27 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Pada sub bab ini akan diuraikan tentang dua masalah pokok yaitu tentang seting penelitian dan karakteristik subjek penelitian.
3.1.1Seting Penelitian
Pada seting penelitian ini menjelaskantentang tempat, waktu dan jadwal dilaksanakan penelitian. Seting tempat akan membahas lokasi atau tempat dilaksanakannya penelitian, dan seting waktu membahas penentuan waktu atau jadwal penelitian.
3.1.1.1 Seting Tempat Penelitian
Gambar 3.1 Lokasi SD Penelitian
3.1.1.2 Seting Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II selama± 2 bulan yaitu dari bulan Maret sampai April Tahun Pelajaran 2014/2015 yang dilakukan menjadi tiga tahap yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, penyusunan laporan penelitian yang dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut ini:
Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan
Tahap Keterangan Waktu
Pelaksanaan Persiapan
Penelitian
Tahap ini mencakup penyusunan judul, penyusunan proposal penelitian, penyusunan instrumen penelitian, permohonan izin serta survey di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian.
Bulan Januari-Februari 2015
Pelaksanaan Penelitian
Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang meliputi uji coba instrumen penelitian dan pengambilan data.
Bulan Maret-April 2015
Penyusunan Laporan Penelitian
Tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan laporan serta persiapan ujian.
Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa penelitian ini dilaksanakan selama
±5 bulan dari bulan Januari sampai Mei 2015. Pada bulan Januari sampai Februari dilakukan tahap persiapan yang meliputi penyusunan judul, penyusunan proposal penelitian, penyusunan instrumen penelitian, permohonan izin serta survey di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian. Pada bulan Maret sampai April dilakukan tahap pelaksanaan yang meliputi pertengahan bulan maret pelaksanaan uji coba soal penelitian atau uji validitas soal, bulan april minggu kedua dan ketiga pelaksanaan penelitian siklus I dan Siklus II beserta dengan pengumpulan data. Selanjutnya pada bulan April sampai Mei meliputi penyusunan laporan penelitian yaitu pada minggu akhir bulan April hingga akhir Mei membuat pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan laporan serta persiapan ujian.
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 22 siswa,terdiri dari 12 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki. Siswa kelas 5 ini rata-rata berumur 11-13 tahun.Tempat tinggal siswa-siswi rata-rata berada di sekitar sekolah tersebut yaitu di Desa Kebonagung dengan dukuh yang berbeda-beda. Selain itu, terdiri dari berbagai latar belakang keluarga yang berbeda-bedadengan mata pencaharian orang tua yang beragam diantaranya sebagai petani, pedagang, buruh,dan pegawai. Perbedaan karakteristik ini membuat kesadaran belajar siswa yang berbeda-beda pula. Terdapat siswa yang sudah mempunyai kesadaran belajar yang tinggi, namun masih banyak siswa yang kesadaran belajar masih rendahkarena perhatian dari masing-masing orang tua siswa yang berbeda-beda. Sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa karena perhatian dari orang tua yang berbeda-beda.
pengalaman-pengalaman mengajarnya menjadi lebih bertambah dalam mendidik peserta didiknya di kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung.
Penelitian ini lakukan karena untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung yang masih rendah pada mata pelajaran IPA yaitu belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Guru kelas 5 menetapkan KKM pada mata pelajaran IPA adalah 65. Jadi diharapkan guru kelas 5 dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan pengalaman yang sudah beliau miliki. Penelit berkolaborasi dengan guru kelas 5 untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media benda konkret.
3.2 Jenis dan Desain Penelitian
Pada sub bab ini membahas tentang jenis penelitan yang akan dilakukan oleh peneliti dan desain yaitu menjelaskan model penelitian yang akan dijadikan acuan dalam melaksanakan tindakan penelitian.
3.2.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kolaboratif atau Classroom Action Research. Menurut Tampubolon, (2013:19) “Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh pendidik atau calon pendidik di dalam kelasnya sendiri untuk memperbaiki kinerja pendidik menyangkut kualitas proses pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar peserta didik, baik dari aspek akademik maupun non akademik,melalui tindakan reflektif dalam bentuk siklus (daur ulang)”.
