• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUBLIC RELATIONS DAN COMMUNITY RELATIONS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PUBLIC RELATIONS DAN COMMUNITY RELATIONS"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PUBLIC RELATIONS DAN COMMUNITY RELATIONS

(Studi Deskriptif KegiatanCommunity RelationsPT Gunung Madu Plantations Lampung pada Tahun 2011)

Disusun Oleh: DILLA MEDINA

D 0207008

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul:

PUBLIC RELATIONS DAN COMMUNITY RELATIONS

(Studi Deskriptif Kegiatan Community Relations PT Gunung Madu Plantations Lampung pada Tahun 2011).

Adalah karya asli saya dan bukan plagiat baik secara utuh atau sebagian serta

belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di institusi lain, dan

setiap kutipan yang digunakan, telah dicantumkan sumbernya di akhir kutipan.

Saya bersedia menerima akibat dari dicabutnya gelar sarjana apabila ternyata di

kemudian hari terdapat bukti-bukti yang kuat, bahwa karya saya tersebut ternyata

bukan karya saya yang asli atau sebenarnya.

Surakarta, 4 Oktober 2012

Dilla Medina

(5)

commit to user

v MOTTO

“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

(Al-Qur’an Surah Ar-Rahman)

“KNOWING is not enough, we must APPLY.

WILLING is not enough, we must DOING.”

(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Allah SWT, Sang Maha Hebat dan Maha

Pembolak-balik Hati.

2. Mama, Papa dan Kakak-kakakku tercinta,

atas segala doa, cinta, dan kasih sayang

tanpa henti.

3. Sahabat-sahabat dan Lelakiku tersayang

yang telah menemani dan memberikan

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah hirrobbil’alamin, segala puji bagi Allah yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

penelitian dan skripsi dengan judul PUBLIC RELATIONS DAN

COMMUNITY RELATIONS (Studi Deskriptif Kegiatan Community RelationsPT Gunung Madu Plantations Lampung pada Tahun 2011) dengan baik dan lancar. Shalawat serta salam bagi Rasulullah SAW, keluarga serta

sahabatnya.

Penelitian skripsi ini merupakan upaya penulis untuk mengetahui kegiatan

community relations yang telah PR GMP lakukan pada tahun 2011 sekaligus

bagaimana kegiatan itu direncanakan, dilaksanakan serta dievaluasi sehingga

dapat menjaga citra perusahaan di kalangan masyarakat Lampung.

Penelitian ini tidak akan berjalan mudah tanpa bantuan dari banyak pihak,

karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebanyak-banyaknya kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya di setiap

waktu.

2. Hj. Mulyati dan Ir. H. Abdullah Kamal sebagai orang tua. Terima kasih karena

tak henti-hentinya memberikan motivasi dan doa untuk penulis.

3. Agi Patriot, Aga Fathir, Dinda Medina, Puti Medina, Mbak Endang, Mbak

(8)

commit to user

viii

4. Prof. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

5. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi.

6. Prof. Drs. H. Totok Sarsito, SU, MA, Ph. D selaku dosen pembimbing yang

telah membimbing dan memberi banyak masukan pada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

7. Drs. Subagyo, S.U. selaku pembimbing akademis Program Studi Ilmu

Komunikasi FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Dosen-dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

9. Ir. Hapris Jawodo selaku Kepala Bagian PR serta segenap karyawan GMP dan

juga warga Kecamatan Terusan Nunyai dan Bandar Mataram, Lampung.

10. Zulfa Aulia, Nindya Christiana, Nanda Bagus, Dhimas Aryo, Rama Rendra,

Apriliani Larasshinta, Hafsha Nuraini. Terima kasih karena selalu bersedia

direpotkan dan membantu penulis.

11. Gema Taufan Dzikrullah, thanks for everything. Jangan menyerah! I’ll be

waiting for you.

12.Ladies Griya Damai: Mbak Pandu, Mbak Liya, Lala, Anis, Vika, Wati, Dita,

Lee, dan Tyas. Terima kasih telah menemani hari-hari penuh warna di kos

tercinta.

13. Teman-teman Marching Band UNS tersayang, khususnya Tim GPMB 2008

dan Battery 2008. Terima kasih atas kenangan indah tentang kerja keras dan

(9)

commit to user

ix

14. Teman-teman mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS angkatan 2007, terima

kasih atas semua cerita, ilmu, dan keceriaan yang telah dibagi selama ini.

15. Semua pihak yang telah banyak membantu penulisan skripsi ini sampai selesai

yang mungkin tidak disebutkan.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini kurang

sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih dan mengharapkan

berbagai masukan dari semua pihak, baik berupa saran maupun kritik yang

sekiranya bisa memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, 4 Oktober 2012

Penulis

(10)

commit to user

x DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL... i

PERSETUJUAN... ii

PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR BAGAN... xv

ABSTRAK... xvi

ABSTRACT... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1

B.Rumusan Masalah... 8

C.Tujuan Penelitian... 9

D. Manfaat Penelitian... 9

(11)

commit to user

xi

1. Kerangka Teori... 10

a. Komunikasi... 14

b.Public Relations... 17

c.Community Relations... 21

2. Kerangka Pemikiran... 23

F. Metodologi Penelitian... 24

1. Jenis Penelitian... 24

2. Lokasi Penelitian... 24

3. Jenis Data... 25

4. Teknik Pengumpulan Data... 25

5. Teknik Sampling... 26

6. Validitas Data... 27

7. Analisis Data... 28

BAB II DESKRIPSI LOKASI A. Gambaran umum GMP... 30

1. Sejarah dan Perjalanan Awal Perusahaan... 30

2. Lokasi Perusahaan... 31

3. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Perusahaan... 32

4. Struktur GMP... 32

5. Pengolahan Limbah... 34

B. Public Relations(PR) GMP... 35

(12)

commit to user

xii

2. Fungsi Bagian PR... 36

3. Tugas Bagian PR... 37

C. Kec. Terusan Nunyai dan Bandar Mataram sebagai Lingkungan GMP.38 BAB III KEGIATANCOMMUNITY RELATIONSPERUSAHAAN... 40

A. Data Informan Penelitian... 41

1. Informan Internal... 41

2. Informan Eksternal... 42

B. KegiatanCommunity Relations... 44

1. Sosial... 48

2. Ekonomi... 54

3. Lingkungan... 55

C. Waktu dan Biaya Pelaksanaan Kegiatan... 57

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Kegiatan... 59

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan... 64

B. Saran... 66

Daftar Pustaka... 67

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel III.1... 50

(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

(15)

commit to user

xv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1 ... 24

Bagan 2 ... 28

Bagan 3 ... 28

Bagan II.1 ... 33

(16)

commit to user

xvi ABSTRAK

DILLA MEDINA, D 0207008, PUBLIC RELATIONS DAN COMMUNITY

RELATIONS (Studi Deskriptif Kegiatan Community Relations PT Gunung Madu Plantations Lampung pada Tahun 2011), Skripsi, Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2012.

PR (Public Relations) merupakan kegiatan komunikasi yang melibatkan seluruh anggota organisasi untuk menciptakan dan mempertahankan citra yang baik di mata publik yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Salah satu usaha yang dilakukan untuk membina hubungan yang harmonis dengan masyarakat adalah dengan memberikan program-program kegiatan PR yang

dilakukan oleh Public Relations Officer (PRO) untuk mendapatkan dan

mempertahankan citra perusahaan di mata masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan community relations yang dijalankan oleh PT Gunung Madu Plantations (GMP) Lampung di tahun 2011 sebagai usaha menjaga citra perusahaan, termasuk bagaimana kegiatan-kegiatan tersebut direncanakan, dilaksanakan serta dievaluasi.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang didukung oleh data kualitatif, melalui teknik wawancara, observasi, dan studi pustaka sebagai cara

pengumpulan datanya. Penarikan sampel yang digunakan adalah purposive

sampling, dimana peneliti memilih informan yang dianggap memiliki informasi yang berkaitan dengan permasalahannya. Metode analisa data yang digunakan yaitu analisis analisis data kualitatif dan untuk menguji validitas data dilakukan dengan triangulasi sumber data.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui kegiatan yang dilakukan oleh PT Gunung Madu Plantations (GMP) Lampung merupakan kegiatan yang

berdasarkan kalender event perusahaan. Implementasi kegiatan community

(17)

commit to user

xvii ABSTRACT

DILLA MEDINA, D 0207008, PUBLIC RELATIONS AND COMMUNITY

RELATIONS (The Descriptive Study of Community Relation Activity at PT Gunung Madu Plantantions Lampung in 2011) Thesis, Communication Studies, The Faculty of Social and Political Science, Sebelas Maret University, 2012.

