OBSERVASI LAPANGAN KONDISI
HIDROLOGI DI KAWASAN KARST
KABUPATEN GUNUNGKIDUL, DAERAH
ISTIMEWA YOGYAKARTA
(Studi Kasus : Luweng Blimbing/Luweng Anyar, Goa
Seropan, Goa Gremeng, Goa Kalisuci)
Danang Riza Fauzi
Departemen Geografi Lingkungan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada
Email: danangrizafauzi07@gmail.com
INTISARI
Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah yang sebagian besar kawasannya merupakan bentuklahan karst. Bentuklahan karst merupakan bentuklahan asal proses pelarutan. Kabupaten Gunungkidul berbeda dengan daerah lainnya yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagian besar wilayah Kabupaten Gunungkidul memiliki bentuklahan karst sehingga memiliki karakteristik hidrologi yang berbeda dengan daerah lainnya. Kegiatan observasi lapangan ini bertujuan untuk mengamati kondisi hidrologi pada kawasan karst di Gunungkidul. Titik pengamatan pada observasi lapangan ini antara lain berada di Luweng Blimbing/ Luweng Anyar, Goa Seropan, Goa Gremeng, dan Goa Kalisuci. Hasil observasi lapangan menunjukan bahwa kawasan karst memiliki karakteristik hidrologi berupa aliran air yang masuk ke dalam bentuklahan karst menjadi air tanah yang masuk dalam sistem cekungan airtanah dan mengalir melalui sistem sungai bawah tanah.
Kata Kunci : Hidrologi, Karst, Goa, Luweng,
PENDAHULUAN
Material yang terdapat pada kawasan karst sebagian besar berasal dari batuan karbonat (gamping) yang memiliki tingkat porositas tinggi terhadap proses pelarutan. Karst merupakan bentuklahan yang merujuk pada bentukan dolomit dan batuan kapur yang memiliki jalur aliran air yang menuju bawah tanah.Karst memiliki beberapa jenis bentukan antara lain Sinkhole, Terowongan alami, Gua, Dolin, Polye dan lain sebagainya
Air merupakan sumberdaya alam yang dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. keberadaan air di bumi memiliki distribusi dan variasi terhadap kualitas, kuantitas dan keberadaanya di permukaan bumi. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti iklim, morfologi, jenis tanah, batuan, penggunaan lahan, vegetasi dan kegiatan manusia di dalamnya.
Kondisi hidrologi yang ada di kawasan Karst Kabupaten Gunungkidul memiliki karakteristik yang berbeda dengan daerah lainnya karena pada kawasan karst sebagian besar air masuk kebawah permukaan tanah dan masuk ke dalam sistem aliran airtanah. Kondisi hidrologi pada sistem air tanah berbeda dengan air permukaan, berdasarkan karakteristik debit, kualitas, kuantitas, distribusinya terhadap waktu, serta cara pelestarian dan sebagian besar air masuk kebawah permukaan tanah dan masuk ke dalam sistem hidrologi bawah tanah. Atau dapat kita sebut sebagai air tanah. Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukaan tanah akibat proses infiltrasi. Infiltrasi merupakan perpindahan air dari zona tidak jenuh menuju zona jenuh. (Soemarto,1986). Faktor yang berpengaruh terhadap ketersediaan airtanah pada suatu dearah antara lain adalah, formasi geologi penyusun, jenis tanah, morfologi, jenis akuifer, penggunaan lahan, vegetasi dan aktivitas manusia di daerah tersebut.
Gunungkidul. Lokasi absolut Luweng Anyar terdapat pada posisi koordinat -8.026281, 110.603643/ 8˚01’34.6” S, 110˚36’13.1” E.
Luweng Blimbing/Luweng Anyar ini merupakan sebuah sinkhole yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air yang selanjutnya akan dialirkan dalam sistem aliran sungai bawah tanah. Luweng Anyar ini berbentuk tidak beraturan terbentuk karena amblesan tanah yang terjadi akibat penjenuhan luweng oleh air saat terjadi siklon Cempaka pada bulan November 2017. Material pada luweng anyar didominasi oleh batu gamping dengan perlapisan tanah di atasnya yang tidak tebal. Berdasarkan penuturan salah seorang warga kondisi air saat itu meluap sampai membentuk danau akibat hujan deras yang terjadi saat Siklon Tropis Cempaka selanjutnya luweng amblas dan membentuk Luweng Anyar ini. Hal Ini dapat dilihat bekas luapan air yang terlihat pada pohon di sekitar luweng Anyar .