3.2.2 Desain Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model desain Kemmis dan Taggart (dalam Arikunto,dkk. 2008:16) yaitu: “(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan/observasi, (4) refleksi. Adapun model desain dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebgai berikut:
Gambar 3.2 Tahapan Pelaksanaan PTK Sumber : Arikunto dkk (2008:16)
3.3 Variabel Penelitian
Menurut (Sugiyono, 2010:60), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya terhadap dua variabel dalam penelitian.Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan 2 variabel yaitu variabel independen atau sering disebut variabel bebas dan variabel dependen atau sering disebut variabel terikat. Hal ini yang diteliti adalah hasil belajar IPAsertamodel pembelajaran Discovery Learning dengan berbantuan media benda konkret.
3.3.1 Variabel Independen atau Bebas (X)
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2010:61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Discovery Learningdan media benda konkret. Jadi dalam model Discovery Learning berbantuan media benda konkret ini, adalah suatu model penemuan dimana siswa diberi materi yang telah ditentukan guru, dan guru memunculkan suatu masalah dengan menggunakan media benda konkret yang telah disediakan. Sehingga siswa berusaha untuk menyelesaikan dan menentukan jawaban dengan bantuan arahan dari guru. Langkah-langkah model discovery learning adalah:
a)Pemberian Rangsangan(Stimulus)
b) Identifikasi Masalah dan Merumuskan Hipotesis(Problem Statement) c) Pengumpulan Data(Data Collecting)
d) Pengolahan Data (Data Processing) e) Pembuktian (Verifikasi)
f) Menarik kesimpulan/ Generalisasi
3.3.2 Variabel Dependen atau Terikat (Y)
dari guru dalam pembelajaran IPA berupa pengalaman belajar siswa. Dalam penelitian ini hasil belajar yang digunakan adalah hasil yang diperoleh dari skor evaluasi pada akhir pembelajaran yang diukur dengan menggunakan tes formatif. Nilai keberhasilan siswa dianalisis menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sehingga siswa dapat menemukan apa yang dipelajari dan mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa menjadi meningkat.
3.4 Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan Siklus II dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media benda konkret melaluidesainKemmis dan Mc. Taggart (dalam Arikunto,dkk.2008:16) yang meliputi tahap: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun tahap-tahap masing-masing siklus dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret:
3.4.1 Siklus I
Rencana tindakan pada siklus I yang terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan di SD Negeri 1 Kebonagung dengan rincian sebagai berikut:
3.4.1.1.Perencanaan (Planning)
Tahap perencanaan dimulai dari penemuan masalah dari hasil wawancara dan kemudian merancang tindakan yang akan dilakukan. Secara lebih rinci langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Menentukan seting tempat dan waktu serta menentukan SK,KD,dan indikator serta tujuan pembelajaran materi IPA yang akan diajarkan.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan modeldiscovery learningberbantuan media benda konkret.
c. Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan guru kelas untuk mengungkapkan permasalahan yang terjadi sehubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.
e. Menyusun lembar observasi aktivitas guru kelas dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar berlangsung.
f. Penyusunan lembar evaluasi pembelajaran untuk mengetahui perkembangan hasil belajar IPA.
g. Menyampaikan dan berdiskusi kepada guru observer yang perlu dilengkapi. 3.4.1.2Pelaksanaan Tindakan Kelas (acting)
Penelitian tindakan kelas ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu model PTK dengan tahapan dan skenario pembelajaran yang telah didesain sebelumya yaitu dengan menggunakan pembelajarandiscovery learningberbantuan media benda konkret. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya.Pelaksanaan siklus I terdiri dari tiga pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi waktu dua kali 35 menit yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
dan siswa membuat kesimpulan tentang cahaya dan sifat cahaya merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan, dan cahaya dapat menembus benda bening dan keruh, kemudian menyampaikan materi pada pertemuan selanjutnya.
