airport by the local governments so as to increase the ratio of local revenues in the real sector.
Keywords:
Airport; infrastructure; East Kalimantan; Pemerintah Daerah; Pendapatan Asli Daerah
A B S T R A K
Ekonomi kreatif sebagai sebuah konsep di era ekonomi baru dengan mengutamakan ide dan SDM sebagai faktor produksinya. Setahun terakhir ekonomi kreatif menyumbang 7,05% dari total PDB nasional. Pada 2012 PDRB Jateng berkontribusi 8,26% terhadap Pendapatan Nasional, 13,32% diantaranya adalah kontribusi PDRB Semarang. Sub ekonomi kreatif yaitu Industri Pengolahan berkontribusi 27.11% terhadap PDRB Semarang. Salah satunya adalah Industri Pengolahan Batik di Kampung Batik Semarang. Pemkot Semarang melalui Kementerian Negara Koperasi dan UMKM dan beberapa instansi lainnya telah melakukan promosi Kampung Batik, namun belum memberi dampak yang optimal sehingga diperlukan adanya strategi promosi yang jelas untuk meningkatkan pasar, salah satunya adalah promosi melalui sosial media. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode Kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara Ketua RT 07 di Kampung Batik, kuisioner mengenai eksistensi Kampung Batik, dan data dari BPS. Analisis yang digunakan adalah uji validitas Promosi melalui sosial media dapat meningkatkan eksistensi Kampung Batik dan meningkatnya eksistensi Kampung Batik dapat meningkatkan penjualan batik produksi Kampung Batik, dan uji reliabilitas untuk menguji reliabilitas pernyataan tersebut. Semua uji dianalisis dengan SPSS 13.
Hasil penelitian tersebut adalah dari 109 responden,95.41% menjawab bahwa Promosi melalui sosial media dapat meningkatkan eksistensi Kampung Batik Semarang. Peryataan tersebut valid berdasarkan uji validitas dimana nilai r(0.779)>r tabel(0.1882). Dari 109 responden, 92.66% menyatakan bahwa meningkatnya eksistensi Kampung batik dapat meningkatkan penjualan batik hasil produksi Kampung Batik. Pernyataan tersebut valid berdasarkan uji validitas dimana nilai r(0.779)>r tabel(0.1882). Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dan diperoleh nilai Cronbach’s Alpha . >r tabel(0.1882)sehingga pernyataan tersebut reliabel atau dapat dipercaya. Dari Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa promosi Kampung Batik Semarang melalui sosial media dapat meningkatkan eksistensi serta meningkatkan penjualan batik hasil produksi Kampung Batik Semarang. Peningkatan penjualan kain batik tersebut dapat meningkatkan PDRB Semarang yang akan meningkatkan PDRB Jateng dan PDB Nasional.
Kata kunci:
Eksistensi Kampung Batik, Ekonomi Kreatif, Pendapatan Nasional
PENDAHULUAN
Pada tahun 2015, Indonesia mengalami pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) 4,79%, lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan hanya mencapai 2,4%. Iklim yang
26
sebuah konsep di era ekonomi baru yang memanfaatkan ide kreatif dan Sumber Daya Manusia sebagai faktor produksinya. Setahun terakhir Ekonomi kreatif menyumbang 7,05% dari total PDB nasional. Di Indonesia sendiri terdapat badan yang menaungi ekonomi kreatif di Indonesia yaitu Badan Ekonomi Kreatif Indonesia. Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (BERKRAF) membagi ekonomi kreatif di Indonesia menjadi 16 subsektor yang salah satu diantaranya adalah Industri Pengolahan kriya (kerajinan). Pada tahun 2012 PDRB Jateng berkontribusi 8,26% terhadap Pendapatan Nasional, 13,32% diantaranya adalah kontribusi PDRB Semarang dan 27.11% PDRB Semarang dikontribusikan oleh Industri Pengolahan Kriya (Kerajinan). Salah satu industri pengolahan kriya di Semarang adalah Industri Pengolahan Batik di Kampung Batik Semarang. Pada tahun 2010 Batik Semarang mulai mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kota Semarang. Pemerintah Kota Semarang memberikan bantuan kepada pengrajin batik di Kampung batik Semarang yaitu dalam bentuk pameran, peralatan membatik, pelatihan membatik, dan modal. Bantuan ini bertujuan untuk menghidupkan kembali Batik Semarang yang sudah lama tidak dikembangkan lagi. Namun sejauh ini hal tersebut belum memberi dampak yang optimal karena strategi pemasaran yang dilakukan belum bisa meningkatkan eksistensi Kampung Batik Semarang di mana peningkatan eksistensi dapat meningkatkan penjualan di
Kampung Batik Semarang. Pemasaran adalah
suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan
produk yang bernilai kepada pihak lain Kotler,
1997), berkaitan dengan kutipan tersebut maka Industri Pengolahan Kampung Batik Semarang memerlukan strategi pemasaran serta promosi yang jelas untuk meningkatkan pasar Kampung Batik Semarang.
