• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN A"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

A. Strategi Mengatasi Berbagai Ancaman dalam Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa

1. Pengertian Ancaman

Menurut UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, daan keselamatan segenap bangsa.

Menurut UU No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang dinilai mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, daan keselamatan segenap bangsa.

Menurut UU No. 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara

Ancaman adalah setiap upaya, pekerjaan, kegiatan, dan tindakan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang dinilai dan/atau dibuktikan dapat membahayakan keselamatan bangsa, keamanan, kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI, dan kepentingan nasional dari berbagai aspek, baik ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, maupun pertahanan dan keamanan.

2. Landasan Hukum dalam Mengatasi Ancaman

1. UUD 1945 Amandemen  Pasal 27 ayat (3)  Pasal 30 ayat (1)  Pasal 30 ayat (2)

2. UU No. 2 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik Indonesia yang kemudian diubah dengan UU No. 1 Tahun 1988.

3. Ketetapan MPR RI No. IV/MPR/2000 tentang Pemisahan Tentara Nasional Republik Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

4. Ketetapan MPR RI No. VII/MPR/2000 tentang Peranan Tentara Nasional Republik Indonesia dan Peranan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

5. UU No. 56 Tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih.

6. UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

7. UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

(2)

9. UU No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

3. Macam-macam Ancaman

a. Ancaman Militer

Ancaman militer merupakan ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata terorganisasi dan dinilai memiliki kemampuan yang berbahaya terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berasal dari dalam maupun luar negeri. Bentuk-bentuk ancaman militer :

1. Agresi

Agresi merupakan penggunaan kekuatan bersenjata yang dilakukan oleh negara lain terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah serta keselamatan segenap bangsa. Agresi ini merujuk kepada suatu perilaku yang dimaksudkan untuk membuat objeknya mengalami rasa sakit atau dalam keadaan bahaya.

Tindakan agresi ini bisa dilakukan secara verbal maupun fisik. Bahkan, kegiatan merusak barang serta perilaku destruktif lainnya juga termasuk ke dalam definisi dari agresi. Walaupun demikian, agresi ini tidak sama dengan ketegasan.

Agresi bisa dilakukan dengan cara : Invasi.

Invasi merupakan suatu bentuk aksi militer di mana angkatan bersenjata atau suatu negara yang berusaha memasuki daerah yang telah dikuasai oleh negara lain, yang bertujuan untuk menguasai daerah tersebut atau bahkan mengubah pemerintahan yang berkuasa. Invasi ini bisa menjadi salah satu penyebab perang dan bisa digunakan sebagai salah satu strategi untuk menyelesaikan perang, atau bahkan bisa menjadi inti dari perang itu sendiri. Tujuan akhir dari invasi ini biasanya merujuk dalam skala yang besar dan dengan jangka waktu yang panjang, dan pasukan yang besar sangat dibutuhkan dalam mempertahankan daerah yang diinvasinya. Contoh invasi udara murni ialah Pertempuran Crete; Operasi Thursday, dan; Operasi Market Garden.

Bombardemen.

Bombardemen merupakan suatu bentuk penggunaan senjata atau bom yang dilakukan oleh musuh melalui angkatan udara.

Blokade.

(3)

salah satu hal yang hampir ada di semua bentuk kampanye militer serta alat pilihan untuk melakukan peperangan ekonomi melawan negara musuh. Ada 3 jenis blokade, yakni, blokade laut; blokade listrik, dan; pengepungan. Contoh dari blokade adalah Blokade Berlin.

Jenis Agresi

Agresi merupakan fenomena kompleks yang terdiri atas sejumlah perilaku dari jenis yang lebih khusus.

Klasifikasi dari Moyer

Moyer (1968) menyajikan klasifikasi awal yang berupa 7 bentuk agresi, dari sudut pandang biologis serta evolusi.

 Agresi pemangsa : Serangan terhadap mangsa oleh pemangsa.

 Agresi antar jantan : Kompetisi antara jantan dari spesies yang sama tentang akses terhadap sumber tertentu contohnya seperti betina, dominansi, status, dan lain sebagainya.

 Agresi akibat takut : Agresi yang dihubungkan dengan upaya untuk menghindari suatu ancaman.

 Agresi territorial : Mempertahankan suatu daerah teritorial dari penyusup.

 Agresi maternal : Agresi dari perempuan untuk melindungi anaknya dari berbagai ancaman. Ada juga agresi paternal.

 Agresi instrumental : Agresi yang ditujukan untuk mencapai suatu tujuan. Agresi ini biasa dianggap sebagai suatu respon yang dipelajari terhadap situasi.

Klasifikasi Sekarang

(4)

cenderung melakukan agresi afektif memiliki IQ yang lebih rendah jika dibandingkan dengan cenderung melakukan agresi instrumental.

2. Pelanggaran wilayah

Pelanggaran Wilayah merupakan suatu bentuk tindakan dengan memasuki suatu wilayah tanpa izin, baik itu oleh pesawat terbang tempur maupun kapal-kapal perang. Salah satu contohnya adalah Helikopter yang berpenumpang Menteri Pertanian Malaysia mendarat di daerah Nunukan. Contoh

 Helikopter yang berpenumpang Menteri Pertanian Malaysia mendarat di Nunukan. Helikopter carteran yang membawa menteri pertanian Malaysia mendarat di lapangan helipad Yonif 521 Kampung Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Sesaat setelah mendarat, helikopter tersebut bahkan masih tetap menyalakan mesinnya. Prajurit TNI AD yang tengah bertugas langsung menghampiri helikopter yang mendarat tanpa adanya izin itu.

 Pesawat Militer Malaysia Terobos Ambalat. Pesawat militer milik Malaysia disebut-sebut telah memasuki kawasan dan melanggar wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia di Kalimantan, Blok Ambalat. Kejadian ini tercatat untuk yang kesekian kalinya.

 Kapal Perang Malaysia Masuk Perairan Ambalat. Hubungan yang terjalin antara Indonesia dengan Malaysia kembali memanas yang diakibatkan oleh kapal perang Malaysia yang tiba-tiba telah memasuki wilayah perairan Ambalat tanpa adanya izin.

 Tentara Malaysia Masuk Nunukan Tanpa Paspor. Seorang tentara Malaysia LLP, Raymonega Bin Taguna ditangkap oleh aparat di Pelabuhan Sei Nyamuk, Kecamaran Sebatik Timur, Kabupaten Nunukan. Dia ditangkap karena diketahui telah masuk secara ilegal atau tidak adanya paspor. Saat diinterogasi, dirinya mengaku jika sebagai warga negara Malaysia yang masuk ke Pulau Sebatik untuk berusaha menemui keluarganya yang berada di Kabupaten Nunukan Kota Tarakan dan Kabupaten Berau.

3. Spionase

Spionase merupakan suatu bentuk kegiatan dari intelijen yang dilakukan guna mendapatkan suatu informasi atau rahasia militer atau negara. Spionase juga bisa diartikan sebagai bentuk pengintaian, memata-matai yang merupakan suatu praktik guna mengumpulkan informasi tentang suatu organisasi atau lembaga yang dianggap rahasia tanpa adanya izin dari pemilik yang sah dari infomasi tersebut. Contoh Spionase asing di Indonesia salah satunya adalah aksi Allen Pope.

Contoh

(5)

Salah satu misinya yang ada di Indonesia ialah membantu pemberontakan PRRI/Permesta. Dia tertangkap basah oleh TNI saat usahanya mengebom armada gabungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia dengan pesawat pembom B-26 Invader AUREV. Pesawatnya ditembak jatuh oleh P-51 Mustang milik Angkatan Udara Republik Indonesia yang diterbangkan oleh Ignatius Dewanto. Dari dokumen yang berhasil disita, terkuak jika Allen Pope merupakan orang yang terkait dengan operasi CIA. Allen Pope menyusup pada gerakan pemberontakan di Indonesia yang berusaha untuk menggulingkan Soekarno.

 Intel Soviet. Jaringan Intelijen Uni Soviet ternyata pernah beraksi di Jakarta tepatnya tahun 1982. Seorang perwira tinggi TNI Letkol Soesdarjanto membocorkan dokumen data-data kelautan Indonesia kepada Alexandre Finenko, seorang Intel yang mengepalai kantor cabang maskapai Aeroflot di Jakarta.

 Penyadapan Intelijen Australia. Dinas Intelijen Australia pernah berusaha untuk menyadap telepon seluler Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta istrinya, yaitu Ani Yudhoyono. Informasi ini berhasil terkuak di dalam dokumen Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) yang telah dibocorkan oleh Edward Snowden. Sasaran lainnya adalah Wakil Presiden Boediono serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa serta mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika, Dino Patti Djalal.