Pada pertemuan kedua dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegian awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan awal meliputi guru menyampaikan apersepsi dan motivasi serta menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran mengenai materi sifat cahaya dapat dibiaskan dan sifat cahaya dapat diuraikan. Pada kegiatan inti yang dilakukan adalah(1) siswa menyimak penjelasan guru tentang kegiatan yang akan dilakukan, (2) membentuk kelompok menjadi lima, (3) siswa dalam kelompok merumuskan masalah yang telah diberi guru dengan lembar diskusi, (4) Siswa diberi materi dan bahan-bahan media benda konkret sesuai materi untuk melakukan percobaan dan mengumpulkan data-data yang diperoleh untuk dipahaminya sebelum memulai percobaan, (5) Siswa mencoba memikirkan dan menyelesaikan masalah, (6) Siswa melakukan pembuktian dengan melakukan percobaan tersebut sesuai materi dengan menggunakan media benda konkret, (7) Siswa menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari dalam bentuk laporan pengamatan hasil belajar, (8) mendengarkan penguatan dari dari atas pembelajaran yang disampaikan. Kemudian pada kegiatan penutup meliputi guru dan siswa melakukan refleksi dan membuat kesimpulan tentang sifat cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dpat diuraikan. Dan yang terakhir menyampaikan materi pertemuan selanjutnya, dan mengucapkan salam penutup.
3.4.1.3Observasi (Observing)
Pada tahap observasi ini, guru kolaborator sebagai pelaksana dan diamati oleh observer/pengamat yaitu guru kelas 6 SD Negeri 1 Kebonagung yang bertugas mengamati jalannya kegiatan pembelajaran yang berlangsung dari kegiatan awal, kegiatan inti,hingga kegiatan akhir. Hal ini yang diamati adalah aktivitas guru yang terdiri dari 33 indikator dan aktivitas siswa terdiri dari 30 indikator dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret dan dalam bentuk lembar pengamatan aktivitas.Selain lembar observasi aktivitas guru dan siswa, pengamatan dilakukan dengan dokementasi berupa foto. Hal ini untuk membuktikan bahwa peneliti benar-benar telah melakukan penelitian tindakan pembelajaran menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret.
3.4.1.4Refleksi (Reflecting)
Pada tahap refleksi ini dilakukan setiap akhir pertemuan. Merupakan hasil tindakan berdasarkan hasil observasi dan tes evaluasi dalam pembelajaran yang telah dilakukan apakah pembelajaran dapat meningkat atau tidak. Selain itu refleksi digunakan untuk menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru dalam menerapkan model pembelajaran IPA di kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung serta untuk mengetahui permasalahan yang mungkin muncul dalam pelaksanaan siklus I. Ketika guru setelah pelaksanaan sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar.
Refleksi dilakukan jika dalam siklus I ditemukan kekurangan-kekurangan, akan diperbaiki dalam pelaksanaan siklus II. Sedangkan kelebihan dalam penerapan pembelajaran menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung di siklus I bisa dipertahankan dalam siklus II.
3.4.2 Siklus II
Kebonagung, maka peneliti menyusun rencana pembelajaran siklus II yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tahap ini dapat diuraikan sebagai berikut:
3.4.2.1Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan siklus II ini sama dengan kegiatan perencanaan yang dilaksanakan pada siklus I, namun disesuaikan dengan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam pelaksanaan tindkan siklus I. Kemudian yang membedakan perencanaan pada siklus I dengan siklus II ini adalah penentuan KD dan tujuan pembelajaran yang membahas materi tentang cakram warna, alat-alat yang dapat membantu penglihatan manusia sesuai dengan sifat cahaya, dan membuat lup atau kaca pembesar sederhana.
3.4.2.2Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Kegiatan pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II terdiri dari 3 pertemuan. Setiap pertemuan dengan alokasi waktu dua kali 35 menit. Kegiatan ini merupakan perbaikan dari pelaksanaan siklus I. Pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II ini sama seperti pada siklus I yang terdiri dari tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.
membuat kesimpulan materi tentang cakram warna, dan yang terakhir menyampaikan materi pertemuan selanjutnya, dan mengucapkan salam penutup.
Pertemuan kedua pada siklus kedua II ini, kegiatan awal meliputi apersepsi dan motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi alat yang dapat membantu penglihatan manusia sesuai dengan sifat cahaya dan membuat lup atau kaca pemmbesar sederhana. Kegiatan inti yang dilakukan guru dan siswa antara lain: (1)Siswa memperhatikan penjelasan pembelajaran guru dengan menggunakan model discovery learning, (2)Siswa dibagi menjadi empat kelompok untuk melakukan praktek/percobaan, (3)Siswa diberi materi dan bahan-bahan untuk melakukan percobaan dan mengumpulkan data-data yang diperoleh untuk dipahaminya sebelum memulai percobaan, (4)Siswa mencoba memikirkan dan menyelesaikan masalah, (5)Siswa melakukan pembuktian dengan melakukan percobaan tersebut sesuai materi, (6)Siswa menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari dalam bentuk laporan pengamatan hasil belajar, (7)mendengarkan penguatan dari guru tentang materi yang disampaikan, Pada kegiatan penutup meliputi guru dan siswa melakukan refleksi dan membuat kesimpulan materi tentang alat yang dapat membantu penglihatan sesuai dngan sifat cahaya dan membuat lup sederhana, dan yang terakhir menyampaikan materi pertemuan selanjutnya, dan mengucapkan salam penutup.
