• Tidak ada hasil yang ditemukan

KINERJA BIDANG LALU LINTAS DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KINERJA BIDANG LALU LINTAS DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURAKARTA"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

KINERJA BIDANG LALU LINTAS DINAS PERHUBUNGAN

KOTA SURAKARTA

Oleh:

TODY MAULANA MEDITRA

D 0103121

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

ii

PERSETUJUAN

Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pembimbing

(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi ini Telah Diuji dan Disahkan Oleh Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari : Tanggal :

Panitia Penguji:

1. Drs. Budiarjo, M.Si ( ) NIP. 195406021986011001

2. Drs. Ali, M.Si ( )

NIP. 195408301985031002

3. Dra. Sri Yuliani, M.Si. ( ) NIP. 196307301990032002

Mengetahui Dekan

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

(4)

iv MOTTO

”Semakin kita dekat dengan orang-orang besar, kita menjadi semakin

jelas melihat bahwa mereka juga hanya orang-orang biasa seperti kita”

(La Bruye)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila

kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh (urusan) yang lain”

(OS. Alam Nasyrah : 6-7)

“Tiada harta terpendam yang lebih bermanfaat

daripada ilmu pengetahuan

tiada kawan yang lebih indah dari berkata Jujur

tiada teman yang lebih tinggi dari kesabaran

tiada kejahatan yang lebih memalukan dari kesombongan

(Wahab bin Munabbih)

Mengakui kekurangan diri adalah tenaga untuk kesempurnaan,

terus mengisi kekurangan adalah keberanian yang luar biasa

(5)

v

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini teruntuk:

1. Papa Mama tercinta

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Evaluasi Kinerja Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam rangka penulisan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Sri Yuliani, M.Si, selaku Pembimbing yang dengan sabar membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Drs. H. Supriyadi, SN. SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Sudarto, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi yang telah berkenan memberikan ijin mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Yosca Herman Soedradjad, MM selaku Kepala Dinas Perhubungan Kota Surakarta yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

5. Ibu Retno Suryawati M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran dan nasehat kepada penulis.

(7)

vii

Kasi Bimbingan Keselamatan dan Ketertiban yang memberikan data dan informasi kinerja pegawai di lapangan (jalan raya).

7. Teman dan Sahabat AN angkt’ 03, terima kasih untuk segenap rasa persaudaraan, kekeluargaan yang tercipta selama ini (Peace Love Unity and Respect) sebarkan Virus Kedamaian di muka Bumi ini.... Salam Brotherhood 8. Segenap civitas akademika dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendorong penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga dengan adanya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Surakarta, April 2010 Penulis

(8)
(9)

ix

5. Teknik Pengambilan Sampel ... 26

6. Validitas Data ... 27

7. Teknis Analisis Data ... 28

BAB II GAMBARAN LOKASI PENELITIAN ... 31

A. Sejarah Berdirinya Dinas Perhubungan ... 31

B. Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Surakarta ... 32

C. Tugas dan Fungsi ... 35

D. Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Surakarta ... 36

E. Keadaan Pegawai ... 43

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta ... 50

B. Faktor Penghambat Maupun Penunjang dalam Kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta .. 84

BAB IV PENUTUP ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 100

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Distribusi Pegawai Masing-Masing Bagian/Subbag/UPTD ... 43

Tabel 2 Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan/Kepangkatan ... 44

Tabel 3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 45

Tabel 4 Jumlah Tenaga Harian Lepas (THL) ... 46

Tabel 5 Jumlah Pegawai Kontrak ... 47

Tabel 6 Kawasan Macet di Surakarta ... 54

Tabel 7 Rekap Rambu Tahun 2008 ………. 57

Tabel 8 Pemasangan CCTV ……… 60

(11)

xi

DAFTAR BAGAN

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

(13)

xiii ABSTRAK

TODY MAULANA MEDITRA, D 0103121, KINERJA BIDANG LALU LINTAS DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURAKARTA, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, 100 halaman, 2010.

Dinas Perhubungan Kota Surakarta adalah suatu organisasi yang memiliki visi dan misi yaitu pelayanan kepada masyarakat umum. Dinas Perhubungan merupakan organisasi publik yang bertanggung jawab atas sistem lalu lintas di Surakarta sehingga dituntut untuk mempersiapkan diri dan secara terus menerus melakukan perbaikan dalam rangka mengantisipasi berbagai masalah lalu lintas yang semakin kompleks. Oleh karena itu, untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat diperlukan pengkajian dan pengembangan kinerja sehingga kinerja organisasi dapat optimal.

Tujuan penelitian adalah (1) untuk mengetahui bagaimana kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta. (2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dan cara mengatasi hambatan untuk meningkatkan kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta.

Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di kantor Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Sumber data yang digunakan adalah informan dan dokumen atau arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan studi kepustakaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Validitas data yang digunakan adalah trianggulasi data. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta selama tahun 2008 sudah cukup baik. Meskipun dalam pelaksanaan program kerja yang telah ditetapkan tidak selalu berhasil. Kinerja Dinas Perhubungan Kota Surakarta dapat diketahui berdasarkan efektivitas organisasi, yaitu tercapainya kelancaran lalu lintas dan menurunnya jumlah pelanggaran lalu lintas. Selain itu, kinerja dinas juga dapat diketahui dari akuntabilitas organisasi, yaitu pertanggungjawaban anggaran yang digunakan berdasarkan alokasi dana yang diberikan oleh pemerintah Kota Surakarta kepada Dinas Perhubungan untuk pelaksanaan program kegiatan terutama untuk pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana lalu lintas serta biaya operasional organisasi secara keseluruhan.

(14)

xiv ABSTRACT

TODY MAULANA MEDITRA, D 0103121, TRAFFIC DIVISION

PERFORMANCE OF SURAKARTA CITY’S COMMUNICATION

SERVICE, Thesis, Administration Department, Social and Political Sciences Faculty, Sebelas Maret University, 100 pages, 2010.

Surakarta city’s communication service is an organization with vision and mission to serve the general public responsible for the traffic system in Surakarta, so that it is required to prepare itself and conducts improvement continuously in the attempt of anticipating the increasingly complex traffic problems. For that reason, in order to give service consistent with the public’s desire and need, there should be performance evaluation and development so that the organization performance can be optimal.

The objectives of research are (1) to find out how Traffic Division Performance of Surakarta City’s Communication Service is and (2) to find out the inhibiting and factors the ways of coping with the obstacles to improve the traffic division performance of Surakarta City’s Communication Service.

The study belongs to a descriptive qualitative research. The research was taken place in of Surakarta City’s Communication Service office. The data source employed was informen and document. Techniques of collecting data used was interview and library study. The sampling technique used was purposive sampling. The data validity technique used was data triangulation. Technique of analyzing data employed was interactive analysis.

The result of research shows that the performance of Traffic Division Performance of Surakarta City’s Communication Service has been fairly good in 2008, despite some failures in their work program implementation. The performance of Surakarta City’s Communication Service can be seen from the organizational effectiveness, that is, the achievement of traffic smoothness and decreased number of traffic breach. In addition, the service’s performance can also be seen from the responsability accountability, that is, the responsibility budget employed based on the fund allocation given by the Surakarta city’s government to the Communication Service for the implementation of activity programs particularly for the procurement and maintenance of traffic infrastructure as well as organizational operational expense entirely.

(15)

xv BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tata pemerintahan yang baik merupakan hal penting pada sektor organisasi publik. Tata pemerintahan yang baik pada sektor publik belum tentu menjamin kinerja pemerintah juga akan baik pada suatu negara. Hal tersebut tergantung kepada kebijakan pemerintah dalam menentukan arah pembangunan suatu negara.

Saat ini, kinerja organisasi terutama organisasi publik mendapat sorotan dari masyarakat dalam kaitannya dengan pelayanan publik. Hal ini dikarenakan masyarakat mulai kritis dalam menilai atas pelayanan yang diberikan terutama oleh organisasi publik. Masyarakat mulai menuntut kepada setiap organisasi publik dalam memberikan pelayanan umum, baik berupa barang atau jasa, agar lebih profesional dan berkualitas kepada setiap anggota masyarakat. Pelayanan yang lebih profesional dan berkualitas merupakan wujud dari good governance (tata pemerintahan yang baik), terutama dalam pelayanan publik.

(16)

xvi

kekurangan, dapat diperbaiki dan dapat memberikan dorongan atau memberikan dukungan kinerja yang sudah baik. Dengan adanya evaluasi tersebut, dapat diketahui seberapa optimalkah sebuah organisasi publik dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat.

Bagus atau tidaknya suatu kinerja dari organisasi publik dapat diketahui dengan melakukan suatu pengukuran. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu organisasi tersebut, misalnya lingkungan organisasi, budaya yang ada dalam organisasi, sarana dan prasarana, penilaian kinerja dan umpan balik. Pengukuran atau kinerja pada suatu organisasi yang memiliki output dalam bentuk barang, dapat dilihat dari kuantitasnya yaitu jumlah barang yang dihasilkan atau seberapa lama barang tersebut dapat dihasilkan. Sementara kinerja pada suatu organisasi yang bergerak di bidang jasa dapat dilihat dari kepuasan pelanggan atau kualitas pelayanan yang diberikan suatu organisasi terhadap masyarakat yang membutuhkan pelayanan tersebut.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (A.P Mangkunegara, 2001 : 67). Selain itu, kinerja juga dapat diartikan sebagai suatu hasil dan usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu.

(17)

xvii

peranan yang sangat penting dan strategis dalam ikut mendorong dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan daerah terutama keterkaitan fungsinya sebagai pelayanan masyarakat (publik service), penunjang kegiatan ekonomi daerah, dan salah satu potensi pendapatan daerah. Salah satu bidang transportasi yang memerlukan perhatian lebih yakni transportasi darat karena sebagian besar aktivitas manusia berada di darat.

Khusus untuk lalu lintas, merupakan masalah yang sangat kompleks mengingat perkembangan Kota Surakarta yang pesat. Perkembangan kota Surakarta dapat dilihat dari pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah kota terutama pembangunan fisik seperti jalan, gedung, pusat perbelanjaan, dan industri. Dengan adanya perkembangan kota yang cukup pesat, maka juga berpengaruh terhadap meningkatnya arus lalu lintas di jalan raya.

Penanganan masalah kelancaran arus lalu lintas merupakan tanggung jawab pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan. Dalam hal ini adalah menjadi tanggung jawab Dinas Perhubungan, khususnya bidang lalu lintas yang memiliki tugas mengatur lalu lintas agar arus lalu lintas dapat berjalan dengan lancar.

(18)

xviii

pukul 12.00 – 21.00 WIB. Selain itu, kemacetan juga terjadi di Simpang Nonongan dan Jalan Slamet Riyadi, daerah Ngemplak dan dibeberapa daerah lainnya di wilayah Surakarta. Berdasarkan beberapa contoh kawasan ini, maka dapat dipahami jika sering terjadi kemacetan lalu lintas. Hal ini dikarenakan pada kawasan-kawasan tersebut merupakan sentra kegiatan perdagangan di Kota Surakarta.

Kemacetan yang terjadi di beberapa kawasan tersebut juga telah ditangani oleh Dinas Perhubungan, khususnya bidang lalu lintas dengan membuat rambu-rambu lalu lintas serta pemasangan lampu pengatur lalu lintas. Meskipun Dinas Perhubungan telah mengeluarkan kebijakan tersebut, belum tentu dapat mengurangi kemacetan lalu lintas yang ada. Hal ini dikarenakan ruas jalan badan jalan sudah tidak dapat menampung dengan semakin banyaknya kendaraan yang melintas.

(19)

xix

titik dengan memberikan bantuan setiap kawasan berupa rambu permanen sebanyak 8 unit, rambu portabel penyeberangan lalu lintas sebanyak 2 unit, dan traffic cone sebanyak 4 unit.

Kinerja Dinas Perhubungan, khususnya bidang lalu lintas dapat terlihat dari kelancaran arus lalu lintas yang ada di wilayah kerjanya. Saat ini, Kota Surakarta merupakan kota dengan jumlah penduduk yang cukup padat, sehingga dengan sendirinya juga berpengaruh terhadap kepadatan arus lintas. Hal ini sesuai dengan salah satu sasaran dari Dinas Perhubungan, yaitu terwujudnya sistem manajemen transportasi lalu lintas yang baik sehingga dapat tercapai kelancaran arus lalu lintas.

Adapun prestasi kerja Dinas Perhubungan Kota Surakarta antara lain telah memperoleh piala WTN (Wahana Tata Nugraha) sebanyak 5 kali secara berturut-turut (tahun 2002-2006) kategori kota besar dalam lomba tertib lalu lintas. Di samping itu, Dinas Perhubungan Kota Surakarta juga telah menggunakan beberapa titik sensor jarak jauh yang disebut Automatic Traffic Computerize Signal (ATCS). ATCS telah ditempatkan antara lain di daerah Gladag dan sepanjang jalan Slamet Riyadi. Hal tersebut merupakan prestasi kerja yang baik dari Dinas Perhubungan karena telah berhasil menciptakan komputerisasi dengan sistem CCTV yang bertujuan untuk memudahkan petugas Dinas Perhubungan dalam memantau setiap daerah rawan macet sehingga kemacetan dapat ditanggulanggi.

(20)

xx

sistem lalu lintas di Surakarta sehingga dituntut untuk mempersiapkan diri dan secara terus menerus melakukan perbaikan dalam rangka mengantisipasi berbagai masalah lalu lintas yang semakin kompleks.

Selama ini citra pelayanan organisasi publik lebih rendah dibanding organisasi swasta. Oleh karena itu, untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat diperlukan pengkajian dan pengembangan kinerja sehingga kinerja organisasi dapat optimal. Hal ini perlu dilakukan karena seiring dengan tuntutan masyarakat atas pelayanan yang berkualitas, maka organisasi publik harus mengubah citra kinerjanya agar menjadi lebih baik. Dengan demikian akan dapat memenuhi harapan-harapan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat.

(21)

xxi

Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang optimal dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan, maka perlu diselenggarakan secara berkesinambungan dan terus ditingkatkan agar lebih luas daya jangkau dan merata pelayanan kepada masyarakat dengan memperhatikan sebesar-besarnya kepentingan umum dan kemampuan masyarakat. Oleh karena itu, peranan Dinas Perhubungan sangat penting sekali dalam hal mobilitas kendaraan di Kota Surakarta, terutama mengenai kemacetan lalu lintas akibat dari perkembangan kota yang semakin pesat.

Namun demikian, untuk menilai suatu kinerja dari organisasi publik tidak cukup hanya melihat dari segi hasilnya. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui lebih lanjut mengenai kinerja organisasi publik yang memiliki volume kegiatan tinggi seperti halnya Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta. Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penghambat dan bagaimana cara mengatasi hambatan untuk meningkatkan kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta seiring dengan perkembangan jaman dan tuntutan lingkungan guna mecapai hasil yang maksimal.

(22)

xxii B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota

Surakarta?

2. Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dan bagaimana mengatasi hambatan untuk meningkatkan kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat dan cara

mengatasi hambatan untuk meningkatkan kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penelitian ini

(23)

xxiii

b. Penulis dapat menyalurkan ilmu yang telah diperoleh dari perguruan tinggi dan menerapkannya ke dalam dunia kerja.

2. Bagi Organisasi Terkait

a. Dapat memberikan masukan bagi Dinas Perhubungan, khususnya

bidang lalu lintas Kota Surakarta.

b. Untuk memperbaiki kondisi instansi terkait di masa depan. 3. Bagi Pihak Lain

a. Dapat menambah perbendaharaan bagi khasanah ilmu pengetahuan sosial pada umumnya dan ilmu administrasi pada khususnya.

b. Memberikan tambahan bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang kinerja pada instansi pemerintahan lain.

E. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran

1. Tinjauan Pustaka

a. Kinerja

(24)

xxiv

dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut (Harbani Pasolong, 2007 : 175).

Dalam mencapai tujuan tersebut tidak dapat lepas dari andil seluruh kerja pegawai. Pada dasarnya keberhasilan perusahaan adalah kontribusi kerja seluruh pegawainya. Apabila pegawai bekerja dengan baik dan memiliki prestasi atau hasil kerja yang baik tentu baik pula kinerja organisasi tersebut.

Menurut Rue dan Byars (dalam Harbani Pasolong, 2007 : 175) kinerja adalah sebagai tingkat pencapaian hasil.

Sedangkan menurut Suyadi Prawirosentono (1999 : 2) kinerja adalah :

“hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.”

Sementara itu, pengertian kinerja menurut Lembaga Administrasi Negara (1999 : 3) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi.

Adapun untuk definisi kinerja organisasi mempunyai banyak pengertian. Menurut Wibowo dan Atmosudirjo (dalam Harbani Pasolong, 2007 : 176) mengemukakan bahwa kinerja organisasi adalah:

(25)

xxv

melalui usaha-usaha yang sistemik dan meningkatkan kemampuan organisasi secara terus menerus untuk mencapai kebutuhannya secara efektif”.

Selanjutnya definisi kinerja organisasi menurut Chaizi Nasucha (2004 : 107) adalah :

”efektifitas organisasi secara menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan yang ditetapkan dari setiap kelompok yang berkenaan melalui suatu usaha sistemik dan meningkatkan kemampuan organisasi secara terus-menerus mencapai kebutuhannya secara efektif.

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja mempunyai beberapa elemen, yaitu:

1) Hasil kerja dicapai secara individual atau secara institusi, yang berarti kinerja tersebut adalah hasil akhir yang diperoleh secara sendiri-sendiri atau kelompok.

2) Dalam melaksanakan tugas, orang atau lembaga diberikan

wewenang dan tanggung jawab yang berarti orang atau lembaga diberikan hak dan kekuasaan untuk ditindaklanjuti, sehingga pekerjaannya dapat dilakukan dengan baik.

3) Pekerjaan haruslah dilakukan secara legal, yang berarti dalam melaksanakan tugas individu atau lembaga tentu saja harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

(26)

xxvi

Berdasarkan pada tingkat kepentingannya, maka penilaian kinerja bertujuan untuk (Sri Budi Cantika Yuli, 2005: 90):

1) Meningkatkan kemampuan pegawai.

Dengan diketahuinya peringkat keberhasilan setiap pegawai, maka akan terdorong keinginan untuk selalu meningkatkan prestasi.

2) Identifikasi faktor penghambat kinerja.

Penilaian prestasi kerja diharapkan akan dapat diperoleh informasi mengenai mengapa seseorang pegawai memiliki perbedaan dalam hal kemampuan walaupun memiliki fasilitas kerja dan gaji yang sama.

3) Menetapkan kebijakan strategis.

Hasil akhir dari penilaian prestasi kerja adalah membantu manajemen untuk merumuskan kebijakan-kebijakan dalam rangka peningkatan kinerja karyawan secara khusus dan organisasi pada umumnya.

Apabila penilaian kinerja dapat dilakukan secara baik dan objektif, maka akan dapat diperoleh manfaat-manfaat yang dapat dirasakan. Adapun manfaat dari penilaian kinerja adalah (Sri Budi Cantika Yuli, 2005: 91):

1) Manfaat bagi manajer penilai.

Dengan melakukan penilaian secara objektif, penilai akan mudah mengidentifikasi beberapa hal mengenai pegawai yang dinilai, seperti kekuatan dan kelemahan pegawai, beberapa masalah yang ada, masalah potensial dan kebutuhan akan program pelatihan. 2) Manfaat bagi karyawan (pegawai).

Karyawan (pegawai) akan memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan pandangannya, mengetahui kekuatan dan kelemahan pada dirinya, memiliki kesempatan untuk mendiskusikan tujuan organisasi/departemen, dan mengidentifikasi peranan dirinya.

3) Manfaat bagi organisasi.

Secara umum, penilaian prestasi kerja karyawan/pegawai akan mampu meningkatkan kinerja individu, meningkatkan kinerja departemen, adanya efisiensi, meningkatnya kualitas produksi/pelayanan.

Proses penilaian kinerja menghasilkan suatu evaluasi atas prestasi kerja pegawai di waktu yang lalu dan prediksi prestasi kerja di waktu yang akan datang. Adapun faktor pembentuk prestasi adalah dilihat dari pelayanan yang baik sebagai berikut:

1) Behaviour and customer research adalah penelitian untuk mengetahui struktur masyarakat, segmen sosial, demografis, analisis jasa potensial, analisis kekuatan masyarakat, mengetahui harapan dan keinginan masyarakat pengguna pelayanan yang diberikan;

(27)

xxvii

3) Process improvement adalah desain ulang berkelanjutan untuk menyempurnakan proses pelayanan kepada masyarakat, konsep PDCA (Plan - Do Practice - Do Work - Chek - Action) dapat diterapkan dalam perbaikan proses pelayanan masyarakat berkelanjutan ini;

4) Assessment, measurement and feedback adalah penilaian dan pengukuran kinerja yang telah dicapai oleh pegawai atas pelayanan yang telah diberikan kepada masyarakat. Penilaian ini menjadi dasar informasi balik kepada pegawai tentang proses pelayanan apa yang perlu diperbaiki, kapan harus diperbaiki dan dimana harus diperbaiki (Gary Dessler, 2000 : 353-354).

b. Indikator Kinerja

Indikator kinerja menurut Lembaga Administrasi Negara (1999 : 7) adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan dengan mempertimbangkan indikator masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat (benefits) dan dampak (impacts).

(28)

xxviii

yang ditimbulkan baik positif maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang ditetapkan.

Penatapan indikator LAN menurut LAN-RI, yaitu merupakan proses identifikasi dan klasifikasi indikator kinerja melalui sistem pengumpulan dan pengelolaan data atau informasi untuk menentukan kinerja kegiatan, program, dan/atau kebijakan. Penetapan indikator kinerja harus didasarkan pada masukan indikator masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat (benefits) dan dampak (impacts).

Agus Dwiyanto (2006 : 50-51) menjelaskan beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja birokrasi publik, yaitu:

1) Produktivitas

Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi juga efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya dipahami sebagai rasio antara input dengan output. Konsep produktivitas dirasa terlalu sempit dan kemudian General Accounting Office (GAO) mencoba mengembangkan satu ukuran produktivitas yang lebih luas dengan memasukkan seberapa besar pelayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah satu indikator kinerja yang penting.

2) Kualitas layanan

(29)

xxix

pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi publik muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima dari organisasi publik. Dengan demikian, kepuasan masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan indikator kinerja organisasi publik. Keuntungan utama menggunakan kepuasan masyarakat sebagai indikator kinerja adalah informasi mengenai kepuasan masyarakat seringkali tersedia secara mudah dan murah. Informasi mengenai kepuasan terhadap kualitas pelayanan sering kali dapat diperoleh dari media massa atau diskusi publik. Akibat akses terhadap informasi mengenai kepuasan masyarakat terhadap kualitas layanan relatif sangat tinggi, maka bisa menjadi satu ukuran kinerja organisasi publik yang mudah atau murah dipergunakan. Kepuasan masyarakat bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi publik.

3) Responsivitas

(30)

xxx

organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya, terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang rendah ditunjukkan denga ketidakselarasan antara pelayanan dengan kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas menunjukkan kegagalan organisasi dalam mewujudkan dan tujuan organisasi publik. Organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan sendirinya memiliki kinerja yang jelek pula.

4) Responsibilitas

Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegitan organisasi publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun implisit. Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan dengan responsivitas.

5) Akuntabilitas

(31)

xxxi

organisasi publik atau pemerintah, seperti pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Suatu kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Michael Ruffner dan Joaquin Sevilla (2004 : 125) yang menyatakan sebagai berikut: “As control becomes ex post, accountability becomes more important. If decisions are audited after the fact but the audit is not made available to the public and/or if there is no body obliged to ensure corrective action is taken for non-compliance or malfeasance, then the control purpose is not being served. (Ketika fungsi pengawasan menurun, maka akuntabilitas menjadi lebih penting. Ketika keputusan untuk dilakukan pemeriksaan kepada publik berdasarkan data-data yang ada tetapi hasil pemeriksaan tidak sebagaimana adanya atau ketika tidak ada seorang pun yang membantu mengoreksi setiap kegiatan maka dapat dikategorikan sebagai bentuk pelanggaran, kemudian tujuan pengawasan menjadi tidak dapat dipenuhi).

Wahyudi Kumorotomo (1996) menggunakan beberapa kriteria untuk dijadikan pedoman dalam menilai kinerja organisasi pelayanan publik, antara lain, adalah berikut ini.

1) Efisiensi

(32)

xxxii 2) Efektivitas

Apakah tujuan dari didirikannya organisasi pelayanan publik tersebut tercapai? Hal tersebut erat kaitannya dengan rasionalitas teknis, nilai, misi, tujuan organisasi, serta fungsi agen pembangunan.

3) Keadilan

Keadilan mempertanyakan distribusi dan alokasi layanan yang diselenggarakan oleh organisasi pelayanan publik. Kriteria ini erat kaitannya dengan konsep ketercukupan atau kepantasan. Keduanya mempersoalkan apakah tingkat efektivitas tertentu, kebutuhan dan nilai-ilai dalam masyarakat dapat terpenuhi. Isu-isu yang menyangkut pemerataan pembangunan, layanan kepada kelompok pinggiran dan sebagainya, akan mampu dijawab melalui kriteria ini.

4) Daya Tanggap

Berlainan dengan bisnis yang dilaksanakan oleh perusahaan swasta, oraganisasi pelayanan publik merupakan bagian dari daya tanggap negara atau pemerintah akan kebutuhan vital masyarakat. Oleh sebab itu, kriteria organisasi tersebut secara keseluruhan harus dapat dipertanggungjawabkan secara transparan demi memenuhi kriteria daya tanggap ini.

(33)

xxxiii

diukur dari output oriented measures throughtput, efficiency, dan

effectiveness. Jadi kinerja suatu organisasi dapat diukur dari hasil yang diorientasikan pada pengukuran efisien dan efektivitas organisasi tersebut.

Menurut Selim dan Woodward dalam Ratminto (2006:174) kinerja dapat diukur dari beberapa indikator antara lain

workload/demand, economy, efficiency, effectiveness, dan equity. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja dapat diukur dari beban kerja/permintaan, ekonomi, efisien, efektivitas dan kewajaran.

Dengan adanya berbagai ukuran kinerja sebagaimana telah diuraikan di atas, maka kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta diukur dengan indikator efektivitas dan akuntabilitas organisasi. Indikator ini dipilih karena efektivitas dan akuntabilitas merupakan faktor yang dapat diketahui hasilnya berdasarkan pada Laporan Akuntabilitas Dinas Perhubungan tahun 2008. Dengan demikian, hasil kegiatan atau program kerja yang dilakukan sudah cukup efektif atau belum sehingga apa yang menjadi tujuan organisasi dapat tercapai dan hasil kegiatan tersebut dipertanggungjawabkan kepada Pemerintah Daerah Surakarta.

2. Kerangka Pemikiran

(34)

xxxiv

kepada masyarakat guna mencapai tujuan dan misi secara optimal sebagai hasilnya dan berimplikasi pada kesehatan dan kelangsungan hidup organisasi. Dengan pengukuran dan penilaian tentang kinerja ini Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta mampu melaksanakan tugas-tugas dan fungsi yang diembankan kepadanya secara optimal dalam melayani masyarakat.

Tugas dan fungsi Dinas Perhubungan adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Sektor transportasi mempunyai peran yang penting dalam proses pembangunan karena dapat membantu kelancaran arus lalu lintas dan mobilitas penduduk maupun barang untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu kawasan. Apalagi Kota Surakarta menempati posisi yang strategis sebagai simpul transportasi darat yang mencakup transportasi jalan raya maupun jalur kereta api antara lintas utara dengan lintas selatan sehingga berakibat pada kepadatan arus lalu lintas.

(35)

xxxv

Bagan 1 Kerangka Berpikir

F. Metode Penelitian

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah guna menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan secara metodologis dan sistematis. Masalah pemilihan metode adalah masalah yang sangat penting dalam penelitian ilmiah, karena mutu, nilai validitas dari penelitian ilmiah sangat ditentukan oleh pemilihan metodenya.

Visi, Misi, dan Tujuan Dinas Perhubungan Kota

Surakarta

Kinerja Dinas Perhubungan

Hasil Kinerja Dinas Perhubungan Kota

Surakarta

(36)

xxxvi

Metode penelitian menurut Sugiyono pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2005: 1). Berdasarkan pengertian tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Jadi, suatu metode dipilih dengan pertimbangan keserasian obyek, tujuan, sasaran, dan variabel masalah yang hendak diteliti.

