Uang Dalam Konsep Ekonomi Islam
Oleh : Herianti (01.12.3110)
Prodi : Ekonomi Syariah (Stain Watampone)
PROLOG
Uang merupakan instrumen yang sangat penting bagi sektor perekonomian bagi suatu negara. Pada kenyataannya hampir semua aktivitas ekonomi bergantung pada instrumen ini, yakni berfungsi sebagai alat tukar ataupun alat bayar (Medium of Exchange), oleh karena itu, kehadiran uang dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di anggap sangat vital, terutama dalam konteks produksi, distribusi maupun dalam ranah pemenuhan kebutuhan hidup mereka.
Sebelum uang dikenal luas sebagai media transaksi sebagaimana yang terjadi saat ini, masyarakat dahulunya melakukan aktivitas ekonomi mereka dengan cara barter (pertukaran barang dengan barang), namun karena seiring perkembangan zaman, merupakan suatu hal yang tidak praktis dan tidak efisien karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran (double coincidence of wants) dan hal ini akan mempersulit transaksi antar manusia.1 Oleh karenanya, dibutuhkan suatu alat tukar yang dapat
diterima semua pihak, dan alat tukar demikian itulah yang disebut dengan Uang. Terkait dengan hal tersebut diatas, ada beberapa ayat dalam al-Qur’an yang menunjukkan tentang pengertian uang dan keabsahan penggunaan uang sebagai pengganti sistem barter, antara lain dalam: (1) QS. Ali Imran : 75 tentang Dinar (راننييدد), (2) QS. Yusuf : 20 tentang Dirham(3),مهارد ) / ( مهنريدد QS. Al-Kahfi : 19 tentang waraq atau uang tumpahan perak ( قق رن ون), (4) QS. Yusuf : 88 tentang Bidha’ah, barang-barang niaga yang biasanya dijadikan alat tukar (ةةعناضنبد), (5) QS. At-Taubah : 34 tentang zahab dan fidhdhah, emas dan perak (بقهن ذن ةقضضنفد / ).
Seiring perkembangan zaman baragam masalah terjadi dikarenakan adanya persfektif yang berbeda dalam hal menafsirkan fungsi dan kedudukan uang yang semestinya, dalam konsep islam jelas bahwa uang adalah uang yang
berfungsi sebagai alat tukar dalam bertransaksi dan uang bukanlah capital, sebaliknya konsep uang yang dikemukakan dalam ekonomi konvensional tidak jelas, karena sering kali uang dalam persfektif konvensional diartikan secara bolak-balik (interchangeability), yaitu uang sebagai uang dan uang sebagai modal (capital).2 Dalam islam, capital is private goods, sedangkan money is public goods. uang yang ketika mengalir disebut public goods, lalu mengendap kedalam kepemilikan seseorang disebut stock concept, pada akhirnya uang tersebut menjadi milik pribadi maka disebut private goods. Jadi secara umum konsep uang yang diterapkan dalam islam maupun konvesional jelas sangat berbeda baik dari persfektif konsep maupun output yang diperoleh dari konsep tersebut, karena ketika uang termanfaatkan sebagaimana mestinya menurut pandangan islam maka jelas akan berimbas baik pada kondisi perekonomian suatu negara.
Sebagai gambaran bahwa konsep uang yang diterapkan oleh beberapa negara khususnya indonesia masih berbasis konvensional, konsekuensi yang harus dihadapi dengan sistem moneter berbasis konvensional itu adalah ketidakstabilan nilai mata uang. Berikut data kurs rupiah dalam 1 tahun terakhir :
Sumber : http://www.sahamok.com
Dari data tersebut diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa mata uang dalam konsep ekonomi konvensional basisnya masih sangat spekulatif sehingga dengan hal itu kondisi perekonomian juga selalu dalam keadaan kurang stabil.
