• Tidak ada hasil yang ditemukan

AJARAN SOSIAL GEREJA ASG DALAM SPIRITUAL (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AJARAN SOSIAL GEREJA ASG DALAM SPIRITUAL (1)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

AJARAN SOSIAL GEREJA (ASG) DALAM SPIRITUALITAS KARMEL

Dalam Ordo Karmel ada 3 sumber buku pegangan yang memuat spiritualitas dan Kharisma Ordo yang harus dihidupi oleh para anggotanya. Pertama Regula sebagai dasar dan Pedoman Hidup yang harus ditaati dan dihayati. Kedua Konstitusi sebagai penjabaran dari regula yang lebih konkrit yang juga harus ditaati dan dihidupi. Yang ketiga Statuta Provinsi yang menjadi pedoman pada tingkat provinsi. Dari ketiga buku pegangan ini ada beberapa kharisma yang berkaitan dengan misi Gereja di dunia, khusunya tentang pelayanan kepada orang kecil atau kepedulian sosial.

REGULA

Pasal 12

“ Tidak seorangpun dari antara para saudara boleh mengatakan sesuatu adalah miliknya, tetapi semua hendaknya menjadi milik bersama: dan apapun juga hendaknya dibagikan kepada tiap orang oleh prior-dalam artian oleh saudara yang ditunjuknya untuk tugas tersebut-dengan mengingat usia dan kebutuhan masing-masing”

Pasal 22

“ Dan engkau saudara B dan siapa-pun yang akandiangkat menjadi prior sesudah engkau, hendaknya selalu mengingat dan mengamalkan apa yang disabdakan Tuhan dalam Injil: Barangsiapa ingin menjadi besar diantara kamu hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu hendaklah ia menjadi hambamu”

Dua pasal ini ingin menunjukan bahwa pada hakekatnya para karmelit diminta untuk miskin dan mengikuti semangat injili. Menjadi miskin berarti menjadi hamba dan pelayan. Dengan demikian usaha untuk hadir ditengah orang miskin menjadi hal yang wajib dan harus dilakukan. Panggilan karmelit selain menjadi pendoa juga melayani orang miskin meskipun tidak seperti tarekat lain yang khusus tertuju pada orang miskin. Dua pasal diatas juga hendak berkata bahwa para karmelit adalah bagian dari realitas kemiskian yang hadir dan dialami oleh orang miskin dan tersingkir pada jaman ini.

KONSTITUSI

BAB II art 21

“sebagai persaudaraan kontemplatif, kita juga mencari wajah Allah di tengah-tengah dunia. Kita percaya bahwa Allah telah menempatkan kediaman-Nya di antara umat-Nya, dank arena itu persaudaraan Karmel menyadari dirinya sebagai bagian yang hidup dari Gereja dan sejarah_suatu persaudaraan yang terbuka, mampu mendengarkan lingkungannya, dan rela ditanyai dunia; siap untuk menghadapi tantangan hidup dan untuk memberikan tanggapan injili yang otentik berdasarkan karisma kita sendiri. Para karmelit mewujudkan solidaritasnya dan ikut bekerja sama dengan semua orang yang menderita, yang berharap dan melibatkan diri dalam mencari Kerajaan Allah”

Art 22

“kata perjalanan yang disinggung dalam regulamerupakan ungkapan dan cara hidup Injili dan kerasulan ordo-ordo mendikan……… itu juga merupakan tanda solidaritas dan pengabidian tanpa pamrih, baik kepada Gereja universal dan local maupun kepada dunia masa kini”

Art 23

(2)

Art 24

“ Akhirnya keberadaan di tenggah umat merupakan tanda dan kesaksian kenabian dari hubungan baru persaudaraan dan persahabatan antara pria dan wanita…… Keberadaan di tengah umat ini merupakan pesan kenabian tentang keadilan dan perdamaian dalam masyrakat dan antara bangsa-bangsa………...Selain itu, keberadaan ditenggah umat juga merupakan ungkapan’pilihan untuk berbagi hidup dengan kaum kecil sehingga kita dapat mewartakan harapan dan keselamatan di tengah mereka……….”