Seiring berjalannya waktu, dunia dihadapi dengan konsep ekonomi informasi yang mana informasi menjadi hal yang utama dalam pengembangan ekonomi. Di abad ke 20, informasi dapat sangat mudah tersebar melalui teknologi-teknologi terkini, salah satunya adalah sosial media. Kehadiran berbagai situs sosial media seperti Facebook, Twitter, Youtube, Line, Instagram terus meluas ke seluruh penjuru dunia dan sudah bisa dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Keberadaan sosial media tersebut adalah salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan
informasi dan berkomunikasi. Sosial media juga menjadi wadah yang efektif untuk melakukan promosi atau mengiklankan produk secara online serta dapat berkomunikasi langsung dengan para konsumennya. Berpromosi lewat sosial media memiliki sejumlah keuntungan, antara lain lebih hemat biaya dan efektif. Selain itu, promo bisa dilakukan secara viral marketing dan langsung dilihat oleh calon konsumennya sehingga lebih mudah dalam menarik para konsumen baru, dapat menjangkau beragam profil konsumen dari segmentasi yang ada (broad demographics). Keuntungan lain dari menggunakan sosial media adalah dapat menyebarkan informasi secara luas dengan cepat, dapat memantau berita teraktual setiap saat dan membantu memperlancar bisnis Anda.
Strategi untuk meningkatkan Promosi Industri Pengolahan Kampung Batik Semarang salah satunya adalah dengan mempromosikan Kampung Batik Semarang melalui Sosial Media.
PENELITIAN TERKAIT
Penelitian mengenai analisis perkembangan Kampung Batik Semarang sebelum dan sesudah memperoleh bantuan pemasaran dari Pemerintah Kota Semarang ditinjau dari modal usaha, ongkos produksi, tenaga kerja, jumlah pembeli, total penjualan dan keuntungan, telah dilakukan oleh Yulianita Anisyah pada tahun 2011 menggunakan uji statistik pangkat tanda Wilcoxon memberikan hasil pada variabel modal usaha didapatkan nilai –p sebesar 0,000 (0,000<0,05). Hal tersebut berarti ada peningkatan secara signifikan pada variabel modal usaha yaitu sebesar 58%. Pada variabel ongkos produksi didapatkan nilai –p sebesar 0,000 (0,000<0,05). Hal tersebut berarti ada peningkatan secara signifikan pada variabel ongkos produksi yaitu sebesar 49%. Pada variabel tenaga kerja didapatkan nilai –p sebesar 0,000 (0,000<0,05). Hal tersebut berarti ada peningkatan secara signifikan pada variabel tenaga kerja yaitu sebesar 47%. Pada variabel jumlah pembeli didapatkan nilai
–p sebesar 0,000 (0,000<0,05). Hal tersebut berarti ada peningkatan secara signifikan pada variabel jumlah pembeli yaitu sebesar 53%. Pada variabel total penjualan
27
menyebutkan bahwa belum ada dampak yang jelas dari Pemerintah Kota Semarang dalam melakukan pemasaran terhadap hasil produksi batik dari kampung batik, sehingga dibutuhkan strategi pemasaran dan promosi yang jelas. Berdasarkan hal tersebut kami berupaya mencari strategi pemasaran dan promosi yang sesuai dengan kondisi masyarakat zaman sekarang yang lebih banyak mengenal teknologi dan sosial media. Atas dasar itulah kami melakukan sebuah peneletian mengenai promosi Kampung Batik Semarang melalui sosial media untuk meningkatkan eksistensi serta penjualan batik hasil produksi Kampung Batik Semarang.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif karena dengan metode kualitatif dapat diketahui cara pandang obyek penelitian dengan lebih dalam yang tidak bisa diwakili dengan angka-angka statistik.
Dalam mengumpulkan data kami menggunakan beberapa teknik yaitu:
1. Kuisioner
Kuisioner adalah adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden atau orang tua/ anak yang ingin diselidiki. Penyebaran kuisioner kami lakukan ke masyarakat umum.
2. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang (pejabat dan sebagainya) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan pada layar televisi. Kegiatan wawancara kami lakukan dengan Ketua RT 07 di Kampung Batik.
3. Data dari BPS
BPS adalah Badan Pusat Statistik yaitu Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebelumnya, BPS merupakan Biro Pusat Statistik, yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan UU Nomer 7 Tahun 1960 tentang Statistik
Sedangkan analisis yang kami gunakan adalah uji validitas Promosi melalui sosial media dapat meningkatkan eksistensi Kampung Batik dan meningkatnya eksistensi Kampung Batik dapat meningkatkan penjualan batik produksi Kampung Batik, serta uji reliabilitas untuk menguji reliabilitas pernyataan tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data melalui wawancara Ketua RT 07 di Kampung Batik, kuisioner mengenai eksistensi Kampung Batik, dan data dari BPS. Diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2010 memberikan bantuan kepada pengrajin batik di Kampung batik Semarang yaitu dalam bentuk pameran, peralatan membatik, pelatihan membatik, dan modal. Namun untuk promosi belum mendapatkan dampak yang begitu jelas bagi pengrajin Kampung Batik Semarang. Melalui kuisioner Eksistensi Kampung Batik Semarang, dari pertanyaan-pertanyaan kuisioner tersebut dapat diperoleh hasil
1. Dari 109 responden terdapat 36 responden adalah warga berdomisili di Semarang
Gambar 1. Diagram domisili responden
2. Dari 109 responden Sebanyak 64% responden mengetahui Kampung Batik Semarang, dan 36% responden belum mengetahui keberadaan Kampung Batik Semarang.