 Pengakuan Philip Dorling. Menurut mantan diplomat Philip Dorling, Australia telah lama mengintai Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Dorling dalam kolomnya di Sydney Morning Herald. Suatu catatan harian salah satu diplomat senior Australia yang tidak dipublikasikan menyebutkan jika badan intelijen Australia (DSD) rutin melakukan penyadapan terhadap hubungan kawat diplomatik Indonesia sejak pertengahan tahun 1950an.

4. Sabotase

Sabotase merupakan tindakan pengrusakan yang dilakukan secara terencana, yang disengaja dan tersembunyi terhadap peralatan, personel serta aktivitas dari bidang sasaran yang ingin dihancurkan yang berada di tengah-tengah masyarakat, kehancuran ini menimbulkan efek atau dampak psikologis yang besar. Sabotase bisa dilakukan terhadap beberapa struktur penting, seperti contohnya infrastruktur, struktur ekonomi, dan lain sebagainya.

Contoh

(6)

jembatan, gedung, dan lain-lain sehingga tidak bisa digunakan oleh musuh yakni tentara Nazi dan Jerman.

 Sementara itu, pada masa revolusi kemerdekaan Republik Indonesia, para pejuang melakukan sabotase dengan merusak berbagai macam fasilitas, seperti contohnya jalan, jembatan, pabrik, dan masih banyak lagi contoh lainnya. Aksi yang dikenal dengan nama aksi bumi hangus ini memiliki tujuan agar fasilitas tersebut tidak bisa digunakan oleh pihak Belanda.

5. Aksi Teror Bersenjata

Aksi Teror Bersenjata merupakan aksi yang dilakukan oleh jaringan terorisme internasional atau yang bekerja sama dengan terorisme di dalam negeri atau luar negeri yang bereskalasi tinggi sehingga bisa membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, serta keselamatan segenap bangsa. Contoh aksi ini adalah aksi serangan jakarta 2016.

Pemberontakan Bersenjata. Pemberontakan merupakan cara, proses, perbuatan memberontak atau menentang terhadap kekuasaan yang sah. Contoh yang terjadi adalah Pemberontakan G30S/PKI.

Perang Saudara. Perang Saudara ini merujuk kepada suatu jenis perang di mana bukan 2 atau lebih negara yang menjadi kubu berlawanan satu sama lain, namun beberapa faksi/saudara di dalam suatu entitas politik. Dalam bahasa inggris, Perang Saudara ini disebut dengan Civil War yang secara harfian artinya perang warga sipil atau perang madani.

Contoh

 Bom Bali pada tahun 2002. Bom bali 2002 atau biasa disebut dengan Bom Bali I ini terjadi pada malam hari tepatnya pada tanggal 12 Oktober 2002. Aksi ini merupakan rangkaian dari 3 pengeboman yang berada di lokasi berbeda di Bali.

 Bom JW Marriott 2003. Sebuah bom meledak serta menghancurkan sebagian Hotel JW Marriott yang berada di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Indonesia. Bom ini meledak sekitar pukul 12.45 WIB dan 12.55 WIB pada hari Selasa, 5 Agustus tahun 2003.

 Bom Bali 2005. Ledakan besar kembali terjadi kedua kalinya. Aksi teror di Pulau Dewata, Bali ini kembali terjadi pada tanggal 1 Oktober 2005.

 Serangan Jakarta 2016. Serangan Jakarta 2016 merupakan serentetan peristiwa yang sedikitnya 6 ledakan serta penembakan di daerah sekitar Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia tepat pada tanggal 14 Januari 2016.

6. Pemberontakan bersenjata

(7)

bahwa kaum Marxist dituduh sebagai Blanquisme karena memperlakukan pemberontakan sebagai suatu seni.

Pemberontakan bersenjata melawan pemerintahan yang sah dengan menggunakan senjata sebagai alat kekerasan. Perlawanan ini bisa berorientasi dalam usaha kudeta terhadap pemerintahan yang sah, perebutan antara kekuasaan politik menggunakan senjata, serta cara-cara inkonstitusional serta melanggar terhadap norma hukum yang berlaku. Contohnya adalah pemberontakan G 30/S/PKI yang terjadi pada tahun 1965.

7. Perang Saudara

Perang saudara merupakan perang yang tak melampaui wilayah negara tertentu. Perang saudara ini bisa terjadi karena berbagai macam alasan seperti masalah etnis, kesenjangan ekonomi, konflik agama, gejolak politik, dan masih banyak lagi alasan lain. Perang saudara ini memiliki dampak negatif yang banyak dalam struktur ekonomi, struktur politik, struktur sosial, serta juga dalam hubungan antar warga.

b. Ancaman Nir-Militer

Ancaman nir-militer merupakan ancaman yang tidak bersenjata akan tetapi apabila tetap dibiarkan, akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman nir-militer juga dapat berasal dari luar maupun dalam negeri.

Ancaman nir-militer salah satunya disebabkan oleh pengaruh negatif globalisasi. Globalisasi yang menghilangkan sekat atau batas pergaulan antarbangsa secara disadari ataupun tidak, telah memberikan dampak negatif yang kemudian menjadi ancaman bagi keutuhan sebuah negara termasuk Indonesia. Ancaman nir-militer dapat berdimensi ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya.

1) Ancaman di Bidang Ideologi

Sistem politik internasional mengalami perubahan sejak Uni Soviet runtuh sehingga paham komunis tidak populer lagi, namun potensi ancaman berbasis ideologi masih tetap diperhitungkan. Ancaman berbasis ideologi dapat pula dalam bentuk penetrasi nilai-nilai kebebasan (liberalisme) sehingga dapat memicu proses disintegrasi bangsa.

2) Ancaman di Bidang Politik

(8)

(HAM),demokratisasi, penanganan lingkungan hidup, dan penyeleggaraan pemerintahan yang bersih dan akuntabel.

3) Ancaman di Bidang Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu penentu posisi tawar setiap negara dalam pergaulan internasional. Kondisi Ekonomi sangat menentukan dalam pertahanan negara. Ancaman berdimensi ekonomi terbagi menjadi internal dan eksternal. Ancaman dari internal dapat berupa inflasi, pengangguran, infrastruktur yang tidak memadai, dan sistem ekonomi yang tidak jelas. Ancaman dari eksternal dapat berbentuk kinerja ekonomi yang buruk, daya saing rendah, ketidaksiapan mengahadapi globalisasi dan tingkat ketergantungan terhadap pihak asing.

4) Ancaman di Bidang Sosial Budaya

Ancaman sosial budaya berupa isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan yang menjadi dasar timbulnya konflik vertikal antara pemerintah pusat dan daerah, dan konflik horizontal yaitu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA). Pada tahun 1994 saja, misalnya, 18 peperangan dari 23 peperangan yang terjadi di dunia diakibatkan oleh sentimen-sentimen budaya, agama dan etnis. Sementara itu, 75 persen dari pengungsi dunia yang mengalir ke berbagai negara lainnya didorong oleh alasan yang sama pula. Sementara itu, 8 dari 13 operasi pasukan perdamaian yang dijalankan PBB ditujukan untuk mengupayakan terciptanya perdamaian di berbagai konflik antar etnis di dunia.

c. Ancaman dari Dalam Negeri

Ancaman dari dalam negeri adalah ancaman terhadap suatu kondisi atau bidang tertentu pada bangsa yang berasal dari dalam negeri sendiri (oleh masyarakat maupun pemerintah bangsa itu sendiri). Bentuk-bentuk ancaman dari luar negeri beserta penyelesaiannya sebagai berikut.

a. Perang antar suku

 Melakukan mediasi terhadap pihak yang bertikai dengan mempertemukan tokoh adat/perwakilan masing-masing pihak yang bertikai.

 Melakukan sosialisasi tentang pentingnya perdamaian dan kerugian adanya pertikaian.

(9)

 Pemerataan pembangunan agar tidak terjadi kecemburuan antar suku.

b. Korupsi

 Menanamkan jiwa anti korupsi yang diikuti dengan peningkatan Iman dan Taqwa.

 Memperberat sanksi dan hukuman para koruptor sehingga menimbulkan efek jera dan rasa takut pejabat negara untuk melakukan tindakan yang hina itu.

 Menciptakan pemerintah bersih dan berwibawa, bebas KKN dan konsisten melaksanakan peraturan dan Undang-undang.

 Melakukan pengawasan yang ketat pada jalannya pemerintahan terutama pada bidang keuangan.

 Bila memungkinkan melakukan pengawasan terhadap rekening para pejabat.

 Belajar bersikap jujur sejak dini.

 Meningkatkan dan menjaga independenitas KPK dalam tugasnya memberantas korupsi.

 Meningkatkan kesejahteraan pegawai pemerintahan untuk meminimalisir keinginan korupsi.

c. Terorisme

 Menertibkan bahan baku pembuatan bom ataupun bahan yang diperlukan dalam pembuatan bom.