BAB III Kemiskinan: berbagi dan Solidaritas

Dalam bab III ini ada 9 artikel yang menyangkut solidaritas kepada kaum kecil karena alasan praktis tidak dicantumkan disini ( art 50-58)

STATUTA PROVINSI 2006

BAB III PELAYANAN UMAT

Art 33

“Sesuai kontrak…….. Kita terpanggil untuk memberi sumbangan khas kita sebagai Karmelit kepada Gereja, sesuai dengan kebutuhan umat dan panggilanordo seperti : karya pendalaman iman, bimbingan rohani, retret. Karya social dibidang kemayarakatan dan Keadilan Perdamaain dan Keutuhan Ciptaan harus menjadi perhatian sebagai tanggapan atas situasi jaman.”

Dari sekian pedoman diatas sudah sanggat jelas bahwa Spiritualitas Karmel menaruh perhatian pada kehidupan sosial Gereja dan Dunia. Realitas yang menjadi bagian dari hidup para karmelit tidak bisa lepas dari realitas kemiskinan dan perhatianya pada dunia, baik dalam hidup rohani maupun karya-karya sosial yang ada. Karmelit hadir ditengah-tenggah dunia, selain sebagai pendoa juga bagian dari orang-orang kecil dan miskin ( minores).

Refleksi.

Sebagai seorang calon imam secara khusus seorang karmelit tentunya bukan hal mudah untuk mampu menghidupi sumber-sumber hidup karmelit diatas. Saya sampai saat ini masih merasakan jatuh bangun dalam menimba dan menghidupi kekayaan karmel. Meski hadir ditengah orang miskin dan terjun dalam realitas orang miskin sebagai bentuk solidaritas bersama rasanya masih jauh dari tardisi dan spiritualitas karmel. Namun demikian, upaya yang paling nyata yang saya lakukan, adalah berusaha menghidupi ini dalam hidup komunitas, sembari berdoa, karya-karya kecil seperti melayani dalam pos-pos tugas di biara dan tugas-tugas lainya saya kerjakan dengan semangat ini. Meski bukan hal yang besar paling tidak, hal-hal kecil ini menjadi usaha untuk menumbuhkan hal-hal besar seperti yang digariskan dalam pedoman hidup para karmelit.

Usaha yang paling sederhana yang saya lakukan terus menerus dengan penuh kayakinan mungkin nanti akan menghasilkan buahnya. Studi yang saya jalani juga menjadi bagian yang tidak bisa dilepaskan sebagai upaya membangun semangat solider dan peduli pada orang-orang kecil. Kegelisahan dalam belajar filsafat yang berhubungan dengan realitas sosial kadang juga menmbantu saya semakin berpikir dan mencari makna akan pangilan karmel di tengah-tengah dunia, lebih-lebih ditengah dunia yang semakin maju dalam segala bidang, teknologi dan ilmu-ilmu pengetahuan lainya. Sembari berdoa dan berbuat yang sederhana saya berusaha untuk peduli dan peka pada realitas sosial yang ada.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia

pada mahasiswa FKIP Universitas Lampung angkatan 2014 yang berasal dari. luar Propinsi Lampung dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

Analisis spasial wilayah potensial PKL menghasilkan peta tingkat wilayah potensial yang tersebar sepanjang Jalan Dr.Radjiman berdasarkan aksesibilitas lokasi dan

Disarankan kepada perusahaan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi keselamatan kerja dan membuat variasi yang baru dalam mengkomunikasikan keselamatan kerja,

pilih tidak terdaftar dalam pemilu terdaftar dalam daftar pemilih

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa semua sampel minyak dalam keadaan cair pada suhu ruang (±27ºC) namun ketika pada suhu rendah (±5ºC) terjadi perubahan fase pada beberapa

Penelitian umumnya mencakup dua tahap, yaitu penemuan masalah dan pemecahan masalah. Penemuan masalah dalam penelitian meliputi identifikasi bidang masalah, penentuan

Kemampuan bakteri untuk mendegradasi suatu hidrokarbon dari limbah minyak bumi berbeda-beda, karena komposisi senyawa hidrokarbon yang terdapat di dalam minyak bumi berbeda