• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGOLAHAN AIR LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGOLAHAN AIR LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT D"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENGOLAHAN AIR LIMBAH CAIR RUMAH

SAKIT DENGAN PROSES LUMPUR AKTIF

Mata Kuliah : Limbah Industri Manufaktur dan Pengendalian

Dosen : Dr. Arif Zulkifli Nasution, ST,MM

Disusun oleh:

SUJIANTO

155100021

FAKULTAS MEGISTER TEKNIK

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI INDONESIA

JAKARTA SELATAN

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya, terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah dengan judul “Pengolahan Air Limbah Cair Rumah Sakit dengan Proses Lumpur Aktif”. Tidak lupa shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad saw yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-qur’an dan As-Sunnah untuk keselamatan umat manusia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Teknik Penyambungan dan Inspeksi di program studi Magister Teknik Mesin Istitut Sains dan Teknologi Indonesia. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Arif Zulkifli Nasution ,ST,MM . Selaku dosen mata kuliah Limbah Industri dan Pengendalian dan kepada semua pihak yang sudah memberikan arahan selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang, 07 Januari 2017

(3)

DAFTAR ISI

Kata pengantar...i

Daftar isi...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Permasalahan...1

1.3 Tujuan...1

1.4 Manfaat...2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...3

2.1Definisi Limbah...3

2.2 Limbah Cair...3

2.3 Air Limbah Rumah Sakit...4

2.4 Instalasi Pengolahan Air limbah...5

BAB III STUDI KASUS...6

3.1 Tahapan Awal...6

3.2 Tahap Primer...6

3.2 Tahap Sekunder...6

3.2 Tahap Tersier...7

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...10 DAFTAR PUSTAKA

(4)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pembangunan di berbagai wilayah Indonesia berkembang sangat pesat. Selain berdampak positif, pembangunan ini juga meninggalkan dampak negatif. Dampak negatif ini dapat berupa buangan limbah, yang merupakan buangan dari suatu proses produksi yang sudah tak terpakai lagi. Karena tidak memiliki nilai ekonomi dan daya guna lagi limbah bisa sangat membahayakan bila sudah mencemari lingkungan sekitar terutama untuk limbah yang mengandung bahan kimia yang tak mudah terurai oleh bakteri pengurai. Sumber limbah tersebut dapat berasal dari sisa kegiatan industri, kegiatan domestik bahkan rumah sakit, yang merupakan tempat menyembuhkan orang sakit juga memberikan dampak negatif.

Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Salah satu limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit adalah limbah cair. Limbah cair adalah semua bahan buangan yang berbentuk cair yang berasal dari rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme pathogen, bahan kimia beracun, dan radioaktivitas. Limbah cair ini harus diolah dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah supaya ketika dibuang ke lingkungan tidak akan menganggu atau merusak ekosistem lingkungan. Banyak sekali metode atau proses pengolahan yang diterapkan untuk pengolahan limbah cair rumah sakit, diantaranya adalah proses lumpur aktif.

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana proses lumpur aktif mampu mengolah limbah cair rumah sakit sehingga ketika dibuang ke lingkungan tidak akan merusak lingkungan.

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui proses lumpur aktif mampu mengolah limbah cair rumah sakit sehingga ketika dibuang ke lingkungan tidak akan merusak lingkungan.

1.4 Manfaat

(5)

BAB II

(6)

2.1 Definisi Limbah

Menurut Undang-undang Republik Indonesia (UU RI) No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), definisi limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Definisi secara umum, limbah adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan proses produksi yang sudah tak terpakai lagi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Karena tidak memiliki nilai ekonomi dan daya guna lagi limbah bisa sangat membahayakan bila sudah mencemari lingkungan sekitar terutama untuk limbah yang mengandung bahan kimia yang tak mudah terurai oleh bakteri pengurai. Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat.

Jenis-jenis limbah dari bentuk fisiknya adalah:

1. Limbah padat, yang lebih dikenal sebagai sampah. Bentuk fisiknya padat. Definisi menurut UU No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Contoh: sisa-sisa organisme, barang dari plastik, kaleng, botol, dll. 2. Limbah cair. Bentuk fisiknya cair. Contoh: air buangan rumah tangga, buangan industri, dll.

3. Limbah gas dan partikel. Bentuk fisiknya gas atau partikel halus (debu). Contoh: gas buangan kendaraan (dari knalpot), buangan pembakaran industri.

2.2 Limbah Cair

Sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP-58/MENLH/12/1995, Tanggal 21 Desember 1995, menyatakan bahwa limbah cair adalah semua bahan buangan berbentuk cair yang berasal dari rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme patogen, bahan kimia beracun dan radioaktivitas.

(7)

perumahan maupun industri. Di kawasan industri air limbah diolah dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Di perumahan, tempat pembuangan air kakus adalah septictank, ini adalah bentuk pengolahan limbah tinja secara individual, sedangkan air limbah lainnya masuk ke selokan.