 Penarikan peredaran persenjataan yang dimiliki masyarakat sipil.  Pemberantasan sekelompok terorisme yang berkeliaran di masyarakat.  Meningkatkan kinerja pihak militer dengan mempelajari motif di setiap

kasus terorisme.

 Membasmi hal-hal yang membantu perkembangan terorisme misalnya dukungan materiil dan keuangan, kontrol, kepemimpinan, dan faham yang disebarkan oleh teroris.

 Meningkatkan rasa nasionalisme.

(10)

 Melaporkan warga yang diduga teroris, misalnya warga yang mengisolasikan diri dari masyarakat sekitar.

d. Pemberontakan

 Pemerataan pembangunan sampai pelosok daerah sehingga tidak muncul kecemburuan nasional.

 Meningkatkan keamanan dari pusat hingga satuan terkecil daerah sesuai prinsip Hankamrata.

 Meningkatkan rasa nasionalisme dengan mempelajari pendidikan kewarganegaraan dan sejaarah perjuangan Indonesia dalam merebut NKRI.

 Mengakui persamaan derajat dan HAM sehingga kaum minoritas tidak terdesak.

e. Ekstrim kanan dan kiri

 Mengamalkan nilai-nilai Pancasila.

 Menanamkan pendidikan agama sebagai pendidikan formal.  Memberantas segala tindakan ekstrim.

 Meningkatkan keefisienan dan kinerja pemerintah dan lebih transparan agar tidak muncul masyarakat anti pemerintah.

 Meningkatkan Nasionalisme dan Imtaq. f. Kemiskinan atau kesenjangan sosial

 Meningkatkan sumber daya manusia.

 Memperluas lapangan kerja untuk mengimbangi jumlah angkatan kerja.

 Meningkatkan kualitas SDM siap kerja melalui pendidikan, seperti kerja sama antar perusahaan dengan SMK.

 Melakukan subsidi sembako bagi rakyat miskin.

 Peningkatan pelayanan atau kebutuhan dasar kepada masyarakat miskin, misalnya sekolah gratis, Kartu Jakarta Sehat dan lain-lain.

(11)

 Mengawasi dengan ketat daerah yang diduga tempat-tempat prostitusi dan mewajibkan menggunakan pengaman sebelum berhubungan.

 Mempersempit peredaraan narkoba dengan memperketat pemeriksaan di bandara, pelabuhan, maupun daerah perbatasan.

 Melakukan dan ikut dalam kegiatan sosialisasi tentang bahaya narkoba dan HIV/AIDS dan menanamkan jiwa anti narkoba.

 Menyaring budaya asing dengan Pancasila.

 Melakukan uji urine untuk mengetahui siapa yang terkena HIV/AIDS terutama supir, pilot atau orang yang bertanggung jawab atas keamanan orang banyak.

 Melakukan razia tempat yang diduga pabrik maupun penjualan narkoba seperti diskotik atau klub malam.

d. Ancaman dari Luar Negeri

Ancaman dari luar negeri adalah ancaman terhadap suatu kondisi atau bidang tertentu pada bangsa yang berasal dari luar negeri, dalam bentuk perorangan maupun kelompok. Bentuk-bentuk ancaman dari luar negeri beserta penyelesaiannya sebagai berikut.

1. Agresi militer

 Menjalin hubungan persahabatan antar negara berdasarkan prinsip bebas aktif dengan kata lain bangsa Indonesia bersifat netral dan berhubungan baik dengan negara lain.

 Meningkatkan peralatan, pertahanan militer dan ketahanan nasional diiringi dengan peningkatan dari kualitas TNI sebagai inti pertahanan dalam sistem Hankamrata (pertahanan keamanan rakyat semesta).

 Selalu waspada terhadap segala kemungkinan yang dapat membahayakan keutuhan NKRI seperti mengikuti wajib militer dan belajar dasar-dasar kemiliteran dan selalu siap apabila dibutuhkan dalam mempertahankan NKRI.

2. Penerobosan wilayah

 Mengadakan patroli secara rutin, terutama daerah rawan penerobosan batas.

(12)

 Mensejahterakan penduduk di wilayah perbatasan agar tidak bergantung pada negara tetangga sehingga penduduk di wilayah perbatasan tidak berpindah kewarganegaraan.

3. Penyeludupan

 Meningkatkan transparansi pihak bea cukai dalam tugasnya mengawasi lalu lintas barang antar negara.

 Meningkatkan pengamanan daerah perbatasan untuk mengantisipasi penyeludupan barang illegal, karena memasukkan barang tanpa dikenai pajak impor.

 Meningkatkan pengamanan daerah jalur perdistribusian seperti bandara, pelabuhan.

4. Infiltrasi ( penyusupan ideologi )

 Memahami nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila serta mengamalkannya.

 Menyaring nilai ideologi asing dengan Pancasila, agar memperoleh dampak positifnya saja.

 Mempertebal Iman dan Taqwa (imtaq).

 Melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat kecintaan terhadap tanah air tercinta sertan menanamkan semangat juang untuk membela bangsa, negara, serta mempertahankan Pancasila sebagai landasan idiil dan UUD sebagai landasan konstitusional serta landasan Nusantara sebagai landasan fisional.

5. Penitrasi ( penyusupan budaya )

 Penguasaan IPTEK yang diimbangi Imtaq, sebagai perisai diri di era globalisasi.

 Pengenalan budaya nusantara melalui pendidikan formal, misal membuka ekstrakulikuler sekolah.

 Meningkatkan rasa Nasionalisme dan mempelajari kebudayaan yang berasal dari berbagai suku bangsa di Indonesia.

(13)

6. Spionase

· Meningkatkan keamanan di titik-titik vital nasional misal pabrik senjata, pembangkit listrik serta penyimpanan dokumen rahasia negara

 Tetap waspada terhadap segala ancaman yang mungkin terjadi.  Meningkatkan keimanan para pemimpin dan pejabat negara.  Meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotism.

 Melakukan pengawasan baik di wilayah darat, air, maupun udara yang dilakukan oleh TNI, AD, AL, AU.

e. Contoh-contoh Ancaman

4. Strategi Negara dalam Mengatasi Ancaman Militer

Pasal 30 Ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan gambaran bahwa strategi pertahanan dan keamanan Negara untuk mengatasi berbagai macam ancaman militer dilaksanakan dengan menggunakan Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata).

(14)

1. Kerakyatan, yaitu hankam negara diabdikan oleh dan untuk rakyat. ancaman yang sangat berbahaya apabila tidak diatasi dengan secepatnya. Maka dari itu, harus diterapkanlah adanya strategi yang tepat dalam mengatasi ancaman militer tersebut.

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengatur akan strategi pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia untuk mengatasi ancaman militer itu. Di dalam Pasal 30 ayat (1) hingga (5) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menyatakan jika :

1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

2. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Indonesia Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. 3. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut

dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.

4. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.

5. Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.

Ketentuan yang ada di atas tersebut menegaskan jika usaha pertahanan dan keamanan negara Indonesia ini menjadi tanggung jawab bagi seluruh Warga Negara Indonesia. Atau dengan kata lain, pertahanan dan keamanan negara tak hanya menjadi tanggung jawab dari TNI dan POLRI saja, namun juga masyarakat sipil yang juga sangat bertanggung jawab dalam pertahanan dan keamanan negara, sehingga TNI dan POLRI manunggal bersama dengan masyarakat sipil dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memberi gambaran jika strategi pertahanan dan keamanan negara untuk mengatasi berbagai macam ancaman militer yang dilaksanakan dengan menggunakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).

(15)

seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan yang utuh dan menyeluruh.

Atau, dengan kata lain jika Sishankamrata penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak beserta dengan kewajiban dari seluruh warga negara serta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta menjadi pilihan yang paling tepat bagi pertahanan Indonesia yang diselenggarakan dengan adanya keyakinan pada kekuatan sendiri serta berdasarkan atas hak beserta kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan negara.

Walaupun Indonesia telah mencapai tingkat kemajuan yang bisa dikatakan cukup tinggi nantinya, model tersebut akan tetap menjadi pilihan yang strategis untuk tetap dikembangkan, dengan menempatkan warga negara sebagai subjek pertahanan negara sesuai dengan peran masing-masing yang dilakukan.

