PERENCANAAN AUDIT DAN PROSEDUR ANALITIS
Memahami bisnis dan industri klien adalah salah satu langkah yang paling penting dalam perencanaan audit.
PERENCANAAN
Prinsip-prinsip yang mendasari standar auditing AICPA menunjukkan : “Auditor harus merencanakanpekerjaan dan memsupervisi setiap asisten secara memadai.”
Ada tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan penugasan dengan tepat : untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi pada situasi yang dihadapi, untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar, dan untuk menghindarkan kesalahpahaman dengan klien
Ada dua istilah risiko :
• Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audir risk) adalah ukuran seberapa
besar auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secara material setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan. Apabila auditor memutuskan untuk memilih risiko audit yang dapat diterima yang lebih rendah, ini berarti auditor menginginkan kepastian yang lebih besar bahwa laporan keuangan tidak mengandung salah saji secara material. Risiko nol persen berarti kepastian, dan risiko 100 persen berarti sama sekali tidak yakin.
• Risiko inheren adalah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji
yang material dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifan pengendalian internal.
Penilaian risiko audit yang dapat diterima dan risiko inheren adalah bagian yang penting dari perencanaan audit, karena hal itu membantu menentukan jumlah bukti yang harus
dikumpulkan dan staf yang dibutuhkan untuk penugasan itu.
MENERIMA KLIEN DAN MELAKUKAN PERENCANAAN AUDIT
AWAL
Perencanaan audit awal (initial audit planning) melibatkan empat hal, yang semuanya
harus dilakukan lebih dulu dalam audit.
1. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien yang ada sekarang.
2. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit. 3. Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor harus memahami syarat-syarat
penugasan yang ditetapkan klien.
Investigasi Atas Klien Baru Sebelum enerima klien baru, kebanyakan kantor
akuntan publik akan menyelidiki perusahaan tersebut untuk menentukan akseptabilitasnya. Kantor itu melakukannya dengan memeriksa, sejauh
memungkinkan, prospektif klien ini dalam komunitas bisnis, stabilitas keuangannya, dan hubungannya dengan kantor akuntan publik sebelumnya. Untuk calon klien yang sebelumnya telah diaudit oleh KAP lain, auditor yang baru (auditor penerus)
diharuskan oleh standar auditing untuk berkomunikasi dengan auditor pendahulu. Tujuan persyaratan ini adalah untuk membantu auditor penerus mengevaluasi apakah ia akan menerima penugasan tersebut.
Klien Yang Berlanjut Setiap tahun banyak KAP mengevaluasi klien-klien yang ada
saat ini guna menentukan apakah ada alasan untuk menghentikan audit. Konflik yang terjadi sebelumnya menyangkut ruang lingkup audit yang tepat, jenis pendapat yang akan diberikan, fee yang belum dibayar, atau hal-hal lain dapat menyebabkan auditor menghentikan kerjasamanya. Auditor dapat juga mengundurkan diri setelah
menentukan bahwa klien tidak mempunyai integritas. Meskipun tidak ada kondisi yang telah dibahas sebelumnya, KAP dapat memutuskan untuk menolak meneruskan audit karena risikonya sangat tinggi.
Mengidentifikasi Alasan Klien Untuk Penugasan Audit
Dua faktor utama yang mempengaruhi risiko audit yang dapat diterima adalah pemakai laporan keuangan yang mungkin dan maksudnya menggunakan laporan tersebut. Auditor mungkin akan mengumpulkan lebih banyak bukti audit apabila laporan keuangan diunakan secara ekstensif, seperti yang sering terjadi pada perusahaan terbuka, yang memiliki utang yang besar, dan perusahaan yang akan dijual dalam waktu dekat.
Memahami Klien
Pemahaman yang jernih tentang syarat-syarat penugasan harus dimiliki oleh klien dan KAP. Standar auditing mensyaratkan bahwa auditor harus mendokumentasikan pemahamannya dengan klien dalam surat penugasan (engagement letter), termasuk tujuan penugasan, tanggung jawab auditor dan manajemen, identifikasi kerangka kerja pelaporan keuangan yang digunakan oleh manajemen, referensi ke bentuk dan isi laporan audit yang diharapkan, serta batasan-batasan penugasan.