Oleh karena itu islam menawarkan suatu sistem mata uang, yaitu penggunaan dinar (emas) dan dirham (perak) sebagai solusi dalam menstabilkan
perekonomian suatu bangsa, dalam hal ini telah diakui banyak pihak bahwa kedua mata uang tersebut adalah mata uang paling stabil. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Direktur Public Interest Riset and Advocacy Center (PIRAC), Zaim Saidi, bahwa emas dan perak merupakan alat tukar paling stabil. Sejak awal sejarah Islam sampai saat ini, nilai mata uang Islam yang didasari oleh mata uang bimetal ini secara mengejutkan sangat stabil jika dihubungkan dengan bahan makanan pokok. Selain itu ia juga mengungkapkan bahwa Untuk jangka panjang, sistem mata uang bimetal terbukti menjadi mata uang paling stabil. Dinar bukan hanya digunakan untuk simpanan, investasi dan penjaga nilai, namun juga sebagai alat tukar.3
Oleh sebab itu, tulisan ini menjadi sebuah hal yang menarik untuk dibahas karena dapat memberikan suatu pemahaman mendasar mengenai konsep dasar uang dalam islam, selain itu juga dapat menjadi solusi alternatif dalam menghadapi era modernitas (konsep uang dalam ekonomi konvensional) saat ini, serta dengan itu perekonomian mampu berkembang dengan baik sehingga harapan menciptakan masyarakat yang sejahtera dapat terealisasikan dengan adil dan merata.
DIALOG
3 Republika,”Dinar Untuk Kemaslahatan Umat” di kutip dari
Pengertian dan Fungsi Uang
Uang menurut bahasa berasal dari bahasa arab yaitu “Maal” yang berarti condong/cenderung, sedang menurut istilah ialah segala benda yang berharga dan bersifat materi serta beredar diantara manusia. Para fuqaha mendefinisikan kata “Maal” dengan sesuatu yang mana manusia condong/cenderung kepadanya dan mungkin disimpan untuk keperluannya diwaktu-waktu tertentu.4
Adapun defenisi uang menurut para ahli ekonomi, diantaranya5 (1)
Menurut Dr.Muhammad Zaki Syafi’i, uang adalah segala sesuatu yang diterima khalayak untuk menunaikan kewajiban-kewajiban, (2) Menurut J.P Coraward mendefinisikan uang sebagai segala sesuatu yang diterima secara luas sebagai media pertukaran, sekaligus berfungsi sebagai standar ukuran nilai harga dan media penyimpanan kekayaan, dan (3) Menurut Boumoul dan Gandlre, uang adalah segala sesuatu yang diterima secara luas sebagai alat pembayaran, diakui pula secara luas sebagai alat pembayaran utang-utang dan pembayaran.
Dalam al-Qur’an ada beberapa ayat yang menunjukkan pengertian dan keabsahan penggunaan uang (emas dan perak) , salah satunya tercantum dalam Qs. At-Taubah (9) : 34, besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, Maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.6
4 Malahayati, Rahasia Bisnis Bisnis Rasulullah, (Yogyakarta: Jogja Great! Publisher, 2010), h. 122.
5 Ahmad Hasan, Mata Uang Islami :Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 10.
Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa uang adalah segala sesuatu yang tersedia dan diterima secara umum oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya ( baik berupa barang maupun jasa). Selain itu, Uang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran atau transaksi, jika memenuhi syarat-syarat, berikut: diterima oleh umum (acceptibility), tahan lama dan tidak cepat rusak (durability), mudah disimpan dan dipindahtangankan (portibility), dapat dibagi-bagi dan tidak mengurangi nilai (divisibility), nilainya stabil (stability of value), dan jumlahnya memenuhi kebutuhan.7
Selanjutnya Kegunaan uang tercermin dari fungsi-fungsinya, dimana fungsi uang terbagi atas 3 yaitu : fungsi asli, fungsi turunan serta fungsi uang dalam islam.