Dalam menghadapi ancaman militer, disiapkan komponen utama untuk melaksanakan Operasi Militer dalam Perang (OMP) dan komponen cadangan dilaksanakan sebagai pengganda komponen utama bila diperlukan, melalui proses mobilisasi/demobilisasi. Selagi komponen pertahanan siap dikerahkan, namun setiap bentuk perselisihan diutamakan melalui jalan damai terlebih dahulu. Penggunaan kekuatan pertahanan hanya dilaksanakan apabila cara damai tidak berhasil.

a. Komponen Utama

Komponen utama untuk menghadapi ancaman non militer ini merupakan lembaga pemerintah yang ada di luar bidang pertahanan, sesuai dengan bentuk serta sifat ancaman yang tengah dihadapi dengan adanya dukungan dari unsur-unsur lain dari kekuatan bangsa. Komponen utama dalam sishankamrata adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

1) Tentara Nasional Indonesia

TNI berperan sebagai komponen utama dalam sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta. TNI mengutamakan kepentingan nasional dan kepentingan bangsa di atas kepentingan daerah, suku, ras, atau golongan.

(16)

2) Kepolisian Negara Republik Indonesia

Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. Selain itu, Kepolisian Negara RI berperan menegakkan hukum serta memberikan pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

Dalam keadaan darurat, Kepolisian Negara RI dapat memberikan bantuan kepada TNI. Kepolisian Negara RI turut secara aklamatif dalam tugas-tugas penanggulangan kejahatan internasional sebagai anggota Interpol. Kepolisian Negara RI juga diusahakan membantu secara aktif tugas pemeliharaan perdamaian dunia dibawah bendera PBB.

b. Komponen Cadangan

Komponen cadangan dalam sistem pertahanan dan keamanan negara terdiri atas warga negara, sumber daya alam, serta sarana dan prasarana nasional yang disiapkan melalui mobilisasi.

c. Komponen Pendukung

Selain dengan bergabung menjadi bagian dari anggota TNI atau Polri, keikutsertaan warga negara dalam sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta dapat pula dilakukan melalui keikutsertaan sebagai rakyat terlatih, yaitu warga negara yang mengikuti pelatihan khusus sebagai tenaga pembantu keamanan atau pertahanan. Organisasi-organisasi yang termasuk dalam rakyat terlatih sebagai berikut.

1. Peralawanan rakyat (wanra). 2. Keamanan rakyat (kamra). 3. Pertahanan sipil (hansip).

4. Perlindungan masyarakat (linmas).

Pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan tersebut didasarkan pada doktrin serta strategi. Sishankamrata yang dilaksanakan berdasar pertimbangan ancaman yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia.

Agar pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan bisa terlaksana secara efektif dan juga efisien, diupayakan agar adanya keterpaduan yang sinergis antara unsur militer dengan unsur militer yang lain, maupun antara kekuatan militer dengan kekuatan nir militer. Keterpaduan antara unsur militer diwujudkan dalam keterpaduan 3 kekuatan militer Republik Indonesia, yakni keterpaduan antar kekuatan darat, kekuatan laut, serta kekuatan udara.

(17)

Berdasar dari hasil analisa lingkungan strategik, maka ancaman militer yang berasal dari negara lain atau ancaman tradisional yang bisa berupa adanya invasi, merupakan kemungkinan kecil terjadi. Akan tetapi, adanya kemungkinan ancaman tersebut masih tidak bisa diabakan dan harus tetap untuk dipertimbangkan. Ancaman tradisional yang lebih mungkin terjadi ialah konflik terbatas yang berkaitan dengan adanya pelanggaran wilayah dan atau menyangkut dalam masalah perbatasan.

Komponen utama disiapkan untuk melaksanakan Operasi Militer untuk Perang (OMP). Sementara itu, penggunaan komponen cadangan dilaksanakan sebagai pengganda kekuatan komponen utama apabila diperlukan, dengan melalui proses mobilisasi atau demobilisasi.

Kendati demikian, kekuatan pertahanan siap untuk dikerahkan untuk melaksanakan OMP, akan tetapi dari setiap bentuk perselisihan dengan negara lain selalu diupayakan penyelesaiannya dengan melalui jalan damai. Penggunaan kekuatan pertahanan sebagai tujuan perang hanya dilaksanakan sebagai jalan terakhir jika cara damai yang telah dilakukan ternyata tidak berhasil sama sekali.

Ancaman non tradisional merupakan ancaman yang dilakukan oleh para aktor non negara terhadap keutuhan wilayah, kedaulatan negara, serta keselamatan bangsa Indonesia. Ancaman non tradisional ini merupakan bentuk acaman faktual yang hingga saat ini dihadapi oleh bangsa Indonesia.

Termasuk di dalam ancaman ini seperti gerakan separatis bersenjata, terorisme internasional maupun domestik, aksi radikal, pencurian SDA (Sumber Daya Alam), kejatahan lintas negara, penyelundupan, serta berbagai macam aksi ilegal yang lainnya dengan skala besar.

Oleh karena itu, kekuatan pertahanan, terutama TNI juga disiapkan untuk melaksanakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) untuk menghadapi ancaman non tradisional. Juga, pengerahan dari kekuatan TNI untuk OMSP dilakukan berdasar dari keputusan politik pemerintah.

Dalam bidang manajemen, upaya peningkatan diarahkan dalam penataan organisasi, mekanisme kerja, sistem komando, serta pengendalian dan hubungan antara departemen maupun lembaga. Di dalam bidang keterampilan prajurit, upaya yang dilaksanakan dengan melalui peningkatan fungsi dan peran kelembagaan TNI yang mampu membekali para prajurit dengan keterampilan yang mereka perlukan dalam melaksanakan tugas-tugasnya tersebut.

Jika dalam hal dukungan sarana dan prasarana, pemerintah akan memperlengkap TNI dengan Alutsista yang menjamin mobilitas TNI serta peralatan yang modern, hal ini bisa digunakan selain untuk kepentingan pertahanan dalam menghadapi ancaman militer, juga bisa dimanfaatkan dalam tugas-tugas penanggulangan bencana alam, pengungsian, serta bantuan kemanusiaan.

(18)

keamanan lintas negara yang terorganisir di mana melibatkan para pelaku dari negara lain. Bentuk ancaman yang dimaksud ialah aksi terorisme internasional, gangguan keamanan di wilayah laut, gangguan keamanan dirgantara, serta gangguan keamanan di sepanjang garis perbatasan darat. Bentuknya yang bisa berupa penyelundupan senjata, penyelundupan manusia beserta dengan bahan peledak, perompakan dan pembajakan, pembalakan liat, penangkapan ikan secara tidak sah, dan masih banyak yang lainnya.

Unsur pertahanan militer yakni satuan-satuan TNI dapat didayagunakan dalam mengatasi bentuk-bentuk ancaman non militer yang bersifat lintas negara yang dilakukan oleh para aktor non negara dari negara lain maupun yang bekerja sama dengan aktor-aktor di Indonesia. Dalam tingkat tertentu di mana ancaman keamanan lintas negara bisa membahayakan keselamatan bangsa Indonesia serta mengancam kepentingan nasional Indonesia, pemerintah bisa menggunakan kekuatan TNI untuk mengatasinya. Pendayagunaan unsur pertahanan militer dalam mengatasi bentuk ancaman non militer yang bersifat lintas negara bisa ditempatkan dalam lingkup tugas pelibatan TNI yang mencakup pengamanan pada wilayah-wilayah perbatasan, pulau-pulau kecil terdepan, keamanan laut dan perairan, keamanan wilayah udara, bandar udara, serta pelabuhan.

Penanganan ancaman keamanan tersebut oleh unsur TNI berupa unjuk kekuatan sebagai penggentar dalam rangka mencegah, unsur penindakan awal, termasuk juga dalam kekuatan gabungan bersama-sama dengan unsur-unsur non militer. Mengatasi ancaman keamanan lintas negara pada dasarnya merupakan tugas dari TNI yang dilaksanakan melalui OMSP. Dalam hal penegakan keamanan yang ada di laut, TNI memiliki kewenangan polisional untuk menangani bentuk-bentuk ancaman keamanan lintas negara yang mengganggu keamanan di perairan Indonesia hingga Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Bentuk-bentuk penanganan oleh TNI untuk menegakkan keamanan di laut meliputi penyelidikan, pengejaran, penangkapan dan penyidikan terhadap para pelaku tindak kejahatan yang berada di laut. Dalam kerangka fungsi polisional, TNI tak melakukan fungsi pengadilan yang menjadi fungsi penegak hukum dari unsur non militer. Penegakan keamanan di udara merupakan bagian yang sulit dipisahkan dari fungsi TNI dalam menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, serta keselamatan bangsa.

Penegakan keamanan di udara di samping untuk menjaga wilayah udara dari segala bentuk pelanggaran kedaulatan di udara juga memberikan efek untuk keselamatan penerbangan sipil yang merupakan ranah otoritas sipil. TNI memiliki kemampuan dalam menegakkan keamanan di udara melalui sistem peralatan dan personel yang mereka miliki. Dalam mengatasi ancaman serta gangguan keamanan di udara, TNI melakukan tugas OMSP sesuai dengan batas-batas kewenangan TNI.

5. Strategi Negara dalam Mengatasi Ancaman Nir-Militer

(19)

Salah satu ancaman non militer yang mampu membahayakan kehidupan berbangsa serta bernegara merupakan ancaman yang berdimensi ideologi. Upaya dalam menghadapi atau menangkal ancaman ini adalah dengan kebijakan serta langkah-langkah politik yang tepat serta intensif dalam mencegah meluasnya pengaruh ideologi lain terhadap ideologi Pancasila, serta konsep penanganannya ditempatkan dalam kerangka upaya bela negara.

Strategi untuk menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan yang berlapis. Lapis terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur-unsur pertahanan non militer, yakni departemen atau LPND yang membidangi ideologi. Departemen serta unsur pemerintahan yang membidangi politik dalam negeri akan mengerahkan seluruh kekuatan politik serta instrumen pemerintahan di dalam negeri mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah dalam menghadapi ancaman berdimensi ideologi, sementara itu, departemen serta unsur pemerintahan yang membidangi politik luar negeri mengerahkan segala jajarannya yang tersebar dalam setiap negara untuk penguatan langkah serta upaya diplomasi dalam menangkal usaha-usaha pihak lain yang bisa mengancam ideologi Pancasila.

Unsur pemerintah yang membidangi informasi mendinamisasikan kekuatan nasional pada bidang informasi untuk melakukan "operasi informasi imbangan". Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan memberikan pengajaran serta kesadaran akan ideologi Pancasila yang secara bertingkat dan berlanjut pada para siswa dan mahasiswa pada semua tingkat dan jenjang pendidikan.

Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para pemimpin agama untuk menjadi mitra dari pemerintah dalam menyinergikan strategi dalam membentengi masyarakat dari berbagai ancaman penetrasi ideologi asing yang bisa membahayakan serta merusak harmonisasi kehidupan kebangsaan serta membahayakan keamanan negara. Peran lapis pertahanan militer di dalam hal ini diwujudkan dalam program pelaksanaan bakti TNI yang secara intensif sesuai dengan wilayah kerja unit TNI.

Titik berat pelaksanaannya merupakan dengan peningkatan komunikasi sosial TNI yang bersinergi dengan langkah-langkah yang dilaksanakan oleh unsur-unsur non militer sesuai dengan bidangnya masing-masing, terutama dalam materi non fisik. Komunikasi sosial TNI diselenggarakan dalam format peningkatan kesadaran bela negara, dengan memanfaatkan program bela negara di lingkungan pekerjaan, pendidikan, serta perumahan dalam rangka revitalisasi Pancasila.

(20)

1) Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur pertahanan nir-militer, yakni kementrian atau lembaga pemerintah non-kementrian yang membidangi ideologi.

2) Unsur pemerintah yang membidangi politik dalam dan luar negeri mengerahkan seluruh istrumen pemerintahan untuk menangkal pihak lain yang mengancam ideologi Pancasila.

3) Unsur pemerintah yang membidangi informasi mempercepat gerakan untuk melakukan operasi informasi imbangan sehingga masyarakat dapat menangkal berbagai pengaruh asing yang mengancam ideologi.

4) Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan proses pembelajaran dan kesadaran akan ideologi Pancasila secara bertingkat dan berlanjut.

5) Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para pemimpin agama untuk membangun kerjasama dengan pemerintah demi membetengi masyarakat dari penetrasi ideologi asing.

6) Peran lapis pertahanan militer seperti program pelaksanaan bakti TNI.

b. Strategi Negara dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Politik

Dalam menghadapi ancaman non militer yang berdimensi politik, pertahanan non militer di dalam bidang politik menjadi unsur serta kekuatan utama yang dibantu oleh unsur non militer yang lainnya, termasuk kekuatan dari unsur pertahanan militer. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menghadapi ancaman berdimensi politik dilaksanakan dengan melalui 2 macam pendekatan.

 Pendekatan ke Dalam

Pendekatan ke dalam yakni pembangunan serta penataan sistem politik dalam negeri yang sehat dan dinamis dalam kerangka negara demokrasi yang menghargai pluralisme bangsa Indonesia. Hasil yang diharapkan merupakan terciptanya stabilitas politik di dalam negeri yang dinamis serta memberikan efek penangkal yang tinggi. Penataan ke dalam dilakukan melalui pembangunan serta penataan sistem politik di dalam negeri yang dikemas ke dalam penguatan 3 pilar berikut.

Pertama, penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang sah, efektif, bersih, berwibawa, serta bertanggung jawab yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pembentukan pemerintah negara, seperti yang tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945.

(21)

kerangka kepentingan bangsa dan negara bukan atas kepentingan golongan maupun pribadi, serta berdasarkan kaidah serta etika bernegara dalam negara demokrasi.

Ketiga, penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun organisasi massa sebagai instrumen dalam melakukan pemberdayaan masyarakat sebagai subjek politik serta subjek pembangunan nasional. Kekuatan politik berkewajiban dalam mewujudkan serta meningkatkan perannya di dalam pendidikan politik untuk warga negara, terutama konstituennya sehingga menjadi warga negara yang sadar akan hukum yang memahami kewajiban serta hak sebagai warga negara.

 Pendekatan Keluar

Pendekatan keluar yang diarahkan untuk mendinamisasikan strategi beserta upaya diplomatik melalui peningkatan peran instrumen politik luar negeri dalam membangun kerja sama dan saling percaya dengan negara-negara yang lain sebagai kondisi untuk mencegah atau mengurangi potensi konflik antar negara, yang dimulai dari tataran internal, regional, supraregional, hingga global.

 Lingkup Internal, yakni melalui penciptaan, pembangunan dan peningkatan kondisi di dalam negeri yang semakin mantap dan stabil, yang juga dibarengi dengan upaya-upaya peningkatan dan perbaikan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan kuat serta penguatan dan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan.

 Lingkup Regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan untuk selalu aktif dan berperan dalam membangun serta meningkatkan kerja sama dengan negara lain dalam kerangka prinsip yang saling percaya, saling menghargai, dan tidak saling mengintervensi urusan dalam negeri.

 Lingkup Supraregional, politik luar negeri dikembangkan untuk berperan dalam penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas 10 negara anggota bersama dengan Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru, dengan melalui hubungan bilateral yang harmonis dan terpelihara serta diwujudkan dalam kerja sama yang lebih konkret. Dalam kerangka penguatan ASEAN plus Enam itulah, kinerja politik luar negeri Indonesia harus mampu membangun hubungan serta kerja sama yang mampu memberi jaminan atas kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI, tidak adanya intervensi, terutama jaminan tidak adanya agresi terhadap wilayah kedaulatan Indonesia.

(22)

PBB, Gerakan Non-Blok, Organisasi Konferensi Islam (OKI), serta Forum Regional ASEAN (ARF). Peran diplomasi harus mampu mengidentifikasi potensi-potensi ancaman berdimensi politik yang mengancam kedaulatan serta kepentingan nasional Indonesia serta melakukan langkah-langkah pencegahan. Lapis pertahanan militer dalam menghadapi ancaman politik yang membahayakan kedaulatan, keutuhan wilayah NKRI, mengembangkan strategi pertahanan militer dalam konteks memperkuat usaha-usaha diplomasi yang dilakukan unsur pertahanan non militer. Implementasi upaya pertahanan militer dalam konteks menghadapi ancaman berdimensi politik bisa berwujud pertemuan tahunan para Menteri Pertahanan seluruh ASEAN (ADMM) para Panglima Tentara seluruh ASEAN (CDFIM) dan berbagai pertemuan para pejabat tinggi militer yang lain.

c. Strategi Negara dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Ekonomi

Dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi, sistem dan upaya pertahanan negara yang ditempuh dengan cara membangun ketahanan di bidang ekonomi melalui penataan sistem ekonomi nasional yang sehat dan memiliki daya saing. Sasaran dari pembangunan bidang ekonomi mer’upakan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi untuk perwujudan stabilitas ekonomi yang memberi efek kesejahteraan dan penangkalan yang efektif sekaligus mampu menjadi pemenang di dalam era globalisasi.

Aspek ekonomi dalam kerangka pertahanan negara memiliki peran yang cukup vital. Ekonomi dengan pertumbuhan yang cukup tinggi akan memungkinkan terselenggaranya pembangunan pertahanan yang berdaya tangkal. Bahkan, kondisi perekonomian nasional yang cukup tinggi tersebut menjadi daya tangkal pertahanan yang cukup efektif.