Pertemuan ketiga pada kegiatan awal meliputi apersepsi dan motivasi kepada siswa, dan guru mengulas kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama dan kedua sebelumnya di siklus II ini. Pada kegiatan inti guru memberikan tes evaluasi untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa pada saat melakukan pembelajaran di pertemuan pertama dan kedua. Siswa mengerjakan tes evaluasi sesuai dengan waktu yang ditentukan. Kemudian pada kegiatan penutup guru dan siswa melakukan tanya jawab terhadap soal-soal yang sudah dikerjakan yang belum dipahami, dan guru mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup. 3.4.4.3 pengamatan (Observing)
kelas 6 SD Negeri 1 Kebonagung. Selain mengamati aktivitas guru, observer juga mengamati aktivitas kegiatan siswa dalam pembelajaran. Observer mengamati dalam bentuk lembar observasi aktivitas kegiatan guru yang terdiri dari 33 indikator dan aktivitas kegiatan siswa yang terdiri dari 30 indikator dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret. Selain dengan lembar observasi, pengamatan juga dilakukan dengan dokumentasi yang berupa foto hasil penelitian tindakan sebagai bukti nyata bahwa penelitian benar-benar telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung.
3.4.4.4Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan hasil observasi, guru dapat merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan seperti pada siklus I. Dengan demikian peneliti akan dapat mengetahui efektifitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.Sebagaimana siswamengalami peningkatan pada siklus II. Seperti yang diharapkan hasil refleksi yang dapat disampaikan antara lain (1)Guru telah melakukan perbaikan pelajaran sesuai dengan perencanaan pembelajaran, (2)Siswa aktif dan giat selama proses pembelajaran, (3)Siswa berani dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat dalam pembelajaran, (4)Secara sungguh-sungguh siswa mengerjakan tugas dan aktif mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Pada sub bab ini membahas dua masalah pokok tentang pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menggunakan teknik pengumpulan data dan instrumennya.
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, khususnya terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Sedangkan tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.
Berkaitan dengan teknik pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini, maka alat pengumpul datanya adalah:
3.5.1.1 Teknik Pengumpulan Data Variabel Bebas
Pengumpulan data modeldiscovery learning dilakukan dengan teknis non tes yaitu observasi. Lembar observasi yang digunakan untuk pengumpulan data menentukan teknik observasi langsung.Untuk mengetahui perkembangan aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa dilakukan teknik observasi. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan di kelas 5 SD Negeri 1Kebonagung. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi guru kolaborator dan observasi siswa. Observasi guru digunakan untuk mengamati kinerja guru dalam proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan observasi siswa digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi aktivitas guru terdiri dari 33 indikator, dan lembar observasi aktivitas siswa terdiri dari 30 indikator, yang masing-masing dinilai oleh observer atau pengamat.
3.5.1.2Teknik Pengumpulan Data Variabel Terikat
3.5.1.3 Dokumentasi
Pada teknik pengumpulan data juga diperlukan dokumentasi untuk membuktikan bahwa observasi penelian sudah dilakukan. Dokumentasi dalam pengumpulan data dapat berupa dokumen-dokumen baik tertulis,gambar, maupun elektronik. Pada penelitian ini yang paling utama adalah dokumen berupa gambar kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran dan gambar lingkungan sekolahan yang dilakukan yang berupa bentuk foto. Sehingga dokumen ini mengartikan bahwa peneliti benar-benar telah melkukan penelitian di SD Negeri 1 Kebonagung.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan disusun instrumen dalam bentuk observasi dan tes. Lembar observasi untuk mengukur aktivitas guru dan aktivitas siswa, dan butir soal tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Instrumen ini akan diuraikan berdasarkan variabel yang ditentukan peneliti.
3.5.2.1Instrumen Pengumpulan Data Variabel Bebas
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Lembar Observasi Mengajar Guru Siklus I dan Siklus II
No
Aspek Indikator Nomor
Item Pra
pembela- Jaran
Mengadakan doa bersama siswa 1
Melakukan presensi 2
Memeriksa kesiapan siswa pembelajaran 3
Menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini 4
1. Kegiatan Awal Stimulus
Memberikan apersepsi sesuai materi yang akan diajarkan.
5
Memberikan stimulus berupa pertanyaan kepada siswa untuk merangsang berfikir.
6
Saat siswa mampu menjawab apersepsi, mengajak siswa untuk membaca materi dan memberi motivasi.
7
Menyajikan materi yang akan di diskusikan dengan menunjukkan media benda konkret.
8
Memberi petunjuk sebelum melakukan presentasi
Membagi lembar diskusi dan materi serta media benda konkret sesuai dengan materi percobaan yang akan dilakukan dan mengarahkan pembelajaran.
11
Menyampaikan rumusan masalah pada setiap kelompok.
12
Mengajak siswa mengidentifikasi masalah dari percobaan yang akan dilakukan.
13
Mengajak siswa merumuskan hipotesis percobaan.
Membimbing langkah yang dilakukan dengan menggunakan media benda konkret yang melibatkan siswa untuk aktif.
15
Mengajak siswa mengumpulkan data yang relevan dengan menggunakan media benda konkret dalam kegiatan percobaan.
16
Membimbing siswa untuk mencatat hasil dari pengumpulan data.
17
Mengamati dan membimbing kerjasama siswa dalam kelompok.
4. Data Processing
Mengajak siswa bekerjasama untuk mengolah data yang diperoleh dengan menggunakan media benda konkret.
19
Membimbing siswa berdiskusi untuk menafsirkan hasil data yang diperoleh.
20
5. Verifikasi Melibatkan siswa untuk mempraktekkan langkah-langkah kegiatan percobaan yang diberikan guru dengan benar.
21
Memberikan kesempatan siswa menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan penelitian.
22
Melibatkan siswa membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan.
23
6. Generalisa si
Memberikan kesempatan siswa berdiskusi dalam membuat kesimpulan dari hasil data yang sudah dianalisis.
24
Memberi kesempatan siswauntuk membuat kesimpulan hasil percobaan.
25
Melibatkan siswa untuk menyampaikan hasil diskusi yang telah dilakukan.
26
Meluruskan hasil pembelajaran. 27
7. Kegiatan Akhir
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami.
28
Melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran.
29 Menggunakan bahasa dengan jelas dan benar 30 Melakukan refleksi pembelajaran 31 Menyampaikan materi yang akan dipelajari
pertemuan berikutnya
32
Menutup pembelajaran dengan salam penutup 33 Jumlah
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II
No
Aspek Indikator Nomor
Item 1. Pra
pembela jaran
Menyiapkan perlengkapanpembelajaran (buku, alat tulis, dll) sebelum pembelajaran dimulai .
1
Melakukan doa bersama. 2
Menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.
3
Antusias dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilakukan setelah disampaikan guru.
4
2. Kegiatan awal
Melakukan apersepsi sesuai materi pembelajaran. 5 Menjawab pertanyaan dari apersepsi guru 6 Sekilas siswa membaca materi yang berhubungan
dengan apersepsi dan memperhatikan motivasi yang disampaikan guru
7
Memperhatikan ketika guru menjelaskan tentang rencana kegiatan yang akan di capai
8
3. Kegiatan Inti
Membentuk lima kelompok dengan tenang. 9 Menyimak penjelasan guru dalam menyampaikan
rumusan masalah sesuai materi percobaan setiap kelompok.
10
Mulai mengidentifikasi masalah dari percobaan yang akan dilakukan.
11
Dalam kelompok mulai merumuskan hipotesis percobaan.
12
Menyimak penjelasan guru tentang langkah yang dilakukan sesuai materi dan media benda konkret dalam percobaan.