1. Fungsi Asli Uang (Primary Function)
Fungsi asli atau fungsi primer uang dibagi menjadi 3 bagian, Yaitu: 8
a. Uang sebagai alat tukar (medium of exchange) artinya uang harus diterima atau mendapat jaminan kepercayaan. Jaminan kepercayaan tersebut diberikan oleh pemerintah berdasarkan undang-undang atau keputusan yang berkekuatan hukum. Sehingga dengan fungsinya itu, uang dapat mempercepat dan mempermudah kegiatan pertukaran dalam perekonomian, artinya dengan uang orang yang akan melakukan aktivitas ekonomi tidak perlu menukarkan menukarkan dengan barang, tetapi cukup dengan menggunakan uang tersebut.
b. Uang sebagai satuan hitung (unit of account), dalam artian uang adalah standar ukuran harga, yakni media pengukur nilai harga komoditi dan jasa, dan perbandingan harga setiap komoditas dengan komoditas lainnya, jadi intinya adalah uang dapat digunakan untuk menunjukkan nilai berbagai barang dan jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, serta dapat pula digunakan untuk mengukur besar kecilnya pinjaman.
7 Bambang Widjajanta dan Aristanti Widyaningsih, Mengasah Kemampuan Ekonomi,
(Bandung: Citra Praya, 2007), h. 140.
c. Uang sebagai media penyimpan nilai (store of value), fungsi uang sebagai penyimpan nilai dihubungkan dengan kemampuan uang menyimpan hasil transaksi atau pembelian yang meningkatkan daya beli, sehingga semua transaksi tidak perlu dihabiskan saat itu juga, dengan kata lain uang dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang kemasa mendatang.
2. Fungsi Turunan Uang (Secondary Function),
Fungsi turunan uang terdiri atas beberapa diantaranya adalah sebagai alat pembayaran (mean of payment), untuk menentukan harga, sebagai alat pembayaran hutang, sebagai alat penimbun kekayaan (store of value),
sebagai alat penimbun kekayaan (modal) dan sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi.9 Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa uang juga
berfungsi sebagai alat untuk meningkatkan status sosial. 3. Fungsi Uang dalam Islam
Fungsi uang dalam islam berbeda dengan ekonomi konvensional, karena dalam islam fungsi uang menurut Ibnu Taimiyah hanyalah sebagai alat tukar
(medium of exchange), dan alat ukur nilai (unit of account).10 Namun Imam
Ghazali Dan Ibnu Khaldun beranggapan bahwa uang adalah apa yang digunakan manusia sebagai standar ukuran nilai, media transaksi dan media simpanan (medium of saving), Selain itu islam menganggap bahwa uang bukanlah capital, dalam artian uang bukanlah sebuah komoditi yang bisa diperjual belikan. Dalam kitab “Ihya Ulumuddin”, Imam Ghazali. mengibaratkan uang sebagai cermin yang tidak mempunyai berwarna, tetapi dapat merefleksikan semua warna,11 artinya uang tidak mempunyai harga,
tetapi uang dapat merefleksikan semua harga. karena yang bisa memberikan manfaat (langsung) bukanlah uang itu sendiri, melainkan barang yang dibeli dari uang tersebut.
9 Wikipedia, "Uang", The Free Encyclopedia, Dikutip dari http//:www.wikipedia.co.id, Diakses Tanggal 10 April 2015.
10 Hulwati, Ekonomi Islam : Teori & Praktiknya dalam Perdagangan Obligasi Syariah Dipasar Modal Indonesia Dan Malaysia, (Jakarta: Ciputat Press, 2009), h. 55.
Sejarah Dan Evolusi Uang
Sejarah perkembangan uang, terbagi atas beberapa tahap, diantaranya : 1. Tahap Sebelum Barter
Pada tahap ini manusia belum mengenal barter karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri, dan apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.12
Intinya pada tahap ini manusia dihadapkan dengan sumber daya alam yang melimpah sehingga dengan itu manusia memenuhi kebutuhannya sendiri. 2. Tahap Pertukaran dengan Barter
Pada tahap ini manusia dihadapkan pada kenyataan bahwa apa yang mereka produksi sendiri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Akhirnya mereka orang yang mau menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya untuk memperoleh barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri. Inilah yang disebut sebagai barter, yaitu menukar suatu barang dengan barang lain.13
3. Tahap Uang Barang (commodity money)
Kesulitan yang dialami manusia dalam barter adalah kesulitan mempertemukan orang-orang yang saling membutuhkan dalam waktu bersamaan, kesulitan lain yang dirasakan masyarakat adalah bagaimana memecahkan atau membagi barang jika barang tersebut akan ditukar dengan berbagai barang. sehingga manusia menyimpulkan bahwa kesulitan pertukaran cara barter dapat diatasi jika memiliki barang.