Mengembangkan Strategi Audit Secara Keseluruhan
Setelah memahami alasan klien untuk melakukan audit, auditor harus mengembangkan dan mendokumentasikan strategi audit pendahuluan, yang menetapkan lingkup, penetapan waktu, dan arah audit serta memandu pengembangan rencana audit. Strategi ini harus mempertimbangkan sifat bisnis dan industri klien, termasuk bidang-bidang di mana terdapat risiko salah saji yang signifikan yang lebih besar. Auditor juga harus mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti jumlah lokasi klien dan keefektifan pengendalian klien di masa lalu, dalam mengembangkan pendekatan audit pendahuluan. Strategi yang terencana akan membantu auditor menentukan sumber daya yang diperlukan dalam penugasan itu termasuk penyusunan staf penugasan.
Memilih Staf Untuk Melakukan Penugasan Auditor harus menempatkan staf yang
“Auditor bertanggung jawab untuk memiliki kompetensi dan kemampuan yang memadai demi malaksanakan audit.” Karena itu, setiap staf yang ditugaskan harus mengingat persyaratan tersebut disamping harus mempunyai pengetahuan tentang industri klien.
Mengevaluasi Kebutuhan Akan Spesialis Dari Luar Jika audit membutuhkan
pengetahuan khusus, mungkin kantor akuntan perlu berkonsultasi dengan spesialis. Standar auditing menetapkan persyaratan untuk memilih spesialis dan mereview pekerjaannya.
MEMAHAMI BISNIS DAN INDUSTRI KLIEN
Pemahaman yang menyeluruh atas bisnis dan industri klien serta pengetahuan tentang operasi perusahaan sangat penting bagi auditor untuk melaksanakan audit yang memadai. Prinsip-prinsip dasar lain dalam standar auditing menyatakan : “Auditor mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji yang material, apakah karena kecurangan atau kesalahan, berdasarkan
pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal entitas.”
Beberapa factor telah meningkatkan arti penting dari pemahaman atas bisnis dan industry klien :
• Teknologi informasi yang menghubungkan perusahan klien dengan pelanggan dan pemasok utama. Akibatnya auditor memerluhkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang pelanggan dan pemasok utama itu serta risiko yang berkaitan.
• Klien telah memperluas operasinya secara global yang sering kali melalui joint venture atau aliansi strategis.
• Teknologi informasi mempengaruhi proses internal klien yang meningkatkan mutu dan ketepatan waktu informasi akuntansi.
• Semakin pentingnya modal manuasia dan aktiva tak berwujud lainnya.
Industri Dan Lingkungan Eksternal
Tiga alasan utama untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang industri klien dan lingkungan eksternal adalah :
1. Risiko yang berkaitan dengan industri tertentu dapat mempengaruhi penilaian auditor atas risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat diterima dan bahkan dapat
mempengaruhi auditor dalam menerima penugasan pada industri yang lebih berisiko. 2. Risiko inheren tertentu sudah umum bagi semua klien dalam industri tertentu.
Familiaritas dengan risiko-risiko tersebut akan membantu auditor dalam menilai relevansinya bagi klien bersangkutan.
3. Banyak industri memiliki persyaratan akuntansi yang unik yang harus dipahami auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien telah sesuai dengan standar akuntansi.
Operasi Dan Proses Bisnis
Kunjungan Ke Pabrik Dan Kantor Kunjungan ke fasilitas klien dapat membantu
Mengidentifikasi Pihak Yang Berkaitan Transaksi dengan pihak terkait sangat
penting bagi auditor karena prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan transaksi itu diungkapkan dalam laporan keuangan jika material.
Pihak terkait (related party) didefinisikan dalam standar auditing sebagai perusahaan
afiliasi, pemilik utama perusahaan klien, atau pihak lainnyayang bersangkutan dengan klien itu, di mana salah satu pihak dapat mempengaruhi manajemen atau kebijakan operasi pihak lain itu.
Manajemen Dan Tata Kelola
Kode Etik Perusahaan sering mengomunikasikan standar nilai dan etika perusahaan
melalui pernyataan kebijakan serta kode perilaku. Auditor harus mengetahui kode etik perusahaan dan menelaah setiap perubahan serta pengecualian dari kode perilaku yang berdampak terhadap sistem tata kelola dan integritas serta nilai etis terkait dari manajemen senior.
Notulen Rapat Notulen rapat perusahaan (corporate minutes) adalah catatan resmi
tentang pertemuan dewan direksi dan para pemegang saham. Notulen ini mencakup otorisasi dan ikhtisar kunci mengenai topik-topik penting yang dibahas pada
pertemuan tersebut dan keputusan yang diambil oleh para direktur serta para pemegang saham. Otorisasi umum dalam notulen rapat ini mencakup kompensasi bagi para pejabat perusahaan, kontrak dan perjanjian baru, akuisisi properti, pinjaman dan pembayaran dividen.