Tantangan perekonomian Indonesia ke depannya diperhadapkan dengan era komunitas bebas ASEAN 2015, dengan produk-produk asing akan masuk dengan bebas dan bersaing dengan produk dalam negeri. Untuk menghadapi tantangan tersebut, maka diperlukanlah upaya akselerasi pembangunan perekonomian nasional yang berdaya saing melalui pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

Untuk menghadapi ancaman berdimensi ekonomi yang datang dari aspek internal, prioritas kebijakan bisa berupa penciptaan lapangan kerja yang padat karya sebagai solusi untuk memberantas kemiskinan, pembangunan infrastruktur, penciptaan iklim usaha yang kondusif, serta pemilihan teknologi yang tepat guna sebagai solusi pemerataan kesempatan kerja.

(23)

Membangun dan menjaga hubungan yang baik dengan kekuatan-kekuatan ekonomi dunia sangat penting dalam upaya peningkatan kemajuan ekonomi di dalam negeri.

Lapis pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi, mengembangkan pilihan strategis untuk membantu unsur utama dari pertahanan non militer. Pada hal ini, keterlibatan lapis pertahanan militer diwujudkan dalam meningkatkan usaha pertahanan dalam menciptakan kondisi keamanan nasional yang bisa terkendali, membantu kelancaran distribusi komoditas serta kebutuhan pokok masyarakat, terutama pada daerah pedalaman dan terisolasi yang tidak bisa untuk dijangkau dengan sarana transportasi umum.

Program Bakti TNI yang melibatkan kerja sama dengan unsur pertahanan non militer yang lain bisa lebih ditingkatkan pada perbaikan sarana prasarana masyarakat yang membawa dampak dalam peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat.

Strategi untuk menghadapi ancaman tersebut dirangkum sebagai berikut :

1. Menghadapi ancaman ekonomi dari internal :  Penciptaan lapangan kerja padat karya  Pembangunan infrastruktur,

 Penciptaan iklim usaha yang kondusif,  Pemilihan teknologi tepat guna

2. Menghadapi ancaman ekonomi dari eksternal :

Indonesia harus membangun dan menjaga hubungan baik dengan negara-negara yang memiliki kekuatan ekonomi-politik dunia.

3. Untuk pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi:

 Mengembangkan pilihan strategis untuk membantu unsur utama dari pertahanan nir-militer

 Meningkatkan usaha pertahanan untuk menciptakan kondisi keamanan nasional dan kebutuhan pokok masyarakat terutama di daerah-daerah pedalaman.

 Program Bakti TNI yang melibatkan kerja sama dengan unsur pertahanan nir-militer lainnya lebih ditingkatkan pada perbaikan sarana prasarana masyarakat yang membawa dampak pada peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat.

d. Strategi Negara dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya

(24)

Isu-isu ini lama kelamaan menjadi kuman penyakit yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme, serta patriotisme.

Watak dari kekerasan yang melekat dan berurat berakar berembang seperti api yang ada pada sekam di kalangan masyarakat yang menjadi pendorong konflik-konflik antar masyarakat atau konflik vertikal yang terjadi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Konflik horizontal yang berdimensi suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) pada dasarnya timbul sebagai salah satu akibat dari masih melekatnya sikap kekerasan dalam diri. Watak kekerasan ini pula yang mendorong tindak kejahatan, termasuk dalam pengrusakan lingkungan dan bencana buatan manusia. Faktor-faktor tersebut berproses secara meluas serta menghasilkan efek domino sehingga bisa melemahkan kualitas bangsa Indonesia.

Ancaman dari luar berupa penetrasi nilai-nilai budaya yang dari luar negeri sulit dibendung mempengaruhi tata nilai hingga kepada tingkat lokal. Kemajuan dari teknologi informasi mengakibatkan dunia menjadi desa global tempat interaksi antar masyarakat yang terjadi secara langsung. Yang terjadi tidak hanya transfer informasi, namun juga transformasi dan sublimasi nilai-nilai luar secara serta merta dan sulit untuk dilakukan kontrol.

Sebagai bentuk akibatnya, terjadi benturan tata nilai sehingga lambat laun nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa menjadi semakin terdesak, misal oleh nilai-nilai individualisme, konsumerisme, dan hedonisme. Diakui jika nilai-nilai luar tidak semuanya negatif, banyak pula nilai positif yang terkandung bisa memberi efek kemajuan untuk diterapkan. Nilai-nilai luar yang positif antara lain seperti kedisiplinan, keuletan dalam bekerja serta belajar, serta pemanfaatan waktu untuk melakukan sesuatu yang produktif sehingga masyarakatnya menjadi sejahtera. Nilai-nilai positif tersebut patut untuk diadopsi serta diterapkan dalam membangun masyarakat Indonesia.

Dimensi sosial budaya yang menjadi ancaman yang melemahkan bangsa Indonesia diantaranya seperti peredaran narkotika serta obat-obatan yang terlarang, bisa mengancam para generasi muda Indonesia. Di samping itu juga peredaran media dewasa serta perdagangan wanita selain mengancam moral juga menjadi salah satu media penyebaran virus HIV/AIDS. Penetrasi nilai-nilai budaya dari luar negeri yang susah dibendung seringkali menyebabkan terjadinya benturan peradaban yang bisa mengancam nilai-nilai serta kearifan lokal maupun nasional, sehingga ketahanan nilai-nilai budaya merupakan suatu bentuk keniscayaan.

Strategi untuk menghadapi ancaman tersebut dengan memelihara keseimbangan dan keselarasan fundamental, yaitu:

 Keseimbangan antara manusia dengan Tuhan

(25)

 Keseimbangan antara manusia dengan masyarakat  Keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin

 Meningkatkan semangat persatuan bangsa dengan memperhatikan perkembangan tradisi, pendidikan, kepemimpinan, integrasi nasional, kepribadian bangsam persatuan dan kesatuan bangsa dan pelestarian alam.

B. Partisipasi Warga Negara dalam Mengatasi Ancaman Guna Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa

1. Partisipasi Warga Negara dalam Mengatasi Ancaman

Dasar hukum tentang kewajiban bela negara :

1) UUD 1945 Pasal 27 ayat (3) : “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara".

2) UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) dan (2)

(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara.

(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.

3) UU RI No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

Pasal 68 : "setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan warga negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan".

4) UU RI No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara

Pasal 9 ayat (1) :"setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara."

Ketentuan-ketentuan tersebut menegaskan bahwa bela negara yang dilakukan oleh warga negara merupakan hak dan kewajiban membela serta mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Pembelaan yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga negara. Oleh karena itu, warga negara mempunyai kewajiban ikut serta dalam pembelaan negara, kecuali ditentukan dengan undang-undang. Dengan demikian, terkandung pengertian bahwa upaya pertahanan negara harus didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

a. Secara Fisik

(26)

b. Secara Nonfisik

Segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan pada tanah air, serta berperan aktif dalam upaya memajukan bangsa sesuai dengan profesi dan kemampuannya.

2. Bentuk-Bentuk Partisipasi Warga Negara dalam Mengatasi Ancaman

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9 Ayat (1), ditegaskan berbagai bentuk usaha pembelaan negara yang meliputi hal-hal berikut.

1. Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pelajaran wajib yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan kewarganegaraan dapat memupuk jiwa patriotik, rasa cinta tanah air, semangat kebangsaan, kesetiakawanan sosial, kesadaran akan sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan sikap menghargai jasa para pahlawan. Pendidikan kewarganegaraan dapat memberikan pemahaman, analisis, dan menjawab masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa, dan negara secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan sejarah nasional.

Pada pasal 37 ayat (1) UU No. 20/2003 dijelaskan bahwa pembentukan rasa kebangsaan dan cinta tanah air dapat dibina melalui pendidikan kewarganegaraan, dimana pendidikan kewarganegaraan ini berfungsi :

 Sebagai wahana untuk membina kesadaran peserta didik untuk ikut serta dalam bela negara.

 Untuk membina dan meningkatkan usaha pertahanan negara.

 menanamkan komitmen kebangsaan, termasuk mengembangkan nilai dan perilaku demokratis dan bertanggung jawab sebagai warga negara Indonesia.

2. Pelatihan Dasar Kemiliteran

(27)

3. Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI)

Tentara Nasional Indonesia merupakan alat pertahanan NKRI. Dalam pasal 10 ayat (3) UU No. 3 tahun 2002 disebutkan bahwa TNI memiliki tugas untuk :

 Mempertahankan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah.  Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa.

 Melaksanakan operasi militer selain perang.

 Aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internasional. 4. Pengabdian sesuai dengan Keahlian atau Profesi

Dalam penjelasan UU No. 3 tahun 2002 yang dimaksud pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi tertentu untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam atau bencana lainnya. Beberapa profesi yang terutama berkaitan dengan hal tersebut yaitu antara lain petugas PMI, para medis, tim SAR, Polri, petugas bantuan sosial, dan Linmas (Perlindungan Masyarakat).