PR (Public Relations) is a communication activity which involves the whole organization member to create and keep up the good image in public in order to reach the main organization purposes. One of the activities to make a great relationship with community is give the PR activity programs which had been done by Public Relations Officer (PRO) and gets the good branding among the community.

The research it self was aimed to know the community relations activities of PT Gunung Madu Plantations (GMP) Lampung in past 2011 as an effort to get and keep the corporate image, include how those activities were planned, implemented and evaluated.

This research use descriptive methods and supported by qualitative data, the data was collected trough interview technique, observation, and literature studies. The sampling technique use purposive sampling, where the researcher chooses the eligible informant with the issue. The analysis method is qualitative and for the validity test was uses data triangulation.

(18)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial, selain itu manusia

juga memiliki akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Sebagai

makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan

bermasyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakkan dirinya dalam

berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat

dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena

pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan atau

berinteraksi dengan orang lain. Manusia juga tidak akan dapat hidup sebagai

manusia jika tidak hidup di tengah-tengah manusia. Dengan bantuan orang lain,

manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa

mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Dalam kehidupan suatu perusahaan, apapun yang menjadi usaha dan

seberapa besar atau kecilnya perusahaan tersebut, hubungannya dengan

masyarakat dimana perusahaan itu beroperasi akan memiliki pengaruh mendasar

baik dalam hal reputasi/citra maupun kesinambungan keberhasilan usaha.

Meminjam pernyataan William Shakespiere bahwa kekayaan abadi pada saat

kematian adalah reputasi yang tidak ternoda. Artinya reputasi (atau citra) saat ini

menjadi taruhan dalam berbagai level, baik di tingkat individu maupun di tingkat

(19)

commit to user

mendapatkanbenefityang lain (Muktiyo, 2006: 37). Citra merupakan kesan suatu

objek terhadap objek lain yang terbentuk dengan memroses informasi setiap

waktu dari berbagai sumber. Dalam konteks citra perusahaan, sumber informasi

ini dapat berasal dari perusahaan secara langsung dan atau pihak-pihak lain secara

tidak langsung.

Kini Public Relations atau PR sebagai salah satu sub imu komunikasi

mulai banyak dilirik dan dirasakan pentingnya. Dapat dikatakan PR sangat

menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan. PR suatu perusahaan

bertujuan untuk menumbuhkan motivasi terutama motivasi diri sendiri, untuk

menumbuhkan dan mengembangkan relasi, pengertian dan kemauan publiknya,

serta untuk memperoleh opini publik yang merupakan input perusahaan dan

menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Perusahaan mendapatkan input untuk perbaikan dan pengembangan,

sedangkan pada pihak publik akan dipenuhi kebutuhan dan harapannya. Publik

perusahaan dikenal dengan sebutan stakeholder. Stakeholder merupakan

kelompok-kelompok yang berada di di dalam maupun diluar perusahaan yang

mempunyai peranan untuk keberhasilan perusahaan. Kelompok dalam

(stakeholder internal) yaitu pemegang saham, manajer/top eksekutif, karyawan

beserta keluarganya. Sedangkan yang termasuk kelompok luar (stakeholder

eksternal) antara lain konsumen, pemasok, distributor, pemerintah, bank, lembaga

swadaya masyarakat, pers, dan pesaing. Di bagian ini PR sangat dibutuhkan, yaitu

(20)

commit to user

tersebut serta mengusahakan mereka berjalan seimbang untuk kelangsungan hidup

perusahaan.

Hubungan perusahaan dengan publik-publiknya sangatlah diperlukan. Hal

ini dapat mempengaruhi opini publik yang akan terbentuk. Opini publik bekerja

dalam dua cara, yaitu sebagai sebab dan sekaligus sebagai akibat dari kegiatan

PR. Opini publik yang dipegang teguh oleh PR akan mempengaruhi keputusan

manajemen. Sebagai contoh, kekhawatiran yang meningkat terhadap lingkungan

hidup telah mempengaruhi industri otomotif dan perabot rumah tangga. Tingkat

pembuangan gas beracun dari mesin kendaraan bermotor sudah dikurangi dan

perdagangan kayu keras yang tidak menanam kembali dikecam. Para praktisi PR

mempublikasikan fakta bahwa organisasi mereka peduli tentang lingkungan

hidup.

Sebaliknya, tujuan program PR adalah untuk mempengaruhi opini publik,

yang seringkali digelar dalam bentuk kampanye media massa. Pandangan umum

yang beredar adalah opini publik berkaitan dengan ‘apa yang tertulis di media

massa’ dan jika kita dapat mengubah apa yang dikatakan media massa, maka

opini publik juga akan berubah (Gregory, 2001: 86.) PR harus mampu

mempengaruhi media untuk menciptakan opini publik. Opini publik itu identik

dengan pengertian kebebasan, keterbukaan dalam mengungkapkan ide-ide,

pendapat, keinginan, kebutuhan, keluhan, dan kritik yang membangun.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan, yang berhubungan

dengan masyarakat sekitar tidak terlepas dari peran seorang Public Relations

(21)

commit to user

dan pekerjaannya ialah melayani publik, kepentingan umum. Dengan kata lain,

seorang PRO adalah jembatan yang menghubungkan perusahaan dengan

publiknya. Dengan terciptanya hubungan yang baik, PRO dapat mengetahui sikap

dan persepsi masyarakat, sehingga dapat mengantisipasi opini publik yang negatif

serta mempertahankan citra positif yang sudah ada.

Untuk memperoleh dukungan serta kepercayaan dari masyarakat,

khususnya masyarakat lokal, seorang PRO perlu memahami permasalahan

perusahaan dan menganalisa masalah dengan cermat agar dapat diterapkan

kebijakan komunikasi yang baik. Dukungan dan kepercayaan yang dibangun

perusahaan erat kaitannya dengan citra perusahaan. Citra perusahaan yang

terbentuk sangat berpengaruh dengan kelangsungan hidup perusahaan. Citra yang

baik akan menimbulkan kepercayaan dan dukungan bagi perusahaan dari

masyarakat. Citra yang baik dimaksudkan agar perusahaan dapat tetap hidup dan

orang-orang di dalamnya dapat terus mengembangkan kreatifitasnya bahkan dapat

memberi manfaat dengan lebih berarti bagi orang lain. Namun bila tidak dijaga,

citra perusahaan akan terkikis dan memudar.

Oleh karena itu, seorang PR harus berusaha menegakkan citra perusahaan

yang diwakilinya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan tidak melahirkan

isu-isu yang dapat merugikan. Kerugian yang paling fatal yang dapat terjadi

adalah munculnya benih-benih ketidakpuasan dari pihak-pihak yang berhubungan

dengan perusahaan. Ketidakpuasan itu dapat menimbulkan ketidakpercayaan dan

dapat diwujudkan dalam bentuk penarikan diri, penarikan kerjasama, tidak mau

(22)

commit to user

pengrusakan, dan hal-hal merugikan lainnya. Contohnya pemogokan kerja buruh

Freeport di Papua dan Peru pada bulan September dikarenakan tuntutan kenaikan

upah dan kondisi kerja yang lebih baik yang tidak juga dipenuhi oleh perusahaan.