.
Gambar 1. Luweng Anyar di Dusun Serpeng Wetan, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul.
Stopsite selanjutanya pada kegiatan observasi lapangan ini berada di Goa Seropan yang berlokasi di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Lokasi absolut pada Goa Seropan terdapat pada koordinat -8.015452, 110.682360/ 8˚00’55.6” S, 110˚40’56.5” E. Goa adalah lorong yang terbentuk secara alami dalam suatu batuan sebagai saluran air yang menghubungkan titik masuk dan keluar air.(Gillieson, 1996 dalam Pramono dan Ashari, 2014)
goa seropan bentukan stalaktit yang ada nampak telah dipotong potong kemungkinan hal ini berkaitan dengan pemanfaatan air di dalam gua seropan yang telah diambil menggunakan pipa yang besar sehingga mengharuskan pemotongan ornament-ornamen gua berupa stalaktit saat melakukan penginstalasian pipa air.
Gambar 2. Logger di Goa Seropan Gambar 3. Kondisi Air di sungai Goa Seropan
Stopsite Selanjutnya berada di Goa Gremeng yang terletak di Desa Umbulrejo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Goa Gremeng merupakan tempat keluarnya Air tanah dari dalam sungai bawah tanah menuju sungai permukaan. Debit air di Goa Gremeng adalah sebesar 1.870 liter per detik (Haryono, dkk, 2017). Air yang mengalir dari Goa Gremeng dimanfaatkan untuk keperluan irigasi yang digunakan penduduk untuk mengaliri sawah, kolam, dan keperluan lainnya. Pada stopsite Goa Gremeng ini selain dilakukan observasi lapangan juga dijelaskan tentang metode tracer untuk penelusuran aliran airtanah.
Gambar 4. Goa Gremeng
( http://welcome-umbulrejo.blogspot.co.id/2015/07/eksotisme-goa-gremeng.html)
destinasi wisata berupa wisata susur sungai dengan body tubing yaitu melakukan penyusuran sungai dalam goa dengan
menghanyutkan diri menggunakan alat pengaman berupa pelampung dan helm. Berdasarkan hasil observasi goa kalisuci memiliki debit air yang cukup besar dan memiliki bentukan sungai dengan gradien yang cukup curam sehingga menarik digunakan sebagai wisata body tubing.
PENUTUP/KESIMPULAN
Kawasan Karst Kabupaten Gunungkidul yang sebagian besar tersusun oleh batuan gamping memiliki kondisi hidrologi berupa hidrologi karst dimana sebagian besar air masuk kebawah permukaan tanah melalui pori dan rongga pada hasil pelarutan material batu gamping dan material lainnya yang mampu terlarut oleh air terutama air hujan. Pemanfaatan aliran air pada kawasan karst Gunungkidul adalah untuk pariwisata, irigasi, dan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat akan air bersih.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terimakasih saya ucapkan kepada dosen pengampu praktikum geohidrologi, asisten praktikum geohidrologi, dan seluruh rekan-rekan praktikan geohidrologi, yang telah berkenan membimbing dan memberikan ilmu dan pengetahuannya dalam pelaksanaan kegiatan praktikum lapangan ini sehingga dapat membantu dalam penulisan makalah laporan kegiatan praktikum lapangan geohidrologi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Haryono, E., Barianto D. H., dan Cahyadi, A. 2017. Petunjuk Kegiatan Lapangan Hidrogeologi Kawasan Karst Gunungsewu.
Pekan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Ahli Airtanah Indonesia (PIT PAAI), 15 September 2017 diunggah di INA-Rxiv Papers, 14 September 2017 Yogyakarta: Perhimpunan Ahli Airtanah Indonesia, Groundwater Working Group, Kelompok Studi Karst Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Pramono, H., dan Ashari, A. 2014. Geomorfologi Dasar. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta Press.
Soemarto, 1986. Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional.