• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan Inkuiri terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Noborejo 02 Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual dengan Pendekatan Inkuiri terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Noborejo 02 Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

49

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Noborejo 02 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Penelitian ini mengunakan metode eksperimen yang dilakukan pada mata pelajaran IPS ( Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia) di kelas V SDN Noborejo 02 Salatiga dan SDN Noborejo 01 Salatiga Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Dalam penelitian ini peneliti membagi menjadi dua kelompok yaitu: kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelas V SDN Noborejo 02 Salatiga yang berjumlah 25 siswa dan kelompok kontrol adalah kelas V SDN Noborejo 01 Salatiga yang berjumlah 24 siswa.

SDN Noborejo 02 terletak di Jalan Sadewo 1 No. 02 Dusun Nobokulon Kel. Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. SDN Noborejo 01 terletak di Jalan Arjuna No. 50 Dusun Pamot Kelurahan Noborejo Kota Salatiga.

Latar belakang sosial siswa dari kedua sekolah ini mayoritas sama yaitu dari keluarga petani dan buruh, tetapi sebagian besar mata pencaharian mereka yaitu petani.

4.2 Analisa Data

4.2.1 Nilai Rata-rata Pretes

Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata hasil belajar (pretes) kelompok ekperimen dan kontrol diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Nilai rata-rata Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Sampel Rata-rata hasil belajar

Kel. Ekperimen 53,04

(2)

Pada tabel di atas terdapat nilai rata-rata hasil belajar pretes pada kelompok eksperimen yaitu 53,04 dan kelompok kontrol 53,46 yang menunjukkan bahwa kondisi kemampuan siswa sebelum diberi pembelajaran dengan pendekatan inkuiri sama. Hasil nilai rata-rata pretes dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9.

4.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

4.3.1Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Kelas Eksperimen Pretes

Tabel 4.2 di bawah merangkum data empirik hasil belajar setelah penggunaan metode inkuiri yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maximum, rentang skor mean, standar deviasi.

Tabel 4.2

Descriptive Statistics Hasil Pretes Kelas Eksperimen

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

VAR00001 25 38.00 76.00 53.0400 12.01901

Valid N

(listwise) 25

Sumber data: dicopy langsung dari SPSS 0.20 for windows.

Tabel 4.2 di atas menjelaskan bahwa diketahui variabel dengan jumlah data (N) sebanyak 25 siswa mempunyai skor maximal 76 sedang skor minimal 38 dengan rata-rata sebesar 53.0400 dan standar deviasi 12.01901.

(3)

Tabel 4.3

Kriteria Tingkat Prestasi Hasil Pretes Kelas Eksperimen

Nilai Jumlah Siswa

Presentase Kategori

81-100

4.3.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Kelas Eksperimen Postes Tabel 4.4

S

Sumber data: dicopy langsung dari SPSS 0.20 for windows.

Tabel 4.4 diatas menjelaskan bahwa diketahui variabel dengan jumlah data (N) sebanyak 25 mempunyai skor maximum 95 sedangkan skor minimum sebesar 67 dengan rata-rata sebesar 81.2000 dan standar deviasi 8.98610 .

Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel tingkat prestasi belajar pre tes kelas eksperimen digunakan 5 kategori, yaitu : sangat tinggi (ST). Tinggi (T), sedang (S), rendah (R), sangat rendah (SR), criteria tingkat prestasi dapat dilihat pada tabel 4.5 :

Tabel 4.5

Descriptive Statistics Hasil Postes Kelas Eksperimen

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

VAR00001 25 67.00 95.00 81.2000 8.98610

Valid N

(4)

Dengan melihat data yang terdapat pada tabel 4.5 dalam presentase keberhasilan, dapat diketahui keberhasilan hasil pembelajaran yang dilakukan peneliti. Jumlah siswa yang mendapat nilai antara81-100 adalah 56%, 61-81 adalah 44%.

Tabel 4.6

Rata-rata Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Mata pelajaran

Sebelum penggunaan

metode

Kategori Sesudah penggunaan

metode

Kategori

IPS 53.04 Cukup 81.20 Sangat

Baik

Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan prestasi belajar siswa pada kelas eksperimen setelah penggunaan pendekatan inkuiri pada mata pelajaran IPS.

4.3.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Kelas Kontrol Pretes

Tabel 4.7 di bawah merangkum data empirik hasil belajar pada mata pelajaran IPS tanpa menggunakan pendekatan inkuiri yang telah diklasifiksikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maximum, mean, standar deviasi.

Tabel 4.7

Descriptive Statistics Rata-rata Hasil Belajar Kelas Kontrol Pretes

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

VAR00001 24 38.00 65.00 53.4583 8.41313

Valid N

(listwise) 24

Sumber data: dicopy langsung dari SPSS 0.20 for windows.

(5)

minimal sebesar 38 dengan rata-rata sebesar 53.4583 dan standar deviasi 8.41313.

Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel tingkat prestasi belajar pretes kelas eksperimen digunakan 5 kategori, yaitu : sangat tinggi (ST). Tinggi (T), sedang (S), rendah (R), sangat rendah (SR), kriteria tingkat prestasi dapat dilihat pada tabel 4.8 :

Tabel 4.8

Kriteria Tingkat Prestasi Hasil Pretes Kelas Kontrol

Nilai Jumlah Siswa Presentase Kategori presentase keberhasilan, dapat diketahui keberhasilan hasil pembelajaran yang dilakukan peneliti. Jumlah siswa yang mendapat nilai antara 61-81 adalah 29%, jumlah siswa yang mendapat nilai 41-60 adalah 63% dan jumlah siswa yang mendapat nilai 21-40 adalah 2%.

4.3.4 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Kelas Kontrol Postes

Tabel 4.9 di bawah ini merangkum data empirik hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran IPS tanpa menggunakan metode inkuiri yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maximum, rentang skor, mean, standar deviasi.

Tabel 4.9

Descriptive Statistics Hasil Postes Kelas Kontrol

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

VAR00002 24 57.00 91.00 72.1667 9.40706

Valid N

(6)

Tabel 4.9 menjelaskan bahwa diketahui variabel dengan jumlah data (N) sebanyak 24 mempunyai skor maximal 91.00 sedangkan skor minimum 57.00 dengan rata-rata sebesar 72.1667 dan standar deviasi 9.40706.

Untuk menentukan tinggi rendahnya variabel tingkat prestasi belajar pre tes kelas eksperimen digunakan 5 kategori, yaitu : sangat tinggi (ST). Tinggi (T), sedang (S), rendah (R), sangat rendah (SR), kriteria tingkat prestasi dapat dilihat pada tabel 4.11 :

Tabel 4.10

Kriteria Tingkat Prestasi Hasil Postes Kelas Kontrol

Nilai Jumlah Siswa Presentase Kategori presentase keberhasilan, dapat diketahui keberhasilan hasil pembelajaran yang dilakukan peneliti. Jumlah siswa yang mendapat nilai antara 81-100 adalah 25%, 61-81 adalah 67% dan 41-60 adalah 8%.

4.4 Normalitas Data

(7)

tekhnik one sampel klmogorov-smirnov tes. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS 20.0 for window analyze nonparameric test sampel

K.S.

4.4.1 Normalitas Data Pre Tes Kelas Eksperimen

Tabel 4.11

Uji Statistik Normalitas Pretes Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Nilai pretes

N 25

Normal Parametersa,b

Mean 53.0400

Std.

Deviation 12.01901

Most Extreme Differences

Absolute .198

Positive .198

Negative -.105

Kolmogorov-Smirnov Z .991

Asymp. Sig. (2-tailed) .280

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber data: dicopy langsung dari SPSS 0.20 for windows.

Dari tabel 4.11 tampak bahwa hasil uji Kolmogorov-ssmirnov Z untuk penggunaan model pembelajaaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri adalah sebesar 0.991 dengan p = 0,280. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel pretes pada penggunaan pendekatan inkuiri adalah normal.

(8)

Grafik 4.1

Pretes Kelas Eksperimen

4.4.2 Normalitas Data Pos Tes Kelas Eksperimen Tabel 4.12

Uji Statistik Normalitas Postes Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Nilai Postes

N 25

Normal Parametersa,b

Mean 81.2000

Std.