13
Aktif bertanya 14
Melaksanakan percobaan dengan baik dan benar. 15 Antusias dalam melakukan percobaan 16 Mengumpulkan data yang relevan dengan
menggunakan media benda konkret dalam kegiatan percobaan
17
Bekerjasama dalam kelompok 18
Mencatat hasil dari pengumpulan data 19 Bekerjasama dalam diskusi untuk nenafsirkan data
yang diperoleh
20
Dalam kelompok menganalisis data yang diperoleh dari kegiatan penelitian
Dalam kelompok membuktikan hipotesis yang telah ditetapkan pada langkah-langkah yang ada
22
Membuat kesimpulan hasil percobaan 23 Dalam kelompok menyampaikan hasil diskusi 24 Melakukan percobaan dan diskusi sesuai alokasi
waktu yang ditentukan
25
Menyimak guru saat meluruskan jawaban 26 3. Kegiatan
Akhir
Bertanya materi yang belum dipahami 27 Membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari 28
Melakukan refleksi pembelajaran 29
Memberikan salam penutup 30
Jumlah Kriteria
Untuk menghitung rentang pada aktivitas guru maupun siswa digunakan rumus berikut dengan langkah-langkah (Awaluddin dkk, 2008:1-45):
a. Menghitung rentang data
R = Skor maksimal – Skor Minimal
Skor maksimal dihitung dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian tertinggi (4), dan skor minimal dengan mengalikan jumlah indikator penilaian observasi aktivitas guru atau siswa dengan skala penilaian terendah (1).
b. Menghitung jumlah Kelas Interval K = 1 + 3,3 log n
N = jumlah siswa
c. Menghitung Panjang Kelas
P =
𝑹𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 Ʃ𝒌𝒆𝒍𝒂𝒔𝒊𝒏𝒕𝒆𝒓𝒗𝒂𝒍Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa dalam pembelajaran metode discovery learning dinilaipersentase dengan rumus di bawah ini:
Dengan kriteria nilai: (Depdiknas, 2003)
dalam kategori sangat kurang, kurang, cukup baik, baik, sangat baik Pedoman pengkategorian mengajar guru maupun siswa disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.4
Kriteria Skor Aktivitas Guru
Rentang Kriteria
33 - 52 Sangat kurang 53 - 72 Kurang
73 - 92 Cukup Baik 93 - 112 Baik
113 - 132 Sangat Baik
Tabel 3.5
Kriteria Skor Aktivitas Siswa
Rentang Kriteria
30 - 47 Sangat kurang 48 - 65 Kurang 66 - 83 Cukup Baik 84 - 101 Baik
102 - 120 Sangat Baik
3.5.5.2Instrumen Pengumpulan Data Variabel Terikat
diajarkan.. tes ini memperhatikan indikator pada kisi-kisi soal evaluasi siklus I dan Siklus II. Kisi – kisi tes evaluasi hasil belajar siswa dapat dilihat berikut ini:
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Tes Soal Evaluasi Siklus I. Standar
cahaya dan sifat cahaya
dapat merambat lurus
mlalui percobaan
sederhana
1,4,8,16.
Mengidentifikasi sifat
cahaya dapat mengenai
berbagai benda (bening,
berwarna, dan gelap)
sifat cahaya dapatdi
pantulkan mengenai
cermin datar dan cermin
lengkung (cembung atau
cekung).
5,10,13, 17, 19,20,22, 24.
Mengidentifikasi
sifat-sifat cahaya mengenai
kehidupan sehari-hari
dengan melakukan
percobaan sederhana.
Tabel 3.7
Kisi-Kisi Tes Soal Evaluasi Siklus II
Standar
terdiri dari berbagai
warna Kebonagung dengan rumus sebagai berikut ini:
𝑋= Ʃ𝑺
Keterangan:
X = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA ƩS = Jumlah Skor
ƩSM = Jumlah skor maksimal
KKM yang ditetapkan guru kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung dalam mata pelajaran IPA adalah 65, sehingga dapat lilihat pada tabel KKM berikut ini:
Tabel 3.8
Kriteria Ketuntasan Belajar
Keterangan kriteria
Nilai < 65 TidakTuntas KKM
Nilai ≥ 65 Tuntas KKM
3.5.5.3 Dokumentasi
Pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SD Negeri 1 Kebonagung,
dokumentasi-dokumentasi yang digunakan dalam melaksanakan tindakan
penelitian adalah surat ijin penelitian untuk uji validitas instrumen soal dan
pelaksanaan penelitian, surat keterangan telah melakukan uji validitas, surat
keterangan telah melakukan penelitian, lembar observasi aktivitas guru dan siswa,
3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran menggunakan model pembelajarandiscovery learningdengan berbantuan media benda konkret.Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di kelas uji coba yaitu kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung Kecamatan Tegowanu Kabupaten Grobogan.