Tujuan Dan Strategi Klien
Strategi adalah pendekatan yang diikuti oleh entitas untuk mencapai tujuan organisasi. Auditor harus memahami tujuan klien yang berkaitan dengan :
1. Reliabilitas pelaporan keuangan 2. Efektivitas dan efisiensi operasi 3. Ketaatan pada hukum dan peraturan
Pengetahuan tentang tujuan dan strategi klien akan membantu auditor menilai risiko bisnis dan risiko inheren klien dalam laporan keuangan. Sebagai bagian dari pemahaman atas tujuan klien yang berkaitan dengan ketaatan pada hukum dan peraturan, auditor harus menguasai syarat-syarat kontrak dan kewajiban hukum lainnya. Ini dapat meliputi beragam pos seperti wesel jangka panjang dan utang obligasi, opsi saham, program pension, kontrak dengan pemasok untuk pengiriman perlengkapan di masa mendatang, kontrak dengan pemerintah untuk menyelesaikan dan mengirimkan produk yang dibuat, perjanjian royalti, kontrak perserikatan, dan lease. Sebagian besar kontrak ini merupakan kepentingan utama pada setiap bagian audit dan, pada praktiknya, mendapat perhatian khusus selama fase yang berbeda dari pengujian yang terinci.
MENILAI RISIKO BISNIS KLIEN
Perhatian utama auditor tertuju pada risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh risiko bisnis klien. Manajemen adalah sumber utama untuk
mengidentifikasi risiko bisnis klien. Dalam perusahaan publik, manajemen harus melaksanakan evaluasi yang menyeluruh atas risiko bisnis klien yang relevan yang mempengaruhi pelaporan keuangan agar mampu meyakinkan laporan keuangan kuartalan dan tahunan, dan untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian dan prosedur pengungkapan.
MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS PENDAHULUAN
Auditor melaksanakan prosedur analitis pendahuluan untuk memahami dengan lebih baik bisnis klien dan untuk menilai risiko bisnis klien. Salah satu prosedur bisnis tersebut
membandingkan rasio klien dengan benchmark industri atau pesaing untuk mengindikasikan kinerja perusahaan. Pengujian pendahuluan seperti itu dapat mengungkapkan perubahan yang tidak biasa dalam rasio yang dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau dengan rata-rata industri, sehingga membantu auditor mengidentifikasi area yang mengalami kenaikan risiko salah saji yang membutuhkan perhatian lebih lanjut selama audit.
PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis didefinisikan oleh standar auditing sebagai evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan menganalisis hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan nonkeuangan. Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan untuk menilai apakah saldo akun atau data lain terlihat wajar berkaitan dengan ekspektasi auditor. Ketika melaksanakan prosedur analitis, investigasi auditor atas fluktuasi yang tidak biasa yang dipicu oleh hubungan antara data keuangan dan nonkeuangan yang berbeda dengan ekspektasi yang dikembangkan oleh auditor.
Prosedur analitis dapat dilaksanakan pada salah satu dari ketiga waktu selama penugasan :
1. Prosedur analitis diwajibkan dalam tahap perencanaan untuk membantu menentukan sifat, luas, dan penetapan waktu prosedur audit. Ini membantu auditor
mengidentifikasi hal-hal signifikan yang nantinya memerlukan perhatian khusus dalam penugasan.
2. Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tahap pengujian audit sebagai pengujian substantif untuk mendukung saldo akun.
3. Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelesaian audit. Pengujian
semacam itu berfungsi sebagai review akhir atas salah saji yang material atau masalah keuangan, dan membantu auditor mengambil “pandangan objektif” akhir pada laporan keuangan yang telah diaudit.
LIMA JENIS PROSEDUR ANALITIS
Biasanya auditor membandingkan saldo dan rasio klien dengan saldo dan rasio yang
diharapkan dengan menggunakan satu atau lebih jenis prosedur analitis berikut. Dalam setiap kasus, auditor membandingkan data klien dengan :
1. Data industri.
5. Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data nonkeuangan.
RASIO KEUANGAN YANG UMUM
Analisis keuangan yang umum dapat mengidentifikasi secara efektif bidang permasalahan yang mungkin, di mana auditor dapat melakukan analisis tambahan dan pengujian audit, serta bidang permasalahan yang dihadapi perusahaan di mana auditor dapat memberikan bantuan lainnya. Ketika menggunakan rasio ini, auditor harus memastikan untuk melakukan