Deviation 8.98610

Most Extreme Differences

Absolute .159

Positive .159

Negative -.138

Kolmogorov-Smirnov Z .793

Asymp. Sig. (2-tailed) .556

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dari tabel 4.12 tampak bahwa hasil uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk penggunaan pendekatan inkuiri adalah sebesar 0,793 dengan p = 0,556. Hal Ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variable postes pada penggunaan pendekatan inkuiri adalah normal.

(9)

Grafik 4.2

Postes Kelas Eksperimen

4.4.3 Normalitas Data Pre Tes Kelas Kontrol Tabel 4.13

Uji Statistik Normalitas Pretes Kontrol

S

S

Sumber data: dicopy langsung dari SPSS 0.20 for windows.

Dari tabel 4.13 tampak bahwa hasil uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk penggunaan pendekatan inkuiri adalah sebesar 0,799 dengan p = 0,546. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel pretes pada penggunaan pendekatan inkuiri adalah normal.

Gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik dapat dilihat pada grafik 4.3 postes kelas eksperimen berikut ini :

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

VAR00001

N 24

Normal Parametersa,b Mean 53.4583

Std. Deviation 8.41313

Most Extreme Differences

Absolute .163

Positive .101

Negative -.163

Kolmogorov-Smirnov Z .799

Asymp. Sig. (2-tailed) .546

(10)

Grafik 4.3 Pretes Kelas Kontrol

4.4.4 Normalitas Data Pos Tes Kelas Kontrol Tabel 4.14

Uji Statistik Normalitas Postes Kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Nilai postes kontrol

N 24

Normal Parametersa,b Mean 72.1667

Std. Deviation 9.40706

Most Extreme Differences

Absolute .117

Positive .092

Negative -.117

Kolmogorov-Smirnov Z .571

Asymp. Sig. (2-tailed) .900

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber data: dicopy langsung dari SPSS 0.20 for windows.

Dari tabel 4.14 tampak bahwa hasil uji Kolmogorov-Smirnov Z untuk penggunaan pendekatan inkuiri adalah sebesar 0,571 dengan p = 0,900. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variable postes pada penggunaan pendekatan inkuiri adalah normal.

(11)

Grafik 4.4 Postes Kelas Kontrol

4.5 Analisis Hasil Penelitian 4.5.1 Analisis Uji T

Analisis t-test yang digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa, antara siswa yang menggunakan inkuiri dan metode ceramah. Uji t tes menggunakan SPSS 20 adalah :

Analyze –compare means – independent sample t test

masukkannilaiakhir (postes) kekotak test variabeldankode di kotak

grouping variabel – klik define groups danmasukkan group 1 dengan

group 1 (nilaipretesdenganpretes) dan group 2 dengan group 2

(postesdenganpostes) – continue – ok.

Hasil t-test dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.15 Analisis Uji T

Group Statistics

kode postes

kontrol dan

eksperimen

N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

nilai postes

eksperimen dan

kontrol

4.00 25 81.2000 8.98610 1.79722

2.00 24 72.1667 9.40706 1.92021

Sumber data : dicopy langsung dari SPSS 18 for windows

(12)

kontrol adalah 72.17. Hal ini berarti bahwa perbedaan hasil belajar sebesar 9.03 dimana siswa yang menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang diberi pembelajaran model ceramah.

4.6 Hasil Uji Hipotesis

Tabel 4.16

Hasil T Test Hasil Belajar

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. T df Sig.

Sumber data : dicopy langsung dari SPSS 18 for windows

Berdasarkan hasil uji t diperoleh sig 0,001< 0,05 maka H0 ditolak

dan H1diterima. Berarti ada perbedaan signifikan terhadap hasil belajar

siswa, antara siswa menggunakan model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri dengan metode ceramah.

(13)

H0 : Tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan penggunaan model

pembelajaran kontekstuasl dengan pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar siswa.

H1 : Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan penggunaan model

pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar siswa.