Menurut Sudjana (2008:12), validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dimulai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai. Pengujian validitas tiap butir dgunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Besar nalai “r” Product Moment bergantung kepada jumlah peserta (N) dan taraf kesalahan. Pada N yang lebih besar maka kemungkinan kesalahan kesimpulan yang dibuat mengenai hubungan X dan Y lebih kecil sehingga r dalam product moment yang diperlukan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya jika N lebih kecil maka r dibutuhkan semakin besar.
Pada uji validitas yang dilakukan peneliti di kelas 6 SD Negeri 1 Kebonagung jumlahnya ada 23 siswa (N=23) maka r product moment menurut Sugiyono (2010:455)yang diperlukan adalah : 0,413, Artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total..Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada (Corrected Item-Total Correlation)dengan menggunakan SPSS versi 20.0. Adapun data hasil dari uji validitas di kelas 6 SD Negeri 1 Kebonagung sebagai berikut:
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Pertama (Siklus I)
Nomor Soal
Valid Tidak Valid Jumlah
Butir Soal 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15,
16, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25.
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Instrumen Soal Kedua (Siklus II)
Nomor Soal
Valid Tidak Valid Jumlah
Butir Soal 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 11, 13, 14, 16,
17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25.
5, 9, 10, 12, 15. 25
Berdasarkan hasil uji validitas 25 soal diketahui dari tabel 3.10 pada siklus
I terdapat lima soal yang tidak valid yaitu pada soal nomor 1, 5, 7, 12, 21.
Sedangkan pada tabel 3.12 terdapat lima soal yang tidak valid yaitu pada soal
nomor 5, 9, 10, 12, 15 dipembelajaran siklus II.
3.6.2 Uji Reabilitas
Setelah dilakukan uji validitas maka dilakukan uji reliabilitas. Reliabilitas (ajeg) adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg (Slameto dkk:2012:344). Keterandalan atau keajegan soal dapat diketahui dengan menentukan koefisian alpha (∝).Ketentuan reliabilitas ditentukan dalam alpha(∝) dengan ketentuan sebagai berikut ini:
0,80 – 1,00 = Sangat Reliabel < 0,80 – 0,60 = Reliabel
< 0,60 – 0,40 = Cukup Reliabel < 0,40 – 0,20 = Agak Reliabel < 0,20 = Kurang Reliabel
Adapun data hasil uji reliabilitas yang dilakukan di kelas 6 SD Negeri 1 Kebonagung dengan menggunakan SPSS Versi 20.0 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Instumen Soal Pertama (Siklus I) Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Instumen Soal Pertama (Siklus II) Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,906 25
Pada tabel 3.11 dan 3.12 hasil uji reabilitas dengan program SPSS dapat diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas pada siklus I mencapai 0,922 yang berarti bahwa tingkat reliabel tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan pada Siklus II menunjukkan koefisien mencapai 0,906, berarti bahwa tingkat reliabel pada siklus II ini juga termasuk sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen soal yang digunakan sudah sangat baik atau sudah reliabel karena nilai koefisien alpha lebih dari 0,80.
3.7 Tingkat Kesukaran Instrumen
Tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab benar suatu butir soal ( Slameto, 2011). Semakin besar tingkat kesukaran berarti soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran berarti soal itu semakin sukar. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks atau. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
P =
𝑩𝑵 Dimana:
B = jumlah peserta didik yang menjawab benar N = jumlah peserta didik
P = proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar
Dengan mengacu pada kriteria indeks yang dijabarkan oleh Sudjana (2011), untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat menggunakan tabel tingkat kesukaran berikut ini:
Tabel 3.13
Kriteria Indeks Tingkat Kesukaran Soal Tingkat Kesukaran Kategori Soal
0 - 0,30 Soal kategori sukar 0,31 – 0,70 Soal kategori sedang 0,71 – 1,00 Soal kategori mudah
Berikut hasil analisis tingkat kesukaran instrumen soal yang diujikan pada siswa kelas 6 SD Negeri 1 Kebonagung dengan jumlah 23 siswa adalah sebagai berikut ini:
Tabel 3.14
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
0,00 – 0,30 Sukar 5, 6, 8, 18, 22, 23. 6
0,31 – 0,70 Sedang 1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 25.