Uang barang maksudnya adalah barang yang seolah-olah berfungsi sebagai uang. Syarat uang barang itu antara lain barang tersebut dapat diterima semua orang (generally accepted), bernilai tinggi atau kebutuhan barang sehari-hari.14 Namun, dalam prakteknya masih banyak kesulitan
yang dihadapi seperti uang barang itu tidak memiliki pecahan, sulit untuk menyimpannya (storage), dan lain sebagainya.
4. Tahap Uang Logam (Metallic Money)
12 Geri Achmadi, Mengenal Seluk Beluk Uang, (Bogor: Yudhistira, 2007), h. 10.
13Ibid.
Logam dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sehingga digemari umum, nilainya bisa ditentukan, tahan lama, tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Uang logam biasanya terbuat dari emas, perak, perunggu, tembaga, dan aluminium. Uang logam disebut sebagai uang penuh (full bodied money) yang artinya nilai uang yang tertera di permukaan sama dengan nilai yang terkandung di dalamnya.15
5. Tahap Uang Kertas (Token Money)
Karena penggunaan uang logam sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah uang kertas. Uang kertas diberlakukan untuk mengatasi kesulitan dalam penggunaan uang logam. Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas/perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya. Pemberlakukan uang kertas didasarkan pada kepercayaan masyarakat terhadap lembaga yang mengeluarkannya. Atas dasar hal tersebut uang kertas disebut sebagai uang kepercayaan (fiat money). Adanya uang kertas menghemat biaya pembuatan logam mulia, dan seiring perkembangan manusia tidak lagi menggunakan emas namun beralih menggunakan “kertas bukti” sebagai alat tukar. 16
6. Tahap Uang Elektronik
Seiring kemajuan teknologi dan informasi mulailah berkembang uang elektronik, dimana untuk menyelesaikan transaksi ekonomi, pihak yang melakukan transaksi tidak perlu membawa uang tunai, namun cukup dengan melakukan pembayaran melalui kartu kredit, transfer antar rekening, yang saat ini bahkan telah dapat dilakukan melalui internet, serta sms dan telepon seluler.
Uang Beredar
15 Ahmad Hasan, Mata Uang..., h. 67.
Jumlah uang beredar (Money Supply) merupakan sarana strategis dalam kegiatan perekonomian. Sebagaimana pendapat JM. Keynes “kekuatan hukum ekonomi yang tersembunyi”, menunjukkan bahwa jumlah uang menentukan tingkat harga dan tingkat pertumbuhan jumlah uang menentukan tingkat inflasi. Jumlah uang beredar (Money Supply) adalah nilai keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat. Secara teknis, yang dihitung sebagai uang beredar adalah uang yang benar-benar berada di tangan masyarakat. Uang yang berada di tangan bank (bank umum dan bank sentral), serta uang kertas dan uang logam (uang kartal) milik pemerintah tidak dihitung sebagai uang beredar.17
Defenisi jumlah uang yang beredar dalam arti sempit (narrow money)
dikenal dengan M1, dalam arti luas (broad money) adalah M2 dan M3, dan uang beredar dalam arti lebih luas adalah L, Adapun Persamaannya18 :
M1 = C + DD
M2 = M1+TD+SD, M3= M1+QM
M3 = L
Dimana : C = Currency (Uang Kartal : Kertas Dan Logam)
DD = Demand Deposits (Uang Giral : Rekening Koran/Giro) TD = Time Deposits (Deposito Berjangka)
SD = Saving Deposits (Saldo Tabungan)\ QM = Quasi Money (L)
Secara umum M1 adalah yang paling liquid, sebab proses menjadikannya uang kas sangat cepat dan tanpa adanya kerugian nilai (artinya satu rupiah menjadi juga satu rupiah), sedang M2 mencakup deposito berjangka (time deposits) maka tingkat liquiditasnya lebih rendah, karena untuk menjadikannya uang kas, deposito berjangka perlu waktu (3, 6 atau 12 bulan). Dan apabila dijadikan uang kas sebelum jangka waktu tersebut maka akan dikenakan
17 Fitri Amalia,“Pengaruh Tingkat Pembiayaan Perbankan Syariah, JUB dan PDB Terhadap SBI Syariah Periode 2003-2013 dengan Pendekatan ECM”, Inferensi, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan,Vol. 8, No. 2, Desember 2014, h.273.