Tugas dari seorang PR adalah berkomunikasi serta membangun hubungan

dengan publik sebuah organisasi. Mereka harus menyadari apa yang terjadi di

lingkungan tempat organisasi tersebut beroperasi. Hal ini penting karena publik

berada di lingkungan tersebut dan untuk memahami publik dengan baik adalah

sulit. Karena itu seorang PR perlu mengerti keadaan publiknya. Hal ini dapat

diawali dengan penelitian, kemudian merencanakan program yang sesuai dan

melakukan evaluasi setelah program tersebut terlaksana.

Evaluasi dilakukan guna mengetahui kekurangan saat program dilakukan.

Hal ini juga dapat dijadikan bahan penelitian untuk merencanakan program

selanjutnya. Yang terpenting adalah tetap menjaga komunikasi antara organisasi

dengan publiknya. Komunikasi dengan publik dapat dilakukan dengan melalui

beberapa kegiatan PR. Menurut Bovee and Arens (1986) kegiatan PR yang biasa

dilakukan adalah publicity and press agentry (mengangkat berita tentang

seseorang, produk atau pelayanan yang ditampilkan melalui siaran atau media

cetak dan merencanakan serta melaksanakan kegiatan untuk menarik perhatian

dan menimbulkan publisitas yang merupakan kepentingan yang berkaitan dengan

media), public affairs and lobbying (membuat janji, bekerjasama dengan

badan-badan pemerintah seperti legislatif serta berhubungan dengan urusan masyarakat

melalui pendekatan-pendekatan tertentu), promotion and special events

(23)

commit to user

iklan, press release, open house, dan perayaan-perayaan kegiatan tertentu),

publication preparation (membuat penerbitan seperti profil perusahaan, buklet,

pamflet, brosur dan buku-buku tentang perusahaan), research (penelitian untuk

mendapatkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya), fund rising and

membership drivers (pengumpulan dana dan menggerakkan keanggotaan), public

speaking (kemampuan berbicara di depan umum), and planning and execution

(merencanakan dan memutuskan kegiatan-kegiatan Public relations dengan

menganalisis hubungan antara oraganisasi dengan publiknya masing-masing).

Sedangkan alat-alat PR yang dapat digunakan untuk mendukung kegiatan

PR yaitu news release and media kits, photography, booklets, letters, annual

reports, house organs, speeches and positions papers, posters and exhibits,

audiovisual materials, open houses and staged events. Hal-hal seperti itu

dilakukan agar komunikasi antara organisasi dengan masyarakat dapat tercipta

dan terjaga dengan baik.

Seiring dengan kemajuan perekonomian saat ini, berbagai perusahaan

yang bergerak di berbagai bidang mulai memperhatikan arti penting Corporate

Social Responsibility (CSR) dalam berhubungan dengan masyarakat sekitar. CSR

sendiri merupakan salah satu bentuk perwujudan komintmen perusahaan untuk

berkontribusi dalam pembangunan bangsa dengan memperhatikan aspek ekonomi,

sosial, dan lingkungan, yang juga menjadi isu utama dari konsep CSR. Implikasi

konsep CSR sendiri tercermin pada kegiatan community relations yang dilakukan

(24)

commit to user

PT Gunung Madu Plantations (GMP) yang didirikan pada tahun 1975,

merupakan pelopor usaha perkebunan dan pabrik gula di luar Jawa, khususnya

Lampung. Luas areal GMP yang dikelola 36.000 ha, dengan luas kebun produksi

sekitar 25.000 ha. Sisa lahan di luar kebun produksi merupakan jalan,

sungai-sungai, kawasan konservasi, bangunan pabrik, perkantoran dan permukiman

karyawan. Selain itu ada sekitar 4.000 ha areal tebu rakyat yang bermitra dengan

GMP. Teknologi maju diterapkan di kebun dan di pabrik, termasuk pemanfaatan

alat mesin pertanian secara luas di kebun serta pemanfaatan teknologi

instrumentasi di pabrik, namun GMP mampu menyerap 8000-10000 orang tenaga

kerja setiap harinya selama musim tebang dan giling. PR GMP Lampung yang

berada di bawah Divisi Human Resources and General Services (HRGS) memiliki

tugas untuk menjembatani kepentingan perusahaan dengan kepentingan lain di

luar perusahaan agar berjalan harmonis dengan pendekatan komunikasi yang baik

sehingga dapat tercipta citra perusahaan yang positif di kalangan masyarakat

sekitar.

Pada tahun 2007, dilihat dari perkembangan usaha, stabilitas keamanan,

dan kesejahteraan karyawan GMP dinilai yang terbaik di Lampung.

(

http://beritanasional.blogspot.com/2007/11/pt-gmp-kejar-target-200-ribu-ton-gula.html). Karena selain mendukung program pemerintah dalam usaha mencapai

swasembada gula nasional, GMP juga memiliki misi untuk mengembangkan

daerah sekitar dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya.

Meskipun usaha perkebunan tebu dan pabrik gula GMP merupakan

(25)

commit to user

dengan masyarakat sekitar. Berbagai masalah pernah dialami oleh GMP, seperti

pada kerusuhan tahun 1998 GMP nyaris dibakar warga karena berkembang isu

bahwa pemilik GMP bukan pribumi, atau ketika Komisi A DPRD Lampung

Tengah meninjau GMP terkait dengan keluhan warga Bandarsakti, Kecamatan

Terusannyunyai karena asap pembakaran tebu yang masuk perkampungan mereka

(www.radarlampung.co.id). Kesalahan-kesalahan seperti itu apabila tidak

ditanggapi dengan cara yang baik dan benar maka akan mengakibatkan persoalan

yang besar.

B. Perumusan Masalah

Sebagai sebuah perusahaan besar yang hidup dan berkembang ditengah

masyarakat luas, GMP selalu dihadapkan pada berbagai permasalahan, baik yang

kompleks maupun yang sederhana. Salah satu upaya GMP dalam mengatasi

permasalahan-permasalahan tersebut adalah dengan melakukan berbagai kegiatan

community relations guna mencegah timbulnya ketegangan diantara perusahaan

dan masyarakat sekitar serta sebagai usaha dalam menjaga citra perusahaan.

Dari uraian tersebut, dapat dirumuskan suatu perumusan masalah sebagai

berikut:

1. Kegiatan community relations apa saja yang dijalankan oleh PR GMP pada

tahun 2011?

2. Bagaimana kegiatan tersebut direncanakan, dilaksanakan serta kemudian

(26)

commit to user

3. Apa dampak/efek dari kegiatan community relations yang dijalankan PR

GMP untuk perusahaan dan untuk masyarakat sekitar GMP?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kegiatan community relations apa saja yang dijalankan

oleh PR GMP pada tahun 2011.

2. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan tersebut direncanakan, dilaksanakan

serta dievaluasi sehingga dapat mencapai tujuannya yaitu menjaga citra

perusahaan.

3. Untuk mengetahui apa dampak/efek dari kegiatan community relations yang

dijalankan PR GMP untuk perusahaan dan untuk masyarakat sekitar GMP.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian ini:

1. Manfaat Teoritis

Sebagai sumbangan yang bermanfaat dan berarti dalam perkembangan ilmu

pengetahuan khususnya ilmu komunikasi, lebih khusus lagi pada bidang Public

(27)

commit to user

2. Manfaat Praktis

Sebagai masukan yang bermanfaat bagi GMP demi kemajuan peranan Public

Relations yang lebih optimal lagi dalam rangka mempertahankan citra positif

perusahaan.

E. Kerangka Teori dan Pemikiran

1. Kerangka Teori

Bagi perusahaan yang hidup dan berkembang di masyarakat, interaksi

dengan lingkungan sekitar sangatlah penting. Interaksi tersebut dapat berjalan

seiringan maupun berlawanan. Tidak jarang interksi yang terjadi dapat

menimbulkan sinergi dan permasalahan. Selain itu semakin besar dan maju

sebuah perusahaan, maka semakin banyak pula permasalahan yang dihadapi.

Berbagai permasalahan itu dapat berupa isu dan konflik.