2.3 Air Limbah Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut. Rumah sakit sebagai salah satu upaya peningkatan kesehatan tidak hanya terdiri dari balai pengobatan dan tempat praktik dokter saja, tetapi juga ditunjang oleh unit-unit lainnya, seperti ruang operasi, laboratorium, farmasi, administrasi, dapur, laundry, pengolahan sampah dan limbah, serta penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.

Selain membawa dampak positif bagi masyarakat, yaitu sebagai tempat menyembuhkan orang sakit, rumah sakit juga memiliki kemungkinan membawa dampak negatif. Dampak negatifnya dapat berupa pencemaran dari suatu proses kegiatan, yaitu bila limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik.

Air limbah rumah sakit mengandung polutan yang bersifat toksid, infeksius, bahkan radioaktif sehingga berpotensi menimbulkan dampak terhadap pencemaran lingkungan dan kesehatan masyarakat. Disamping itu dengan minimnya jumlah rumah sakit di Indonesia yang memiliki IPAL yaitu sebanyak 36%, dan yang memenuhi persyaratan IPAL sebesar 52% maka potensi dampak yang ditimbulkan akan semakin nyata. Limbah cair rumah sakit dapat mengandung bahan organik dan anorganik yang umumnya diukur dan parameter BOD, COD, TSS, dan lain-lain.

2.4 Instalasi Pengolahan Air Limbah

(8)
(9)

BAB III STUDI KASUS

Menurut Koamla (2012), metode lumpur aktif memanfaatkan mikroorganisme (terdiri ± 95% bakteri, sisanya protozoa, rotifer, dan jamur) sebagai katalis untuk menguraikan material yang terkandung di dalam air limbah. Proses lumpur aktif merupakan proses aerasi (membutuhkan oksigen). Pada proses ini mikroba tumbuh dalam flok (lumpur) yang terdispersi sehingga terjadi proses degradasi. Proses ini berlangsung dalam reaktor yang dilengkapi recycle/umpan balik lumpur dan cairannya. Lumpur secara aktif mereduksi substrat yang terkandung di dalam air limbah. Tahapan pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif sebagai berikut:

1.Tahap awal

Pada tahap ini dilakukan pemisahan benda-benda asing seperti kayu, bangkai binatang, pasir, dan kerikil. Sisa-sisa partikel digiling agar tidak merusak alat dalam sistem dan limbah dicampur agar laju aliran dan konsentrasi partikel konsisten.

2.Tahap primer

Tahap ini disebut juga tahap pengendapan. Partikel-partikel berukuran suspensi dan partikel-partikel ringan dipisahkan, partikel-partikel-partikel-partikel berukuran koloid digumpalkan dengan penambahan elektrolit seperti FeCl3, FeCl2, Al2(SO4)3, dan CaO.

3.Tahap sekunder

Tahap sekunder meliputi 2 tahap yaitu tahap aerasi (metode lumpur aktif) dan pengendapan. Pada tahap aerasi oksigen ditambahkan ke dalam air limbah yang sudah dicampur lumpur aktif untuk pertumbuhan dan berkembang biak mikroorganisme dalam lumpur. Dengan agitasi yang baik, mikroorganisme dapat melakukan kontak dengan materi organik dan anorganik kemudian diuraikan menjadi senyawa yang mudah menguap seperti H2S dan NH3sehingga mengurangi bau air limbah. Tahap selanjutnya dilakukan pengendapan. Lumpur aktif akan mengendap kemudian dimasukkan ke tangki aerasi, sisanya dibuang. Lumpur yang mengendap inilah yang disebut lumpur bulki.

(10)

Tahap ini disebut tahap pilihan. Tahap ini biasanya untuk memisahkan kandungan zat-zat yang tidak ramah lingkungan seperti senyawa nitrat, fosfat, materi organik yang sukar terurai, dan padatan anorganik.

Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif menurut Hardiyanti (2012) secara umum terdiri dari bak pengendap awal, bak aerasi dan bak pengendap akhir, serta bak khlorinasi untuk membunuh bakteri patogen. Secara umum proses pengolahannya adalah sebagai berikut.Air limbah yang berasal dari rumah sakit ditampung ke dalam bak penampung air limbah. Bak penampung ini berfungsi sebagai bak pengatur debit air limbah serta dilengkapi dengan saringan kasar untuk memisahkan kotoran yang besar. Kemudian, air limbah dalam bak penampung di pompa ke bak pengendap awal. Bak pengendap awal berfungsi untuk menurunkan padatan tersuspensi (Suspended Solids) sekitar 30 - 40 %, serta BOD sekitar 25 % . Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak aerasi secara gravitasi. Di dalam bak aerasi ini air limbah dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah. Energi yang didapatkan dari hasil penguraian zat organik tersebut digunakan oleh mikrorganisme untuk proses pertumbuhannya. Dengan demikian didalam bak aerasi tersebut akan tumbuh dan berkembang biomasa dalam jumlah yang besar. Biomasa atau mikroorganisme inilah yang akan menguaraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah.

Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif secara umum terdiri dari bak pengendapan awal, bak aerasi, dan bak pengendap akhir, serta bak khlorinasi untuk membunuh bakteri pathogen. Secara umum pengolahannya adalah sebagai berikut. Pertama-tama, air limbah ditampung di bak penampung air limbah. Bak penampung ini berfungsi sebagai bak pengatur debit air limbah serta dilengkapi dengan saringan kasar untuk memisahkan kotoran yang besar. Kemudian air limbah dalam bak penampung dipompa ke bak pengendapan awal. Bak pengendapan awal berfungsi untuk menurunkan padatan tersuspensi (suspended solids) sekitar 30%-40%, serta BOD (oksigen yang dibutuhkan) sekitar 25%. Air limpasan dari bak pengendapan awal dialirkan ke bak aerasi secara gravitasi. Di dalam bak aerasi ini, air limbah dihembus dengan udara sehingga mikroorganisme yang ada akan menguraikan zat organic yang ada dalam air limbah.

(11)

tersebut akan tumbuh dan berkembang biomassa dalam jumlah yang besar. Biomassa atau mikroorganisme inilah yang akan menguraikan senyawa polutan yang ada dalam air limbah.

Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikroorganisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur. Air limpasa (over flow) dari bak pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh mikroorganisme pathogen. Air olahan, yakni air yang telah keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan proses ini air limbah dengan konsentrasi BOD tertentu dapat diturunkan kadar BODnya.

Surplus dari bak pengendap awal maupun akhit ditampung dalam bak pengering lumpur, sedangkan air resapannya ditampung kembali di bak penampung air limbah. Keunggulan proses lumpur aktif ini adalah dapat mengolah air limbah dengan BOD yang besar, sehingga tidak memerlukan tempat yang besar. Proses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dalam jumlah yang besar. Sedangkan kelemahannya, yakni kemungkinan dapat terjadi bulking pada lumpur aktifnya, terjadi buih, serta jumlah lumpur yang dihasilkan cukup besar.

Berikut adalah skema pengolahan air limbah rumah sakit dengan menggunakan proses lumpur aktif:

(12)
(13)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan malakah ini adalah:

a. Sebelum dibuang ke lingkungan air limbah harus diolah dulu supaya tidak mengganggu atau merusak ekosistem lingkungan.

b. Pengolahan air limbah proses lumpur aktif merupakan salahm satu metode yang bagus untuk pengolahan air limbah rumah sakit.

2. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah:

a. Setiap rumah sakit seharusnya memiliki IPAL yang memadai untuk pengolahan air limbah.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Proses Air Limbah Rumah Sakit Memakai Biofilter Anaerob - Aerob. http://environmentalsanitation.wordpress.com/2012/11/20/proses-air-limbah-rumah-sakit-memakai-sistem-biofilter-anaerob-aerob/

Djabu, U, Koesmantoro, Soeparman., D. Sanropie, Indariwati, N. Marlina., A.R. Soemini, Madelan, Pardjono, M. Mantariputra, T. Supriyo, D. Sugery, E. Triastuti. 1990/1991. Pedoman Bidang Studi Pembuagan Tinja Dan Air Limbah Pada Instituti Pendidikan Sanitasi/Kesehatan Lingkungan. Jakarta : Depkes RI - Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan.

Hardiyanti, Tutut. Pengolahan Air Limbah dengan proses Lumpur Aktif. 2012. http://tutut-hardiyanti.blogspot.com/2012/07/pengolahan-air-limbah-dengan-proses.html

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: KEP – 58 / MENLH / 12 / 1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Ramah Sakit.

Komala, Reza Pratama. 2012. Lumpur Aktif dan Proses Oksadasi dalam pengolahan Air Limbah. http://reyzapratama.blogspot.com/2012/05/lumpur-aktif-dan-proses-oksidasi-dalam.html

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil yang diperoleh dapat menunjukkan bahwa air limbah rumah sakit tersebut tidak melebihi standart yang telah ditetapkan oleh KEP- 58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah

rumah sakit yang berasal dari buangan domistik maupun buangan limbah cair klinis umumnya mengadung senyawa pulutan organik yang cukup tinggi, dan dapat diolah dengan proses

Air limbah rumah sakit yang berasal dari buangan domistik maupun buangan limbah cair klinis umumnya mengadung senaywa pulutan organik yang cukup tinggi, dan dapat diolah

Air limbah rumah sakit yang berasal dari buangan domestik maupun buangan limbah cair klinis umumnya mengadung senyawa pulutan organik yang cukup tinggi, dan dapat diolah

Air limbah rumah sakit yang berasal dari buangan domistik maupun buangan limbah cair klinis umumnya mengadung senaywa pulutan organik yang cukup tinggi, dan dapat diolah

Air limbah Rumah Sakit adalah seluruh buangan cair yang berasal dari proses seluruh kegiatan rumah sakit yang meliputi : limbah domestik cair (limbah buangan kamar

Air limbah rumah sakit yang berasal dari buangan domistik maupun buangan limbah cair klinis umumnya mengadung senaywa pulutan organik yang cukup tinggi, dan dapat diolah dengan

(. 0imbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas. 0imbah cair rumah sakit adalah semua air buangan termasuk tinja