Untuk mengatasi ancaman non-militer perlu adanya keamanan atau ketahanan lingkungan, energi, pangan dan ekonomi, maka pengabdian bela negara melalui profesi terbuka sangat luas. Misalnya para petani dan nelayan melakukan upaya bela negara melalui pengabdiannya terutama untuk keamanan pangan. Usaha Kecil Menengah (UKM) dan para pengusaha besar melakukan upaya bela negara melalui pengabdiannya pada keamanan ekonomi. Begitu pula yang menekuni bidang lingkungan melakukan pengabdiannya untuk keamanan lingkungan. Ketika semua warga negara mengabdikan diri sesuai dengan profesi dalam usaha pembelaan negara, maka tentu saja akan meningkatkan ketahanan nasional kita.

Upaya bela negara tidak hanya melalui cara-cara militer saja tetapi banyak usaha bela negara dapat dilakukan tanpa cara militer. Misalnya, sebagai atlet nasional dapat mengharumkan nama bangsa dengan meraih medali emas dalam olimpiade olahraga. Selain itu, siswa yang ikut Olimpiade Fisika, Matematika atau Kimia di luar negeri dan mendapatkan penghargaan merupakan prestasi yang menunjukkan upaya bela negara. Pengabdian sesuai dengan profesi adalah pengabdian warga negara untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana lainnya.

3. Upaya-Upaya dalam Mengatasi Ancaman

(28)

a. Cinta tanah air,

b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, c. Menempatkan persatuan dan kesatuan,

d. Mengutamakan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Bela negara dapat diterapkan dengan menjaga keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Kita bersama paham bahwa keamanan dan ketertiban merupakan dambaan setiap anggota masyarakat. Kondisi yang aman dapat terwujud tidak hanya sebagai tanggung jawab TNI dan POLRI, akan tetapi menjadi tanggung jawab segenap warga negara Indonesia.

4. Partisipasi Warga Negara dalam Mengatasi Ancaman Guna Membangun Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Dengan ikut serta dalam menjaga kemanan dan ketertiban dan ketentraman dalam masyarakat berarti telah ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Keikutsertaan dalam menciptakan keamanan dan ketertiban dalam lingkungan setempat akan dapat menciptakan adanya,

a. Keamanan dan ketertiban lingkungan. b. Ketenangan dan ketentraman hidup. c. Suasana kehidupan menjadi teratur. d. Kehidupan masyarakat menjadi sejuk. e. Tidaknya suatu kerusuhan dan kekacauan.

Keikutsertaan setiap warga negara dalam upaya pertahanan dan keamanan dalam kehidupan sehari-hari dapat diterapkan dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan negara.

a. Lingkungan Sekolah

Upaya pertahanan dan keamanan dalam lingkungan sekolah dapat diwujudkan melalui berbagai sikap sebagai berikut.

1) Menaati tata tertib sekolah.

2) Hidup rukun sesama warga sekolah.

3) Menjalin kerjasama antarsiswa tanpa pandang bulu. 4) Menyelesaikan tugas dengan baik.

b. Lingkungan Masyarakat

Upaya pertahanan dan keaman di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan melalui berbagai sikap sebagai berikut.

1) Ikut bergotong royong dalam masyarakat. 2) Ikut menjaga keamanan lingkungan.

3) Tidak membuang sampah sembarang tempat.

4) Menjalin hubungan yang baik sesama anggota masyarakat. 5) Tidak membuat keonaran di masyarakat.

(29)

Upaya pertahanan dan keamanan di lingkungan kenegaraan dapat ditampilkan melalui berbagai sikap berikut.

1) Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara. 2) Mempertahankan dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945. 3) Rela berkorban untuk bangsa dan negara.

4) Menjaga kelestarian tanah air Indonesia.

5) Mempetaruhkan diri untuk kejayaan bangsa dan negara. 6) Mencegah adanya terorisme.

7) Mencegah sikap radikalisme.

8) Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. 9) Tidak main hakim sendiri.

(30)

Buku Paket Halaman 179-180

Sebelum kalian mempelajari materi pembelajaran pada bab ini, coba kalian berdiri dan menyanyikan secara bersama-sama salah satu lagu nasional berikut ini.

Nah, setelah kalian menyanyikan lagu tersebut jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini. 1. Bagaimana persaan kalian ketika menyanyikan lagu tersebut ?

Jawab :

Perasaan kami ketika menyanyikan lagu tersebut adalah yang pertama terkenang dan juga yang kedua bangga serta terharu. Lagu tersebut mengingatkan kita bahwasanya kita ada, lahir, dan tumbuh di Indonesia, dan dalam lagu ini menjelaskan bahwa kita patut satu bahasa dan memperjuangkan sila ke-3 yaitu Persatuan Indonesia.

2. Apa pesan yang disampaikan oleh lagu tersebut ?

Jawab :

(31)

3. Saat ini ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia belum sepenuhnya hilang, seperti masih munculnya gerakan separatisme di daerah tertentu, konflik antarsuku atau antar golongan. Berkaitan dengan hal tersebut, coba kalian investigasi faktor penyebabnya, serta bagaimana solusi untuk menyelesaikannya ?

Jawab :

Faktor penyebabnya adalah rendahnya atau masih kurangnya kesadaran akan pentingnya kesatuan dan persatuan bangsa, perbedaan pendapat antar suku maupun golongan yang mementingkan egonya masing-masing dan masalah sepele yang muncul karena kesalahpahaman atau faktor fisik lalu mengakibatkan perpecahan membesar antar suku maupun golongan.

Solusi bagi kami untuk menyelesaikannya adalah mempererat tali persaudaraan dengan menghargai perbedaaan, menghormati tanpa membedakan, mau mendengar pendapat yang berbeda, dan melakukan sosialisasi tentang pentingnya persatuan dan kesatuan untuk sebuah bangsa menuju kesuksesan dan kejayaan.

4. Bagaimana upaya kalian, sebagai pelajar untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa ?

Jawab :

(32)

Buku Paket Halaman 183-191

Strategi menghadapi ancaman militer dan nir-militer

Pertahanan militer merupakan kekuatan utama pertahanan negara yang dibangun dan dipersiapkan untuk menghadapi ancaman militer, tersusun dalam komponen utama serta komponen cadangan dan komponen pendukung. Pendayagunaan lapis pertahanan militer diwujudkan dalam penyelenggaraan operasi militer, baik dalam bentuk Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Ancaman militer.

Ancaman militer dapat berupa ancaman yang dilakukan oleh militer suatu Negara atau ancaman bersenjata yang datangnya dari gerakan kekuatan bersenjata, yang dinilai mengancam atau membahayakan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah Negara, dan keselamatan segenap bangsa dapat berupa agresi, pelanggaran wilayah, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata, pemberontakan bersenjata, aksi teror bersenjata, ancaman keamanan laut atau udara, serta perang saudara atau konflik komunal yang sewaktu-waktu dapat timbul.

Ancaman nirmiliter.

Ancaman nirmiliter pada hakekatnya ancaman yang menggunakan faktor-faktor yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah Negara, dan keselamatan segenap bangsa.Ancaman nirmiliter dapat berasal dari luar negeri atau dapat pula bersumber dari dalam negeri.Kondisi masyarakat Indonesia yang berada dalam kategori miskin, berpendidikan rendah, dan terbelakang dengan jumlah cukup besar membawa dampak terhadap keamanan yang cukup besar dan bersifat multidimensi. Oleh karena itu, ancaman nirmiliter digolongkan dalam ancaman yang berdimensi ideologi, politik, ekonomi, social, informasi dan teknologi serta keselamatan umum.

Tujuan

Pertahanan militer sebagai kekuatan bersenjata ditampilkan melalui SDM dan Alutsista, dibangun, dan dikembangkan secara profesional untuk mencapai tingkat kekuatan sampai pada standar penangkalan. Namun, pembangunan kekuatan pertahanan negara harus dipersiapkan untuk menghadapi setiap ancaman militer yang sewaktu-waktu dapat timbul.

Upaya penangkalan tidak bersifat pasif, tetapi dikembangkan dalam suatu strategi penangkalan yang memiliki sifat dinamis, melalui kesiapsiagaan kekuatan pertahanan untuk menghadapi kondisi terburuk, yakni menghadapi ancaman aktual dalam bentuk perang atau bentuk ancaman militer lainnya.

Dalam konteks “menghadapi ancaman militer”, kekuatan pertahanan yang dimiliki didayagunakan untuk mengatasi situasi negara yang terancam oleh suatu serangan militer dari negara lain, atau sedang diperhadapkan dengan adanya jenis ancaman yang akan mengganggu kepentingan nasional.

STRATEGI MENGHADAPI ANCAMAN MILITER DAN NON MILITER

(33)

a. Pembangunan kekuatan.

b. Pengembangan kemampuan.

c. Penggelaran kekuatan.