Isu adalah kabar angin, yang tidak jelas dan belum tentu kebenarannya. Isu

bisa tercipta dari persepsi seseorang, yang kemudian meluas ke masyarakat. Isu

dapat berupa kabar baik ataupun kabar yang tidak baik. Misalkan rencana

perluasan sebuah pabrik dapat menimbulkan isu penambahan jumlah karyawan

dan juga isu pembelian tanah warga sekitar. Isu penambahan jumlah karyawan

bisa menjadi kabar baik bagi masyarakat yang masih belum bekerja, namun isu

pembelian tanah warga tersebut bisa berkembang menjadi kabar buruk bagi

mereka. Tanpa ada kejelasan, warga sekitar bisa saja berpikir jika tanahnya akan

dibeli dengan harga murah sehingga mereka dapat melakukan penolakan bahkan

(28)

commit to user

Sedangkan konflik ditandai dengan adanya gejala dimana individu atau

kelompok menunjukkan sikap atau perilaku ‘bermusuhan’ dengan individu atau

kelompok lain, sehingga mempengaruhi kinerja dari salah satu atau semua pihak

yang terlibat. Contoh, konflik yang terjadi antara perusahaan tambang di Papua

dengan buruh mengakibatkan produksi perusahaan tersebut tidak berjalan dan

para buruhpun tidak bekerja.

Isu dan konflik yang dibiarkan berkembang secara terus menerus secara

liar dan tidak termanage dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan, salah

satunya dapat mengakibatkan merosotnya citra perusahaan.

Menurut Bill Canton dalam Sukatendel (1990) mengatakan bahwa citra

adalah “image: impression, the feeling, the conception wich the public has of a

company; a concioussly created created impression of an object, person or

organization” (Citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap

perusahaan; kesan yang sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau

organisasi).

Jadi, ungkap Sukatendel, citra itu sengaja perlu diciptakan agar bernilai

positif. Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu

perusahaan atau organisasi. Istilah lainnya adalahFavourable Opinion.

Kegiatan PR erat hubungannya dengan pembentukan citra (image) di mata

khalayaknya (publics). Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations Edisi

(29)

commit to user

1. Citra bayangan (mirror image)

Citra ini melekat pada orang dalam – biasanya pemimpinnya – mengenai

anggapan pihak luar mengenai organisasinya. Citra ini seringkali tidak tepat

sebagi akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan, ataupun

pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu menrgenai

pendapat atau pandangan pihak-pihak luar.

2. Citra yang berlaku (current image)

Adalah kebalikan dari citra bayangan, yaitu citra atau pandangan yang dianut

pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Biasanya citra ini cenderung

negatif karena pengalaman dan pengetahuan orang-orang luar biasanya

terbatas. Citra ini sepenuhnya ditentukan oleh banyak-sedikitnya informasi

yang dimiliki oleh mereka yang mempercayainya.

3. Citra yang diharapkan (wish image)

Citra harapan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra

ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra yang

diharapkan itu lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada;

walaupun dalam keadaan tertentu, citra yang terlalu baik juga bisa

merepotkan. Namun secara umum, yang disebut citra harapan itu memang

sesuatu yang berkonotasi lebih baik.

4. Citra perusahaan (corporate image)

Ada pula yang menyebutnya sebagai citra lembaga, adalah citra dari suatu

organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan

(30)

commit to user

atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas di

bidang keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan industri

yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesediaan turut memikul

tanggung jawab sosial, dan komitmen mengadakan riset.

Katz, dalam Soemirat, mengemukakan berbagai citra perusahaan datang

dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf perusahaan,

pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang, dan gerakan pelanggan di

sektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan. (Soleh

Soemirat dan Elvinaro Ardianto, 2007: 111)

5. Citra majemuk (multiple image)

Banyaknya jumlah pegawai (individu), cabang, atau perwakilan dari sebuah

perusahaan atau organisasi dapat memunculkan suatu citra yang belum tentu

sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan. Untuk

menghindari berbagai hal yang tidak diinginkan, variasi citra harus ditekan

seminimal mungkin dan citra perusahaan secara keseluruhan harus

ditegakkan.

Citra humas yang ideal adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya

berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang

sesungguhnya. Itu berarti humas tidak seyogianya ‘dipoles agar lebih indah dari

warna aslinya’, karena hal itu justru dapat mengacaukannya. Suatu citra yang

sesungguhnya dapat dimunculkan kapan saja, termasuk di tengah terjadinya

(31)

commit to user

jujur apa yang menjadi penyebabnya, baik itu informasi yang salah atau suatu

perilaku yang keliru. (Anggoro, 2005: 69).

Pemerosotan citra sebuah perusahaan dapat dicegah dengan komunikasi

yang baik. Tidak dapat dipungkiri, isu dan konflik pasti akan terjadi namun

dengan komunikasi yang baik isu dan konflik tidak akan berubah menjadi sesuatu

yang negatif bagi perusahaan. Bahkan dengan adanya isu dan konflik dapat

menjadi motivasi bagi perusahaan untuk terus bertahan dan menjadi semakin baik.

a. Komunikasi

Komunikasi merupakan kebutuhan hidup suatu perusahaan. Tidak

mungkin suatu perusahaan dapat menjalankan kegiatannya tanpa berkomunikasi

dengan publiknya, baik publik internal maupun eksternal. Jadi tidak akan ada

perusahaan yang dapat bertahan tanpa proses komunikasi. Cherry dalam Stuart

(1983) sebagaimana dikutip Hafied Cangara (2005: 18) istilah komunikasi

berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan

atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga

berasal dari akar kata bahasa LatinCommunicoyang artinya membagi.

Dalam garis besarnya, komunikasi adalah proses penyampaian informasi

dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Menurut Everett M. Rogers

seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika membuat definisi: “Komunikasi

adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau

lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” Definisi ini

(32)

commit to user

oleh Hafied Cangara (2005: 19) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang

menyatakan bahwa: “Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau

lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya,

yang gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.”

Dari berbagai pendapat mengenai definisi komunikasi, dapat disimpulkan

bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada

komunikan melalui suatu media sehingga menimbulkan efek tertentu. Artinya

komunikasi dapat terjadi apabila didukung oleh adanya sumber, pesan, penerima,

media dan efek. Harold D. Laswell membuatnya dalam suatu formulasi

pertanyaan,“who says what in which channel to whom and with what effects.”

Komunikasi melibatkan pengirim (sender), pesan (message), media

komunikasi, penerima (receiver). Keefektifan komunikasi bergantung pada

unsur-unsur ini. Misalnya jika si pengirim tidak kompeten atau pesan yang disampaikan

tidak jelas, maka si penerima tidak akan memahami makna dari tanda-tanda yang

diberikan dan proses komunikasi itu pun gagal (Moore, disunting oleh Effendy,

1988: 81).

Perusahaan melakukan komunikasi dengan publiknya melalui PR. Salah

satu ciri kegiatan PR yang khas adalah komunikasi dua arah secara timbal-balik.

Ini mutlak harus berlangsung, jika tidak terjadi dengan sendirinya maka harus

diusahakan agar terjadi (Effendy, 2000: 133).

Komunikasi dalam lingkungan perusahaan merupakan suatu proses yang

mencakup suatu pertukaran fakta, pandangan, dan gagasan diantara suatu

(33)

commit to user

butir yang perlu dipertimbangkan: pertama, komunikasi harus melibatkan dua

orang atau lebih; kedua, komunikasi merupakan proses pertukaran informasi yang

bersifat dua arah; dan ketiga mengandung pemahaman (Moore, disunting oleh

Effendy, 1988: 79).

Dalam menyampaikan pesan, seorang Public Relations Officer (PRO)

harus memperhatikan kondisi masyarakat yang akan dihadapinya. Beberapa teori

mengenai penyampaian pesan (Widjaja, 1993: 89 - 91):

1. One Step Flow Communications(Komunikasi Satu Tahap)

Dimana komunikator dapat mengirim pesan (sesuai dengan tujuan instansinya) langsung kepada komunikan/masyarakat, sehingga akan timbul kemungkinan terjadinya proses komunikasi satu arah (tidak ada respon dari masyarakat) atau proses komunikasi dua arah (adanya umpan balik dari masyarakat). Dalam hal ini PRO harus dapat membedakan pesan-pesan yang disampaikan dengan cara komunikasi satu tahap, karena pada umumnya PRO langsung bertatap muka sehingga PRO benar-benar menguasai medan.