Gambar 2. Pengetahuan responden mengenai keberadaan Kampung Batik Semarang
3. Dari 109 responden terdapat 85.1% menyatakan bahwa Kampung Batik Semarang belum eksis di kalangan masyarakat,dan 14.9 % lainnya menyatakan bahwa Kampung Batik Semarang sudah eksis di kalangan masyarakat.
28
4. Dari 109 responden terdapat 95.41% menjawab bahwa Promosi melalui sosial media dapat meningkatkan eksistensi Kampung Batik Semarang. Selanjutnya pernyataan tersebut diuji apakah valid atau tidak melalui uji validitas. Dan hasil dari uji validitas pertanyaan tersebut berada pada tabel berikut :
Tabel 1. Tabel Item-Total Statistics untuk uji validitas poin 1
Dari tabel diatas terdapat hasil corrected item
total correlation untuk pertanyaan Apakah
menurut anda Promosi melalui sosial media dapat meningkatkan eksistensi Kampung Batik
Semarang ? adalah . untuk mengujinya
bandingkan nilai tersebut dengan r tabel (n=109,df=n-2=107,signifikansi=5%) yaitu 0.1882. karena nilai hasil corrected item total
correlation untuk pertanyaan Apakah
menurut anda Promosi melalui sosial media dapat meningkatkan eksistensi Kampung Batik
Semarang ? . > tabel . maka
disimpulkan pertanyaan tersebut valid.
5. Dari 109 responden, 92.66% menyatakan bahwa meningkatnya eksistensi Kampung batik dapat meningkatkan penjualan batik hasil produksi Kampung Batik. Selanjutnya pernyataan tersebut diuji apakah valid atau tidak melalui uji validitas. Dan hasil dari uji validitas pertanyaan tersebut berada pada tabel berikut:
Tabel 2. Tabel Item-Total Statistics untuk uji validitas poin 2
Dari tabel diatas terdapat hasil corrected item
total correlation untuk pertanyaan Apakah
menurut anda eksistensi Kampung batik dapat meningkatkan penjualan batik hasil produksi
Kampung Batik? adalah . untuk
mengujinya bandingkan nilai tersebut dengan r tabel (n=109,df=n-2=107,signifikansi=5%) yaitu 0.1882. karena nilai hasil corrected item total
correlation untuk pertanyaan Apakah
menurut anda eksistensi Kampung batik dapat meningkatkan penjualan batik hasil produksi
Kampung Batik? . > r tabel . maka
disimpulkan pernyataan tersebut valid.
6. Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas untuk kedua pertanyaan tersebut dengan cara
membandingkan nilai Cronbach’s Alpha pada
tabel Reliability Statistics dengan nilai r tabel
Tabel 3. Tabel Reliability Statistics untuk uji reliabilitas
Dan diperoleh nilai Cronbach’s Alpha . >r
tabel(0.1882) sehingga 2 pertanyaan tersebut reliabel atau dapat dipercaya.
KESIMPULAN
Dari hasil penilitian dapat disimpulkan bahwa Promosi Sosial Media mampu meningkatkan eksistensi dari Kampung Batik Semarang. Sosial Media adalah hal yang tepat untuk dijadikan sebagai tempat promosi karena sebagian besar masyarakat produktif di Indonesia menggunakan sosial media sebagai alat penerima informasi. Hal tersebut diperkuat dengan hasil analisis mengenai data yang telah dikumpulkan yaitu dari 109 responden terdapat 85.1% menyatakan bahwa Kampung Batik Semarang belum eksis di kalangan masyarakat, dari 109 responden terdapat 95.41% menyatakan bahwa promosi melalui sosial media dapat meningkatkan eksistensi Kampung Batik Semarang, dari 109 responden, 92.66% menyatakan bahwa promosi melalui sosial media dapat meningkatkan eksistensi Kampung Batik Semarang. Kedua pernyataan tersebut valid dan reliabel (dapat dipercaya). Seiring dengan meningkatnya eksistensi dari Kampung Batik Semarang juga akan meningkatkan pasar serta penjualan batik produksi Kampung Batik Semarang. Peningkatan penjualan kain batik tersebut dapat meningkatkan PDRB Semarang yang akan meningkatkan PDRB Jateng dan PDB Nasional.
DAFTAR PUSTAKA
29 Batik Semarang. Semarang, Jawa Tengah, Indo-nesia.
Kemdikbud. (2012, - -). Kamus Besar Bahasa indonesia.
Dipetik oktober 10, 2016, dari
http://kbbi.web.id/metodologi
Kreatif, B. E. (2016, - -). Be Kraf. Retrieved oktober 10, 2016, from