2. Strategi Penindakan.

a. Menghancurkan musuh diwilayahnya.

b. Menghancurkan musuh sbelum masuk ZEEI.

c. Menghancurkan musuh saat masuk ZEEI.

d. Menghancurkan musuh di wil NKRI.

e. Perang berlarut.

3. Strategi Pemulihan.

a. Pembinaan.

b. Rekonstruksi.

c. Rehabilitasi.

Strategi menghadapi ancaman Nonmiliter : 1. Strategi Penangkalan.

a. Pembangunan kekuatan.

b. Pengembangan kemampuan.

c. penggelaran kekuatan.

2. Strategi Penindakan. a. Operasi Intelijen.

b. Operasi Tempur.

c. Operasi Teritorial.

3. Strategi Pemulihan. a. Pembinaan.

b. Rekonstruksi.

(34)

Buku Paket Halaman 194-195 Tugas Kelompok 6.2

Nah, setelah kalian membaca uraian di atas, coba kalian bersama teman sebangku melakukan penilaian atas strategi yang diterapkan Bangsa Indonesia dalam menghadapi ancaman terhadap persatuan dan kesatuan bangsa ! Informasikan hasil penilaian kelomppok kalian kepada kelompok lainnya. menangkal usaha-usaha pihak-pihak yang mengancam Pancasila.

3.Adanya informasi dari pemerintah untuk rakyat agar tidak tepengaruh oleh berbagai pengaruh asing.

4.Pembelajaran mengenai Pancasila dan kesadaran ideologi kepada para siswa hingga mahasiswa.

5.Membeerdayakan para pemimpin agama untuk menjadi mitra pemerintah dalam menyinergikan strategi untuk membentengi masyarakat dari penetrasi ideology asing.

6.Program pelaksanaan bakti TNI.

 Banyaknya iklan yang memuat mengenai pentingnya ideologi.

 Telah di tanamkan sejak dini mengenai pelajaran Pancasila kepada para siswa dan hingga mahasiswa. kebhinnekaan atau kemajemukan bangsa Indonesia.

a. Penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang sah, efektif, bersih, berwibawa, bebas KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) dan bertanggung jawab

 Dibentuknya KPK untuk menjaring koruptor dan memberantas korupsi

(35)

b. Penguatan lembaga legislatif sehingga menjadi lembaga yang berkualitas dan profesional pada bidangnya.

c. Penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun organisasi masyarakat sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat sebagai subjek politik dan pembangunan nasional.

2. Pendekatan ke luar yang diarahkan untuk mendinamisasikan strategi dan upaya diplomatik melalui peningkatan peran instrumen politik luar negeri dalam membangun kerja sama dan saling percaya dengan negara-negara lain

a. Pada lingkup internal, yaitu melalui penciptaan, pembangunan, dan peningkatan kondisi dalam negeri yang semakin mantap dan stabil,

b. Pada lingkup regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan untuk selalu aktif dan berperan dalam membangun dan meningkatkan kerja sama dengan negara lain dalam kerangka prinsip saling percaya,

(36)

d. d. Pada lingkup global, politik 2.Untuk menghadapi ancaman berdimensi ekonomi dari eksternal, Indonesia harus membangun dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang kurang mampu.

(37)

mengakses ke situs-situs atau web yang tidak berkenan.

Ancaman di bidang keselamatan umum

1.Peringatan dini bagi masyarkaat yang tinggal atau bertempat tinggal di lingkungan yang rawan akan bahaya. 2.Memberikan cara untuk masyarakat dalam mengantisipasi bahaya.

3.Adanya banner atau iklan di sepanjang jalan maupun media masa, cetak, dan maya untuk mengingatkan masyarakat akan suatu pentingnya keselamatan dan juga kesehatan.

 Adanya tim sukarelawan yang ditugaskan pada daerah atau titik rawan bencana

(38)

Buku Paket Halaman 198 Tugas Mandiri 6.1

Usaha bela negara dapat dilakukan berdasarkan profesi warga negara. Sebagai pelajar kalian juga dapat berpartisipasi dalam usaha bela negara. Sekarang, identifikasikanlah prilaku yang dapat kalian tampilkan sebagai bentuk perwujudan usaha bela negara diberbagai lingkungan kehidupan. saling mengingatkan akan hokum yang berlaku.

4. Mematuhi segala peraturan yang berlaku di Keluarga.

5. Ikut dalam merundingkan peraturan yang berlaku.

6. Rajin membantu kedua orang tua.

1. Terciptanya keluarga yang harmonis.

2. Anak-anak dapat mengerti sejak dini tentang bela Negara dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Terciptanya lingkungan yang sadar akan pentingnya hukum.

4. Situasi dalam keluarga menjadi harmonis.

5. Tidak terjadi perselisihan pendapat.

6. Tidak terjadi kasus, misalnya KDRT.

2. Sekolah 1. Mengumpulkan dana sosial. 2. Pembuatan tata tertib.

5. Menjalin keakraban dengan teman dan guru.

(39)

3. Masyarakat 1. Saling menolong antar

1. Terciptanya masyarakat yang aman dan damai.

2. Mengembangkan diri dalam bersosialisasi.

3. Terciptanya masyarakat yang rukun, aman dan damai.

4. Situasi menjadi aman dan tentram.

5. Terjalin keakraban dan tali kekeluargaan sesama warga masyarakat.

7. Tidak mengikuti organisasi radikal.

1. Terhindar dari hukuman, sanksi, denda.

(40)

Buku Paket Halaman 200-201 Penilaian Diri

(41)
(42)

PROYEK KEWARGANEGARAAN I.RUMUSAN MASALAH

1. Apa salah satu masalah yang kini sedang atau sering bermunculan ?

Jawab : Maraknya berita hoax.

2. Dimana seringnya berita hoax bermunculan ?

Jawab : Dijejaring sosial. Misalnya, facebook, twitter, blog dan sebagainya. Dengan disebarkan melalui jejaring sosial dan disisipi gambar yang meyakinkan namun sebenarnya fiktif.

3. Kapan kita harus waspada terhadap semua berita, terutama berita yang mengarah pada hoax ?

Jawab : Kapanpun, karena berita hoax begitu marak dan sering bermunculan. Berita hoax pun bersifat negatif dan dapat merugikan semua pihak.

4. Siapakah yang dirugikan dengan munculnya berita hoax ?

Jawab : Semua orang.

Pemerintah, karena ada pemerintah yang disangkut pautkan dengan berita hoax dengan mencemari nama, jabatan atau tugasnya. Misalnya berita tentang video palsu Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama.

Rakyat, dengan kesalahpahaman yang dikarenakan berita hoax dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

5. Mengapa berita hoax menjadi sering bermunculan ?

Jawab :

 Karena adanya kepentingan suatu golongan ataupun adanya unsur politik.

 Ketidaktahuan yang disebabkan malas mencari lebih lanjut informasi yang diterima karena literasi baca yng masih rendah.

 Penggunaan teknologi yang tidak dibarengi budaya kritis melihat persoalan.  Orang yang memang hanya jahil dan iseng.

6. Bagaimana cara membedakan antara berita asli dan berita hoax ?

Jawab :

 Mencari lebih lanjut informasi berita yang diterima dengan terinci.  Membandingkan berita-berita dengan topik berita yang sama namun

Referensi

Dokumen terkait

minimálisan invazív vagy nyitott necrosectomia) igazolt vagy feltételezett infektált nekrotizáló pancreatitis esetén halasztani kell, amíg lehet, de legkevesebb 4 héttel az

Salah satu faktor yang membuat responden mengalami tingkat stress sedang yaitu umur, dimana diketahui bahwa sebanyak (55%) responden berumur 40-45 tahun, hal ini

Dalam Pasal 30 ayat (2) dan ayat (4) Perubahan Kedua UUD 1945 telah dengan jelas dan tegas menyatakan bahwa yang memiliki kewenangan dan yang berperan sebagai kekuatan utama serta

Pancen 04 01 Bojong Majalaya... Carik 11 05

Wenning [2], koordinator pada Program Pendidikan Fisika di Illinois State University, USA, mengembangkan sebuah intrumen khusus untuk mengukur literasi sains siswa

Lingkungan adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku makhluk hidup. 14 Segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi

Hubungan antara kebiasaan memakai alas kaki dengan kejadian cacingan Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok kasus yang memiliki kebiasaan tidak memakai alas kaki

Pengadaan alat pratek dan peraga siswa IPA dan model eksperimen (SDN 1 Beraim, SDN 6 Praya, SDN 8 Praya,SDN 11 Praya, SDN Bile Tengak, SDN 2 Marong, SDN Songkok,SDN 2 Monggas,