Dengan demikian, metode penelitian merupakan suatu pengetahuan untuk menggali kebenaran suatu metodologis dengan sistematis dan sesuai dengan pedoman penelitian yang berlaku untuk sebuah karya tulis. Mengingat sangat pentingnya metode penelitian tersebut, maka penulis mempergunakan metode penelitian sebagai berikut.

1. Jenis Penelitian

(37)

xxxvii

disajikan, tetapi hanya bersifat deskriptif untuk mendukung uraian kualitatif yang disajikan. Sebagian data bersifat kualitatif yang didasarkan pada pengamatan langsung ke objek penelitian dan wawancara mendalam dengan sejumlah informan dan responden. Penelitian ini berusaha memperoleh data tentang kinerja bidang lalu lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Alasan dipilihnya lokasi ini karena dengan adanya perubahan kelembagaan dari sebelumnya Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menjadi Dinas Perhubungan maka ada tuntutan dari masyarakat bahwa kinerja Dinas Perhubungan akan menjadi lebih baik lagi. Hal ini dikarenakan sistem lalu lintas memegang peranan penting dalam mobilitas masyarakat, terutama dalam bidang perekonomian. Selain itu, dalam hal pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada, kinerja Dinas Perhubungan juga menjadi sorotan, karena masih ada sarana dan prasarana yang belum terpelihara dengan baik atau bahkan ada rambu lalu lintas yang hilang.

3. Sumber Data

(38)

xxxviii

seluruh sumber data digunakan, tetapi ditetapkan beberapa sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai, antara lain :

a. Informan

1) Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta; 2) Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas;

3) Kepala Seksi Bimbingan, Keselamatan dan Ketertiban; dan

4) Pegawai yang bertugas di bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

b. Dokumen atau arsip

Dokumen atau arsip yang digunakan untuk memberi gambaran mengenai kinerja Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Dokumen tersebut berupa peraturan-peraturan yang berlaku dan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Adapun data yang diperoleh melalui studi pustaka adalah buku, jurnal maupun sumber informasi lainnya yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Teknik wawancara merupakan salah satu pengumpulan data melalui tanya jawab dengan responden (pejabat yang bertugas di Dinas Perhubungan Kota Surakarta) dengan menggunakan pedoman

(39)

xxxix

Surakarta; (2) Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas; (3) Kepala Seksi Bimbingan, Keselamatan dan Ketertiban; dan (4)

Pegawai yang bertugas di bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

b. Studi Kepustakaan

Yaitu pengumpulan data dengan melalui pencatatan dokumen-dokumen yang telah ada atau diambil catatan-catatan yang telah tersedia. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang dapat mendukung penelitian, seperti peraturan-peraturan yang berlaku, LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Dinas Perhubungan Kota Surakarta, dan beberapa buku yang dapat mendukung penelitian atau menjadi landasan dalam penelitian.

5. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Peneliti memiliki kecenderungan untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap.

(40)

xl

kualitatif, maka dalam prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci (key informan) sesuai dengan fokus penelitian. Oleh karena itu, dalam memilih sampel untuk penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Dalam teknik

purposive sampling, peneliti tidak menjadikan semua orang sebagai informan, tetapi peneliti memilih informan yang dipandang tahu dan cukup memahami tentang masalah bidang lalu lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

6. Validitas Data

Data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu, setiap peneliti harus dapat memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Cara pengumpulan data dengan beragam tekniknya harus benar-benar untuk menggali yang benar-benar diperlukan bagi penelitinya. Ketepatan data tersebut tidak hanya tergantung dari ketepatan memilih sumber data dan teknik pengumpulannya, tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas datanya (H.B. Sutopo, 2002: 77-78). Dikatakan oleh Lexy J. Moleong (2004 : 330) trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

(41)

xli

2002: 78) menyatakan bahwa ada empat macam teknik trianggulasi, yaitu trianggulasi data (data triangulation), trianggulasi peneliti (investigator triangulation), trianggulasi metodologis (methodological triangulation), dan trianggulasi teoritis (theoretical triangulation).

Adapun teknik yang dipakai dalam penelitian ini adalah trianggulasi data, yaitu peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk mengumpulkan data yang sama sehingga akan saling mengontrol dari data hasil wawancara dan dokumentasi dengan sumber yang berbeda, yaitu berasal dari pejabat Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan dan dokumen/arsip Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

7. Teknis Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola dan suatu uraian dasar. Proses analisis data merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan perihal rumusan dan hal-hal yang diperoleh dalam penelitian (Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman, 2007: 15).

(42)

xlii

data. Dalam hal ini terdapat tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verivikasinya.

Sedangkan aktifitas dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai proses siklus. Dalam model ini peneliti tetap bergerak dalam komponen analisis seperti tersebut di atas (H.B. Sutopo, 2002: 96).

Ditengah-tengah waktu pengumpulan data dan analisis data juga akan dilakukan audit data demi validitas data. Sedangkan sesudah pengumpulan data selesai, bila masih terdapat kekurangan data, dengan menggunakan waktu yang tersedia, maka peneliti dapat kembali ke lokasi penelitian untuk pengumpulan data demi kemantapan kesimpulan. Untuk lebih jelasnya, proses analisis data dengan model interaktif ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1

(43)

xliii

Sumber : HB. Sutopo, 2002 : 96 Pengumpulan data

Reduksi data Sajian data

(44)

xliv

BAB II

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

Sejarah Berdirinya Dinas Perhubungan

Organisasi LLAJR sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda, waktu itu bentuk organisasinya dianggap cukup memadai dengan keadaan lalu lintas waktu itu yang boleh dikatakan belum serumit sekarang ini. Pada jaman Pemerintahan Belanda organisasi LLAJR dikelola oleh apa yang dinamakan Departemen Van Verkeer on Waterstaat yang kira-kira sama dengan Departemen Perhubungan sekarang ini. Organisasi ini menangani terselenggaranya Undang-Undang Lalu Lintas Jalan Raya yang pada waktu itu disebut Wig Verkeer Ordonantie.

(45)

xlv

Pada era Orde Baru telah dikeluarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Dengan dikeluarkannya peraturan perundangan yang baru maka otomatis peraturan yang lama dinyatakan tidak berlaku. Berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 1992, kedudukan DLLAJ di daerah tingkat Kabupaten atau Kota merupakan perwakilan di tingkat Propinsi.

Untuk Jawa Tengah dikeluarkan Peraturan Daerah Tingkat I Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 1986 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Cabang Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Tengah. Dengan adanya Otonomi Daerah, maka Pemerintah mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta, termasuk didalamnya mengganti Dinas LLAJR menjadi Dinas LLAJ yang sekarang ini berkedudukan di Jalan Menteri Supeno Nomor 7 Surakarta.

Pada tahun 2008 Dinas LLAJ Kota Surakarta mengalami perubahan menjadi Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Perubahan ini berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 14 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

Visi dan Misi Dinas Perhubungan Kota Surakarta

1. VISI

(46)

xlvi

kemana organisasi akan diarahkan. Sehingga visi harus dapat membantu organisasi bagaimana pelayanan harus diselenggarakan. Dengan demikian Visi harus dirumuskan atas dasar penanaman yang akurat atas dinamika kehidupan, citra dan peran organisasi serta kepekaan pada situasi yang ada.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Surakarta merumuskan Visi dan Misi sebagai berikut:

VISI

Terwujudnya Lalu Lintas Angkutan Jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib, teratur dan nyaman serta efisien yang mampu memadukan modal transportasi sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan sektor transportasi yang berwawasan lingkungan di Kota Surakarta.