denda/penalti.19 Berikut data Jumlah Uang Beredar (money supply) di Indonesia,
Tahun 2013-2015 (dalam miliar rupiah) :
Tahun
Amount of Circulate Money (Billion)
Sum of M1 Sum of M2 Currency Money
Sumber: SEKI BI, Processed by Trade Data and Information Center, Ministry of Trade
Sebagaimana dalam teori telah dikemukakan sebelumnya bahwa berdasarkan tingkat likuiditas, M1 dikatakan yang paling liquid, dan ternyata sesuai data tersebut diatas adalah benar, bahwa M1 dari tahun 2013-2015 selalu
dalam angka/nominal yang paling besar dibandingkan dengan M2, M3 dan quasi money (uang kuasi).
Konsep Uang Dalam Ekonomi Konvensional & Islam
Konsep uang dalam ekonomi islam sangatlah berbeda dengan konsep uang dalam ekonomi konvensional. Dalam ekonomi islam, konsep uang itu sangatlah jelas dan tegas bawa uang itu adalah uang, uang bukan capital. Berikutnya, dengan konsep uang yang dikemukakan dalam ekonomi islam tidak jelas. Istilah uang dalam perspektif ekonomi konvensional diartikan secara bolak balik (interchangeability), yaitu uang sebagai uang dan uang sebagai capital. 20
Perbedaan lainnya adalah bahwa dalam ekonomi islam, uang adalah sesuatu yang bersifat flow concept dan capital adalah sesuatu yang bersifat stock concept, sedangkan dalam ekonomi konvensional terdapat beberapa pengertian. Frederic S. Mishkim, mengungkapkan konsep Irving Fisher menyatakan bahwa:
MV = PT Keterangan:
M = Jumlah uang
V = Tingkat perputaran uang P = Tingkat harta barang
T = Jumlah barang yang diperdagangkan
Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa semakin cepat perputaran uang (Velocity), maka semakin besar income yang diperoleh. Persamaan ini juga berarti bahwa uang adalah flow concept. Fisher juga mengatakan bahwa tidak ada sama sekali korelasi antara kebutuhan memegang uang (demand for holding money) dengan tingkat suku bunga. Konsep fisher ini hampir sama dengan konsep yang ada dalam ekonomi islam, bahwa uang adalah flow concept, bukan stock concept. Pendapat lain yang diungkapkan oleh Mishkin adalah konsep dari Marshall Pigou dari Cambridge, yaitu:
M = kPT Keterangan:
M = Jumlah uang k = 1/v
P = Tingkat harga barang
T = Jumlah barang yang diperdagangkan
Meskipun secara matematis k dapat dipindahkan kekiri atau kekanan, secara filosofis kedua konsep ini berbeda. dengan adanya k pada pemasaran Marshall pigou diatas menyatakan bawa demand for holding money adalah suatu proporsi (k) dari jumlah pendapatan (PT). semakin besar demand for holding money (M) , untuk tingkat pendapatan tertentu (PT). Konsep ini berarti Marshall pigou mengatakan bahwa uang adalah salah satu cara untuk menyimpan kekayaan
(store of wealth).