2. Two Steps Flow(Komunikasi Dua Tahap)

PRO dalam menyampaikan pesannya tidak langsung kepada masyarakat, tetapi melalui orang-orang tertentu saja, misalnya para pemuka agama (ulama, tokoh masyarakat, dan sebagainya), karena pemuka masyarakat ini lebih mengetahui sifat dari masyarakat. Misalnya suatu kasus akan diadakan perluasan pabrik, sehingga PRO memerlukan perundingan harga ganti rugi tanah penduduk, maka supaya pesan yang akan disampaikan mencapai sasaran, PRO harus memberikan pesan itu kepada para pemuka masyarakat terlebih dahulu (formal, nonformal) dan dijelaskan bagaimana manfaat pendirian/perluasan pabrik tersebut yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Biasanya masyarakat akan simpati terhadap PRO dan pendirian tersebut.

3. Multi Steps Communications(Komunikasi Banyak Tahap)

Suatu jenis pesan dari suatu instansi tidak selamanya dapat dilakukan dengan cara a dan b, karena ada pesan yang disampaikan melalui bermacam-macam cara, misal PRO dalam memperkenalkan produksinya, disamping lewat tatap muka (door to door) dengan mendatangi rumah-rumah penduduk dan menawarkan hasil produksinya, disamping itu juga dipakai cara menggunakan pedagang tertentu kemudian diteruskan kepada masyarakat (two steps flow communication). Disamping cara ini juga digunakan melalui pemasangan iklan lewat surat kabar, majalah, radio amatir, RRI dan sebagainya, sehingga

langkah-langkah yang ditempuh PRO bermacam-macam (multi steps flow

(34)

commit to user

Selain itu komunikasi antara perusahaan dengan publik hendaknya

memiliki peraturan dan norma agar komunikasi yang terjalin dapat dilakukan

dengan lancar dan tanpa hambatan sehingga dapat menyelesaikan aktivitas secara

efisien.

b. Public Relations

Public relations (PR) nampaknya lebih sering disalahpahami

dibandingkan dengan bidang bisnis lainnya. Sebagai contoh, masih banyak orang

yang percaya bahwa PR dapat menciptakan citra yang menguntungkan bagi suatu

organisasi atau instansi. Atau, bahwa PR dapat memoles citra menjadi ‘lebih

indah dari aslinya’. Kesalahpahaman ini bersumber dari dicampur-adukkannya

konsep PR dengan konsep periklanan dan pemasaran.

Pada intinya, konsep PR yaitu senantiasa berkenaan dengan kegiatan

penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan

tersebut diharapkan akan muncul perubahan yang berdampak.Dengan demikian,

PR adalah suatu bentuk komunikasi yang berlaku untuk semua jenis organisasi,

baik itu yang bersifat komersial maupun non-komersial, di sektor publik

(pemerintah) maupun privat (pihak swasta).

Definisi PR menurut (British) Institute of Public Relations (IPR): ‘PR

adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terncana dan berkesinambungan

dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling

pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya’. (Jefkins, 2002:

(35)

commit to user

Pertama : PR sebagai “method of communication”

kedua : PR sebagai “state of being”

PR dalam pengertian method of communiction merupakan rangkaian atau

sistem kegiatan (order or system of action), yakni kegiatan berkomunikasi secara

khas. Kegiatan komunikasi yang khas itu mempunyai aspek-aspek dan ciri-ciri

sebagai berikut:

- Komunikasi yang berlangsung dua arah secara timbal balik;

- Kegiatan yang dilakukan terdiri dari penyebaran informasi, pelaksanaan

persuasi, dan pengkajian opini publik;

- Tujuan yang dicapai adalah tujuan organisasi itu sendiri;

- Sasaran yang dituju adalah publik di dalam dan publik di luar organisasi;

- Efek yang diharapkan adalah terjadinya hubungan yang harmonis antara

organisasi dengan publik.

PR dalam pengertian state of being adalah perwujudan kegiatan

berkomunikasi tersebut sehingga melembaga, misal dalam bentuk biro, bagian

atau seksi di dalam organisasinya dengan mengangkat seorang pejabat, lengkap

dengan segala keperluannya untuk melaksanakan fungsi PR tersebut. (Effendy,

1989: 95-96)

Bertrand R. Canfield dalam bukunya Public Relations Principles and

Problemsmengemukakan tiga fungsi PR yaitu:

1. Mengabdi kepada kepentingan umum (It should serve the public’s interest).

(36)

commit to user

3. Menitik-beratkan moral dan tingkah laku yang baik (And stress good morals

and manners).

Ruang lingkup tugas PR terbagi dua, yakni ke dalam dan ke luar. Tugas

PR ke dalam antara lain: membina sikap mental karyawan agar tumbuh ketaatan,

kepatuhan dan dedikasi terhadap perusahaan dalam diri mereka, menumbuhkan

semangat corp yang sehat dan dinamis, serta mendorong tumbuhnya kesadaran

perusahaan. Sedangkan tugasnya ke luar yaitu: mengusahakan tumbuhnya sikap

dan citra (image) publik yang positif terhadap semua kebijakandan

langkah-langkah perusahaannya. (Soleh Soemirat, dan Elvinaro Ardianto, 2007:89)

Pada intinya, seorang PR harus mampu menjembatani komunikasi, baik

komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan (antara pemimpin dengan karyawan

atau antarkaryawan) maupun komunikasi anatara perusahaan dengan pihak luar

(dengan pemasok, dengan konsumen, dengan masyarakat sekitar).

Adapun untuk bisa melaksanakan tugasnya, menurut Onong Effendy

(1995: 124), seorangpublic relationsperlu melalui 4 tahap agar program-program

yang dijalankan tepat sasaran, yaitu:

1. Penelitian(Research)

Tahap ini merupakan kegiatan mendapatkan data dan fakta(fact finding)yang

erat sangkut-pautnya dengan pekerjaan yang akan digarap. Segala keterangan

harus diperoleh selengkap mungkin. Dalam tahap penelitian ini, Public

Relations berusaha mencari keterangan yang merupakan data faktual. Untuk

(37)

commit to user

penilaian, sehingga akhirnya dapat diperoleh kesimpulan sampai dimana

derajat kebenaran dari data yang diperoleh.

2. Perencanaan(Planning)

Dalam tahap ini Public Relations melakukan penyusunan daftar masalah

(problem). Dengan adanya daftar masalah tersebut akan dapat dilakukan

pemikiran dengan cepat untuk mengatasinya dan sekaligus menentukan

orang-orangnya yang akan mungkin dihadapi kelak ditulis dan disusun

dengan rapih dan jelas. Demikian pula pemikiran-pemikiran yang mungkin

dapat memecahkan masalah tadi. Kegiatan perencanaan merupakan salah satu

tahap yang turut menentukan suksesnya pekerjaan Public Relations secara

keseluruhannya.

3. Penggiatan(Action)

Pada tahap ini, penggiatan(action)dari kegiatan Public Relationsmerupakan

kegiatan komunikasi. Bahkan ahli purel Cutlip dan Center menanamkan tahap

penggiatan: “Communicating” (pentahapan proses purel menurut Cutlip dan

Center adalahfact finding–planning - communicating - evaluation).

4. Evaluasi(Evaluation)

Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk mengetahui apakah kegiatan kehumasan

benar-benar dilaksanakan menurut rencana berdasar hasil atau tidak. Tanpa

diadakannya kegiatan evaluasi, tidak akan diketahui sampai dimana

kelancaran kegiatanPublic Relationsyang telah berlangsung.

PR merupakan seluruh rangkaian kegiatan komunikasi guna mencapai

(38)

commit to user

hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publik, karena perusahaan

sangat membutuhkan kepercayaan dari publik guna memperoleh rasa hormat yang

nantinya akan berpengaruh terhadap pembentukan opini dan citra. Untuk

mencapai hubungan yang efektif antara semua pihak, maka hubungan itu harus

dapat diterima secara timbal balik ke dalam, ke luar, ke atas, dan ke bawah.