Hasil t-hitung diperoleh sign = 0.001, karena signifikan. Lebih kecil dari 0.050 (0.001<0,050 ) maka H1 diterima. Kesimpulannya bahwa H1

diterima, yang artinya penggunaan model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan p value 0.001< 0.050.

4.7 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan sebelumnya berikut ini akan diuraikan deskripsi dan interpretasi dari hasil penelitian. Deskripsi dan interpretasi data dianalisis berdasarkan pada penggunaan pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar siswa.

(14)

mencapai hasil 72,17. Hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 9,03.

Hasil sig dari t-test sebesar 0,001< 0,050 menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa antara siswa yang diberi model pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri dan metode konvensional. Dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan inkuiri dapat mempengaruhi hasil belajar siswa kelas V SDN Noborejo 02 Salatiga dan guru dalam proses pembelajaran dengan pendekatan inkuiri perlu menerapkan langkah-langkah pembelajaran dengan sempurna.

Pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks di mana materi tersebut digunakan, serta berhubungan dengan bagaimana seseorang belajar atau gaya/cara siswa belajar. Melalui hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, suatu pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pemanfaatan pembelajaran kontekstual akan menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa akan menjadi peserta aktif bukan hanya pengamat yang pasif dan bertanggung jawab terhadap belajarnya. Penerapan pembelajaran kontekstual akan sangat membantu guru mengaitkan menghubungkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa untuk membentuk hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dengan kehidupan mereka.

(15)

kerja kelompok atau pemodelan. Dengan demikian anak akan berkesan dengan apa yang baru saja dipelajarinya, karena mengalami sendiri dan terlibat langsung serta aktif dengan bahan yang dipelajarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2002) bahwa belajar adalah proses, kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih dari itu yaitu mengalami. Hal ini senada dengan teori yang dikemukakan Peter Seal yang terkenal dengan Kerucut Pengalaman Belajar (Puskur, 2002), bahwa jika seorang guru mengajar dengan meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya, maka siswa akan mengingat sebanyak 90% dari apa yang ia pelajari atau apa yang kita berikan.

Pembelajaran kontekstual memiliki tujuh teknik atau komponen yaitu kontruktivisme, inquiry, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian autentik. Dalam penelitian ini, yang akan peneliti angkat untuk dijadikan penelitian adalah komponen pembelajaran kontekstual dengan pendekatan inkuiri.

Inkuiri merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Kegiatan ini diawali dari pengamatan terhadap fenomena, dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Dengan demikian, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkannya.

Adapun langkah-langkah pembelajaran inkuiri adalah memperkenalkan masalah, mengumpulkan data, menganilsa data, membuat

(16)

meliputi mengumpulkan data, menganalisis data, membuat hipotesa, menguji hipotesa, dan terakhir kesimpulan. Setelah tahap inkuiri dari 1-6 selesai, kemudian perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Selanjutnya guru bersama siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran dari awal-akhir.

Gambar

Tabel 4.1.
Tabel 4.2 di bawah merangkum data empirik hasil belajar
Tabel 4.5
Tabel 4.6 Rata-rata Hasil Belajar Kelas Eksperimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan media video dapat meningkatkan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian pembuatan alat percobaan laju hantaran kalor konduksi adalah cara penggunaan alat untuk menemukan konsep laju

menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul ‘’ PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala) TERHADAP AKTIVITAS, KAPASITAS MAKROFAG DAN JUMLAH

Implementations shall support graph patterns involving terms from an RDFS/OWL class hierarchy of geometry types consistent with the one in the specified version of Simple

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukkan karakter, perkembangan kemampuan peserta didik untuk memiliki

Hasil nilai pengaruh tertinggi adalah harga, kemudian promosi penting dalam pasar, dan produk, lokasi Faktor Harga, Promosi dan Kualitas Pelayanan mempengaruhi

sebagian nasabah memiliki preferensi yang lebih baik terhadap bukti fisik.. yang disampaikan bank lain, karena nasabah memiliki tabungan di

This indicated that the alternative hypothesis stating that the interactive video media increases the students’ writing scores in analytical exposition text at XI grade