(47)

xlvii 2. MISI

Misi adalah suatu pernyataan komprehensif tentang tugas pokok dan fungsi organisasi, serta sasaran yang hendak dicapai dalam rangka pencapaian tujuan. Dengan demikian misi sangat diperlukan dalam organisasi untuk mengarahkan program, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, agar setiap kegiatan / produk organisasi selalu mengarah kepada pencapaian visi.

Adapun misi dari Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Kota Surakarta adalah

a. Menyelenggarakan transportasi yang handal, terpadu dan terjangkau oleh daya beli masyarakat guna meningkatkan mobilitas orang, barang dan jasa.

b. Mewujudkan moda transportasi yang memenuhi persyaratan tehnik dan laik jalan.

c. Menyelenggarakan manajemen dan rekayasa Lalu Lintas serta bimbingan keselamatan dan ketertiban Lalu Lintas.

d. Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat sektor transportasi.

(48)

xlviii

Tugas dan Fungsi

Sesuai dengan Peraturan Walikota Kota Surakarta Nomor 14 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Kota Surakarta bagian 1 Pasal 2 menyebutkan bahwa Dinas Perhubungan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang lalu lintas, angkutan jalan, angkutan rel, angkutan sungai, dan penyeberangan. Sedangkan dalam Pasal 3 menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Dinas Perhubungan mempunyai fungsi :

1. Penyelenggara kesekretariatan dinas;

2. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan pelaporan; 3. Penyelenggara manajemen dan rekayasa lalu lintas;

4. Pengaturan angkutan orang dan barang;

5. Pembinaan usaha sarana dan prasarana teknis kendaraan dan bengkel; 6. Penyelenggara uji kendaraan;

7. Penyelenggara pengelolaan Terminal; 8. Penyelenggaraan pengelolaan Perparkiran; 9. Penyelenggaraan sosialisasi;

10. Pembinaan jabatan fungsional;

(49)

xlix

Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Surakarta

Struktur organisasi Dinas Perhubungan Kota Surakarta berdasarkan Peraturan Walikota Kota Surakarta, dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dibantu Kepala Sub Bagian untuk jelasnya dapat dilihat dalam bagan di bawah ini:

Bagan 2

Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Surakarta

(50)

l

Adapun perincian tugas dari masing-masing unit organisasi Dinas Perhubungan Kota Surakarta adalah sebagai berikut.

1. Kepala Dinas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3. Kepala Dinas, membawahkan :

a. Sekretariat;

b. Bidang Lalu Lintas; c. Bidang Angkutan;

d. Bidang Teknis Sarana dan Prasarana; e. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); f. Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian. Untuk melaksanakan tugas pokok Sekretariat mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,

(51)

li

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan;

c. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,

pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian; d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat dibagi menjadi 3 subbagian yaitu:

a. Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, meliputi: koordinasi perencanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan serta pengelolaan sistem informasi di lingkungan dinas. b. Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi dan pelaksanaan di bidang keuangan, meliputi: pengelolaan keuangan, verifikasi, pembukuan dan akuntansi di lingkungan dinas.

(52)

lii

administrasi dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian, meliputi: pengelolaan administrasi kepegawaian, hukum, humas, organisasi dan tatalaksana, ketatausahaan, rumah tangga dan perlengkapan di lingkungan dinas.

3. Bidang Lalu Lintas mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas dan bimbingan, keselamatan dan ketertiban. Untuk melaksanakan tugas pokok, Bidang Lalu Lintas mempunyai fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas;

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang bimbingan, keselamatan dan ketertiban;

c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Lalu Lintas dibagi menjadi 2 seksi yaitu :

(53)

liii

b. Seksi Bimbingan Keselamatan dan Ketertiban mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang bimbingan, keselamatan dan ketertiban, meliputi: penyuluhan, bimbingan keselamatan dan ketertiban kepada masyarakat di bidang lalu lintas jalan, sungai dan rel serta pemberian surat tanda nomor kendaraan tidak bermuatan dan kartu tanda kecakapan mengemudi kendaraan tidak bermotor.

4. Bidang Angkutan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang angkutan orang dab angkutan barang. Untuk melaksanakan tugas pokok bidang angkutan mempunyai fungsi:

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang angkutan orang;

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang angkutan barang;

c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Angkutan dibagi menjadi 2 seksi yang masing-masing dikepalai oleh Kepala Seksi.

(54)

liv

angkutan orang, ijin trayek, ijin operasi dan ijin insidentil serta penyiapan rencana penetapan tarif angkutan kota dan angkutan perbatasan, penyelenggaraan sub terminal dan pos tempat pemungutan retribusi angkutan kota dan angkutan perbatasan serta pengawasan penyelenggaraannya.

b. Seksi Angkutan Barang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang angkutan barang, meliputi: menyiapkan saran pertimbangan dan atau petunjuk, bimbingan serta pertimbangan teknis dalam pemberian ijin pengangkutan barang, ijin usaha angkutan barang, ijin dispensasi melalui jalan kota serta pengawasan penyelenggaraannya.

5. Bidang Teknis Sarana dan Prasarana mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang teknik kendaraan dan bengkel serta uji kendaraan. Untuk melaksanakan tugas pokok, Bidang Teknis Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi :

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang teknik kendaraan dan bengkel;

b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang uji kendaraan;

(55)

lv

Bidang Teknis Sarana dan Prasarana dibagi menjadi 2 seksi yang masing-masing dikepalai oleh Kepala Seksi.

a. Seksi Teknik Kendaraan dan Bengkel mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang teknik kendaraan dan bengkel, meliputi: pemberian ijin usaha perbengkelan, pembinaan dan pengawasan teknis kendaraan bermotor dan tidak bermotor serta pembinaan dan pengawasan bengkel.

b. Seksi Uji Kendaraan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang uji kendaraan, meliputi: pembinaan dan pengawasan, pengendalian dan pengujian kendaraan bermotor dan tidak bermotor.

6. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), bertugas melaksanakan pengelolaan terminal. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dikepalai oleh Kepala UPTD.

(56)

lvi

Keadaan Pegawai

Keadaan pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta akan dibagi dalam beberapa tingkatan, meliputi distribusi pegawai masing-masing Bagian/Sub Bagian (Subbag)/UPTD, jumlah pegawai berdasarkan golongan/kepangkatan, jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah tenaga harian lepas, pegawai kontrak, seragam pegawai, dan jam kerja pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta.

Distribusi Pegawai Masing-Masing Bagian/Subbag/UPTD

Distribusi pegawai masing-masing Bagian/Subbag/UPTD termasuk didalamnya adalah pejabat struktural yang terdiri dari Kepala Bagian (Kabag) dan Kepala Sub Bagian (Kasubbag), dan Kepala Seksi (Kasi), Kepala UPTD, serta staf. Berikut ini adalah gambaran distribusi pegawai masing-masing Bagian/Subbag/UPTD.

(57)

lvii

Berdasarkan tabel di atas jumlah pejawabat struktural Dinas Perhubungan Kota Surakarta sebanyak 18 orang, terdiri dari Kepala Dinas, Kepala Bagian, Kepala Subbag, Kepala UPTD, serta Kasubbag/Kasi. Sedangkan jumlah staf Dinas Perhubungan Kota Surakarta sebanyak 190 orang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) termasuk didalamnya staf UPTD. Jadi jumlah pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta yang berstatus PNS sebanyak 208 orang.

Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan/Kepangkatan

Jumlah pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta berdasarkan golongan/kepangkatan sangat bervariasi dari Gol. I sampai dengan Gol. IV. Tabel berikut ini akan menggambarkan keadaan pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta berdasarkan golongan/kepangkatan.

(58)

lviii

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian Dinas Perhubungan Kota Suarakarta

Berdasarkan tingkat golongan, golongan terendah adalah I d sebanyak 1 orang dan tertinggi adalah IV b sebanyak 2 orang. Dari tabel di atas juga dapat diketahui jumlah pegawai berdasarkan jenis kelamin, dengan perbandingan jumlah pria lebih banyak daripada jumlah wanita yakni sebanyak 193 orang pria dan 15 orang wanita.

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Jumlah pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta berdasarkan tingkat pendidikan juga sangat beragam. Dari tingkat pendidikan paling rendah yakni SD sampai dengan tingkat pendidikan paling tinggi yakni S2. Untuk mengetahui lebih jelasnya lihatlah tabel berikut ini.

Tabel 3

Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Pria Wanita Jumlah

1 S2 8 1 9

2 S1 36 6 42

3 D4 5 - 5

4 Sarjana Muda 2 1 3

5 D3 1 - 1

6 D2 1 - 1

7 SLTA 103 8 111

8 SLTP 17 - 17

9 SD 11 1 12

Jumlah 184 17 201

(59)

lix

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pendidikan rata-rata pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta adalah SLTA dan S1, dengan komposisi jenjang SLTA sebanyak 111 orang dan jenjang S1 sebanyak 42 orang.

Jumlah Tenaga Harian Lepas (THL)

Di samping memiliki pegawai dengan status PNS, Dinas Perhubungan Kota Surakarta juga memiliki pegawai dengan status Tenaga Harian Lepas (THL) yang tersebar di Subbag dan UPTD. Tabel berikut ini menggambarkan jumlah THL.

Tabel 4

Jumlah Tenaga Harian Lepas (THL) No SK

Subbag

SK Walikota

SK Kadin Jumlah

1 Subbag Lalu Lintas 3 1 4

2 Subbag Teknik Sarana 3 4 7

3 Subbag Angkutan 21 10 31

4 UPTD Terminal 50 30 80

5 UPTD Perparkiran 7 1 8

Jumlah 84 46 130

(60)

lx Jumlah Pegawai Kontrak

Status kepegawaian Dinas Perhubungan Kota Surakarta selain sebagai PNS dan THL yakni sebagai pegawai kontrak. Tabel berikut menggambarkan jumlah pegawai kontrak.

Tabel 5

Jumlah Pegawai Kontrak

No Subbag Kontrak

1 Subbag Lalu Lintas 13 2 Subbag Teknik Sarana - 3 Subbag Angkutan 16

4 UPTD Terminal 6

5 UPTD Perparkiran 62

Jumlah 97

Sumber : Sub Bagian Kepegawaian Dinas Perhubungan Kota Surakarta

Tidak berbeda dengan THL, Jumlah pegawai kontrak Dinas Perhubungan Kota Surakarta juga terbilang cukup banyak dengan jumlah 97 orang. Hanya Subbag Teknik Sarana dan Prasarana yang tidak memiliki pegawai kontrak.

Jam Kerja Pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta

(61)

lxi

Seluruh pegawai Dinas Perhubungan Kota Surakarta, kecuali bagian UPTD terminal, petugas CC room, dan petugas TPR masuk 5 hari kerja mulai pukul 07.15 sampai dengan 15.30 serta hari Sabtu Minggu libur.

Petugas terminal (UPTD Terminal)

Pegawai Dinas Perhubungan yang bertugas di UPTD terminal dibagi menjadi 4 regu dimana masing-masing regu terdiri dari 13 personil. Adapun jam kerja pegawainya dibagi menjadi 3 shif, yaitu :

1) Shif pertama masuk pukul 07.00 – 14.00 WIB. 2) Shif kedua masuk pukul 14.00 – 22.00 WIB. 3) Shif ketiga masuk pukul 22.00 – 07.00 WIB.

Adapun ketentuan libur untuk pegawai Dinas Perhubungan yang bertugas di UPTD terminal adalah masuk kerja 3 hari mendapatkan libur 1 hari.

Petugas CC room

Petugas CC room bertugas untuk mengawasi kelancaran melalui CCTV yang dipasang di setiap traffic lights di daerah-daerah rawan sehingga kemacetan dapat selalu dipantau melalui ruangan tersebut. Adapun jam kerja untuk petugas CC room adalah :

(62)

lxii

Mulai pukul 22.00 lampu traffic lights dihidupkan kuning sebagai tanpa hati-hati. Masing-masing shif ditempatkan 2 orang petugas dari Sub Din Lalin.

Petugas TPR (Tempat Pemungutan Retribusi)

(63)

lxiii BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kinerja Dinas Perhubungan Bidang Lalu Lintas Kota Surakarta

Penilaian kerja merupakan penilaian terhadap keseluruhan aktivitas yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu organisasi. Dalam hal ini akan disajikan mengenai hasil penelitian tentang kinerja Dinas Perhubungan Kota Surakarta yang berfokus pada kriteria akuntabilitas, yang juga akan dijelaskan pula mengenai faktor pendukung dan faktor penghambatnya sehingga akan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, untuk memberikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat diperlukan pengkajian dan pengembangan kinerja sehingga kinerja organisasi dapat optimal.

Akuntabilitas adalah perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, melalui suatu media pertanggungjawaban, yang dilaksanakan secara periodik. Dalam organisasi publik, akuntabilitas suatu institusi pemerintah adalah merupakan suatu perwujudan kewajibannya untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan visi, misi, strategi, maupun operasionalisasi/pelaksanaannya dalam institusi yang bersangkutan. Pertanggungjawaban ini umumnya adalah dilakukan terhadap stakeholders

(64)

lxiv

berkenaan dengan pertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan pencapaian misi organisasi. akuntabilitas mempertanggungjawabkan pelaksanaan wewenang atau amanah tersebut terhadap faktor eksternal organisasi yaitu stakeholders atau elected officials.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Didik Setyanto, selaku Kasubag Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan yang mengatakan sebagai berikut:

“Memang dalam setiap instansi pemerintah ada mekanisme pertanggungjawaban program kerja yang telah dilaksanakan, yang biasanya kita sebut dengan akuntabilitas kinerja dinas dan dalam hal ini adalah dinas perhubungan. Pertanggungjawaban terhadap seluruh program kerja dinas kita laporkan kepada pemerintah daerah Kota Surakarta, yaitu kepada Walikota dan DPRD. Program kerja ini tertuang dalam bentuk LAKIP ”.

Berdasarkan keterangan tersebut di atas, dapat diketahui bahwa Dinas Perhubungan Kota Surakarta menghasil kegiatan yang telah ditetapkan tersebut kemudian dipertanggungjawabkan oleh dinas perhubungan kepada pemerintah daerah Kota Surakarta (Walikota dan DPRD).

(65)

lxv

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bapak Didik Setyanto, selaku Kasubag Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan yang mengatakan bahwa:

“Kegiatan yang dilakukan oleh dinas berdasarkan pada rencana strategis (Renstra) yang kemudian dispesifikkan menjadi rencana kerja (Renja) untuk periode satu tahun yang dimulai pada bulan Januari sampai dengan Desember. Rencana kerja yang dilakukan selama satu tahun tersebut kemudian dipertanggungjawabkan kepada pemerintah daerah (Walikota dan DPRD) yang dituangkan dalam bentuk LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)”.

Akuntabilitas dilihat sebagai salah satu indikator untuk melihat kinerja suatu organisasi, dalam hal ini adalah Dinas Perhubungan Kota Surakarta apakah kinerjanya baik atau buruk. Akuntabilitas organisasi dapat diukur dari tercapainya tujuan dari Dinas Perhubungan Kota Surakarta, ketersediaan anggaran, dan peningkatan sumber daya manusia. Apabila tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai, yaitu tercapainya kelancaran lalu lintas dan menurunnya jumlah pelanggaran lalu lintas, maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan kegiatan dalam organisasi berjalan efektif. Dalam mencapai tujuan tersebut setiap organisasi harus dapat mengenali kondisi-kondisi yang dapat menghalangi tercapainya tujuan organisasi.

1. Efektivitas organisasi

(66)

lxvi

padat, yang tentunya juga mempengaruhi kepadatan arus lalu lintas menjadi terganggu.

Dinas Perhubungan Kota Surakarta berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu menyangkut kelancaran arus lalu lintas. Transportasi mempunyai peranan yang penting dan strategis dalam mendorong dan menggerakkan pembangunan daerah, terutama sebagai sarana penunjang kegiatan perekonomian.

Tujuan Dinas Perhubungan Kota Surakarta adalah terwujudnya lalu lintas angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib, teratur dan nyaman serta efisien yang mampu memadukan modal transportasi sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan sektor transportasi yang berwawasan lingkungan di Kota Surakarta. Hal ini dapat terlihat dari semakin padatnya lalu lintas di Kota Surakarta seiring dengan perkembangan perekonomian yang semakin pesat. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Sri Baskoro selaku Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan sebagai berikut.

”Dinas Perhubungan, khususnya bidang lalu lintas Kota Surakarta mempunyai tugas utama dalam mengatur lalu lintas sehingga arus lalu lintas dapat berjalan dengan lancar. Dengan adanya kelancaran lalu lintas, maka akan berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian” (wawancara, tanggal 30 Desember 2009).

(67)

lxvii

mengalami kemacetan dan kawasan yang macet tersebut merupakan pusat kegiatan ekonomi. Kemacetan arus lalu lintas adalah keadaan dimana kendaraan bermotor mengalami kesulitan dalam bergerak untuk melalui suatu segmen jalan tertentu. Adapun kawasan tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 6

Kawasan Macet di Surakarta

No. Kawasan Macet Jam Sibuk

1. Kawasan Pasar Klewer 10.00 – 17.00 WIB

2. Kawasan Coyudan 12.00 – 21.00 WIB

3. Depan Pasar Kadipolo dan Pasar Kembang 06.00 – 12.00 WIB

4. Kawasan Singosaren Plaza 18.00 – 21.00 WIB

5. Simpang Nonongan dan Jl. Slamet Riyadi 12.00 – 13.00 WIB

6. Jl. Yos Sudarso 09.00 WIB

7 Rel KA Pasar Nongko pagi dan sore hari

8 Depan Mangkunegaran pagi dan siang hari

Sumber : Bagian Lalu Lintas Dishub Surakarta

(68)

lxviii

Selain pada kawasan tersebut di atas, terdapat beberapa lokasi di Surakarta, antara lain yaitu di jembatan penghubung antara Kandangsapi dengan Mojosongo. Pada daerah tersebut cukup padat sekitar jam 06.00 hingga menjelang jam 07.00 WIB, sehingga sering terjadi kemacetan.

Daerah lain yang juga terjadi kepadatan lalu lintas adalah daerah Ngemplak. Kepadatan terjadi pada jam-jam masuk sekolah. Kendaraan yang melewati tempat tersebut juga kebanyakan anak-anak sekolah, baik yang berangkat dengan kendaraan sendiri atau diantar. Di tambah lagi, dengan adanya kendaraan besar dari arah Purwodadi yang sebagian melalui Ngemplak serta bus dari arah terminal menuju ke kota-kota Surabaya, Sragen, Tawangmangu, dan daerah selatan seperti Wonogiri yang juga melalui Ngemplak.

Dengan adanya kepadatan lalu lintas tersebut, maka Dinas Perhubungan melakukan suatu tindakan untuk mengurai kemacetan tersebut dengan melakukan pengendalian lalu lintas. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Sri Baskoro, Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Surakarta sebagai berikut.

(69)

lxix

Pengendalian lalu lintas merupakan cara yang praktis dan mudah serta membutuhkan biaya yang relatif lebih murah. Dalam hal-hal tertentu teknik pengendalian lalu lintas membutuhkan biaya mahal. Hal tersebut cenderung akibat pemanfaatan teknologi tinggi dan biaya pemeliharaan.

Pada tahap ini pihak Dinas Perhubungan melakukan beberapa tindakan, yaitu:

1) Pemasangan lampu lalu lintas

Penggunaan persimpangan untuk mengalirkan arus lalu lintas dari berbagai arah mengakibatkan persimpangan menjadi lokasi terhimpunnya titik konflik yang cukup banyak yang berpotensi menjadi penyebab terjadinya kecelakaan, tundaan, serta berbagai masalah lalu lintas lainnya.

Sesuai dengan pendapat dari Bapak Sri Baskoro, Kabid Lalu Lintas sebagai berikut :

“Pemasangan rambu lalu lintas dipersimpangan dimaksudkan terutama untuk mengurangi terjadinya kecelakaan mengingat persimpangan merupakan jalan dari berbagai arah sehingga perlu sekali dilakukan pemasangan rambu lalu lintas”.

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4 Jumlah Tenaga Harian Lepas (THL)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Barangkali alternatif solusi yang paling ampuh untuk mengatasi kesemrawutan perkembangan Kota Medan serta juga menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan lalu lintas ini adalah

DPPKA Kota Surakarta merupakan dinas yang mempunyai tugas pokok.. untuk melakasanakan urusan pemerintahan dibidang pendapatan,

Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika UPTD Perparkiran Kota Surakarta dalam tingkat tanggung jawabnya sudah baik, karena setiap tugas yang diberikan selalu

Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Disposisi Surat Pada Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Batam bertujuan untuk membantu tugas pokok dan fungsi pada

Adapun solusi dalam mengatasi hambatan penerapan Elektornik Kinerja (E-Kinerja) di Dinas Prdagangan kota Surakarta sebagai berikut: (1) sosialisasi ulang tentang

Alhamdulillahirobil a’lamin, dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

Sumber daya yang dibutuhkan oleh Dinas Perhubungan Kota Padang masih belum mencukupi untuk melaksanakan masing – masing kegiatan dari Program Peningkatan

Sektor perhubungan, khususnya perhubungan darat memiliki peran yang sangat vital dalam berdimensi strategi untuk kemajuan Kota Kotamobagu.Maksud dari penyusunan rencana strategi Dinas