Unsur-unsur dasar dari PR adalah memberikan informasi kepada publik,

membujuk dan mengintegrasikannya. Yang artinya selain untuk memberikan

informasi kepada publik, PR juga bertujuan untuk memelihara pengertian yang

lebih baik dari sikap publik kepada perusahaan dan langkah-langkah positif harus

terus dilakukan untuk memperoleh pengertian dan itikad baik dari publiknya.

Rincian kegiatan PR begitu luas, namun pada intinya tetap bertujuan untuk

menjaga hubungan baik dengan publik-publik perusahaan. Dan salah satu bentuk

menjaga hubungan baik dengan publik ekternal perusahaan. Dalam hal ini

komunitas, adalah dengan melakukan kegiatancommunity relations.

c. Community Relations

Makna komunitas (community) di sini adalah sekumpulan individu yang

mendiami suatu lokasi dan biasanya memiliki kepentingan yang sama. Hallahan

dalam Iriantara mengungkapkan dalam praktik PR yang mutakhir, yang

cenderung mengganti dan mengubah istilahpublicdengan community,komunitas

adalah semuastakeholderyang dilayani organisasi (Iriantara, 2004: 22).

Hubungan antara sebuah korporat dan komunitas itu disebut sebagai wujud

(39)

commit to user

partisipasi dari korporat yang terencana, aktif, dan terus-menerus dengan

masyarakat, dalam rangka memelihara dan meningkatkan lingkungannya untuk

memperoleh keuntungan, bagi korporat maupun bagi komunitas.

Community relations yang baik adalah sebuah kerjasama yang saling

menguntungkan, bukan sekadar suatu donasi keuangan atau kedermawanan untuk

mendanai proyek masyarakat. Bagi korporat, sifat amal dengan memberikan

bantuan mungkin dipandang cukup untuk membangun hubungan yang baik.

Namun belum tentu komunitas berpikiran yang sama. Bisa juga komunitas

berpikir bahwa membina hubungan yang baik itu dengan memberikan prioritas

bagi warga sekita untuk bekerja di perusahaan, misalnya.

Menurut penelitian Chambers atas praktik tanggung jawab sosial korporat

di 7 negara Asia, yang dikutip oleh Yosal Iriantara dalam bukunya Community

Relations Konsep dan Aplikasinya (2004: 50), yang dipandang menjadi bagian

dari kepedulian korporat itu mencakup 3 aspek yaitu (a) keterlibatan dalam

komunitas, diantaranya pengembangan masyarakat (communtiy development),

konservasi lingkungan hidup, pendidikan dan pelatihan, kegiatan keagamaan dan

olahraga; (b) pembuatan produk yang bisa dipertanggungjawabkan secara sosial

adalah lingkungan hidup, kesehatan dan keselamatan kerja, sumber daya manusia

dan etika; (c) employee relations, yaitu kesejahteraan pekerja dan keterlibatan

(40)

commit to user

2. Kerangka Pemikiran

Semakin besar sebuah perusahaan, semakin kompleks juga tugas serta

permasalahan yang dihadapi. Lingkungan perusahaan, baik internal maupun

eksternal sangat berpengaruh terhadap kinerja dan juga eksistensi sebuah

perusahaan. Untuk itu diperlukan PR dalam membangun sebuah komunikasi dan

hubungan yang baik antara pihak-pihak yang terkait langsung dengan perusahaan.

Menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sangat diperlukan

karena perusahaan hidup dan beroperasi di lingkungan masyarakat. Hubungan

yang baik berguna untuk saling menjaga dan agar tidak saling mengganggu antara

pihak satu dengan pihak yang lainnya. Sebab itu, kegiatan-kegiatan yang

dilakukan oleh PR sebaiknya tidak hanya berorientasi pada keuntungan

perusahaan tetapi juga harus memikirkan masyarakat. Elemen masyarakat menjadi

penting karena mau tidak mau sebuah perusahaan hidup di wilayah mereka.

Perusahaan harus ikut memikirkan “hidup” mereka dengan cara memberikan

kontribusi yang mampu memberikan manfaat bagi masyarakat.

Kegiatan yang dilakukan oleh PR dan diperuntukkan bagi masyarakat

biasanya bersifat sosial serta mempunyai tujuan ikut membantu mensejahterakan

masyarakat itu sendiri. PR harus memiliki program yang jelas dan terpadu

sehingga di dalam pelaksanaannya tidak terdapat hambatan yang menyulitkan.

Selain itu PR juga berkepentingan dalam menangani krisis. Kegiatan yang

dilakukan PR juga tidak lepas sebagai upaya antisipasi terjadinya krisis. Namun

bila krisis tidak lagi dapat dihindarkan, PR harus memiliki strategi khusus untuk

(41)

commit to user

Pada akhirnya, jika semua hal tersebut dapat terlaksana, maka simpati serta

dukungan akan mengalir tulus dari masyarakat untuk perusahaan. Citra positifpun

akan terbentuk secara perlahan dan akan sangat menguntungkan bagi perusahaan

dalam menikngkatkan kinerja serta eksistensinya.

Bagan 3. Kerangka pemikiran

F. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang didukung data

kualitatif. Penelitian deskriptif bermaksud memberikan gambaran mengenai

gejala-gejala atau realitas-realitas agar dapat memberikan pemahaman

(understanding,verstehen) mengenai gejala atau realitas.

Penelitian ini dikategorikan dalam penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan analisis cermat terhadap suatu

fenomena sosial tertentu. Peneliti mengembangkan konsep dan penghimpunan

fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di PT. Gunung Madu Plantations (GMP)

(42)

commit to user

masyarakat sekitar. GMP sebagai salah satu perusahaan besar di daerah yang baru

dibuka untuk perkebunan tebu (Sumatera), maka penulis tertarik mengetahui lebih

jauh mengenai kegiatancommunity relationsyang dilakukan GMP untuk menjaga

hubungan dengan masyarakat Lampung.

3. Jenis Data

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan dua jenis data, yaitu :

1. Data primer, data yang diperoleh melalui informasi langsung perseorangan

yang ditunjuk sebagai informan melalui wawancara dan juga data yang

diperoleh melalui observasi.

2. Data sekunder, data yang diperoleh dengan mengutip serta mengumpulkan

keterangan dari sumber lain seperti surat kabar, dokumen, dan sebagainya

dengan tujuan untuk melengkapi data primer.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis akan mengumpulkan data melalui beberapa cara,

yaitu :

1. Wawancara

Data dikumpulkan dengan mengadakan wawancara langsung antara peneliti

dengan narasumber dan pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang

sedang diteliti oleh penulis. Pertanyaan yang diajukan mengarah pada

(43)

commit to user

2. Observasi

Observasi penelitian dilakukan dengan pengamatan secara langsung di

lapangan. Fungsi dari pengamatan dalam penelitian ini adalah menjelaskan

secara merinci peristiwa yang terjadi. Pengamatan dilakukan secara pasif

dengan fokus penelitian yaitu hasil kegiatan community relations GMP di

tahun 2011. Dengan observasi bisa diketahui kondisi dari hasil kegiatan

community relations yang menunjukkan apakah memang hasil dari kegiatan

tersebut telah dimanfaatkan atau hanya sekedar dimiliki saja tetapi tidak

dimanfaatkan oleh masyarakat.

3. Studi pustaka

Pengumpulan data dan teori yang mendukung dari buku-buku referensi dan

literatur yang relevan, serta informasi non manusia seperti dokumen,

selebaran-selebaran yang ada di GMP.

5. Teknik Sampling

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Purposive Sampling, dengan kecenderungan peneliti untuk memilih informannya

berdasarkan posisi dengan akses tertentu yang dianggap memiliki informasi yang

berkaitan dengan permasalahannya secara mendalam dan dapat dipercaya menjadi

sumber data yang mantap (Sutopo, 2006: 64). Apabila jawaban informan dirasa

kurang lengkap maka pemilihan responden dapat terus berkembang sesuai dengan

(44)

commit to user

disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan

penelitian (Nawawi, 1995: 157).