17
0,71 – 1,00 Mudah 14, 24. 2
Total 25
Dari tabel 3.14 dapat diuraikan bahwa hasil uji tingkat kesukaran soal pilihan ganda dengan jumlah soal sebanyak 25 yang memenuhi kriteria sedang (0,00-0,30) sebanyak 6, sedang (0,31-0,70) sebanyak 17, dan kriteria mudah (0,71-1,00) sebanyak 2.
Kemudian untuk data hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II dengan jumlah 25 soal dalam bentuk pilihan ganda, hasilnya adalah sebagai berikut ini:
Tabel 3.15
Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
Rentang Kriteria Nomor Item Jumlah
0,00 – 0,30 Sukar 3, 15, 17, 21, 25. 5 0,31 – 0,70 Sedang 5, 6, 9, 12, 16, 22. 6 0,71 – 1,00 Mudah 1, 2, 4, 7, 8, 10, 11, 13, 14, 18, 19,
20, 23, 24.
14
Pada tabel 3.17 dapat diraikan hasil analisis tingkat kesukaran soal siklus II bahwa pada jumlah 25 soal pilihan ganda terdapat 5 soal yang termasuk kategori sukar, 6 soal termasuk dalam kategori sedang, dan 14 soal dalam kategori mudah.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis ini diperoleh dari data hasil pelaksanaan tindakan di kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung adlah berupa angka (data kuantitatif) yang membandingkan pada nilai tes kondisi awal, nilai siklus I, dan nilai siklus II, serta skor observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melaui model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret dari setiap siklusnya. Pada hasil belajar IPA data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan kondisi awal, nilai tes setelah siklus I, dan nilai tes setelah siklus II. Sedangkan untuk data kualitatif menggunakan analisis deskriptif berdasarkan hasil observasi kinerja guru dan aktivitas siswa.
Analisis hasil belajar IPA siswa dilakukan dengan menghitung persentase ketuntasan belajar dan rata-rata nilai siswa. Perhitungan nilai tes evaluasi setiap siklus dari hasil belajar IPA dengan KKM yang ditentukan 65, dapat dihitung dengan rumus :
Keterangan:
X = nilai tes evaluasi hasil belajar IPA Ʃ S = jumlah Skor
Ʃ SM = Jumlah skor maksimal
𝑋
=
Ʃ𝑆
Kemudian untuk mengukur nilai rata-rata siswa dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan :
X = nilai rata-rata (mean) Ʃ x = jumlah nilai yang diperoleh N = jumlah siswa
Sedangkan untuk menghitung persentase ketuntasan belajar dapat dihitung dengan rumus:
Keterangan:
KB = Ketuntasan Belajar
NS = jumlah nilai siswa yang tuntas (KKM=65) N = Jumlah Siswa
Pada analisis observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA menggunakan model discovery learning berbantuan media benda konkret dilakukan dengan menghitung persentase jumlah skor minimal, dengan rumus sebagai berikut ini:
Kemudian dari hasil tersebut dimasukkan kedalam Kriteria hasil observasi aktivitas guru dan siswa dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.
𝑋=
Ʃ𝑥
𝑁
KB =
𝑁𝑆𝑁
𝑥
100%
3.9Indikator Keberhasilan
Pada indikator proses ini yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri 1 Kebonagung dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berbantuan media benda konkret dalam mata pelajaran IPA meliputi dua indikator yaitu indikator proses dan indikator hasil yang dijabarkan sebagai berikut ini:
3.9.1 Indikator Proses
Indikator proses pada penelitian ini berkaitan dengan keberhasilan dari proses pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa melalui model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret. Pada penelitian ini aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran IPA melalui model pembelajaran discovery learning berbantuan media benda konkret dikatakan berhasil apabila mengalami peningkatan secara signifikan minimal 19 skor dalam kriteria baik. Dilihat dari kriteria skor aktivitas guru dan kriteria skor aktivitas siswa bahwa selisih rentang kriteria skor aktivitas guru sebesar 19 dan kriteria skor aktivitas siswa sebesar 17.
3.9.2 Indikator Hasil