Dari uraian diatas, jelas kita tidak boleh serta-merta mengatakan bahwa perbedaan islam dan konvensional adalah islam memandang uang sebagai flow concept, dan konvensional memandang uang sebagai stock concept. Pandangan seperti itu menjadi keliru, karena faktanya, dalam ekonomi konvensional sendiri terjadi pertentangan salah satunya adalah Fisher menganggap bahwa uang adalah
flow concept sedangkan kelompok cambridge school menganggap uang sebagai
stock concept. Intinya dalam islam, konsep capital is private goods, sedangkan
money is public goods, artinya bahwa uang yang ketika mengalir adalah public goods (flow concept), ketika mengendap kepemilikan seseorang (stock concept), uang tersebut menjadi milik pribadi (private good).21 Berikut penjelasan secara
singkat konsep uang dalam islam :
Untuk lebih jelasnya, konsep private dan public goods masing-masing dapat diilustrasikan dengan mobil dan jalan tol. Mobil adalah private good (capital) dan jalan tol adalah public good (money). Apabila mobil tersebut menggunakan jalan tol, baru kita dapat menikmati jalan tol. Namun, apabila mobil tersebut tidak menggunakan jalan tol, maka kita tidak akan menikmati jalan tol tersebut. Dengan kata lain, jika uang diinvestasikan dalam proses produksi, maka kita baru akan mendapatkan lebih banyak uang. Sedangkan dalam konsep konvensional uang dan capital dapat menjadi private goods, maka bagi mereka jika mobil diparkir di garasi ataupun digunakan di jalan tol, mereka tetap akan menikmati manfaat dari jalan tol tersebut. Apakah uang diinvestasikan pada proses produksi aau tidak, mereka tetap harus mendapat lebih banyak uang. Di sinilah letak keanehan teori bunga (interest theory) yang dikemukakan oleh para ekonom konvensional.22 Untuk memudahkan maka berikut perbedaan mendasar
mengenai uang dalam konsep islam dan konvensional :
KONSEP ISLAM KONSEP KONVENSIONAL
Uang tidak identik dengan modal
Uang adalah pubic goods
Modal adalah private goods
Uang adalah flow concept
Modal adalah stock concept
Uang sering diidentikkan dengan modal. Uang (modal) adalah private goods.
Uang (modal) adalah flow concept bagi fisher.
Uang (modal) adalah stock concept bagi cambridge school.
Sebagai penjelasan, uang sebagai public goods artinya uang diperuntuhkan untuk masyarakat banyak, bukan monopoli perorangan (private goods), sedangkan flow concept merupakan sebuah konsep yang menganalogikan uang seperti air mengalir, dalam artian bahwa uang harus diputar atau diinvestasikan kesektor rill agar dapat menghasilkan keuntungan yang besar, sehingga pada akhirnya keuntungan tersebut diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan perekonomian yang merata untuk seluruh masyarakat.
Peranan Uang dalam Perekonomian
Seluruh aspek kehidupan modern saat ini tidak terlepas dan ditopang sepenuhnya oleh uang. Tidak ada satupun peradaban didunia ini yang tidak mengenal dan menggunakan uang, jika memang ada maka perekonomian dalam peradaban tersebut pasti stagnan dan tidak berkembang. Peranan dan keterkaitan yang erat antara uang dengan kegiatan perekonomian dapat dianggap sebagai suatu hal yang bersifat alami karena semua kegiatan perekonomian modern, misalnya produksi, investasi, dan konsumsi, selalu melibatkan uang. Jadi dapat disimpilkan bahwa uang berperan secara langsung membiayai sektor rill. Serta disisi lain uang secara tidak langsung juga mempengaruhi suku bunga (interest rate) suatu negara.
Aliran uang dalam suatu perekonomian bagaikan darah yang mengalir dalam tubuh manuisi tanpanya seakan-akan manusia akan mati. Demikian juga ketika kita kekurangan uang, bagaikan kekurangan darah, akan mengakibatkan gairah hidup manusia menurun dan melemah.23 Abraham H. Maslow dalam teori
motivasinya mengatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling mendasar adalah kebutuhan fisik.24 kebutuhan fisik manusia tidak lain adalah berupa barang dan
jasa. untuk memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa tersebut, cara yang paling mudah adalah dengan memiliki sesuatu yang disebut uang. karena uang adalah sesuatu benda yang diterima dan digunakan secara umum sebagai alat untuk memudahkan proses transaksi dalam memenuhi kebutuhan manusia berupa barang dan jasa. sehingga secara tidak langsung juga dapat dikatakan bahwa kebutuhan yang paling “mendasar” dalam perekonomian dan kehidupan sosialnya adalah uang.
EPILOG
Uang sebagai alat tukar melalui proses evolusi yang sangat panjang, sejak sistem prabarter, barter dan akhirnya menjadi emas dan perak. Dinar dan dirham salah satu mata uang yang beredar dimasa lalu. Secara umum, uang diartikan
23 Rimsky K. Judisseno, Sistem Moneter dan Perbankan Di Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), h. 1.
sebagai sesuatu yang dapat diterima sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran utang, atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa. Uang kemudian berkembang dan berevolusi mengikuti perjalanan sejarah. Jadi, uang yang kita gunakan saat ini melalui evolusi dan hingga berlaku uang kertas dan uang elektronik yang marak digunakan saat ini. Serta jenisnya pun beragam sesuai dengan kebutuhan manusia. Dalam sistem ekonomi konvensional, uang dipandang tidak hanya sebagai alat tukar yang sah, melainkan juga dipandang sebagai komoditas, oleh karena itu menurut sistem ekonomi konvensional, uang dapat diperjualbelikan dengan kelebihan, bahkan uang dalam persfektif kapitalis dapat disewakan (leasing), sedangkan dalam persfektif ekonomi islam, benda apapun yang dijadikan sebagai uang fungsinya hanyalah sebagai medium of exchange, karena uang dipandang bukanlah sebuah komoditas yang dapat diperjualbeilikan dengan adanya kelebihan. Suatu fenomena penting dari karakteristik uang seperti tersebut diatas bahwa uang tidak tidak diperlukan untuk konsumsi, tidak perlu untuk dirinya sendiri melainkan dibutuhkan untuk membeli barang yang lain sehingga kebutuhan manusia dapat terpenuhi. Selain itu perbedaan mendasar lainnya adalah bahwa ekonomi islam memandang uang sebagai flow concept (public goods),
REFERENSI
Achmadi, Geri, Mengenal Seluk Beluk Uang, Bogor: Yudhistira, 2007.
Amalia, Fitri, “Pengaruh Tingkat Pembiayaan Perbankan Syariah, JUB dan PDB Terhadap SBI Syariah Periode 2003-2013 dengan Pendekatan ECM”,
Inferensi, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan,Vol. 8, No. 2, Desember 2014.
Dipraja, Sholeh, Golden Planner : Pasti Kaya dengan Investasi Emas, Jakarta: Tangga Pustaka, 2011.
Hasan, Ahmad, Mata Uang Islami :Telaah Komprehensif Sistem Keuangan Islami, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005.
Hidayat, Taufik, Buku Pintar Investasi Syariah, Jakarta: Mediakita, 2011.
Hulwati, Ekonomi Islam : Teori & Praktiknya dalam Perdagangan Obligasi Syariah dipasar Modal Indonesia dan Malaysia, Jakarta: Ciputat Press, 2009.
Judisseno, Rimsky K., Sistem Moneter dan Perbankan Di Indonesia, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005.
Karim, Adiwarman A., Ekonomi Makro Islami, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007.
Malahayati, Rahasia Bisnis Bisnis Rasulullah, Yogyakarta: Jogja Great! Publisher, 2010.
Mushaf Aisyah, Al-Qur'an Dan Terjemahnya, Jakarta: Al-Fatih, 2013. Nopirin, Ekonomi Moneter, Yokyakarta: BPFE UGM, 2013.
Republika,”Dinar Untuk Kemaslahatan Umat” Dikutip dari http://www.republika. co.id, Diakses Tanggal 10 April 2015.
Widjajanta, Bambang dan Aristanti Widyaningsih, Mengasah Kemampuan Ekonomi, Bandung: Citra Praya, 2007.
Wikipedia, "Teori Hierarki Kebutuhan Maslow", The Free Encyclopedia, Dikutip dari http//:www.wikipedia.co.id, Diakses Tanggal 11 April 2015.