Yang menjadi informan atau narasumberyang digunakan dalam penelitian ini

terdiri dari dua bagian, yaitu:

a. Pejabat Divisi PR GMP

Pejabat Divisi PR GMP dipilih menjadi informan utama karena merupakan

pelaksana dari setiap kegiatan PR yang dilaksanakan oleh perusahaan.

b) Tokoh Masyarakat Desa Sekitar Perusahaan

Informan yang dipilih adalah tokoh masyarakat yang merupakan

penghubung langsung antara GMP dengan masyarakat. Dengan pertimbangan

masyarakat di sekitar perusahaan yang memiliki sifat tidak terbuka dengan

pendatang.

6. Validitas Data

Guna menjamin dan mengembangkan validitas data yang dikumpulkan

dalam penlitian ini, teknik validitas data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik triangulasi data (sumber). Triangulasi data menunjuk pada upaya

peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh

data berkenaan dengan persoalan yang sama (Pawito, 2007: 99). Peneliti

menggunakan beragam sunber data yang berbeda-beda yang tersedia. Dalam

penelitian ini dilakukan dengan pengumpulan data mengenai kegiatan PR PT

(45)

commit to user

Bagan 4. Trianggulasi Sumber

wawancara informan

Data analisis isi dokumen / arsip / catatan

Observasi aktivitas/perilaku

(sumber:H. B. Sutopo. “Metodologi Penelitian Kualitatif” (2006). Hal. 94)

7. Analisis Data

Analisis dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaktif.

Model analisis ini pada dasarnya terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan

penarikan serta pengujian kesimpulan.

Bagan 5. Model Analisis Interaktif

Sumber :H. B. Sutopo, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, 2006, hal. 120.

a. Reduksi data.

Merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data

kasar yang dilaksanakan selama proses penelitian.

Pengumpulan data

Reduksi data

Penarikan simpulan/ verivikasi

(46)

commit to user

b. Sajian data

Berupa ceritera sistematis dan logis sehingga makna peristiwanya lebih jelas

dipahami.

c. Penarikan kesimpulan

Dari semua data yang ada, peneliti kemudian menyusun kesimpulan

dilanjutkan dengan verifikasinya.

Apabila kesimpulan dirasa kurang mantap karena kurangnya mantap

karena kurangnya rumusan data dalam reduksi maupun sajian datanya, maka

peneliti kembali melakukan kegiatan pengumpulan data yang sudah terfokus

untuk mencari pendukung simpulan yang telah dikembangkan dan juga sebagai

(47)

commit to user

BAB II

DESKRIPSI LOKASI

D. Gambaran umum PT Gunung Madu Plantations (GMP) 1. Sejarah dan Perjalanan Awal Perusahaan

Sebelum Perang Dunia I (1930 - 1940), Indonesia khususnya Pulau Jawa

adalah penghasil gula terbesar di dunia dan juga pengekspor gula ke-2 terbesar

setelah negara Kuba. Namun setelah Perang Dunia II (1950 - 1970), banyak

pabrik-pabrik gula yang mengalami kerusakan dan akhirnya tidak dapat

beroperasi lagi. Sementara produksi gula yang menurun akibat perang, konsumsi

gula malah semakin meningkat. Oleh sebab itu sejak tahun 1967 Indonesia

menjadi negara pengimpor gula guna memenuhi kebutuhan akan gula.

Pasca tahun 1970 kesenjangan antara produksi dan konsumsi gula di

Indonesia semakin membesar. Hal ini disebabkan meningkatnya pertumbuhan

ekonomi nasional dan bertambahnya jumlah penduduk. Pemerintah akhirnya

mencanangkan pengembangan industri gula ke luar Pulau Jawa untuk

meningkatkan produksi gula nasional. Karena keterbatasan dana, Pemerintah

mengundang pihak swasta untuk ikut melaksanakan pengembangan industri gula

ini.

Pada tahun 1975 GMP didirikan untuk menjawab ajakan Pemerintah

tersebut. GMP merupakan perusahaan patungan antara perusahaan swasta asing

dan swasta nasional yang berstatus PMA yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh

Kuok Investment (Mauritius) Co.,Ltd dari Hongkong. Melalui perusahaan Kuok

(48)

commit to user

perusahaan asing ini juga menguasai saham terbanyak. Perusahaan Kuok juga

merupakan perusahaan yang cukup berpengalaman dalam perkebunan tebu dan

bidang pergulaan internasional di Malaysia. Pengalaman itu sangat

menguntungkan GMP dalam menjalankan perusahaan karena pada awalnya lahan

GMP bukan lahan yang produktif untuk perkebunan tebu. Sampai saat ini

perusahaan Kuok tetap menjadi motor penggerak GMP.

2. Lokasi Perusahaan

Areal perkebunan tebu dan pabrik gula GMP terletak di Desa

Gunung Batin, Lampung Tengah—sekitar 90 km arah utara kota Bandar

Lampung, Ibukota Provinsi Lampung. Seluruh areal GMP ini di kelilingi 13 Desa

dan 3 Kecamatan.

Gambar II.1 Lokasi Perusahaan

(49)

commit to user

3. Visi, Misi, dan Nilai-nilai Perusahaan

Visi GMP:

Menjadi produsen gula yang paling efisien dan kompetitif di ASEAN

dengan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan dan menciptakan peluang

usaha berbasis pertanian serta pengembangan produk (diversifikasi).

Misi:

a. Program pemerintah dalam usaha mencapai swasembada gula nasional.

b. Membantu pengembangan daerah sekitar.

c. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

d. Meningkatkan keuntungan pemegang saham.

Nilai Inti: a. Integritas.

b. Profesionalisme.

c. Produktivitas dan efisiensi.

d. Kesinambungan.

4. Struktur GMP

(50)

commit to user

Bagan II.1

Struktur GMP

Berdasarkan bagan diatas, masing-masing jabatan memiliki fungsi sebagai

berikut :

General Manager

Bertugas untuk mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan perusahaan.

Merupakan pimpinan yang bekerja langsung dengan perusahaan.

Plantations

Departemen yang bertugas menjalankan perkebunan dan bertanggung jawab

terhadap operasional untuk menyuplai bahan baku dengan sebaik-baiknya ke

Factory (pabrik) untuk diproses.

Factory

Departemen ini menjalankan tugas dan tanggung jawab operasional dalam

memroses tebu menjadi gula dengan cara yang efisien yang dibantu oleh

Technical Engineering Manager, Processing Manager, dan Mill Boiler

Manager.

GENERAL MANAGER

(51)

commit to user

Research and Development (R & D)

Memiliki tugas mengadakan penelitian dan percobaan dalam

mengembangkan kapasitas gula yang dihasilkan yang berkaitan dengan

penanaman dan pengobatan tebu. Terdiri dari Research, Field Monitoring

and Control, Admin R&D,sertaLTSCdanWorkshop.

Services, Business, and Finances (SBF)

Merupakan pusat administratif perusahaan, terdiri dari :

Medical, Bussiness Administration, Site Accounting, Human Resourches and

General Sevices(HRGS),Security,danSBF admin.

5. Pengolahan Limbah

Limbah pertanian berupa sisa-sisa tanaman (pucuk tebu dan daun)

dikembalikan ke tanah sebagai mulsa, sehingga menambah kesuburan tanah.

Sementara limbah padat dan limbah cair dari pabrik, tetapi juga dikelola lagi

sehingga bermanfaat, bahkan secara ekonomis sangat menguntungkan.

Limbah padat berupa ampas tebu (bagasse) dimanfaatkan lagi sebagai

bahan bakar ketel uap (boiler) untuk penggerak mesin pabrik dan pembangkit

tenaga listrik untuk perumahan karyawan, perkantoran, dan peralatan irigasi.

Pabrik dan pembangkit listrik GMP tidak menggunakan bahan bakar minyak

(BBM), baik saat musim giling (on season) maupun tidak giling (off season).

Limbah padat lain adalah endapan nira yang disebut blotong (filter cake) dan abu.

Blotong, abu, dan bagasse dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kompos,

(52)

commit to user

Limbah cair yang dikeluarkan pabrik merupakan limbah organik dan

bukan Limbah B3 (bahan beracu dan berbahaya). Limbah cair ini dikelola melalui

dua tahapan. Pertama, penanganan di dalam pabrik (in house keeping). Sistem ini

dilakukan dengan cara mengefisienkan pemakaian air dan penangkap minyak (oil

trap) serta pembuatan bak penangkap abu bagasse (ash trap). Kedua, penanganan

setelah limbah keluar dari pabrik, melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL). IPAL dibangun di atas tanah seluas lebih dari 8 ha, terdiri dari 13 kolam

dengan kedalaman bervariasi dari 2 m (kolam aerasi) sampai 7 m (kolam

anaerob). Total daya tampung lebih dari 240.000 m3, sehingga waktu inap

(retention time) dapat mencapai 60 hari.

E. Public Relations(PR) GMP

1. Kedudukan PR GMP dalam Perusahaan

Departemen SBF membawahi Divisi Human Resources and General

Services (HRGS) yang membawahi External Affairs. PR menjadi bagian dari divisi ini dan sejajar dengan Legal dan Landmatters. Tujuannya adalah sebagai salah satu jembatan penghubung antara GMP dengan publiknya. Ini semua

dikarenakan GMP berhubungan dengan banyak lapisan masyarakat, baik yang

berada di dalam kawasan GMP maupun yang berada di luar kawasan. Adapun

kedudukan PR GMP di dalam struktur organisasi perusahaan, dapat dilihat

(53)

commit to user

Bagan II.2

Kedudukan PR dalam Perusahaan

2. Fungsi Bagian PR GMP

Bagian PR GMP memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Memudahkan dan menjamin arus opini yang bersifat mewakili dari

publik-publik perusahaan, sehingga kebijaksanaan beserta operasionalisasi

perusahaan dapat dipelihara keserasiannya dengan ragam kebutuhan dan

pandangan publik-publik tersebut.

b. Memberi masukan untuk manajemen mengenai jalan dan cara menyusun

kebijaksanaan dan operasionalisasi perusahaan untuk dapat diterima secara

maksimal oleh publik.

c. Merencanakan dan melaksanakan program-program yang dapat menimbulkan

penafsiran yang menyenangkan terhadap kebijaksanaan dan operasionalisasi

(54)

commit to user

3. Tugas Bagian PR GMP

Tugas utama PR GMP adalah membangun dan menjaga hubungan baik

dengan publik perusahaan dengan berbagai cara. Seperti yang diutarakan oleh

salah satu personel PR GMP,

“Peran PR di GM, PR sama dengan pelayanan umum. Dalam PR itu kita melayani dari segi tamu, bagian luar ataupun pemberina bantuan keluar, luas sekali. Melayani dlm bidang yang umum yang ada di GMP. Diantaranya pemberian bantuan, pemberian sosialisasi ataupun tamu perusahaan yang berkunjung, yang mau bertemu dengan pimpinan perusahaan kita terima dulu di depan kemudian kita arahkan dan banyak lagi lah. “(Muji Sriyanti pada wawancara tanggal 11 April 2012.)

Untuk mengetahui cara-cara yang harus dilakukan dalam menghadapi

publik, khususnya masyarakat sekitar perusahaan, PR GMP rutin mengadakan

penelitian untuk melihat perilaku dan kebutuhan publik dalam rangka

merencanakan kegiatan PR untuk membangun kepercayaan publik. Penelitian

yang dilakukan melalui kunjungan kepada kepala-kepala kampung,

pamong-pamong desa atau desa-desa sekitar. selain itu, PR GMP juga mengelola

komunikasi perusahaan dengan publik-publik melalui media massa, majalah, dan

radio internal. Fungsi majalah dan radio tidak hanya untuk internal tetapi juga

digunakan untuk komunikasi massa secara umum. Majalah dan radio milik PT

GMP diberi nama TAWON.

Selain membangun hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar

perusahaan, PR GMP juga berusaha menjalin dan menjaga hubungan dengan

lembaga-lembaga pemerintahan yang terkait dengan kelangsungan perusahaan

serta lembaga-lembaga lain dalam industri gula dan dengan asosiasi dagang.

(55)

commit to user

perbedaan ini hanya didasarkan pada tanggung jawabnya sedangkan dalam

pelaksanaanya masing-masing staff selalu bekerja sama dan saling berkoordinasi.

Jobdescriptionsitu adalah :

a. Menangani urusan kepamongan, yaitu membantu masyarakat mengurus

masalah kependudukan, SKCK, PBB, surat ahli waris, dan sebagainya.

b. Berkomunikasi dengan desa sekitar, termasuk pemberian allowance,

pelayanan dan survey bantuan, rapat dengan kepala desa, camat, dan

sebagainya.

c. Mengurus administrasi kegiatan sosial perusahaan, laporan bulanan.

d. Kampanye tenaga kerja, yaitu pencarian tenaga kerja buruh tebang dan

tanam.

e. Menangani komunikasi dengan pers, menangani iklan, advertorial dan

rilis-rilis ke media umum.

f. Mengurusi media komunikasi perusahaan yang berupa radio dan majalah

(TAWON), mulai dari pencarian bahan berita atau acara hingga

mendistribusiannya.

g. Mengurus bazar, pameran, penyambutan tamu-tamu perusahaan, pemberian

hadiah, kliping koran, dan lain-lain.

F. Kecamatan Terusan Nunyai dan Bandar Mataram sebagai Lingkungan GMP

Wilayah perkebunan dan kemitraan GMP berbentuk memanjang dan

(56)

commit to user

Mataram. Sehingga secara otomatis desa-desa yang berada di wilayah dua

kecamatan tersebut menjadi lingkungan GMP. Desa yang secara langsung

menempel pada kawasan perkebunan GMP yaitu Gunung Batin Udik, Gunung

Batin Baru, Gunung Batin Ilir, Bandar Agung, Tanjung Anom, Gunung Agung,

Terbanggi Ilir, Terbanggi Udik dan Terbanggi Mulya.

Sebagai perusahaan yang menempel dengan perkampungan, aktivitas

GMP pasti selalu bersentuhan dengan penduduk. Dari sekian banyak aktivitasnya,

tidak jarang ada hal-hal yang berselisih dengan kepentingan penduduk. Misalnya,

saat musim tebang/panen tebu yaitu pada saat tanaman tebu yang akan dipanen

harus dibakar terlebih dahulu maka asap dari pembakaran tersebut mencapai

perkampungan warga. Dan asap dari kendaraan pengangkut tebu yang

menyebabkan polusi semakin meningkat, apalagi musim tebang biasanya

Gambar

Tabel III.2.................................................................................................
Gambar II.1 ..........................................................................................
Gambar II.1Lokasi Perusahaan
Tabel Pengiriman Air Bersih per Bulan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 15 dijelaskan bahwa pendidikan umum merupakan

Tahap do atau tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini, dimana kegiatan pembelajaran dimulai dengan dosen model dan moderator membuka pelajaran. Setelah

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa melalui kasih karunia- Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Berdasarkan pernyataan diatas maka diketahui bahwa akar serai merupakan jenis tanaman graminae yang diyakini telah mengandung Rizobakteri , maka perlu diadakannya suatu

Pada Tabel 3 (Model 2) juga dapat dilihat bahwa nilai R square terhadap variabel kinerja pegawai sebesar 0,886 yang artinya persentase pengaruh variabel iklim organisasi,

a) Sebagian siswa sudah mulai terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, mereka merasa senang dan antusias dalam belajar. Hal ini

Tujuan umum P2M ini adalah memberikan bimbingan belajar calistung bagi siswa-siswa SD yang seharusnya bisa membaca di SDN 4 dan 7 Banyuning secara gratis; memberikan metode

Pada tahap ini, peneliti bersama guru kelas melakukan observasi guru dan observasi siswa dengan menggunakan alat bantu check list terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran